Segar banget

Segar banget
bangett

Senin, 30 Mei 2011

Dalam bertindak atau membuat keputusan

Dalam bertindak atau membuat keputusan, perempuan cenderung masih bergantung terhadap penilaian lingkungan sekitarnya, baik di tempat kerja maupun di rumah. Padahal, membanding-bandingkan diri dengan orang lain membuat perempuan menjadi tidak percaya diri. Mereka jadi memiliki banyak ketakutan sehingga tidak lagi fokus kepada kebutuhan dirinya, melainkan kepada penilaian orang lain.

"Wanita di usia tiga puluhan takut dibilang tidak laku, maka dia khawatir saat belum menemukan jodoh. Saat sudah menikah, takut tidak punya keturunan. Masih banyak ketakutan-ketakutan lain yang membuat wanita tidak bisa melihat ke dalam dirinya sendiri," ungkap pakar pengobatan holistik Reza Gunawan, saat talkshow "Energi Wanita: Selaras dengan Diri, Harmoni dengan Semesta" dalam rangkaian acara Women Fiesta di Gandaria City, Jakarta, Minggu (29/5/2011) lalu.

Ketakutan-ketakutan semacam itu tentu menimbulkan stres berkepanjangan, yang pada akhirnya menumpuk dan meledak di saat yang tidak terduga.

"Stres berkepanjangan akan mengganggu sistem saraf, juga mengganggu keseimbangan hormon. Hal ini bisa menyebabkan penyakit ringan seperti migrain, hingga penyakit berat seperti kista, namun dalam jangka waktu yang lama," tambahnya.

Agar mampu dan berani mengambil keputusan dalam hidup tanpa memikirkan pendapat atau gunjingan orang lain, coba atasi rasa takut yang merugikan itu. Saat membuat keputusan kita memang tidak pernah tahu apa yang akan terjadi. Namun kita tidak akan pernah tahu keputusan itu benar atau salah kalau tidak mencobanya.

"Ada kalanya keputusan yang semula merugikan, di lain waktu ternyata menguntungkan. Begitu pula sebaliknya. Maka, patokan keputusan yang benar adalah keputusan yang diambil saat Anda siap dengan baik-buruknya dampak keputusan tersebut di kemudian hari," jelas suami penyanyi dan penulis Dewi Lestari ini.

Satu hal yang perlu Anda pertimbangkan lagi, ketika Anda merasa stres karena kekhawatiran akan penilaian orang lain, atau salah mengambil keputusan, adakah orang lain yang peduli pada Anda? Bila tidak, untuk apa mengkhawatirkan anggapan orang lain terhadap diri Anda?

--

Melayani dengan penuh kasih

sedang Marta sibuk sekali melayani. Ia mendekati Yesus dan berkata: "Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku." (Lukas 10:40)

Suatu ketika ketika Yesus dan murid-murid-Nya dalam suatu perjalanan, masuklah mereka kedalam suatu kampung, yaitu kampungnya Marta dan kakaknya Maria. Mereka menerima Yesus di rumahnya. Marta sibuk melayani sedangkan Maria duduk dekat kaki Yesus dan mendengarkan dengan teliti apa yang Yesus katakan. Karena kelelahan, akhirnya Marta bersungut-sungut dan berkata kepada Tuhan “Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku.”.

Saudaraku, jika kita perhatikan, cerita ini adalah gambaran dari kehidupan anak-anak Tuhan yang melayani Tuhan. Marta dan Maria adalah orang-orang yang mengasihi Tuhan, namun keduanya mempunyai perbedaan, kadar kasih keduanya berbeda. Maria lebih mengasihi Tuhan Yesus dari pada Marta. Itulah sebabnya pelayanan yang mereka ambilpun berbeda. Marta memfokuskan diri melayani manusia, sementara Maria memfokuskan diri untuk melayani Yesus dengan mendengarkan setiap perkataan yang di sampaikanNya. Hasilnya adalah Marta bersungut-sungut sementara Maria tidak. Marta bersungut-sungut karena dia melayani dengan tidak penuh kasih yang mengakibatkan dia gampang sekali kelelahan bahkan dia berani menyuruh Tuhan Yesus agar menyuruh Maria membantunya, sementara Maria mendengarkan Tuhan dengan penuh kasih dan itulah yang menyebabkan dia tidak lelah dan jenuh. Mungkin ada yang berkata, Marta bersungut-sungut karena dia melayani dengan tenaga sementara Maria enak-enakan duduk sambil mendengarkan perkataan Yesus.

Kalau kita mau jujur pekerjaan yang paling membosankan adalah “mendengarkan dan menunggu”. Perhatikan di sekeliling kita, ketika hamba Tuhan menyampaikan firman Tuhan berapa banyak orang yang tertidur bahkan ada yang bersungut-sungut dan berkata “Ini Pendeta kotbahnya kok lama banget!”. Bahkan ada yang tidak sabar dan pergi begitu saja meninggalkan gereja. Tapi orang yang benar-benar mengasihi Tuhan tidak akan pernah merasa bosan untuk mendengarkan setiap firman Tuhan yang disampaikan walau siapapun orang yang menyampaikannya.

Kalau kita perhatikan, saat ini pelayanan sudah menjadi trend dikalangan anak-anak Tuhan. Saat bertemu dengan anak Tuhan lainnya yang baru kita kenal mereka pasti bertanya “Pelayanan dimana?”. Mereka jarang bertanya apakah kita sudah melayani karena dalam anggapan mereka kita pasti sudah menjadi pelayan Tuhan. Bisa saja sebagai Guru sekolah Minggu, Usher, kolektan, Song Leader, Backing Vokal, pemusik, kemanan dll. Jika kita sudah ambil bagian dalam pelayanan itu sudah sangat baik sekali apalagi kalau didasari kasih yang murni kepada Tuhan, namun yang terbaik adalah mendengarkan dan melakukan firman Tuhan dengan hati yang murni dan penuh kasih..

Lukas 10:42 tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya."

Dari ayat diatas kita lihat bahwa Tuhan Yesus menyatakan apa yang dilakukan Maria adalah pelayanan yang terbaik. Saya tidak menyatakan pelayanan Marta tidak baik, tetapi pelayanan Maria adalah yang terbaik.

Saudaraku, jemaat Efesus adalah jemaat yang luarbiasa pelayanannya. Kita perhatikan ayat dibawah :

Wahyu 2:1-4 "Tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Efesus: Inilah firman dari Dia, yang memegang ketujuh bintang itu di tangan kanan-Nya dan berjalan di antara ketujuh kaki dian emas itu. Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa engkau tidak dapat sabar terhadap orang-orang jahat, bahwa engkau telah mencobai mereka yang menyebut dirinya rasul, tetapi yang sebenarnya tidak demikian, bahwa engkau telah mendapati mereka pendusta. Dan engkau tetap sabar dan menderita oleh karena nama-Ku; dan engkau tidak mengenal lelah. Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula.

Dari ayat diatas dapat kita lihat bahwa jemaat Efesus adalah :
Jemaat yang rela berjerih lelah, artinya mereka melayani dengan kerja keras.
Jemaat yang tekun.
Jemaat yang membenci kejahatan.
Jemaat yang mempunyai pengetahuan firman Tuhan yang baik sehingga mereka bisa membedakan mana ajaran yang sesat dan tidak.
Jemaat yang sabar.
Jemaat yang rela menderita aniaya demi nama Yesus.
Jemaat melayani dengan tidak mengenal lelah.
Itu semua adalah gambaran dari betapa luar biasanya pelayanan mereka. Kalau boleh saya katakan mereka adalah jemaat yang hampir sempurna yang mungkin sangat jarang ditemui pada gereja sekarang ini. Namun satu hal, pelayanan mereka tidak mendapat acungan jempol Tuhan. Malah Tuhan mencela mereka dengan berkata : ”Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula.”

Kehilangan kasih yang semula sama artinya dengan kehilangan kasih yang tulus dan murni. Dan kisah ini menunjukkan betapa luarbiasapun pelayanan kita kalau kita melayani tidak dengan kasih yang murni maka pelayanan itu tidak akan menyenangkan hati Tuhan. Karena Tuhan tidak merasa kita layani. Lalu kalau demikian pelayanan mereka didasarkan atas apa?. Jawabnya adalah pelayanan mereka di dasarkan oleh rutinitas atau demi diri sendiri. Contohnya banyak kita temukan disekitar kita yang mau melayani supaya pekerjaannya, usahanya di berkati. Ada yang supaya keluarganya diberkati. Ada yang karena kalau tidak melayani hatinya tidak puas sepertinya ada yang kurang lengkap. Bukankah itu semuanya berfokus kepada diri sendiri?

Saudaraku, Tuhan menginginkan kita melayani Dia dengan kasih, tidak cukup dengan tenaga. Pelayanan dengan kasih yang murni tidak akan membuat kita bersungut-sungut seperti Marta. Secapek apapun pelayanan kita jika di dasari oleh kasih yang murni kepada Tuhan maka kita akan senantiasa mendapat kekuatan yang baru.

Yesaya 40:31 tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.

Oleh sebab itu marilah kita melayani Tuhan dengan kasih yang murni dan hati yang bersih,sehingga pelayanan kita adalah pelayanan yang berkenan kepada Tuhan demi hormat serta kemuliaanNya. Dan jangan lupa, pelayanan yang terbaik adalah ketika kita bersedia mendengar dan melakukan firman Tuhan dengan penuh kasih. Tuhan Yesus memberkati kita semua. Amin.

--

Menjadi pendengar yang baik

Yakobus 1:19-21 Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah; sebab amarah manusia tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah. Sebab itu buanglah segala sesuatu yang kotor dan kejahatan yang begitu banyak itu dan terimalah dengan lemah lembut firman yang tertanam di dalam hatimu, yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.

Akhir zaman ini orang yang mau menjadi pendengar sudah sangat jarang ditemui. Kebanyakan adalah orang yang perkataannya ingin didengar. Tidak heran banyak orang yang membuat situs berbentuk “forum” dimana setiap orang boleh menyampaikan pendapatnya untuk didengarkan oleh orang lain. Karena semua ingin didengarkan, tidak heran forum itu berakhir dengan debat kusir.

Dari cerita diatas kita dapat menarik kesimpulan bahwa mau mendengarkan adalah suatu kelebihan khusus yang tidak banyak dimiliki oleh orang. Modal yang paling utama untuk dapat mendengarkan adalah kerendahan hati. Hanya dengan kerendahan hati maka orang dapat dengan sabar mendengarkan orang lain.

Sama halnya dengan Firman Tuhan, ada bahkan banyak orang yang tidak bisa menjadi pendengar firman Tuhan secara menyeluruh. Firman Tuhan yang menjadi favorit adalah firman Tuhan yang berisikan berkat-berkat jasmani semata. Pengkotbah favorit adalah pengkotbah yang banyak menyampaikan kotbah yang dibarengi dengan humor. Namun jangan heran karena hal itu sudah dinubuatkan dalam Alkitab.

II Timotius 4:3 Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya.

Ada dua hal penting yang dibutuhkan untuk menjadi pendengar dalam hal ini konteks mendengarkan firman Tuhan.:

1. Memperhatikan apa yang kita dengar.
Markus 4:24a (BIS) Lalu Yesus berkata lagi, "Perhatikanlah apa yang kalian dengar ini!”

Bagaimana cara kita mendengar sangat menentukan pertumbuhan kerohanian kita. Perhatikan di gereja anda bagaimana perkembangan rohani anak-anak Tuhan disana. Gembalanya sama, firman Tuhan yang di sampaikan sama tetapi hasilnya belum tentu sama. Ada jemaat yang bertumbuh dengan cepat ada pula jemaat yang tidak bertumbuh, masih emosian dan gampang tersinggung. Orang yang memperhatikan apa yang didengarnya akan cenderung mengalami pertumbuhan rohani yang maju dengan pesat. Oleh sebab itu ketika mendengarkan firman Tuhan, mari kita perhatikan firman yang di sampaikan sehingga firman itu tidak masuk kuping kiri keluar kuping kanan.

2. Memperhatikan cara mendengar.
Lukas 8:18a Karena itu, perhatikanlah cara kamu mendengar.

Firman Tuhan itu bagaikan benih. Bagaimana dia bertumbuh tergantung bagaimana cara kita menerima/mendengarnya.

Ada lima sikap cara mendengar yang baik :
a. Cepat/tangkas dalam mendengar.(Yakobus 1:19)
Dalam II Samuel 23:14-16 dikisahkan suatu kali terjadi peperangan antara pasukan Daud dan pasukan orang Filistin. Pasukan Daud berada dikubunya digunung dan pasukan Filistin berada di Betlehem. Suatu kali Daud ingin minum air dari perigi yang berada di Betlehem di wilayah Filistin dan inilah kata Daud “Sekiranya ada orang yang memberi aku minum air dari perigi Betlehem yang ada dekat pintu gerbang!” Lalu bagaimana reaksi dari anak buah Daud dapat kita lihat pada ayat dibawah :

II Samuel 23:16-17 Lalu ketiga pahlawan itu menerobos perkemahan orang Filistin, mereka menimba air dari perigi Betlehem yang ada dekat pintu gerbang, mengangkatnya dan membawanya kepada Daud. Tetapi Daud tidak mau meminumnya, melainkan mempersembahkannya sebagai korban curahan kepada TUHAN, katanya: "Jauhlah dari padaku, ya TUHAN, untuk berbuat demikian! Bukankah ini darah orang-orang yang telah pergi dengan mempertaruhkan nyawanya?" Dan tidak mau ia meminumnya. Itulah yang dilakukan ketiga pahlawan itu.

Tanpa banyak bertanya dan tanpa menunggu instruksi, ketiga pahlawan itu pergi menerobos pasukan Filistin dan mengambil air itu dan memberikan kepada Daud. Melihat itu Daud sangat terpana dan tidak berani meminumnya karena itu adalah persembahan yang terbaik yang selayaknya diberikan kepada Tuhan dan Daud membawa air itu sebagai persembahan kepada Tuhan.

Inti dari point ini adalah persembahan yang terbaik adalah ketika mendengar firman Tuhan, tanpa banyak tanya langsung melakukan firman itu. Saya jadi ingat satu lagu rohani yang menyatakan pujian yang terbaik adalah mendengar dan melakukan firman Tuhan.

b. Lambat untuk berkata-kata (Yakobus 1:19)
Manusia berkata-kata dalam dua bentuk yaitu berkata-kata dengan orang lain dan berkata-kata pada diri sendiri. Manusia cepat dalam berkata-kata dimotivasi oleh usaha pembenaran diri. Sikap yang baik dalam hal mendengarkan teguran firman Tuhan yaitu kita harus lambat dalam berkata-kata, baik berkata-kata dengan orang lain maupun berkata-kata dengan diri sendiri. Janganlah kita berkata-kata dan berpikir dalam hati bahwa firman itu untuk si A, B, C dan lain-lain. Marilah kita terima firman Tuhan sebagai teguran untuk diri sendiri.

c. Lambat untuk marah.(Yakobus 1:19)
Wujut dari lambat untuk marah adalah tidak gampang tersinggung ketika mendengar teguran Firman Tuhan. Mengapa Daud lebih disayangi Tuhan dari pada Saul padahal dosa Daud lebih besar dari dosa Saul. Daud jatuh dalam perzinahan dan pembunuhan berencana sementara Saul berdosa karena tidak sabar menunggu kedatangan Samuel dimana dia mempersembahkan korban bakaran yang seharusnya dilakukan oleh Samuel. Itu karena kedua pribadi ini memiliki sifat yang berbeda ketika menghadapi teguran firman. Saul ketika di tegur langsung berkata-kata untuk membela dirinya tetapi Daud tidak. Daud ketika di tegur oleh nabi Natan tidak berusaha membela dirinya melainkan bertobat dan minta belas kasihan Tuhan.

II samuel 12:13 Lalu berkatalah Daud kepada Natan: "Aku sudah berdosa kepada TUHAN." Dan Natan berkata kepada Daud: "TUHAN telah menjauhkan dosamu itu: engkau tidak akan mati.

d. Terimalah firman dengan lemah lembut/rendah hati. (Yakobus 1:21).
Salah satu wujut dari kerendahan hati adalah menerima firman dengan rendah hati. Firman diibaratkan cermin yang senantiasa di arahkan kepada diri sendiri bukan kepada orang lain.
Hati yang lemah lembut diibaratkan tanah yang gembur yang siap digarap kerjakan. Benih hanya bisa tumbuh pada tanah yang lembut sementara pada tanah yang keras dan berbatu-batu benih firman Tuhan tidak akan pernah bisa bertumbuh karena benih itu tidak berakar.

e. Hati yang sudah di persiapkan/firman yang tertanam. (Yakobus 1:21).
Seperti yang saya sebutkan diatas, hati ibaratkan tanah. Oleh sebab itu hati harus senantiasa di rawat agar tidak tumbuh rumput duri yaitu hal-hal yang kotor dan najis. Ketika pada tanah itu tumbuh rumput duri maka benih firman Tuhan tidak akan pernah bertumbuh karena rumput duri akan menguasai tanah itu. Oleh sebab itu sebelum kita mendengar firman Tuhan maka hati harus di persiapkan dengan baik. Singkirkan segala hal-hal yang kotor dan najis. Tuhan Yesus memberkati kita senantiasa. Amin

--

Sudahkah Anda Merdeka??

II Korintus 3:17 Sebab Tuhan adalah Roh; dan di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan.

Sungguh merupakan anugerah Tuhan jika tahun ini kita memperingati 64 tahun Indonesia merdeka, artinya sudah enam puluh empat tahun kita lepas dari belenggu penjajahan dan perbudakan. Selama 350 tahun kita di jajah oleh bangsa asing dan diperbudak menjadi budak rodi mereka. Kita di kungkung dan bekerja keras namun hasilnya untuk bangsa lain. Namun tepat pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya yang di bacakan oleh Ir. Sukarno. Namun pada kenyataannya apakah rakyat Indonesia telah benar-benar merdeka?

Dilain sisi saya teringat akan kisah bangsa Israel yang di perbudak oleh Mesir selama 430 tahun. Mereka di tindas dan dipaksa bekerja keras untuk Mesir dan Firaun. Lalu Tuhan mengutus Musa untuk memimpin bangsa Israel menuju kemerdekaan. Dengan muzizat dan kuat kuasa tangan Tuhan yang ajaib, Israel berhasil di merdekakan. Lalu pertanyaan yang sama, apakah bangsa Israel benar-benar merdeka? Secara jasmani memang ya, namun secara rohani tidak karena mereka masih memiliki mental budak. Dalam beberapa peristiwa mereka meminta kepada Musa agar di bawa kembali ke Mesir karena beratnya perjuangan di padang gurun. Ini membuktikan bahwa mereka belum bebas dan masih terikat dengan perbudakan.

Saudaraku, saat ini banyak orang Kristen yang masih belum menyadari kalau mereka masih belum merdeka. Mereka masih dijajah dan di perbudak oleh berbagai-bagai dosa. Ada yang masih diperbudak oleh narkoba, ada yang diperbudak oleh perzinahan dan pornografi. Adapula yang di perbudak oleh rokok, adapula yang diperbudak oleh uang dimana demi uang mereka rela melakukan apapun dan lain sebagainya.

Lalu siapakah dibalik dalang perbudakan itu? Dalang dari semuanya itu adalah Iblis. Iblis memperdaya dan memperbudak orang yang lemah imannya. Iblis senantiasa mencari-cari orang yang dapat di telannya. Kita perhatikan ayat dibawah :

I Petrus 5:8 Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.

Orang yang lemah imannya akan menjadi bulan-bulanan iblis, dia akan di cengkeram dan dikuasani sepenuhnya. Orang yang sudah di kuasainya akan sangat sulit melepaskan diri bahkan tidak mempunyai daya apa-apa untuk lari darinya. Itulah sebabnya banyak orang yang tidak bisa lepas dari kebiasaan buruknya.

Cara kerja iblis itu sama seperti kail, Iblis memasang umpan pada mata kail. Ketika ada ikan yang menelan umpan itu maka mulutnya akan tertusuk mata kail dan tidak akan pernah lepas lagi karena pada mata kail itu ada penahannya yang membuat ikan tidak bisa melepaskan diri. Hanya dengan bantuan oranglah maka ikan itu dapat lepas dari jerat mata kail tersebut.

Demikian juga halnya dengan orang yang sudah termakan jerat iblis akan sangat sukar melepaskan diri. Hanya dengan bantuan Tuhan Yesuslah maka jerat itu dapat di lepaskan. Yesus adalah Roh Allah yang menjadi manusia, maka genaplah apa yang tertulis pada II Korintus 3:17 diatas “Sebab Tuhan adalah Roh; dan di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan.”

Saudaraku, apa yang sedang mengikat saudara pada saat ini? Mari datang kepada Yesus. Undang Yesus masuk dalam hatimu. Maka Ia akan membebaskan dan memerdekakanmu dari segala perbudakan.

Galatia 5:1 Supaya kita sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan.


--

Jangan menilai dari apa yang kelihatan.

II Korintus 4:18 Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal.

Banyak orang menilai sesuatu berdasarkan apa yang dilihatnya. Itulah sebabnya ada pepatah mengatakan “dari mata turun ke hati”. Artinya, apa yang dilihat oleh mata, itu akan menentukan sikap hati. Kalau kita bertanya kepada pemuda/pemudi tentang pasangan yang mereka inginkan, maka kebanyakan akan menjawab harus ganteng/cantik. Mengapa? Karena ganteng/cantik/indah akan memikat hati.

Iblis sangat paham tentang hal itu, itulah sebabnya kecantikan/kegantengan/keindahan dijadikan suatu alat untuk memperdaya manusia. Ada pemuda yang rela meninggalkan imannya kepada Tuhan Yesus hanya karena kecantikan seorang wanita yang tidak seiman dengan dia. Si wanita mau menjadi istrinya dengan syarat si pemuda mesti berpindah keyakinan menjadi sama dengan keyakinannya. Karena begitu terpikat membuat mata rohani si pria menjadi buta dan lebih memilih si wanita dari pada Tuhan Yesus. Oleh sebab itu berhati-hatilah karena bila mata jasmani tidak dikendalikan maka akan membutakan mata rohani. Mata rohani senantiasa mengarahkan kita kepada jalan keselamatan tetapi mata jasmani cenderung membawa kepada kebinasaan.

Matius 18:9 Dan jika matamu menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu masuk ke dalam hidup dengan bermata satu dari pada dicampakkan ke dalam api neraka dengan bermata dua.

Dosa pertama sekali dilakukan manusia adalah ketika Hawa terperdaya oleh keindahan buah terlarang yang ditunjukkan oleh iblis. Kita lihat ayat dibawah:

Kejadian 3:6 Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminya pun memakannya.

Hal pertama yang dilakukan oleh Hawa sebelum jatuh kedalam dosa adalah hatinya tertarik setelah melihat buah pohon pengetahuan yang baik dan yang jahat. Penglihatan itu begitu memikat hatinya sehingga menumbuhkan rasa ingin tahu, dan rasa ingin tahu itu menjadi celah bagi iblis untuk masuk yang akhirnya membawa Hawa dan Adam jatuh kedalam dosa.

Amsal 4:23 Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.

Dari ayat diatas dapat dilihat bahwa apa yang ada dihati dapat mempengaruhi seluruh kehidupan. Menjaga hati sama dengan menjaga kehidupan. Apa yang difikirkan didalam hati tergantung pada apa yang masuk padanya. Oleh sebab itu gerbang hati perlu di beri filter/penjaga. Gerbang menuju hati ada dua yaitu mata dan telinga. Ketika mata dan telinga tidak dijaga/difilter maka hal-hal yang masuk akan mempengaruhi hati yang pada akhirnya mempengaruhi kehidupan. Mari berdoa kepada Tuhan kiranya Tuhan mencurahkan Roh Kudus-Nya untuk menjagai mata dan telinga kita.

Pada suatu kali di kisahkan dalam kitab Kejadian terjadi pertengkaran antara gembala Abraham dan gembalanya Lot. Agar pertengkaran itu tidak berlarut-larut maka Abraham dan Lot mengambil keputusan untuk berpisah. Abraham berkata “Janganlah kiranya ada perkelahian antara aku dan engkau, dan antara para gembalaku dan para gembalamu, sebab kita ini kerabat. Bukankah seluruh negeri ini terbuka untuk engkau? Baiklah pisahkan dirimu dari padaku; jika engkau ke kiri, maka aku ke kanan, jika engkau ke kanan, maka aku ke kiri.”

Abraham memberikan kesempatan kepada Lot untuk memilih tempat yang terbaik baginya. Lot melihat sekeliling dan menemukan tempat yang indah menurut pandangan matanya yaitu Lembah Yordan yang banyak airnya dan ia memilih tempat itu.

Kejadian 13:10 Lalu Lot melayangkan pandangnya dan dilihatnyalah, bahwa seluruh Lembah Yordan banyak airnya, seperti taman TUHAN, seperti tanah Mesir, sampai ke Zoar. -- Hal itu terjadi sebelum TUHAN memusnahkan Sodom dan Gomora. --

Namun Lot tertipu dengan pandangan matanya itu. Dia tidak tahu bahwa tempat yang indah yang bagaikan “taman Tuhan” itu ternyata dipenuhi oleh roh-roh nazis. Lot memilih hidup ditengah lingkungan yang di penuhi oleh roh kenazisan. Akibatnya dia harus menderita karena berada dalam lingkungan yang sangat rusak, bahkan dia rela menyerahkan kedua anak perempuannya untuk dipakai sebagai alat kenazisan untuk menggantikan kedua malaikat yang menginap di rumahnya ketika di minta paksa oleh penduduk setempat walaupun akhirnya hal itu tidak jadi.

Karena kejahatan penduduk Sodom dan Gomora, Tuhan memutuskan menghacnurkan kedua kota itu. Dan dengan demikian musnah pulalah harta yang dicari oleh lot selama ini. Harta yang diperoleh dengan kerja keras selama bertahun-tahun musnah dalam sekejap. Tidak hanya sampai disitu, ia juga harus kehilangan istri ketika berada dalam pelarian menuju tempat pengungsian. Istrinya menjadi tiang garam karena melihat ke belakang. Mengapa istrinya melihat kebelakang?, Itu karena istrinya merasa sayang kota yang bagaikan “taman Tuhan” itu harus dihancur leburkan. Rentetan petaka yang terakhir yang harus dialaminya adalah ketika ia harus (maaf) tidur dengan anak perempuannya sendiri demi kelangsungan keturunannya. Akibatnya ia menghasilkan keturunan yang hidup dalam kutuk yaitu bangsa Moab yang merupakan salah satu bangsa yang harus di hancurkan oleh bangsa Israel.

