Segar banget

Segar banget
bangett

Jumat, 27 Mei 2011

Kehidupan yang berdampak ke Anak Cucu

Saturday, 19 February 2011 12:18 | Written by Nelson Saragih

User Rating: / 13
PoorBest

Share
Mazmur 37:25 Dahulu aku muda, sekarang telah menjadi tua, tetapi tidak pernah kulihat orang benar ditinggalkan, atau anak cucunya meminta-minta roti;

Ayat ini dituliskan oleh Daud, seorang raja besar yang pernah ada di Israel yang namanya masih diingat sampai saat ini walaupun telah ribuan tahun berlalu. Daud memulai hidupnya dari seorang yang kecil yang bukan apa-apa dalam pandangan manusia. Ia bahkan di pandang hina dan di sepelekan oleh saudara-suadaranya. Ia memulai karirnya melalui padang penggembalaan yaitu menggembalakan dua tiga ekor domba saja. Itu kita lihat pada ayat dibawah:

1Samuel 17:28 Ketika Eliab, kakaknya yang tertua, mendengar perkataan Daud kepada orang-orang itu, bangkitlah amarah Eliab kepada Daud sambil berkata: "Mengapa engkau datang? Dan pada siapakah kautinggalkan kambing domba yang dua tiga ekor itu di padang gurun? Aku kenal sifat pemberanimu dan kejahatan hatimu: engkau datang ke mari dengan maksud melihat pertempuran."

Dari ayat ini jelas sekali rendahnya penilaian Saudara-saudaranya atas Daud, dan justru apa yang di pandang rendah manusia itu yang diangkat oleh Tuhan. Jadi, buat saudara yang mungkin sedang merasa di pandang rendah orang, jangan kecewa sebab bila saudara dengan sabar menerima ejekan itu maka saudara akan diangkat oleh Tuhan.

Daud, orang yang di pandang rendah oleh saudara-saudaranya bahkan oleh Saul tidak berubah sikap dalam hidupnya. Kesetiaan Daud kepada Tuhan tidak pernah luntur. Di padang penggembalaan yang hina itu Daud sering memainkan kecapi menaikkan puji-pujian pengagungan kepada Tuhan. Karena itulah Daud di pilih Tuhan untuk menolong Saul dari pengaruh roh jahat yang mengganggunya sejak roh Tuhan meninggalkannya. Puji-pujian mengundang hadirat Tuhan sehingga ketika hadirat Tuhan hadir maka roh-roh jahat pergi. Benarlah apa yang tertulis pada ayat dibawah:

2Korintus 3:17 Sebab Tuhan adalah Roh; dan di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan.

Jadi, buat saudara-saudara yang sedang di ikat oleh kuasa-kuasa kegelapan, jangan lupakan ayat ini. Seringlah naikkan puji-pujian kepada Tuhan. Pujian dan penyembahan kepada Tuhan mengundang hadirat Tuhan. Bila perlu, tinggalkanlah lagu-lagu dunia, sebab lagu-lagu itu akan mengundang roh-roh dunia untuk mengikat saudara.

Kembali ketopik, Daud yang sejak kecil sudah setia kepada Tuhan, di perhatikan oleh Tuhan. Bahkan karena kesetiaannya, Tuhan mengikat perjanjian dengannya, bahkan perjanjian tanpa syarat. Itu kita temukan pada ayat dibawah:

2Samuel 7:16 Keluarga dan kerajaanmu akan kokoh untuk selama-lamanya di hadapan-Ku, takhtamu akan kokoh untuk selama-lamanya."

Kesetiaan Daud kepada Tuhan membawa dampak positip bagi keturunannya. Dan memang terbukti keturunan-keturunan Daud selanjutnya Tuhan angkat menjadi raja memerintah atas Israel bahkan menjadi raja selama-lamanya yaitu Tuhan kita Yesus Kristus.

Dari sini kita lihat bahwa orang yang setia dan hidup benar di hadapan Tuhan akan Tuhan perhatikan. Bukan hanya hidupnya, juga hidup anak cucunya.

Mazmur 128:1,3-4 Nyanyian ziarah. Berbahagialah setiap orang yang takut akan TUHAN, yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya! Isterimu akan menjadi seperti pohon anggur yang subur di dalam rumahmu; anak-anakmu seperti tunas pohon zaitun sekeliling mejamu! Sesungguhnya demikianlah akan diberkati orang laki-laki yang takut akan TUHAN.

Saudaraku, disini perlu kita ingat bahwa apapun yang kita perbuat akan berdampak bagi anak cucu kita. Janganlah kita berpikir bahwa apa yang kita perbuat hanya berdampak bagi hidup kita saja. Masa depan anak cucu kita dipengaruhi oleh apa yang kita perbuat saat ini. Bila kita hidup benar dan setia di dalam Tuhan maka Tuhan akan memberkati kita dan berkat itu akan turun sampai ke anak cucu. Namun bila kita tidak hidup benar dan menyimpang dari jalan Tuhan maka kutuk ada dihadapan kita dan kutuk itu juga mengalir ke anak cucu. Itu dapat kita lihat pada ayat dibawah:

Ratapan 5:7 Bapak-bapak kami berbuat dosa, mereka tak ada lagi, dan kami yang menanggung kedurjanaan mereka.

Nah, bagaimana saudara? Pilih mana? Mau membawa berkat atau kutuk bagi anak cucu? Pilihan ada dalam tangan kita. Jika kita pilih hidup benar dan setia kepada Tuhan, maka kita akan membawa berkat bagi anak cucu. Daud telah menyaksikan itu, seumur hidupnya, ia tidak pernah melihat orang yang hidupnya benar dan setia didalam Tuhan hidupnya meminta-meminta. Bahkan anak cucunya di berkati oleh Tuhan.

Contoh lainnya adalah Obed Edom. Obed Edom hidup setia dan melayani Tuhan. Ketika Tabut perjanjian di letakkan di rumahnya, Ia tidak takut padahal sebelumnya Tabut itu sudah membunuh satu orang yaitu Uza.

2Samuel 6:6-7 Ketika mereka sampai ke tempat pengirikan Nakhon, maka Uza mengulurkan tangannya kepada tabut Allah itu, lalu memegangnya, karena lembu-lembu itu tergelincir. Maka bangkitlah murka TUHAN terhadap Uza, lalu Allah membunuh dia di sana karena keteledorannya itu; ia mati di sana dekat tabut Allah itu.

Karena kesetiaannya itu maka Tuhan memberkati Obed-Edom. Kita lihat pada ayat dibawah:

2Samuel 6:11-12 Tiga bulan lamanya tabut Tuhan itu tinggal di rumah Obed-Edom, orang Gat itu, dan TUHAN memberkati Obed-Edom dan seisi rumahnya. Diberitahukanlah kepada raja Daud, demikian: "TUHAN memberkati seisi rumah Obed-Edom dan segala yang ada padanya oleh karena tabut Allah itu." Lalu Daud pergi mengangkut tabut Allah itu dari rumah Obed-Edom ke kota Daud dengan sukacita.

Bahkan ketika Tabut itu di pindahkan dari rumahnya, Obed Edom lebih memilih meninggalkan hartanya dan melayani musik dirumah Tuhan sebagai pemain gambu dan Kecapi. Itu kita temukan di ITawarikh 15:18,21. Sebagai hasilnya Tuhan memberkati Obed Edom dan Keturunannya. Keturunannya menjadi orang-orang yang berhasil yaitu menjadi pejabat-pejabat pemerintah, orang-orang yang gagah perkasa dan orang-orang yang cakap dalam pekerjaannya. Itu kita temukan dalam 1 Tawarikh 26:6-8. Oleh sebab itu sekali lagi kami bertanya, bagaimana dengan kita saudara? Mau membawa dampak positip kepada anak cucu, yaitu berkat Tuhan? Hiduplah dalam kebenaran dan setialah kepada Tuhan. Tuhan Yesus memberkati kita semua.

--

Mengambil Keputusan Terpenting dalam Hidup
Tuesday, 08 February 2011 14:08 | Written by Nelson Saragih

User Rating: / 16
PoorBest

Share
Ayub 34:4 Biarlah kita memutuskan bagi kita sendiri apa yang adil, menentukan bersama-sama apa yang baik.

Mengambil keputusan adalah merupakan hal yang rutin dilakukan oleh setiap manusia walaupun itu terkadang tanpa disadarinya. Sebagai contoh, tanpa saya sadari hari ini saya mengambil keputusan untuk masuk kerja walaupun bisa saja saya memutuskan untuk tidak masuk kerja. Sama seperti saat ini saya putuskan untuk menulis renungan ini walaupun bisa saja saya memutuskan melakukan kegiatan lain.

Apa yang akan terjadi dalam hidup saudara atau bagaimana kehidupan saudara nantinya di pengaruhi oleh keputusan-keputsan yang saudara ambil saat ini. Anda tidak akan mungkin menjadi seorang Dokter kalau saat ini anda mengambil jurusan Teknik dalam kuliah saudara. Anda juga tidak akan mungkin menikah dengan seorang yang baik-baik dan menjadi keluarga yang bahagia jika saat ini anda memutuskan bergaul dengan berandalan atau sejenisnya. Oleh sebab itu betapa pentingnya kita memperhatikan keputusan kita.

Saudaraku, berdasarkan tingkat kepentingannya, keputusan dapat digolongkan atas 3 tingkat, yaitu: keputusan biasa, keputusan penting, keputusan terpenting.

Yang dimaksud dengan keputusan biasa adalah keputusan-keputusan sehari-hari yang dampaknya tidak berpengaruh besar akan masa depan kita. Misalnya keputusan untuk tidur, keputusan untuk makan, keputusan untuk pergi ke suatu tempat dan lain sebagainya.

Yang dimaksud dengan Keputusan Penting adalah keputusan-keputusan yang kita ambil yang dapat mempengaruhi hidup kita di masa yang akan datang. Misalnya memilih sekolah, memilih tempat kuliah, memilih jurusan kuliah, milih pasangan hidup dan lain sebagainya. Pada tingkat ini, jika kita salah mengambil keputusan maka akan mempengaruhi masa depan kita. Misalnya ketika masuk perguruan tinggi kita mengambil jurusan yang tidak sesuai dengan bakat, minat dan prestasi maka akan mempengaruhi kesejahteraan kita nantinya. Nah, disini ada banyak orang yang salah dalam mengambil keputusan yang mengakibatkan kehidupan mereka susah.

Saya ingat waktu dahulu Sekolah Dasar ada sebuah Puisi yang berjudul “Menyesal”, yang isinya tentang penyesalan seseorang karena telah menyia-nyiakan masa mudanya. Pada masa mudanya Ia memutuskan untuk berhenti mengejar pendidikan dan memilih hidup santai. Akibat keputusannya itu pada masa tuanya hidup miskin dan sengsara.

Saudaraku, memilih pasangan hidup, memilih Sekolah, memilih jurusan kuliah adalah keputusan Penting bahkan sangat penting. Namun tahukah saudara bahwa itu bukanlah keputusan terpenting? Mengapa? Karena semuanya itu adalah untuk kehidupan di dunia ini. Keputusan-keputusan itu hanya mempengaruhi hidup kita di dunia ini. Lalu apa KEPUTUSAN YANG TERPENTING? Keputusan yang bagaimanakah itu?

Saudaraku, hanya ada satu keputusan yang terpenting dalam hidup kita, yaitu keputusan yang mempengaruhi hidup kita baik di dunia ini maupun di kehidupan yang akan datang. Apakah itu? Itu adalah ketika kita menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat Pribadi dan hidup di dalam kesucian dan kebenaran. Ketika saudara telah mengambil keputusan itu maka saudara telah mengambil KEPUTUSAN TERPENTING didalam hidup saudara karena keputusan itu bukan hanya mempengaruhi hidup saudara saat ini tetapi juga mempengaruhi kehidupan saudara setelah meninggalkan dunia ini.

Banyak orang tidak menyadari hal itu. Mereka hanya sibuk dan berputar-putar pada keputusan penting dan tidak mengambil keputusan yang terpenting. Mereka lebih memilih untuk memperhatikan hal-hal dunia ini saja. Jikapun mereka telah menjadi orang kristen, mereka hanya mengejar berkat-berkat dunia saja. Itulah sebabnya ketika pencobaan datang, mereka dengan mudah berbalik kepada kehidupan dunia ini. Alkitab mencatat orang-orang demikian adalah orang-orang yang paling malang. Kita temukan pada ayat dibawah:

1 Korintus 15:19 Jikalau kita hanya dalam hidup ini saja menaruh pengharapan pada Kristus, maka kita adalah orang-orang yang paling malang dari segala manusia.

Saudaraku, sudahkan saudara mengambil keputusan yang terpenting itu? Sudahkah saudara memutuskan untuk memilih Yesus sebagai Tuhan dan Jurus Selamat pribadimu? Ingat! Keputusan ini lebih penting dari keputusan apapun yang ada di dunia ini bahkan keputusan ini adalah KEPUTUSAN TERPENTING karena akan menentukan kehidupanmu, untuk kehidupan yang selama-lamanya. Apakah saudara ingin hidup bahagia selama-lamanya atau menderita selama-lamanya.

Keputusan penting, yaitu keputusan memilih jurusan perkuliahan yang tepat dan sesuai hanya akan mempengaruhi hidupmu selama 70, 80 atau 90 tahun saja, sesuai dengan umur manusia. Jika disini anda salah mengambil keputusan, kemungkinan saudara hanya menderita selama itu saja. Tetapi ketika saudara melalaikan dalam hal mengambil keputusan TERPENTING tersebut maka saudara akan mengalami penderitaan yang abadi, selama-lamanya.

Oleh sebab itu saudara, sudahkan saudara mengambil keputusan untuk menerima Yesus sebagai Tuhan dan Jurus Selamat Pribadimu? Jika sudah maka bertekunlah didalamnya dan berusahalah untuk hidup benar dan kudus. Namun, jika saudara belum mengambil keputusan TERPENTING tersebut, inilah saatnya untuk memutuskan. Jangan tunggu waktu lagi karena kita tidak akan pernah tahu apa yang terjadi kemudian. Camkanlah firman dibawah ini:

Ibrani 4:7 Sebab itu Ia menetapkan pula suatu hari, yaitu "hari ini", ketika Ia setelah sekian lama berfirman dengan perantaraan Daud seperti dikatakan di atas: "Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu!"

Jika saudara ingin mengambil KEPUTUSAN TERPENTING itu hari ini, mari ikuti doa ini:

Tuhan Yesus, pada hari ini aku mengambil keputusan yang terpenting dalam hidupku yaitu keputusan untuk menerima Engkau sebagai Tuhan dan Juru Selamatku. Pada hari ini aku mengundang Engkau untuk masuk dan berdiam di hatiku. Pimpinlah aku untuk hidup didalam kebenaran-Mu. Ampunilah segala dosaku, tahirkanlah aku oleh darah-Mu dan biarlah hidupku senantiasa ada dalam tangan-Mu. Dalam nama Tuhan Yesus aku berdoa dan menerima Engkau sebagai Juru Selamatku. Amin.

Tuhan Yesus memberkati kita semua. Amin

-

Lepas dari belenggu ketakutan
Wednesday, 12 January 2011 17:17 | Written by Nelson Saragih

User Rating: / 12
PoorBest

3
Share
Mazmur 56-4 Waktu aku takut, aku ini percaya kepada-Mu;

Pernahkah anda mengalami ketakutan? Kami yakin setiap orang pasti pernah merasakannya. Daud, dia adalah seorang raja yang besar, pahlawan yang sanggup menghabisi berlaksa-laksa musuhnya, yang biasa menghadapi singa dan beruang pada masa mudanya di padang penggembalaan, juga pernah mengalaminya. Bahkan karena sangat takutnya, Daud harus berpura-pura menjadi orang sakit ingatan, kita temukan pada ayat dibawah:

I Samuel 21:12-13 Daud memperhatikan perkataan itu, dan dia menjadi takut sekali kepada Akhis, raja kota Gat itu. Sebab itu ia berlaku seperti orang yang sakit ingatan di depan mata mereka dan berbuat pura-pura gila di dekat mereka; ia menggores-gores pintu gerbang dan membiarkan ludahnya meleleh ke janggutnya.

Ketakutan datang bisa kapan saja, dimana saja dan kepada siapa saja, tidak memandang usia, status, derajat dsb. Namun satu hal yang perlu kita ingat jangan sampai ketakutan itu membuat kita bertindak salah.

Saudaraku, ketakutan adalah salah satu senjata Iblis untuk menjatuhkan orang percaya. Ketakutan senjata yang paling ampuh untuk merubuhkan dan menghancurkan iman. Sebagai contoh, karena ketakutan banyak orang menjadi gila bahkan karena ketakutan tidak sedikit orang yang bunuh diri padahal justru kematianlah yang paling ditakutki orang.

Contoh yang paling nyata dalam alkitab yang menjadi salah bertindak karena ketakutan adalah Daud. Dari ayat diatas dapat kita lihat bahwa ketakutan telah membuat Daud bertindak seperti orang gila. Karena rasa takut yang berlebihan Daud harus merendahkan diri. Daud lupa bahwa ia punya Tuhan yang luar biasa yang selama ini memberi kemenangan kepadanya. Dengan Tuhan Daud mengalahkan berlaksa-laksa musuhnya. Yang anehnya ketika berada di hadapan Akhis, raja Gat, Daud ketakutan. Ketakutan telah membuatnya kehilangan akal sehat dan menjadi lupa sama sekali kepada Tuhan.

Saudaraku, dalam alkitab ada satu contoh yang baik yang dapat kita teladani dalam hal mengatasi ketakutan, dia adalah Yosafat. Yosafat adalah seorang raja yang memerintah tanah Yehuda dimana suatu ketika dia menghadapi ancaman serangan besar-besaran dari 3 bangsa yaitu Moab, Amon dan Meunim. Adalah wajar jika Yosafat ketakutan karena mereka adalah bangsa yang kecil yang hanya terdiri dari dua suku Israel sedang yang dihadapi adalah pasukan yang sangat besar yang berasal dari tiga bangsa. Secara hitung-hitungan akal Yosafat kalah jumlah yang artinya Yehuda pasti akan binasa bila perang terjadi. Mungkin saja Yosafat membayangkan hal-hal yang mengerikan jika mereka kalah. Yosafat beserta seluruh keluarganya akan di tangkap dan dihukum mati.

Dahulu, jika suatu bangsa kalah maka rajanya akan ditangkap dan dihukum mati. Hukumannya tidak tanggung-tanggung, raja itu akan sangat menderita sebelum dihukum mati. Pertama sekali yang di eksekusi adalah anak istrinya. Raja pemenang akan memerintahkan algojonya menyembelih anak istri raja yang kalah di depan mata raja yang kalah itu. Contohnya adalah Zedekia. Dalam Yeremia 39:6 dapat kita baca bahwa Nebukadnezar memerintahkan algojonya menyembelih anak-anak dan istri Zedekia di depan matanya. Sangat menyedihkan bukan?

Mungkin itulah bayangan-bayangan yang menakutkan Yosafat yang membuat ia menjadi sangat ketakutan. Namun ditengah ketakutannya, Yosafat bertindak benar yang akhirnya menyelamatkannya dan seluruh rakyat Yehuda. Yosafat memutuskan mencari pertolongan Tuhan, itu kita temukan pada ayat dibawah:

2 Tawarikh 20:3 Yosafat menjadi takut, lalu mengambil keputusan untuk mencari TUHAN. Ia menyerukan kepada seluruh Yehuda supaya berpuasa.


Yosafat menyadari bahwa Tuhanlah satu-satunya jawaban atas permasalahannya, tidak seperti Daud yang menjadi pura-pura gila.

Bukan hanya dirinya, Yosafat juga memerintahkan segenap rakyat Yehuda untuk merendahkan diri dengan berpuasa. Seluruh rakyat Yehuda diperintahkan datang ke Yerusalem untuk sama-sama berdoa memohon kemurahan dan pertolongan Tuhan. Akhirnya, Tuhan menjawab doa mereka dimana Tuhan bersedia turun tangan langsung. Itu dapat kita temukan pada ayat dibawah.

2 Tawarikh 20:15 dan berseru: "Camkanlah, hai seluruh Yehuda dan penduduk Yerusalem dan tuanku raja Yosafat, beginilah firman TUHAN kepadamu: Janganlah kamu takut dan terkejut karena laskar yang besar ini, sebab bukan kamu yang akan berperang melainkan Allah.

Saudaraku, ketakutan apa yang sedang menghinggapi saudara pada saat ini? Kengerian apa yang sedang saudara hadapi? Apakah rumah tangga yang sedang diambang kehancuran? Atau, apakah saudara sedang di lilit hutang yang begitu menghantui saudara? Atau, mungkin saudara saat ini terancam kehilangan pekerjaan? Ataukah ada orang-orang tertentu sedang mengancam saudara? Atau pula saudara sedang dihantui oleh serangan kuasa-kuasa kegelapan?

Bila saudara sedang menghadapi salah satu atau lebih dari masalah itu maka serahkanlah ketakutanmu kepada Tuhan. Carilah DIA sebagaimana Yosafat mencari-Nya. Rendahkanlah diri dihadapan-Nya dengan berpuasa maka Percayalah Bahwa Tuhanlah yang akan berperang buat saudara. Tuhan akan melepaskan saudara dari segala permasalahan saudara. Renungkan dan imanilah ayat dibawah ini maka saudara akan semakin dikuatkan.

Mazmur 91:1-7 Orang yang duduk dalam lindungan Yang Mahatinggi dan bermalam dalam naungan Yang Mahakuasa akan berkata kepada TUHAN: "Tempat perlindunganku dan kubu pertahananku, Allahku, yang kupercayai." Sungguh, Dialah yang akan melepaskan engkau dari jerat penangkap burung, dari penyakit sampar yang busuk. Dengan kepak-Nya Ia akan menudungi engkau, di bawah sayap-Nya engkau akan berlindung, kesetiaan-Nya ialah perisai dan pagar tembok. Engkau tak usah takut terhadap kedahsyatan malam, terhadap panah yang terbang di waktu siang, terhadap penyakit sampar yang berjalan di dalam gelap, terhadap penyakit menular yang mengamuk di waktu petang. Walau seribu orang rebah di sisimu, dan sepuluh ribu di sebelah kananmu, tetapi itu tidak akan menimpamu.

Tuhan Yesus memberkati. Amin

(Bila saudara sedang menghadapi permasalahan diatas dan ingin di doakan, tuliskan permohonan doa saudara pada kolom “comment” dibawah dan kami akan mendoakan saudara)

--

Pagar Perlindungan dan Berkat (Rahasia kesuksesan Ayub)
Written by Nelson Saragih
User Rating: / 1
PoorBest

Share
Pagar Perlindungan dan Berkat (Rahasia kesuksesan Ayub)

Ayub 1:10 Bukankah Engkau yang membuat pagar sekeliling dia dan rumahnya serta segala yang dimilikinya? Apa yang dikerjakannya telah Kauberkati dan apa yang dimilikinya makin bertambah di negeri itu.

Ayub adalah seorang yang kaya dan sukses di masanya. Ia memiliki 7000 ekor kambing domba, 3000 ekor unta, 500 pasang lembu, 500 keledai betina. Jika kita bandingkan dengan kondisi sekarang maka harta Ayub yang berasal dari hewan-hewan itu adalah lebih kurang 30 Milyard Rupiah, belum lagi terhitung lading, rumah dan budak-budaknya. Dan Alkitab mencatat bahwa pada masa itu Ayub adalah orang terkaya di sebelah timur.

Yang menjadi pertanyaan adalah mengapa Ayub bisa sekaya dan sesukses itu? Jawabannya cukup sederhana. Ayub menjadi kaya karena ada pagar perlindungan dan berkat dari Tuhan. Pertama, Tuhan memagari dia dengan pagar perlindungan-Nya dan kemudian Tuhan mencurahkan berkatnya secara melimpah.

Ada orang yang banyak mendapat berkat namun tidak menjadi kaya raya. Kenapa? Itu karena berkat itu tidak dilindungi oleh pagar perlindungan Tuhan. Setiap berkat yang diterimanya hilang begitu saja. Ia seperti menyimpan uang pada pundi-pundi yang berlubang. Maka jangan heran jika ada ayat di Alkitab yang menyatakan “Ada yang menyebar harta, tetapi bertambah kaya, ada yang menghemat secara luar biasa, namun selalu berkekurangan.” (Amsal 11:24).

Mengapa bisa demikian? Itu karena berkat yang diterima dari Tuhan selalu lebih banyak dari harta yang di sebar dan berkat itu di lindungi oleh pagar perlindungan dari Tuhan sehingga aman dari belalang-belalang pelahap. Sementara ada yang menghemat secara luar biasa namun tetap berkekurangan karena hartanya tidak mendapat pagar perlindungan dari Tuhan. Jadi inti untuk meraih kesuksesan pada kasus ini adalah mendapat pagar perlindungan dan berkat dari Tuhan. Berkat tanpa pagar perlindungan adalah berkat yang kosong. Oleh sebab itu bagi orang Kristen janganlah hanya mengarahkan diri untuk mengejar berkat saja terlebih dari itu orang Kristen harus juga meminta pagar perlindungan dari Tuhan.

Lalu, bagaimana agar kita memperoleh pagar perlindungan dan berkat dari Tuhan?. Caranya adalah sebagai berikut:

1. Hidup Saleh dan takut akan Tuhan.

Ayub 1:8 Lalu bertanyalah TUHAN kepada Iblis: "Apakah engkau memperhatikan hamba-Ku Ayub? Sebab tiada seorang pun di bumi seperti dia, yang demikian saleh dan jujur, yang takut akan Allah dan menjauhi kejahatan."

Karakter yang paling menonjol dari Ayub adalah kehidupan yang takut akan Tuhan. Hal itu membuat Ayub menjadi saleh, jujur dan menjauhi kejahatan. Kehidupan yang takut akan Tuhan terlihat jelas ketika setiap kali anak-anaknya selesai berpesta pora, Ayub mempersembahkan korban bakaran sebagai korban pendamaian kepada Tuhan sesuai dengan jumlah anak-anaknya. Ayub kuatir selama anak-anaknya berpesta pora mereka melakukan hal-hal yang menyakiti hati Tuhan. Itulah sebabnya Ayub harus menguduskan mereka dan mengadakan pendamaian dengan Allah. Hal itu dapat kita temukan dalam Ayub 1:5.

Karakter itulah yang membuat Tuhan memagari dan memberkati Ayub sehingga Ayub makin lama makin bertambah kaya. Iblis tidak bisa berbuat apa-apa selama pagar perlindungan itu masih ada.

2. Taat dan setia dalam memberi persembahan Persepuluhan dan persembahan Khusus.

Maleakhi 3:8-11 Bolehkah manusia menipu Allah? Namun kamu menipu Aku. Tetapi kamu berkata: "Dengan cara bagaimanakah kami menipu Engkau?" Mengenai persembahan persepuluhan dan persembahan khusus! Kamu telah kena kutuk, tetapi kamu masih menipu Aku, ya kamu seluruh bangsa! Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan. Aku akan menghardik bagimu belalang pelahap, supaya jangan dihabisinya hasil tanahmu dan supaya jangan pohon anggur di padang tidak berbuah bagimu, firman TUHAN semesta alam.

Point kedua untuk mendapatkan pagar perlindungan dan berkat dari Tuhan adalah dengan taat dan setia memberi persembahan persepuluhan dan persembahan khusus. Pada ayat diatas dengan jelas kita lihat bahwa dengan memberi persembahan persepuluhan dan persembahan khusus Tuhan membuka tingkap-tingkap langit (berkat) dan mengusir belalang pelahap. Bahkan dalam hal ini Tuhan bersedia di uji dimana Tuhan menjamin bahwa hal ini akan benar-benar terjadi bagi mereka yang taat dan setia melakukannya. Adakah ayat lain yang menyatakan bahwa Tuhan bersedia di uji oleh manusia? Saya kira hanya ada pada ayat ini saja. Itu membuktikan bahwa Tuhan benar-benar serius dalam hal persepuluhan ini. Tuhan tidak main-main dan sebagai jaminannya IA bersedia di uji oleh manusia. Bukankah ini hal yang menakjupkan dimana Pencipta bersedia di uji oleh ciptaannya? Ini sangat serius saudaraku.

Jadi, agar kita mendapat pagar perlindungan dan berkat dari Tuhan maka ada dua hal yang harus kita lakukan yaitu: pertama, hidup saleh dan takut akan Tuhan dan yang kedua adalah taat dan setia dalam memberikan persembahan persepuluhan dan persembahan kasih. Tuhan Yesus memberkati. Amin

--

Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang (Amsal 17:22)

Bacaan: Mazmur 126
Setahun: Yeremia 1-2; 1 Timotius 3

Seorang hakim memerintahkan seorang pria Jerman untuk berhenti tertawa di hutan. Joachim Bahrenfeld, seorang akuntan, dituntut ke pengadilan oleh salah seorang dari beberapa orang yang berjoging, dan berkata bahwa kegiatan joging mereka terganggu oleh ledakan tawa Bahrenfeld yang memekakkan telinga. Ia diancam akan dipenjara selama 6 bulan jika tertangkap sedang tertawa lagi. Bahrenfeld, 54 tahun, berkata bahwa hampir setiap hari ia pergi ke hutan untuk tertawa. Itu dilakukannya untuk melepaskan stres. “Bagi saya, tertawa adalah bagian dari hidup,” katanya, “seperti makan, minum, dan bernapas.” Ia merasa bahwa hati yang gembira, yang diungkapkan melalui tawa yang terbahak-bahak, penting bagi kesehatan dan kelangsungan hidupnya.