Oleh sebab itu saudaraku, mari kita memperhatikan cara kita memandang. Janganlah kita memandang berdasarkan hal-hal lahiriah saja. Kita harus lebih mengutamakan pandangan secara mata rohani. Sehingga tidak mengambil keputusan yang salah yang dapat membawa kepada kesulitan dan penderitaan. Seperti Lot yang harus mengalami kesulitan, penderitaan seumur hidupnya. Tuhan Yesus memberkati kita semua. Amin

--

Siapakah yang membangun Batavia? Siapakah yang membangun kota Jakarta dengan peluh bercucur di bawah matahari yang marah? Mereka adalah orang-orang pantai utara (Pantura) Pulau Jawa yang bekerja turun temurun sebagai penggali tanah, pembersih gorong-gorong dan kali sejak Gubernur Jenderal Hindia Belanda Herman Willem Daendels, memindahkan pusat kota Batavia dari kawasan Kali Besar, ke kawasan Lapangan Banteng tahun 1808. Nasib mereka hingga kini tidak berubah. Tinggal di kolong-kolong jembatan layang, atau berlarian menjemput truk-truk proyek dengan cangkul, blencong, godam, pengki, dan pasak besi. _____________________________________________


KOMPAS.com - Sabtu (23/4/2011) siang nan cerah. Kasmadi (56) duduk dibangku panjang, di bawah jembatan layang yang melintas persimpangan Jalan Letnan Jenderal S. Parman – Jalan Kyai Tapa – Jalan Daan Mogot – Jalan Satria, Jakarta Barat (Jakbar). Tepatnya di seberang Universitas Trisakti. Sambil menghisap rokok kretek, pria asal Jepara, Jawa Tengah yang kini menjadi juru parkir itu, bercerita tentang pengalamannya merantau di Jakarta sejak 1972.

Ia mengawali hidupnya di Jakarta dengan berdagang makanan, keliling. Karena pendapatan yang minim dan tak pasti, ia beralih kerja menjadi penggali tanah, membuat saluran dan jalan tahun 1981. ”Pangkalannya ya di sini, dari sekitar persimpangan ini sampai Jalan Profesor Latumeten,” ucap Kasmadi.

Menurut dia, kawasan tersebut sejak tahun 70-an sudah menjadi pangkalan utama para pekerja penggali tanah di Jakarta. Kala itu, bila mendapat kerja harian, ia mendapat upah Rp 4.500, sedang bila mendapat kerja borongan, ia mendapat upah sampai dua kali lipat. Kini, upah mereka rata-rata Rp 80 ribu sehari saat mendapat pekerjaan harian, sedang bila mendapat pekerjaan borongan, mendapat Rp 100 ribu sehari.

Memasuki era 90-an, Jakarta diwarnai hiruk pikuk pembangunan jalan dan saluran. ”Setiap hari saya hanya tidur dua jam. Selebihnya mencangkul dan mencangkul,” ujarnya bersemangat.

Ia mengakui, orang-orang Sindang lah yang merajai dunia para penggali tanah. ”Setiap ada proyek pembangunan saluran dan jalan di Jakarta, pasti ada puluhan orang Sindang di sana. Orang-orang Sindang seperti ditakdirkan hidup sebagai penggali tanah,” kata ayah tiga anak ini.

Orang-orang Sindang adalah orang-orang asal Desa Sindang Laut, Kecamatan Lemah Abang, Cirebon, Jawa Barat. Desa Sindang Laut terbagai dalam lima blok—Blok Manis, Blok Pahing, Blok Wage, Blok Puhun, dan Blok Kliwon. Seperti halnya sebagian orang Cirebon, orang-orang Sindang fasih berbahasa Sunda dan Jawa karena lokasi desa mereka di perbatasan Jawa Barat-Jawa Tengah.

Identik

Di Jakarta, orang-orang Sindang sudah lama identik dengan para pekerja penggali tanah, pembersih gorong-gorong dan kali, serta pekerja perbaikan jalan. Itu sebabnya para pekerja seperti ini disebut sebagai Kuli Sindang. ”Jadi walaupun yang jadi penggali tanah bukan orang Sindang, sebutan mereka tetap saja Kuli Sindang. Saya tidak tahu sejak kapan penggali tanah disebut Kuli Sindang,” tutur Kasmadi.

Dalam bukunya, ”Mesjid-mesjid Tua di Jakarta” (Jakarta: Yayasan Cipta loka Caraka, 2003), Adolf Heuken SJ menulis, ”Dulu Masjid Luar Batang terletak di sebelah utara tembok kota lama. Lokasi ini sesudah pertengahan abad ke-17 diuruk, dan mulai dihuni orang orang Cirebon tahun 1730. Mereka bertugas membersihkan mulut Kali Ciliwung dari lumpur supaya kapal bisa sampai ke Pasar Ikan yang letaknya tak jauh dari masjid ini."

Saat dihubungi, Sabtu (28/5/2011), Heuken menambahkan, orang-orang Cirebon itu didatangkan raja Cirebon atas permintaan pemerintah Hindia Belanda. ”Tidak ada catatan apakah orang-orang Cirebon tersebut berasal dari Desa Sindang Laut,” tuturnya. Menurut dia, orang-orang yang didatangkan ini bukan budak, tetapi pekerja karena mendapat upah.

”Pemerintah Hindia Belanda tidak pernah menjadikan orang-orang Jawa dan Sunda sebagai budak. Sebab, tidak ada perbudakan di kalangan elit Jawa dan Sunda. Yang membangun perbudakan pribumi itu antara lain kalangan elit Bali dan Bugis. Oleh karena itu, budak pribumi, antara lain berasal dari Bali dan Bugis. Orang-orang Belanda membeli para budak Bali dan Bugis dari para raja Bali dan Bugis,” ujar Heuken.

Sejarawan Jakarta, Chandrian Attahiyat, yang dihubungi terpisah, Jumat (27/5/2011) menambahkan, awalnya Batavia dibangun oleh pajak orang-orang Cina. Dengan pajak tersebut, VOC mengerahkan para pekerja kasar imigran Cina untuk membangun Batavia. Tetapi setelah tahun 1802, nyaris tak ada orang-orang Cina yang menjadi pekerja kasar. ”Karena kerja keras, ekonomi mereka membaik. Mereka tidak lagi menjadi pekerja kasar, tetapi menjadi pedagang, atau pengrajin,” tuturnya.

Posisi orang-orang Cina digantikan oleh orang-orang Pantura. Mereka awalnya berasal dari Tegal, Brebes, dan Cirebon. ”Kakek saya, Wadjad yang orang Tegal, menjadi Kuli Sindang. Tahun 1920 ia ikut membangun Stasiun Tanjung Priok, dan satu benteng di Ancol, Jakarta Utara. Waktu saya mengadakan penggalian arkeologis di Pulau Onrust tahun 1985-1990, para penggali mengaku berasal dari Brebes. Mereka mengaku, nenek moyang mereka juga melakukan pekerjaan yang sama di Jakarta,” papar Chandrian.

Ia menjelaskan, tahun 1802 adalah tahun dimana Gubernur Jenderal Daendels memindahkan pusat kota Batavia dari kawasan Kali Besar, Jakarta Barat, hingga Pelabuhan Sunda Kelapa Jakarta Utara, ke Lapangan Banteng, Jakarta Pusat. ”Puing bangunan kota lama dihancurkan dan dibawa untuk menguruk wilayah Lapangan Banteng. Mereka yang menghancurkan, membawa puing, menguruk, dan menggali adalah para Kuli Sindang itu,” ungkapnya.

Menurut dia, Kuli Sindang sudah sejak lama berdatangan ke Jakarta karena perjalanan bisa ditempuh lewat darat maupun laut. ”Mereka awalnya datang ke Jakarta lewat laut, menyusuri pantai. Tetapi setelah Daendels membangun Jalan Anyer-Panarukan, para Kuli Sindang lebih suka lewat darat.

”Kala itu Kuli Sindang datang ke Jakarta mencari pekerjaan sambil menunggu masa panen tiba. Mereka umumnya petani pantai yang masih memiliki sawah. Menjadi Kuli Sindang adalah pekerjaan sampingan mereka. Memasuki tahun 2000, orang bekerja sebagai Kuli Sindang karena terhimpit kemiskinan akut,” ucap Chandrian.

Memberi harapan

Kembali kepada Kasmadi, sejak bekerja untuk bos asal Sindang Laut tahun 1996, ekonomi rumah tangganya bertambah cerah. Suami seorang perempuan asal Wonogiri, Jawa Tengah ini, mampu membeli dua bidang tanah dan rumah di Wonogiri. ”Saya beruntung bisa bekerja di bawah bos Johny, Endang, Uci, Totok dan Barja. Kala itu, kelima bersaudara asal Sindang Laut ini merajai dunia Kuli Sindang,” ungkapnya. Tetapi, memasuki tahun 2000, Kasmadi kembali melarat karena redupnya pembangunan jalan dan saluran. Ia pun menjadi juru parkir.

Redupnya pembangunan di Jakarta ini juga disampaikan Kuli Sindang Sumari (70), Sutari (55), Tarjuli (50), Daiman (30), Darso (41), Sukirman (45), Kumaidi (70), Suryanto (55), Parminto (80), dan A'am (31) saat ditemui di kolong jembatan layang ruas Jalan Prof Latumeten, Jakbar, Sabtu (23/4). Mereka berasal dari Jepara dan Brebes, Jawa Tengah. ”Pesaing kami adalah alat-alat berat, para mandor yang membawa orang-orang desanya langsung ke proyek untuk menjadi Kuli Sindang, serta bertambahnya jumlah Kuli Sindang di pangkalan ini,” ungkap Darso.

Meski demikian, mereka tetap bertahan menjadi Kuli Sindang di Jakarta. ”Yang bisa dikerjakan di kampung cuma membuat anyaman perlengkapan rumah tangga dari bambu. Itu pun sudah sulit dipasarkan karena tersaing produk plastik,” jelas A’am. Menurut dia, dengan membuat anyaman, sebulan ia cuma mendapat penghasilan Rp 150.000, sedang bila bekerja sebagai Kuli Sindang, ia dan teman-temannya, sekurangnya masih mendapat upah Rp 500.000 setiap bulan. Tak heran bila mereka berani bertahan tinggal di kolong jembatan hingga dua bulan menunggu tawaran pekerjaan.

Wakil Ketua Forum Warga Kota Jakarta Ari Subagyo Wibowo yang dihubungi, Minggu (24/4/2011) mengatakan, meski kesempatan bekerja sebagai Kuli Sindang kian sulit, jumlah Kuli Sindang bukan semakin surut, tetapi justru semakin bertambah. Lebih-lebih setelah becak dilarang di Jakarta. Lapangan kerja bagi kaum akar rumput di Jakarta kian sempit. Meski demikian, seperti disampaikan A’am, Jakarta masih lebih memberi harapan mengais rejeki.

Ketimpangan pembangunan

Menurut Ari, kisah Kuli Sindang mencerminkan ketimpangan pembangunan desa-kota akibat model pembangunan yang terkonsentrasi dan bertumpu pada kegiatan para pemodal besar. Ketimpangan ini membuat kemiskinan makin meluas.

”Solusinya bukan pada aspek pemberdayaan yang berskala mikro, tetapi terutama pada perubahan sistem ekonomi makro dan model pembangunan yang memihak kaum miskin. Selama model pembangunan di Indonesia masih seperti itu, maka kedatangan kaum urban miskin dari daerah ke kota-kota besar, tak bisa dihindari dan ditekan,” ucapnya.

Salah seorang tokoh hak azasi manusia di Indonesia, Salahuddin Wahid (69) mengatakan, kehadiran Kuli Sindang selama dua abad lebih di Jakarta menunjukkan, ”Ada yang salah dari cara bangsa ini melaksanakan hidup beriman mereka”. Ia mengkritik penyelesaian persoalan kemiskinan dengan cara-cara karitatif atau ritual keagamaan.

”Berzakat itu baik. Umroh pun baik. Tetapi akan lebih baik bila umat Islam mendengar hadis nabi yang bunyinya,’Imanmu belum sempurna bila tetanggamu masih ada yang tak bisa makan’. Saya menafsirkannya, kaum beriman yang benar adalah mereka yang mampu menyelesaikan persoalan kemiskinan, kebodohan, dan pendidikan bangsanya secara menyeluruh,” kata adik kandung Almarhum Abdurrahman Wahid itu saat dihubungi terpisah, Minggu (24/4/2011).

Perbaikan menyeluruh, lanjutnya, hanya bisa dilakukan lewat pendekatan struktural dalam membangun Indonesia. ”Dengan pendekatan seperti ini akan nyata benar apa yang disampaikan Nabi bahwa, ’Ibadahmu adalah kerja, dan kerjamu adalah ibadah’. Bekerja produktif, bekerja bersih, jauh dari korupsi,” tutur Salahuddin. (Windoro Adi)

--

Dimana ada kesepakatan dan kerukunan disana ada kuasa dan berkat

Keluaran 17:12 Maka penatlah tangan Musa, sebab itu mereka mengambil sebuah batu, diletakkanlah di bawahnya, supaya ia duduk di atasnya; Harun dan Hur menopang kedua belah tangannya, seorang di sisi yang satu, seorang di sisi yang lain, sehingga tangannya tidak bergerak sampai matahari terbenam.

Kalimat yang kita perhatikan pada ayat diatas adalah “sebab itu mereka mengambil sebuah batu, diletakkanlah di bawahnya, supaya ia duduk di atasnya; Harun dan Hur menopang kedua belah tangannya, seorang di sisi yang satu, seorang di sisi yang lain.” Inti dari kalimat tersebut adalah bahwa kemenangan bangsa Israel bukan hanya karena doa Musa seorang diri. Kemenangan itu juga karena andil dari dua orang lain yaitu Harun dan Hur yang bersama-sama menopang Musa. Musa punya keterbatasan sehingga ia butuh bantuan orang lain. Musa juga adalah manusia biasa yang masih memiliki kelemahan-kelemahan. Itulah sebabnya ia butuh orang lain untuk menyempurnakan pekerjaannya.

Pelajaran dari kisah ini adalah bahwa setiap manusia pasti punya kelemahan. Tidak peduli apakah dia seorang nabi, pendeta atau manusia lainnya. Selagi dia masih manusia, dia pasti punya kelemahan. Oleh sebab itu jangan selalu menganggap kehidupan setiap hamba Tuhan itu sempurna dan tidak mungkin melakukan kesalahan. Percayalah kalau kita beranggapan demikian, kita pasti kecewa. Sehebat-hebatnya seorang hamba Tuhan, pasti dia juga memiliki kelemahan. Namun Kelemahan itu bukan untuk kita hakimi tetapi untuk kita tutupi. Jangan kita menjadi hakim atas mereka.

Roma 14:4 Siapakah kamu, sehingga kamu menghakimi hamba orang lain? Entahkah ia berdiri, entahkah ia jatuh, itu adalah urusan tuannya sendiri. Tetapi ia akan tetap berdiri, karena Tuhan berkuasa menjaga dia terus berdiri.

Hamba Tuhan adalah hambanya Tuhan, jangan menghakimi mereka, marilah kita tutupi segala kelemahan dan kekurangan mereka.

Kembali ke ayat pokok, yang menjadi pertanyaan, bagaimana seandainya Harun dan Hur tidak sepakat dengan Musa? Bagaimana seandainya Harun dan Hur tidak cekatan untuk menutupi kelemahan Musa? Yang terjadi adalah “MALAPETAKA”. Bangsa Israel akan binasa karena pedang orang Amalek. Jadi intinya, kemenangan orang Israel bukan hanya karena doa Musa saja tetapi karena adanya KESEPAKATAN dan KERUKUNAN antara Musa, Harun dan Hur. Kesepakatan mendatangkan Kuasa, kerukunan mendatangkan Berkat.

1. Kuasa kesepakatan.
Matius 18:19 Dan lagi Aku berkata kepadamu: Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apa pun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga.

Dari ayat ini kita melihat bagaimana Tuhan sangat menghargai kesepakatan. Doa yang didasari oleh kesepakatan tidak bisa tidak akan Tuhan kabulkan. Kami pribadi sudah merasakan hal ini. Jika kami menginginkan sesuatu maka saya ajak istri untuk sepakat. Kami mengklaim janji Tuhan pada ayat diatas dan benar, tidak sampai tiga bulan Tuhan menjawabnya. Sudah tiga kali kami mengalaminya.

Inti dari point ini adalah jika kita ingin Tuhan menjawab doa kita, terlebih bagi mereka yang sudah berumah tangga maka panjatkanlah doa dengan didasari oleh kesepakatan. Antara suami dan istri harus sepakat, jangan mementingkan diri sendiri. Kesepakatan mendatangkan Kuasa atas jawaban doa.

2. Kerukunan mendatangkan berkat.
Mazmur 133:1-3 Nyanyian ziarah Daud. Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun! Seperti minyak yang baik di atas kepala meleleh ke janggut, yang meleleh ke janggut Harun dan ke leher jubahnya. Seperti embun gunung Hermon yang turun ke atas gunung-gunung Sion. Sebab ke sanalah TUHAN memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya.

“Damai itu indah”, kata-kata ini banyak kita temukan pada saat kita memasuki provinsi Aceh. Damai adalah kata lain dari rukun dan sesuai dengan ayat diatas dinyatakan alangkah indahnya kalau kita bisa hidup rukun. Benar, sebab dengan hidup rukun maka kita akan dapat merasakan berkat-berkat Tuhan.

Saudaraku, tidak jarang kita mendengar ada orang yang berkata bahwa dia tidak pernah merasakan yang namanya berkat Tuhan. Hidupnya dipenuhi oleh kekeringan, kesusahan dan tekanan. Rasa-rasanya Tuhan itu jauh dan tidak peduli. Seandainya hal itu kita alami, apakah yang harus kita lakukan? Yang harus kita lakukan adalah mari mengoreksi diri. Apakah kita menjalani hidup ini dengan rukun atau sebaliknya hidup penuh dengan perseteruan. Mungkin perseteruan dengan saudara, orang tua, teman, atasan, bawahan dan lain-lain. Sebab tidak ada sesuatu terjadi tanpa sebab. Seperti firman dibawah ini :

Amsal 26:2 Seperti burung pipit mengirap dan burung layang-layang terbang, demikianlah kutuk tanpa alasan tidak akan kena.

Kita hidup hanya dalam dua keadaan yaitu hidup dalam berkat atau hidup dalam kutuk. Kalau kita tidak hidup dalam berkat artinya kita hidup dalam kutuk. Ayat diatas dengan jelas berkata bahwa kutuk tidak akan terjadi tanpa sebab. Menurut konteks pembahasan ini, kehidupan yang tidak rukun adalah salah satu penyebabnya. Oleh sebab itu mari kita menyadari bahwa salah satu kunci meraih berkat Tuhan adalah hidup dalam kerukunan. Tanpa kerukunan tidak akan ada berkat bahkan pepatah duniapun berkata demikian “bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh”. Dalam rumah tangga, agar berkat Tuhan tercurah maka dalam keluarga itu harus ada kerukunan antara suami, istri dan anak-anak. Dalam gereja, agar berkat Tuhan tercurah maka antara Gembala dan Jemaat harus ada kerukunan. Intinya, kerukunan mendatangkan berkat. Tuhan Yesus memberkati, amin

--
Doa syafaat menyelamatkan Bangsa

Keluaran 17:10-11 Lalu Yosua melakukan seperti yang dikatakan Musa kepadanya dan berperang melawan orang Amalek; tetapi Musa, Harun dan Hur telah naik ke puncak bukit. Dan terjadilah, apabila Musa mengangkat tangannya, lebih kuatlah Israel, tetapi apabila ia menurunkan tangannya, lebih kuatlah Amalek.

Makna lain yang dapat kita ambil dari kisah pertempuran di Rafidim adalah bahwa doa syafaat menyelamatkan Bangsa. Dari kutipan ayat diatas dapat kita lihat bahwa ketika bangsa Israel yang dipimpin oleh Yosua maju berperang, Musa, Harun dan Hur naik keatas puncak bukit dan terjadilah ketika Musa mengangkat tangan Israel lebih kuat tetapi ketika Musa menurunkan tangan maka Amaleklah yang lebih kuat. Untuk melihat makna mengangkat tangan mari kita perhatikan ayat dibawah.

I Timotius 2:8 Oleh karena itu aku ingin, supaya di mana-mana orang laki-laki berdoa dengan menadahkan tangan yang suci, tanpa marah dan tanpa perselisihan.

Dari ayat ini kita dapat melihat bahwa mengangkat tangan adalah bentuk sikap dari pada doa. Berdoa sambil mengangkat tangan adalah kebiasaan orang Yahudi. Jadi dapat kita simpulkan bahwa pada saat Musa mengangkat tangan bukanlah sekedar mengangkat tangan tanpa makna apa-apa. Pada saat itu Musa sedang berdoa bagi keselamatan dan kemenangan pasukan bangsanya yang dipimpin oleh Yosua. Bukan hanya Musa, bahkan Harun dan Hur juga ikut menopang. Ketika mereka bertiga saling saling menopang, maka Allah dengan kuasanya yang dahsyat hadir dan menghancurkan orang Amalek sehingga Israel menang. Maka genaplah firman Tuhan ini:

Matius 18:20 Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka."

Dari sini kita juga bisa melihat bahwa doa dapat menyelamatkan suatu bangsa. Doa Musa, Harun dan Hur telah menyelamatkan bangsa Israel dari kebinasaan dan keganasan orang Amalek.

Saudaraku, mari kita lihat dan ingat-ingat kembali apa yang sudah dan sedang terjadi dengan bangsa kita. Banyak bencana alam dan cobaan yang sedang melanda. Desember 2004 tsunami menghantam wilayah Aceh, disusul gempa di Nias, disusul lagi gempa di Yogya dan jawa tengah bahkan juga terjadi di tempat-tempat lainnya. Kemudian lumpur menyembur di Sidoarjo, banjir bandang terjadi dimana mana, bahkan di negeri yang subur ini kelaparan juga terjadi, dan baru saja kita kembali ditimpa duka akibat terjadinya gempa bumi di Padang yang merenggut ribuan jiwa. Apa artinya?

Artinya adalah bangsa ini membutuhkan pendoa-pendoa syafaat. Bangsa ini membutuhkan orang-orang yang rela berkorban dan berdoa bagi keselamatan bangsa ini. Apa yang kita alami tidaklah lebih berbahaya dari apa yang di alami bangsa Israel saat itu. Bahkan bencana peperangan jauh lebih banyak memakan korban dibandingkan dengan bencana alam. Jadi, langkah yang diambil Musa dapat juga kita ambil untuk menyelamatkan bangsa ini.

Saudaraku, Tuhan yang kita sembah tidak pernah berubah, Tuhan kita tetap sama. Tuhan yang turut campur tangan pada jaman Musa juga adalah Tuhan yang sama yang kita sembah pada saat ini. Jika dahulu saja Tuhan mau turun tangan, demikian pula halnya saat ini. Namun ada satu syarat, agar Tuhan turun tangan, maka kita harus mengangkat tangan. Dengan mengangkat tangan kita nyatakan kita menyerah dan tidak mempunyai kekuatan apa-apa. Kita menyerahkan bangsa ini ke dalam tangan Tuhan yang kuat dan berkuasa. Mari kita saling menopang berdoa syafaat bagi bangsa ini. Dan ingat doa orang benar sangat besar kuasanya.

Yakobus 5:16b. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.

Saya teringat kisah di Alkitab ketika Abraham bersyafaat dan tawar menawar kepada Tuhan ketika Tuhan hendak memusnahkan Sodom dan Gomora. Kisah ini dapat kita lihat pada Kejadian 18:20-33. Disitu di ceritakan beberapa kali Abraham tawar menawar dengan Tuhan agar Tuhan tidak memusnahkan kota itu. Tawaran terakhir Abraham adalah begini "Janganlah kiranya Tuhan murka, kalau aku berkata lagi sekali ini saja. Sekiranya sepuluh (orang benar) didapati di sana?" Firman-Nya: "Aku tidak akan memusnahkannya karena yang sepuluh itu." (Kejadian 18:32). Artinya begini, jika ada sepuluh orang benar yang tinggal di kota itu maka Tuhan akan mengampuni dan tidak memusnahkannya.

Dari sini kita melihat bahwa Tuhan masih memberikan kesempatan kepada Abraham untuk membela kota itu.

Demikian juga halnya dengan bangsa kita. Tuhan masih memberi kesempatan kepada kita untuk membela bangsa kita di hadapan-Nya. Kita menyadari bahwa banyak hal yang tidak benar yang dilakukan oleh bangsa ini. Korupsi terjadi dimana-mana. Anak-anak Tuhan dikejar-kejar dan dianiaya. Gereja banyak ditutup dengan alasan ini dan itu. Bukan hanya itu, yang paling menyedihkan banyak orang yang mengaku Kristen tapi melakukan penyembahan berhala dalam kehidupan sehari-hari. Untuk mengejar jabatan mereka mencari orang pintar, untuk kesembuhan, mereka mencari dukun.

Oleh sebab itu saudara, mari merendahkan diri dihadapan-Nya. Mari mohon ampun atas segala kesalahan bangsa kita dan mari berdoa syafaat bagi keselamatan bangsa. Percayalah, pada saat kita mengangkat tangan, Tuhan akan turun tangan. Tuhan Yesus memberkati. Amin.

--

Apa yang terjadi di alam roh sangat mempengaruhi alam nyata

Keluaran 17:10-11 Lalu Yosua melakukan seperti yang dikatakan Musa kepadanya dan berperang melawan orang Amalek; tetapi Musa, Harun dan Hur telah naik ke puncak bukit. Dan terjadilah, apabila Musa mengangkat tangannya, lebih kuatlah Israel, tetapi apabila ia menurunkan tangannya, lebih kuatlah Amalek.

Ayat ini dengan jelas menceritakan bahwa apa yang tidak kelihatan jauh lebih dahsyat dari apa yang kelihatan. Kalau boleh saya berkata bahwa dibalik pertempuran fisik ada juga pertempuran alam roh. Dan justru pertempuran alam roh itu sangat menentukan alam fisik. Perhatikan kalimat ini : “Dan terjadilah, apabila Musa mengangkat tangannya, lebih kuatlah Israel, tetapi apabila ia menurunkan tangannya, lebih kuatlah Amalek.”. Kalimat ini menunjukkan bahwa kemenangan Israel bukan karena kekuatan fisik, keahlian dan strategi tempur mereka. Kemenangan terjadi karena ketika Musa berdoa sambil mengangkat tangan, di alam roh malaikat-malaikat Tuhan yang ada dibelakang mereka bergerak dan

mengalahkan malaikat-malaikat kegelapan yang menunggangi orang Amalek. Bagi sebagian orang pernyataan ini mungkin aneh tetapi bagi mereka yang pernah masuk dalam peperangan rohani melawan kuasa-kuasa kegelapan pasti mengerti apa yang dimaksud disini.