Hati yang gembira sangatlah penting dalam kehidupan kita. Kitab Amsal 17:22 berkata, “Hati yang gembira adalah obat yang manjur.” Hati yang gembira memengaruhi jiwa dan kesehatan tubuh kita.

Namun, ada sukacita yang lebih dalam dan lebih bertahan lama bagi mereka yang percaya kepada Tuhan. Sukacita itu bukan sekadar didasarkan atas perasaan senang dan keadaan di sekitar kita, melainkan atas keselamatan dari Allah. Dia telah memberikan pengampunan dosa dan hubungan yang dipulihkan dengan-Nya melalui Yesus, Putra-Nya. Itu memberikan sukacita mendalam yang tidak dapat diusik oleh keadaan sekitar kita (Mazmur 126:2,3; Habakuk 3:17,18; Filipi 4:7).

Kiranya hari ini Anda mengalami sukacita karena telah mengenal Yesus Kristus! —MLW

SUKACITA DATANG DARI TUHAN YANG HIDUP DALAM DIRI KITA
BUKAN DARI SESUATU YANG TERJADI DI SEKITAR KITA


Mazmur 126
126:1 Nyanyian ziarah. Ketika TUHAN memulihkan keadaan Sion, keadaan kita seperti orang-orang yang bermimpi.
126:2 Pada waktu itu mulut kita penuh dengan tertawa, dan lidah kita dengan sorak-sorai. Pada waktu itu berkatalah orang di antara bangsa-bangsa: "TUHAN telah melakukan perkara besar kepada orang-orang ini!"
126:3 TUHAN telah melakukan perkara besar kepada kita, maka kita bersukacita.
126:4 Pulihkanlah keadaan kami, ya TUHAN, seperti memulihkan batang air kering di Tanah Negeb!
126:5 Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai.
126:6 Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya.

--

Alkisah, hiduplah sebuah keluarga yang terdiri dari Ayah, Ibu dan dua orang anak laki-laki (sebut saja si-Sulung dan si-Bungsu). Pada suatu hari, sang Ayah mendadak sakit keras dan diprediksi sudah mendekati ajalnya. Menyadari akan hal ini, sang Ayah pun segera memanggil kedua anak laki-lakinya si-Sulung dan si-Bungsu.

Sesudah mereka berdua bersimpuh didekat Ayah berbaring, sang Ayah pun menyatakan permintaannya kepada mereka : “Kalian berdua harus berjanji kepada Ayah……, bahwa setelah Ayah meninggal dunia nanti, kalian berdua harus menepati 2 pesan terakhir Ayah”. Sambil terisak tangis dan suasana hati yang tidak karuan, Sulung dan Bungsu pun hanya dapat manggut-manggut melihat kondisi Ayahnya yang semakin kritis.

Begini kira-kira kedua pesan Ayahnya itu:
“PERTAMA, kalian harus berjanji kepada Ayah, bahwa setelah Ayah meninggal nanti, kalian berdua TIDAK BOLEH MENAGIH PIUTANG kepada siapapun”. Tidak ada tindakan lain dari Sulung maupun Bungsu dalam menanggapi pesan PERTAMA Ayahnya itu selain mengatakan IYA KAMI BERJANJI dan menganggukkan kepala meski perasaan bingung menghinggapi kedua Anak tersebut.

“KEDUA, kalian berdua harus berjanji kepada Ayah, bahwa setelah Ayah meninggal nanti, kalian berdua TIDAK BOLEH TERKENA SINAR MATAHARI SECARA LANGSUNG”. Semakin bingung-lah mereka terhadap permintaan Ayahnya. Tetapi sekali lagi keadaan lah yang memaksa mereka berdua untuk mengatakan IYA KAMI BERJANJI dan menganggukkan kepala.

Akhirnya, sesuai dengan rencana sang Ayah pun meninggal dunia dengan tenang karena telah menyatakan pesannya kepada kedua Anaknya. Prosesi pemakaman pun berlangsung dan kehidupan harus terus berjalan, karena baik Sulung maupun Bungsu memiliki Wirausaha yang harus dijalankan sebagai sandaran hidup.

Hari berganti hari, Minggu berganti minggu, Bulan dan Tahun. Tidak terasa 5 tahun telah berlalu sejak kematian sang Ayah. Disinilah mulai tampak perbedaan yang sangat mencolok antara Sulung dan Bungsu. Sang Ibu sebagai orang di “Tengah” pun tanggap akan hal ini. Perbedaan yang paling nyata adalah soal EKONOMI / KEUANGAN. Sang Ibu merasa iba kepada nasib si-Bungsu yang ekonominya sangat amburadul dan boleh dikatakan mulai Gulung Tikar. Sebaliknya, sang Ibu pun bangga kepada nasih si-Sulung yang boleh dibilang sangat sukses dalam bidang ekonomi.

Tergelitik rasa penasaran, iba dan bangga yang bercampur jadi satu, sang Ibu pun mengunjungi si-Bungsu untuk menanyakan perihal nasibnya:

“Wahai Bungsu, mengapa nasib mu sedemikian malangnya anakku ???”.

Si Bungsu pun menjawab:
“Ini karena saya menuruti 2 pesan wasiat Ayah. PERTAMA, SAYA DILARANG MENAGIH PIUTANG KEPADA SIAPAPUN. Sedangkan teman, kolega, client, dll tidak berniat untuk mengembalikan hutang mereka jika tidak ditagih, sehingga lama-kelamaan habislah modal saya Ibu. KEDUA, Ayah melarang saya untuk KENA SINAR MATAHARI SECARA LANGSUNG, itulah sebabnya pergi dan pulang dari Toko, saya selalu menggunakan jasa Taxi, karena saya hanya memiliki sepeda motor, sehingga modal saya lama-kelamaan habis Ibu”.

Melihat malangnya nasih Bungsu, sang Ibu pun menghibur dengan mengatakan :
“ENGKAU MEMANG ANAK YANG BERBAKTI, KARENA ENGKAU MENJAGA JANJIMU KEPADA AYAH”.

Kemudian berkunjunglah sang Ibu ke kediaman Sulung. Kali ini suasana berubah 180 derajat. Si Sulung adalah orang yang kaya raya dan sangat makmur ekonominya. Penasaran, sang Ibu pun menanyakan perihal nasibnya :

“Wahai Sulung, mengapa nasibmu sedemikian beruntung anakku ???”.

Si Sulung pun menjawab: “Ini karena saya menuruti 2 pesan wasiat Ayah”.

Sang Ibu pun keheranan akan jawaban Sulung dan menanyakan dengan rasa penasaran yang tinggi,

“kok bisa begitu ???”.

Sulung pun menjawab :
“PERTAMA, SAYA DILARANG MENAGIH PIUTANG KEPADA SIAPAPUN, oleh karena itu SAYA TIDAK PERNAH MEMBERIKAN HUTANG KEPADA SIAPAPUN, sehingga modal saya tetap. KEDUA, SAYA DILARANG KENA SINAR MATAHARI SECARA LANGSUNG, karena saya hanya memiliki sepeda motor, maka saya berangkat ke Toko pagi-pagi benar sebelum matahari terbit, dan pulang dari Toko malam benar setelah matahari terbenam, sehingga SEMUA CUSTOMER SAYA TAHU BAHWA TOKO SAYA BUKA PALING PAGI & TUTUP PALING MALAM, sehingga Toko saya diserbu banyak pelanggan”.

Sang Ibu pun keheranan penuh kekaguman akan jawaban dari si-Sulung.

Selama ini anda selalu memerankan karakter Sulung / Bungsu ???
Semoga bermanfaat untuk menghadapi persoalan hidup apapun. Anda hanya tinggal memilih …… Sulung ……….. atau ……………..Bungsu.

--

Jawaban Tuhan


Satu-satunya orang yang selamat dari kecelakaan sebuah kapal terdampar di
pulau yang kecil dan tidak berpenghuni. Pria ini segera berdoa supaya Tuhan
menyelematkannya, dan setiap hari dia mengamati langit dan mengharapkan
pertolongan, tetapi tidak ada sesuatupun yang datang.

Dengan capainya, akhirnya dia berhasil membangun gubuk kecil dari kayu
apung untuk melindungi dirinya dari cuaca, dan untuk menyimpan beberapa
barang yang masih dia punyai.

Tetapi suatu hari, setelah dia pergi mencari makan, dia kembali ke gubuknya
dan mendapati gubuk kecil itu terbakar dan asapnya mengepul ke langit. Dan
yang paling parah pria itu kehilangan semua miliknya.

Dia sedih dan marah pada Tuhan dan berseru: "Tuhan, teganya Engkau
melakukan ini padaku?" dia menangis. Pagi-pagi keesokan harinya, dia
terbangun oleh suara kapal yang mendekati pulau itu. Kapal itu datang untuk
menyelamatkannya.

"Bagaimana kamu tahu bahwa aku di sini?" tanya pria itu kepada
penyelamatnya.
"Kami melihat tanda asap yang berasal dari pulau ini", jawab mereka.

Mudah sekali untuk menyerah ketika keadaan menjadi buruk. Tetapi kita tidak
boleh goyah, karena Tuhan tetap bekerja didalam hidup kita, juga ketika
kita dalam kesakitan dan kesusahan. Ingatlah, ketika gubukmu terbakar, itu
adalah "tanda asap" bagi kuasa Tuhan untuk bekerja. Ketika ada kejadian
negatif terjadi dalam hidup ini, kita harus berkata pada diri kita sendiri
bahwa Tuhan pasti mempunyai jawaban yang positif untuk kejadian tersebut.

Kamu berkata : Itu tidak mungkin.
Tuhan berkata : Tidak ada hal yang mustahil bagiKu. (Lukas 18:27)

Kamu berkata : aku terlalu capai.
Tuhan berkata : Aku akan memberikan kelegaan padamu. (Matius 11:28)

Kamu berkata : Tidak ada seorangpun yang mencintai aku.
Tuhan berkata : Aku mengasihimu. (Yohanes 3:16 ; Yohanes 13:34)

Kamu berkata : Aku tidak bisa meneruskan.
Tuhan berkata : Kasih karuniaKu cukup. (2 Korintus 12:9 ; Mazmur 91 : 15)

Kamu berkata : Aku tidak mengerti.
Tuhan berkata : Aku akan menuntun langkah-langkahmu. (Amsal 3:5-6)

Kamu berkata : Aku tidak bisa melakukannya.
Tuhan berkata : Kamu bisa melakukan semuanya. (Filipi 4:13)

Kamu berkata : Ini tidak berharga.
Tuhan berkata : Itu akan berharga. (Roma 8:28)

Kamu berkata : Aku tidak bisa memaafkanmu.
Tuhan berkata : Aku memaafkanmu. ( 1Yohanes 1:9 ; Roma 8:1)

Kamu berkata : Aku tidak bisa mengatasi.
Tuhan berkata : Aku akan menyediakan kebutuhanmu. (Filipi 4:19)

Kamu berkata : Aku takut.
Tuhan berkata : Aku tidak memberikan padamu roh ketakutan. (II Timotius 1:7)

Kamu berkata : Aku selalu kuatir dan frustasi.
Tuhan berkata : Serahkanlah segala kekuatiranmu kepadaku. (I Petrus 5:7)

Kamu berkata : Aku tidak mempunyai iman yang kuat.
Tuhan berkata : Aku memberi setiap orang iman menurut ukurannya. (Roma 12:3)

Kamu berkata : Aku tidak pandai.
Tuhan berkata : Aku memberikan padamu hikmat. (I Korintus 1:30)

Kamu berkata : Aku merasa sendirian.
Tuhan berkata : Aku tidak akan pernah meninggalkanmu. (Ibrani 13:5)

Wartakanlah ini pada siapa saja yang membutuhkan, Saya percaya ada
saat-saat dimana kita merasa "gubuk" kita terbakar.?(John 1:6)

--

Pesan Dari Salib | Yohanes 19:1:27

Roma menggunakan salib sebagai cara brutal untuk menghukum para penjahat. Melalui pengorbanan Yesus, kematian-Nya menjadi harapan dan hidup bagi mereka yang mempercayai-Nya.

Dalam Injil, salib diartikan berbagai macam. Bagi Pilatus, gubernur Yudea, salib adalah tempat di mana orang tak berdosa mati. Kaum Farisi dan Saduki, sebaliknya, melihat salib sebagai cara untuk menghilangkan masalah. Dalam hal ini seorang rabi radikal telah dibunuh sehingga posisi dan kekuasaan mereka tidak ada lagi terancam.

Ketika Yudas Iskariot mendengar Yesus dijatuhi hukuman mati, ia menjadi sangat kecewa. Saya percaya bahwa si pengkhianat (Yudas) berpikir bahwa semua tindakannya akan memaksa Yesus mengumumkan kerajaan-Nya, dan dia sebagai pemegang posisi tertinggi dalam pemerintahan baru. Kenyataanya, penilaiannya yang keliru menghancurkan semua ambisi pribadi.

Bagi Maria, yang mengetahui kesempurnaan dari hidup anaknya dan identitas-Nya sebagai Putra Allah, salib melambangkan kejahatan yang memalukan. Salib juga melambangkan penggenapan nubuatan. Ketika Yesus berumur delapan tahun, Simeon menubuatkan bahwa suatu pedang akan menembus jiwa Maria (Lukas 2:34-35). Salib menjawab itu semua.

Bagi pengikut Yesus, penyaliban adalah waktu dimana sahabat terkasih dan Mesias wafat. Persahabatan intim dengan Yesus seolah telah berakhir, sebagaimana mimpi akan dibebaskan dari pendudukan Roma.

--

Tidak tahukah kamu, bahwa dalam gelanggang pertandingan semua peserta turut berlari, tetapi bahwa hanya satu orang saja yang mendapat hadiah? Karena itu larilah begitu rupa, sehingga kamu memperolehnya!
1 Korintus 9:24


Firman Tuhan mengatakan bahwa hidup ini seperti gelanggang pertandingan. Kalau kita ingin menjadi pemenang dalam pertandingan tersebut, maka ada tiga hal yang harus kira taklukkan.

1. Jarak.

Secepat apapun seorang pelari berlari, tetapi jika tidak menyelesaikan jarak yang ditentukan, maka ia tidak dapat disebut sebagai seorang pemenang. Itu berarti dalam kehidupan, kita harus konsisten berjuang sampai garis finish.

2. Waktu.

Apabila jarak yang ditentukan dapat diselesaikan, tetapi dengan waktu yang lebih lambat dari pelari yang lain, ia juga tidak dapat disebut sebagai seorang pemenang. Demikian juga dengan kehidupan kita. Kita harus dapat menggunakan waktu seefisien mungkin, dengan tidak menyia-nyiakan waktu untuk hal-hal yang tidak berguna dan sia-sia.

3. Sikap diri.

Selain jarak dan waktu, seorang pelari yang ingin menang harus mampu menaklukkan diri sendiri, khususnya sikap cepat puas diri dan tidak mau untuk menanggung kesulitan dalam dirinya. Tidak ada kemajuan tanpa kesulitan.

Menjadi seorang pemenang, berarti dapat menaklukkan tantangan sesulit apapun dalam hidup Anda.

--

Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi
Matius 5:14

Bacaan: Matius 5:13-20
Setahun: Yeremia 3-5; 1 Timotius 4

Orang-orang sering bertanya kepada saya tentang hal yang paling berkesan saat melayani sebagai pemimpin Moody Bible Institute. Jawabannya adalah, siswa-siswinya. Saya mengagumi semangat mereka bagi Yesus dan cara mereka menunjukkannya kepada dunia di sekitar mereka. Para pemimpin perusahaan yang nonkristiani sering mengatakan kepada saya mengenai etika kerja siswa-siswi Moody yang patut dicontoh. Kepala polisi Chicago pernah berkata, “Saat siswa-siswi Moody kembali ke kampus, daerah di sekitarnya menjadi lebih terang, seperti ada seseorang yang menyalakan lampu di sana.”

Itulah maksud Yesus saat Dia mengatakan, “Kamu adalah terang dunia” (Matius 5:14). Itu adalah kata-kata yang ampuh dalam menggambarkan suatu perbedaan. Harus ada perbedaan yang jelas antara integritas yang dimiliki orang-orang kristiani dan kegelapan dunia yang merajalela.

Yang penting bukan berbicara tentang Yesus, melainkan bagaimana orang melihat kita. Walaupun mereka mungkin tidak ingin mendengar tentang Yesus, Anda boleh yakin bahwa mereka ingin melihat apakah Dia membuat perbedaan dalam hidup kita. Saat Yesus berkata, “Hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik” (ayat 16). Maksud-Nya adalah sebelum kita berbicara, kita harus dapat menunjukkan bukti dari apa yang kita katakan. Kemampuan kita untuk bersinar bagi Yesus diukur oleh perbuatan baik kita, yang memberikan kesaksian kuat dalam hidup kita. Mari kita menyalakan lampu-lampu kita —JMS

UNTUK DAPAT MEMIMPIN ORANG LAIN KELUAR DARI KEGELAPAN DOSA
TUNJUKKANLAH SINAR KRISTUS DALAM HIDUP ANDA



Matius 5:13-20
5:13 "Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang.
5:14 Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi.
5:15 Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu.
5:16 Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga."
5:17 "Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.
5:18 Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.
5:19 Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga.
5:20 Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.

--

READ: Matthew 5:13-20

You are the light of the world. A city that is set on a hill cannot be hidden. —Matthew 5:14


People often ask me what I miss most about serving as president of Moody Bible Institute. Without question it’s the students. I love their passion for Jesus and the way they demonstrate it to the world around them. Non-Christian employers often told me of the students’ exemplary work ethic. Chicago’s police super-intendent once said, "When the Moody students return to campus, it’s like somebody turned on the lights on the Near North side."

This is exactly what Jesus had in mind when He said, "You are the light of the world" (Matt. 5:14). It’s a powerful word picture of the impact of contrast. There should be a recognizable difference between the integrity of Christians and the prevailing darkness of our world.

It’s not about making speeches for Jesus; it’s about people observing us. Even though they may not want to hear about Jesus, you can be sure they’re watching to see if He makes a difference in our lives. When Jesus said, "Let your light so shine before men, that they may see your good works" (v.16), He was saying that before we can speak up we have to show up. Our capacity to shine for Jesus is measured by our good works, which reveal His compelling reality in our lives.

Let's turn on the lights. —Joe Stowell
You are called with a holy calling
The light of the world to be,
To lift up the lamp of the Savior
That others His light may see. —Anon.



To lead others out of the darkness of sin, let them see the light of Christ in your life.

--

Kesalahanmu menghalangi semuanya ini, dan dosamu menghambat yang baik dari padamu.
Yeremia 5:25


Masih ingat perumpamaan anak yang hilang? Saat di kandang babi ia hanya terpikir untuk bisa jadi kacung ayahnya. Itu keadaan terbaik yang berani ia pikirkan. Padahal dia ahli waris seorang kaya raya. Kenapa itu bisa terjadi? Awalnya dari dosa, ia tidak merasa layak mendapat yang lebih baik. Semua harta atau kelebihan dalam diri kita tidak dapat terlihat karena tertutup dosa. You can't see the treasure's within you because of sins. Inilah cara pandang kita terhadap dosa. Dosa menyebabkan degradasi nilai kita secara luar biasa.

Banyak orang iri melihat orang sukses dan para penyanyi ternama dipuja. Menurut saya mereka memang layak dipuja, itu extra reward hasil kerja keras mereka. Dan untuk orang-orang yang iri, di mana mereka saat orang-orang yang berhasil tadi sedang mempersiapkan diri meraih sukses? Jelas iri hati tidak membawa kita pada kesuksesan. Kunci mendapatkan yang kita inginkan terletak pada cara berpikir positif.

Tanyakan pada diri Anda: "Apa yang dapat saya lakukan untuk membuat diri lebih berharga dari sekarang?" Visualisasikan diri bukan sebagaimana Anda sekarang, tapi sebagaimana Anda menjadi nantinya. Ingatkan diri secara teratur bahwa Anda lebih baik daripada yang Anda kira.



Lakukan sesuatu yang dapat membuat Anda menjadi lebih berharga dari diri Anda yang sekarang.

--

Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi … ganjaran itu menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya (Ibrani 12:11)

Bacaan: Ibrani 12:7-11
Setahun: Yeremia 6-8; 1 Timotius 5

Paman saya, Lester, yang tinggal di Florida, merasa kecewa karena pohon jeruk balinya tidak berbuah banyak. Lalu ia diberi tahu bahwa ia perlu memukul batang pohon itu beberapa kali menggunakan sebuah papan.

Rupanya, cara mendorong pertumbuhan yang tidak lazim ini ada benarnya juga. Seorang pakar berkebun berkata, “Terkadang, hormon yang mendorong munculnya bunga di pohon itu sepertinya terhambat, sehingga tidak ada bunga yang muncul. Hati-hati, piculah pohon itu untuk berbunga dengan cara mengejutkannya. Pukullah batang pohonnya … beberapa kali, sampai muncul memar kecil di kulit batangnya.” Saran ini ternyata dapat merangsang pertumbuhan.

Ketika berbagai-bagai masalah datang dalam kehidupan ini, kita terkadang merasa seperti dipukul dari samping. Kita merasa putus asa dan bertanya-tanya, Mengapa hal ini terjadi kepada saya?

Salah satu kemungkinannya adalah Allah sedang menggunakan sebuah pengalaman menyakitkan untuk menarik perhatian kita. Dalam Mazmur 119:71, Daud menulis, “Bahwa aku tertindas itu baik bagiku, supaya aku belajar ketetapan-ketetapan-Mu.” Selain itu, Ibrani 12:11 berkata bahwa ganjaran “menghasilkan buah kebenaran”.

Apakah Allah sedang menggunakan penderitaan hidup untuk membujuk Anda dengan penuh kasih agar Anda berubah? Musim kesulitan mungkin tidak mudah, tetapi jika kita mengizinkan diri kita dilatih oleh kesulitan itu, pertumbuhan yang baru akan terjadi pada saat kita semakin menjadi seperti Putra-Nya (Filipi 3:10) —CHK
BAGI UMAT ALLAH, PENDERITAAN DAPAT MENJADI PISAU PEMBABAT
yang MENYIAPKAN KITA AGAR BERBUAH LEBIH BANYAK




Ibrani 12:7-11

12:7 Jika kamu harus menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya?
12:8 Tetapi, jikalau kamu bebas dari ganjaran, yang harus diderita setiap orang, maka kamu bukanlah anak, tetapi anak-anak gampang.
12:9 Selanjutnya: dari ayah kita yang sebenarnya kita beroleh ganjaran, dan mereka kita hormati; kalau demikian bukankah kita harus lebih taat kepada Bapa segala roh, supaya kita boleh hidup?
12:10 Sebab mereka mendidik kita dalam waktu yang pendek sesuai dengan apa yang mereka anggap baik, tetapi Dia menghajar kita untuk kebaikan kita, supaya kita beroleh bagian dalam kekudusan-Nya.
12:11 Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya.

Tubuhmu- Bait Allah | I Korintus 6:19-20

Perhatian utama dunia terhadap tubuh adalah penampilan secara lahiriah: Bagaimana cara berpenampilan berbeda? Bagaimana cara agar lebih menarik atau mendapat perhatian lebih? Sayang sekali, kesuksesan seringkali digantungkan pada kondisi tubuh kita.

Bagaimana menurut Anda Tuhan melihat tubuh manusia? Apakah Anda yakin bahwa Tuhan hanya tertarik pada jiwa dan roh, atau apakah Anda berharap Tuhan menaruh perhatian pada tubuh fisik Anda juga?

Disamping banyak kesalah pahaman umum, Tuhan lebih mengutamakan tubuh manusiawi kita. Rasul Paulus menegaskan ini di dalam I Korintus 6:19-20. Paulus berkata “ tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu.” Selanjutnya dalam II Korintus 6:16, Paulus menjelaskan tubuh kita adalah bait Allah. Konteks ayat ini mengungkapkan banyaknya kekeliruan umum sekarang. Orang-orang di Korintus memiliki pandangan sangat rendah tentang tubuh. Mereka percaya tubuh tidaklah penting, bahkan menganggap tubuh bak kuburan di mana jiwa terkurung di dalamnya.

Tanggapan Paulus penuh dinamis. Ia menjawab, “ Tidak! Tubuh bukanlah sebuah kuburan-ia adalah bait!” Tubuh menentukan kehormatan dan harga diri kita. Tubuh juga merupakan tempat kudus untuk memelihara penyembahan.

--

A FULL GLASS OF MILK

Very nice story to spread to...

One day, a poor boy who was selling goods from door to door to pay,
for his hungry stomach, decided he would ask for a meal at the next
house.

On the way through school, he found he had only one thin dime left
and he was very hungry.

However, he lost his nerve when a lovely young woman opened the
door.Instead of a meal he asked for a drink of water.

The woman thought he looked hungry, so brought him a large glass of
milk.

He drank it slowly, and then asked, 'How much do I owe you?' 'You
don't owe me anything,' she replied. 'Mother has taught us,never to
accept pay for a kindness.'

He said...'Then I thank you from my heart.'

Year's later that young woman became critically ill.
The local doctors were baffled.They finally sent her to the big
city,where they called in specialists to study her rare disease.

Dr. Howard Kelly was called in for the consultation.
When he heard the name of the town she came from, a strange light
filled his eyes.

Immediately he rose and went down the hall of the hospital to her
room.Dressed in his doctor's gown he went in to see her.He
recognized her at once.

He went back to the consultation room determined to do his best to
save her life,from that day he gave special attention to the case.

After a long struggle, the battle was won. Dr. Kelly requested the
business office to pass the final bill to him for approval.

He looked at it, then wrote something on the edge and the bill was
sent to her room.

The woman feared opening it, for she was sure it would take the
rest of her life to pay for it all.

Finally she looked, and something caught her attention on the side
of the bill. She read these words...
'Paid in full with one glass of milk.' Signed, Dr.Howard Kelly.

Tears of joy flooded her eyes as her happy heart prayed: Thank You,
God,that Your love has spread abroad through human hearts and
hands.'

Now you have two choices.
You can send this page on and spread a positive message. Or ignore
it and pretend it never touched your heart.

--

Sekantong Kue

Seorang wanita sedang menunggu di bandara pada suatu malam sedangkan masih Ada beberapa jam sebelum schedule keberangkatannya tiba. Untuk membuang waktu,ia membeli buku dan sekantong kue di salah satu toko di bandara itu, lalu menemukan tempat untuk duduk.

Sambil duduk wanita tersebut membaca buku yang baru saja dibelinya. Dalam keasyikannya tersebut ia melihat lelaki disebelahnya dengan begitu berani mengambil satu- dua kue yang berada diantara mereka berdua. Wanita tersebut berusaha mengabaikan agar tidak terjadi keributan. Ia membaca, mengunyah kue dan melihat jam. Sementara si Pencuri kue yang pemberani menghabiskan persediaannya.

Ia semakin kesal sementara menit-menit berlalu. Wanita itupun sempat berpikir setiap ia mengambil satu kue, si lelaki juga mengambil satu.

Ketika hanya satu kue tersisa, ia bertanya-tanya apa yang akan dilakukan lelaki itu. Dengan senyum tawa di wajahnya dan tawa gugup, si lelaki mengambil kue terakhir dan membaginya menjadi dua. Si lelaki menawarkan separo miliknya sementara ia makan yang separonya lagi. Dengan kasarnya wanita tsb merebut kue itu tanpa sedikitpun terbesit perasaan berterima kasih. Belum pernah rasanya ia begitu kesal.

Ia menarik napas lega saat penerbangannya diumumkan, IA mengumpulkan barang miliknya dan menuju pintu gerbang. Menolak untuk menoleh pada si "Pencuri yang tak tahu terima kasih itu!".

Ketika sudah didalam pesawat dan duduk di kursinya, la berusaha mencari buku, yang hampir selesai dibacanya. Saat ia merogoh tasnya, ia menahan napas dengan kaget. Disitu ada sekantong kue. Koq milikku ada di sini erangnya dengan patah hati. Jadi kue tadi adalah milik orang itu dan ia mencoba berbagi kepadaku. Terlambat sudah baginya untuk meminta maaf,sebegitu malunya membuat IA tersandar dibangku pesawat mengingat perilakunya yg buruk terhadap pria tadi.
Bahwa sesungguhnya dialah yang kasar Dan tak tahu berterima kasih karena dialah sesungguhnya pencuri kue itu.

Dalam hidup ini kisah pencuri kue seperti itu sering sekali terjadi dikehidupan. Kita sering berprasangka dan melihat orang lain dengan kacamata Kita sendiri serta seringkali berprasangka buruk terhadapnya.

Orang lainlah yang selalu salah, orang lainlah yang patut disingkirkan, orang lainlah yang tak tahu diri, orang lainlah yang berdosa, orang lainlah yang selalu bikin masalah, orang lainlah yang pantas diberi pelajaran.

Padahal kita sendiri yang mencuri kue tadi, padahal kita sendiri yang tidak tahu berterima kasih. Kita sering mem-pengaruhi, memberi komentar, mencemooh pendapat, penilaian atau gagasan orang lain sementara sebetulnya kita tidak tahu betul duduk permasalahan nya.