Peristiwa ini mengingatkan saya akan kisah Daniel. Daniel pernah berpuasa yaitu tidak memakan makanan yang sedap-sedap selama dua puluh satu hari. Daniel berpuasa untuk minta hikmat dan pengertian dari Tuhan. Kisahnya dapat kita baca pada ayat dibawah:

Daniel 10:1-3 Pada tahun ketiga pemerintahan Koresh, raja orang Persia, suatu firman dinyatakan kepada Daniel yang diberi nama Beltsazar; firman itu benar dan mengenai kesusahan yang besar. Maka dicamkannyalah firman itu dan diperhatikannyalah penglihatan itu. Pada waktu itu aku, Daniel, berkabung tiga minggu penuh: makanan yang sedap tidak kumakan, daging dan anggur tidak masuk ke dalam mulutku dan aku tidak berurap sampai berlalu tiga minggu penuh.

Daniel 10:12-13 Lalu katanya kepadaku: "Janganlah takut, Daniel, sebab telah didengarkan perkataanmu sejak hari pertama engkau berniat untuk mendapat pengertian dan untuk merendahkan dirimu di hadapan Allahmu, dan aku datang oleh karena perkataanmu itu. Pemimpin kerajaan orang Persia berdiri dua puluh satu hari lamanya menentang aku; tetapi kemudian Mikhael, salah seorang dari pemimpin-pemimpin terkemuka, datang menolong aku, dan aku meninggalkan dia di sana berhadapan dengan raja-raja orang Persia.

Pada ayat 12 cuplikan kitab Daniel diatas diceritakan bahwa sejak hari pertama Daniel berpuasa, Tuhan sudah mengutus malaikat Gabriel untuk menyampaikan jawaban atas doa Daniel. Namun ditengah jalan Gabriel dihadang oleh oknum yang disebut “Pemimpin Persia” bahkan pada ayat 13 dikatakan “raja-raja orang Persia” artinya lebih dari satu. Satu hal yang perlu saya beritahukan bahwa yang dimaksud dengan “pemimpin Persia” bukanlah manusia pada umumnya, karena manusia tidak akan bisa melihat malaikat secara mata jasmani kecuali atas anugerah Tuhan, apalagi bertarung dengannya. Kata ini menunjuk kepada penguasa teritorial kegelapan yang menguasai wilayah Persia. Selama dua puluh satu hari Gabriel berhadapan dengannya, namun karena Daniel tidak berhenti berdoa (doa puasa), pada hari yang ke dua puluh satu akhirnya Tuhan mengutus malaikat Mikhael untuk membantu Gabriel. Ketika Mikhael datang maka Gabriel dapat dengan leluasa menjumpai dan menyampaikan jawaban atas doa Daniel.

Apa pelajaran yang kita dapat dari peristiwa ini?

Apa yang terjadi di alam roh mempengaruhi sangat mempengaruhi alam nyata.
Ternyata ada oknum yang tidak senang ketika Tuhan ingin menyampaikan berkat atau menjawab doa kita
Jangan pernah bosan-bosannya berdoa, tetaplah berdoa sampai kita menerima jawaban dari doa kita.
Mari kita perhatikan, doa Daniel yang tidak jemu-jemu membuat Allah mengutus malaikat Mikhael untuk menolong Gabriel yang dihadang oleh penguasa kegelapan wilayah Persia. Perlu kita ingat bahwa Gabriel bukanlah malaikat yang spesialis peperangan. Jadi wajar saja jika dia mengalami sedikit kesulitan ketika berhadapan dengan penguasa kegelapan tersebut. Gabriel adalah malaikat yang khusus diutus Tuhan untuk menyampaikan berita, dengan kata lain ia adalah malaikat penyampai berita. Bagaimana jika pada hari yang ketiga Daniel berhenti berdoa? Apa yang akan terjadi? Mungkin saja Gabriel akan kembali ke Surga karena penghadangan itu. Akibatnya jawaban atas doa Daniel tidak akan sampai.

Saudaraku, mungkin hal seperti ini pernah kita alami. Bisa saja pada saat kita berdoa Tuhan sudah utus malaikatnya untuk menyampaikan jawaban atas doa, namun ketika malaikat penyampai doa itu berada ditengah jalan dia dihadang oleh penguasa kegelapan dan karena kita tidak sabar, kita berhenti berdoa. Akhirnya malaikat itu kembali ke surga sehingga kita tidak mendapatkan jawaban apa-apa. Oleh sebab itu doa sangat penting untuk dapat memenangkan peperangan roh. Kita harus menyadari perlunya doa, bahkan tidak salah kalau ada pepatah mengatakan Doa adalah nafas dari orang Kristen. Mungkin itulah alasan mengapa Tuhan Yesus dan Rasul Paulus meminta kita agar tidak jemu-jemu berdoa seperti pada ayat dibawah :

Saudaraku, mungkin hal seperti ini pernah kita alami. Bisa saja pada saat kita berdoa Tuhan sudah utus malaikatnya untuk menyampaikan jawaban atas doa, namun ketika malaikat penyampai doa itu berada ditengah jalan dia dihadang oleh penguasa kegelapan dan karena kita tidak sabar, kita berhenti berdoa. Akhirnya malaikat itu kembali ke surga sehingga kita tidak mendapatkan jawaban apa-apa.
Lukas 18:1 Yesus mengatakan suatu perumpamaan kepada mereka untuk menegaskan, bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu.

Efesus 6:18 dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus,

Saya percaya bahwa bukan tanpa alasan Tuhan Yesus meminta kita untuk berdoa dengan tidak jemu-jemu. Yesus tahu bahwa ketika kita berkomunikasi dengan Bapa Iblis tidak senang dan akan berusaha dengan sekuat tenaganya untuk menghambat komunikasi kita dengan Bapa. Iblis dapat dikalahkan dengan iman yang teguh.

I Petrus 5:8-9 Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya. Lawanlah dia dengan iman yang teguh, sebab kamu tahu, bahwa semua saudaramu di seluruh dunia menanggung penderitaan yang sama.

Berdoa dengan tidak jemu-jemu membuktikan orang yang berdoa tersebut memiliki kesabaran dan keteguhan hati. Iman yang teguh hanya dimiliki oleh orang yang sabar dan sikap hati yang teguh. Berdoa dengan tidak jemu-jemu juga membuktikan bahwa kita sangat serius akan permohonan doa itu. Oleh sebab itu mari kita berdoa dengan sungguh-sungguh dan dengan tidak jemu-jemu Tuhan Yesus memberkati. Amin

--

Menjadi orang yang terpilih

Keluaran 17:9 Musa berkata kepada Yosua: "Pilihlah orang-orang bagi kita, lalu keluarlah berperang melawan orang Amalek, besok aku akan berdiri di puncak bukit itu dengan memegang tongkat Allah di tanganku."

Seperti yang saya tulis pada artikel bagian satu sebelumnya bahwasanya mau tidak mau suatu saat umat Tuhan akan menghadapi pertempuran. Namun tidak semua orang yang akan terpilih dan mampu menghadapinya. Ayat diatas dengan jelas Musa berkata kepada Yosua "Pilihlah orang-orang bagi kita,” artinya tidak semua orang Israel siap menghadapi pertempuran. Demikian juga halnya dengan orang Kristen, tidak semua orang Kristen yang siap menghadapi peperangan rohani. Hanya orang-orang yang kuat saja yang siap. Makanya jangan heran banyak orang Kristen yang menjadi bulan-bulanan Iblis karena mereka adalah orang-orang lemah yang tidak siap menghadapi peperangan rohani.

Salah satu akibat orang lemah adalah "Selalu tertinggal di belakang."

Ulangan 25:17-18 "Ingatlah apa yang dilakukan orang Amalek kepadamu pada waktu perjalananmu keluar dari Mesir; bahwa engkau didatangi mereka di jalan dan semua orang lemah pada barisan belakangmu dihantam mereka, sedang engkau lelah dan lesu. Mereka tidak takut akan Allah.

Dalam setiap pergerakan/perjalanan orang yang lemah pasti selalu berada dalam posisi yang paling belakang. Demikian juga dalam hal perjalanan kehidupan kekristenan, orang yang lemah selalu tertinggal. Pergerakan mereka lambat sekali dan cenderung tidak ada semangat. Kehidupan kerohanian hanya biasa-biasa saja dan cenderung berjalan ditempat. Menurut KTP mereka memang beragama Kristen, tetapi dalam kehidupan sehari-hari ke kristenannya tidak kelihatan. Nah, orang yang seperti inilah yang cenderung menjadi sasaran dari musuh kita yaitu Iblis.
Dalam setiap pergerakan/perjalanan orang yang lemah pasti selalu berada dalam posisi yang paling belakang. Demikian juga dalam hal perjalanan kehidupan kekristenan, orang yang lemah selalu tertinggal. Pergerakan mereka lambat sekali dan cenderung tidak ada semangat. Kehidupan kerohanian hanya biasa-biasa saja dan cenderung berjalan ditempat. Menurut KTP mereka memang beragama Kristen, tetapi dalam kehidupan sehari-hari ke kristenannya tidak kelihatan. Nah, orang yang seperti inilah yang cenderung menjadi sasaran dari musuh kita yaitu Iblis.

Saudaraku, menjadi orang lemah dan menjadi orang kuat adalah pilihan, bukan takdir. Tuhan tidak pernah menakdirkan umatnya menjadi orang-orang lemah. Justru Tuhan tidak menyukai orang-orang lemah. Melalui hamba-hambanya Tuhan menyerukan umatnya agar menjadi orang yang kuat.

Ulangan 20:2-4 Apabila kamu menghadapi pertempuran, maka seorang imam harus tampil ke depan dan berbicara kepada rakyat, dengan berkata kepada mereka: Dengarlah, hai orang Israel! Kamu sekarang menghadapi pertempuran melawan musuhmu; janganlah lemah hatimu, janganlah takut, janganlah gentar dan janganlah gemetar karena mereka, sebab TUHAN, Allahmu, Dialah yang berjalan menyertai kamu untuk berperang bagimu melawan musuhmu, dengan maksud memberikan kemenangan kepadamu.

Kuat lemahnya kita tergantung daripada kuat lemahnya kerohanian kita. Kuat lemahnya kerohanian tergantung seberapa besar iman kepercayaan dan kasih kita kepada Tuhan. Semakin besar iman kepercayaan dan kasih kita kepada Tuhan maka semakin kuat pulalah kerohanian kita. Orang yang tubuhnya kekar jika tidak di barengi dengan kekuatan mental rohani yang kuat maka tubuh yang kekar itu tidak akan berguna sama sekali selain hanya sebagai keindahan tubuh belaka. Rahasia dibalik kekuatan tubuh ada pada kekuatan mental rohani yaitu iman dan kepercayaan kepada Tuhan. Semakin besar iman kepercayaan kepada Tuhan itu akan membuat Tuhan “bergerak” dan Dialah yang akan bertempur menggantikan kita.

Daud secara tubuh jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan Goliat yang besar bagai raksasa. Namun karena begitu besarnya iman kepercayaan Daud kepada Tuhan membuat dia dengan mudah mengalahkan Goliat.

Dilain kisah, suatu ketika orang Amalek datang menyerang membakar habis Ziklag dan meraka menahan seluruh perempuan yang tinggal, termasuk istri Daud. Hal itu membuat Daud menjadi lemah sampai tidak kuat menagis. Tahukan saudara bahwa ketika kita lemah kita tidak akan disukai orang? Itu terjadi pada Daud. Ketika dia menjadi lemah, rakyat yang bersama dengan dia berusaha untuk melemparinya. Itu dapat kita lihat pada ayat dibawah :

I Samuel 30:4-6a : Lalu menangislah Daud dan rakyat yang bersama-sama dengan dia itu dengan nyaring, sampai mereka tidak kuat lagi menangis.Juga kedua isteri Daud ditawan, yakni Ahinoam, perempuan Yizreel, dan Abigail, bekas isteri Nabal, orang Karmel itu.Dan Daud sangat terjepit, karena rakyat mengatakan hendak melempari dia dengan batu.

Dari sini dapat kita lihat bahwa orang yang lemah tidak akan bermanfaat bagi orang lain selain hanya menjadi beban. Daud tidak bermanfaat bagi rakyatnya yang saat itu membutuhkan pertolongan. Itulah yang membuat rakyat ingin melemparinya. Namun Daud tidak larut dalam kelemahannya. Dia menyadari bahwa itu semua tidak akan menyelesaikan masalahnya. Solusinya adalah dia harus kembali memulihkan kekuatannya yaitu dengan menguatkan kepercayaannya kepada Tuhan (I Samuel 30:6) dan pada saat itu dia berhasil mengalahkan orang Amalek yang jumlahnya jauh lebih banyak dari mereka dan merebut kembali harta dan perempuan yang ditawan oleh orang Amalek tersebut.

Orang lemah tidak akan bermanfaat bagi orang lain selain hanya menjadi beban....

Oleh sebab itu jadilah kuat!. Sebab orang-orang kuatlah yang siap menghadapi pertempuran. Pilihan ada ditangan kita apakah menjadi orang yang lemah atau orang yang kuat, kuat didalam Tuhan tentunya. Orang-orang yang lemah akan menjadi bulan-bulanan Iblis, sementara orang-orang yang kuat akan menjadi pemenang bahkan lebih dari pada pemenang.

II Timotius 2:1 Sebab itu, hai anakku, jadilah kuat oleh kasih karunia dalam Kristus Yesus.

--

Menjadi orang yang terpilih

Keluaran 17:9 Musa berkata kepada Yosua: "Pilihlah orang-orang bagi kita, lalu keluarlah berperang melawan orang Amalek, besok aku akan berdiri di puncak bukit itu dengan memegang tongkat Allah di tanganku."

Seperti yang saya tulis pada artikel bagian satu sebelumnya bahwasanya mau tidak mau suatu saat umat Tuhan akan menghadapi pertempuran. Namun tidak semua orang yang akan terpilih dan mampu menghadapinya. Ayat diatas dengan jelas Musa berkata kepada Yosua "Pilihlah orang-orang bagi kita,” artinya tidak semua orang Israel siap menghadapi pertempuran. Demikian juga halnya dengan orang Kristen, tidak semua orang Kristen yang siap menghadapi peperangan rohani. Hanya orang-orang yang kuat saja yang siap. Makanya jangan heran banyak orang Kristen yang menjadi bulan-bulanan Iblis karena mereka adalah orang-orang lemah yang tidak siap menghadapi peperangan rohani.

Salah satu akibat orang lemah adalah "Selalu tertinggal di belakang."

Ulangan 25:17-18 "Ingatlah apa yang dilakukan orang Amalek kepadamu pada waktu perjalananmu keluar dari Mesir; bahwa engkau didatangi mereka di jalan dan semua orang lemah pada barisan belakangmu dihantam mereka, sedang engkau lelah dan lesu. Mereka tidak takut akan Allah.

Dalam setiap pergerakan/perjalanan orang yang lemah pasti selalu berada dalam posisi yang paling belakang. Demikian juga dalam hal perjalanan kehidupan kekristenan, orang yang lemah selalu tertinggal. Pergerakan mereka lambat sekali dan cenderung tidak ada semangat. Kehidupan kerohanian hanya biasa-biasa saja dan cenderung berjalan ditempat. Menurut KTP mereka memang beragama Kristen, tetapi dalam kehidupan sehari-hari ke kristenannya tidak kelihatan. Nah, orang yang seperti inilah yang cenderung menjadi sasaran dari musuh kita yaitu Iblis.
Dalam setiap pergerakan/perjalanan orang yang lemah pasti selalu berada dalam posisi yang paling belakang. Demikian juga dalam hal perjalanan kehidupan kekristenan, orang yang lemah selalu tertinggal. Pergerakan mereka lambat sekali dan cenderung tidak ada semangat. Kehidupan kerohanian hanya biasa-biasa saja dan cenderung berjalan ditempat. Menurut KTP mereka memang beragama Kristen, tetapi dalam kehidupan sehari-hari ke kristenannya tidak kelihatan. Nah, orang yang seperti inilah yang cenderung menjadi sasaran dari musuh kita yaitu Iblis.

Saudaraku, menjadi orang lemah dan menjadi orang kuat adalah pilihan, bukan takdir. Tuhan tidak pernah menakdirkan umatnya menjadi orang-orang lemah. Justru Tuhan tidak menyukai orang-orang lemah. Melalui hamba-hambanya Tuhan menyerukan umatnya agar menjadi orang yang kuat.

Ulangan 20:2-4 Apabila kamu menghadapi pertempuran, maka seorang imam harus tampil ke depan dan berbicara kepada rakyat, dengan berkata kepada mereka: Dengarlah, hai orang Israel! Kamu sekarang menghadapi pertempuran melawan musuhmu; janganlah lemah hatimu, janganlah takut, janganlah gentar dan janganlah gemetar karena mereka, sebab TUHAN, Allahmu, Dialah yang berjalan menyertai kamu untuk berperang bagimu melawan musuhmu, dengan maksud memberikan kemenangan kepadamu.

Kuat lemahnya kita tergantung daripada kuat lemahnya kerohanian kita. Kuat lemahnya kerohanian tergantung seberapa besar iman kepercayaan dan kasih kita kepada Tuhan. Semakin besar iman kepercayaan dan kasih kita kepada Tuhan maka semakin kuat pulalah kerohanian kita. Orang yang tubuhnya kekar jika tidak di barengi dengan kekuatan mental rohani yang kuat maka tubuh yang kekar itu tidak akan berguna sama sekali selain hanya sebagai keindahan tubuh belaka. Rahasia dibalik kekuatan tubuh ada pada kekuatan mental rohani yaitu iman dan kepercayaan kepada Tuhan. Semakin besar iman kepercayaan kepada Tuhan itu akan membuat Tuhan “bergerak” dan Dialah yang akan bertempur menggantikan kita.

Daud secara tubuh jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan Goliat yang besar bagai raksasa. Namun karena begitu besarnya iman kepercayaan Daud kepada Tuhan membuat dia dengan mudah mengalahkan Goliat.

Dilain kisah, suatu ketika orang Amalek datang menyerang membakar habis Ziklag dan meraka menahan seluruh perempuan yang tinggal, termasuk istri Daud. Hal itu membuat Daud menjadi lemah sampai tidak kuat menagis. Tahukan saudara bahwa ketika kita lemah kita tidak akan disukai orang? Itu terjadi pada Daud. Ketika dia menjadi lemah, rakyat yang bersama dengan dia berusaha untuk melemparinya. Itu dapat kita lihat pada ayat dibawah :

I Samuel 30:4-6a : Lalu menangislah Daud dan rakyat yang bersama-sama dengan dia itu dengan nyaring, sampai mereka tidak kuat lagi menangis.Juga kedua isteri Daud ditawan, yakni Ahinoam, perempuan Yizreel, dan Abigail, bekas isteri Nabal, orang Karmel itu.Dan Daud sangat terjepit, karena rakyat mengatakan hendak melempari dia dengan batu.

Dari sini dapat kita lihat bahwa orang yang lemah tidak akan bermanfaat bagi orang lain selain hanya menjadi beban. Daud tidak bermanfaat bagi rakyatnya yang saat itu membutuhkan pertolongan. Itulah yang membuat rakyat ingin melemparinya. Namun Daud tidak larut dalam kelemahannya. Dia menyadari bahwa itu semua tidak akan menyelesaikan masalahnya. Solusinya adalah dia harus kembali memulihkan kekuatannya yaitu dengan menguatkan kepercayaannya kepada Tuhan (I Samuel 30:6) dan pada saat itu dia berhasil mengalahkan orang Amalek yang jumlahnya jauh lebih banyak dari mereka dan merebut kembali harta dan perempuan yang ditawan oleh orang Amalek tersebut.

Orang lemah tidak akan bermanfaat bagi orang lain selain hanya menjadi beban....

Oleh sebab itu jadilah kuat!. Sebab orang-orang kuatlah yang siap menghadapi pertempuran. Pilihan ada ditangan kita apakah menjadi orang yang lemah atau orang yang kuat, kuat didalam Tuhan tentunya. Orang-orang yang lemah akan menjadi bulan-bulanan Iblis, sementara orang-orang yang kuat akan menjadi pemenang bahkan lebih dari pada pemenang.

II Timotius 2:1 Sebab itu, hai anakku, jadilah kuat oleh kasih karunia dalam Kristus Yesus.

--

Jangan biarkan ketakutan menguasai kita

Mazmur 56:4 Waktu aku takut, aku ini percaya kepada-Mu;

Adalah wajar jika setiap manusia mempunyai rasa takut. Rasa takut bila diletakkan pada tempat yang benar sangat bermanfaat. Sewaktu mengemudi kendaraan, rasa takut dapat membuat kita lebih berhati-hati sehingga terhindar dari kecelakaan. Rasa takut dapat juga menghindarkan kita dalam mengambil keputusan yang salah dalam bisnis. Rasa takut juga dapat membawa kita hidup dalam kehendak Tuhan. Namun yang menjadi masalah adalah ketika rasa takut itu menjadi berlebihan dan tidak pada tempatnya serta menguasai kita. Rasa takut yang berlebihan membuat bisa membuat kita kehilangan kendali atas diri dan mengakibatkan kita melakukan tindakan-tindakan yang salah.

Suatu ketika Saul menghadapi tekanan yang berat, dia sedang menghadapi tentara Filistin yang besar bahkan di dalam I Samuel 28 :5 dikatakan Saul takut dan hatinya sangat gemetar. Artinya Saul sangat ketakutan. Saul mencoba bertanya kepada Tuhan, namun Tuhan tidak menjawab. Saul semakin dikuasai ketakutan, akhirnya dia mengambil keputusan yang salah yaitu mendatangi seorang perempuan pemanggil arwah. Hal itu semakin menambah daftar dosanya dimata Tuhan. Yang menjadi pertanyaan adalah apakah karena permohonannya tidak dijawab berarti bahwa Tuhan sudah tidak peduli lagi terhadap Saul?

Satu hal yang saya perhatikan adalah bahwa Saul adalah orang yang kurang memiliki kesabaran. Ketidaktaatan pertama Saul yang menyebabkan dia di tolak menjadi raja adalah karena tidak sabar menunggu kedatangan Samuel dimana Saul mempersembahkan sendiri korban bakaran yang seharusnya hanya boleh dilakukan oleh Imam (Samuel). Akibatnya dia melanggar kekudusan Tuhan.

Saat ini ada juga orang Kristen melakukan apa yang dilakukan oleh Saul, ketika menghadapi suatu keadaan sulit misalnya sakit penyakit, tak jarang mereka pergi mencari orang “pintar" untuk mendapatkan pertolongan. Ketakutan akan kematian membuat mereka pergi kejalan yang sesat dan menjadi tawanan setan. Ketika ditanya kenapa mereka melakukan itu tidak jarang Tuhan yang di persalahkan.Alasannya, kami sudah melakukan segala upaya, kami sudah banyak habis biaya untuk berobat bahkan kami juga sudah memanggil hamba Tuhan untuk berdoa, tetapi tidak sembuh-sembuh juga. Tuhan tidak menjawab doa kami. Maka terpaksalah kami pergi mencari orang "pintar”.

Seorang pelayan Tuhan pernah bercerita kepada saya bahwa ia pernah pernah “jatuh” karena ketakutan. Dulu dia memiliki seorang anak perempuan. Anaknya itu sering kali keluar masuk rumah sakit. Sebagai orang tua tentunya ia amat takut terjadi sesuatu pada anaknya. Ketika ketakutan menguasainya datanglah bisikan-bisikan sesat dari sekelilingnya yang menyuruh dia membawa anaknya ke orang pintar. Ketakutan membuat dia kehilangan iman dimana akhirnya dia membawa anak itu kepada orang “pintar’ dan melakukan semua apa yang diminta orang pintar itu. Namun apa yang terjadi? Anaknya bukan menjadi sembuh, bahkan penyakit anaknya semakin parah dan tidak berapa lama kemudian anak itu kembali ke pangkuan Bapa di surga.

Saudaraku, pelajaran yang dapat kita ambil dari kisah ini adalah jangan biarkan ketakutan menguasai kita. Ketakutan yang berlebihan membuat iman kita lemah. Ketakutan yang berlebihan membuat kita tidak percaya lagi kepada Tuhan dan ketakuta yang berlebihan membuat kita mengambil keputusan yang salah.

Daud seorang pahlawan yang gagah perkasa. Namun suatu kali ia pernah ketakutan ketika ia di tangkap oleh orang filistin dan dihadapkan kepada Akhis raja orang Gat. Ketika itu Daud sangat ketakutan sekali sehingga dia berpura-pura gila. Ketakutan telah membuat Daud lupa akan Tuhan yang selama ini menolong dia. Dia lebih memilih mengatasi masalahnya dengan caranya sendiri dari pada mengandalkan Tuhan. Ini kita temukan pada I Samuel 21:10-15. Namun, akhirnya Daud cepat menyadari kesalahannya. Dia sadar bahwa cara itu tidak akan pernah menolongnya untuk lepas dari tekanannya. Akhirnya dia bertobat dan doa pertobatannya dapat kita lihat pada ayat dibawah :

Mazmur 56:1-5 Untuk pemimpin biduan. Menurut lagu: Merpati di pohon-pohon tarbantin yang jauh. Miktam dari Daud, ketika orang Filistin menangkap dia di Gat. Kasihanilah aku, ya Allah, sebab orang-orang menginjak-injak aku, sepanjang hari orang memerangi dan mengimpit aku! Seteru-seteruku menginjak-injak aku sepanjang hari, bahkan banyak orang yang memerangi aku dengan sombong. Waktu aku takut, aku ini percaya kepada-Mu; kepada Allah, yang firman-Nya kupuji, kepada Allah aku percaya, aku tidak takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?

Daud kembali mengandalkan Tuhan dan Tuhan melepaskan dia dari segala kesulitannya dan bahkan Daud dapat tinggal berdampingan dengan Akhis raja Gat. Oleh sebab itu jangan biarkan rasa takut berkuasa atas kita. Ketika rasa takut itu datang mari menguatkan dan meletakkan kepercayaan kita hanya kepada Tuhan.

II Timotius 1:7 Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban.

--

Pola pikir menentukan jalan kehidupan

Amsal 4:23 Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.

Ayat ini mengajak kita untuk menjaga hati dengan segala kewaspadaan. Ada apa dengan hati? Kenapa harus dijaga dengan penuh kewaspadaan? Dari ayat diatas dapat kita lihat bahwa apa yang ada dalam hati akan terpancar pada kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu, apa yang ada dalam hati akan sangat menentukan kehidupan kita. Ini dapat kita lihat dengan jelas pada Alkitab terjemahan Bahasa Indonesia sehari-hari : Jagalah hatimu baik-baik, sebab hatimu menentukan jalan hidupmu. Bila kita membandingkan dalam terjemahan bahasa inggris, kita akan menemukan pengertian yang lebih jelas lagi. Be careful how you think; your life is shaped by your thoughts. Kalau saya boleh terjemahkan artinya kira-kira begini waspadalah bagaimana engkau berpikir; hidupmu dibentuk oleh cara engkau berpikir.