Tuhan memang memberikan Kita akal budi untuk berpikir tetapi bukan berarti setiap masalah harus diselesaikan dengan mengandalkan akal budi semata melainkan bersandarlah sepenuhnya kepada Firman Tuhan yang seringkali sulit dapat dimengerti melalui akal budi, setiap penyesalan tidak akan pernah terjadi diawal Dan Kita tidak akan pernah bisa memutarnya kembali sesuai pepatah yang berkata apa yang engkau tabur itulah yang akan engkau tuai dikemudian Hari.

--

pa Yang Terjadi Di Salib | Ibrani 10:1-14

Tuhan yang Kudus tidak kompromi dan tidak berhenti bersikap melawan semua bentuk kejahatan. Keadilan-Nya menuntut penebusan harus dilakukan atas tiap dosa.

Dalam Perjanjian Lama cara pengorbanan diatur oleh Tuhan, dan para imam melakukan pengorbanan bagi dosa bangsa-bangsa setiap hari (Keluaran 29:38-39). Setiap orang juga membawa korban domba-domba dan binatang-binatang lain ke bait sebagai tebusan untuk pelanggaran pribadi (Imamat 5:5-7). Korban dilakukan berulang-ulang dan dari hari ke hari karena darah binatang tidak dapat menghapus dosa. Namun, ketika Yesus, Anak Domba pilihan Tuhan, menyerahkan hidupNya sebagai pengganti dosa manusia, penebusan menjadi sempurna. Yesus memikul seluruh dosa kita di dalam tubuh-Nya atas ketidaktaatan kita-dahulu, sekarang, dan yang akan datang (I Petrus 2:24). Tidak dibutuhkan korban apapun lagi (Ibrani 7:27).

Apa yang terjadi di salib? Murka Tuhan atas ketidakbenaran telah dinyatakan (Roma 1:18-19). Hukuman atas dosa telah dilakukan. Seorang manusia terlahir dari perawan, tak berdosa, jelmaan Putra Allah secara suka rela menawarkan diri-Nya menggantikan kita dan menerima penghakiman Tuhan atas segala dosa. Yesus mengambil alih hukuman dan murka yang seharusnya layak kita terima. Ini adalah kabar baik. Ketika kita menerima Yesus sebagai Juru Selamat pribadi, kita tidak lagi di bawah hukuman maut; kita tidak lagi dinyatakan bersalah karena Dia telah mengambil alih tempat kita.

GBU....

--

READ: Psalm 42

Why are you cast down, O my soul? . . . Hope in God, for I shall yet praise Him for the help of His countenance.
Psalm 42:5

Looking at the western shores of Sri Lanka, I found it hard to imagine that a tsunami had struck just a few months earlier. The sea was calm and beautiful, couples were walking in the bright sunshine, and people were going about their business—all giving the scene an ordinary feeling I wasn’t prepared for. The impact of the disaster was still there, but it had gone underground into the hearts and minds of the survivors. The trauma itself would not be easily forgotten.

It was catastrophic grief that prompted the psalmist to cry out in anguish: "My tears have been my food day and night, while they continually say to me, ‘Where is your God?’" (Ps. 42:3). The struggle of his heart had likewise been turned inward. While the rest of the world went on with business as usual, he carried in his heart the need for deep and complete healing.

Only as we submit our brokenness to the good and great Shepherd of our hearts can we find the peace that allows us to respond to life: "Why are you cast down, O my soul? And why are you disquieted within me? Hope in God, for I shall yet praise Him for the help of His countenance" (v.5).

Hope in God—it’s the only solution for the deep traumas of the heart. —Bill Crowder

The Christian’s hope is in the Lord,
We rest secure in His sure Word;
And though we’re tempted to despair,
We do not doubt that God is there. —D. De Haan

No one is hopeless whose hope is in God.

--

Doa yang di Kabulkan
Saturday, 29 January 2011 09:21 | Written by Nelson Saragih

User Rating: / 11
PoorBest

Share
Matius 7:7 "Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.

Bila kita buka Alkitab terbitan LAI, judul perikop dari ayat ini adalah “Hal pengabulan doa”. Kami yakin ayat ini banyak di pegang dan di hafalkan oleh umat Tuhan sebagai suatu ayat pegangan. Ayat ini begitu menguatkan dan sangat menghibur, terlebih bagi mereka yang sedang dalam pergumulan hidup. Namun jangan heran karena ada juga oarang yang tidak mau lagi berpegang akan pada ayat ini karena tidak merasakan “nyata” dari firman tersebut. Mereka berdoa dan berdoa namun sampai detik ini doa mereka tidak dijawab. Lalu yang menjadi pertanyaan, apakah Tuhan ingkar janji? Apakah ayat ini Tuhan turunkan hanya untuk menghibur saja?

Saudaraku, mengapa orang bisa kecewa dengan ayat ini? Itu karena mereka berpegang hanya pada sepenggal ayat tanpa memperhatikan ayat selanjutnya. Contohnya pada kisah ini. Jika saudara hanya berpegang pada Matius 7: 7 saja tanpa memperhatikan ayat lainnya maka siap-siaplah kecewa. Dan justru inilah yang banyak terjadi, oleh sebab itu agar kita tidak kecewa marilah kita perhatikan keseluruhan ayat.

Bila kita perhatikan Matius 7:7-11, ada dua hal secara garis besar yang menjadi inti dari ayat ini yaitu Hal pengabulan doa (Matius 7:7-10) dan hal status anak (Matius 7:11).

Kedua hal ini tidak dapat dipisahkan atau di penggal-penggal. Hal pertama bukan terjadi begitu saja melainkan hal pertama terjadi disebabkan oleh hal kedua. Jadi saudaraku, janganlah kita hanya berpegang pada satu bagian saja karena dengan demikian maka kita tidak akan memperoleh apa-apa.
Lalu, bagaimana agar doa kita di kabulkan? Kita perhatikan ayat dibawah:

Matius 7:7-10 "Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan. Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti, atau memberi ular, jika ia meminta ikan?

Ayat ini berisikan janji pengabulan setiap doa oleh Tuhan. Dalam ayat ini Tuhan menggambarkan dan menjelaskan sejelas-jelasnya bahwa Tuhan akan mengabulkan doa umatnya. Namun satu hal jangan kita lupa memperhatikan pada ayat yang ke sebelas dibawah:

Matius 7:11 Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya."

Ayat ini menjelaskan bahwa hal pengabulan doa itu berkaitan dengan hubungan Bapa dengan anak. Seorang Bapa yang baik pasti akan mengabulkan setiap permintaan anaknya yang baik.

Intinya begini saudaraku, Tuhan pasti akan mengabulkan setiap doa-doa anak-Nya. Nah, yang menjadi pertanyaan, apakah kita sudah menjadi anak-Nya? Terlebih lagi menjadi anak-Nya yang baik bukan sekedar anak gampangan? Jika kita menjadi anak-anak yang baik, bukan menjadi anak-anak gampangan, Tuhan pasti akan mengabulkan permohonan-permohonan kita.

Saudaraku, ada dua hal yang harus kita lakukan untuk menjadi anak-anak Tuhan yang baik yaitu:

1. Bersedia menerima didikan dan peringatan oleh Tuhan.
Ibrani 12:5 Dan sudah lupakah kamu akan nasihat yang berbicara kepada kamu seperti kepada anak-anak: "Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya;

Sebagai manusia yang masih terdiri dari daging, terkadang kita masih melakukan hal-hal yang tidak menyenangkan Tuhan. Sebagai anak-anak Tuhan yang baik, kita harus bersedia menerima didikan dan peringatan Tuhan yang disampaikan melalui hamba-hamba Tuhan atau orang lain yang di pakai Tuhan untuk menegur kita dengan sikap yang rendah hati.

Contohnya begini, ada seorang ibu yang tidak datang kegereja karena tersinggung dengan kotbah yang disampaikan oleh hamba Tuhan minggu lalu, dimana kebetulah kotbah tersebut sangat keras. Ibu tersebut menduga bahwa hamba Tuhan itu sengaja menyampaikan firman tersebut untuk dirinya. Padahal tidak demikian saudara, hamba Tuhan membawa firman sesuai dengan tuntunan Tuhan. Nah, contoh demikian bukanlah contoh anak Tuhan yang baik melainkan adalah contoh anak Tuhan gampangan yang tidak mau menerima didikan dan peringatan dari Tuhan. Hal demikian janganlah kita tiru.

2. Bersedia menerima hajaran dari Tuhan.
Ibrani 12:6-8 karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak." Jika kamu harus menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya? Tetapi, jikalau kamu bebas dari ganjaran, yang harus diderita setiap orang, maka kamu bukanlah anak, tetapi anak-anak gampang.

Seorang anak yang sudah melakukan kesalahan yang sudah keterlaluan pasti akan di hajar oleh Bapanya. Demikian juga Tuhan akan menghajar anak-anak-Nya yang sudah melakukan kesalahan yang keterlaluan.

Contohnya adalah Daud. Dalam alkitab kita temukan dua kesalahan besar Daud yang oleh karenanya ia dihajar oleh Tuhan. Kesalahan pertama ialah berzinah dengan Batsyeba dan membunuh Uria suami Batsyeba (2 Samuel 11:1-26). Kesalahan kedua adalah Daud terbujuk oleh Iblis untuk menghitung jumlah tentaranya yang mengakibatkan dia jatuh dalam dosa kesombongan (I Tawarikh 21:1).

Namun sebagai anak yang baik, Daud bersedia menerima didikan, teguran dan hajaran dari Tuhan dengan sikap yang menerima dan rendah hati, itu kita temukan pada dua ayat dibawah:

2Samuel 12:13 Lalu berkatalah Daud kepada Natan: "Aku sudah berdosa kepada TUHAN." Dan Natan berkata kepada Daud: "TUHAN telah menjauhkan dosamu itu: engkau tidak akan mati.

2Samuel 24:14 Lalu berkatalah Daud kepada Gad: "Sangat susah hatiku, biarlah kiranya kita jatuh ke dalam tangan TUHAN, sebab besar kasih sayang-Nya; tetapi janganlah aku jatuh ke dalam tangan manusia."

Dari kedua ayat ini kita lihat kerendahan hati Daud menerima dengan tulus didikan dan hajaran Tuhan, walaupun karena itu ia harus menderita kehilangan anak dari Batsyeba dan kehilangan tujuh puluh ribu orang rakyatnya.

Karena Daud adalah anak yang baik, bukan anak gampangan maka Tuhan selalu mengabulkan doa-doa Daud. Lalu bagaimana dengan kita saudaraku? Ingin doa kita dikabulkan oleh Tuhan? Jadiah anak-anak-Nya yang baik, anak-anak yang siap menerima didikan, peringatan bahkan hajaran Tuhan. Bukan menjadi anak-anak gampang yang tidak bisa menerima didikan dan hajaran Tuhan. Tuhan Yesus memberkati kita. Amin

--

Aniaya adalah Bagian dari Ibadah Orang Kristen
Monday, 11 October 2010 21:50 | Written by Nelson Saragih
User Rating: / 4
PoorBest

Share
Kristen artinya pengikut Kristus. Sebagai pengikut Kristus, apa yang dialami oleh Yesus juga akan di alami pengikut-Nya, itulah yang dinamakan pengikut sejati. Orang yang tidak mau mengalami apa yang di alami oleh Kristus tidak layak disebut pengikut Kristus.

Yesus, sejak lahir sampai mati-Nya tidak lepas dari aniaya. Yesus harus lahir di kandang domba yang hina karena tidak ada seorangpun yang mau menerima dan menyediakan tempat bagi kelahiran-Nya selain kandang domba dan para gembala. Kemudian ketika Yesus masih balita, ia diburu oleh Herodes untuk di bunuh. Demikian juga hal nya sesudah Ia dewasa, terlebih pada masa pelayanan-Nya, orang-orang farisi dan ahli-ahli taurat membenci dia dan senantiasa mencari cari kesempatan untuk dapat menyingkirkan-Nya. Ketika kesempatan itu ada mereka tidak menyia-nyiakan begitu saja. Mereka menyalibkan dan membunuh DIA.

Demikian pula halnya terjadi pada masa sesudah Dia yaitu masa rasul-rasul. Penganiayaan, penyiksaan dan pembunuhan terhadap orang-orang Kristen semakin Ganas. Salah seorang dari penganiaya itu dikenal bernama Saulus yang kemudian menjadi Paulus setelah bertobat.

Dari kisah ini kita melihat bahwa orang Kristen tidak pernah lepas dari aniaya. Bahkan Alkitab mencatat bahwa Aniaya adalah bahagian dari ibadah orang Kristen. Itu dapat kita lihat pada ayat dibawah:

II Timotius 3:12 Memang setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya,

Ayat diatas dengan tegas mengatakan bahwa setiap orang yang beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya. Jadi bagi saudara yang tidak ingin menderita aniaya maka janganlah menjadi mengikuti Yesus. Namun satu hal, jika saudara lebih memilih tidak mengikuti Yesus maka kebinasaan dan penderitaan kekal siap menanti. Apalah artinya kita berbahagia dan lepas dari aniaya di bumi ini jika nantinya kita menderita selamanya di alam maut sana. Oleh sebab itu, jika saudara sedang mengalami aniaya, bersabarlah dan berdoalah bagi mereka. Ikutilah teladan Paulus yang memberkati mereka yang menganiaya dia. Itu kita temukan pada ayat dibawah :

Roma 12:14 Berkatilah siapa yang menganiaya kamu, berkatilah dan jangan mengutuk!

Melalui ayat ini Paulus memberikan teladan bagi kita bagaimana cara menghadapi aniaya. Paulus mengajak kita untuk memberkati mereka, bukan mengutuk. Bahkan dalam kitab Matius Tuhan Yesus meminta kita untuk berdoa bagi mereka.

Matius 5:44 Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.

Dalam prakteknya Tuhan Yesus bukan hanya sebatas kata-kata saja. Apa yang di ucapkan Yesus Ia buktikan ketika Ia berdoa bagi mereka yang menyalibkan dia. Itu kita temukan pada ayat dibawah:

Lukas 23:34 Yesus berkata: "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat." Dan mereka membuang undi untuk membagi pakaian-Nya.

Dari ayat diatas kita melihat kenapa kita harus mengampuni mereka, itu karena mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat. Seandainya mereka tahu bahwa apa yang mereka perbuat itu salah pastilah mereka tidak akan melakukannya.

Paulus pernah mengalami hal demikian. Ia pernah menjadi penganiaya Jemaat, bahkan menganiaya dengan ganasnya. Ia mengajukan diri dan mendapat ijin dari mahkamah agama untuk mengejar dan membunuh orang Kristen. Artinya Paulus mendapat ijin untuk melakukan pembunuhan atas orang Kristen dan pembunuhan itu dianggap sah (legal). Namun ketika Ia telah mengenal kebenaran, ia mengerti bahwa perbuatannya itu salah dan ia menganggap semuanya itu adalah sampah masa lalu. Intinya, Paulus melakukan kejahatan itu karena ia tidak tahu bahwa hal itu salah, bahkan ia menganggap hal itu benar dan suatu bakti bagi Allah. Namun ketika ia mengetahui bahwa hal itu salah dan bukan suatu bakti bagi Allah, ia melepaskan semua kejahatannya dan menjadi pengikut Kebenaran. Itulah sebabnya mengapa Paulus mengajak kita memberkati mereka yang menganiaya, itu karena mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat, dan Paulus pernah mengalami hal itu.

Paulus sangat bersyukur karena orang-orang yang dianiayanya malah memberkatinya, bukannya mengutuk. Kata-kata berkat dari orang yang teraniaya itulah yang menggerakkan Tuhan untuk mengubah hati Paulus. Salah satu orang yang teraniaya yang memberkati adalah Stefanus. Kisahnya kita temukan pada ayat dibawah:

Kisah Para Rasul 7:58-60 Mereka menyeret dia (Stefanus) ke luar kota, lalu melemparinya. Dan saksi-saksi meletakkan jubah mereka di depan kaki seorang muda yang bernama Saulus (Paulus). Sedang mereka melemparinya Stefanus berdoa, katanya: "Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku." Sambil berlutut ia berseru dengan suara nyaring: "Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka!" Dan dengan perkataan itu meninggallah ia.

Dihadapan Paulus, Stefanus memanjatkan doa bagi para penganiaya, termasuk Paulus.

Saudaraku, hal yang sama juga sedang terjadi pada saat ini, khususnya buat saudara-saudari kita jemaat salah satu Gereja di Bekasi. Mereka dianiaya, dikejar-kejar bahkan ada yang di tikam dan di pukul dengan benda keras. Untuk menanggapi masalah itu, marilah kita memberkati dan berdoa bagi mereka yang menganiaya bukan malah sebaliknya, melakukan perlawanan dan mengutuk. Mereka melakukan itu karena mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat. Yang paling menyedihkan adalah mereka menyangka bahwa apa yang mereka perbuat itu adalah suatu bakti kepada ALLAH, padahal tidak. Oleh sebab itu sepantasnyalah kita bersyukur bahwa melalui kejadian ini terbukti bahwa Alkitab adalah sebuah kebenaran karena apa yang dialami telah dinyatakan oleh Alkitab ribuan tahun yang lalu. Itu dapat kita temukan pada ayat dibawah.

Yohanes 16:2 Kamu akan dikucilkan, bahkan akan datang saatnya bahwa setiap orang yang membunuh kamu akan menyangka bahwa ia berbuat bakti bagi Allah.

Dari ayat ini sangat jelas dikatakan bahwa orang-orang Kristen akan di kucilkan dan dianiaya. Bahkan dengan jelas Alkitab menyatakan orang-orang penganiaya tersebut menyangka bahwa apa yang mereka lakukan itu adalah suatu bakti bagi Allah. Bukankah hal itu memang terjadi pada saat ini dan itu menandakan bahwa kebenaran Alkitab tidak perlu diragukan. Oleh sebab itu mari memberkati dan berdoa bagi mereka. Memang ini tidak mudah, tetapi itulah yang Tuhan tuntut dari kita pengikut sejati-Nya. Tuhan meminta kita tidak melakukan apa yang orang-orang dunia lakukan. Jika dunia mengajarkan kekerasan balas kekerasan maka Tuhan Yesus mengajarkan hadapilah kekerasan dengan berkat dan doa. Sekali lagi, hal ini tidak mudah. Kita tidak akan mampu melakukannya tanpa pertolongan Tuhan. Oleh sebab itu marilah berdoa agar Tuhan melembutkan hati kita sehingga kita sanggup untuk mengampuni terlebih lagi berdoa keselamatan bagi mereka.

Hal yang sama pernah dialami oleh jemaat Smirna. Beberapa orang dari jemaat di Smirna mengalami aniaya, mereka di penjarakan karena sesuatu hal yang bukan kesalahan mereka. Bahkan mereka di penjara karena Fitnah. Namun Tuhan tidak memerintahkan mereka untuk melawan. Melalui Rasul Yohanes, Tuhan meminta mereka untuk bersabar dan tetap setia. Itu kita temukan pada ayat dibawah:

Wahyu 2:9-10 Aku tahu kesusahanmu dan kemiskinanmu -- namun engkau kaya -- dan fitnah mereka, yang menyebut dirinya orang Yahudi, tetapi yang sebenarnya tidak demikian: sebaliknya mereka adalah jemaah Iblis. Jangan takut terhadap apa yang harus engkau derita! Sesungguhnya Iblis akan melemparkan beberapa orang dari antaramu ke dalam penjara supaya kamu dicobai dan kamu akan beroleh kesusahan selama sepuluh hari. Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan.

Dari ayat diatas dengan jelas kita melihat bahwa Tuhan Yesus meminta kita untuk menjalaninya dengan sabar dan setia. Dan sebagai hadiahnya, Tuhan telah menyediakan mahkota kehidupan bagi mereka yang menang.

Oleh sebab itu saudaraku, marilah hadapi aniaya dengan kesabaran dan kesetiaan. Dan satu hal jangan kita lupa bahwa mengalami aniaya adalah bahagian dari ibadah kita. Berdoalah bagi mereka karena Mahkota Kehidupan sudah menanti kita. Tuhan Yesus memberkati kita semua. Amin.

--

Bertahanlah dan tetaplah setia

Pengkotbah 7:10 Janganlah mengatakan: "Mengapa zaman dulu lebih baik dari pada zaman sekarang?" Karena bukannya berdasarkan hikmat engkau menanyakan hal itu.

Tanpa disadari mungkin kita pernah mengucapkan apa yang tertulis pada ayat diatas, mungkin kita pernah berkata “kehidupan dulu lebih baik dan lebih enak dari saat ini”.

Ketika berkomitmen untuk ikut Tuhan dengan sungguh-sungguh maka cara hidup kita tidak sama lagi dengan kehidupan sebelumnya. Kehidupan pasti semakin sulit karena tidak boleh lagi melakukan cara-cara yang Tuhan tidak inginkan. Dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari orang dunia saja berkata “mencari uang haram saja sulit, apalagi mencari yang halal”, lalu bagaimana dengan kita? Bukankah kita akan akan melakukannya dengan lebih sulit lagi? Ya, kita pasti akan memenuhi kehidupan kita jauh lebih sulit karena cara-cara yang halal menurut dunia saja belum tentu sesuai dengan firman Tuhan. Contohnya begini, menurut dunia berusaha memperoleh rezeki nomplok dengan membeli kupon-kupon undian bukanlah sesuatu yang haram karena tidak merugikan dan menyakiti orang lain, tetapi menurut iman percaya Kristen hal itu tidak seturut dengan firman Tuhan karena orang yang demikian adalah pemalas. Dan firman Tuhan katakan orang yang malas janganlah makan.

II Tesalonika 3:10 Sebab, juga waktu kami berada di antara kamu, kami memberi peringatan ini kepada kamu: jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan.

Itulah sebabnya jangan heran jika ada orang Kristen berkata “dulu lebih enak dan lebih baik dari sekarang” karena dulu mereka tidak dihalang-halangi mencari kebutuhan hidup dengan cara apapun. “Tipu-tipu sedikit tidak apalah..., namanya juga bisnis,..mana ada bisnis yang jujur?” Pebisnis dunia yang paling jujur akan berkat demikian, namun bagi anak Tuhan tipu kecil dan tipu besar adalah sama-sama dosa dan hal itu tidak boleh dilakukan. Kehidupan yang amat sulit bukan? Itulah sebabnya ada anak Tuhan yang kembali ke kehidupan dunia. Menghadapi situasi yang sulit membuat banyak anak Tuhan kembali ke Mesir (dunia) dan hidup dalam cara-cara Mesir (dunia).

Hal yang sama pernah dialami oleh umat Israel. Ketika menghadapi kesulitan hidup mereka bersungut-sungut kepada Musa dan mereka ingin kembali ke Mesir. Itu dapat kita lihat pada ayat dibawah.

Keluaran 16:3 dan berkata kepada mereka: "Ah, kalau kami mati tadinya di tanah Mesir oleh tangan TUHAN ketika kami duduk menghadapi kuali berisi daging dan makan roti sampai kenyang! Sebab kamu membawa kami keluar ke padang gurun ini untuk membunuh seluruh jemaah ini dengan kelaparan."

Ayat ini menunjukkan bahwa orang Israel lebih suka jadi budak Mesir dari pada merdeka namun hidup dalam kesulitan. Hal yang demikian banyak dialami oleh orang Kristen. Ada orang Kristen yang lebih memilih menjadi Kristen yang biasa-biasa saja dan menjadi budak dosa dari pada menjadi Kristen yang sungguh-sungguh karena takut mengalami kesulitan hidup. Mereka beranggapan bahwa menjadi orang Kristen biasa-biasa saja lebih mudah karena masih boleh melakukan cara-cara dunia sementara kalau menjadi orang Kristen yang sungguh-sungguh tidak boleh ini dan tidak boleh itu, serba sulit karena banyak larangan.

Saudaraku, satu hal jangan kita lupa bahwa bagi Tuhan tidak ada Kristen yang abu-abu. Tuhan hanya menginginkan setiap umatnya menjadi umat yang sungguh-sungguh. Benar bahwa ketika kita menerima Yesus sebagai Tuhan dan juruselamat, kita menerima keselamatan, namun jangan lupa bahwa dalam mengikut Tuhan menerima keselamatan saja tidak cukup. Kita harus mengerjakan keselamatan itu agar nama kita tidak dihapus dari kitab kehidupan.

Filipi 2:12 Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir,

Oleh sebab itu, bagi saudara yang sudah sungguh-sungguh dalam Tuhan, jangan pernah menyerah dalam menghadapi kesulitan hidup. Jangan pernah berkata “dahulu lebih baik dari saat ini” karena jika kita mundur maka Tuhan tidak lagi berkenan. Itu tertera pada ayat dibawah ini.

Ibrani 10:38 Tetapi orang-Ku yang benar akan hidup oleh iman, dan apabila ia mengundurkan diri, maka Aku tidak berkenan kepadanya."

Mari berdiri teguh di dalam Tuhan, apapun kesulitan yang sedang kita hadapi mari tetap setia kepada Tuhan karena besar upah yang menanti.

Ibrani 10:35 Sebab itu janganlah kamu melepaskan kepercayaanmu, karena besar upah yang menantinya.