Saudaraku, mengapa seseorang bisa selalu mengalami kegagalan? Itu karena ia selalu memikirkan tentang kegagalan. Pikirannya yang selalu dipenuhi oleh kegagalan akan menjadi pola dalam kehidupannya yang mengakibatkan hasilnyapun adalah kegagalan. Oleh sebab itu bila kita ingin berhasil maka kita harus memikirkan hal-hal yang positif. Karena hal itu akan terpola dalam kehidupan kita yang hasilnyapun akan positif pula. Disinilah letaknya rahasia orang sukses, dan ini pulalah yang menjadi inti pengajaran para motivator-motivator. Mereka dibayar mahal hanya untuk sebuah pengajaran yang inti dari pengajaran itu adalah menciptakan pola pikir yang positif.

Saudaraku, Tuhan sangat tidak suka dengan pikiran negatif. Generasi pertama bangsa Israel tidak dapat masuk ketanah perjanjian adalah karena pikiran negatif. Mereka dipenuhi oleh pikiran-pikiran yang kalah ketika melihat orang “Enak” yang besar bagai raksasa. Musuh yang paling besar sebenarnya bukanlah orang “Enak” yang bagai raksasa itu, tetapi pikiran negatif mereka sendiri yang menganggap diri lebih lemah dari orang enak. Inilah perkataan negative mereka :

Bilangan13:33 Juga kami lihat di sana orang-orang raksasa, orang Enak yang berasal dari orang-orang raksasa, dan kami lihat diri kami seperti belalang, dan demikian juga mereka terhadap kami."

Sebelum berperang mereka sudah merasa kalah. Akibatnya Tuhan marah, Tuhan merasa terhina sekali. Bagaimana bisa mereka lupa akan kebesaran Tuhan yang sanggup membelah laut Merah?. Bagaimana mereka bisa lupa dengan kuat kuasa tangan Tuhan yang menimpakan tulah-tulah kepada orang Mesir sehingga mereka bisa lepas dari perbudakan? Intinya begini ketika pikiran kita dipenuhi oleh kekalahan/kegagalan sama artinya kita sedang mempermalukan dan menyepelekan Tuhan. Akibatnya, generasi pertama bangsa Israel yang keluar dari perbudakan Mesir tidak sampai ke Tanah Perjanjian yaitu Tanah Kanaan, termasuk Musa. Hanya dua orang yang sampai yaitu Yosua bin Nun dan Kaleb bin Yefune. Apa rahasia mereka? Itu karena mereka berpikiran positif. Inilah perkataan mereka :

Bilangan 13:30 Kemudian Kaleb mencoba menenteramkan hati bangsa itu di hadapan Musa, katanya: "Tidak! Kita akan maju dan menduduki negeri itu, sebab kita pasti akan mengalahkannya!"

Bilangan 14:8-9 Jika TUHAN berkenan kepada kita, maka Ia akan membawa kita masuk ke negeri itu dan akan memberikannya kepada kita, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya. Hanya, janganlah memberontak kepada TUHAN, dan janganlah takut kepada bangsa negeri itu, sebab mereka akan kita telan habis. Yang melindungi mereka sudah meninggalkan mereka, sedang TUHAN menyertai kita; janganlah takut kepada mereka."

Yosua Bin Nun dan Kaleb bin Yefune mempunyai pikiran yang penuh kemenangan. Mereka tidak melihat apa yang kelihatan tetapi mereka melihat siapa yang ada dipihak mereka yang tentunya jauh lebih besar dan berkuasa dari pada apa yang ada di hadapan mereka.

Roma 8:31 Sebab itu apakah yang akan kita katakan tentang semuanya itu? Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita?

Perhatikan saudara, sampai masa tuanyapun Kaleb masih mempunyai kekuatan yang sama dibandingkan dengan pada masa mudanya. Kita perhatikan ayat dibawah:

Yosua 14:10-11 Jadi sekarang, sesungguhnya TUHAN telah memelihara hidupku, seperti yang dijanjikan-Nya. Kini sudah empat puluh lima tahun lamanya, sejak diucapkan TUHAN firman itu kepada Musa, dan selama itu orang Israel mengembara di padang gurun. Jadi sekarang, telah berumur delapan puluh lima tahun aku hari ini; pada waktu ini aku masih sama kuat seperti pada waktu aku disuruh Musa; seperti kekuatanku pada waktu itu demikianlah kekuatanku sekarang untuk berperang dan untuk keluar masuk.

Dimanakah rahasianya? Rahasianya adalah karena Kaleb selalu berpikiran positif. Pola pikirnya dibentuk oleh pikiran positif yang penuh dengan kemenangan dan itulah yang menggerakkan Tuhan untuk senantiasa memberikan kekuatan baru kepadanya. Genaplah firman Tuhan dibawah ini :

Yesaya 40:31 tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.

Llu, apa yang harus kita yang harus kita perbuat agar tercipta pola pikir yang positif?
Ingatlah selalu bahwa kita punya Tuhan yang luar biasa yang jauh lebih besar dan lebih berkuasa dari masalah/musuh kita.
Bersyukurlah senantiasa. Banyak kita lihat di Alkitab sebelum Yesus melakukan muzizat terlebih dahulu Ia mengucap syukur.
Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hati dan jangan bersandar kepada pengertian sendiri (Amsal 3:5).
Selalu mengucapkah perkataan yang positif (Amsal 18:21).
Tuhan Yesus memberkati. Amin.
--

Firman Tuhan yang menjadi Cermin

Yakobus 1:23-24 Sebab jika seorang hanya mendengar firman saja dan tidak melakukannya, ia adalah seumpama seorang yang sedang mengamat-amati mukanya yang sebenarnya di depan cermin.Baru saja ia memandang dirinya, ia sudah pergi atau ia segera lupa bagaimana rupanya.

Dalam kehidupan sehari-hari cermin amat banyak gunanya. Salah satu fungsi cermin adalah memantulkan cahaya/warna yang datang padanya. Itulah sebabnya ketika unsur cahaya ada maka cermin akan memantulkan benda yang ada didepannya. Cermin sangat membantu manusia terutama untuk melihat sisi-sisi dirinya yang tidak dapat dan sulit dijangkau oleh mata.

Cermin membantu kita untuk lebih memperbaiki dan menyempurnakan penampilan kita.. Dengan bantuan cermin maka kita dapat menghias dan menutupi hal-hal yang tidak baik pada tubuh dan wajah. Dengan bantuan cermin kita dapat melihat apakah kita sudah berpakaian rapi atau tidak. Dengan bantuan cermin kita dapat pula membuang hal-hal yang tidak dan kurang diperlukan pada wajah kita. Misalnya kotoran-kotoran yang menempel, rambut-rambut yang tumbuh tidak rapi dan lain sebagainya.

Demikianlah halnya dengan firman Tuhan. Ketika firman Tuhan kita letakkan bagai cermin maka firman itu akan menunjukkan hal-hal yang tidak baik dan tidak beres yang masih melekat dalam hidup. Dengan bercermin pada firman kita akan mengetahui bahwa masih ada yang perlu diperbaiki. Mungkin karakter dan prilaku kita. Contohnya begini: Dulu saya tidak tahu kalau merokok itu adalah suatu perbuatan yang tidak menyenangkan Tuhan. Bahkan saya berani berdebat dengan mereka yang menegor saya. Namun suatu ketika firman yang berbunyi “Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, -- dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu! (I Korintus 6:19-20)” dihadapkan kepada saya maka firman itu menjadi cermin yang menunjukkan bahwa merokok adalah noda bagi bait Roh Kudus yaitu tubuh kita dan bukan merupakan perbuatan yang memuliakan Tuhan.

Wahyu 21:2 Dan aku melihat kota yang kudus, Yerusalem yang baru, turun dari sorga, dari Allah, yang berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya.

Seorang perempuan yang baik ketika akan bertemu dengan kekasihnya tentu akan berusaha tampil sebaik-baiknya. Rasa cinta yang dalam akan membuat dia senantiasa menghias dirinya sebelum bertemu dengan pujaan hatinya. Dan dengan bantuan cermin ia akan dapat menghias dirinya dengan baik untuk pujaan hatinya itu. Demikian pula halnya dengan sang Pria, dia akan sangat senang dan tersanjung ketika disambut oleh kekasihnya yang telah berhias dan berdandan dengan bersih dan tentunya hal itu akan membuat cintanya semakin dalam.

Tuhan Yesus adalah kekasih pujaan hati kita. Bagaimana sikap kita ketika akan bertemu dengannya? Apakah kita menghias diri atau membiarkan kita bertemu dengannya dengan tubuh dan wajah yang penuh noda? Kalau seperti itu hati-hatilah, jangan-jangan kekasih kita itu mengusir kita karena tidak mengenal kita.

Matius 7:23 Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"

Saudaraku, saat ini kita sedang menanti-nanti kedatangan kekasih hati kita yaitu Tuhan Yesus. Sudahkah kita berhias diri dan berdandan baginya? Dia sudah menyediakan cermin bagi kita yaitu firmanNya. Dengan cermin itu kita bisa melihat menyingkirkan segala noda-noda yang masih melekat pada tubuh kita. Mari kita menyambut kedatangan Tuhan Yesus yang sudah diambang pintu dengan berhias dan berdandan sebaik-baiknya.

Ada dua hal yang perlu kita perhatikan dalam bercermin, yaitu:
Bercerminlah sebagaimana mestinya. Jangan hanya sekedar bercermin. Perhatikanlah dengan seksama tubuh kita apakah masih ada noda yang melekat. Mendengar firman Tuhan namun tidak melakukannya adalah sama dengan bercermin tidak sebagaimana mestinya.
Jangan selalu mengarahkan cermin kepada orang lain untuk menunjukkan nodanya. Tetapi pakailah cermin itu untuk melihat noda sendiri.Sama halnya dengan firman Tuhan, ketika firman Tuhan disampaikan biarlah kita mempunyai sikap bahwa firman itu adalah untuk diri kita. Jangan bersikap bahwa firman itu untuk si A, si B dan si C yang sudah menyakiti hati kita. Atau si D yang hidup penuh dengan dosa. Karena kalau kita seperti itu maka kita tidak akan pernah melihat noda yang dari hari kehari akan semakin menumpuk di wajah kita.

--
Suatu saat peperangan itu pasti terjadi

Keluaran 17:10-11 Lalu Yosua melakukan seperti yang dikatakan Musa kepadanya dan berperang melawan orang Amalek; tetapi Musa, Harun dan Hur telah naik ke puncak bukit. Dan terjadilah, apabila Musa mengangkat tangannya, lebih kuatlah Israel, tetapi apabila ia menurunkan tangannya, lebih kuatlah Amalek.
Ayat ini adalah potongan kisah dari peristiwa pertempuran antara orang Israel dan orang Amalek yang terjadi di rafidim. Kisah lengkapnya dapat kita baca di Keluaran 17 : 8-16. Dalam kisah itu diceritakan bahwa ketika orang Israel berada di Rafidim, orang-orang Amalek datang menyerang. Lalu Musa memerintahkan kepada Yosua untuk memilih orang-orang yang akan bertempur melawan orang Amalek tersebut, sementara Musa, Harun dan Hur naik keatas bukit untuk berdoa. Tetapi terjadilah, ketika Musa mengangkat tangannya maka Orang Israel menang, namun ketika Musa menurunkan tangannya orang Amaleklah yang menang. Sungguh saudara, kisah ini mengandung makna yang dalam. Kalau kita baca sekilas, kisah ini tidak akan memiliki makna selain hanya sejarah peristiwa pertempuran Israel dan Amalek saja. Tetapi kalau kita kaji lebih dalam maka kisah ini mengandung makna yang dalam.

Menurut analisa saya pribadi ada beberapa makna yang terkandung dalam kisah ini, yaitu:

1. Suatu waktu kita pasti akan menghadapi peperangan.
Saudaraku, mau tidak mau suatu waktu kita pasti akan menghadapi yang namanya peperangan, terutama peperangan rohani. Walaupun bukan kita yang memulai, suatu saat musuh pasti akan memulainya. Kita perhatikan ayat dibawah:

Keluaran 17:8 Lalu datanglah orang Amalek dan berperang melawan orang Israel di Rafidim.

Dalam ayat ini kita lihat bahwa orang Amaleklah yang terlebih dahulu yang menyerang orang Israel. Pada saat itu orang Israel tidak sedang mengadakan persiapan melakukan peperangan. Justru pada saat itu mereka sedang lemah baik secara jasmani maupun secara rohani. Ada bebarapa hal yang membuat mereka lemah secara jasmani dan rohani yang dapat kita temukan pada kisah ini, yaitu :
- Mereka kehabisan air (Keluaran 17:1 ).
- Mereka bertengkar dengan Musa (Keluaran 17:2).
- Mereka bersungut-sungut kepada Musa (Keluaran 17:3).

Namun sumber kelemahan utama mereka adalah karena tidak ada air yang mengakibatkan mereka bertenkar dan bersungut-sungut dimana hal itu membuat mereka semakin lemah. Ketika mereka tiba pada puncak kelemahannya disitulah orang Amalek datang menyerang. Dari sini dapat kita lihat bahwa musuh senantiasa menanti-nantikan saat kita lemah, dan ketika itu terjadi maka musuh akan menyerang.

I Petrus 5:8 Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.

Ayat ini mendukung apa yang saya nyatakan di atas. Iblis adalah musuh kita yang senantiasa berjalan berkeliling dan mencari cari orang-orang yang lemah yang dapat di telannya. Artinya suatu saat peperangan pasti akan terjadi terutama pada saat kita lemah. Oleh sebab itu waspadalah jangan sampai kita menjadi lemah karena hal itulah yang dianti-nanti oleh iblis.

Dari tiga point penyebab kelemahan diatas dapat kita ambil makna rohaninya yaitu :

a. Kehabisan air.
Air adalah kebutuhan yang paling pokok manusia. Penelitian membuktikan tubuh manusia hampir 90% terdiri dari air. Artinya tanpa air manusia akan mati. Namun sebelum manusia sampai ketahap itu ada dua fase yang akan di alami manusia yaitu kehausan dan dehidrasi.

Saudaraku, Air adalah gambaran dari firman Tuhan. Manusia rohani kita tidak akan bisa hidup tanpa air firman. Manusia rohani akan mengalami kematian jika tidak ada air firman. Namun sebelum sampai kepada fase itu manusia rohani juga akan mengalami dua fase yaitu haus akan firman Tuhan dan fase selanjutnya adalah lemah secara rohani. Mengenai haus akan firman dapat kita lihat pada ayat dibawah ini:

Amos 8:11-13 "Sesungguhnya, waktu akan datang," demikianlah firman Tuhan ALLAH, "Aku akan mengirimkan kelaparan ke negeri ini, bukan kelaparan akan makanan dan bukan kehausan akan air, melainkan akan mendengarkan firman TUHAN. Mereka akan mengembara dari laut ke laut dan menjelajah dari utara ke timur untuk mencari firman TUHAN, tetapi tidak mendapatnya. Pada hari itu akan rebah lesu anak-anak dara yang cantik dan anak-anak teruna karena haus;

Saudaraku, dari hal ini dapat kita lihat betapa pentingnya firman Tuhan dalam kehidupan kita. Dalam Mazmur 1:1-3 dinyatakan orang yang kesukaannya merenungkan firman Tuhan adalah sama seperti pohon yang ditanam di tepi aliran air yang senantiasa segar, tidak pernah mengalami datangnya musim kering. Intinya begini, dengan senantiasa merenungkan firman Tuhan akan membawa kesegaran kepada kita. Kesegaran rohani pasti akan mempengaruhi kesegaran jasmani. Perhatikan orang-orang yang stress, pasti wajah mereka akan memancarkan kekeringan. Namun satu hal, untuk memperoleh kesegaran itu, firman bukan hanya sekedar dibaca, namun harus benar-benar direnungkan.

Beberapa orang pernah berdiskusi dengan saya kenapa dia selalu merasa kekeringan padahal setiap hari dia senantiasa membaca firman Tuhan. Namun ketika saya tanya apakah dia membaca firman Tuhan hanya sekedar membaca atau merenungkannya. Ternyata jawabannya adalah dia hanya membaca. Firman Tuhan hanya sekedar di baca saja. Membaca firman Tuhan dengan cara seperti ini dapat di ibaratkan seperti selang air. Air akan melalui selang itu namun air tidak akan tersimpan di selang itu dan akhirnya selang itu tetap kering.

Firman Tuhan hanya sekedar di baca saja. Membaca firman Tuhan dengan cara seperti ini dapat di ibaratkan seperti selang air. Air akan melalui selang itu namun air tidak akan tersimpan di selang itu dan akhirnya selang itu tetap kering.

Orang yang merenungkan firman Tuhan dapat disamakan dengan bejana. Ketika bejana itu diisi air, maka air itu akan tersimpan didalamnya. Namun satu hal, isi bejana itu dapat berkurang karena penguapan yang di akibatkan oleh panas matahari.

Panas matahari adalah gambaran dari pencobaan-pencobaan yang datang menerpa. Pencobaan-pencobaan dapat membuat kerohanian kita kering. Itulah sebabnya bejana hati kita harus senantiasa diisi air firman agar senantiasa segar.

b. Bertengkar dengan Musa.
Akibat kekeringan maka terjadilah pertengkaran antara orang Israel dan Musa. Kekeringan membuat emosi mereka meningkat sehingga pemimpinpun tidak dihargai lagi.

Sama halnya dengan kekeringan secara jasmani, kekeringan secara rohanipun membuat rohani kita tidak stabil. Makanya jangan heran kalau kita menemukan ada jemaat yang dengan tidak segan-segan berdebat dan bertengkar dengan gembalanya. Dia akan senantiasa mencari-cari kesalahan gembala yang artinya hamba Tuhan sudah tidak dihargai lagi.

c. Bersungut-sungut.
Akibat selanjutnya adalah terjadinya persungut-sungutan. Bila jemaat sudah bersungut-sungut terhadap gembalanya maka gereja tersebut berada diambang perpecahan.

Sungut-sungut adalah sifat orang fasik. Mengenai hal itu dapat kita lihat di Yudas 1:16. Sungut-sungut adalah lawan dari ucapan syukur. Orang yang bersungut-sungut tidak akan pernah mengucap syukur dalam hidupnya. Tuhan paling benci dengan orang yang bersungut-sungut. Generasi pertama orang Israel gagal masuk tanah perjanjian yaitu tanah kanaan karena bersungut-sungut. Kita lihat ayat dibawah :

Bilangan 14:29-30 Di padang gurun ini bangkai-bangkaimu akan berhantaran, yakni semua orang di antara kamu yang dicatat, semua tanpa terkecuali yang berumur dua puluh tahun ke atas, karena kamu telah bersungut-sungut kepada-Ku. Bahwasanya kamu ini tidak akan masuk ke negeri yang dengan mengangkat sumpah telah Kujanjikan akan Kuberi kamu diami, kecuali Kaleb bin Yefune dan Yosua bin Nun!

Oleh sebab itu berhati-hatilah jangan kita menjadi lemah agar iblis tidak membujuk kita untuk jatuh dalam persungutan. Persungutan akan membuat kita tidak sampai ketanah perjanjian yaitu Yerusalem baru, surga yang mulia. Mari kita senantiasa waspada agar kita tidak menjadi lemah. Sekali lagi mari kita perhatikan ayat ini :

I Petrus 5:8-9a Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya. Lawanlah dia dengan iman yang teguh,

Ingat, mau-tidak mau peperangan pasti suatu saat akan terjadi. Jangan menjadi lemah, biarlah kita senantiasa menjaga kesegaran rohani kita dengan senantiasa membaca dan merenungkan firman Tuhan agar kita tetap kuat. Tuhan Yesus memberkati.

--

KOMPAS.com - Pemikiran konservatif memposisikan smart woman sebagai perempuan yang memiliki nilai akademis tinggi, memiliki standar IQ di atas rata-rata orang normal, dan definisi lain yang mempersempit makna tersebut. Padahal, smart woman pada masa kini adalah wanita yang bisa menempatkan dirinya dimanapun ia berperan. Ketika berada di kantor, smart woman adalah wanita yang bisa menjadi karyawan yang berkualitas, namun ketika di rumah ia menjadi istri sekaligus ibu bagi anak-anaknya.

"Smart woman adalah wanita yang memiliki hati seorang ibu, namun memiliki pemikiran selogis pemikiran pria," ujar Jami Lydia Rahardjo, penulis buku Smart Woman saat talkshow "Smart Woman, Mother's Heart and Men's Brain" dalam acara Women Fiesta di Gandaria City, Jakarta, Jumat (27/5/2011) lalu.

Menurut Jami, smart woman adalah hal yang kompleks dimana wanita harus bisa melakukan perannya dengan seimbang. Sebagai seorang wanita lajang misalnya, smart woman adalah wanita yang bisa menentukan tujuan hidupnya, tahu apa yang menjadi passion-nya.

"Ia bisa menjadi independent happy single, sehingga ketika menikah juga bisa tetap happy," ujar Jami.

Lalu smart woman sebagai seorang istri adalah wanita yang bisa menjadi penolong bagi suaminya. Bisa memberikan layanan dan perawatan yang maksimal. Sebagai ibu, smart woman mampu menjadi role model bagi anak-anaknya, yakni menjadi family coach yang mendidik anak-anak sejak dini mengenai nilai-nilai moral dan spiritual. Smart woman dalam keluarga juga merupakan wanita yang bisa menjadi teman yang baik bagi anak-anak maupun suami. Sebagai ibu, perempuan harus bisa memberikan teladan bagi anak-anaknya.

"Persiapkan apa yang bisa dikenang oleh anak-anak dari kita seratus tahun ke depan. Karena wanita itu harus berbuah-buah. Membawa buah tangan ke rumah, mewariskan buah karya, juga harus bisa menjadi orang yang berguna bagi orang lain," ungkap Jami.

Dalam karier, seorang perempuan harus bisa menempatkan diri sehingga berguna bagi perusahaan tempatnya bekerja. "Karyawan itu ibarat puzzle, jadilah the right woman in the right place agar kita bisa menjadi karyawan yang bisa menyatu dengan perusahaan seperti potongan puzzle yang melengkapi sebuah puzzle utuh," jelas Jami.

Apabila suami tidak mengizinkan untuk bekerja di luar rumah, hal pertama yang harus dilakukan adalah membicarakan dengan suami. Larangan suami tentu ada sebabnya. Sebab-sebab itulah yang harus diketahui istri dan dibicarakan berdua. Apabila memang tidak bisa dikompromikan lagi, istri bisa mencari jalan keluar lain untuk tetap bisa membantu keuangan keluarga, yakni dengan melakukan pekerjaan di dalam rumah, dengan segala kreativitas yang dimilikinya.

Dalam kehidupan sehari-hari, smart woman juga harus bisa menampilkan kecantikan dari dalam. Menurut Jami, kecantikan dari dalam diri seorang wanita akan terpancar apabila wanita memiliki hati yang penuh syukur, hati yang penuh kedamaian, dan hati yang ikhlas memberi. "Jangan memikirkan apa yang tidak kita punyai, tapi pikirkan apa yang telah kita miliki dan apa yang bisa kita bagi bagi orang lain," tutupnya.

--

Hamba Tuhan juga manusia biasa yang butuh dukungan dan doa
Keluaran 17:11-12 Dan terjadilah, apabila Musa mengangkat tangannya, lebih kuatlah Israel, tetapi apabila ia menurunkan tangannya, lebih kuatlah Amalek. Maka penatlah tangan Musa, sebab itu mereka mengambil sebuah batu, diletakkanlah di bawahnya, supaya ia duduk di atasnya; Harun dan Hur menopang kedua belah tangannya, seorang di sisi yang satu, seorang di sisi yang lain, sehingga tangannya tidak bergerak sampai matahari terbenam.

Kisah dari ayat ini menunjukkan bahwa Musa akhirnya mengalami kepenatan. Musa yang begitu luar biasa dipakai Tuhan, bahkan pernah sanggup tidak makan dan minum ketika bersama-sama dengan Allah selama empat puluh hari empat puluh malam di sebuah puncak gunung, suatu ketika mengalami kelelahan juga. Ini artinya bahwa dia juga masih manusia biasa yang penuh dengan keterbatasan. Dia membutuhkan orang-orang lain yang mendukung pelayanannya.


Pada awal pelayanannya, Musa melayani seorang diri. Dia menjadi hakim bagi seluruh umat Israel yang dipimpinnya. Kisah ini dapat kita lihat dilihat di Keluaran 18:13-19. Yitro mertuanya memandang bahwa hal itu tidak baik. Dia berkata “Tidak baik seperti yang kaulakukan itu. Engkau akan menjadi sangat lelah, baik engkau baik bangsa yang beserta engkau ini; sebab pekerjaan ini terlalu berat bagimu, takkan sanggup engkau melakukannya seorang diri saja.” (Keluaran 18:17b-18). Ayat ini menunjukkan bahwa sekuat-kuatnya Musa suatu saat dia pasti akan kelelahan jika melakukan tugas pelayanan seorang diri. Itulah sebabnya dia butuh orang lain untuk mendukung pelayanannya. Kalau kita baca ayat selanjutnya maka akan kita lihat bahwa Musa akhirnya membentuk pemimpin-pemimpin kelompok dimana pemimpin-pemimpin itu yang akan mengadili perkara yang terjadi dibawah pimpinannya.Dari sini kita lihat bahwa seorang hamba Tuhan sangat membutuhkan dukungan dan topangan dari orang lain terutama dari jemaat yang dipimpinnya sehingga pelayanan dapat berjalan dengan baik dan sebagaimana mestinya.

Di sisi lain para hamba Tuhan juga butuh doa dari para jemaat. Kita jangan hanya beranggapan bahwa hamba Tuhanlah yang harus mendoakan kita. Namun sebaliknya kita juga harus mendoakan mereka. Hamba Tuhan juga butuh dukungan doa dari jemaat. Sama seperti Musa yang mendapat topangan dari Harun dan Hur pada ayat pembuka diatas.

Paulus menyadari betapa pentingnya topangan doa dari jemaat. Dia sangat membutuhkan doa dari jemaat agar pintu yang menghalangi pelayanannya terbuka. Hal itu dapat kita lihat pada ayat dibawah :

Kolose 4:3 Berdoa jugalah untuk kami, supaya Allah membuka pintu untuk pemberitaan kami, sehingga kami dapat berbicara tentang rahasia Kristus, yang karenanya aku dipenjarakan.

Sementara itu dalam kitab kisah para rasul di ceritakan suatu ketika Petrus ditahan. Namun malam hari sebelum Paulus dihadapkan untuk dihakimi didepan orang banyak malaikat Tuhan datang membebaskannya. Mengapa malaikat Tuhan datang membebaskan dia, apakah hal itu terjadi begitu saja? Tidak saudara, Tuhan membebaskan Petrus karena doa para jemaat yang sangat mengasihi dia. Itu kita temukan pada ayat dibawah ini :

Kisah Para Rasul 12:5 Demikianlah Petrus ditahan di dalam penjara. Tetapi jemaat dengan tekun mendoakannya kepada Allah.