--

Menjadi Orang Bersemangat dan Optimis Menghadapi Masalah
567Share
“Orang yang bersemangat dapat menanggung penderitaannya, tetapi siapa yang akan memulihkan semangat yang patah?” Amsal 18:14
Beragam persoalan bisa menimpa siapa saja. Entah orang kaya atau miskin, tua atau muda, setiap orang selama hidup di dunia ini selalu berhadapan dengan berbagai persoalan. Setiap orang, terlepas dari status sosial, pendidikan, profesinya, dan bahkan sebagai hamba Tuhanpun tidak terluput dari yang namanya pergumulan atau persoalan. Manusia harus berhadapan dengan masalah selama hidup di dunia ini. Setiap orang tentunya memiliki persoalan yang berbeda-beda.
Kita tidak boleh menyerah, walau badai apapun yang sedang menerpa. Sebab pencobaan yang kita alami tidak pernah melebihi kekuatan kita, seperti yang disebutkan dalam Firman Tuhan.
“Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan keluar, sehingga kamu dapat menanggungnya” 1 Kor 10:13
*courtesy of PelitaHidup.com
Allah itu baik. Dia sahabat kita, dalam segala susah Dia selalu datang menghibur. Biasanya ada beberapa hambatan-hambatan dalam meraih sebuah keberhasilan adalah antara lain, sikap yang putus asa, patah semangat, menyerah, keinginan untuk mundur, dan lain sebagainya. Kalau sikap seperti ini dibiarkan akan membuat seseorang itu menjadi frustrasi, dan tetap tinggal dalam masalahnya. Dalam menghadapi setiap masalah, kita membutuhkan sebuah semangat untuk berjuang dan bangkit, dengan pertolongan Tuhan agar kita sampai pada tujuan yang diinginkan.
Dalam cerita di Alkitab kita dapat melihat sebuah kondisi yang mengisahkan seseorang yang tidak lagi bersemangat dalam hidupnya, yaitu kisah nabi Elia. Keberhasilan Elia membunuh 450 orang nabi baal seorang diri membuat Izebel marah dan bermaksud membunuhnya. Mendengar berita itu, larilah Elia untuk menyelamatkan diri, ia dalam ketakutan, putus asa dan patah semangat. Ia lari ke gunung Horeb untuk bersembunyi.
.
Ada beberapa kondisi yang dialami nabi Elia ini, yaitu:
a). Ia kelelahan, lelah jasmani setelah perjalanan panjang, empat puluh hari, empat puluh malam lamanya sampai ke gunung Allah, yaitu gunung horeb.
*courtesy of PelitaHidup.com
“Kemudian ia ingin mati, katanya: “Cukuplah itu! Sekarang, ya Tuhan, ambillah nyawaku, sebab aku ini tidak lebih baik daripada nenek moyangku” 1 Raj 19:4b.
b). Ia merasa telah gagal membuat bangsa Israel untuk bertobat,
*courtesy of PelitaHidup.com
c). Ia merasa kesepian, hanya seorang diri saja dalam pergumulan untuk kebenaran Allah.
“Jawabnya: “Aku bekerja segiat-giatNya bagi Tuhan, Allah semesta alam,karena orang Israel meninggalkan perjanjianMu, meruntuhkan mezbah-mezbahMu dan membunuh nabi-nabiMu dengan pedang; hanya aku seorang dirilah yang masih hidup, dan mereka ingin mencabut nyawaku” 1 Raj19:10
Allah tidak tinggal diam, Ia tetap memperhatikan Elia yang sedang patah semangat itu. Ia membiarkan Elia istirahat dan tertidur, kemudian Allah mengirim malaikatNya untuk memberi makan Elia. Allah juga datang untuk memberikan semangat kepadanya dan memperkuat imannya di gunung Horeb itu. Allah sesungguhnya tidak akan meninggalkan nabi ataupun umat-Nya yang setia.
*courtesy of PelitaHidup.com
“Firman Tuhan kepadanya:”, pergilah, kembalilah ke jalanmu, melalui padang gurun ke Damsyik, dan setelah engkau sampai, engkau harus mengurapi Elisa bin Safat, dari Abel Mehola, menjadi nabi menggantikan Engkau” 1 Raj 19:15-16
Ketika anak-anak Tuhan putus asa dimanapun mereka berada, melalui Yesus Kristus mereka dapat memohon kepada Allah, untuk menerima kekuatan dan semangat agar mampu menghadapi situasi.
Orang yang bersemangat adalah orang yang tidak mau menyerah, dan tidak mau terpengaruh oleh keadaan, sekalipun hal itu kurang baik. Tindakan/perbuatannya tidak ditentukan atau dipengaruhi oleh keadaan. Mengapa demikian ? Karena, ia memiliki target dan tujuan yang ingin dicapainya. Orang yang bersemangat akan tetap optimis, mereka percaya karena bersama dengan Allah akan mampu untuk menghadapi setiap kesukaran.
“Segala perkara dapat kutanggung didalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku” Fil 4:13
Orang yang bersemangat memiliki iman, tetap percaya pada Firman Allah yang berkuasa. Jadilah orang yang bersemangat dalam hidup ini, apapun kondisi yang sedang terjadi, tetap miliki semangat. Semangat sangat diperlukan untuk memperoleh apa yang ingin kita capai. Karena dengan bersemangat kita akan tetap mengarahkan pandangan kita kepada tujuan, dan ada usaha untuk mencapainya.
.
Untuk menjadi orang yang bersemangat yang selalu optimis, kita memerlukan:
1. Keberanian bertindak untuk mengambil resiko
Orang yang bersemangat memiliki keberanian untuk bertindak. Siap hidup dan siap mati, mereka tidak takut dan gemetar karena mempunyai ketetapan hati yang mantap. Ingat, bagaimana kisah Sadrakh, Mesakh dan Abednego ? Ada sebuah perintah yang telah dibuat bahwa ketika mendengar bunyi sangkakala, seruling, kecapi atau alat musik lainnya maka haruslah setiap orang sujud menyembah patung yang telah didirikan oleh raja Nebukadnezar. Mereka tidak mau menyembah patung yang telah didirikan oleh raja Nebukadnezar tersebut.
Dalam Kitab Daniel 3:6 “Siapa yang tidak sujud menyembah, akan dicampakkan seketika itu juga ke dalam perapian yang menyala-nyala.”
Didapatilah bahwa mereka tidak mengindahkan titah itu, mereka tidak mau memuja dan menyembah patung tersebut. Adalah sebuah ancaman bagi mereka, dengan resiko mereka harus dimasukkan kedalam perapian. Mereka tidak khawatir, cemas dan takut, malah dengan berani untuk menerima hukuman itu. Mereka tetap mempertahankan iman yang mereka percayai.
Beginilah yang mereka ucapkan kepada raja itu, Daniel 3:17-18 ”Jika Allah yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu ya raja. Tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memujja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu.”
Mereka berani berkata tidak dan merekapun berani bertindak menerima hukuman yang sudah ditetapkan itu. Dengan amarah raja itu memerintahkan supaya perapian dibuat tujuh kali lebih panas dari biasanya, dan ketika mereka dicampakkan kedalam api, mereka tidak terbakar, rambut di kepala mereka tidak hangus, bahkan bau kebakaranpun tidak ada.
“Lalu Nebukadnezar mendekati pintu perapian yang menyala-nyala itu ; berkatala ia: “Sadrakh, Mesakh, dan Abednego, hamba-hamba Allah yang maha tinggi, keluarlah dan datanglah kemari!” Dan 3:26
Merekapun keluar dengan selamat dari perapian , Tuhan menyertai mereka. Dengan berani mereka mengatakan sekalipun Allah tidak menolong, mereka siap untuk mati bagi Tuhan. Tetapi Tuhan tidak tinggal diam, mereka diluputkan dari panas api itu, mereka tidak terbakar, tidak ada bau hangus, mereka tetap utuh seperti sediakala.
“Apabila engkau berjalan melalui api engkau tidak akan dihanguskan, dan nyala api tidak akan membakar engkau.” Yes 43:2b
Kalau kita berani bertindak lakukan sesuatu kebenaran, Tuhan pasti menolong, Tuhan juga pasti membela FirmanNya. Jadi, jangan takut, hadapilah setiap persoalan, jangan lari, Tuhan memberi kekuatan agar kita dapat meraih keberhasilan.
.
2. Sikap tidak mau menyerah
Dalam Alkitab ada sebuah cerita tentang seorang perempuan yang sudah 12 tahun menderita pendarahan. Perempuan ini sudah diobati oleh berbagai-bagai tabib, namun keadaannya makin memburuk. Perempuan ini tidak putus asa, ia tetap memiliki semangat untuk sembuh. Tatkala ia mendengar berita tentang Yesus Sang Penyembuh itu, iapun berusaha untuk mencari Yesus, sebab ia yakin Yesuslah yang dapat menolong untuk menyembuhkannya.
Perempuan ini adalah orang yang bersemangat. Ketika Yesus dalam perjalanan menuju rumah kepala ibadat, ditengah kerumunan banyak orang, perempuan ini berusaha untuk menghampiri Yesus agar menerima kesembuhan dariNya. Perempuan ini tidak mau menyerah, dia tetap memiliki semangat, dia terus berjalan untuk menghampiri Yesus sekalipun ia sedang dalam penderitaan, mungkin ia berjalan tidak seperti orang normal karena penyakitnya itu, jalannya lambat tapi ia terus berusaha untuk maju mendekati Yesus dari arah belakang.
Perempuan ini mempunyai suatu tujuan untuk sembuh, ia memiliki iman, “Karena katanya dalam hatinya:”Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh.” (Mat 9:21). Setelah hal itu dilakukannya iapun menjadi sembuh. Jerih payahnya tidak sia-sia. Ia berhasil, ia sembuh. Setiap orang yang mau mendekatkan diri kepada Yesus tidak akan menyerah, tetap berjuang sampai memperoleh apa yang ingin dicapai.
“Tetapi kamu ini, kuatkanlah hatimu, jangan lemah semangatmu, karena ada upah bagi usahamu” 2 Taw 15:7
“Dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sunggguh-sungguh mencari Dia” Ibr 11:6b
Kalau semangatmu sedang lemah, bangkitlah mencari Tuhan, dengan berdoa, membaca Firman Allah, mengikuti ibadah dan memuji menyembah Dia. Pasti ada kekuatan baru dan upah yang akan diberikanNya, itu janjiNya.
.
3. Iman yang teguh
Rasul Paulus setelah pertobatannya, memberikan hidupnya untuk melayani Tuhan, ia memenuhi panggilan Tuhan sebagi salah satu rasul yang ikut menderita bagi Kristus.
“Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal, namun tidak putus asa; kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan, namun tidak binasa.” 2 Kor 4:8
“Aku banyak berjerih lelah dan bekerja berat; kerap kali aku tidak tidur; aku lapar dan dahaga; kerap kali aku berpuasa, kedinginan dan tanpa pakaian.” 2 Kor 11:27
Dalam mengiring Yesus, Paulus banyak sekali mengalami penderitaan dan aniaya. Paulus juga mengalami kesedihan, ia ditinggalkan oleh teman-temannya.
“Pada waktu pembelaanku yang pertama, tidak seorangpun yang membantu aku, semuanya meninggalkan aku, Tetapi Tuhan mendampingi aku dan menguatkan aku, supaya dengan perantaraanku Injil diberitakan, Dan Tuhan akan melepaskan aku, dari setiap usaha yang jahat, Dia akan menyelamatkan aku, sehingga aku masuk ke dalam kerajaanNya di Sorga. Bagilah kemuliaan selama-lamanya”. 2Tim 4:16-18
Di Roma pada saat itu sedang terjadi penganiayaan yang hebat, dan tidak ada seorangpun yang berani mengakui mengenal rasul Paulus. Paulus merasa kesepian dan kecewa, namun ia tetap merasakan kehadiran Tuhan, yang memberikan kekuatan padanya. Paulus mengakui bahwa ia mempunyai keyakinan yang kokoh, sebab Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya. Paulus sanggup menghadapi dan mengatasi segala rintangan sebab ada Tuhan yang selalu memberi pertolongan dan kekuatan baginya. Karena iman yang teguh Rasul Paulus tetap berjuang, dan bahkan setia sampai mati bagi Tuhan.
“Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman. Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang Adil, pada hari-Nya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya.” 2 Tim 4:7-8
Apapun keadaan yang kini tengah kita hadapi, kita tidak boleh hilang pengharapan, putus asa atau melepaskan iman saat menghadapi berbagai masalah. Hadapilah semua bersama Tuhan, kita akan dapat mengalami pengalaman-pengalaman yang baru bersama Tuhan. Setiap Firman Tuhan yang kita butuhkan terjadi atas kita, harus tetap kita percaya, sebab ada firman Tuhan tertulis:
“Aku tidak akan melanggar perjanjian-Ku, dan apa yang keluar dari bibir-Ku tidak akan Kuubah” Maz 89:35
Semua yang Tuhan janjikan itu melalui Firman-Nya, tidak akan ditarik kembali, dan Tuhan tidak mengingkari Janji-Nya itu. Arahkan pandangan, pikiran dan hati kepada FirmanNya, sebab itulah kebenaran yang akan memulihkan kita. Allah itu sangat baik.
“Tuhan itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya” Maz 34:19.
Kita harus percaya pada Firman-Nya. Supaya iman tetap teguh, baca, renungkan dan perkatakanlah Firman Tuhan itu kepada diri kita sendiri maupun kepada orang lain.
Semangat merupakan jalan untuk memperoleh apa yang kita butuhkan. Tetaplah bersemangat, miliki keberanian untuk melakukan Firman Allah, jangan pernah menyerah dan tetap teguh pegang janji Tuhan sampai menjadi sebuah kenyataan. Tuhan memulihkan setiap semangat yang patah. Orang yang bersemangat akan selalu optimis dalam menghadapi setiap persoalan, untuk meraih keberhasilan. Selamat berjuang dan tetap semangat, Tuhan Yesus memberkati kita semuanya.
.
“Berbahagialah ia yang membacakan dan mereka yang mendengarkan kata-kata nubuat ini, dan yang menuruti apa yang ada tertulis di dalamnya, sebab waktunya sudah dekat” Wahyu 1:3.

--

Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku? … Berharaplah kepada Allah! Sebab aku akan bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku!
Mazmur 42:6

Bacaan: Mazmur 42
Setahun: Yeremia 9-11; 1 Timotius 6

Setelah melihat pantai sebelah barat Sri Lanka , saya tidak bisa membayangkan bahwa bencana tsunami pernah melanda daerah itu hanya beberapa bulan sebelumnya. Laut itu kelihatan tenang dan indah, banyak pasangan kekasih berjalan-jalan di bawah sinar matahari yang cerah, dan orang-orang sibuk melakukan aktivitas mereka masing-masing. Semuanya itu memberi sebuah perasaan yang aneh kepada saya. Dampak dari bencana itu masih tetap ada, tetapi telah menyusup jauh ke dalam lubuk hati dan pikiran orang-orang yang selamat. Trauma itu sendiri tidak akan mudah mereka lupakan.

Malapetaka yang besar mendorong sang pemazmur untuk berseru dalam keluh kesahnya, “Air mataku menjadi makananku siang dan malam, karena sepanjang hari orang berkata kepadaku: ‘Di mana Allahmu?’” (Mazmur 42:4). Pergumulan hati sang pemazmur pun telah menyusup ke dalam. Pada saat orang-orang lainnya melanjutkan aktivitas mereka seperti biasa, ia membawa kebutuhan akan kesembuhan yang dalam dan sempurna di dalam hatinya.

Hanya dengan menyerahkan kehancuran kita kepada Gembala hati kita yang baik dan besar, kita dapat menemukan kedamaian yang memampukan kita untuk menanggapi hidup: [I]“Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku akan bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku!”[/I] (ayat 6).

Marilah kita berharap hanya kepada Allah. Karena, itu merupakan satu-satunya jawaban bagi trauma hati kita yang mendalam —WEC

ORANG-ORANG YANG BERHARAP KEPADA ALLAH
TIDAK AKAN PERNAH PUTUS ASA


Mazmur 42
42:1 Untuk pemimpin biduan. Nyanyian pengajaran bani Korah.
42:2 Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah.
42:3 Jiwaku haus kepada Allah, kepada Allah yang hidup. Bilakah aku boleh datang melihat Allah?
42:4 Air mataku menjadi makananku siang dan malam, karena sepanjang hari orang berkata kepadaku: "Di mana Allahmu?"
42:5 Inilah yang hendak kuingat, sementara jiwaku gundah-gulana; bagaimana aku berjalan maju dalam kepadatan manusia, mendahului mereka melangkah ke rumah Allah dengan suara sorak-sorai dan nyanyian syukur, dalam keramaian orang-orang yang mengadakan perayaan.
42:6 Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku akan bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku!
42:7 Jiwaku tertekan dalam diriku, sebab itu aku teringat kepada-Mu dari tanah sungai Yordan dan pegunungan Hermon, dari gunung Mizar.
42:8 Samudera raya berpanggil-panggilan dengan deru air terjun-Mu; segala gelora dan gelombang-Mu bergulung melingkupi aku.
42:9 TUHAN memerintahkan kasih setia-Nya pada siang hari, dan pada malam hari aku menyanyikan nyanyian, suatu doa kepada Allah kehidupanku.
42:10 Aku berkata kepada Allah, gunung batuku: "Mengapa Engkau melupakan aku? Mengapa aku harus hidup berkabung di bawah impitan musuh?"
42:11 Seperti tikaman maut ke dalam tulangku lawanku mencela aku, sambil berkata kepadaku sepanjang hari: "Di mana Allahmu?"
42:12 Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan mengapa engkau gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku!

--

Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu.
Efesus 4:2

Pernah melihat seseorang dengan sikap yang sangat berpengaruh? Saat mereka masuk ruangan, suasana berubah. Dengarkanlah orang-orang ini berbicara di telepon. Perhatikanlah keanggunan mereka saat berhadapan dengan orang-orang bermasalah. Amati cara mereka berdiri, duduk, dan sedikit membungkuk ke depan saat mereka mendengarkan Anda, sambil mengangguk setuju. Mereka duduk lebih tegak, dan senyuman mereka lebih tulus. Perhatikanlah, ada sesuatu yang berbeda dengan bahasa tubuh mereka.

Sikap kita dalah hasil pekerjaan Yesus Kristus dalam kehidupan kita, dari waktu ke waktu, dan kepatuhan kita pada petunjuk-Nya. Masa depan kita cerah jika sikap kita benar, dan sikap tersebut membuat masa sekarang lebih menyenangkan. Sikap bukan perasaan, bukan juga hasil dari suatu kejadian, baik atau buruk. Namun sikap kita adalah keputusan. Sikap baru tidak terbentuk dengan sendirinya, tapi harus dibangun. Buatlah keputusan hari ini untuk berubah jika Anda merasa belum memiliki sikap yang baik. Dunia membenci perubahan, tapi itu yang menyebabkan kemajuan.

Sikap yang baik menyebabkan Tuhan leluasa untuk melakukan kehendak-Nya, adalah permulaan dari prestasi yang luar biasa. Bentuklah sikap yang baik dan lihatlah pintu menuju ke tempat orang-orang sukses berada terbuka lebar di hadapan Anda.

Raihlah masa depan yang cerah dengan sikap hati yang benar, karena akan banyak pintu yang terbuka untuk Anda

--

Pada sebatang pohon kecil, hiduplah beberapa daun yang tumbuh bersama. Di antara daun-daun tersebut terdapat sebuah daun yang sangat besar dan kuat. Daun itu diagung-agungkan karena kekuatannya.Dialah yang dianggap pelindung bagi daun-daun lainnya dari badai, hujan, panas matahari yang terik, dan bahaya lainnya.

Suatu ketika datanglah musim kemarau yang panjang. Daun-daun di pohon kecil itu mulai layu karena tidak mendapat air dan makanan. Daun besar yang tadinya kuat dan besar mulai terlihat keriput. Ia berusaha melindungi daun-daun lainnya dari matahari yang bersinar sangat terik sehingga daun2 sahabatnya itu tidak kehilangan air lebih banyak lagi. Hari berganti hari, daun besar itu sudah sampai pada puncak usahanya. Ia mulai sobek-sobek sehingga sinar matahari mulai menembusnya. Ia mulai kehilangan kekuatannya dan daun-daun lainnya pun sudah mulai mengabaikannya karena ia tidak kuat lagi seperti dulu.

Beberapa hari kemudian daun besar itu merasa tidak kuat lagi akhirnya ia berkata kepada teman-temannya : Teman-teman aku tidak lagi mempunyai kekuatan untuk melindungi kalian, aku akan gugur. Selamat tinggal. Setelah berkata demikian akhirnya daun besar itu pun gugurlah. Musim kemarau terus berlanjut, daun-daun di pohon kecil itu saling bertahan untuk hidup. Mereka sama sekali sudah melupakan daun besar yang telah berjasa melindungi mereka sehingga mereka dapat bertahan sampai sekarang.

Musim kemarau tidak juga berakhir. Daun-daun di pohon kecil itu sudah mulai kehilangan harapan.
Mereka merasa sangat kelaparan, kehausan dan akan mati. Di saat mereka putus asa, tiba tiba dirasakan adanya air dan makanan dari tanah. Mereka terheran-heran akan adanya keajaiban itu. Setelah lama mencari-cari, mereka menyadarinya. Mereka melihat bahwa daun besar itu sudah membusuk dan menghasilkan air dan sari makanan bagi mereka. Akhirnya dengan air dan sari makanan dari daun besar tadi, daun daun di pohon kecil itu berhasil bertahan sampai musim hujan datang.

Daun-daun di pohon kecil itu sangat menyesal karena telah melupakan daun besar itu. Padahal sampai akhir hayatnya daun besar itu tetap menjadi pahlawan bagi daun-daun lainnya.

Renungan bagi kita,
Janganlah menilai seseorang dengan penampilan dan kekuatannya.

--

The Salty Coffee

Laki-laki itu datang ke sebuah pesta. Meskipun penampilannya tidak jauh berbeda dengan penampilan laki-laki lain yang datang, namun kelihatannya tidak seorangpun yang tertarik padanya. Ia lalu memperhatikan seorang gadis yang dari tadi dikelilingi banyak orang. Di akhir pesta itu, ia memberanikan diri mengundang gadis itu untuk menemaninya minum kopi. Karena kelihatannya laki-laki itu menunjukkan sikap yang sopan, gadis itupun memenuhi undangannya. Mereka berdua kini duduk di sebuah warung kopi. Begitu gugupnya laki-laki itu hingga ia tidak tahu bagaimaan harus memulai sebuah percakapan.

Tiba-tiba ia berkata kepada pelayan, "Dapatkah engkau memberiku sedikit garam untuk kopiku?" Setiap orang yang ada di sekitar mereka memandang lelaki itu keheranan. Wajahnya memerah seketika, tetapi ia tetap memasukkan garam itu ke dalam kopinya lalu kemudian meminumnya. Penuh rasa ingin tahu, gadis yang duduk di depannya bertanya, "Bagaimana kau bisa mempunyai hobi yang aneh ini?" Laki-laki itupun menjawab, "Ketika aku masih kecil, aku hidup di dekat laut, aku suka bermain-main di laut. Jadi aku tahu rasanya air laut, asin seperti rasa kopi asin ini. Sekarang, setiap kali aku meminum kopi asin ini, aku terkenang akan masa kecilku, tentang kampung halamanku, aku sangat merindukan kampung halamanku, aku merindukan orang tuaku yang tetap hidup di sana." Ia mengatakan itu sambil berurai air mata, kelihatannya ia sangat tersentuh.

Gadis itu berpikir, "Apa yang diceritakan oleh laki-laki tersebut adalah ungkapan isi hatinya yang terdalam. Orang yang mau menceritakan tentang kerinduannya akan rumahnya adalah orang yang setia, peduli dengan rumah dan bertanggung jawab terhadap seisi rumahnya". Maka gadis itupun mulai bercerita tentang kampung halamannya yang jauh, masa kecilnya dan keluarganya.

Merekapun berpacaran. Gadis iu menemukan semua yang dia inginkan di dalam diri laki-laki tersebut. Laki-laki itu begitu toleransi, baik hati, hangat dan penuh perhatian. Ia adalah laki-laki yang sangat baik, sehingga ia selalu merindukannya. Singkat cerita, merekapun menikah dan hidup bahagia. Setiap kali, ia selalu membuatkan kopi asin bagi suaminya karena ia tahu suaminya sangat menyukai kopi asin.

Sesudah empat puluh tahun menikah, meninggallah suaminya. Ia meninggalkan surat kepada istrinya,

"Sayangku, maafkan aku, maafkan kebohonganku selama aku hidup. Inilah satu-satunya kebohonganku padamu, yaitu tentang "kopi asin". Ingatkah engkau pertama kali kita bertemu dan berpacaran? Saat itu aku begitu gugup untuk memulai percakapan kita. Karena kegugupanku, aku akhirnya meminta garam padahal yang aku maksudkan adalah gula. Selama hidupku banyak kali aku mencoba untuk mengatakan kepadamu hal yang sebenarnya, sebagaimana aku telah berjanji bahwa aku tidak akan pernah berbohong kepadamu untuk apapun juga. Tetapi aku tidak sanggup mengatakannya.

Kini aku sudah mati, aku tidak takut lagi, maka aku memutuskan untuk mengatakan kebenaran ini kepadamu bahwa aku tidak suka kopi asin. Rasanya aneh dan tidak enak. Selama hidupku aku baru meminum kopi asin sejak aku mengenalmu. Meski begitu, aku tidak pernah menyesal untuk apapun yang aku lakukan untukmu. Memiliki engkau merupakan kebahagiaan terbesar yang pernah aku miliki selama hidupku. Jika aku dapat hidup untuk kedua kalinya, aku tetap ingin mengenalmu dan memilikimu selamanya, meskipun aku harus meminum kopi asin lagi".

Air mata wanita itu membasahi surat yang dibacanya. Suatu hari seseorang bertanya kepadanya, "Bagaimana rasanya kopi asin itu?" "Sangat enak", jawabnya.

============================

Kita selalu berpikir bahwa kita sudah mengenal pasangan kita lebih dari orang lain mengenal mereka. Tetapi mungkin saja ada hal-hal tertentu yang tidak kita ketahui di mana pasangan kita telah rela meminum "kopi asin" (salty coffee) dengan membuang ego, kesombongan, kesenangan dan hobinya untuk menjaga keharmonisan hubungan kita dengannya. Ya, begitulah caranya mengasihi dan mencintai. Bukan menuntut, tetapi berkorban. "Janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga".

Membuang kebencian dan mengasihi lebih lagi, menyebabkan rasa garam lebih enak daripada rasa gula.

--

MANHOOD AND WOMANHOOD IN THE BIBLE =- oleh Ev. Jeffrey Lim
A. Masalah keluarga dan gender di dalam dunia ini

Manusia adalah mahluk sosial. Manusia adalah mahluk yang berelasi. Manusia diciptakan oleh Tuhan Allah ada laki-laki dan ada perempuan. Ini sebenarnya sesuatu yang indah di dalam tatanan yang Tuhan ciptakan. Laki-laki sebagai kepala dan wanita sebagai penolong. Tetapi di jaman sekarang banyak problema yang timbul di dalam gender yaitu salah satunya adalah feminisme atau bisa juga masculisme sebaliknya. Ada banyak problema di dalam masyarakat dunia sekarang ini dalam kaitan dengan gender dan keluarga :
1. Ada wanita yang menjadi pemimpin keluarga dimana seharusnya laki-laki yang mengepalainya
2. Ada laki-laki yang berpoligami
3. Ada laki-laki yang mempunyai simpanan
4. Ada laki-laki yang berpandangan wanita itu lebih rendah
5. Perceraian yang semakin banyak
6. Konflik keluarga yang semakin banyak
7. Penyelewengan di dalam keluarga
8. Ada wanita yang mempunyai anak tetapi tidak ingin menikah dan single parent.
9. Homoseksualitas dan lesbian semakin banyak
10. Dll

Ini semua adalah problema yang dihadapi oleh banyak manusia di dalam dunia ini. Keluarga banyak konflik dan masyarakat di ambang kehancuran. Semua ini karena manusia sudah jatuh ke dalam dosa dan manusia tidak kembali pada standard kebenaran. Problema Kejadian 3 mengakibatkan relasi keluarga rusak. Adam menuduh Hawa. Adam sebagai kepala menyalahkan penolongnya. Bahkan relasi antara suami istri men jadi kacau. Kej 3:16 menjelaskan

“namun engkau akan berahi (teshookaw) kepada suamimu dan ia akan berkuasa atasmu.” (Kej 3:16). Ini berarti laki-laki akan berkuasa terhadap wanita tidak dengan kasih seperti semula tetapi dengan kekuasaan dan wanita juga akan menguasai laki-laki. Berahi di dalam bagian ini kalau kita mau eksegese sebenarnya berarti menguasai. Kata berahi ( teshookaw) ini dipakai di dalam kalimat
“Apakah mukamu tidak akan berseri, jika engkau berbuat baik? Tetapi jika engkau tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu; ia sangat menggoda ( teshookaw ) engkau, tetapi engkau harus berkuasa atasnya.” ( Kej 4:7 ). Berahi ini sebenarnya bukan keinginan seksual tetapi keinginan untuk menguasai. Untuk lebih jelas silahkan eksegesis dengan lebih detail.

Karena dosa maka laki-laki dan perempuan akan saling menguasai. Karena dosa maka ada konflik di dalam rumah tangga. Karena dosa maka adanya permusuhan antara manusia dengan manusia. Adanya ketidak percayaan, adanya ketidaksetiaan dan adanya penyelewengan. Semua ini karena manusia sudah berdosa kepada Allah sumber hidup.
Bagaimana supaya manusia kembali kepada tatanan yang benar ? Bagaimana supaya problema keluarga diatasi ? Bagaimana problema gender diatasi ? Kita bukan sekedar menjawab problema tetapi yang penting adalah kembali kepada Tuhan dan apa yang Tuhan nyatakan di dalam FirmanNya.
Tuhan mengatakan bahwa rancanganNya adalah rancangan damai sejahtera. Apa yang Tuhan nyatakan dalam FirmanNya adalah rancangan yang mendatangkan kebaikan bagi kita umatNya

B. Rencana Allah di dalam Alkitab mengenai laki-laki dan perempuan

Alkitab mengajarkan bahwa manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Manusia diciptakan menurut gambar Allah Tritunggal. Untuk mengerti lebih jelas mengenai manusia, kita harus mengenal Allah. Calvin mengatakan bahwa ketika kita m engenal Allah maka kita mengenal diri dan ketika kita mengenal diri maka kita mengenal Allah. Jadi untuk mengenal diri kita harus mengenal Allah Tritunggal
Allah Tritunggal adalah Allah yang esa tetapi mempunyai 3 pribadi. Ada kesatuan tetapi ada keragaman. Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus. KetigaNya esa. Di dalam Allah Tritunggal terdapat beberapa prinsip yaitu :

a. Ordo
Adanya ordo (urutan kekepalaan) yaitu Allah Bapa kemudian Allah Anak dan Allah Roh Kudus. Allah Bapa mengepalai Allah Anak. Allah Bapa dan Allah Anak mengepalai Allah Roh Kudus.

b. Kesetaraan
Baik Allah Bapa, Allah Anak, Allah Roh Kudus adalah setara dan sama tinggi. Tetapi ada ordonya.

c. Kasih dan pelayanan
Alkitab mengajarkan bahwa Allah adalah kasih. ( 1 Yohanes 4:8 ) Berarti Allah Tritunggal adalah kasih. Kasih merupakan atribut Allah yang sangat penting. Pemazmur sering berkata “Kasih setiaNya untuk selama-lamanya” . Kasih Allah adalah kekal adanya. Sebelum Dia menciptakan bumi beserta isinya yang juga termasuk manusia, Dia adalah kasih adanya. Siapakah yang Dia kasihi sebelum ada manusia yang Ia kasihi ?

Allah mengasihi diriNya sendiri. Allah Tritunggal saling mengasihi satu sama lain. Allah Bapa mengasihi Allah Anak dan Allah Roh Kudus. Allah Anak mengasihi Allah Bapa dan Allah Roh Kudus. Allah Roh Kudus mengasihi Allah Bapa dan Allah Anak. Ketiga pribadi Allah saling mengasihi satu s ama lain. Di dalam tiga pribadi ada kesatuan. Dan di dalam tiga pribadi ada satu kasih, satu jiwa, satu tujuan. Hubungan Allah Tritunggal merupakan hubungan yang harmonis. Benar-benar harmonis. Hubungan Allah Tritunggal yang harmonis ini dimana ada keragaman namun ada kesatuan yang harmonis merupakan dasar hidup kita sebagai orang Kristen.