Doa jemaat yang dipanjatkan dengan tulus kepada para hamba Tuhan ternyata cukup kuat menggerakkan hati Allah untuk memuluskan dan melancarkan pelayanan para hamba Tuhan. Doa jemaat sangat mempengaruhi pelayanan dari gembalanya. Oleh sebab itu jangan buru-buru menghakimi dan menyalahkan gembala bila kita masih menemukan kekurangan-kekurangan dalam pelayanan penggembalaan di gereja. Marilah bercermin terlebih dahulu apakah kita sudah mendoakan da mendukung pelayanan gembala kita tersebut.

Saudaraku, suatu ketika saya sharing dengan seorang kerabat. Beliau bercerita dalam beberapa Tahun ini terjadi kemunduran pelayanan di gerejanya. Dulu berapi-api namun sekarang bagaikan tidak ada api lagi, akibatnya perpecahan terjadi dimana lebih dari separuh jemaatnya pindah ke gereja lain. Gembala mengalami kemerosotan rohani, dahulu hamba Tuhan tersebut tidak kompromi dengan hal-hal kebiasaan duniawi yang bertentangan dengan injil, namun akhir-akhir ini menjadi kompromi bahkan terlibat di dalamnya, itu saya saksikan sendiri.

Setelah ditelusuri ternyata kemunduran tersebut diawali ketika jemaat sudah tidak mendukung bahkan bertentangan dengan hamba Tuhan tersebut. Lebih parah lagi, akibat ketidak cocokan tersebut team pendoa syafaat membubarkan diri. Nah, ketika team ini bubar, disinilah puncak dari kemunduran pelayanan dan kemunduran rohani. Ini membuktikan bahwa doa jemaat terhadap hamba Tuhannya sangat berpengaruhi terhadap kualitas pelayanan dan kerohanian hamba Tuhannya. Siapa yang salah? Apakah semua itu kesalahan gembala, seperti yang di sangkakan jemaat? Tidak saudara! Kesalahan bukan hanya oleh gembala, tetapi juga karena jemaat yang sudah tidak lagi berdoa bagi pelayanan dan kerohanian gembalanya.

Saudaraku, dari sini kita dapat melihat betapa pentingnya dukungan dan doa bagi para hamba Tuhan demi kemajuan pelayanan dan demi semakin berkobarnya api roh kudus. Oleh sebab itu marilah kita dukung dan doakan para hamba Tuhan dalam pelayanan mereka, jangan hanya mencari-cari kesalahan dan kekurangan mereka. Jika ada yang kurang, marilah untuk tidak langsung menghakimi melainkan dukunglah dalam doa agar Tuhan turut campur tangan dalam menyelesaikan kekurangan tersebut. Tuhan Yesus memberkati. Amin.

--

Tuhan memberi rezeki bagi orang yang takut akan Tuhan

Mazmur 111:4-5 Perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib dijadikan-Nya peringatan; TUHAN itu pengasih dan penyayang. Diberikan-Nya rezeki kepada orang-orang yang takut akan Dia. Ia ingat untuk selama-lamanya akan perjanjian-Nya.

Sungguh banyak berkat bagi orang yang takut akan Tuhan. IA sangat memperhatikan dan menghargai orang-orang yang takut kepadaNya. Orang yang takut kepada Tuhan tidak perlu sangsi akan masa depannya, akan apa yang akan dimakan dan apa yang akan di pakai. Dalam perjanjian baru, Tuhan Yesus pernah mengingatkan hal ini. Itu dapat kita lihat pada ayat dibawah:

Lukas 12:22-24 Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Sebab hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian. Perhatikanlah burung-burung gagak yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mempunyai gudang atau lumbung, namun demikian diberi makan oleh Allah. Betapa jauhnya kamu melebihi burung-burung itu!

Tahun 2010 sudah diambang pintu, kita orang-orang yang takut akan Tuhan tidak perlu takut dan gentar. Tuhan akan memperhatikan dan akan memenuhi segala keperluan kita. Tuhan akan memberikan berkatNya. Perlu dicatat, Tuhan bukan saja memberi berkat, Dia juga akan mengijinkan kita untuk menikmati berkat. Pernahkah kita perhatikan ada orang yang di berkati melimpah namun tidak di ijinkan menikmati berkat itu. Mereka memiliki banyak uang namun tidak bisa makan-makanan enak. Tidak bisa makan nasi karena gula darah tinggi dan tidak bisa makan daging karena koleksterol tinggi. Jadi bersyukurlah jika saat ini kita diberkati Tuhan terlebih lagi diijinkan menikmati berkat itu.

Oleh sebab itu, jangan takut akan hari depan, jangan kuatir memasuki tahun 2010 karena Tuhan tidak akan mengingkari janjiNya tetapi dengan satu syarat, yaitu kita menunjukkan takut kepadaNya dengan cara hidup sesuai dengan kehendak Tuhan.

Doa:
Tuhan Yesus, kami serahkan masa depan kami kedalam tanganMu. Tuhan kami tidak akan takut akan situasi yang semakin sulit ini, sebab kami pegang janjiMu. Engkau akan memberi rezeki kepada orang yang takut kepadaMu. Dalam Yesus kami berdoa. Amin

--

Nantikanlah Pertolongan Tuhan dengan sabar

Mazmur 37:7 Berdiam dirilah di hadapan TUHAN dan nantikanlah Dia; jangan marah karena orang yang berhasil dalam hidupnya, karena orang yang melakukan tipu daya.

Sungguh tidak enak hidup sungguh-sungguh dalam Tuhan.Mengapa? Karena ketika hidup sungguh-sungguh kita tidak akan melakukan cara-cara yang bertentangan dengan kehendak Tuhan. Hidup akan terasa sulit. Hal itu sangat terasa sekali khususnya dalam bidang ekonomi. Banyak hal yang bisa dilakukan untuk mencapai kesuksesan, bahkan hal itu akan semakin gampang ketika kita melakukannya dengan cara-cara yang lazim di dunia yaitu sogok-menyogok, suap menyuap dan tipu menipu. Cara seperti itu sungguh sangat bertentangan dengan caranya Tuhan. Namun cara seperti itulah cara yang paling gampang menuju kepada kesuksesan.

Maka tidak jarang anak-anak Tuhan mengeluh dan berkata “Tuhan, kenapa mereka yang hidup penuh dengan dosa dapat menikmati berkat yang melimpah, sedangkan aku hidup susah, padahal aku senantiasa taat pada firmanMu”.

Nabi Yeremia pernah merasakan dan mengatakan hal yang sama. Itu dapat kita lihat pada ayat dibawah:

Yeremia 12:1-2 Engkau memang benar, ya TUHAN, bilamana aku berbantah dengan Engkau! Tetapi aku mau berbicara dengan Engkau tentang keadilan: Mengapakah mujur hidup orang-orang fasik, sentosa semua orang yang berlaku tidak setia? Engkau membuat mereka tumbuh, dan mereka pun juga berakar, mereka tumbuh subur dan menghasilkan buah juga. Memang selalu Engkau di mulut mereka, tetapi jauh dari hati mereka.

Yeremia mengeluh kenapa orang-orang yang tidak takut akan Tuhan justru merasakan nikmatnya hidup. Namun apa Tuhan jawab? Mari kita lihat ayat dibawah:

Yeremia12:5 "Jika engkau telah berlari dengan orang berjalan kaki, dan engkau telah dilelahkan, bagaimanakah engkau hendak berpacu melawan kuda? Dan jika di negeri yang damai engkau tidak merasa tenteram, apakah yang akan engkau perbuat di hutan belukar sungai Yordan?

Mari kita terjemahkan masing-masing maksud dari perkataan Tuhan itu.

Dalam menghadapi kesulitan hidup Tuhan tidak ingin kita bersungut-sungut. Tuhan tidak menginginkan kita cemburu kepada keberhasilan orang dunia. Satu hal yang Tuhan inginkan yaitu “Kita berdiam diri sambil menantikan pertolonganNya'. Dalam Alkitab terjemahan King James, ayat ini ditambahkan dengan kata “sabar”. Tuhan ingin kita menantikan pertolongannya dengan sabar. Sabar tidak dapat di buktikan dalam sekejab. Untuk membuktikan kesabaran seseorang maka di butuhkan “waktu”. Waktulah yang akan membuktikan apakah seseorang itu sabar atau tidak.

Doa:
Tuhan tolonglah kami dalam menjalani hidup ini. Ajar kami agar tidak iri terhadap keberhasilan orang-orang dunia melainkan bersabar menantikan pertolongan daripada Mu. Dalam Yesus kami berdoa. Amin

--

Natal adalah proyek pembangunan tubuh Kristus.

Perayaan natal yang kita lakukan dewasa ini tidak terjadi begitu saja. Natal merupakan wujut nyata dari firman yang menjadi manusia di dalam Yesus Kristus atau dengan kata lain natal adalah proyek pembangunan tubuh Kristus. Tetapi peristiwa itu tidak akan pernah terjadi jika tidak ada pribadi-pribadi yang mau berkorban dan bersedia dilibatkan didalamnya. Siapakah pribadi itu? Mereka adalah:

1.Allah.
Allah rela meninggal segala kemuliaannya di Surga dan turun ke dunia menjadi daging dalam rupa manusia. Allah, Dia adalah pribadi yang menjadi fokus utama di alam semesta, setiap mahluk baik yang ada di bumi maupun yang ada di Surga memuji dan menyembahNya. Namun rela meninggalkan semua kenikmatan itu dan datang ke dunia dalam bentuk daging yang kita kenal dengan Yesus.

Allah Roh yang maha dahsyat yang penuh kuasa rela melemahkan dan merendahkan diri menjadi daging dan merasakan semua pederitaan manusia di bumi. Tahukah saudara betapa sakitnya bertahan pada penderitaan dimana seharusnya kita sendiri bisa menyingkirkan penderitaan itu? Maksudnya begini: Orang yang tidak bisa berbuat apa-apa untuk lepas dari penderitaan akan cenderung lebih kuat bertahan dan tabah dalam penderitaannya di bandingkan dengan orang yang mempunyai kemampuan untuk lepas dari penderitaan. Mengapa Allah melakukannya? Itu karena DIA sangat mencintai manusia. Hati Allah penuh belas kasihan sehingga IA tidak tega melihat manusia binasa dan menderita dalam api kekal. Itu dapat kita lihat pada ayat dibawah.

Yohannes 3:16 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.

2. Maria.
Maria merelakan rahimnya untuk dipakai oleh Allah untuk melahirkan Yesus. Selama sembilan bulan Maria harus menderita dan hidup dengan tidak bebas demi tubuh Kristus yang ada di kandungannya. Bukan hanya itu, Maria harus rela kehilangan harga diri dan di olok-olok oleh orang karena pada saat itu sangatlah tidak lazim seorang wanita hamil diluar nikah. Bagaimana Dia bisa menjelaskan kepada orang banyak bahwa dia adalah wanita baik-baik? Bagaimana dia bisa menjelaskan kepada semua orang bahwa anak yang dikandungnya itu adalah bukan dari hasil perzinahan? Bagaimana dia bisa menjelaskan kepada Yusuf tunangannya bahwa dia tidak selingkuh padahal fakta pada saat itu dia sedang hamil? Apakah Yusuf percaya begitu saja? Tidak! Yusuf sempat ragu, itulah sebabnya dia berniat menggagalkan pertunangannya dan menceraikannya Maria. Itu dapat kita lihat pada ayat dibawah:

Matius 1:18-19 Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri. Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam.

Bayangkan betapa besar beban dan penderitaan yang harus di tanggung Maria. Lalu mengapa Maria ikut dilibatkan dalam proyek itu? Itu karena :

- Maria percaya kepada Allah dan janji-janjinya dengan segenap hati.
Lukas 1:31-32 Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya,

Allah berfirman bahwa Anak yang dikandungnya akan di sebut anak Allah dan yang akan mewarisi tahta Daud, bapa leluhurnya.

Ada banyak orang Kristen yang percaya kepada Allah namun tidak percaya kepada janji-janjinya. Contohnya begini: Dalam Maleakhi 3:10 dikatakan begini: “Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan”

Allah memeritahkan agar kita membawa persepuluhan dan Allah menjanjikan berkatnya, namun pada kenyataannya banyak orang Kristen yang tidak membayar persepuluhan. Mengapa mereka tidak taat? Itu karena mereka ragu apakah Tuhan akan menggenapi firmannya. Seandainya mereka tidak ragu mereka pasti akan membayarnya bahkan saya yakin banyak yang membayar lebih dari 10%.

Bagi Maria menggenapi kehendak Allah lebih penting dari apapun di dunia ini bahkan lebih penting dari hidupnya. Itu dapat kita lihat pada ayat dibawah:

Lukas 1:38 Kata Maria: "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." Lalu malaikat itu meninggalkan dia.

Jadi, seperti Maria yang dipakai Tuhan untuk pembentukan tubuh Kristus maka kitapun bisa dipakai Tuhan untuk pembentukan tubuh Kristus secara rohani apabila kita percaya kepada Allah dan janji-janjinya dengan segenap hati.

- Maria percaya bahwa dia senantiasa berada dalam perlindungan Allah yang Mahatinggi.
Lukas 1:35 Jawab malaikat itu kepadanya: "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah.

Maria percaya bahwa walaupun dia akan masuk kedalam penderitaan yang belum bisa dibayangkannya, Kuasa Tuhan akan melindunginya. Tuhan tidak akan membiarkan dia menderita tanpa perlindungan Tuhan. Itu kenyataan karena Herodes pernah berusaha membunuh dan membinasakan bayi Yesus namun Tuhan mengutus malaikatnya dan memberi petunjuk dan langkah yang harus mereka lakukan untuk menghindar dari niat jahat Herodes. Itu dapat kita lihat pada ayat dibawah:

Matius 2:13 Setelah orang-orang majus itu berangkat, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi dan berkata: "Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya, larilah ke Mesir dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu, karena Herodes akan mencari Anak itu untuk membunuh Dia."

Lalu bagaimana dengan kita? Apakah kita percaya pada perlindungan Allah yang maha tinggi seperti yang pernah di janjikannya pada ayat dibawah;

Mazmur 91:1-7 Orang yang duduk dalam lindungan Yang Mahatinggi dan bermalam dalam naungan Yang Mahakuasa akan berkata kepada TUHAN: "Tempat perlindunganku dan kubu pertahananku, Allahku, yang kupercayai." Sungguh, Dialah yang akan melepaskan engkau dari jerat penangkap burung, dari penyakit sampar yang busuk. Dengan kepak-Nya Ia akan menudungi engkau, di bawah sayap-Nya engkau akan berlindung, kesetiaan-Nya ialah perisai dan pagar tembok. Engkau tak usah takut terhadap kedahsyatan malam, terhadap panah yang terbang di waktu siang, terhadap penyakit sampar yang berjalan di dalam gelap, terhadap penyakit menular yang mengamuk di waktu petang. Walau seribu orang rebah di sisimu, dan sepuluh ribu di sebelah kananmu, tetapi itu tidak akan menimpamu.

Kalau kita percaya berarti kita tidak akan pergi ke dukun untuk mencari kesembuhan. Kalau kita percaya berarti kita tidak memakai jimat untuk perlindungan dan kalau kita percaya maka kita pasti tidak akan melihat horoscope, mencari ahli ramal dan mengetik “reg...ke nomor sekian..sekian..” di Handphone kita. Kalau kita percaya maka kita akan berserah sepenuhnya kepada Tuhan.

Jadi, kalau kita ingin dilibatkan dalam pembentukan tubuh Kristus maka kitapun harus percaya dan menyerahkan hidup kita pada tangan perlindungan Tuhan. Kita tidak mencari perlindungan kepada dunia ini.

- Maria merasa diri seorang hamba.
Lukas 1:38 Kata Maria: "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." Lalu malaikat itu meninggalkan dia.

Maria memiliki hati seorang hamba. Seorang hamba tidak akan pernah berdebat dan berbantah-bantah kepada tuannya. Seorang hamba hanya taat dan percaya kepada perintah tuannya. Maria menyadari bahwa dia adalah hamba Tuhan oleh sebab itu Maria tidak pernah berdebat atas firman yang disampaikan Tuhan kepadanya.

Lalu bagaimana dengan kita, apakah kita menyebut diri hamba Tuhan? Jika ya maka kita tidak akan memperdebatkan firman Tuhan untuk hal-hal yang tidak perlu, terlebih lagi untuk membenarkan tindakan kita yang justru sebenarnya salah menurut firman Tuhan. Ada orang yang tidak mau memberikan persepuluhan dengan alasan bahwa Tuhan hanya melihat hati, bukan apa yang kita persembahkan, padahal dia tidak tahu bahwa apa yang di perbuatnya adalah pancaran dari isi hatinya.

Untuk taat pada firman Tuhan dibutuhkan kerendahan hati. Maria adalah pribadi yang memiliki kerendahan hati. Hanya orang yang rendah hatilah yang sanggup berkata "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu."

Jadi, untuk dilibatkan dalam pembentukan tubuh Kristus kita harus memiliki hati hamba. Seseorang yang memiliki hati hamba tidak akan suka bertengkar, berdebat dan berbantah-bantahan dengan pemimpinnya.

3.Yusuf.
Yusuf rela menjadi ayah dari anak yang bukan darah dagingnya. Pada umumnya tidak ada seorang priapun yang mau mengambil seorang perempuan yang sudah hamil menjadi istrinya kalau bukan karena sesuatu hal. Kalaupun ada setidaknya karena iming-iming materi. Tapi Yusuf berbeda, Yusuf melakukannya dengan tulus. Yusuf rela melakukan semua itu agar firman Tuhan yang menyatakan bahwa Yesus adalah keturunan Daud di genapi. Yusuf adalah turunan ke-27 dari Daud. Tanpa kesediaan Yusuf maka Yesus tidak akan disebut anak Daud. Mengapa Yusuf dilibatkan pada proyek pembentukan tubuh Kristus tersebut? Itu karena :

- Yusuf memiliki ketulusan hati.
Ketulusan hati Yusuf terbukti ketika mengetahui Maria sudah hamil sebelum menikah dengannya, dia berusaha menceraikan Maria secara diam-diam walaupun akhirnya tindakannya itu di cegah oleh Tuhan. Dia tidak mau mempermalukan Maria. Itu dapat kita temukan pada ayat dibawah:

Matius 1:19 Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam.

Orang yang akan dipakai Tuhan dalam pembentukan tubuh Kristus adalah orang yang tulus, tidak mempunyai maksud dibalik semua yang di kerjakannya. Terlebih lagi orang yang tidak suka menjelek-jelekkan orang lain.

- Yusuf orang yang melakukan firman Tuhan tepat seperti yang Tuhan perintahkan.
Matius 1:24 Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai isterinya,

Selain orang tulus, orang yang akan dipakai Tuhan dalam pembentuntukan tubuh Kristus adalah orang yang taat dan dengar-dengaran akan firman Tuhan. Bukan hanya dengar-dengaran tetapi juga harus melakukan firman Tuhan tepat seperti yang tertulis. Bukan firman yang ditambah-tambah atau dikurang-kurangi.

Jadi kalau kita mau agar dilibatkan dan di pakai dalam pembentukan tubuh Kristus maka yang harus kita lakukan adalah:
Percaya kepada Allah dan janji-janjinya dengan segenap hati.
Percaya dan menyerahkan diri kedalam tangan perlindungan Allah.
Memiliki hati hamba (rendah hati).
Memiliki hati yang tulus.
Melakukan firman tepat seperti yang diperintahkan.

--

Tuhan menunjukkan jalan yang benar kepada orang yang takut akan DIA

Mazmur 25:12 Siapakah orang yang takut akan TUHAN? Kepadanya TUHAN menunjukkan jalan yang harus dipilihnya.

Dalam mengarungi kehidupan ini banyak sekali jalan yang harus di tempuh. Tetapi dari sekian banyak jalan tentunya tidak semua jalan itu benar. Dan yang paling menyedihkan banyak orang yang tidak tahu apakah jalan yang dipilihnya itu jalan yang benar atau tidak. Banyak orang sedang berjalan dalam kebutaan. Artinya, saat ini mereka hanya asal berjalan saja, makanya tidak jarang kita dengar istilah “Ya sudah, jalani saja hidup ini. Nggak usah terlalu dipikirkan.. Jalani saja apa adanya”.

Dalam hidup ini banyak sekali jalan yang berliku-liku yang kalau kita tidak berhati-hati bisa salah jalan yang ujung-ujungnya adalah kesesatan, kebangkrutan, kesulitan, kesengsaraan dan penderitaan. Sekali memilih dan masuk pada jalan yang salah maka akan sangat sulit mundur karena kalau mundurpun kita tidak tahu jalan mana yang benar. Oleh sebab itu kita butuh bimbingan dari orang yang benar agar dapat memilih jalan yang benar. Kita perlu bimbingan orang yang benar agar dapat bertindak bijaksana dan berhati-hati sehingga tidak salah pilih jalan. Orang yang benar itu adalah Tuhan Yesus. Namun sayang, Tuhan tidak menunjukkan kepada semua orang jalan benar yang harus dipilihnya. Tuhan hanya menunjukkan bagi orang yang takut kepadaNya.

Beberapa waktu yang lalu seorang ibu yang takut akan Tuhan bersaksi kepada saya bagaimana perjodohannya dengan suaminya. Dahulu sebelum mereka menikah, suaminya adalah atasannya disebuah kantor tempat mereka bekerja. Ibu itu tidak menyukai atasannya itu karena ia sering ditegur didepan teman-teman sekantornya karena alasan-alasan yang sebetulnya tidak wajar untuk ditegur terlebih lagi dipermalukan didepan teman-teman kerjanya. Tindakan yang benar-benar tidak profesional!.

Sedikit demi sedikit bibit kebencian mulai tumbuh karena hal itu terus berulang sampai beberapa waktu lamanya. Namun sebelum bibit kebencian tumbuh menjadi akar pahit, Tuhan ingatkan si ibu untuk mendoakan atasannya itu supaya bertobat. Sekitar hampir empat tahun Tuhan jawab doa si ibu dimana akhirya atasannya tersebut bertobat dan menjadi pelayan Tuhan.

Pada tahun ke empat karena usia sudah semakin bertambah, si ibu mulai berfikir tentang jodohnya. Dia mulai mendoakan orang-orang yang mendekatinya agar Tuhan tunjukkan mana yang menjadi jodohnya. Namun anehnya setiap dia mendoakan orang-orang tersebut wajah yang muncul adalah wajah atasannya tadi padahal sedikitpun ia tidak punya rasa kepada atasannya itu. Ibu itu sempat berpikir mungkin itu dari setan. Ibu itu terus berdoa bagi orang-orang yang mendekatinya dan yang sudah mencurahkan perasaannya. Namun setiap berdoa yang muncul adalah wajah atasannya. Akhirnya pergumulan itu terjawab satu tahun berikutnya, dimana tepat pada hari ulang tahunnya atasannya datang memberikan kado ulang tahun dan mengungkapkan perasaannya. Akhirnya si ibu menyerah dan berkata kepada Tuhan “Tuhan, kalau Engkau menghendaki pria ini menjadi suamiku jadilah kehendakMu, bukan kehendakku”. Akhirnya mereka menikah dan memiliki seorang anak. Mereka hidup dengan bahagia dan tetap melayani Tuhan.

Saudaraku, dari kesaksian ibu ini kita bisa melihat bagaimana Tuhan menunjukkan jalan yang benar kepada si Ibu. Tuhan menunjukkan bahwa atasannya yang dahulunya tidak disukainya itulah yang layak menjadi suaminya yang bisa membuatnya bahagia. Bagaimana seandainya Tuhan tidak memberi petunjuk kepadanya? Tentulah si ibu salah pilih yang akibatnya membawa kepada penderitaan seumur hidup. Lalu kenapa Tuhan mau menunjukkan kepada si Ibu pria yang layak menjadi jodohnya? Itu karena si ibu tersebut takut akan Tuhan.

Amsal 15:33 Takut akan TUHAN adalah didikan yang mendatangkan hikmat, dan kerendahan hati mendahului kehormatan.

Saudaraku, beberapa hari lagi kita akan meninggalkan tahun 2009 dan memasuki.tahun 2010. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi di tahun tersebut. Banyak orang memprediksi bahwa tahun 2010 tidak lebih baik dari tahun 2009. Alkitab juga mencatat bahwa akhir jaman ini keadaan bukan semakin baik melainkan semakin buruk. Namun bagi kita yang takut akan Tuhan tidak akan Tuhan biarkan sendiri. Tuhan akan menyertai setiap langkah kita dan Tuhan akan tunjukkan jalan yang benar yang menghindarkan kita dari jalan yang membawa kita kepada kesulitan.

Ulangan 31:6 Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, janganlah takut dan jangan gemetar karena mereka, sebab TUHAN, Allahmu, Dialah yang berjalan menyertai engkau; Ia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau."

Doa:
Tuhan Yesus, tahun 2010 sudah ada dihadapan kami. Tuhan, kami tidak tahu apa yang akan terjadi di tahun tersebut namun kami percaya, mengandalkan dan takut akan Engkau karena dengan demikian Engkau akan menunjukkan jalan yang benar dan menyertai kami dalam setiap langkah kami. Dalam nama Yesus kami berdoa. Amin.

--

Dua sikap ketika menghadapi pencobaan

Mazmur 18:7 Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada TUHAN, kepada Allahku aku berteriak minta tolong. Ia mendengar suaraku dari bait-Nya, teriakku minta tolong kepada-Nya sampai ke telinga-Nya.

Ada dua sikap yang mungkin ditunjukkan oleh umat Tuhan pada waktu mengalami pencobaan yaitu:

1.Menjauh dari Tuhan.
2.Semakin dekat kepada Tuhan.

Sikap yang kita tunjukkan menunjukkan siapa kita. Jika kita bersikap seperti yang pertama, itu menunjukkan bahwa kita ikut Tuhan hanya ingin enaknya saja. Ikut Tuhan karena mengejar berkat jasmani belaka. Jika kita bersikap seperti point kedua, artinya kita mengenal siapa Tuhan yang kita sembah. Kita mengenal rencana Tuhan dalam hidup kita. Kita mengetahui bahwa Tuhan punya rencana pada setiap apapun yang terjadi dalam hidup kita.

Contoh untuk point pertama adalah Orang Demas. Demas meninggalkan pelayanan hanya karena tidak tahan menderita dan aniaya. Demas lebih memilih kenikmatan dunia dari pada menderita bersama-sama dengan Paulus dalam menyebarkan injil Kristus. Penderitaan menyebabkan dia meninggalkan jalan Tuhan dan kembali kepada kehidupan dunia. Hal itu dapat kita lihat pada ayat dibawah:

II Timotius 4:9-10 Berusahalah supaya segera datang kepadaku, karena Demas telah mencintai dunia ini dan meninggalkan aku. Ia telah berangkat ke Tesalonika. Kreskes telah pergi ke Galatia dan Titus ke Dalmatia.

Contoh untuk point ke dua adalah Daud. Daud tidak pernah lari dari Tuhan ketika mengalami penderitaan. Ayat diatas menunjukkan semakin ia menderita, semakin ia berseru-seru kepada Tuhan. Sebenarnya bisa saja Daud kecewa dan menuntut serta menuduh Tuhan tidak tepati janji. Bukankah Samuel telah mengurapi dia menjadi raja sebelumnya. Kenapa bukan tahta kerajaan yang di dapatnya, melainkan penderitaan dan di kejar-kejar Saul. Bukankah seharusnya ia tidur di istana megah bukan sebaliknya tidur di dalam gua-gua?

Daud tetap bertahan didalam Tuhan karena ia tahu dan mengenal siapa Tuhan yang dia sembah. Ia meng mengenal segala jalan dan rancangan Tuhan dalam hidupnya. Hal itu dapat kita lihat pada ayat dibawah:

Mazmur 22:33-35 Allah, Dialah yang menjadi tempat pengungsianku yang kuat dan membuat jalanku rata; yang membuat kakiku seperti kaki rusa dan membuat aku berdiri di bukit; yang mengajar tanganku berperang, sehingga lenganku dapat melengkungkan busur tembaga.

Dari ayat ini kita lihat bahwa Daud menyadari bahwa Tuhan sedang mendidik dan mengajar dia dalam setiap penderitaan yang dia alami. Melalui penderitaan Tuhan mendidik dia untuk memiliki mental prajurit dan pria sejati. Prajurit dan pria sejati tidak di nilai dari berapa banyak musuh yang di bunuhnya melainkan berapa banyak dia bersabar dan mengampuni. Daud telah membuktikan itu. Sejahat-jahatnya perbuatan Saul atas dirinya, dia tidak pernah mau membalas bahkan dia mengampuni Saul. Dalam beberapa kesempatan bisa saja dia membunuh Saul, namun tidak dilakukannya, malahan dia tetap menaruh hormat kepada saul.

Lalu bagaimana dengan kita? Bagaimana sikap kita ketika mengalami pencobaan? Apakah seperti Demas yang pergi meninggalkan Tuhan dan kembali kepada kehidupan dunia atau seperti Daud yang berseru-seru kepada Tuhan?

Doa:
Tuhan terima kasih buat renungan hari ini. Satu hal kami mohon, biarlah kami seperti Daud ketika mengalami pencobaan, dimana kami tidak meninggalkan Engkau melainkan berseru-seru kepadaMu. Ajar kami untuk mengenal setiap jalanMu ya, Tuhan. Dalam nama Yesus kami berdoa. Amin

--

Hidup itu singkat

Mazmur 39:5 "Ya TUHAN, beritahukanlah kepadaku ajalku, dan apa batas umurku, supaya aku mengetahui betapa fananya aku!

Kalimat ini diucapkan oleh seorang raja besar yaitu Daud. Dari sini kita dapat melihat bahwa Daud seorang yang rendah hati, tidak haus kekuasaan, tidak haus kemuliaan dan tidak haus akan harta. Ditengah-tengah kemuliaan yang gemerlapan Daud masih mengingat siapa dirinya. Dia menyadari bahwa dia tidak akan pernah hidup selamanya. Segala yang diperolehnya suatu saat pasti ditinggalkan.

Lalu bagaimana dengan kita? Apakah kita ingat bahwa umur kita itu singkat? Atau kita tidak menyadarinya? Dalam Mazmur 90:10 dinyatakan bahwa umur manusia hanya 70 bahkan kalau kita kuat bisa mencapai 80 tahun. Itu berarti kehidupan itu sangatlah singkat. Coba kita bayangkan, rasanya baru saja kita duduk dibangku SD, kemudian duduk dibangku SMP, SMA, Kuliah bahkan sekarang mungkin sudah berumah tangga. Rasanya itu hanya baru saja berlalu. Artinya hidup itu singkat bukan?

Lalu apa yang kita perbuat dengan hidup yang singkat itu? Apakah kita membiarkannya berlalu begitu saja tanpa berbuat sesuatupun bagi Tuhan? Ataukah kita masih menunda-nundanya? Oleh sebab itu Mari...dalam Hidup yang singkat ini kita layani Tuhan. Mari berkarya dan berbuah bagiNya. Ketahuilah bahwa saat ini kita sedang memasuki musim hujan akhir dimana masa penuaian telah tiba. Tuhan membutuhkan orang-orang yang bekerja untuk menuai jiwa-jiwa bagi Tuhan dan biarlah semua bagi hormat serta kemuliaanNya.

Doa:
Tuhan tolong kami untukmenyadari bahwa hidup itu singkat. Biarlah dalam hidup yang singkat itu kami berkarya dan berbuah bagiMu. Biarlah kekuatan Roh kudusMu senantiasa menyertai kami. Dalam nama Yesus kami berdoa. Amin

--

Agar hidup senantiasa beruntung

Yosua 1:7 Hanya, kuatkan dan teguhkanlah hatimu dengan sungguh-sungguh, bertindaklah hati-hati sesuai dengan seluruh hukum yang telah diperintahkan kepadamu oleh hamba-Ku Musa; janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, supaya engkau beruntung, ke mana pun engkau pergi.

Hidup sukses adalah dambaan dari setiap orang. Apakah itu tua, muda, miskin maupun kaya tidak ada satupun yang tidak ingin sukses. Kesusahan dan kemiskinan bukanlah kehendak Tuhan. Kesusahan dan kemiskinan ada karena dosa manusia. Manusia telah melanggar firman Tuhan dan itu membuat manusia harus bekerja keras dalam hidup. Hal itu dapat kita baca di Kejadian 3:17. Manusia pertama, Adam melanggar firman Tuhan dan sebagai sanksinya dia beserta keturunannya harus bekerja keras dalam memenuhi kebutuhan hidup.

Namun demikian Tuhan bukan tidak adil. Tuhan tetap ingin mencurahkan berkat kepada kita sehingga kita hidup tidak berkekurangan. Menurut ayat diatas ada dua hal yang harus kita lakukan yaitu:
Mempunyai keteguhan hati dan hidup sungguh-sungguh.
Bertindak hati-hati sesuai dengan firman Tuhan dengan tidak menyimpang kekanan atau kekiri.
Orang yang tidak mempunyai hati yang teguh dan tidak bersungguh-sungguh tidak akan pernah merasakan keberuntungan. Orang malas pasti akan senantiasa mengalami kemiskinan dalam hidupnya, itu dapat kita lihat pada ayat dibawah:

Amsal 6:10-11 "Tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi, melipat tangan sebentar lagi untuk tinggal berbaring" -- maka datanglah kemiskinan kepadamu seperti seorang penyerbu, dan kekurangan seperti orang yang bersenjata.

Seperti yang telah dijelaskan diatas, kesusahan datang akibat pelanggaran firman Tuhan oleh Adam. Namun Tuhan memberi solusi. Tuhan meminta kita agar senantiasa berhati-hati dalam bertindak dan tidak menyimpang kekiri maupun kekanan dari firman Tuhan. Taat pada firman Tuhan mendatangkan berkat dan keberuntungan. Hal itu dapat kita lihat pada ayat dibawah:

Ulangan 28:1-2 "Jika engkau baik-baik mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dan melakukan dengan setia segala perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, maka TUHAN, Allahmu, akan mengangkat engkau di atas segala bangsa di bumi. Segala berkat ini akan datang kepadamu dan menjadi bagianmu, jika engkau mendengarkan suara TUHAN, Allahmu:

Oleh sebab itu agar hidup senantiasa beruntung maka marilah hidup dengan sungguh-sungguh dan tidak menyimpang dari setiap perintah Tuhan.

Doa:
Tuhan Yesus, ampunilah kami atas setiap pelanggaran kami terhadap firmanMu. Ketidaktaatan dan ketidak sungguh-sungguhan membuat kami mengalami kesusahan dalam hidup. Oleh sebab itu ajar kami agar hidup taat dan sunggu-sungguh dalam Engkau sehingga kami senantiasa hidup dalam keberuntungan. Dalam nama Yesus kami berdoa. Amin.

--

KOMPAS.com - Kompetisi kecantikan atau ajang pencarian bakat perempuan muda banyak bertebaran. Semakin banyak kesempatan terbuka bagi perempuan muda untuk menjadi sosok ternama atau meraih gelar tertentu sebagai bentuk apreasiasi potensi diri. Ajang tahunan Anggun Mencari Bintang Pantene satu di antaranya. Ajang ini diklaim mampu membekali talenta muda untuk mengenali dirinya lebih mendalam. Pasalnya, perempuan muda mendapatkan mentor yang bersedia berbagi ilmu dan pengalaman, memberikan arahan, dan tentunya motivasi.

Desainer busana dan pebisnis fashion, Musa Widyatmodjo untuk kedua kalinya terlibat menjadi mentor dan juri di ajang pencarian berbakat inisiasi P&G Indonesia ini. Menurut Musa, ajang ini memiliki pendekatan berbeda. Para mentor dari berbagai latar belakang, seperti Helmy Yahya, Chantal Della Concetta mau berbagi secara maksimal kepada bakat muda ini. Musa mengatakan, perempuan muda bertalenta membutuhkan dukungan, tempat berbagi dan arahan serta penilaian yang jujur.

"Para mentor memberikan pendekatan berbeda dengan metode sharing. Peserta ajang pencarian bakat ini juga diberikan arahan. Banyak peserta yang ingin menjadi model misalnya, tetapi tingginya tidak cukup. Padahal untuk menjadi model minimal tinggi 172 cm. Perempuan muda ini harus realistis. Boleh bermimpi tapi harus realistis. Mereka perlu diberikan arahan sehingga bisa mencari altenatif. Mungkin jika tingginya tidak cukup, bisa menjadi model foto tetapi bukan untuk di catwalk. Atau misalnya ada peserta yang punya bakat menari tradisional, ini bisa diarahkan. Pernari tradisional itu langka, dengan fokus pada potensi itu dia bisa keliling dunia, hidup nyaman meski tak bisa menjadi pesinetron seperti yang diinginkannya," jelas Musa kepada Kompas Female di sela kegiatan P&G Beauty & Grooming, Yogyakarta, Selasa (24/5/2011) lalu.

Menjadi terkenal itu tidak penting, lanjut Musa. Yang penting dipahami perempuan muda bertalenta adalah mengenal dirinya, juga bakat dan potensinya. Membuat keputusan untuk dirinya sendiri, dan memperjuangkan keinginannya bukan keinginan orangtua atau siapapun. Ia menyontohkan, ada ibu yang menginginkan anaknya terkenal dengan menjadi model. Sebagai anak, memperjuangkan keinginan sendiri, untuk menjadi penari misalnya, bukan berarti membangkang. Namun justru anak tersebut mengenal dirinya, potensinya dan bersikap realistis dengannya.

Menjadi menarik dan cantik itu gampang, namun tidak bisa dijual selamanya, kata Musa. Perempuan muda juga perlu membekali dirinya dengan karakter yang kuat sehingga bisa menjadi bekal untuk menggali potensi diri kapan pun.

Untuk memiliki karakter kuat, setiap individu perlu terlatih menerima penilaian jujur dari orang lain yang lebih pakar di bidangnya. Penilaian jujur inilah yang membentuk kepribadian seseorang lebih matang dan tangguh. Sekaligus ia juga bisa belajar untuk terus meningkatkan kemampuan diri dan mengenali lebih dalam dirinya, dan menjadi lebih realistis dengan mimpinya.

Selanjutnya, Musa berulang kali menegaskan siapa pun perlu fokus menjalani bidang yang dipilihnya, jika ingin sukses. "Fokus dengan apa yang dijalankan, memiliki karakter dan profesional, itu kunci sukses seseorang dalam apa pun bidang yang dipilihnya," tutup Musa.

--


SHUTTERSTOCK
Masa tua mungkin masih jauh di awang-awang, tapi tak ada salahnya dipikirkan dari sekarang agar masa tua Anda tetap kaya.
Artikel Terkait:
7 Langkah Menjadi Orang Kaya
Siapa Orang Kaya yang Sebenarnya?
Ingin Jadi Miliuner? Ini Tipsnya!
4 Rahasia Menjadi Orang Kaya
GramediaShop : Perjalanan Ke Pusat Bumi
GramediaShop : 9 Dari Nadira

KOMPAS.com - Ingin kaya raya, lima atau 10 tahun lagi? Mungkin banget. Tips ini akan membantu Anda mewujudkannya.

1. Tetapkan tujuan sejak awal
Ibarat melakukan perjalanan, pertama harus tahu dulu tujuannya. Kalau tidak, bisa berputar-putar saja, bahkan malah menghabiskan biaya. Tanyakan pada diri sendiri, apa yang diinginkan 10 tahun ke depan. Punya mobil atau rumah, misalnya. Dengan semangat itu, Anda bisa jadi berhati-hati dalam pengeluaran dan terpacu untuk menabung. Sebaiknya siapkan rencana 5, 10, hingga 20 tahun.

2. Hiduplah dengan rencana itu
Belilah barang yang Anda butuhkan, dan bukan yang diinginkan. Terdengar sederhana, tapi godaan ini susah untuk dihindari. Tetapi, bila rencana Anda telah menancap di kepala dan hati, pasti deh keinginan membeli barang yang tak perlu akan pupus.

3. Hindari berutang
Sekarang banyak sekali tawaran membeli barang dengan dicicil. Atau bentuk pinjaman lain untuk barang yang sebenarnya tidak dibutuhkan, tapi diinginkan. Tahan hati untuk tidak tergoda. Kecuali mungkin untuk sesuatu yang bisa dijadikan modal usaha, seperti pinjaman untuk kuliah lagi, atau pinjaman rumah. Hindari mengambil pinjaman yang cicilannya menghabiskan setengah dari penghasilan. Menurut ahli keuangan, jangan sampai berutang yang angsurannya membuat dompet menjerit.

4. Mari menabung
Kecil-kecil kalau dikumpulkan akan menjadi besar atau banyak. Berapa pun yang Anda sanggup, biasakan menabung. Anda bekerja untuk mendapatkan uang, jadi Anda berhak mendapatkan bayaran. Nah, uang yang Anda bayarkan pada diri sendiri itu yang ditabung. Tabungan ini selain disimpan untuk mencapai cita-cita lima sampai 10 tahun mendatang, berguna pula bila ada kebutuhan mendesak. Seperti biaya rumah sakit, atau bisa dipakai untuk tujuan jangka pendek seperti berlibur ke luar negeri.

5. No minimum payment
Punya kartu kredit enggak dosa. Bila dimanfaatkan secara tepat, Anda tidak akan terlilit utang kartu kredit. Apalagi sampai menjadi korban debt collector, duh... jangan sampai deh. Agar tidak terjerat, segera lunasi tagihannya setiap bulan. Siapkan dana di rekening untuk membayar setiap tagihan yang datang. Sekali lagi, bayar lunas ya. Jangan hanya membayar minimal tagihan. Semakin kecil Anda membayar tagihan bulanan, semakin lama lunasnya.

6. Investasi masa tua
Hidup bukan hanya untuk hari ini, melainkan juga untuk masa depan. Masa tua mungkin masih jauh di awang-awang, tapi tak ada salahnya dipikirkan dari sekarang agar masa tua Anda tetap kaya. Salah satunya, dengan mencoba berinvestasi. Banyak cara yang mudah dan sesuai dengan kemampuan di awal bekerja. Misalnya, mengambil asuransi dan membeli reksa dana. Keduanya bisa hanya dengan membayar iuran di bawah Rp 500.000 per bulan. Tetapi hasilnya, bisa dipetik setelah 10-15 tahun kemudian, dengan jumlah berlipat.

7. Buka deposito
Selain tabungan yang bisa diambil setiap saat, ada baiknya punya tabungan berjangka alias deposito. Selain punya tabungan yang tak akan bisa dikutak-katik, simpanan ini juga bisa menjadi catatan tambahan yang berguna bila Anda ingin mengambil pinjaman rumah atau apartemen. Bagusnya sih dibuat berjangka setahun, dan saldonya ditambah lagi setiap tahun.

8. Tingkatkan kemampuan
Usia 20-an adalah saat yang tepat untuk meningkatkan keahlian dan pendidikan, yang akan mendukung karier di masa depan. Berinvestasi di bidang pendidikan tak akan sia-sia. Ambil berbagai kursus ketrampilan, dan jangan berhenti hanya kuliah di tingkat S1. Satu lagi yang sebaiknya dilakukan, perluas jaringan dengan bergaul. Senior Vice President Kelly Services Asia Pacific, lembaga perekrutan tenaga kerja internasional, Dhirendra Shantilal berkata, saat ini banyak perusahaan mencari karyawan plus. Alias selain berpendidikan tinggi, menguasai banyak bahasa, juga aktif di berbagai organisasi.

9. Nikmati hidup
Mengatur keuangan sendiri bukan berarti Anda tidak bisa bersenang-senang. Anda bisa membiayai traveling dari tabungan atau traveling murah karena punya banyak teman. Atau mengambil kursus bahasa sambil berkenalan dengan orang baru. Pokoknya buat kenangan indah dengan bertemu orang baru, dan mencoba hal-hal baru. Hal-hal seperti ini bisa menjadi investasi juga lho, banyak teman dapat rezeki, begitu kata orangtua. Yang penting, hindari mengambil pinjaman untuk biaya senang-senang. Anda bisa kreatif mencari hiburan tanpa mengeluarkan banyak uang.

--


SHUTTERSTOCK
Buatlah materi presentasi semenarik mungkin.
Artikel Terkait:
Tahu Cara Presentasi Paling Efektif?
4 Kendala "Public Speaking"
"Public Speaking" Bukan Cuma untuk Presenter
Lebih Berani Bicara di Depan Umum
Presentasi, Kuasai Dulu "Nervous" Anda!
GramediaShop : Si Gila Belanja Punya Kakak
GramediaShop : Ts. Rahasia Sang Maestro Cilik
KOMPAS.com - Presentasi menjadi hal yang menakutkan bagi sebagian orang. Dasar masalahnya adalah pada ketidakmampuan melakukan public speaking, ditambah dengan penguasaan materi yang kurang atau ketidaksiapan dalam menyusun bahan presentasi itu sendiri. Padahal, presentasi dapat berjalan efektif selama Anda mempersiapkannya dengan matang. Berikut adalah langkah-langkah menyiapkan presentasi:

1. Persiapan dapat dimulai dengan mengenali audience yang akan menyimak presentasi Anda. Mengenali audience dapat membantu Anda menyiapkan bentuk komunikasi yang akan Anda pilih untuk menyampaikan pesan.

2. Setelah itu, pikirkan poin-poin paling penting yang wajib Anda sampaikan kepada audience. Masukkan poin-poin tersebut ke dalam slide presentasi, dan imbangi dengan visual seperti gambar atau video. Perlu diingat, sampaikan hanya satu ide untuk satu slide presentasi agar audience fokus pada poin yang ingin Anda tekankan.

Dalam satu slide, tampilkan maksimum 7 sampai 8 kalimat saja. Semakin sedikit teks, maka akan semakin menarik presentasi Anda. Gunakan ukuran atau jenis huruf yang berbeda jika Anda ingin audience mengingat pesan yang menurut Anda penting.

3. Persiapan juga bisa dilanjutkan dengan mengatur waktu presentasi sesuai dengan waktu yang disediakan oleh klien, atau oleh panitia jika presentasi berbentuk lomba. Bagi waktu dengan baik untuk menyiapkan alat-alat pendukung, waktu untuk memperkenalkan diri, waktu untuk inti presentasi, dan waktu untuk sesi tanya-jawab.

4. Jangan lupa untuk membuka presentasi dengan memperkenalkan diri dan menutup presentasi dengan menyampaikan kesimpulan. Kata-kata untuk pembuka dan penutup presentasi ini juga harus disiapkan. Inti dari presentasi adalah menjual. Apakah menjual produk, konsep, ide, atau bahkan diri Anda sendiri. Maksud menjual di sini adalah bahwa presentasi membantu Anda memperkenalkan diri Anda, produk, dan ide, kepada calon investor ataupun klien agar tertarik untuk bekerja sama.

"Dalam rangka menjual itu, Anda adalah bintangnya! Jadi jangan takut untuk tampil, karena seharusnya memang Anda yang menjadi pusat perhatian," ujar Lawrence Tjandra, Senior Consultant dari Inke Maris and Associates saat memberikan workshop presentasi efektif di depan para finalis L'Oreal Girls Camp 2011 di Rumah Jambuluwuk Resort, Ciawi, Selasa (24/5/2011) lalu.

Dalam hal percaya diri, Tjandra menyarankan agar hadir 15 menit sebelum presentasi agar dapat mempersiapkan alat dan bahan presentasi dengan baik, sehingga tidak terburu-buru saat akan tampil. Persiapkan segala pendukung presentasi selengkap mungkin untuk memperkecil resiko kesalahan yang bersifat teknis seperti listrik mati, slide macet, dan lain sebagainya.

"Saat kita merasa siap, rasa gugup itu akan hilang sedikit demi sedikit saat kita sudah mulai berbicara," jelas Tjandra.

Tjandra juga menyarankan agar presenter tidak berdiri menghalangi cahaya yang menerangi slide presentasi. Presenter juga harus memegang pengeras suara dengan benar sehingga suara yang keluar jelas terdengar.

"Tempatkan mic di depan mulut, jangan di samping! Mic itu memperbesar suara dari tengah, bukan dari samping," tegasnya.

Selain itu, mempersiapkan catatan-catatan pendukung berguna untuk memperkecil resiko "blank" saat presentasi berlangsung. Catatan-catatan kecil dalam genggaman tangan bisa membantu untuk mengingatkan ketika mendadak lupa pada materi presentasi karena gugup atau karena konsentrasi terpecah.

Terakhir, jangan gunakan pakaian atau perhiasan berlebihan yang membuat orang lebih fokus melihat penampilan Anda ketimbang materi presentasi Anda.

--

KOMPAS.com - "Kemarin saya mengambil penawaran buy one get one di butik A, karena saya akan mendapatkan dua pasang sepatu seharga dua juta. Ini sangat menguntungkan dibandingkan jika saya membelinya di butik B. Di sini saya hanya akan mendapat sepasang sepatu favorit dengan harga Rp 1,5 juta." Pemilik MRE Financial and Business advisory, Mike Rini Sutikno, CFP, memilah dan menganalisis, apa saja mitos dan fakta dari perempuan dan belanja.

Opini bahwa perempuan adalah pebelanja yang impulsif pastinya makin berkembang setelah dunia melihat Carrie dari Film Sex and The City yang bisa membeli sepatu seharga jutaan rupiah, hanya karena melihatnya di etalase toko suatu sore. Sampai akhirnya tagihan kartu kredit datang dan ia menyadari bahwa ia hanya memiliki uang 100 USD di bank, dan sepatu senilai puluhan ribu dolar.

Fakta
Perempuan selalu dituduh sebagai pembelanja impulsif, berbelanja tanpa rencana. Hal yang mendasari mitos ini adalah pandangan bahwa siapa pun yang membeli sesuatu secara impulsif tidak mungkin memiliki kontrol diri untuk membelanjakan uang dengan cara yang terorganisir secara teratur. Inilah yang menjelaskan mengapa perempuan seringkali kehabisan uang di pertengahan bulan.

Ya, mungkin sesekali kita memang lupa diri. Lagipula, tidak setiap hari kan ada diskon untuk barang yang pasti kita pakai. Tapi, ini bukan berarti kita tidak bisa mengendalikan diri. Malah, saat kita percaya bahwa kita memiliki tangan yang panas (selalu mengeluarkan uang), bisa jadi inilah yang akan terjadi. Jadi mengapa kita tidak memercayai hal yang sebaliknya?

Nyatanya, ada banyak bukti yang menunjukkan perempuan tidak bisa selalu digeneralisasikan sebagai pembeli impulsif. Dorongan berbelanja yang masih dalam batas anggaran rumah tangga tidak selalu menunjukkan kurangnya disiplin tentang masalah keuangan.

Sebagai contoh, data pembelanjaan internet menunjukkan bahwa 51 persen dari pembeli online adalah ibu-ibu, dan sebagian besar mereka berbagi informasi online tentang tawar-menawar informasi dengan teman dan kerabat. Nah, gambaran perempuan sedang mencari informasi online, merenung membandingkan, tawar-menawar, dan kemudian berbagi informasi dengan teman-teman dalam jejaring mereka, tentunya tidak mendukung citra pembeli impulsif.

Coba ingat lagi saat Anda rela pergi ke tiga toko elektronik demi mencari produk dengan harga terbaik. Ini tandanya perempuan itu sebenarnya penuh perhitungan dan bukan impulsif. Percayai hal ini dan yakinlah bahwa kita bisa menjadi perencana keuangan yang baik untuk diri sendiri dan untuk keluarga.

--

KOMPAS.com - Pengelolaan pemasukan dan pengeluaran rumah tangga biasanya dipercayakan kepada istri. Suami hanya bertugas memberikan seluruh uang bulanan dari gaji yang diterima di tempatnya bekerja. Namun, untuk beberapa pasangan, hal ini tidak berlaku. Ada suami yang justru mengambil alih manajemen keuangan keluarga dan istri hanya menerima uang belanja sesuai jumlah yang telah ditentukan suami.

Hal ini sah-sah saja dilakukan selama tidak ada yang merasa dirugikan. Maka, bagi pasangan yang baru menikah, masalah keuangan harus dibicarakan sejak awal agar tidak terjadi perselisihan dalam hal keuangan keluarga.

Saat berumah tangga, keterbukaan diperlukan dalam segala hal, termasuk masalah keuangan. Istri biasanya menuntut suami untuk terbuka tentang jumlah gajinya setiap bulan, namun sang istri sendiri sering tidak terbuka tentang penghasilannya, ketika ia bekerja. Hal ini diungkapkan Ligwina Poerwo-Hananto, independent financial planner, dalam talkshow "Mengelola Keuangan Keluarga" di acara Women Fiesta yang berlangsung di Gandaria City, Jakarta, Jumat (27/5/2011) lalu.

Menurut Ligwina, istri harus jujur tentang jumlah penghasilannya, sebagaimana suami yang jujur tentang jumlah penghasilannya setiap bulan. Ia juga menyarankan agar penghasilan dari suami dan istri digabungkan dalam satu rekening sehingga jumlahnya lebih besar.

"Kita harus membantu suami jika penghasilan kita ternyata lebih besar. Jangan egois dengan mengatakan uangmu adalah uangku, tapi uangku adalah uangku sendiri. Penggabungan penghasilan suami dan istri itu berguna untuk memperbesar jumlah tabungan yang bisa disisihkan bagi masa depan anak," jelas Ligwina.

Dalam mengelola keuangan keluarga, Ligwina membagi pengeluaran keluarga menjadi empat tahap, yakni untuk menabung, untuk cicilan utang, untuk keperluan rutin, dan untuk gaya hidup atau hiburan.

"Yang pertama harus kita sisihkan dari penghasilan keluarga adalah untuk menabung. Kalau Anda pernah berpikir bahwa menabung itu akan Anda lakukan saat ada gaji yang tersisa, maka jumlah tabungan Anda tidak akan tetap, bahkan Anda akan cenderung mengalami kesulitan untuk menabung. Mulai sekarang cobalah menabung di awal. Sisihkan 10 sampai 30 persen dari penghasilan untuk ditabung," ungkap Ligwina.