Alkitab juga mengajarkan bahwa ada saling menghargai, saling melayani, saling mengasihi dan saling menganggap yang lain lebih utama di dalam ketiga pribadi Allah Tritunggal. Allah Tritunggal tidak mementingkan pribadiNya sendiri terlepas dari pribadi yang lain namun saling memperhatikan. Perhatikanlahlah Allah Bapa mengasihi dan memuliakan Allah Anak. Di atas gunung Allah Bapa berkata “Inilah Anak yang kukasihi, kepadaNyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia” ( Matius 17:5 ). Yesus Kristus berkata “BapaKulah yang memuliakan Aku” ( Yohanes 8:54 ). Allah Anak juga memuliakan Allah Bapa. Yesus Kristus berkata :”Bapa, muliakanlah namaMu” (Yohanes 12:28 ). Yesus Kristus mengajarkan doa Bapa kami yang berisi “Bapa kami yang ada di dalam surga, dikuduskanlah namaMu” ( Matius 6:9). Alkitab juga mengajarkan bahwa Allah Bapa dan Allah Anak saling memuliakan :”Jikalah Allah dipermuliakan di dalam Dia, Allah akan mempermuliakan Dia juga di dalam diriNya, dan akan mempermuliakan Dia dengan segera.( Yohanes 13:32 ). Yesus Kristus berkata “Bapa, telah tiba saatnya; permuliakanlah AnakMu supaya AnakMu mempermuliakan Engkau.” (Yohanes 17:1). Alkitab mengajarkan Allah Bapa dan Allah Anak saling mempermuliakan satu sama lain. Yesus juga menganggap Allah Bapa lebih besar walaupun Dia setara dengan Bapa: “Aku pergi kepada BapaKu sebab Bapa lebih besar dari pada Aku” (Yohanes 14:29)
Allah Anak juga memuliakan dan menganggap Allah Roh Kudus lebih besar dari diriNya. Yesus Kristus berkata “Segala dosa dan hujat manusia akan diampuni, tetapi hujat terhadap Roh Kudus tidak akan diampuni. Apabila seorang menentang Anak Manusia , ia akan diampuni, tetapi jika ia menentang Roh Kudus, ia tidak akan diampuni, di dunia ini tidak, dan di dunia yang akan datangpun tidak.” (Matius 12:32). Demikian juga Allah Roh Kudus memuliakan Allah Anak. Alkitab mengatakan bahwa Roh Kudus mengajar dan mengingatkan orang percaya kepada Kristus : “Tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus yang akan diutus oleh Bapa dalam namaKu, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.” (Yohanes 14:26). Alkitab m engajarkan mengenai Roh Kudus :”Tetapi apabila Ia datang yaitu Roh Kebenaran , Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak berkata-kata dari diriNya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengarNya itulah yang akan dikatakanNya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang. Ia akan memuliakan Aku ( Kristus ), sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya dari pada Ku” ( Yohanes 16:14 )
Lalu apa kaitan antara Allah Tritunggal dengan keluarga, laki-laki dan perempuan ?
i. Allah Tritunggal menjadi pola di mana relasi manusia diatur. Karena Allah adalah Allah yang berelasi maka manusia adalah manusia yang berelasi. Karena Allah tidak seorang diri maka manusia tidak seorang diri. Karena adanya ordo di dalam diri Allah maka didalam hidup manusia adanya ordo :

a. Laki-laki dan perempuan
b. Orang tua dan anak
c. Tuan dan hamba

ii. Karena adanya kesetaraan di dalam Allah Tritunggal maka adanya kesetaraan di dalam hidup manusia. Semua manusia adalah setara. Laki-laki dan perempuan adalah setara. Karena Allah Tritunggal adalah saling melayani maka manusia harus saling melayani.
Kembali kepada apa yang Alkitab katakan mengenai laki-laki dan perempuan.
Allah menciptakan manusia menurut pola Tritunggal. Adanya kesatuan tetapi adanya keragaman. Hubungan Allah Tritunggal yang terintim itu dilukiskan di dalam hubungan suami dan istri di dalam relasi perjanjian yaitu pernikahan. Dua menjadi satu dimana di dalam Allah Tritunggal adalah esa tetapi mempunyai tiga pribadi.

--

Kemudian Alkitab mengajarkan bahwa relasi laki-laki dan perempuan itu dilukiskan di dalam analogi relasi Allah dengan umatNya dan relasi antara Kristus dengan gerejaNya.

Relasi antara Allah dan umatNya dilukiskan di dalam nuansa perjanjian ( covenant ). Apa itu covenant ? Covenant adalah perjanjian antara 2 pihak dimana di dalam relasi adanya komitmen dan adanya satu kesetiaan. Relasi antara kita dengan Tuhan adalah relasi perjanjian. Ini digambarkan dengan nuansa pernikahan. Allah sebagai suami dan umatNya sebagai istrinya. Relasi antara Kristus dengan jemaat juga dilambangkan dengan hubungan suami istri. Ini adalah dalam nuansa perjanjian. Karena itu Alkitab mengajarkan “Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan, karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh. Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah isteri kepada suami dalam segala sesuatu. Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya.”

(Efesus 5:22-25)

Di dalam relasi ini kita bisa belajar beberapa hal yaitu :

a. Ordo
b. Ketaatan
c. Kesetiaan
d. Kasih
e. Pelayanan
f. Pengorbanan

Di dalam relasi ini adalah eksklusif tanpa pihak ketiga, karena itu pernikahan yang Allah inginkan adalah monogami.

--

Kesalehan Professional dan Kesalehan "Amateur"



Apa pandangan kita terhadap kata Amateur? Mungkin Anda dengan cepat menjawab : seorang Amateur adalah orang yang tidak cukup skill terhadap keahlian tertentu, atau orang yang kemampuannya terbatas, seorang pemula, kurang pengalaman, awam. Dan kata Professional dewasa ini dikenal sebagai antonym dari kata Amateur, padahal sesungguhnya kata Amateur bermakna sangat indah, yaitu sebuah kata yang berasal dari kata latin "amātor" yang bermakna “lover, devoted friend, devotee, enthusiastic pursuer of an objective”. Kata Amateur sungguh teramat jauh bergeser dari makna aslinya.





Robert Tyre Jones Jr. (1902 –1971), lebih dikenal dengan nama "Bobby Jones", ia adalah salah satu 'legenda' dalam olah-raga golf. Meski ia mempunyai bakat alam yang luar biasa, tetapi Bobby Jones tidak pernah bersedia untuk menjadi pegolf professional, ia hanya bersedia bertanding pada pertandingan-pertandingan amateur. Di lain pihak ia juga dikenal sebagai seorang insinyur, sastrawan dan pengacara. Ketika ditanya mengapa ia selalu menolak untuk menjadi seorang pegolf proffesional? Ia menjawab dengan tenang dan tersenyum bahwa ia mencintai golf dengan sungguh-sungguh, sebagaimana kata amateur itu akar-katanya ialah amore yang berarti 'cinta'. Dengan kata lain ia menyatakan tidak tergiur oleh kekayaan dari bertanding golf karena ia seorang yang cinta ("amateur") pada olah-raga golf. Kisahnya ini diangkat dalam sebuah Film dengan judul "Bobby Jones Stroke of Genius" yang dibintangi Jim Caviezel, (pemeran JC dalam film The Passion of the Christ).

Seperti Bobby Jones, kita bisa melihat pada Alkitab, bahwa disana ada seorang tokoh yang dapat kita rujuk sebagai seorang penginjil "amateur", meski ia seorang ahli Kitab Suci, filsuf, dan penginjil yang hebat tak kenal lelah, ia pun memilih sebagai seorang "amateur" daripada menjadi seorang professional karena kecintaan yang sungguh-sungguh kepada Kristus. Ia adalah Rasul Paulus. Dalam 1 Korintus 9:12-18 ia menulis sikap pribadinya dan tujuan pribadinya dalam melayani Yesus Kristus yang ia cintai:


* 1 Korintus 9:12-18
9:12 Kalau orang lain mempunyai hak untuk mengharapkan hal itu dari pada kamu, bukankah kami mempunyai hak yang lebih besar? Tetapi kami tidak mempergunakan hak itu. Sebaliknya, kami menanggung segala sesuatu, supaya jangan kami mengadakan rintangan bagi pemberitaan Injil Kristus.
9:13 Tidak tahukah kamu, bahwa mereka yang melayani dalam tempat kudus mendapat penghidupannya dari tempat kudus itu dan bahwa mereka yang melayani mezbah, mendapat bahagian mereka dari mezbah itu?
9:14 Demikian pula Tuhan telah menetapkan, bahwa mereka yang memberitakan Injil, harus hidup dari pemberitaan Injil itu.
9:15 Tetapi aku tidak pernah mempergunakan satu pun dari hak-hak itu. Aku tidak menulis semuanya ini, supaya aku pun diperlakukan juga demikian. Sebab aku lebih suka mati dari pada ...! Sungguh, kemegahanku tidak dapat ditiadakan siapa pun juga!
9:16 Karena jika aku memberitakan Injil, aku tidak mempunyai alasan untuk memegahkan diri. Sebab itu adalah keharusan bagiku. Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil.
9:17 Kalau andaikata aku melakukannya menurut kehendakku sendiri, memang aku berhak menerima upah. Tetapi karena aku melakukannya bukan menurut kehendakku sendiri, pemberitaan itu adalah tugas penyelenggaraan yang ditanggungkan kepadaku.
9:18 Kalau demikian apakah upahku? Upahku ialah ini: bahwa aku boleh memberitakan Injil tanpa upah, dan bahwa aku tidak mempergunakan hakku sebagai pemberita Injil.


Paulus melepaskan hak-haknya untuk menerima pemberian-pemberian dari jemaat-jemaatnya (ayat 15, 18), dan ia lebih suka menanggung segala sesuatu (ayat 12 bandingkan 1 Korintus 13:7), bahkan berjuang untuk menopang dirinya sendiri, ia tetap menjadi seorang pembuat kemah (Kisah 18:3), supaya ia jangan menjadi rintangan bagi pemberitaan Injil Kristus (1 Korintus 4:11-13, Kisah 20:34-35). Dengan demikian ia menggunakan kebebasannya sebagai pengikut Kristus, bahwa tak satupun boleh menghalang-halangi (ayat 23), bahwa Injil Kristus harus ditawarkan dengan cuma-cuma (ayat 18 bandingkan 2 Korintus 11:7,9) sehingga tak seorangpun dapat menuduh bahwa Paulus mengajar untuk mendapatkan keuntungan pribadi (2 Korintus 6:3).

Dalam ayat 15, Paulus menekankan bahwa ia tidak pernah mempergunakan satupun dari hak-hak seorang rasul/ pekabar Injil yang lazimnya menerima sesuatu dari jemaat untuk menyokong kehidupannya (1 Korintus 9:13), ia bahkan tidak menuntut upah atau dukungan materi dalam bentuk apapun (ayat 12). Paulus lebih memilih kemerdekaannya sehingga ia tidak pernah menjadi beban finansial bagi jemaatnya yang manapun (lihat 2 Korintus 11:7-11; 12:13; 1 Tesalonika 2:9, 2 Tesalonika 3:8).

Memberitakan Injil tanpa upah adalah pilihan Paulus untuk menjaga diri agar ia tetap murni dalam pelayanan yang mencintai ("amateur"), bukan karena profesi. Hal ini tentu saja bukan merupakan prinsip yang harus dikenakan kepada semua orang yang memberitakan Injil. Karena tindakan Paulus ini lebih merupakan sikap sukarela dari orang yang sekalipun berhak memperoleh sokongan, namun ia lebih memilih melayani Allahnya dengan cuma-cuma tidak menerima upah :

"Upahku ialah ini: bahwa aku boleh memberitakan Injil tanpa upah, dan bahwa aku tidak mempergunakan hakku sebagai pemberita Injil" (1 Korintus 9:18)


Penolakan kepada "upah" adalah kegirangan bagi Paulus dalam mengabarkan Injil Kristus. Tuhan Yesus pernah mengatakan kepada murid-murid-Nya yang sedang bersiap-siap keluar melaksanakan misi mereka "...Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma" (Matius 10:8). Maka dalam hal ini sikap pribadi Rasul Paulus adalah sebagai cerminan bahwa ia menolak mengkompromikan Injil Kasih Karunia yang cuma-cuma itu dengan kegiatan pengabaran Injil yang menerima "upah". Sikap ini juga merupakan suatu penolakan/ ketidak-sukaannya terhadap suatu anggapan bahwa kesalehannya hanyalah kesalehan professional dimana seseorang menggantungkan nafkahnya dari situ. Maka ia melepaskan hak-haknya, dan ia memilih untuk menjadi seorang "amateur" dalam pekabaran Injil. Hal itu akan membuatnya lebih baik di mata banyak orang, dibandingkan para pengajar di zamannya, yaitu para filsuf moral yang mengajar dengan mendapat upah.

Idealisme yang dimiliki Rasul Paulus, meski keras, dan tidak bisa diterapkan kepada semua pelayan Tuhan, namun sikapnya ini bisa kita lihat sebagai suatu teladan yang baik. Barangkali kita sering kagum terhadap artis-artis rohani yang pandai menyanyi, bermusik, menciptakan lagu, menjual CD mereka, giat berkeliling dari satu gereja ke gereja lain, dari satu KKR ke KKR lain, dan kita memandang mereka "saleh", namun apakah kesalehan itu pasti besifat "amateur" (mencintai Tuhan) atau sekedar tuntutan "dapur" (professional), demikian juga para pengkhotbah masa kini, yang menuntut ini itu jika diundang datang berkhotbah, ticket pesawat first/ business class, akomodasi yang lux, penentuan honor minimum, apakah mereka saleh secara "amateur" atau hanya "saleh" dalam ranah profesi? Ini sulit ditentukan, karena orang yang bersangkutan sendirilah yang bisa menilai.

Sebagaimana Paulus yang juga memandang bahwa seorang penginjil mempunyai hak mendapat sesuatu untuk menopang kehidupannya (1 Korintus 9:13), maka seandainya ada diantara kita seorang penginjil yang secara profesi bergantung nafkah dari situ, ia harus menjadi seorang yang "professional amateur", yaitu seorang yang professional yang tetap mencintai pelayanannya kepada pekerjaan-pekerjaan Tuhan, sebagai hamba-hamba yang setia melayani "Tuan" kita di Surga.

Namun, pekerjaan-pekerjaan "gerejawi" itu seringkali hanya merupakan urusan duniawi, yang digunakan sebagai cara untuk mendapatkan kedudukan, tujuan, ambisi kekuasaan, ambisi untuk tampil/ popularitas dan nafkah pribadi seseorang. Dalam keadaan kemikian mereka mengikat-diri pada pelayanan secara professional saja tanpa cinta. Jikalau demikian apakah itu boleh disebut sebagai suatu pelayanan yang meng-hamba?. Dari kegiatan Paulus dalam penginjilannya "yang menolak upah", maka Paulus dengan sangat merdeka tanpa beban, sehingga ia dapat mengajarkan suatu kebenaran untuk menyampaikan otokritik terhadap pelayan-pelayan Tuhan dimasanya yang disamping melayani Tuhan tetapi juga berambisi terhadap mamon, ia menegor orang-orang yang "menjajakan" Firman Allah (2 Koritus 2:17). Kesalehan mereka bukan "amateur" (yang mencintai), tapi sekedar kesalehan professional!

Allah berkenan kepada seorang yang "amateur" yang sungguh mencintai-Nya dalam segala keadaan. Seperti pelayanan Paulus sebagai dampak suatu pertobatan yang total, setia dan menjadi "amateur" sampai mati (2 Timotius 4:7).



Amin.

--

Ia menasihati mereka, supaya mereka semua dengan kesungguhan hati
setia kepada Tuhan
Kisah Para Rasul 11:23


Bacaan: Kisah Para Rasul 11:19-26
Setahun: Yeremia 12-14; 2 Timotius 1

Saat masih remaja, Jean sering berjalan-jalan dan melihat ibu-ibu duduk di bangku sambil bercakap-cakap di taman. Anak-anak mereka yang masih kecil duduk di ayunan, berharap agar ada orang yang mau mendorong mereka. “Saya mendorong mereka,” kata Jean. “Dan, tahukah Anda apa yang terjadi saat Anda mendorong seorang anak di atas ayunan? Tak lama kemudian anak itu akan melakukannya sendiri. Itulah peran saya dalam kehidupan; saya mendorong orang lain.”

Dalam hidup, mendorong orang lain adalah tujuan hidup yang mulia. Yusuf, seorang saleh dalam kitab Kisah Para Rasul, memiliki karunia itu. Pada zaman gereja mula-mula, ia menjual tanahnya dan memberikan uangnya kepada gereja supaya digunakan untuk membantu orang-orang yang kurang beruntung (4:36,37). Ia juga pergi bersama Paulus dalam perjalanan misi dan mengabarkan Injil (11:22-26; 13:1-4).

Anda mungkin telah mengenal Yusuf sebagai “Barnabas”, yaitu nama yang diberikan para rasul kepada “Anak Penghiburan”. Saat gereja yang berada di Yerusalem mendengar bahwa orang-orang di Antiokhia mulai mengenal Yesus sebagai Juru Selamat, mereka mengirim Barnabas karena “Barnabas adalah orang baik, penuh dengan Roh Kudus dan iman” (11:24). Ia “menasihati mereka, supaya mereka semua dengan kesungguhan hati setia kepada Tuhan” (ayat 23).

Kita pun dapat memberikan “dorongan” semangat kepada orang-orang lainnya dalam perjalanan mereka bersama Tuhan —AMC


SEDIKIT PERCIKAN SEMANGAT
DAPAT MEMANTIK USAHA YANG BESAR




Kisah Para Rasul 11:19-26
11:19 Sementara itu banyak saudara-saudara telah tersebar karena penganiayaan yang timbul sesudah Stefanus dihukum mati. Mereka tersebar sampai ke Fenisia, Siprus dan Antiokhia; namun mereka memberitakan Injil kepada orang Yahudi saja.
11:20 Akan tetapi di antara mereka ada beberapa orang Siprus dan orang Kirene yang tiba di Antiokhia dan berkata-kata juga kepada orang-orang Yunani dan memberitakan Injil, bahwa Yesus adalah Tuhan.
11:21 Dan tangan Tuhan menyertai mereka dan sejumlah besar orang menjadi percaya dan berbalik kepada Tuhan.
11:22 Maka sampailah kabar tentang mereka itu kepada jemaat di Yerusalem, lalu jemaat itu mengutus Barnabas ke Antiokhia.
11:23 Setelah Barnabas datang dan melihat kasih karunia Allah, bersukacitalah ia. Ia menasihati mereka, supaya mereka semua tetap setia kepada Tuhan,
11:24 karena Barnabas adalah orang baik, penuh dengan Roh Kudus dan iman. Sejumlah orang dibawa kepada Tuhan.
11:25 Lalu pergilah Barnabas ke Tarsus untuk mencari Saulus; dan setelah bertemu dengan dia, ia membawanya ke Antiokhia.
11:26 Mereka tinggal bersama-sama dengan jemaat itu satu tahun lamanya, sambil mengajar banyak orang. Di Antiokhialah murid-murid itu untuk pertama kalinya disebut Kristen.

=
Yesaya 60:1
Bangkitlah, menjadi teranglah, sebab terangmu datang, dan kemuliaan TUHAN terbit atasmu.

Ketika aliran listrik tiba-tiba padam ketika malam hari, apa yang kita lakukan? Pasti kita akan segera mencari lilin untuk penerangan darurat. Ketika lilin dinyalakan, kita akan segera melihat cahaya terang yang keluar dari lilin tersebut, dan kegelapan pun terusir. Keadaan dunia saat ini boleh dibilang semakin gelap, seperti gelapnya malam ketika aliran listrik padam. Dan yang dibutuhkan dunia adalah seberkas cahaya terang dari orang-orang yang mau menjadi seperti lilin tersebut.

Sebuah lilin dapat menerangi sekelilingnya dengan melelehkan dirinya, membakar dirinya sehingga ada nyala api yang memberikan terang. Demikian juga dengan hidup kita, saat kita berkomitmen menjadi terang bagi sekeliling kita, mungkin kita akan merasa sakit ‘terbakar' , merasa dikucilkan saat kita harus menjadi terang bagi orang lain, bagi rekan kerja kita, atau bagi siapapun.

Tetapi saat kita mau setia, kemuliaan Tuhan akan dinyatakan melalui kehidupan kita, dan kehidupan kita akan menjadi berkat bagi orang lain. Mari, bangkit dan menjadi terang!

Bangkitlah dan menjadi terang, maka kemuliaan Tuhan akan diyatakan!

--

cute, gw jd inget lagunya glenn fredly yang judulnya terang

Jadilah terang jangan ditempat yang terang
Jadilah terang di tempat yang gelap

Jadilah jawaban jangan hanya kau diam
Jadilah jawaban diluar rumahmu

Reff:
Oooooo… jadilah jawaban
Oooooo… jadilah terang

Jadilah garam jangan ditengah lautan
Jadilah harapan jangan hanya berharap
Jadilah jawaban jangan hanya ucapan
Jadilah jawaban jangan tambahkan beban

thx bngt ya dah ngasih renungan ttg terang n_n

--

Mendengar suara Tuhan ???
Apa yang saya mau perbuat dalam hidup ini? Pekerjaan mana yang harus saya pilih? Saya harus ambil jurusan apa di sekolah? Atau siapakah teman hidup saya?

Hidup adalah serangkaian pilihan yang tidak pernah berakhir. Bagaimana caranya agar Anda tahu bahwa Anda sedang membuat keputusan yang tepat? Haruskah Anda bertanya pada orang-orang yang menurut Anda lebih pintar? Atau Anda harus melihat berita horoskop hari ini di koran? Haruskah Anda bertanya pada bintang? Hmm, bagaimana kalau Anda bertanya saja pada si pencipta bintang?

Saya punya berita bagus untuk Anda hari ini. Si Pencipta bintang itu, Tuhan sendiri, sebenarnya ingin menjawab pertanyaan Anda. Tepatnya, Dia ingin berbicara dengan saya dan Anda.

Tuhan ingin berkomunikasi dan memiliki hubungan pribadi dengan Anda. Komunikasi dua arah! Bukan hanya satu arah saja. Mengapa? Karena tidak akan ada suatu “hubungan” tanpa ada suatu dialog yang tercipta. Seperti pada manusia lain, cara Anda mengenal seseorang ialah dengan berkomunikasi dengan orang tersebut. Berbicara dan mendengar. Hal ini persis sama dengan hubungan Anda dengan Tuhan. Dia berbicara, Anda mendengar. Anda berbicara, Dia mendengar.

Berita bagus lainnya ialah Anda dan saya bisa mendengar suara Tuhan! Alkitab sendiri menulis bahwa kita diciptakan untuk komunikasi dua arah dengan Tuhan. “Domba-dombaKu mendengarkan suaraKu dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku” (Yohanes 10:27). Sebagai anak-anak Tuhan, kita tidak perlu berjalan buta. Kita dapat memiliki keyakinan bahwa kita dapat mendengar suaraNya. Roma 8:14 meyakinkan bahwa “Semua orang, yang dipimpin Roh Allah adalah anak Allah”. Artinya, jika Anda adalah anak Tuhan yang sudah lahir baru, Anda akan dipimpin oleh Roh Allah sendiri. Mazmur 37:23-24 mempertegas hal ini.

Kesulitan untuk mendengar suara Tuhan hanyalah bahwa ada waktu yang diperlukan untuk itu. Kerendahan hati juga sangat dibutuhkan. Yeremia 29:12-13 mengatakan bahwa “Dan apabila kamu berseru dan datang untuk berdoa kepadaKu, maka kamu akan mendengarkan Aku; apabila kamu mencari Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu menanyakan Aku dengan segenap hati”. Artinya, kita tidak bisa mengancam Tuhan untuk berbicara secara keras di telinga kita. Tapi kita bisa mencari dan meminta Tuhan dengan kerendahan hati, dan Tuhan berjanji untuk menemui kita.

Anda harus mengetahui bahwa ada 3 suara yang bisa Anda dengar. Suara Anda sendiri, suara iblis, dan suara Tuhan. Tapi jangan kuatir. Yohanes 10:4b-5 menyatakan bahwa anak Tuhan pasti mengenal suara Tuhannya dan kalaupun mereka tanpa sengaja mengikuti suara orang asing, mereka akan lari karena tidak kenal dengan suara asing tersebut. Dengan memiliki hubungan yang sangat intim dengan Tuhan dan terus berlatih mendengar suaraNya, Anda akan tiba pada kepekaan untuk membedakan suara Tuhan, iblis, atau diri sendiri. Yesaya 30:21 mengatakan “Dan telingamu akan mendengar perkataan ini dari belakangmu: “Inilah jalan, berjalanlah mengikutinya, entah kamu menganan atau mengiri”.

Jadi intinya, jika Anda mau mendengar, Tuhan akan berbicara dan Anda bisa mendengar suaraNya. Tapi berhati-hatilah, apalagi jika Anda masih muda, supaya Anda bisa objektif dan mengikuti suara Tuhan. Suara Anda sendiri kadang bisa berteriak sangat keras untuk didengar, apalagi jika Anda sedang berada dalam tekanan atau masalah tertentu. Dan berhati-hatilah dengan suara iblis yang adalah “Bapa segala pendusta”.

Nah, bagaimana kita bisa mengenali suara Tuhan? Ada 7 kunci yang diberikan alkitab untuk ini:

1. Firman Tuhan

“Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran” (2 Tim 3:16-17).

2. Roh Allah berbicara pada hati kita

"Maka inilah perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu itu," demikianlah firman Tuhan. "Aku akan menaruh hukum-Ku dalam akal budi mereka dan menuliskannya dalam hati mereka, maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku. Dan mereka tidak akan mengajar lagi sesama warganya, atau sesama saudaranya dengan mengatakan: Kenallah Tuhan! Sebab mereka

semua, besar kecil, akan mengenal Aku” (Ibrani 8:10-11).

3. Suara profetik / Nubuatan

“Janganlah padamkan Roh, dan janganlah anggap rendah nubuat-nubuat. Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik” (I Tesalonika 5:19-21).

4. Nasehat pemimpin

“Jikalau tidak ada pimpinan, jatuhlah bangsa, tetapi jikalau penasihat banyak, keselamatan ada” (Amsal 11:14).

5. Konfirmasi

“Jika ia tidak mendengarkan engkau, bawalah seorang atau dua orang lagi, supaya atas keterangan dua atau tiga orang saksi, perkara itu tidak disangsikan” (Matius 18:16).

6. Damai sejahtera Tuhan

"Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah (Kolose 3:15).

7. Keadaan / waktu yang tepat

“Kemudian Paulus meninggalkan Atena, lalu pergi ke Korintus. Di Korintus ia berjumpa dengan seorang Yahudi bernama Akwila, yang berasal dari Pontus. Ia baru datang dari Italia dengan Priskila, isterinya, karena kaisar Klaudius telah memerintahkan, supaya semua orang Yahudi meninggalkan Roma. Paulus singgah ke rumah mereka. Dan karena mereka melakukan pekerjaan yang sama, ia tinggal bersama-sama dengan mereka. Mereka bekerja bersama-sama, karena mereka sama-sama tukang kemah” (Kisah Para Rasul 18:1-3).

Strategi pertemanan ini merupakan hasil dari keadaan yang tercipta sedemikian rupa.

Sering Allah menggunakan bahkan lebih dari 3 kunci untuk berbicara dengan manusia, apalagi didalam proses membuat keputusan yang penting dalam kehidupan.

Tapi terlebih dari semua, Anda harus memulainya dengan doa. Berdoalah dan carilah Dia dengan sungguh hati, maka Dia akan menjawab Anda

--

Berdirilah Teguh

Mazmur 16:8 Aku senantiasa memandang kepada TUHAN; karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah.

Hari ini kita memasuki hari keempat di tahun 2011. Tahun ini bagi sebagian orang adalah tahun kebangkitan karena ada yang percaya bahwa tahun ini perekonomian akan semakin membaik, peluang-peluang usaha akan semakin terbuka, pertumbuhan ekonomi akan semakin baik. Dilain pihak bagi sebagian orang tahun ini tidak jauh beda dengan tahun lalu, tahun yang penuh susah dan bencana.

Saudaraku, bagi kita umat Tuhan yang menyerahkan hidup kedalam tangan Tuhan, kita tidak perlu kuatir dan takut akan hari esok. Apakah itu tahun baik ataupun tahun tidak baik, bagi kita adalah tahun pengucapan syukur. Kita wajib bersyukur atas apapun keadaan yang akan terjadi pada tahun 2011 ini. Apakah hal itu baik ataupun tidak maka kita harus mengucap syukur senantiasa.

I Tessalonika 5:18 Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.

Mengapa kita harus mengucap syukur? Itu karena sebagai orang yang percaya dan mengandalkan Tuhan, kita harus menyadari bahwa apapun yang terjadi Tuhan pasti mempunyai maksud dan tujuan yang baik bagi kita.
Roma 8:28 Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.

Hal ini di perkuat dengan ayat dibawah:
Amsal 16:4 TUHAN membuat segala sesuatu untuk tujuannya masing-masing, bahkan orang fasik dibuat-Nya untuk hari malapetaka.

Jadi saudaraku, melalui ayat ini kita melihat bahwa tidak ada sesuatupun yang terjadi kebetulan. Apapun yang terjadi semuanya atas seijin dari Tuhan karena Tuhan membuat segala sesuatu untuk tujuannya masing-masing, untuk mendatangkan kebaikan bagi kita, tetapi sebaliknya untuk mendatangkan malapetaka bagi orang fasik.

Oleh sebab itu saudaraku, berdirilah teguh, jangan kuatir akan apa yang akan kita hadapi tahun 2011 ini sebab apapun itu yang akan terjadi pasti akan mendatangkan kebaikan bagi kita umat pilihan-Nya. Tuhan Yesus memberkati kita semua. Amin

--

Mengapa harus melalui Padang Gurun?

Ulangan 8:2 Ingatlah kepada seluruh perjalanan yang kaulakukan atas kehendak TUHAN, Allahmu, di padang gurun selama empat puluh tahun ini dengan maksud merendahkan hatimu dan mencobai engkau untuk mengetahui apa yang ada dalam hatimu, yakni, apakah engkau berpegang pada perintah-Nya atau tidak.

Ayat ini menjawab pertanyaan pada judul diatas. Terus terang, dulu ini juga menjadi pertanyaan kami pribadi. Sebenarnya ada jalan pintas menunuju tanah Kanaan tanpa harus melalui Padang Gurun, tetapi mengapa Tuhan menuntun bangsa Israel bukan melalui jalan pintas itu malah sebaliknya melalui Padang Gurun yang tandus dan sulit? Bahkan mereka harus menempuh waktu perjalanan yang lama, sampai 40 tahun. Mengapa selama itu?

Menurut ayat diatas jelas sekali bahwa Tuhan menuntun bangsa Israel melalui Padang Gurun dengan maksud agar mereka memiliki sikap rendah hati. Dan mengapa mereka menempuh waktu perjalanan yang amat lama sampai 40 tahun? Itu karena mereka mengeraskan hati, selagi belum merendahkan hati maka mereka tidak akan keluar dari sana. Dan oleh karena tetap mengeraskan hati maka satu generasi dari mereka tidak keluar dari sana.

Apa hubungannya dengan kita?

Saudaraku, tahukah saudara bahwa kehidupan kekristenan kita juga sedang ada dalam sebuah perjalanan rohani menuju tanah kanaan rohani yaitu Yerusalem baru? Jangan heran jika kita juga mengalami suasana Padang Gurun. Jangan bertanya kepada Tuhan mengapa kita harus mengalami yang namanya suasana padang gurun, suasana sulit dan penuh penderitaan. Maksud semua itu sudah jelas tertera pada ayat pembuka diatas yaitu supaya kita merendahkan hati. Oleh sebab itu mari kita jangan mengeraskan hati karena Tuhan sengaja membawa kita melalui padang gurun kehidupan agar kita menjadi orang yang rendah hati. Percayalah, selagi kita mengeraskan hati maka kita tidak akan keluar dari sana. Kita akan terus hidup di dalamnya sampai kita melembutkan hati. Dan jika kita tidak mau juga melembutkan hati maka seumur hidup kita akan berada didalamnya sama seperti orang Israel yang seumur hidup mereka berada dan mati di padang Gurun.

Ada ayat firman Tuhan yang sangat keras yang menyatakan kalau kita tidak bertobat dari perbuatan kita maka Tuhan akan memberikan tekanan yang lebih berat, itu dapat kita lihat pada ayat dibawah.

Imamat 26:18-20 Dan jikalau kamu dalam keadaan yang demikian pun tidak mendengarkan Daku, maka Aku akan lebih keras menghajar kamu sampai tujuh kali lipat karena dosamu,dan Aku akan mematahkan kekuasaanmu yang kaubanggakan dan akan membuat langit di atasmu sebagai besi dan tanahmu sebagai tembaga. Maka tenagamu akan habis dengan sia-sia, tanahmu tidak akan memberi hasilnya dan pohon-pohonan di tanah itu tidak akan memberi buahnya.

Bagaimana kalau masih belum bertobat juga? Tuhan akan menambah tekanan lagi.

Imamat 26:21 Jikalau hidupmu tetap bertentangan dengan Daku dan kamu tidak mau mendengarkan Daku, maka Aku akan makin menambah hukuman atasmu sampai tujuh kali lipat setimpal dengan dosamu.Aku akan melepaskan kepadamu binatang liar yang akan memunahkan anak-anakmu dan yang akan melenyapkan ternakmu, serta membuat kamu menjadi sedikit, sehingga jalan-jalanmu menjadi sunyi.

Lalu bagaimana kalau masih juga tidak bertobat?

Imamat 26:23-26 Jikalau kamu dalam keadaan yang demikian pun tidak mau Kuajar, dan hidupmu tetap bertentangan dengan Daku, maka Aku pun akan bertindak melawan kamu dan Aku sendiri akan menghukum kamu tujuh kali lipat karena dosamu, dan Aku akan mendatangkan ke atasmu suatu pedang, yang akan melakukan pembalasan oleh karena perjanjian itu; bila kamu berkumpul kelak di kota-kotamu, maka Aku akan melepas penyakit sampar ke tengah-tengahmu dan kamu akan diserahkan ke dalam tangan musuh. Jika Aku memusnahkan persediaan makananmu, maka sepuluh perempuan akan membakar roti di dalam satu pembakaran. Mereka akan mengembalikan rotimu menurut timbangan tertentu, dan kamu akan makan, tetapi tidak menjadi kenyang.

Apalagi yang akan terjadi kalau masih belum bertobat juga?

Imamat 26:27-29 Dan jikalau kamu dalam keadaan yang demikian pun tidak mendengarkan Daku, dan hidupmu tetap bertentangan dengan Daku, maka Aku pun akan bertindak keras melawan kamu dan Aku sendiri akan menghajar kamu tujuh kali lipat karena dosamu, dan kamu akan memakan daging anak-anakmu lelaki dan anak-anakmu perempuan.

Sungguh mengerikan sekali, intinya, Tuhan akan tetap menambah tekanan sampai kita bertobat dan merendahkan hati. Oleh sebab itu jangan pernah berpikir untuk tetap tidak merubah pendirian dan merendahkan hati karena tangan Tuhan yang berkuasa akan menekan dan menghancurkan orang yang tinggi hati.

Amsal 16:5 Setiap orang yang tinggi hati adalah kekejian bagi TUHAN; sungguh, ia tidak akan luput dari hukuman.

Lalu, mengapa kita harus menjadi rendah hati? Dan kerendahan hati yang bagimana yang dimaksud oleh Tuhan? Mari kita perhatikan ayat dibawah.

Ulangan 8:3 Jadi Ia merendahkan hatimu, membiarkan engkau lapar dan memberi engkau makan manna, yang tidak kaukenal dan yang juga tidak dikenal oleh nenek moyangmu, untuk membuat engkau mengerti, bahwa manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi manusia hidup dari segala yang diucapkan TUHAN.

Sesuai dengan ayat ini, kerendahan hati yang dimaksud oleh Tuhan adalah bahwa kita hidup didalam firman Tuhan, bukan hanya sekedar menjadi orang yang sabar dan lemah lembut. Dan sekali lagi kami katakan, inti dari kita diijinkan mengalami suasana padang gurun adalah agar kita hidup sesuai dengan firman Tuhan. Oleh sebab itu mari, rajinlah membaca dan merenungkan firman Tuhan serta hidup didalamnya, jangan keraskan hati, maka kita akan lepas dan keluar dari suasana padang gurun dan kita kan hidup didalam suasana yang penuh dengan kelimpahan air.

Mazmur 1:1-3 Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.

--

Mendengar dan berbicara

Yakobus 1:19-20 Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah; sebab amarah manusia tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah.

Ada dua point penting yang ditekankan oleh Rasul Yakobus dalam ayat ini, yaitu mendengarkan dan berkata-kata. Mendengar dan berkata-kata adalah dua hal penting yang akan mempengaruhi sosialisasi manusia karena kedua hal ini adalah alat yang di pergunakan untuk berkomunikasi. Mendengar adalah menangkap apa yang ada dalam hati orang lain yang di ungkapkan melalui kata-kata, berkata-kata adalah mengungkapkan apa yang ada dalam hati melalui mulut/lidah.

Bila kedua alat ini dipergunakan dengan baik maka baiklah hubungan sosial, namun bila di pergunakan dengan tidak baik maka buruklah hubungan sosial. Tidak jarang sering terjadi peperangan, pertengkaran, keributan dan kericuhan karena kedua alat ini.Suasana damai dan tenteram bisa hilang dan menjadi kacau karena kedua alat ini. Oleh sebab itu maka kita harus memperhatikan sekali bagaimana kita menggunakan kedua alat itu.

1. Mendengar
Untuk menjadi pendengar yang baik sangat dibutuhkan kesabaran karena keegoisan membuat manusia selalu menempatkan diri hanya ingin di dengar. Mari kita perhatikan di sekeliling kita, ketika terjadi perdebatan, lama kelamaan suara kedua belah pihak semakin keras dan semakin keras. Akhirnya terjadi keributan bahkan perkelahian. Mengapa demikian? Itu karena masing-masing pihak ingin di dengar, tidak mau mendengar. Ketika suara yang satu berbicara tidak didengar maka ia akan lebih mengeraskan suaranya dengan maksud agar didengar oleh pihak lawan. Bagaimana seandainya salah satu pihak memiliki cukup kesabaran dan mau mendengar perkataan pihak lain, maka pertengkaran dan keributan tidak akan terjadi. Itulah sebabnya Yakobus meminta kita untuk cepat mendengar, artinya kita harus berusaha menempatkan diri sebagai pendengar terlebih dahulu sebelum berbicara. Jika masing-masing orang mau mendengar terlebih dahulu maka pertengkaran dapat di cegah.

Dalam rumah tangga, pertengkaran dan tidak jarang perceraian terjadi hanya karena masalah ini. Masing-masing pihak tidak mau bersabar untuk mendengarkan. Masing-masing hanya ingin di dengarkan, akibatnya sumber masalah pertengkaran tidak terselesaikan malah muncul masalah baru yang membuat perseteruan semakin dalam.

Saudaraku, dalam hal mendengar, tidak cukup sekedar mendengar saja. Lukas 8:10, 18 menolong kita bagaimana mendengarkan yang benar. Kita perhatikan ayat dibawah.

Lukas 8:10 Lalu Ia menjawab: "Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Allah, tetapi kepada orang-orang lain hal itu diberitakan dalam perumpamaan, supaya sekalipun memandang, mereka tidak melihat dan sekalipun mendengar, mereka tidak mengerti.

Lukas 8:18a Karena itu, perhatikanlah cara kamu mendengar.

Ayat 10 menjelaskan ada orang yang mau mendengar namun tidak mengerti. Yang di harapkan dari mendengar adalah untuk mengerti. Oleh sebab itu pada ayat 18 ditekankan bagaimana cara kita mendengar. Cara kita mendengar akan menentukan kita bisa mengerti apa tidak.

Ketika terjadi perdebatan ada orang yang diam seolah-olah mendengar namun sebenarnya dia mendengar tidak dengan tulus mendengar. Ditengah-tengah ke”diaman”nya dia sedang menyusun strategi untuk menyerang balik. Cara demikian tidaklah benar karena tidak akan menyelesaikan masalah. Oleh sebab itu mendengarlah dengan seksama dan berusahalah bersabar dan mengerti satu dengan yang lainnya sehingga pertengkaran dapat di hindari.

2. Berkata-kata.
Yakobus 3:8 mencatat bahwa lidah adalah sesuatu yang buas, yang tak terkuasai dan penuh racun yang mematikan. Mengapa Yakobus berkata demikian? Karena secara fakta banyak kehancuran terjadi disebabkan oleh lidah. Maka tidak heran Amsal 18:21 berkata hidup mati dikuasai lidah.

Lidah yang tidak dikuasai akan membuat kekacauan dimana-mana. Itulah sebabnya Yakobus meminta kita untuk lambat berkata-kata. Sebelum mengatakan sesuatu pikirkanlah terlebih dahulu apakah hal itu perlu dikatakan atau tidak, apakah jika hal itu dikatakan akan menyakiti hati yang mendengar atau tidak. Ketika terjadi perbedaan pandangan janganlah cepat berkata-kata, lebih baik menahan diri dan mendengar dengan sabar karena semakin banyak berkata-kata akan semakin banyak pula kesalahan yang akan terjadi.

Amsal 10:19 Di dalam banyak bicara pasti ada pelanggaran, tetapi siapa yang menahan bibirnya, berakal budi.

Lalu bagaimana sikap kita dalam menghadapi perbedaan pendapat? Jangan berdebat, “berdiam dirilah” dan menyerahkan semuanya kepada Tuhan. Berdoalah satu terhadap yang lain, ijinkan Tuhan yang menyelesaikannya. Berdebat dan bertengkar tidak akan menyelesaikan masalah.

Yesaya 30:15 Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH, Yang Mahakudus, Allah Israel: "Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu."

--

Sesudah itu Ishak mendirikan mezbah di situ dan memanggil nama TUHAN. Ia memasang kemahnya di situ, lalu hamba-hambanya menggali sumur di situ.
Kejadian 26:25


Ishak merupakan salah satu contoh pengusaha yang sukses dan diberkati oleh Tuhan. Kehidupannya yang berhasil telah menjadi inspirasi bagi banyak orang. Apakah yang menjadi kunci keberhasilannya? Ia tahu bagaimana menetapkan prioritas yang tepat.

Alkitab memberikan sebuah pola dari kehidupan Ishak yang berhasil. Berikut ini adalah prioritas yang dilakukan oleh Ishak:

1. Hubungan pribadi dengan TUHAN.

Ia mendirikan mezbah dan memanggil nama TUHAN. Hal pertama yang menjadi prioritas Ishak adalah hubungan pribadi dengan TUHAN. Inilah kunci utama keberhasilan Ishak.

2. Membangun rumah tangga dan keluarga.

Prioritas Ishak yang kedua adalah memasang kemah. Hal ini berbicara mengenai membangun rumah tangga dan memprioritaskan keluarga. Hubungan yang harmonis dengan orang tua, suami, istri maupun anak-anak menjadi hal yang didahulukan di atas karir.

3. Pekerjaan atau pelayanan.

Hal terakhir yang menjadi prioritas Ishak barulah menggali sumur. Pekerjaan atau pelayanan menjadi prioritas terkhir yang dilakukan Ishak.

Ishak membangun kehidupannya di atas dasar janji kebenaran firman Tuhan. Ishak sudah memberikan contoh sebuah pola kehidupan yang berhasil karena tahu menempatkan prioritas yang tepat. Apa prioritas Anda hari ini?

Menentukan prioritas hidup yang tepat akan membawa Anda kepada keberhasilan yang sesungguhnya.

--

Bacaan: Matius 21:28-32
Setahun: Yeremia 15-17; 2 Timotius 2

Pernahkah Anda menghadapi tugas yang tidak ingin Anda lakukan? Menyiangi rumput, mencuci pakaian, membersihkan rumah, atau bahkan mempersiapkan pelajaran Sekolah Minggu setelah menjalani satu minggu yang melelahkan dapat membuat kita ingin menunda semua pekerjaan itu.

Saat kami juga mengalami hal yang sama, saya dan istri memiliki sebuah semboyan yang kami katakan kepada satu sama lain, “Saya tidak ingin melakukannya, tetapi saya tetap akan melakukannya.” Dengan mengakui bahwa kami kurang bersemangat, tetapi kemudian memilih untuk bertanggung jawab, membuat kami berhasil melakukan hal yang tak kami sukai tersebut.

Penilaian Allah terhadap iman dan ketaatan dapat kita lihat melalui perumpamaan-perumpamaan Yesus. Kristus berbicara tentang dua anak yang diminta oleh sang ayah untuk bekerja di kebun anggur. Anak yang pertama berkata tidak, tetapi “kemudian ia menyesal dan pergi” (Matius 21:29). Anak yang kedua berkata ya, tetapi tidak melakukannya. Lalu Tuhan bertanya, “Siapakah di antara kedua orang itu yang melakukan kehendak ayahnya?” (ayat 31). Jawabannya sudah jelas, yaitu anak yang menyelesaikan tugasnya.

Perumpamaan Tuhan itu menggaris bawahi sebuah prinsip rohani yang sangat penting. Allah menginginkan iman dan ketaatan kita, bukan hanya niat baik kita. Lain kali, saat Anda tergoda untuk melalaikan tugas Anda, berkatalah, “Saya sedang tidak ingin melakukannya,” kemudian mohonlah anugerah untuk tetap melakukannya kepada Allah —DHF

KETAATAN ADALAH IMAN DALAM PERBUATAN





Matius 21:28-32
21:28 "Tetapi apakah pendapatmu tentang ini: Seorang mempunyai dua anak laki-laki. Ia pergi kepada anak yang sulung dan berkata: Anakku, pergi dan bekerjalah hari ini dalam kebun anggur.
21:29 Jawab anak itu: Baik, bapa. Tetapi ia tidak pergi.
21:30 Lalu orang itu pergi kepada anak yang kedua dan berkata demikian juga. Dan anak itu menjawab: Aku tidak mau. Tetapi kemudian ia menyesal lalu pergi juga.
21:31 Siapakah di antara kedua orang itu yang melakukan kehendak ayahnya?" Jawab mereka: "Yang terakhir." Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal akan mendahului kamu masuk ke dalam Kerajaan Allah.
21:32 Sebab Yohanes datang untuk menunjukkan jalan kebenaran kepadamu, dan kamu tidak percaya kepadanya. Tetapi pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal percaya kepadanya. Dan meskipun kamu melihatnya, tetapi kemudian kamu tidak menyesal dan kamu tidak juga percaya kepadanya."

--

Hikmat yang dari atas adalah pertama-tama murni, selanjutnya suka damai, lembut … tidak memihak dan tidak munafik
Yakobus 3:17



Bacaan: Yakobus 3:13-18
Setahun: Yeremia 18-19; 2 Timotius 3


Para ilmuwan telah sepakat bahwa keling yang cacat merupakan penyebab tenggelamnya kapal Titanic yang “tak dapat tenggelam” itu. Menurut para peneliti yang baru-baru ini menyelidiki bagian-bagian kapal yang berhasil dikumpulkan dari puing-puing Titanic, keling kapal yang terbuat dari besi tempa, bukannya baja, menyebabkan badan kapal terbuka seperti resleting. Nasib Titanic membuktikan bahwa menghabiskan uang untuk peralatan mewah dan promosi publik, tetapi mengabaikan bagian-bagian yang “kecil” adalah tindakan bodoh.

Dalam beberapa hal, gereja hampir sama seperti kapal, dan banyak orang di dalam gereja bertindak sebagai keling kapal. Meskipun keling sepertinya tidak penting, merekalah yang menyatukan bagian-bagian kapal dan menjaganya agar tetap mengapung.

Banyak orang merasa tidak penting, bahkan perasaan itu juga menyerang orang-orang kristiani, dan beberapa orang melakukan hal-hal yang menyakitkan untuk membuat mereka merasa penting. Yakobus berkata, “Di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat” (3:16). Orang-orang yang terkorupsi oleh keinginan duniawi akan kecantikan, kekayaan, dan kekuasaan dapat meruntuhkan gereja-gereja besar, tetapi orang-orang yang murni dan tak bercacat (1:27) menyatukan gereja.

Sebagai anggota gereja, kita harus menjadi “keling-keling” yang tak bercacat. Jika kita murni (Yakobus 3:17), kuat (Efesus 6:10), dan berdiri teguh (1 Korintus 15:58), kita akan dipakai Tuhan untuk menjaga kapal-Nya agar tetap mengapung di tengah krisis —JAL



ADALAH HAL YANG BESAR UNTUK SETIA
DALAM HAL-HAL YANG KECIL


Yakobus 3:13-18
3:13 Siapakah di antara kamu yang bijak dan berbudi? Baiklah ia dengan cara hidup yang baik menyatakan perbuatannya oleh hikmat yang lahir dari kelemahlembutan.
3:14 Jika kamu menaruh perasaan iri hati dan kamu mementingkan diri sendiri, janganlah kamu memegahkan diri dan janganlah berdusta melawan kebenaran!
3:15 Itu bukanlah hikmat yang datang dari atas, tetapi dari dunia, dari nafsu manusia, dari setan-setan.
3:16 Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat.
3:17 Tetapi hikmat yang dari atas adalah pertama-tama murni, selanjutnya pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik.
3:18 Dan buah yang terdiri dari kebenaran ditaburkan dalam damai untuk mereka yang mengadakan damai.

--

Daniel berketetapan untuk tidak menajiskan dirinya dengan santapan raja dan dengan anggur yang biasa diminum raja; dimintanyalah kepada pemimpin pegawai istana itu, supaya ia tak usah menajiskan dirinya.
Daniel 1:8

Seandainya Anda jadi tawanan bersama dengan Daniel pada waktu itu bukankah enak? Karena tawanan yang ini diperlakukan berbeda, disediakan makanan mewah dan minuman anggur yang biasa disantap oleh Raja. Mereka tidak perlu bekerja keras, hanya duduk makan enak. Tugas mereka hanyalah belajar, yang pastinya bukan pekerjaan sulit karena karena mereka adalah bangsawan, orang terpelajar. Selama tiga tahun mereka hidup enak seperti itu, gaya hidup mewah. Nebukadnezar bermaksud mencuci otak mereka dengan gaya hidup mewah ala Raja. Tujuannya supaya mereka mau mengabdi padanya dengan sukarela sebab sudah terbiasa dengan hidup enak. Hanya empat orang yang memutuskan untuk tetap hidup kudus, menolak semua gaya hidup mewah yang ditawarkan oleh Raja.

Kalau kita renungkan, bukankah sekarang dunia juga sedang berusaha untuk mencuci otak kita dengan gaya hidup mewah dan gampang? Kartu kredit, internet, teknologi komunikasi, makanan dan minuman instant, jadi sarjana dalam waktu satu tahun, semuanya memudahkan kita. Kalau kita tidak waspada, jangan-jangan kita juga terseret dengan gaya hidup dunia.

Tetaplah jaga hati dan karakter kita. Jadikan Roma 12:2 ‘Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna' sebagai pegangan hidup Anda.

Jagalah hati dan karakter Anda, agar segala yang baik yang dari Tuhan dapat menjadi pegangan hidup Anda.
-

READ: James 3:13-18


The wisdom that is from above is first pure, then peaceable, gentle, . . . without partiality and without hypocrisy.
James 3:17


Scientists have determined that faulty rivets may have caused the rapid sinking of the "unsinkable" HMS Titanic. According to researchers who recently examined parts recovered from the wreck, impure rivets made of wrought iron rather than steel caused the ship’s hull to open like a zipper. The Titanic proves the foolishness of spending resources on fancy equipment and public promotion while neglecting the "ordinary" parts.

In a sense, churches are like ships, and many of their people are like rivets. Although rivets seem insignificant, they are essential for holding the ship together and keeping it afloat.

Feelings of insignificance are rampant these days, even among Christians, and some do hurtful things to make themselves feel important. James says, "Where envy and self-seeking exist, confusion and every evil thing are there" (3:16). People corrupted by worldly desires for beauty, wealth, and power can bring down great churches, but people who are pure and undefiled (1:27) hold churches together.

As members of God’s church, we need to be "rivets" without defect. When we are pure (James 3:17), strong (Eph. 6:10), and steadfast (1 Cor. 15:58), we will be used by the Lord to keep His ship afloat in times of crisis. —Julie Ackerman Link

The task Thy wisdom hath assigned,
O let me cheerfully fulfill;
In all my works Thy presence find,
And prove Thy good and perfect will. —Wesley


It is a great thing to be faithful in little things

-

Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?
Matius 6:27



Jawabannya: tidak ada. Kekuatiran tidak akan membawa kita kemana-mana, justru menghambat kita. Kekuatiran tampaknya bukan sesuatu yang aneh bagi kebanyakan orang. Ada saja yang membuat orang kuatir dalam hidup, mulai dari pekerjaan, finansial, keluarga, pasangan hidup, cuaca, sampai masa depan. Tapi, apakah kekuatiran adalah hal yang normal bagi orang percaya yang mengenal Allah?

Sebenarnya itu tidak normal. Mari kita renungkan sejenak, kalau seseorang kuatir dengan hidupnya, di manakah iman percayanya kepada Allah yang sanggup mengatur seluruh alam semesta? Lagipula, dalam perikop hari ini kita tahu bahwa Yesus dengan jelas menyebut orang-orang yang ada di sana pada waktu itu sebagai orang yang kurang percaya (ayat 30). Ia memperingatkan mereka, tapi sekaligus memberikan juga kunci jawaban agar mereka tidak lagi kuatir dengan hidupnya.

Lantas, apakah kunci untuk lepas dari kekuatiran? Mengenal Allah dan hidup seturut yang difirmankan-Nya. Klise? Tidak, karena ini memang kuncinya. Ketika kita mau belajar mengenal-Nya lewat Firman dan doa, iman percaya kitapun akan semakin bertumbuh. Jika kita hidup bersama Allah, memiliki fokus yang benar di hadapan-Nya, dan berjalan seturut perintah-Nya, maka sama sekali tidak ada alasan untuk kita kuatir. Dia pasti bertanggungjawab atas seluruh hidup saya dan Anda.


Hidup dekat dengan-Nya dan berjalan dalam Firman-Nya, membawa Anda lepas dari kekuatiran.

--

Saat kematianku sudah dekat (2 Timotius 4:6)


Bacaan: 2 Timotius 4:1-8
Setahun: Yeremia 20-21; 2 Timotius 4

Kata kematian yang diucapkan oleh Paulus dalam 2 Timotius 4:6 memiliki arti penting. Alkitab versi King James menggunakan kata keberangkatan (departure) untuk menggantikan kata kematian pada ayat itu. Kata keberangkatan berarti “melonggarkan” atau “melepaskan tambatan”. Paulus menggunakan kata yang sama saat mendesah, “Aku didesak dari dua pihak: Aku ingin pergi dan tinggal bersama-sama dengan Kristus” (Filipi 1:23).

Keberangkatan adalah istilah kelautan yang berarti “berlayar”—membongkar sauh, melepas tambatan yang mengikat kita pada dunia ini, dan pergi. Kata itu merupakan kata ganti yang bagus untuk “meninggal dunia”.

Bagi orang percaya, kematian bukan akhir, melainkan awal. Itu berarti kita meninggalkan dunia yang lama ini dan menuju tempat yang lebih baik untuk menyempurnakan tujuan hidup kita. Kematian merupakan saat bersukacita dan bergembira serta berkata lantang, “Selamat jalan!”

Namun, semua perjalanan dipenuhi ketidakpastian, terutama saat melewati lautan yang belum pernah dilayari. Kita lebih takut akan jalan yang kita lalui daripada kematian itu sendiri. Siapakah yang tahu bahaya seperti apa yang menghadang kita?

Namun, perjalanan itu sudah dipetakan. Seseorang telah melaluinya, dan Dia kembali untuk membawa kita melaluinya dengan selamat. Sekalipun kita berjalan dalam lembah kekelaman, Allah selalu menyertai kita (Mazmur 23:4). Tangan-Nya memegang kemudi, sementara Dia membimbing kita ke rumah surgawi yang telah disiapkan-Nya bagi kita (Yohanes 14:1-3) —DHR

ORANG-ORANG YANG TAKUT AKAN ALLAH
TIDAK PERLU TAKUT AKAN KEMATIAN



2 Timotius 4:1-8
4:1 Di hadapan Allah dan Kristus Yesus yang akan menghakimi orang yang hidup dan yang mati, aku berpesan dengan sungguh-sungguh kepadamu demi penyataan-Nya dan demi Kerajaan-Nya:
4:2 Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran.
4:3 Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya.
4:4 Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng.
4:5 Tetapi kuasailah dirimu dalam segala hal, sabarlah menderita, lakukanlah pekerjaan pemberita Injil dan tunaikanlah tugas pelayananmu!
4:6 Mengenai diriku, darahku sudah mulai dicurahkan sebagai persembahan dan saat kematianku sudah dekat.
4:7 Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman.
4:8 Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya.

--

Alkisah suatu ketika dahulu, Kapak, Gergaji, Palu, dan Nyala Api sedang mengadakan suatu perjalanan bersama-sama. Di suatu tempat, perjalanan mereka terhenti kerana terdapat sepotong besi waja yang menghalang jalan. Mereka berusaha menyingkirkan besi wajatersebut dengan kekuatan yang mereka miliki masing-masing.

“Itu dapat aku singkirkan,” kata Kapak. Pukulan-pukulannya keras sekali menghentam besi yang kuat dan keras itu. Tapi setiap hentaman hanya membuat kapak itu lebih tumpul sampai ia terpaksa berhenti.

“Sini, biar aku yang urus,” kata Gergaji. Dengan gigi-gigi yang tajam tanpa perasaan, iapun mulai menggergaji. Tapi terkejut dan kecewa ia, semua giginya jadi tumpul dan jatuh.

“Lihat, aku sudah cakap,” kata Palu, “Kan aku sudah cakap anda semua tak dapat lakukan. Sini, sini aku tunjukkan caranya.” Tapi baru sekali ia memukul, kepalanya terpantul sendiri, dan besi tetap tak berubah.

“Boleh aku cuba?” tanya Nyala Api. Dan iapun melingkarkan diri, dengan lembut menggeluti, membelai, memeluk, dan mendakap besi itu erat-eratnya seperti tak mahu melepaskannya lagi. Besi yang keras itupun meleleh cair.

Renungan :
Ada banyak hati yang cukup keras untuk melawan kemurkaan dan amukan kemarahan demi harga tinggi. Tapi jarang ada hati yang tahan melawan nyala api cinta kasih yang hangat. Betapa kebijaksanaan ada dalam sebuah kelembutan dan kehangatan, seperti api mencairkan hati yang dingin. Ah, tak ada yang tahan berhadapan nyala cinta kasih.