Selain untuk berjaga-jaga apabila ada kebutuhan darurat yang membutuhkan banyak uang, Anda juga harus punya tujuan ketika memutuskan untuk menabung. Menabung membantu Anda termotivasi untuk bisa konsisten menabung dengan jumlah yang sama setiap bulan. Tujuan menabung bisa dimulai dari hal-hal kecil seperti ingin membeli alat elektronik untuk di rumah, atau membeli sofa baru, bahkan yang sifatnya jangka panjang seperti biaya pendidikan anak hingga ke Perguruan Tinggi.

"Pada dasarnya uang itu bukan untuk disimpan, tapi dipakai. Maka, kalau Anda berkorban menekan pengeluaran untuk ditabung, pastikan dulu Anda memiliki tujuan saat menabung, sehingga Anda terus bersemangat menyisihkan uang," ungkap Ligwina.

Setelah menabung, sisihkan uang untuk membayar cicilan-cicilan utang agar beban Anda setiap bulan terus berkurang. Lalu pisahkan uang untuk membayar biaya keperluan rutin seperti air, listrik, bensin, uang sekolah dan jajan anak, belanja bulanan rumah tangga, dan keperluan lain yang memang harus Anda beli atau bayar. Sisa uang dari ketiga pengeluaran tersebut adalah uang yang bisa Anda gunakan untuk gaya hidup bersama teman-teman, maupun untuk hiburan keluarga seperti rekreasi, mengunjungi tempat-tempat wisata, atau belanja di mal bersama.

Biasakan juga mencacat setiap pengeluaran agar jika bulan depan Anda ingin melakukan penghematan, Anda tahu apa yang ingin anda hilangkan dari pengeluaran tersebut.

"Kita bisa coba dengan mencacat pengeluaran, sekecil apapun selama satu bulan penuh. Sekecil apapun, bahkan uang parkir pun catat saja semuanya. Setelah tiga puluh hari, kita akan menemukan biang kerok pengeluaran tidak penting yang membuat uang kita cepat sekali habis. Bulan depan, kita harus berkomitmen untuk tidak mengeluarkan biaya untuk hal yang tidak berguna tersebut," ujar Ligwina memberi saran.

Setelah semua pengeluaran terdokumentasi dengan baik, jangan lupa untuk membicarakannya kepada suami. Keterbukaan pengelolaan keuangan keluarga kepada suami akan menambah kepercayaan suami kepada istri sehingga suami tidak merasa sia-sia memberi tanggung jawab kepada istri. Selain itu, apabila ada harga yang mengalami kenaikan, seperti harga kebutuhan pokok, suami bisa mengerti jika istri meminta tambahan uang karena uang yang selama ini dipegang istri juga sudah didistribusikan kepada hal-hal yang tepat.

--

Jujur atau tidak jujur ada sisi positif dan negatifnya buat para suami. Jujur = mengurangi kesenangan. Salah satu pos paling besar bagi suami, biasanya adalah hobbi. hobby mendandani motor, hobby modif mobil,hobi fotography contohnya, adalah hobi yang membutuhkan pengeluaran cukup banyak. Jika istri tidak mengerti hobi suami,sementara dia yang pegang kendali keuangan. silahkan dibayangkan akibatnya. enggak jujur = mengurangi kebahagiaan. Ya kadang sebagai suami kita merasa bersalah juga, membelanjakan terlalu banyak uang gaji untuk kesenangan pribadi, gak pernah mikir beli beras, beli bawang dll, semua tahunya beres. saya sendiri mencoba mengawinkan kesenangan diri sendiri dan keutuhan keuangan rumah tangga. Caranya ? Simpan sedikit demi sedikit jatah yang diberikan oleh istri. atau kadang mengerjakan proyek di luar pekerjaan pokok kita. Prinsipnya, keuangan keluarga yang berasal dari gaji saya, tidak dikorbankan.

--

KOMPAS.com - Seorang teman yang bertanggung jawab menangani divisi sumber daya manusia di sebuah universitas, mengeluhkan betapa para ilmuwan, dosen, bahkan profesor, sangat sulit bekerja sama. Teman lain, yang bekerja di rumah sakit, ternyata mempunyai keluhan yang sama.

Di satu sisi organisasi berjuang keras untuk mendapatkan individu terbaik dan terpintar, namun di sisi lain saat orang-orang pintar ini berkumpul, proses diskusi malah menjadi lebih alot dan bahkan bisa tidak menghasilkan apa-apa. Bukankah kita memang sering merasakan bahwa kerja tim malahan bisa jadi tidak lancar bila beranggotakan orang-orang pintar?

Dalam kesebelasan sepak bola, kumpulan para bintang bisa tidak membentuk tim yang hebat. Tim elit top manajemen perusahaan yang berisi orang-orang pintar pun seringkali punya masalah untuk bersinergi. Bukankah tim Obama juga disebut sebagai “too many brains team”, namun kerap dikritik karena lamban dalam mengambil keputusan? Bagaimana kita menyikapi dan menyiasati hal ini?

Usaha untuk memperkuat koordinasi, menebalkan kohesi serta sinergi terus-menerus kita dengar dan bicarakan. Berbagai program pelatihan, camp dan outbound dilakukan agar individu lebih bersatu dan saling memahami satu sama lain. Namun, tetap banyak yang mengeluhkan betapa sinergi tetap saja seolah tertahan dan tidak terjadi.

Tidak jarang terjadi, dalam sesi-sesi brainstorming yang dilakukan orang-orang pintar, ide-ide yang muncul seringkali terasa tertahan dan bahkan basi. Kinerja kolektif yang di atas kertas semestinya lebih baik dari rata-rata kehebatan masing-masing individu, malahan berkinerja di bawah rata-rata. Sebaliknya, ada kelompok yang anggotanya biasa-biasa saja, namun ketika membentuk tim malah bisa menghasilkan prestasi luar biasa yang bahkan membuat kejutan bagi anggotanya sendiri.

Apa rahasianya sehingga sebuah tim, apalagi tim yang terdiri atas para bintang, bisa menunjukkan kinerja kinclong dan smart? Bagaimana menumbuhkan kekuatan “collective intelligence” yang disebut-sebut bisa melipatgandakan prestasi dan menjadi faktor kunci dari keberhasilan suatu tim dan organisasi?

Kolaborasi dan peduli
Dalam sebuah penelitian ditemukan bahwa kinerja sebuah kelompok dalam membuat tugas semacam puzzle, brainstorming, dan negosiasi, lebih baik daripada hasil kerja masing-masing individunya. Ketika diteliti lebih jauh, ternyata kekuatan yang dihasilkan oleh kelompok tidak banyak kaitannya dengan kohesi, kedekatan interpersonal, motivasi, maupun kepuasan individu, namun lebih dipengaruhi faktor care atau kepedulian. Setiap individu tidak hanya peduli pada keberhasilan tugas dan peran pribadinya, namun ingin rekannya juga berhasil. Bila kegiatan team-building dan outbound yang dilakukan baru semata mempererat kohesi, merekatkan hubungan interpersonal kelompok, namun belum menyentuh suasana hati dan ego dari masing-masing individu, kita tidak bisa berharap banyak bahwa kegiatan itu akan betul-betul bisa membawa dampak positif sekembalinya mereka ke tempat kerja.

Orang-orang yang cerdas dan berprestasi kita lihat mempunyai kemauan yang keras. Selain itu, individunya juga sangat percaya pada prinsip dan pendapatnya sendiri. Ini adalah kekuatan, namun sekaligus berpotensi menjadi sumber perpecahan dalam kelompok. Hanya bila individu menyadari kekuatan dan peran dirinya, sambil melihat kekuatan dan peran orang lain, kemudian terbuka mata dan pikirannya untuk berkolaborasi mencapai tujuan bersama, barulah bisa timbul percikan sinergi. Kuncinya adalah kesadaran bahwa tidak ada anggota tim yang bisa sukses tanpa memastikan kesuksesan orang lain. Jadi tugas kita adalah membuat orang lain bisa melakukan perannya dengan baik dan membuat orang lain terlihat baik, bukan malah menjatuhkannya. Ini tentu keyakinan yang perlu dibangun dengan fokus pada tujuan bersama dan keberhasilan bersama.

Terobos dinding ego
Dalam suatu perusahaan, individu-individu yang berkinerja bagus dipromosikan menjadi direksi. Di luar dugaan, tim yang tadinya solid ini malahan tiba-tiba tidak menghasilkan kinerja yang cemerlang lagi. Walaupun tidak berkonflik terbuka, terasa hubungan menjadi dingin dan setiap individu terkesan tetap bersikeras dengan gaya dan keahlian masing-masing. Suasana terasa hambar, bahkan enggan berkomunikasi satu sama lain. Ketika tim menemui jalan buntu dan akhirnya masing-masing berkesempatan membuka hati, barulah hubungan mencair dan komunikasi menjadi lebih tulus untuk bersatu dan menolong satu sama lain. Ternyata, individu yang berprestasi pun perlu juga digelitik kepekaan sosialnya, sehingga kembali bisa melihat lebih obyektif dan lebih mampu mendengar lebih aktif.

Teman saya berkomentar, “Orang-orang pintar, biasanya egonya juga sama-sama kuat.” Benarkah ini? Kita memang kerap melihat bahwa kerasnya ego individu bahkan mewarnai berbagai konflik skala nasional yang disorot media, entah itu kisruh PSSI, perseteruan anggota dewan yang terhormat, atau juga di jajaran kabinet. Bisa jadi, karena ego pribadi masih mendominasi, collective intelligence jadi sulit terwujud.

Dari sinilah kita bisa melihat bahwa individu yang inteligen belum tentu bisa membangun inteligensi kolektif. Individu yang mampu menumbuhkan inteligensi kolektif biasanya menjaga kepekaannya, banyak memperhatikan kebutuhan orang lain, berusaha tidak mendominasi pembicaraan walaupun sebenarnya ahli dalam topik pembicaraannya, sambil benar-benar mendekatkan hatinya dengan tim.

Dengan individu-individu yang berprestasi, dialog satu sama lain sangat penting, baik itu formal dan informal. Perlu ada keterbukaan yang tulus. Kita bisa membicarakan tugas atau proyek tertentu, tetapi spirit untuk menjaga kebersamaan perlu berakar di dasar kepribadian individu. Kita tidak bisa lagi memandang aspek emosional sebagai aspek penghambat prestasi. Justru pada orang yang sudah berprestasi, aspek emosilah yang mempengaruhi mental dan spiritnya. Itulah sebabnya pemimpin dari kelompok berprestasi ini selalu menggunakan pendekatan kembar, yaitu tugas dan hubungan interpersonal. Hanya melalui pendekatan yang dalam inilah trust bisa dikembangkan, berdampingan dengan good-will organisasi.

--

Ketika orang-orang mengatakan kepada saya bahwa hidup itu susah, saya selalu menjawab demikian, “Tentu saja.” Saya rasa jawaban tersebut lebih memuaskan daripada jawaban lain yang dapat saya utarakan. Penulis Charles Williams berkata, “Dunia ini memang menyengsarakan dalam segala hal. Akan tetapi sungguh tak tertahankan apabila seseorang mengatakan bahwa kita diciptakan untuk menyukai hal tersebut.”

Jalan yang ditunjukkan kepada kita, kerap kali, tampaknya menjauhkan kita dari apa yang dianggap baik, sehingga kita percaya bahwa kita salah jalan dan tersesat. Hal itu terjadi karena banyak di antara kita telah diajar untuk memercayai bahwa jika kita berada di jalur yang benar, maka kebaikan Allah itu sama artinya dengan hidup yang tanpa masalah.

Namun, itu merupakan angan-angan yang sangat berbeda dengan pandangan alkitab. Kasih Allah sering memimpin kita melalui jalan yang menjauhkan kita dari kenyamanan duniawi. Paulus berkata, “Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia” (Filipi 1:29). Apabila kita telah sampai di ujung lembah kekelaman, kita akan mengerti bahwa setiap keadaan diizinkan terjadi demi kebaikan kita.

“Tidak ada jalan yang seaman dan sepasti jalan yang telah kita lewati,” kata seorang pengajar Alkitab, F.B Meyer. “Jika saja kita dapat melihat jalan tersebut sebagaimana Allah selalu melihatnya, maka kita pun pasti akan memilih jalan yang dipilih Allah bagi kita.”

Tidak ada pencobaan yang dapat membuat kita putus asa jika kita memahami alasan Allah mengizinkannya terjadi.

--


SHUTTERSTOCK
Apakah secara kuantitas dan kualitas mendukung untuk mampu menggiring Anda sukses mencapai closing
Artikel Terkait:
Sukses Menjalani Multiprofesi karena "Passion"
Haruskah Menawarkan Diskon untuk Pembeli?
Strategi Meningkatkan Prestasi Kerja
Kiat Sukses "Menjual" Ide
GramediaShop : Ts A Passion For Living
GramediaShop : Presiden Idola

KOMPAS.com - "Kurang lebih sudah 1,5 tahun saya bekerja sebagai marketing iklan atau AE (Account Executive). Selama itu pula, saya sudah bekerja di tiga perusahaan yang berbeda. Selama menjalankan profesi ini prestasi kerja saya kurang bagus. Ini terlihat dari seringnya saya gagal dalam mencapai target penjualan. Padahal, sebenarnya saya menikmati pekerjaan ini. Namun, entah mengapa saya sering gagal dalam mencapai "closing" dengan klien. Mohon sarannya agar karier saya di bidang ini bisa maju." (Rere, Jakarta)

Sebagai langkah awal, menurut Donna Turner, praktisi Sumber Daya Manusia di EXPERD, Anda perlu melakukan evaluasi kinerja pada diri Anda.

1. Evaluasi tingkat kedisiplinan
Disiplin yang dimaksud, bagaimana kepatuhan Anda pada sikap dan kebiasaan yang dilakukan secara konsisten untuk mempertahankan kinerja yang baik dan mencapai target kerja. Sudahkah Anda disiplin dalam mencapai target penjualan? Apakah kebiasaan-kebiasaan baik ini sudah Anda lakukan secara konsisten?

Misalnya, tugas AE antara lain meyakinkan klien/prospek mengenai produk dan jasa yang ditawarkan. Untuk dapat meyakinkan klien, dibutuhkan pemahaman produk dan jasa secara lengkap. Sudahkah Anda menuntaskan "PR" untuk memelajarinya, sehingga yakin dengan "jualan" Anda? Apakah Anda mengenali persis apa saja kelebihan dan kelemahan produk Anda dibanding produk lain serupa? Apakah harga yang ditawarkan layak dan kompetitif?

Dengan memelajari aspek ini secara konsisten, Anda dapat mengantisipasi dan memprediksi alasan klien menaruh minat atau keberatan pada tawaran Anda. Dengan begitu, Anda dapat segera mengambil langkah tepat.

Disiplin lain adalah melakukan pemetaan dan identifikasi pada karakteristik prospek/klien. Seberapa jauh Anda sudah mengerjakan PR ini sebelum bertemu klien? Sudahkah Anda mengidentifikasi, kira-kira berapa budget mereka? Hal ini akan membantu Anda dalam menawarkan produk yang kurang lebih setara dengan budget mereka.

2. Evaluasi kemampuan pribadi
Apakah secara kuantitas dan kualitas mendukung untuk mampu menggiring Anda sukses mencapai closing? Sebagai contoh, sudah pernahkah Anda mengikuti pelatihan selling technique? Sudahkah meningkatkan keterampilan ini? Bagaimana kemampuan komunikasi? Apakah Anda pendengar yang baik atau pembicara yang efektif? Sudahkah berlatih mengenal ragam penolakan klien dan menyikapi penolakan itu secara strategis? Keterampilan-keterampilan ini dapat terus dilatih dan dikembangkan. Dengan begitu, kepekaan dan keefektifan Anda memahami dan melakukan selling akan semakin terasah.

Keterampilan lain yang juga mutlak dimiliki AE adalah customer care. Ini merupakan proses pemberian servis secara kompetitif dan bermanfaat pada customer/klien, demi memaksimalkan nilai produk atau jasa yang Anda tawarkan pada mereka. Klien tentu akan merasa senang dengan servis yang baik dari pihak AE. Bukan sekadar penampilan menarik, namun juga sopan santun, dan cekatan.

Hal-hal seperti ini sangat menunjang keberhasilan melakukan closing dengan klien, mengingat tipe dan gaya komunikasi klien juga sangat beragam. Sesuaikan dengan gaya mereka, bila ingin memenangkan hati mereka, dalam koridor profesional tentu.

3. Evaluasi kerja Anda
Ini dapat dilihat seberapa jauh Anda sudah menerapkan perilaku inovatif dan spontan di luar persyaratan tugas formal untuk meningkatkan efektivitas pekerjaan. Kreativitas juga menjadi kunci utama dalam menawarkan iklan, misalnya dalam kasus Anda sudah tidak terlalu efektif lagi bila menawarkan diskon pada klien, maka tidak menutup kemungkinan Anda bisa menawarkan program yang terintegrasi pada klien.

Aktiflah berkonsultasi dan berkomunikasi dengan atasan. Klarifikasi seberapa besar Anda diberi keleluasaan menjaga margin, seberapa besar diskon bisa diberikan, serta bonus bisa dikeluarkan pada klien. Klarifikasi sampai level apa dan seberapa jauh keleluasaan dan kepercayaan diberikan perusahaan kepada Anda. Bina team work dan kolaborasi yang baik dengan tim kreatif di perusahaan untuk mengoptimalkan penjualan Anda.

--

KOMPAS.com - Emosi tak hanya menjadi sumber masalah. Bahkan emosi, jika dikelola dengan tepat, bisa membawa kesempatan baik, termasuk mendapatkan promosi di pekerjaan. Anne Kreamer, mantan eksekutif Nickelodeon dan penulis buku berjudul It’s Always Personal berpendapat, memahami dan merespons perasaan mampu meningkatkan kinerja. Simak cara mengubah emosi menjadi peluang positif untuk meningkatkan performa kerja.

Perasaan marah
Anda bisa mengelola perasaan marah menjadi energi untuk mencari cara menyelesaikan masalah. Caranya, gunakan strategi. Daripada berkonfrontasi karena konflik dengan rekan kerja, lebih baik mengalihkan emosi untuk membangun kerjasama. Misalnya, jadwalkan pertemuan empat mata untuk menyelesaikan konflik. "Waktu khusus dan ruang privat dalam rapat ini menciptakan kesempatan bagi Anda untuk membangun solusi konstruktif, dan hubungan lebih terjaga karenanya," jelas Kreamer.

Perasaan khawatir dan cemas
Perasaan khawatir dan cemas ada baiknya untuk Anda di dunia kerja. Perasaan ini justru memicu Anda untuk lebih terencana dalam melakukan segala sesuatu dalam pekerjaan. Ketika mengalami perasaan ini, identifikasikan penyebab rasa takut itu, dan ambil aksi nyata. Misalnya, ketika Anda tak yakin memahami tugas baru yang diberikan atasan, khawatir keliru dalam menjalankannya, kenali sumber ketakutan Anda. Mulailah bersikap dengan menanyakan kembali kepada atasan mengenai tugas tersebut secara lebih mendetil lalu buat catatan.

Dengan cara ini Anda akan merasa lebih tenang dan mampu menjalani tugas lebih baik. "Tidak ada atasan yang berkeberatan membantu karyawan yang ingin dan mau belajar hal baru, namun setiap bos tak menyukai jika harus campur tangan pada pekerjaan yang berantakan," jelas Kreamer.

Perasaan senang
Tak ada yang menyangkal, ketika seseorang bekerja dengan hati senang, hasilnya pun maksimal. Perasaan senang ini perlu dimanfaatkan untuk meningkatkan kreativitas dan produktivitas, bukannya stagnan dalam posisi nyaman.

"Saat Anda mengalami mood positif, otak Anda bekerja lebih baik. Anda lebih fokus, level dopamin di otak meningkat (meningkatkan gairah), dan membantu Anda melihat segala sesuatu lebih kreatif dengan perspektif berbeda," tutur Kreamer.

Perasaan sedih
Perasaan sensitif, sedih bahkan berakhir pada tangisan bisa dimanfaatkan sebagai momen untuk menganalisa diri. Saat merasa sedih karena gagal atau bermasalah dengan pekerjaan, ini bukan petanda kelemahan atau tak bahagia dengan pekerjaan. Menangis karena masalah yang terjadi di kantor juga tak selamanya buruk.

"Ini adalah petanda lampu kuning, sinyal bahwa ada masalah yang harus diselesaikan," kata Kreamer. Saat merasa rapuh, sedih, down, keluarlah dari ruangan, berjalan kaki lah di ruang terbuka. Jika perasaan sedih muncul karena konflik personal dengan rekan kerja, esok hari minta waktu untuk bebicara dengannya. "Menangis di kantor jangan dijadikan sebagai stigma. Terimalah kondisi tersebut sebagai sesuatu yang alamiah," lanjutnya.

--

KOMPAS.com — Individu yang memiliki potret diri negatif mempunyai persepsi buruk atas dirinya. Sebaliknya, dengan memiliki potret diri positif, seseorang memiliki fondasi kuat atas penghargaan dirinya. Ia lebih mampu menghargai diri sendiri. Potret diri mempunyai pengaruh kuat terhadap relasi seseorang dalam kehidupan pribadi, hubungan berpasangan, bahkan dengan relasi sosial dalam lingkup lebih luas. Pribadi dengan potret diri negatif cenderung mengalami masalah dalam relasi sosial dan mudah depresi.

Meski potret diri dipengaruhi keluarga, teman, lingkungan, bahkan media, setiap pribadi bisa memperbaiki potret dirinya sendiri. Selalu ada cara untuk mendapatkan potret diri positif agar individu tersebut lebih mampu menghargai dirinya.

1. Perangi pikiran negatif
Pikiran negatif cenderung memicu seseorang untuk berbicara buruk tentang dirinya sendiri. Jadi, upayakanlah untuk menantang diri sendiri dengan selalu melawan pikiran negatif. Sebagai contoh, saat Anda mendapat penilaian buruk dari kantor, jangan lantas menyalahkan diri sendiri dan melemahkan diri dengan pemikiran negatif. Sebaliknya, lawan pikiran negatif dengan lebih menghargai diri karena bagaimanapun hasilnya, Anda telah berupaya keras untuk memberikan yang terbaik.

2. Membuat jurnal diri yang positif
Tulislah tiga hal berbeda yang Anda sukai dari diri sendiri setiap hari. Fokuslah menulis karakter dan perilaku yang menunjukkan potret diri positif, sesuatu yang Anda hargai dari diri sendiri. Anda tak perlu menjelaskan karakter tersebut, cukup tulis dengan jelas dan tegas mengenai nilai positif dari diri sendiri.

3. Lakukan aktivitas yang disenangi
Tingkatkan kemampuan diri dengan melakukan aktivitas yang Anda senangi. Misalnya, lakukan hobi yang Anda sukai, kegiatan kerelawanan, atau kegiatan olahraga, apa pun yang membuat suasana hati lebih menyenangkan. Melakukan aktivitas yang menyenangkan membuat individu lebih menghargai dirinya.

4. Hentikan membandingkan diri dengan orang lain
Terimalah diri sendiri apa adanya. Pahamilah bahwa setiap pribadi memiliki keunikan khas, bentuk tubuh yang berbeda, karakter dan penampilan fisik yang tak pernah bisa sama dengan orang lain. Jangan terpengaruh dengan gambaran fisik sempurna bak model atau selebriti. Untuk menguatkan Anda, tulislah kelebihan diri, termasuk fisik yang telah mendukung diri sendiri mencapai keberhasilan sampai pada titik sekarang ini. Hindari figur sempurna di televisi atau berbagai media lainnya, yang membuat Anda merasa tak sempurna.

5. Bersikaplah realistis
Evaluasi kembali target dan mimpi Anda, pastikan semuanya realistis, lakukan penyesuaian diri. Hindari sikap menuntut diri sendiri terlampau tinggi. Bersikaplah lebih ramah kepada diri sendiri. Dengan begitu, Anda bisa lebih tenang menghadapi segala sesuatu, tak mudah stres ketika tujuan tak tercapai. Sebab, dengan bersikap realistis, Anda memiliki potret diri lebih positif.

--

KOMPAS.com - Hubungan pertemanan dan keluarga bisa berantakan gara-gara uang. Kuasai triknya agar bisa keluar dari persoalan keuangan yang melibatkan teman dan keluarga.

1. Memisahkan bon sendiri
Ketika makan bersama teman biasanya bon makanan dihitung menjadi satu. Kebiasaan ini bisa memicu masalah keuangan.

Solusinya, jika harga makanan yang dipesan tidak jauh berbeda dengan teman, pertimbangkan untuk memisahkan bon sendiri kecuali saat dalam keadaan krisis keuangan. Namun bila bersama teman dengan jumlah yang banyak, Anda bisa mengecek dan mengingat apa saja yang dipesan, kemudian membayarnya sesuai pesanan Anda.

2. "Nyumbang yuk!"
Saat banyak terjadi bencana, Anda ingin memberikan sumbangan atau mengajak orang di sekitar untuk turut menyumbang. Niatan baik tak perlu dinodai dengan membebankan orang lain, yang akhirnya merusak hubungan baik.

Solusinya, Anda bisa meminta tolong kepada keluarga atau teman dekat untuk memberikan sumbangan secara kolektif. Misalnya, dengan membuat makanan untuk dijual, lalu hasilnya disumbangkan. Dengan begitu Anda bisa mewujudkan niat baik untuk menyumbang korban bencana, tanpa membebani orang lain.

3. Meminjamkan uang ke teman
Pernahkah Anda meminjamkan uang ke teman, namun dalam jangka waktu lama ia belum juga mengembalikan? Namun tak sengaja, Anda bertemu dengannya sambil membawa tas jinjing baru yang mahal. Perilaku seperti ini mungkin saja menjadi sumber masalah dalam hubungan pertemanan. Tergantung bagaimana Anda menyikapinya, marah atau berpikir positif.

Solusinya, sebaiknya tanyakan langsung dan bicaralah baik-baik mengenai pembayaran uang Anda. Boleh jadi ia lupa. Hal ini juga bisa menjadi pelajaran untuk tidak meminjamkan uang sembarangan. Bila ingin membantu teman, berikan sebagai hadiah dan tidak mengharapkan kembali.

4. Membayar biaya konsultasi
Memakai jasa profesional seperti akuntan, pengacara, arsitek membutuhkan biaya. Namun bagaimana jika profesional tersebut adalah teman Anda? Jangan sampai persoalan pembayaran merusak hubungan.

Solusinya, sebaiknya Anda membayar jasa profesional, sekalipun ia adalah teman baik. Tetapi lain halnya jika teman Anda berniat menolong, dan menolak dibayar. Jika hal ini terjadi pada Anda, sebaiknya tunjukkan rasa terima kasih dengan mentraktirnya makan di restoran favoritnya atau mengundangnya makan di rumah.