--

Dengan apakah seorang muda mempertahankan kelakuannya bersih? Dengan menjaganya sesuai dengan firman-Mu.
Mazmur 119:9


Apakah mungkin hidup dengan memiliki pikiran tetap bersih di dunia di mana kita terus dicekoki media dalam masyarakat yang dipenuhi pikiran atau hal yang tidak kudus? Sulit, tapi bisa. Rick Warren mengilustrasikannya dengan baik sebagai berikut. Anda tahu ikan-ikan di laut itu telah hidup di air asin sepanjang hidupnya tapi ikan-ikan itu tidak pernah menjadi asin. Ia tumbuh dalam lingkungan di mana tiap saat dikelilingi air asin yang begitu asinnya, hingga Anda tidak dapat meminumnya atau Anda akan sakit.

Nah, seperti Allah yang dapat menangkap seekor ikan dan memeliharanya dalam sebuah lingkungan yang penuh garam sepanjang hidupnya, tapi tidak terpengaruh olehnya, Allah yang sama dapat memelihara Anda di dunia yang sudah kena polusi dan memelihara pikiran Anda tetap bersih. Seperti Ia dapat memisahkan ikan itu dan memeliharanya di lingkungan air asin, tapi tidak membuatnya asin, Allah dapat menjaga kita dalam dunia tercemar dan menjaga pikiran dan hati kita bersih. Tapi bagaimana hal itu dapat terjadi?

Allah tidak pernah menyuruh melakukan sesuatu tanpa mengatakan bagaimana melakukannya. Mazmur 119:9 "Dengan apakah seorang muda mempertahankan kelakuannya bersih? Dengan menjaganya sesuai dengan firman-Mu." Itulah caranya. Mengikuti standar Tuhan. Jadi buatlah komitmen mengikuti standar Allah.


Buatlah hidup Anda berjalan di dalam standarnya Tuhan, dan kekudusan akan menjadi sahabat Anda.

--

Mari kita menyendiri ke tempat yang terpencil, dan beristirahat sejenak
Markus 6:31

Bacaan: Markus 6:30-46
Setahun: Yeremia 22-23; Titus 1

Delapan puluh kilometer di sebelah barat Asheville, North Carolina, saya membawa mobil saya keluar dari jalan bebas hambatan yang padat dan melanjutkan perjalanan ke kota melalui jalur Blue Ridge Parkway yang berpemandangan indah. Pada sore hari di akhir bulan Oktober itu, saya mengemudi dengan lambat dan sering berhenti untuk menikmati pemandangan pegunungan serta dedaunan musim gugur yang berkilauan. Perjalanan itu memang tidak membawa saya sampai tujuan dengan cepat, tetapi perjalanan itu menyegarkan jiwa saya.

Pengalaman itu membuat saya bertanya, “Seberapa sering saya melewati jalan yang sepi bersama Yesus? Adakah saya keluar dari jalan bebas hambatan yang penuh tanggung jawab dan kesibukan untuk memusatkan perhatian kepada-Nya selama beberapa saat setiap hari?”

Setelah para murid Yesus menyelesaikan sebuah pelayanan yang penuh tantangan, Dia berkata kepada mereka, “Mari kita menyendiri ke tempat yang terpencil, dan beristirahat sejenak” (Markus 6:31). Bukannya memperoleh liburan panjang, mereka justru hanya melakukan sebuah perjalanan singkat di atas perahu bersama Yesus sebelum kemudian mereka dikerumuni orang banyak. Para murid menyaksikan belas kasihan Tuhan dan berpartisipasi dengan-Nya dalam memenuhi kebutuhan orang banyak tersebut (ayat 33-43). Saat hari yang melelahkan itu berakhir, Yesus mencari penyegaran melalui doa kepada Bapa surgawi (ayat 46).


Yesus Tuhan kita selalu beserta kita, baik di tengah hiruk pikuk atau ketenangan. Namun demikian, kita perlu mengambil waktu setiap hari untuk melewati jalan yang sepi bersama-Nya —DCM



SANGATLAH BAIK UNTUK MELUANGKAN
WAKTU BERSAMA ALLAH



Markus 6:30-46
6:30 Kemudian rasul-rasul itu kembali berkumpul dengan Yesus dan memberitahukan kepada-Nya semua yang mereka kerjakan dan ajarkan.
6:31 Lalu Ia berkata kepada mereka: "Marilah ke tempat yang sunyi, supaya kita sendirian, dan beristirahatlah seketika!" Sebab memang begitu banyaknya orang yang datang dan yang pergi, sehingga makanpun mereka tidak sempat.
6:32 Maka berangkatlah mereka untuk mengasingkan diri dengan perahu ke tempat yang sunyi.
6:33 Tetapi pada waktu mereka bertolak banyak orang melihat mereka dan mengetahui tujuan mereka. Dengan mengambil jalan darat segeralah datang orang dari semua kota ke tempat itu sehingga mendahului mereka.
6:34 Ketika Yesus mendarat, Ia melihat sejumlah besar orang banyak, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala. Lalu mulailah Ia mengajarkan banyak hal kepada mereka.
6:35 Pada waktu hari sudah mulai malam, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya dan berkata: "Tempat ini sunyi dan hari sudah mulai malam.
6:36 Suruhlah mereka pergi, supaya mereka dapat membeli makanan di desa-desa dan di kampung-kampung di sekitar ini."
6:37 Tetapi jawab-Nya: "Kamu harus memberi mereka makan!" Kata mereka kepada-Nya: "Jadi haruskah kami membeli roti seharga dua ratus dinar untuk memberi mereka makan?"
6:38 Tetapi Ia berkata kepada mereka: "Berapa banyak roti yang ada padamu? Cobalah periksa!" Sesudah memeriksanya mereka berkata: "Lima roti dan dua ikan."
6:39 Lalu Ia menyuruh orang-orang itu, supaya semua duduk berkelompok-kelompok di atas rumput hijau.
6:40 Maka duduklah mereka berkelompok-kelompok, ada yang seratus, ada yang lima puluh orang.
6:41 Dan setelah Ia mengambil lima roti dan dua ikan itu, Ia menengadah ke langit dan mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, supaya dibagi-bagikan kepada orang-orang itu; begitu juga kedua ikan itu dibagi-bagikan-Nya kepada semua mereka.
6:42 Dan mereka semuanya makan sampai kenyang.
6:43 Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti dua belas bakul penuh, selain dari pada sisa-sisa ikan.
6:44 Yang ikut makan roti itu ada lima ribu orang laki-laki.
6:45 Sesudah itu Yesus segera memerintahkan murid-murid-Nya naik ke perahu dan berangkat lebih dulu ke seberang, ke Betsaida, sementara itu Ia menyuruh orang banyak pulang.
6:46 Setelah Ia berpisah dari mereka, Ia pergi ke bukit untuk berdoa.

--

Kunci Menjadi Kehidupan yang diberkati; Bagian 2: Menerima Berkat Abraham
Thursday, 28 October 2010 17:34 | Written by Nelson Saragih
User Rating: / 3
PoorBest

Share
Kunci Menjadi Kehidupan yang diberkati
Bagian 2: Menerima Berkat Abraham

Abraham adalah seorang yang sangat di berkati oleh Tuhan. Apa yang di kerjakan oleh Abraham berhasil, bahkan Abraham disebut juga sahabat Allah (Yakobus 2:23). Mengapa Tuhan memberkati Abraham sedemikian luar biasa? Bahkan menjadikan Abraham sahabat-Nya pula?.

Saudara, Tidak semua manusia dijadikan sahabat oleh Tuhan. Musa, yang Tuhan pakai luar biasa dalam memimpin bangsa Israel keluar dari perbudakan Mesir acapkali Tuhan sebut “Hamba-Ku Musa”, tidak Tuhan katakan “Sahabat-Ku Musa”. Dari hal tersebut dapat kita lihat betapa besar penghargaan Tuhan kepada Abraham. Lalu yang menjadi pertanyaan, mengapa Tuhan begitu memberkati Abraham? Namun sebelum kita menjawabnya kita lihat terlebih dahulu apa janji berkat yang Tuhan janjikan kepada Abraham. Mari kita lihat pada ayat dibawah:

Kejadian 12:2-3 Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat. Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat."

Secara garis besar ada tiga berkat yang Tuhan janjikan kepada Abraham yaitu : berkat kemuliaan, menjadi berkat bagi orang lain, dan berkat jaminan pembelaan Tuhan. Sungguh berkat yang yang luar biasa. Kembali ke pertanyaana, kenapa Abraham bisa menerima berkat yang luarbiasa tersebut? Itu karena :

1. Abraham lebih memilih ikut dan taat kepada perintah Tuhan.
Allah sangat memberkati Abraham karena Abraham lebih memilih Ikut Tuhan dan taat kepada perintah Tuhan. Untuk lebih jelasnya mari kita perhatikan perintah Tuhan kepada Abraham pada ayat dibawah:

Kejadian 12:1 Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: "Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu;

Pada ayat ini secara garis besar ada dua perintah Allah kepada Abraham yaitu : Keluar dari kampung halaman dan keluar dari sanak keluarganya. Intinya Tuhan meminta Abraham memisahkan diri dari kehidupan kampung halaman dan dari sanak keluarganya. Kenapa Tuhan memerintahkan Abraham keluar dari kampung halamannya? Itu karena kampung halamannya penuh dengan penyembahan berhala, bahkan sanak keluarganya terpengaruh dan terlibat dalam penyembahan berhala.

Saudaraku, ketika Abraham menerima perintah itu, saya yakin bahwa perintah itu menjadi problema bagi Abraham karena ia pasti sangat mencintai sanak keluarga dan saudara-saudaranya. Selama dalam pergumulan saudara-saudaranya pasti berusaha mempengaruhi Abraham agar tetap tinggal bersama mereka, ditambah lagi tujuan yang Tuhan perintahkan belum jelas kemana. Namun ditengah pergumulannya Abraham memutuskan untuk mendengarkan dan mengikuti perintah Tuhan. Dan yang lebih luar biasa, kita tidak akan temukan dalam Alkitab terjadi perdebatan antara Abraham dengan Tuhan mengenai rencana Tuhan atas hidupnya. Abraham lebih mencintai Tuhan dari pada mencintai sanak-saudaranya. Abraham mencintai Tuhan apa adanya dan menyerahkan serta mempercayakan hidupnya sepenuh kepada Tuhan.

Lalu bagaimana dengan kita saudaraku? Ketika menghadapi problema yang sama kita lebih memilih siapa? Apakah dengan tegas dan mantap kita berani lebih memilih ikut Tuhan? Jika ya maka percayalah berkat yang Abraham terima pasti akan kita terima pula.

Saudaraku, saya mengenal seseorang yang di kucilkan dari sanak keluarganya dan menjadi bahan olok-olokan karena lebih memilih ikut Tuhan. Namun apa yang menjadi keputusan orang tersebut tidak sia-sia karena saya melihat Tuhan sangat memberkati kehidupannya, bukan hanya berkat secara jasmani, berkat rohani juga.

2. Abraham mempercayakan hidup sepenuhnya kepada Tuhan.
Mari kita perhatikan kembali Kejadian 12:1 diatas. Kita tidak melihat tujuan yang jelas kemana Abraham harus pergi. Artinya apa yang ada didepan belum kelihatan, dengan kata lain masih gelap. Beda dengan samar-samar, kalau samar-samar masih dapat dilihat walaupun tidak jelas. Dalam kondisi tempat tujuan yang tidak jelas itu Abraham tetap memilih ikut Tuhan. Abraham percaya walaupun secara mata jasmani ia belum melihat sasaran dari tujuannya namun secara iman dia percaya bahwa Tuhan telah menyediakan suatu tempat yang terindah baginya. Artinya Abraham mempercayakan hidup sepenuhnya kepada Tuhan. Yang lebih luar biasa lagi, dengan iman Abraham melihat bahwa Tuhan telah mempersiapkan suatu kota yang dibangun oleh Tuhan sendiri. Itu dapat kita lihat pada ayat dibawah:

Ibrani 11:8-10 Karena iman Abraham taat, ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya, lalu ia berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang ia tujui. Karena iman ia diam di tanah yang dijanjikan itu seolah-olah di suatu tanah asing dan di situ ia tinggal di kemah dengan Ishak dan Yakub, yang turut menjadi ahli waris janji yang satu itu. Sebab ia menanti-nantikan kota yang mempunyai dasar, yang direncanakan dan dibangun oleh Allah.

Oleh sebab itu saudaraku, jika kita berani mempercayakan hidup kita sepenuhnya kepada Tuhan maka berkat Abrahampun akan menjadi milik kita.

3. Abraham menempatkan Tuhan diatas segala-galanya.
Suatu ketika Tuhan memerintahkan Abraham untuk mempersembahkan Ishak anaknya. Ishak adalah anak kesayangan Abraham yang merupakan anak perjanjian Tuhan yang di nantikan Abraham selama bertahun-tahun bahkan puluhan tahun. Ishak lahir ketika usia Abraham mencapai 100 tahun.

Yang luar biasa tanpa banyak tanya, dan tanpa meminta persetujuan dari Sara istrinya Abraham pergi membawa Ishak untuk dipersembahkan Ishak. Sebagai manusia yang normal seharusnya Abraham bisa protes kepada Tuhan. “Bagaimana ini Tuhan, bukankah anak ini adalah anak yang kau janjikan? Bukankah saya telah menanti-nantikannya selama puluhan tahun bahkan usiaku telah mencapai seratus tahun”. Namun Abraham tidak protes dan tidak ada satu katapun perdebatan yang keluar dari mulut Abraham. Walaupun akhirnya Ishak tidak jadi di persembahkan, namun Tuhan terkesima melihat kesetiaan Abraham. Demi melakukan perintah Tuhan Abraham rela melepaskan segala yang dimilikinya bahkan melepaskan yang terindah dan terkasih dalam hidupnya yaitu anak kesayangannya. Abraham menempatkan Tuhan diatas segala-galanya. Abraham rela melepaskan yang terindah dan terkasih dalam hidupnya demi menyenangkan hati Tuhan. Sebagai upah atas kesetiannya itu Tuhan kembali menegaskan janji berkat yang lebih luar biasa lagi kepada Abraham.

Bagaimana dengan kita saudaraku, apakah kita mau menempatkan Tuhan diatas segala-galanya dalam hidup kita? Apakah kita rela melepaskan yang terkasih dan terindah dalam hidup kita untuk menyenangkan hati Tuhan? Jika ya, maka bersiaplah menerima berkat-berkat luarbiasa dari Tuhan. Tuhan memberkati. Amin.

--

Kunci Menjadi Kehidupan yang diberkati; Bagian 3: Berkat Ayub - Berkat Ganda
Tuesday, 23 November 2010 21:44 | Written by Nelson Saragih
User Rating: / 4
PoorBest

Share
Kunci Menjadi Kehidupan yang diberkati;
Bagian 3: Berkat Ayub - Berkat Ganda

Ayub adalah seorang yang mendapat berkat dua kali dan dua kali lipat dari Tuhan. Mengapa kami katakan mendapat dua kali dan dua kali lipat? Karena benar Ayub mendapat berkat dua kali dan pada berkat yang kedua kali, ia mendapatkan dua kali lipat banyaknya dari berkat yang pertama.

Berkat pertama adalah Tuhan memberkati setiap apa yang di kerjakan oleh Ayub dan memagari Ayub beserta segala yang dimilikinya dengan pagar perlindungan. Itu dapat kita baca pada Ayub 1:10. Karena itu apapun yang di kerjakan oleh Ayub berhasil sehingga hartanya semakin lama semakin bertambah banyak. Pada masa itu Ayub menjadi orang yang terkaya di daerahnya. Itu kita temukan pada ayat dibawah:
Ayub 1:3 Ia memiliki tujuh ribu ekor kambing domba, tiga ribu ekor unta, lima ratus pasang lembu, lima ratus keledai betina dan budak-budak dalam jumlah yang sangat besar, sehingga orang itu adalah yang terkaya dari semua orang di sebelah timur.

Saudaraku, kita tahu tidak begitu saja Tuhan memberikan berkat terhadap Ayub. Tentu saja ada hal-hal yang istimewa dari diri Ayub sehingga Tuhan begitu mengasihi dan mencurahkan berkat melimpah atas dirinya. Apa hal-hal istimewa itu? Kita temukan pada ayat dibawah:

Ayub 1:1 Ada seorang laki-laki di tanah Us bernama Ayub; orang itu saleh dan jujur; ia takut akan Allah dan menjauhi kejahatan.

Dari ayat diatas kita melihat bahwa ada 4 sifat istimewa Ayub yang membuat Tuhan begitu memberkatinya yaitu:

1. Ayub adalah seorang yang saleh.
Ayub dikatakan Saleh karena Ayub adalah orang yang taat beribadah kepada Tuhan. Ayub rajin mempersembahkan korban-korban kepada Tuhan sebagai tanda bahwa ia tundu dan taat kepada perintah Tuhan. Ayub mengerti bagaimana menyenangkan hati Tuhan.

2. Ayub adalah seorang yang jujur.
Ayub dikatakan jujur karena Ayub adalah orang yang bertindak jujur dalam perkataan maupun jujur dalam perbuatan. Dalam Alkitab tidak satupun kita temukan kata-kata curang yang keluar dari mulut Ayub. Semua harta benda yang diperolehnya adalah hasil kerja kerasnya, bukan karena hasil tipu daya.

3. Ayub adalah seorang yang takut akan Tuhan.
Ayub dikatakan takut akan Allah karena Ayub adalah orang yang senantiasa berusaha menyenangkan hati Tuhan dan tidak pernah melakukan apa yang menyakiti hati Tuhan. Bahkan Ayub juga menjaga agar anak-anaknyapun tidak menyakiti hati Tuhan. Setiap anaknya selesai berpesta, Ayub memanggil semua anaknya kemudian menguduskan mereka dengan memberikan korban persembahan bakaran kepada Tuhan sesuai dengan jumlah anaknya. Ayub takut ketika berpesta anak-anaknya melakukan hal-hal yang menyakiti hati Tuhan. Itu kita temukan pada ayat dibawah:

Ayub 1:5 Setiap kali, apabila hari-hari pesta telah berlalu, Ayub memanggil mereka, dan menguduskan mereka; keesokan harinya, pagi-pagi, bangunlah Ayub, lalu mempersembahkan korban bakaran sebanyak jumlah mereka sekalian, sebab pikirnya: "Mungkin anak-anakku sudah berbuat dosa dan telah mengutuki Allah di dalam hati." Demikianlah dilakukan Ayub senantiasa.

Dari Ayat diatas kita bisa melihat bagaimana takutnya Ayub akan Tuhan. Selain Ia sendiri tidak mau menyakiti hati Tuhan, Ia juga tidak mau anak-anaknya menyakiti hati Tuhan.

Berbeda dengan Imam Eli, Eli adalah seorang Imam Besar yang mengepalai Bait Suci namun tidak memiliki rasa takut kepada Tuhan. Eli tidak memarahi bahkan membiarkan anak-anaknya ketika berbuat dosa di hadapan Tuhan. Eli membiarkan anak-anaknya berzinah dengan wanita-wanita yang melayani di depan pintu kemah pertemuan dan Eli membiarkan pula anak-anaknya berbuat dosa dengan memandang rendah korban persembahan kepada Tuhan. Akibatnya Tuhan murka, itu kita temukan pada ayat dibawah:

I Samuel 3:13 Pada waktu itu Aku akan menepati kepada Eli segala yang telah Kufirmankan tentang keluarganya, dari mula sampai akhir. Sebab telah Kuberitahukan kepadanya, bahwa Aku akan menghukum keluarganya untuk selamanya karena dosa yang telah diketahuinya, yakni bahwa anak-anaknya telah menghujat Allah, tetapi ia tidak memarahi mereka!

Berbeda sekali dengan Ayub bukan? Rasa takut akan Tuhan yang begitu besar membuat Ayub sangat hati-hati dalam bertindak. Walaupun anaknya belum tentu berbuat salah, Ayub memanggil mereka dan menguduskan mereka. Memang tidak di tulis di Alkitab bahwa Ayub memarahi mereka, tetapi dari tindakan Ayub kita bisa melihat bahwa ketika Ayub memanggil mereka pastilah ia menasihati mereka.

Ada satu pelajaran penting yang dapat kita ambil dari kisah ini yaitu Tuhan sangat marah ketika kita tidak memarahi dan menasihati anak-anak kita yang berbuat dosa. Coba kita perhatikan, betapa banyak orang tua zaman sekarang ini yang tidak ambil peduli atas tingkah laku anak-anaknya. Mereka membiarkan anak-anaknya berbuat semaunya. Betapa sering kita melihat anak-anak yang masih balita sudah berkata-kata kotor atau kata-kata tidak pantas lainnya namun dibiarkan dan tidak dimarahi orang tuanya. Maka jangan heran akhirnya sang anak maupun sang orang tua hidupnya tidak karu-karuan.

Saudaraku, Tuhan ingin kita mendidik anak-anak kita untuk takut akan Tuhan. Tuhan ingin kita menjadi seperti Ayub yang senantiasa memperhatikan tingkah laku anak-anak kita dan mendidik mereka untuk takut akan Tuhan.

4. Ayub menjauhi kejahatan.
Ayub dikatakan menjauhi kejahatan karena Ayub tidak pernah berbuat kejahatan. Ayub tidak pernah mengambil apa yang bukan menjadi haknya.

Dari keempat sifat istimewa inilah yang membuat Ayub menjadi seorang yang sangat spesial di pemandangan Tuhan dan sebagai upahnya Tuhan mengganjar Ayub dengan berkat yang melimpah dan memagarinya dengan pagar perlindungan.
Saudaraku, ada satu lagi sifat istimewa Ayub yang karena itu Tuhan mencurahkan berkatnya dua kali lipat dari sebelumnya, apa itu? Mari kita perhatikan ayat dibawah:

Ayub 2:9:10 Maka berkatalah isterinya kepadanya: "Masih bertekunkah engkau dalam kesalehanmu? Kutukilah Allahmu dan matilah!" Tetapi jawab Ayub kepadanya: "Engkau berbicara seperti perempuan gila! Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?" Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dengan bibirnya.

Dari ayat diatas kita melihat satu pernyataan Ayub yang luar biasa yang sangat jarang dimiliki oleh manusia terlebih lagi di zaman konsumerisme saat ini. Ayub mau menerima Tuhan apa adanya. Ayub bersedia menerima yang baik maupun yang buruk dari Tuhan.

Banyak orang yang mau ikut Tuhan hanya karena janji-janji berkat dari Tuhan. Tetapi ketika janji itu belum di genapi bahkan ketika hal yang buruk datang, mereka berbalik dan meninggalkan Tuhan.

Sungguh luar biasa iman Ayub. Ketika Tuhan mencurahkan berkatnya, Ayub memuji Tuhan. Ketika Tuhan menarik berkatnya, Ayub juga memuji Tuhan. Itu kita temukan pada ayat dibawah:

Ayub 1:20-21 Maka berdirilah Ayub, lalu mengoyak jubahnya, dan mencukur kepalanya, kemudian sujudlah ia dan menyembah, katanya: "Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!"

Intinya, Ayub tetap memuji Tuhan saat suka dan duka. Bagaimana dengan kita saudara? Apakah kita juga memuji Tuhan saat suka dan duka? Harapan kami, kita semua bisa memuji Tuhan saat suka dan duka.
Jadi bagaimana saudara? Mau menerima berkat seperti Ayub? Milikilah kelima hal ini, yaitu :
1. Kesalehan
2. Kejujuran
3. Takut Akan Tuhan
4. Menjauhi kejahatan
5. Memuji dan menyembah Tuhan baik Suka maupun Duka
Tuhan Yesus memberkati kita semua. Amin

--

Pada masa sulit jangan tinggalkan ibadah

Rut 1:1 Pada zaman para hakim memerintah ada kelaparan di tanah Israel. Lalu pergilah seorang dari Betlehem-Yehuda beserta isterinya dan kedua anaknya laki-laki ke daerah Moab untuk menetap di sana sebagai orang asing.

Ayat diatas menceritakan bahwa suatu ketika terjadi kelaparan di tanah Israel, seorang yang bernama Elimelekh bersama Naomi istrinya serta kedua anaknya pergi meninggalkan kampung halamannya ke daerah asing untuk mencari kehidupan yang lebih layak. Namun pada kenyataannya bukanlah kehidupan yang layak yang dia temukan melainkan kesusahan demi kesusahan. Pertama Elimelekh meninggal, kemudian kedua anaknya. Selain itu mereka harus kehilangan harta, padahal sebelumnya mereka memiliki banyak harta. Itu dapat kita lihat pada ayat dibawah.

Rut 1:21 Dengan tangan yang penuh aku pergi, tetapi dengan tangan yang kosong TUHAN memulangkan aku. Mengapakah kamu menyebutkan aku Naomi, karena TUHAN telah naik saksi menentang aku dan Yang Mahakuasa telah mendatangkan malapetaka kepadaku."

Untuk mengerti makna rohani dari kisah ini mari maka sebelumnya mari kita lihat apa arti dari nama-nama sebagai berikut:

Elimelekh artinya My God is King (Tuhan adalah Rajaku).
Naomi artinya Manis
Betlehem artinya Rumah Roti
Yehuda artinya bersyukur, memuji
Moab artinya Rebellion, againts, pemberontak-pemberontak

Tuhan tidak pernah menjanjikan kalau ikut DIA kita akan senantiasa hidup dalam kelimpahan. Ikut Tuhan bukan berarti bebas dari masalah dan kesulitan hidup. Tidak saudara, dalam ikut Tuhan terkadang lebih banyak menderitanya dari pada bahagianya. Kenapa? Karena ikut Tuhan kita harus menyangkal diri dari keinginan daging, ikut Tuhan harus meninggalkan cara-cara dunia yang lebih enak dan gampang. Suatu ketika dalam pengiringan kita kepada Tuhan, Tuhan ijinkan kita di uji dengan kesulitan-kesulitan hidup untuk melihat apakah dengan kesulitan itu kita masih setia apa tidak.

Demikianlah hal yang terjadi dengan Elimelekh. Elimelekh tidak tahan uji, ketika negerinya mengalami kelaparan dia meninggalkan Betlehem-Yehuda tempat kediamannya dan pergi ke tanah Moab. Betlehem yang artinya rumah roti, tidak lagi menjadi rumah roti baginya. Elimelekh yang artinya Tuhan adalah Rajaku, tidak lagi mengandalkan Tuhan sebagai Rajanya. Elimelekh pergi ke Moab mencari peruntungan disana. Elimelekh meninggalkan Tuhan yang adalah Rajanya, pergi ke tanah pemberontak-pemberontak (sesuai arti nama Moab) dan itu tandanya dia juga telah memberontak kepada Tuhan. Itulah sebabnya tangan Tuhan teracung kepadanya sehingga ketika dia pergi, dia membawa harta yang cukup untuk dijadikan modal namun ketika Naomi istrinya pulang kembali, dia tidak membawa apa-apa karena semuanya telah habis, usahanya telah hancur di tanah Moab. Pergi ketanah Moab tidak membawa kebaikan, pergi ketanah Moab justru membuat dia lebih susah lagi dibandingkan dengan ketika berada di Betlehem-Yehuda.

Keputusan Elimelekh yang salah membuat keluarganya mengalami kesulitan. Dia meninggal, kedua anaknya juga meninggal, menantunya hidup susah karena ditinggal mati oleh suaminya dan Naomi istrinya harus menanggung malu kembali ke Betlehem dengan tangan hampa. Itulah sebabnya dia berkata “jangan sebut lagi aku Naomi (manis), sebutkanlah aku Mara (pahit)...”

Saudaraku, apa makna kisah ini bagi kita? Maknanya adalah ketika kita mengalami kesulitan-kesulitan, jangan tinggalkan Betlehem-Yehuda. Betlehem artinya rumah roti, Yehuda artinya bersyukur, memuji. Roti berasal dari gandum yang di olah sedemikian rupa yang artinya adalah firman Tuhan yang telah diolah sedemikian rupa. Jadi makna lain dari rumah roti adalah rumah yang penuh dengan pengajaran firman yaitu rumah Allah. Meninggalkan Betlehem-Yehuda sama artinya meninggalkan ibadah dan meninggalkan pujian dan ucapan syukur kepada Tuhan.

Seperti yang telah saya nyatakan diatas bahwa ikut Tuhan tidak berarti lepas dari kesulitan-kesulitan dan penderitaan hidup. Yang menjadi pertanyaan, apa yang kita lakukan ketika kesulitan-kesulitan itu datang, kemanakah kita pergi? Apakah pergi ketanah Moab? Meninggalkan ibadah dan pergi kepada kehidupan dunia dan melakukan cara-cara dunia? Apakah kita meninggalkan Yehuda yang artinya meninggalkan pujian dan ucapan syukur kepada Tuhan? Bersyukurlah senantiasa sebab itulah yang Tuhan inginkan.

I Tesalonika 5:18 Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.

Garis bawahi mengucap syukurlah dalam segala hal. Artinya apapun yang kita alami kita harus mengucap syukur. Karena Tuhan membuat segala sesuatu untuk tujuannya masing-masing.

Amsal 16:4a TUHAN membuat segala sesuatu untuk tujuannya masing-masing,

Jika kita diijinkan mengalami kesulitan-kesulitan, itu ada tujuannya, setidaknya untuk menguji iman kita.