5. Partisipasi memberikan hadiah
Seringkali Anda berada dalam posisi di mana Anda perlu berpartisipasi dalam kegiatan grup. Grup Anda ingin membelikan hadiah untuk salah satu anggotanya. Namun kok beberapa teman ingin memberikan hadiah yang mahal, dan Anda tak menyetujuinya. Perbedaan pendapat seperti ini jangan sampai memicu konflik.

Solusinya, daripada hadiah yang diberikan tidak sesuai dengan keinginan, lebih baik Anda mencari hadiah sendiri. Cara ini membuat hati puas dan tidak terbebani. Apalagi jika menyangkut anggaran yang tak sesuai dengan isi dompet Anda. Anda bisa bilang ke grup bahwa telah menyiapkan hadiahnya sejak lama. Alasan ini melindungi Anda dari kewajiban berkontribusi yang tak seusai dengan anggaran. Hubungan pun tetap terjaga baik dengan grup.

6. Pengeluaran melebihi anggaran
Apapun bentuknya, seringkali rencana belanja yang dikeluarkan melebihi anggaran. Contohnya, Anda punya rencana berakhir pekan bersama teman, namun biaya yang dikeluarkan melebihi anggaran.

Solusinya, rencanakan perjalanan. Jika teman terlanjur booking di tempat mahal, sebaiknya Anda mundur dan berkata jujur tidak mampu membiayai perjalanan. Sebagai tanggung jawab, bayarlah biaya pembatalan. Jika teman menawarkan pinjaman uang, pertimbangkan apakah kelak Anda mampu membayarnya.

7. "Beli di mana?"
Jika ada teman bertanya, "Di mana kamu membeli barang yang lucu ini?" Sebenarnya Anda membelinya di toko kecil yang murah. Tak perlu malu mengatakan jujur apa adanya. Menyembunyikan informasi justru membuat hubungan tak nyaman.

Solusinya, berkata jujur atau jika memang tak ingin sepenuhnya mengakui di mana Anda membelinya, cari saja alasan. Bilang saja, saat berbelanja Anda mengunjungi beberapa tempat, dan lupa toko mana yang didatangi untuk membeli barang tersebut.

8. Teman memberikan uang
Anda memang sedang membutuhkan bantuan keuangan. Teman Anda mempunyai penghasilan lebih besar, dan ingin membantu Anda. Menerima atau menolak ya?

Solusinya, ijinkan teman Anda yang ingin bermurah hati. Sebagai tanda terima kasih, Anda bisa membalas dengan ide kreatif seperti memberikan benda berharga yang tak perlu mahal. Atau mengajaknya hangout untuk mempererat kebersamaan. Masalah uang jangan jadi membuat hubungan tak nyaman.

--

KOMPAS.com - Beberapa teman mengeluh mengenai jam kerja yang semakin panjang. Bukan sekadar pulang malam, tetapi juga hampir tidak pernah menikmati akhir minggu di rumah. Alasan kompetisi yang sudah semakin menjerat dan keharusan untuk berkembang, membuat prinsip kerja 24/7 bisa diterima secara rasional, tetapi kenyataannya tetap tidak melegakan. Adanya telepon genggam, BlackBerry, komputer tablet, dan laptop super enteng, memang seakan mempermudah hidup kita, namun sekaligus membuat pekerjaan seolah "lengket" dengan diri kita, ikut dengan kita kemana kita pergi. Ada kecenderungan baru yang dialami banyak orang, di mana individu seolah-olah kecanduan e-mail, mengecek pesan masuk setiap saat, dan bahkan sudah dikejar pekerjaan sejak makan pagi.

“The Long Hours Culture” di banyak perusahaan sukses sudah menjadi tren. Bahkan hal ini dijadikan ukuran berkinerja tidaknya seorang individu. Seorang teman mengatakan mengatakan dengan bangga: ”Kita harus siap dipanggil kembali ke kantor walaupun sudah di rumah." Banyak alasan yang melatarbelakangi kehidupan yang hectic ini, misalnya saja atasan yang tidak memperhatikan, tuntutan pekerjaan terlalu banyak, ataupun kesempatan yang sayang untuk dilewatkan. Apapun alasannya, ritual semacam ini telah membuat relaksasi tidak sempurna. Ketika kesempatannya ada, bisa-bisa individu lebih banyak ditemani oleh rasa bersalah dan stres. Rasa bersalah karena pekerjaan menumpuk dan tidak selesai, dicampur dengan rasa bersalah karena merasa tidak mampu mengelola kehidupan pribadi.

Kita tentu bertanya-tanya, apakah memang efektif dan produktifkah bekerja penuh 12 jam sehari atau bahkan lebih? Kita tahu bahwa keuntungan bekerja fleksibel dengan segala macam dukungan teknologi adalah meningkatnya produktivitas. Namun, bukankah kebahagiaan karena bisa dengan efektif mengelola tanggung jawab kerja dan kehidupan pribadi juga menentukan produktivitas diri kita?

Pertanyaannya: bagaimana kita berstrategi dan menjaga diri kita agar bisa membagi timing di mana kita perlu hadir secara fisik atau tidak? Kita juga perlu memasukkan agenda kehidupan pribadi di sela-sela agenda pekerjaan yang memang sudah membuntuti kita secara fisik maupun psikologis. Ini memang tantangan baru dunia kerja masa kini yang tidak dihadapi 10 tahun lalu. Pandangan mengenai kerja keras rasanya perlu ditinjau kembali, baik oleh perusahaan maupun individunya sendiri.

Manusia bukan mesin
Kita yang “knowledge worker” ini terkadang lupa dan menyamakan diri kita dengan komputer. Bukankah kita kerap merasa semakin high speed, semakin panjang jam kerja dan kemampuan mengerjakan beberapa tugas sekaligus membuat kita merasa semakin baik. Hal yang perlu kita ingat adalah manusia hidup menurut ritme tertentu. Jantung berdegup, otot berkontraksi dan berelaksasi. Tentunya kita bisa berfungsi optimal bila kita memanfaatkan enerji dengan optimal dan sempat menyegarkannya. Itulah sebabnya kebanyakan individu berpikiran terang pada pagi hari, atau setelah sempat tidur sejenak. Bayangkan apa yang terjadi bila seorang atlet melakukan sprint terus-menerus tanpa restorasi enerji. Otak manusia pun mempunyai persamaan dengan kinerja tubuh si atlet itu. Artinya, bila si individu tidak mengatur enerjinya, bekerja terus tanpa henti sepanjang hari, ia pasti akan berproduksi lebih sedikit daripada orang dengan talenta yang sama yang mampu mengatur enerjinya.

Untuk berkinerja optimal kita tidak boleh mengabaikan bahwa kita perlu mengatur ritual kehidupan kita agar di sela-sela kehidupan sehari-hari, kita bisa menyegarkan sumber energi kita. Secara fisik kita perlu kebugaran, tidur cukup, gizi, dan waktu istirahat. Secara emosional kita pun perlu menghidupkan emosi positif dengan cara berkomunikasi positif dengan orang di sekitar kita. Secara mental kita perlu memperhatikan kekuatan fokus dan menyeimbangkan kerja otak hemisphere kiri dan kanan, sehingga kreativitas terjaga. Sementara secara spiritual kita tetap perlu menjaga pemahaman makna, sasaran, dan tujuan pekerjaan kita.

Tantangannya adalah banyak individu yang berpendapat bahwa pengaturan tugas bukan ditentukan oleh individu sendiri tetapi oleh atasan. Kita rasanya perlu berpikir ulang, benarkah bahwa sebagai bawahan kita tidak bisa menentukan deadline dan ritme kerja kita? Apakah sepenuhnya enerji dan pembagian tugas betul-betul diatur oleh pihak luar dan tidak bisa dilakukan secara mandiri? Perasaan tidak memiliki kontrol atas diri dan waktu kitalah sebetulnya yang kerap menjadi sumber stres dan rasa bersalah. Dalam kehidupan yang kompetitif dan menantang ini, individu juga perlu berkeyakinan bahwa ia adalah pengelola enerji dirinya sendiri. Mindset yang tepat akan memberi enerji bagi kita untuk menyusun prioritas, mengelola mesin pribadi, dan mengambil tanggung jawab penuh atas produktivitas diri kita.

Kenali diri, kelola situasi kerja
Ahli manajemen kawakan Peter Drucker mengatakan: “The toughest job for knowledge workers is defining the work.” Seabad yang lalu, orang belum mengenal bisnis jasa. Pada waktu itu, bekerja berarti "membuat, memindahkan, dan merakit barang. Lebih lama Anda bekerja, lebih banyak barang yang diproduksi. Saat itu seorang pekerja tidak membutuhkan analisa, kreativitas, dan pengambilan keputusan. Sungguh sangat berbeda dengan kondisi kerja sekarang, bukan?

Kreativitas yang kita asah terus-menerus bisa membuat kita bekerja dalam waktu yang lebih singkat dengan produktivitas yang lebih tinggi. Bila kita memahami ritme tubuh dan tahu kapan enerji kita di posisi puncak, mesin tubuh kita lebih bisa berdaya guna optimal. Dengan menuliskan semua komitmen, tugas dan sasaran sambil menyesuaikan dengan kekuatan enerji kita, mestinya kita bisa menyikapi tugas yang banyak tanpa perlu merasa tersiksa dan terbebani pekerjaan. Justru pekerjaan bisa dilakukan dengan fun seperti game karena kita tidak bereaksi secara primitif terhadap situasinya.

Riset menunjukkan, banyak orang memiliki gadget canggih namun sebetulnya hanya sedikit sekali kecanggihannya dimanfaatkan untuk membantu pekerjaan. Pemanfaatan teknologi sebagai alat bantu kerja, misalnya mencatat agenda, menentukan prioritas, menggunakan reminder otomatis, membuat rumus-rumus dan template standar bukan hanya bisa memangkas waktu kerja menjadi separuhnya, namun juga sekaligus bisa melipatgandakan kualitas dan kuantitas hasil kerja kita. Kerja 24/7 mungkin tidak bisa kita hindari, namun tetap saja manusianya lah yang menjadi sutradara, dan bukan korban dari teknologi. Kitalah yang perlu mengelola “the strategic value of clear space” di dalam otak dan diri kita.


--

KOMPAS.com - Pernahkah Anda merasakan efek "yo-yo" dalam program menguruskan badan? Bagi individu yang berbakat gemuk, turun-naik berat badan seakan sudah menjadi kenyataan hidup. Biasanya, teman-teman kita ini bersemangat mencoba berbagai program diet yang ada di pasaran, dan di awal program dietnya akan berhasil menurunkan berat badan. Namun, disadari atau tidak, beberapa waktu kemudian, lebih banyak orang yang berat badannya kembali naik lagi. Alasan seperti keadaan stres, badan lemas, tidak bisa berpikir, tidak bisa menahan diri karena tubuh butuh unsur gizi tertentu yang perlu dicukupi, menjadi beberapa pembenaran untuk kembali pada pola makan dan gaya hidup yang biasa. Di balik semua itu, kita bisa melihat bahwa seringkali “will-power” untuk menguruskan badan kempes di tengah jalan, bahkan lenyap.

Seorang ahli psikologi mengatakan bahwa will-power sering kita ibaratkan dengan berlari sprint dan bukan marathon. Kita bersemangat dan mengeluarkan energi besar di awal, namun kerap kita tidak mampu mempertahankannya dalam jangka panjang. Ini sebabnya upaya diet seolah-olah “hangat-hangat tahi ayam”.

Kita pun juga pasti pernah mengalami sendiri berbagai situasi yang bisa melemahkan will-power untuk melakukan perubahan. Niat untuk rutin berolahraga, tidak kesampaian karena kita kalah dengan rasa malas bangun pagi. Meskipun sangat sadar pentingnya gerakan go-green, bukankah kita kerap tetap tidak mau repot membawa kotak bekal atau keranjang belanja untuk mengurangi sampah plastik?

Kita lihat will-power ini bukan semata membutuhkan niat dan sasaran yang jelas, tapi juga memerlukan disiplin diri yang kuat dan kemampuan untuk bangkit dari kegagalan. Bila kita tidak mampu memelihara will-power dan melawan godaan yang bisa melemahkan will-power kita, mustahil kita akan bisa ber-progress ke arah yang lebih baik. Inilah tantangan nyata dalam pengembangan karakter kita.

Pilihan dan jalan pintas
Ketimbang harus mengubah pola makan dan gaya hidup sehat, banyak orang yang lebih rela merogoh kocek untuk membeli obat-obat pelangsing yang kabarnya bisa menurunkan berat badan secara instan atau juga sedot lemak. Banyak orang yang berniat bersikap jujur dan menghadapi tilang polantas dengan sikap konsekuen, tapi kemudian memilih untuk memberi uang pelicin saja daripada harus repot menghabiskan waktu. Ketika kita duduk di bis penuh sesak dan melihat ibu hamil atau orang tua terjepit di tengah orang yang berdiri, apakah kita akan memenangkan will-power untuk melindungi orang yang lemah atau lebih sering pura-pura tidak melihat dan berharap orang lain saja yang memberikan tempat duduknya?

Dalam keadaan yang penuh konflik, bukankah kita pun terkadang memilih untuk tidak berterus terang, padahal kita sudah sangat meyakini bahwa bersikap jujur adalah sikap yang baik? Kita bisa menyaksikan bahwa will-power teruji ketika kita berkesempatan memilih. Semakin kita teguh memilih tindakan sesuai dengan prinsip dan tujuan kita, will-power kita semakin kuat sehingga lambat laun akan berbentuk disiplin diri yang tidak perlu dipikirkan lagi

Sejarah membuktikan bahwa will-power adalah kunci dari berbagai keberhasilan dan pencapaian fenomenal. Will-power-lah yang menyebabkan jenderal Douglas MacArthur merealisasikan janjinya pada diri sendiri: ”I shall return”, ketika menarik pasukan dari Filipina. Tanpa will-power yang kuat, pendaratan Normandia tidak akan mampu mengonsentrasikan semua kekuatan, mengumpulkan semua energi dan mengalahkan semua masalah. Kita pun bisa merasakan getar will-power Soekarno-Hatta untuk memerdekakan Indonesia pada saat keadaan di Indonesia jauh dari siap untuk merdeka.

Begitu nyata bahwa kita tidak bisa mengesampingkan penguatan will-power dalam kehidupan pribadi, berorganisasi, dan politik kita. Visi jangka panjang serta visualisasi akan manfaat yang akan diraih akan menumbuhkan will-power yang memberi energi. Gerakan “Indonesia Mengajar” yang tidak kekurangan kandidat pengajar muda menunjukkan bahwa will-power bisa mengalahkan perhitungan untung-rugi, rasa takut, rasa lemah, bahkan menutupi kekurangan pengetahuan, pendidikan, ataupun talenta.

Orang dengan will-power akan tidak sulit menentukan arah. Mereka tidak punya kecenderungan untuk ragu, menengok kiri-kanan, tidak tahan terhadap kritik. Mereka yakin bahwa ada solusi untuk setiap masalah. Sebagai orang yang ingin sukses atau yang sudah berada di posisi pemegang komando, kita perlu menelaah kembali apakah will-power kita dirasakan oleh bawahan atau pengikut kita.

Urgensi bernafas panjang
Bila kita memperhatikan individu dengan will-power yang kuat, kita bisa menemukan persamaan mereka dalam hal feel of urgency-nya. Mereka biasanya terkesan ngotot dan keras dalam memberi penekanan pada pendapatnya, dan tidak takut untuk berbeda dari orang lain. Pengacara yang berdebat, politisi yang mengumpulkan suara, dan kampanye organisasi perlu menunjukkan signifikansi pendapat dan kehendaknya. Ini bukan sesederhana memilih tempat makan siang atau penerbangan yang akan digunakan. Will-power biasanya menyangkut nilai-nilai atau strategi politik yang lebih besar. Apa yang akan kita lakukan terhadap global warming? Apakah kita serius bertekad mengurangi kemiskinan? Apakah kita akan fokus pada peningkatan kualitas pendidikan secara konsisten? Bisakah kita mendukung pengurangan jumlah pemakaian mobil pribadi?

Will-power sangat diperlukan untuk merealisasikan sasaran besar yang diikuti adanya sense of urgency yang ketat dan gaung yang memiliki greget. Semakin jelas dan strategis arah dan fokus yang disampaikannya dan diyakini, setiap rakyat atau anak buahnya bahkan bisa ikut mendukung agar sasarannya tidak melenceng, melempem, atau bahkan kempes. Dengan memelihara will-power yang kuat, seorang pemimpin tidak akan lagi sulit-sulit mempersuasi anak buah atau rakyatnya.

--

Uang masih saja menjadi sumber pertengkaran dalam hubungan pernikahan. Menurut survei, jumlah pasangan yang bertengkar karena uang, semakin bertambah. Masalah keuangan ini kemudian memicu pasangan untuk menyimpan rahasia. Tak sedikit pasangan menikah yang tak terbuka mengenai uang dan merahasiakan kebiasaan berbelanja.

Perusahaan jasa keuangan, American Express mengadakan riset melibatkan 2.020 responden. Hasil riset menunjukkan, terdapat kenaikan jumlah pasangan yang bertengkar karena uang. Sebanyak 61 persen pasangan mengaku pembicaraan mengenai keuangan di rumah tangga, berbuntut pertengkaran. Jumlah ini meningkat signifikan dibandingkan hasil survei tahun lalu, hanya 41 persen pasangan yang mengaku kerap bertengkar seputar keuangan.

Lantaran bosan selalu bertengkar saat membahas keuangan keluarga, pasangan cenderung mengambil jalan pintas. Banyak pasangan yang diam-diam berbelanja tanpa diketahui suami atau istrinya. Perilaku lain yang dilakukan pasangan adalah memindahkan uang ke rekening rahasia miliknya, atau menyembunyikan kartu kredit.

Hasil survei ini menunjukkan sejumlah kondisi. Kemungkinan yang muncul di antaranya, terjadi tekanan finansial yang tinggi dalam rumah tangga. Kondisi lainnya, konsumen, boleh jadi memiliki lebih banyak uang untuk dibelanjakan. Lalu muncul semakin banyak pilihan mengenai bagaimana cara membelanjakannya. Karena pilihan semakin banyak, pasangan lantas merasa perlu membahas keuangan bersama. Namun yang terjadi justru sebaliknya, pasangan kerapkali bertengkar karena uang tanpa menemukan solusi keuangan.

"Menurut saya kondisi ini bukan menandakan pasangan yang stres dengan keadaan. Kondisi ini terjadi karena pasangan mulai harus menata kembali keuangan mereka pascakrisis dan resesi keuangan," jelas Leah Gerstner, vice president of public affairs American Express.

Apapun alasan pertengkaran pasangan karena uang, tren yang muncul adalah perubahan perilaku. Satu dari lima perempuan mengaku menyembunyikan belanjaannya dari pasangan. Kalaupun merasa perlu memberitahukan pasangan, perempuan cenderung memilah harga. Perempuan hanya akan memberitahukan barang belanjaan mereka, jika harganya di bawah standar harga tertentu. Kalau mereka berbelanja lebih mahal dari standar harga tersebut, sang suami takkan pernah mengetahuinya.

Pasangan takkan pernah mengetahui barang rahasia ini, karena menurut survei, 13 persen responden mengaku menyembunyikan barang rahasia tersebut dengan rapi. Pasangan takkan pernah bisa menemukan barang rahasia ini.

--

KOMPAS.com - Perempuan perlu berupaya lebih keras untuk menunjukkan kompetensi dirinya. Membuatnya lebih diperhitungkan di berbagai bidang pekerjaan, yang sayangnya, masih saja menjadi "dunia laki-laki". Adalah pencapaian ketika perempuan sukses dalam karier dan pekerjaannya, bahkan memegang tampuk kepemimpinan. Sayangnya, tak semua perempuan mampu bertahan dan mendapatkan kesempatan ini. Namun dengan membangun jejaring dan saling menguatkan, perempuan, siapapun ia, bisa meraih pencapaian seperti ini.

Bagi Mari Elka Pangestu, Menteri Pedagagangan RI, adalah pilihan bagi perempuan untuk memilih berkarier atau tidak. "Jika memilih berkarier, tantangannya adalah bagaimana menjaga keseimbangan karier dengan keluarga. Memilih tidak berkarier juga pilihan, dan jangan dijadikan beban. Sudah sekolah tinggi namun memilih tidak bekerja, itu juga adalah pilihan, jangan dijadikan sebagai beban," kata Mari di sela peringatan Hari Kartini bersama pejabat tinggi perempuan di lingkungan Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II, di Jakarta, Senin (25/4/2011) lalu.

Ketika perempuan memilih berkarier, maka jejaring menjadi isu penting. Perempuan perlu membina jaringan yang dimilikinya dengan saling berbagai pengalaman, mengenai apapun yang bisa menguatkan satu sama lain. Saling membantu dan memberikan dukungan terhadap sesama perempuan menjadi bagian dari membangun jejaring.

Mari menceritakan pengalamannya. "Saya jago networking sejak SMA. Saya selalu membangun network. Networking penting. Sewaktu saya melakukan wawancara untuk studi di Uni Eropa, saya kesulitan menemukan narasumber. Sampai akhirnya saya menemukan narasumber perempuan. Lalu narasumber ini membantu saya bertemu dengan narasumber lainnya. Ia keluarkan daftar nama perempuan dari lacinya. Ada sekitar 60 perempuan dari birokrasi yang dikenalnya, lalu ia berikan beberapa kepada saya untuk diwawancara. Katanya, perempuan harus bersatu, kalau tidak maka tidak akan bertahan," tuturnya.

Perempuan, kata Mari, punya kekuatan untuk memengaruhi. Kekuatan inilah yang bisa digunakan perempuan untuk saling menguatkan dan membantu perempuan lain meraih kesuksesan dalam kariernya.

"Keputusan untuk membeli, berbelanja, di rumah tangga, 60-70 persennya ada di tangan perempuan. Perempuan punya kekuatan memengaruhi. Karenanya perempuan perlu saling mendukung dan berbagi, dan ini harus dimulai dari diri sendiri," tandasnya.

--

Konflik bisa terjadi dimana saja dan kapan saja, baik konflik internal maupun eksternal. Konflik bukanlah hal yang harus dihindari, melainkan harus dihadapi dengan kesiapan diri yang optimal. Namun, sesiap apapun seseorang, kepanikan selalu hadir bersamaan dengan konflik yang datang.

“Biasanya, saat menghadapi konflik kepanikan akan muncul. Padahal, kapasitas mengelola kepanikan itu bisa dikontrol,” ujar psikolog Ratih Ibrahim, dalam talkshow "Dealing with Conflict in Workplace" bersama Rexona, di Djakarta Theater Lounge, Rabu (20/4/2011) lalu.

Untuk mengontrol kepanikan, mulailah dengan menarik nafas yang dalam saat masalah muncul. "Kalau memang harus diam, lebih baik diam, dan berpikir sejenak," ujar Ratih.

Ia menyarankan untuk menggunakan aromaterapi agar tubuh lebih cepat tenang. "Indra penciuman adalah indra yang paling cepat memengaruhi kondisi emosional seseorang. Aromaterapi membantu menetralkan emosi yang tidak stabil, yang muncul akibat kepanikan dan stres berkepanjangan setelah konflik muncul," jelas perempuan yang juga direktur Personal Growth, layanan konsultasi psikologi, ini.

Ratih menambahkan, jika kepanikan sudah bisa diatasi, konflik bisa dihadapi dengan menyiapkan langkah-langkah antisipatif terhadap masalah. "Logikanya yang jalan, bukan perasaan yang didahulukan. Jadi kita memiliki banyak alternatif untuk penyelesaian masalah, " tambahnya.

Konflik juga bisa dihadapi jika kita memiliki tingkat fleksibilitas terhadap masalah, karena memaksakan orang lain menerima sudut pandang kita membuat konflik akan semakin rumit. "Mampu melihat masalah dari berbagai sudut pandang akan membantu pikiran kita lebih terbuka," ungkap Ratih.

Selain itu, memiliki jiwa yang tangguh, sehat, dan mantap, bisa membantu kita untuk siap menghadapi masalah seberat apapun. "Kalau ada masalah, hadapi, bukan hindari. Dihindari kemanapun juga tidak akan selesai," jelasnya.

Menurut Ratih, seseorang tidak akan berubah apabila dirinya sendiri tidak mau mengubahnya. "Butuh keinginan dan komitmen yang kuat untuk bisa konsisten mengatasi masalah dengan meminimalisasi kepanikan, dan melakukan berbagai persiapan, baik dari segi fisik maupun mental," tutup Ratih.

--

m - Anak, sejatinya, masih bergantung pada orangtua. Jika mengacu pada konvensi internasional, kategori usia anak maksimal adalah 18 tahun. Selama anak masih berada dalam usia itu, mereka mengandalkan orangtua atau orang dewasa, untuk memenuhi kebutuhannya. Tugas orangtua adalah memenuhinya, namun bukan memanjakan anak. Anak juga perlu dilatih merencanakan hidupnya, termasuk keuangan.

Saat anak Anda meminta barang yang paling disukainya, tugas orangtua adalah memandunya merencanakan finansial. Orangtua perlu mengajarkan anak menabung untuk mendapatkan barang yang diimpikannya.

"Anak perlu memiliki kesadaran finansial. Jika menginginkan barang, buat perencanaan dengan menabung. Misalnya saat anak menginginkan sesuatu, ajak anak bicara, berikan motivasi, bahwa ia bisa mendapatkan barang tersebut namun harus menabung tiga bulan misalnya. Pembicaraan yang memberikan gairah, semangat untuk memiliki namun dengan cara yang tidak menerobos, perlu dimunculkan dalam kehidupan kita," jelas Arief Rachman, Pakar Pendidikan, saat talkshow di sela peluncuran BRI Junio, di Gandaria City, Jakarta, Sabtu (30/4/2011).

Arief melanjutkan, menghemat atau menabung merupakan cara baik, proses yang baik untuk anak-anak. Melalui cara ini, anak belajar menahan diri untuk membeli sesuatu yang diinginkannya. Anak juga tidak mengambil jalan pintas, menerobos, untuk mendapatkan sesuatu. "Menerobos adalah cara-cara korupsi," tambah Arief yang juga menyarankan orangtua mengajak anak menabung di bank.

Mental dan pola pikir mengenai kesadaran keuangan ini penting dibangun dalam diri anak. Orangtua punya andil dan memegang peran penting untuk menciptakan karakter positif ini. Meski begitu, kata Arief, pola hidup modern seperti pergi ke mal, berbelanja, tak perlu dihindari. Artinya, orangtua tak lantas menghemat dengan cara membatasi aktivitas. Perilaku menghemat perlu ditanamkan pada anak sebagai pola pikir dan mentalitas. "Bukan dengan menghindari mal agar anak tak meminta dibelikan sesuatu," tandasnya.

--

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan beri komentar