Oleh sebab itu ketika mengalami kesulitan, jangan tinggalkan rumah Tuhan, jangan tinggalkan pujian dan ucapan syukur karena jika kita melakukannya, kita tidak akan mengalami keadaan yang lebih baik. Jangan pergi ketanah Moab tanah yang terkutuk itu karena kitapun akan hidup dalam kutuk seperti yang dialami oleh Elimelekh. Perlu kita ingat, keputusan yang salah dari kepala keluarga akan membawa kesulitan bagi anak dan istri. Oleh sebab itu jangan salah mengambil keputusan karena itu juga akan membawa kesulitan bagi keluarga kita yang lain.

Jadilah Elimelekh sejati. Jangan menjadi seperti Elimelekh suami Naomi. Jadilah Elimelekh yang benar-benar menjadikan Tuhan adalah Raja, baik dalam suka maupun duka tetap setia iring Tuhan yang adalah Rajaku. Amin

--

Paskah bukan sekedar perayaan

Paskah pada zaman perjanjian baru khususnya pada saat ini di peringati sebagai hari kebangkitan Tuhan Yesus dari kematian. Paskah di rayakan sebagai ungkapan rasa syukur atas darah Yesus yang tercurah di bukit Golgota yang telah menebus dan membebaskan umat pilihannya dari belenggu dosa dan maut dan yang telah bangkit dari kematian dimana dengan kebangkitannya menyatakan bahwa sengat maut telah di patahkan.

Saat ini banyak gereja merayakan Paskah dengan sangat meriah. Ada yang merayakan dengan telur paskah, ada yang merayakan dengan kelinci paskah dimana sebenarnya kedua benda ini tidak ada tertulis dalam Alkitab. Bahkan menurut kami pribadi bisa mengaburkan makna paskah itu sendiri. Alkitab dengan jelas menulis bahwa paskah dirayakan dengan roti tidak beragi, sayur pahit dan domba paskah.

Telur paskah adalah berasal dari kebudayaan Indo-Eropa dimana telur adalah lambang dari kesuburan. Demikian juga halnya dengan Kelinci Paskah, menurut legenda, kelinci adalah lambang dari kesuburan. Lalu apa hubungannya kedua benda ini dengan Paskah? Sebenarnya tidak ada. Kedua benda ini adalah susupan budaya Indo-Eropa yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan paskah. Kedua benda ini di pakai hanya sebatas untuk memeriahkan perayaan Paskah. Dan menurut latar belakang mitos dari kedua benda ini apakah gereja perlu memasukkannya dalam perayaan Paskah? Silahkan putuskan sendiri.

Saudaraku, yang terpenting kita sadari bahwa Paskah bukanlah sekedar perayaan yang setiap tahun di peringati oleh orang Kristen. Dalam Keluaran 13:3 Tuhan meminta kepada orang Israel bahwa hal ini diperingati agar orang Israel mengingat bagaimana tangan Tuhan yang kuat membebaskan mereka dari perbudakan Mesir. Itu dapat dibaca pada ayat dibawah.

Keluaran 13:3 Lalu berkatalah Musa kepada bangsa itu: "Peringatilah hari ini, sebab pada hari ini kamu keluar dari Mesir, dari rumah perbudakan; karena dengan kekuatan tangan-Nya TUHAN telah membawa kamu keluar dari sana. Sebab itu tidak boleh dimakan sesuatu pun yang beragi.

Bagi kita yang hidup pada saat ini, Paskah kita peringati untuk mengingat bagaimana pengorbanan Kristus yang mati di kayu salib demi membebaskan kita dari perbudakan Dosa. Kita bisa merayakannya dengan meriah dan dengan berbagai kegiatan sebagai ucapan syukur. Namun jika kita merayakan hanya sekedar perayaan saja itu artinya fokusnya hanya kepada Tuhan. Tuhan memperoleh imbalan yaitu dipermuliakan karena kerelaan-Nya mati menebus kita.

Lalu, apakah Tuhan ingin fokusnya hanya kepada DIA? Tidak, Tuhan tidak menginginkan fokus perayaan paskah hanya kepada DIA melainkan Tuhan ingin perayaan paskah ini juga memfokusnya kepada kita. Apakah kita benar-benar telah mengalami kebebasan? Apakah kita telah benar-benar keluar dari Mesir yang merupakan gambaran dari perbudakan dosa? Jika kita masih berada di Mesir, mari pakai kasut dan ikat pinggang, ambil tongkat dan buru-burulah tinggalkan Mesir. Sebab itulah yang Tuhan inginkan dari kita. Jika kita merasa sudah terbebas, mari kita lihat dan koreksi apakah kita sudah jauh meninggalkan Mesir atau masih di sekitarnya, masih dapat di kejar oleh Firaun. Oleh sebab itu mari berpacu dan berlari meninggalkan Mesir (bersambung....)

--

Melalui paskah, Tuhan membuat perbedaan antara orang Israel dan orang Mesir.

Paskah berasal dari bahasa Ibrani yaitu pesah (p-s-h) dalam bahasa Inggris disebut Pass, dan dalam bahasa Indonesia di artikan melewati. Untuk lebih jelas artinya dapat kita lihat pada ayat dibawah.

Keluaran 12:26-27 Dan apabila anak-anakmu berkata kepadamu: Apakah artinya ibadahmu ini? maka haruslah kamu berkata: Itulah korban Paskah bagi TUHAN yang melewati rumah-rumah orang Israel di Mesir, ketika Ia menulahi orang Mesir, tetapi menyelamatkan rumah-rumah kita." Lalu berlututlah bangsa itu dan sujud menyembah.

Jadi Paskah berkaitan erat dengan ketika Tuhan menjatuhkan tulah yang ke sepuluh kepada bangsa Mesir dimana pemusnah memasuki dan membunuh semua anak sulung, mulai dari anak sulung Firaun sampai kepada anak sulung budak bahkan juga anak sulung hewan yang ada di Mesir. Namun tidak demikian halnya dengan orang Israel, khususnya yang memiliki tanda darah pada rumahnya yaitu darah domba yang tidak bercela dan berumur satu Tahun, pemusnah akan melewati dan tidak memasuki rumah itu. Tuhan membuat perbedaan antara orang Israel dan orang Mesir, membedakan antara orang yang memiliki tanda darah dan orang yang tidak memiliki tanda darah.

Keluaran 11:6-7 Dan seruan yang hebat akan terjadi di seluruh tanah Mesir, seperti yang belum pernah terjadi dan seperti yang tidak akan ada lagi. Tetapi kepada siapa juga dari orang Israel, seekor anjing pun tidak akan berani menggonggong, baik kepada manusia maupun kepada binatang, supaya kamu mengetahui, bahwa TUHAN membuat perbedaan antara orang Mesir dan orang Israel.

Saudaraku, melalui peristiwa Paskah Tuhan ingin menunjukkan kepada Mesir bahwa Tuhanlah yang memegang kendali atas alam semesta. Tidak ada seorang manusiapun yang bisa melawan kehendak Tuhan. Jika Tuhan berkehendak melepaskan bangsa Israel maka tidak seorangpun yang bisa menahannya termasuk Firaun dengan segala kekuatan pasukan berkuda yang diandalkannya. Lalu bagaimana dengan bangsa Israel? Melalui paskah ini Tuhan ingin menunjukkan kepada bangsa Israel bahwa Tuhan membuat perbedaan antara orang yang beribadah kepada-Nya dengan orang yang tidak beribadah kepada-Nya, persis seperti pada ayat dibawah.

Maleakhi 3:18 Maka kamu akan melihat kembali perbedaan antara orang benar dan orang fasik, antara orang yang beribadah kepada Allah dan orang yang tidak beribadah kepada-Nya.

Oleh sebab itu saudara, kita patut bersyukur kepada Tuhan karena melalui momen paskah ini Tuhan mengingatkan kita bahwa Tuhan senantiasa memperhatikan umat-Nya terlebih lagi Tuhan membedakan antara orang yang menyembah kepada-Nya dan yang tidak. Tuhan Yesus memberkati (bersambung...)

-

Yesus adalah domba Paskah yang tidak bercacat cela.

Keluaran 12:5 Anak dombamu itu harus jantan, tidak bercela, berumur setahun; kamu boleh ambil domba atau kambing.

Saudaraku, penyembelihan anak domba paskah jantan, tidak bercela dan berumur satu tahun adalah gambaran bahkan nubuatan tentang Yesus yang tidak berdosa yang rela mati di bukit golgota demi menebus kita dari maut. Nubuatan itu di genapi pada ayat dibawah.

I Korintus 5:7b Sebab anak domba Paskah kita juga telah disembelih, yaitu Kristus.

Yesus manusia yang tidak berdosa yang menjadi korban paskah bagi kita itulah sebabnya ketika kita menerima kematian dan pengorbanan Tuhan Yesus sama dengan kita telah makan roti dan domba paskah. Ketika kita menerima darah Yesus menyucikan dosa kita adalah ibarat kita membubuhkan darah domba paskah pada tiang dan ambang atas pintu.

Keluaran 12:46 Paskah itu harus dimakan dalam satu rumah juga; tidak boleh kaubawa sedikit pun dari daging itu keluar rumah; satu tulang pun tidak boleh kamu patahkan.

Kita perhatikan ayat diatas khususnya yang bercetak tebal. Ini adalah nubuatan bahwa tidak satupun tulang Yesus yang akan dipatahkan. Kalau kita perhatikan Film tentang penyaliban Tuhan Yesus, kaki kedua orang yang turut disalibkan dengan dia, yaitu yang di kiri dan kanannya dipatahkan, namun prajurit Romawi tidak mematahkan kaki Tuhan Yesus (Yohanes 19:32), itu bukan kebetulan saudara, itu memang sudah tertulis sejak semula yaitu pada Keluaran 12:46 diatas.

Dan ada satu hal lagi yang kita tidak boleh lupa yaitu darah yang di oleskan pada kedua tiang pintu dan ambang atas adalah gambaran dari salib. Untuk lebih jelasnya mari kita perhatikan ayat dibawah.

Keluaran 12:7 Kemudian dari darahnya haruslah diambil sedikit dan dibubuhkan pada kedua tiang pintu dan pada ambang atas, pada rumah-rumah di mana orang memakannya.

Keluaran 12:23 Dan TUHAN akan menjalani Mesir untuk menulahinya; apabila Ia melihat darah pada ambang atas dan pada kedua tiang pintu itu, maka TUHAN akan melewati pintu itu dan tidak membiarkan pemusnah masuk ke dalam rumahmu untuk menulahi.

Dari kedua ayat ini kita melihat bahwa tanda darah terdapat pada kedua tiang pintu. Kita mengetahui bahwa tiang adalah berbentuk garis vertikal sedangkan ambang atas adalah garis horizontal. Jika kita menarik garis vertikal dan horizontal maka akan ada titik potong yang berbentuk salib. Jadi tanda darah yang berbentuk vertikal dan horizontal adalah gambaran bahkan nubuatan bahwa Yesus mati dan darahnya tercurah di kayu salib. Nubuatan ini menguatkan kami pribadi bahwa Yesus benar mati di kayu salib, bukan mati pada sebuah tiang pancang setinggi dua meter seperti anggapan beberapa orang (karena ada aliran kepercayaan yang beranggapan bahwa Yesus tidak mati di kayu salib melainkan di tiang pancang setinggi kira-kira 2 meter ).Oleh sebab itu saudara, tidak satupun yang terjadi pada Yesus adalah kebetulan. Semua yang terjadi pada Yesus sudah dinubuatkan terlebih dahulu. Bahkan setiap perkataan Yesus dikayu salib pun sudah juga dinubuatkan terlebih dahulu.

Oleh sebab itu saudara, marilah kita memperingati paskah bukan hanya sekedar rutinitas, bukan hanya sekedar perayaan tetapi lebih dari itu mari kita memperingati paskah dengan mengingat bagaimana pengorbanan Tuhan Yesus dikayu Salib, mengingatkan akan Yesus yang rela meninggalkan surga yang mulia untuk menjadi domba paskah bagi kita. Jika Dia rela menjadi korban paskah bagi kita bukankah kita layak memperhambakan diri kepada-Nya, dan hidup menurut kehendak-Nya?

--

Belajar dari sikap Paulus atas Perempuan yang dirasuki oleh roh tenung
Saturday, 17 April 2010 16:20 | Written by Nelson Saragih
User Rating: / 2
PoorBest

Share
Belajar dari sikap Paulus atas Perempuan yang dirasuki oleh roh tenung

Kisah para rasul16:16-17 Pada suatu kali ketika kami pergi ke tempat sembahyang itu, kami bertemu dengan seorang hamba perempuan yang mempunyai roh tenung; dengan tenungan-tenungannya tuan-tuannya memperoleh penghasilan besar. Ia mengikuti Paulus dan kami dari belakang sambil berseru, katanya: "Orang-orang ini adalah hamba Allah Yang Mahatinggi. Mereka memberitakan kepadamu jalan kepada keselamatan."

Suatu ketika Paulus dan Silas pergi melayani ke Filipi, disana mereka bertemu dengan seorang perempuan yang mempunyai roh tenung. Perempuan itu berteriak-teriak sambil mengatakan bahwa Paulus dan Silas adalah hamba Allah yang maha tinggi yang memberitakan jalan keselamatan. Apa yang di katakan perempuan petenung itu adalah benar karena Paulus dan Silas adalah benar hamba Tuhan yang memberitakan jalan kepada keselamatan. Namun apa yang di perbuat perempuan itu sangat mengganggu Paulus. Akhirnya Paulus berpaling kepadanya dan mengusir roh yang ada didalam dirinya.

Yang menjadi pertanyaan...bukankah apa yang di katakan perempuan itu adalah benar? Kenapa Paulus menjadi merasa terganggu?

Saudaraku, ada dua hal yang menyebabkan Paulus merasa terganggu,yaitu:

1.Berita kebenaran yang disampaikan oleh perempuan itu bukan di dasari oleh niat yang tulus melainkan mengandung unsur lain.

Mengapa demikian? Mari perhatikan ayat dibawah :
Kisah para rasul 16:16 Pada suatu kali ketika kami pergi ke tempat sembahyang itu, kami bertemu dengan seorang hamba perempuan yang mempunyai roh tenung; dengan tenungan-tenungannya tuan-tuannya memperoleh penghasilan besar.

Ayat diatas dengan jelas kita lihat bahwa didalam perempuan itu ada roh tenung. Roh tenung adalah salah satu jenis roh jahat yang menipu manusia melalui ramalan-ramalan palsu. Dengan tenungan-tenungannya perempuan itu menghasilkan uang yang besar bagi tuannya. Perempuan itu melihat bagaimana Paulus dan Silas melayani dengan penuh muzizat dan dalam pandangannya sebagai pebisnis Paulus dan Silas adalah lumbung uang yang harus di dekati dan diambil hatinya dengan harapan bisa kerja sama.

Saudaraku, hal tersebut masih ada kita jumpai sampai saat ini. Ada orang yang memberitakan firman Tuhan tidak dengan hati yang tulus. Sama seperti perempuan itu, yang berhari-hari berteriak-teriak memberi kesaksian bahwa Paulus adalah hamba Tuhan yang memberitakan jalan keselamatan, demikian juga dengan tidak lelah-lelahnya mereka memberikan kesaksian bahwa Yesus adalah jalan keselamatan, namun apa yang diberitakan itu bukanlah berasal dari hatinya, melainkan dimotivasi oleh hal lain yaitu “UANG”. Tentang hal itu Paulus pernah mengingatkan kepada jemaat di Roma seperti pada ayat dibawah.

Roma 16:18 Sebab orang-orang demikian tidak melayani Kristus, Tuhan kita, tetapi melayani perut mereka sendiri. Dan dengan kata-kata mereka yang muluk-muluk dan bahasa mereka yang manis mereka menipu orang-orang yang tulus hatinya.

2.Perkataan perempuan itu bisa menjadi batu sandungan bagi Paulus dan silas.
Mengapa saya katakan demikian? Mari kita perhatikan kembali dengan lebih teliti apa yang perempuan tenung itu ucapkan. Perempuan itu berkata "Orang-orang ini adalah hamba Allah Yang Mahatinggi. Mereka memberitakan kepadamu jalan kepada keselamatan."

Sebenarnya apa yang perempuan itu ucapkan bukan untuk memuliakan Tuhan, melainkan mengagungkan Paulus dan Silas. Fokus dari ucapan perempuan itu bukanlah Tuhan, fokusnya adalah Paulus dan Silas. Jika Paulus membiarkan perempuan itu terus berteriak-teriak demikian maka fokus orang yang mendengarnyapun bukan lagi kepada Tuhan melainkan kepada Paulus dan Silas. Paulus lah yang ditinggikan, bukan Tuhan. Syukur kepada Tuhan karena Paulus memiliki hikmat yang luar biasa dari Tuhan sehingga ia bisa membedakan mana yang mengagungkan Tuhan dan mana yang bukan.

Oleh sebab itu saudara, berhati-hatilah terhadap pujian. Jika ada orang yang memuji terlalu berlebihan cegahlah ia karena hal itu bisa membuat kita jatuh dalam dosa mencuri memuliaan Tuhan. Biarlah segala pujian dan hormat hanya bagi Tuhan.
Tuhan Yesus memberkati.Amin

--

Belajar dari Pelayanan Maria dan Marta
Friday, 12 March 2010 12:58 | Written by Nelson Saragih
User Rating: / 2
PoorBest

Share
sedang Marta sibuk sekali melayani. Ia mendekati Yesus dan berkata: "Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku." (Lukas 10:40)

Suatu ketika ketika Yesus dan murid-murid-Nya dalam suatu perjalanan, masuklah mereka kedalam suatu kampung, yaitu kampungnya Marta dan kakaknya Maria. Mereka menerima Yesus di rumahnya. Marta sibuk melayani sedangkan Maria duduk dekat kaki Yesus dan mendengarkan dengan teliti apa yang Yesus katakan. Karena Maria tidak membantu, Marta bersungut-sungut dan berkata kepada Tuhan Yesus “Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku.”

Saudaraku, jika kita perhatikan, cerita ini adalah gambaran dari kehidupan anak-anak Tuhan yang melayani Tuhan. Marta dan Maria adalah orang-orang yang mengasihi Tuhan, namun kasih keduanya mempunyai perbedaan, yaitu Marta melayani dengan kasih persaudaraan, sementara Maria melayani didasari oleh Kasih Agape. Perbedaan itu terlihat dari cara mereka melayani dimana Marta lebih memfokuskan diri melayani manusia sementara Maria melayani Yesus dengan mendengarkan setiap perkataan Yesus. Karena jenis kasihnya berbeda maka hasilnya juga berbeda. Marta bersungut-sungut sementara Maria tidak. Mengapa demikian? Itu karena kasih persaudaraan akan mudah sekali luntur karena waktu dan karena lelah, dan akan cenderung mengharapkan balas sementara kasih agape tidak. Mungkin saja Marta bersungut-sungut karena lelah dan karena Tuhan tidak memperhatikan apa yang ia kerjakan. Itu terbukti karena memang akhirnya Tuhan mengkritik Marta dan memuji Maria.

Kalau kita mau jujur pekerjaan yang paling membosankan adalah “mendengarkan dan menunggu”. Perhatikan di sekeliling kita, ketika hamba Tuhan menyampaikan firman Tuhan berapa banyak orang yang tertidur bahkan ada yang bersungut-sungut dan berkata “Ini Pendeta kotbahnya kok terlalu lama...”. Bahkan ada yang tidak sabar dan pergi begitu saja meninggalkan gereja. Tapi orang yang benar-benar mengasihi Tuhan tidak akan pernah merasa bosan untuk mendengarkan setiap firman Tuhan yang disampaikan walau siapapun orang yang menyampaikannya.

Saudaraku, saat ini pelayanan sudah menjadi trend dikalangan anak-anak Tuhan. Saat bertemu dengan anak Tuhan lainnya yang baru kita kenal mereka pasti bertanya “Pelayanan bagian apa?”. Mereka jarang bertanya apakah kita sudah melayani karena dalam anggapan mereka kita pasti sudah menjadi pelayan Tuhan. Bisa saja sebagai Guru sekolah Minggu, Usher, kolektan, Song Leader, Backing Vokal, pemusik, keamanan dll. Namun satu yang menjadi pertanyaan. Kita melayani untuk siapa? Untuk manusia atau untuk Tuhan? Jika kita melayani manusia maka kasih yang terpancar didalamnya adalah kasih Persaudaraan namun jika kita melayani untuk Tuhan maka kasih kita adalah kasih Agape. Dan Mungkin pula banyak yang berkata “Tentu aku melayani untuk Tuhan dong!”. Namun apakah pelayanan kita untuk manusia atau untuk Tuhan akan terbukti kemudian. Ketika kita merasa bosan, jenuh dan kelelahan itu membuktikan bahwa kita melayani untuk manusia. Tetapi jika kita merasa tetap semangat dan bergairah serta tidak merasa bosan, itu membuktikan pelayanan kita kepada Tuhan. Sebab orang yang mengasihi Tuhan sama seperti orang yang menanti-nantikan Tuhan yang akan senantiasa mendapatkan kekuatan baru.

Yesaya 40:31 tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.

Jadi, diapakah dasar pelayanan kita? Didasari kasih persaudaraan atau kasih agape? Mari periksa diri masing-masing. Tuhan Yesus memberkati. Amin

--

Perhatikanlah bagaimana kamu hidup

Efesus 5:15 Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif,

Ayat ini didasari oleh keadaan dunia yang semakin lama semakin bobrok. Sejak dunia ini diciptakan dan sejak manusia jatuh kedalam dosa, kehidupan manusia cenderung semakin jauh dari Tuhan. Dosa semakin bertambah-tambah, manusia tidak takut lagi berbuat dosa. Terlebih lagi dimana kemajuan teknologi semakin canggih seperti saat ini, dosa semakin canggih pula. Bahkan ada yang menganggap agama adalah suatu kebodohan dan suatu ajaran yang tidak masuk akal. Tuhan itu tidak ada, hanya orang bodoh dan kolotlah yang menganggap Tuhan itu ada. Kepintaran dan kemajuan teknologi membuat manusia menjadi bebal. Manusia semakin membesar-besarkan diri dan mulai mengucapkan omongan-omongan kosong yang hanya untuk mencari nama.

Karena hal tersebut diatas maka kita sebagai orang kristen perlu memperhatikan bagaimana cara kita hidup. Apakah kita hidup seperti orang bebal yang tersebut diatas atau bukan. Apakah kita hidup masih di jalur dan jalannya Tuhan atau di jalur dan jalannya dunia ini. Koreksi diri adalah hal yang terbaik yang bisa dilakukan setiap orang karena dengan mengoreksi diri dapat memperbaiki mana yang masih benar dan mana yang telah menyimpang dalam kehidupan kita. Namun sangat disayangkan, tidak banyak orang yang mau mengoreksi diri. Manusia cenderung lebih suka memeriksa dan mengoreksi kesalahan orang lain. Tuhan Yesus menyebut orang demikian adalah orang yang munafik dan menegur mereka dengan keras. Itu dapat dilihat pada ayat dibawah.

Matius 7:5 Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu."

Saudaraku, satu hal yang sering tidak kita sadari bahwa manusia sering jatuh bukan karena tersandung pada sebuah batu yang besar melainkan batu yang kecil. Yang sering membuat seekor monyet jatuh dari pohon bukanlah karena angin yang bertiup kencang yang menggoyang-goyangkan pohon melainkan karena angin sepoi-sepoi yang bertiup lembut, yang membuatnya terlena, tertidur yang akhirnya membuatnya jatuh. Hal-hal kecil dan sepele tanpa disadari bisa membuat kita terlena.

”Ah nggak apa-apa, sekali-sekalikan boleh...” kata seorang pemuda ketika ketahuan membuka situs porno.

Tahukan saudara, bahwa segala sesuatu dimulai dari sekali kemudian dua kali, tiga kali dan seterusnya. Ketika saudara kita tersebut memulai sekali, maka imajinasi apa yang dilihat pada situs tersebut akan terus berputar-putar dipikirannya. Iblis akan kembali memutar gambar-gambar porno yang telah dilihatnya dalam pikirannya. Walaupun secara jasmani dia tidak melihat lagi namun didalam pikirannya gambar-gambar itu akan terlihat jelas dan itu akan membuatnya ingin melihat lagi dilain waktu.

Karena itu, mari kita perhatikan cara hidup kita. Sudah berapa derajat kita menyimpang dari jalannya Tuhan. Syukurlah jika kita masih tetap berada di jalur yang benar. Akan tetapi jika kita sudah menyimpang walau sedikit saja mari kembali kehaluan yang benar. Arahkan perahu hidup kita pada kompas yang telah ditentukan Tuhan. Karena semakin jauh kita menyimpang, semakin berat dan semakin sulit pula jalan kita untuk kembali karena badai-badai dan ombak yang siap menghadang. Tuhan Yesus memberkati...

=

Nubuatan Tentang Penderitaan Yesus, Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan aku? (by. Herman)
Tuesday, 09 March 2010 05:07 | Written by Herman Laismana
User Rating: / 4
PoorBest

Share
Matius 27:46 Kira-kira jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: "Eli, Eli, lama sabakhtani?" Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?

Kenapa Tuhan Yesus ketika di salib menjelang kematianNya berseru seperti itu ?

Secara umum orang menjawab karena Tuhan Yesus adalah 100 % manusia juga 100% Tuhan. Jawaban itu kurang tepat, karena saya yakin saat itu Yesus bukan sedang memperlihatkan kemanusiawianNya dengan keputus asaanNya karena di tinggalkan Allah, dan kita percaya bahwa Allah kita adalah Allah yang setia yang tak akan pernah meninggalkan dan Yesus sebagai manusia mempunyai mentalitas yang tinggi .

Bila jawabannya karena Yesus Tuhan yang adalah 100% manusia juga dan sedang ada dalam emosi kemanusiaanNya maka akan bertentangan dengan nubuatan Yesus sendiri :

Yohanes 16:32 Lihat, saatnya datang, bahkan sudah datang, bahwa kamu diceraiberaikan masing-masing ke tempatnya sendiri dan kamu meninggalkan Aku seorang diri. Namun Aku tidak seorang diri, sebab Bapa menyertai Aku.

Untuk menjawab hal ini kita perlu pemahaman dan pengenalan isi alkitab dan juga sejarahnya. Pada zaman Yesus setiap orang Yahudi yang taat pada Allah dalam situasi apapun akan bermazmur dan itu sudah menjadi tradisi pada waktu itu. Kita bisa lihat pada Lukas 1:45 dengan judul perikop Nyanyian pujian Maria, saat itu Maria sangat bersuka cita. Kita lihat lagi Lukas 1:67 judul perikopnya Nyanyian pujian Zakharia, saat itu Zakharia dipenuhi oleh Roh Kudus maka bernubuatlah dia dengan bermazmur.

Bila kita baca Kitab Mazmur kita bisa simpulkan bahwa orang sudah terbiasa bermazmur dalam emosi dan situasi apapun, sukacita, dukacita bahkan dalam penderitaan yang beratpun.

Yesus adalah penggenapan dari setiap nubuatan kitab para nabi :

P. Baru: Matius: 2:15
dan tinggal di sana hingga Herodes mati. Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: "Dari Mesir Kupanggil Anak-Ku."

P. Baru: Matius: 8:17
Hal itu terjadi supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya: "Dialah yang memikul kelemahan kita dan menanggung penyakit kita."

P. Baru: Matius: 13:14
Maka pada mereka genaplah nubuat Yesaya, yang berbunyi: Kamu akan mendengar dan mendengar, namun tidak mengerti, kamu akan melihat dan melihat, namun tidak menanggap.

P. Baru: Matius: 27:9

Dengan demikian genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yeremia: "Mereka menerima tiga puluh uang perak, yaitu harga yang ditetapkan untuk seorang menurut penilaian yang berlaku di antara orang Israel,

Itu adalah sebagian dari nubuatan yang digenapi, dan untuk memperjelas jawaban ini mari kita lihat Mazmur ayat 22

Mazmur 22:1. Untuk pemimpin biduan. Menurut lagu: Rusa di kala fajar. Mazmur Daud. (22-2) Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan aku? Aku berseru, tetapi Engkau tetap jauh dan tidak

Markus 15:34 Dan pada jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: "Eloi, Eloi, lama sabakhtani?", yang berarti: Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?

Mazmur 22:7 (22-8) Semua yang melihat aku mengolok-olok aku, mereka mencibirkan bibirnya, menggelengkan kepalanya:

Markus 15:20 Sesudah mengolok-olokkan Dia mereka menanggalkan jubah ungu itu dari pada-Nya dan mengenakan pula pakaian-Nya kepada-Nya. (15-20b) Kemudian Yesus dibawa ke luar untuk disalibkan.

Mazmur 22:8 (22-9) "Ia menyerah kepada TUHAN; biarlah Dia yang meluputkannya, biarlah Dia yang melepaskannya! Bukankah Dia berkenan kepadanya?"

Markus 14:36 Kata-Nya: "Ya Abba, ya Bapa, tidak ada yang mustahil bagi-Mu, ambillah cawan ini dari pada-Ku, tetapi janganlah apa yang Aku kehendaki, melainkan apa yang Engkau kehendaki."

Mazmur 22:18 (22-19) Mereka membagi-bagi pakaianku di antara mereka, dan mereka membuang undi atas jubahku.

Markus 15:24 Kemudian mereka menyalibkan Dia, lalu mereka membagi pakaian-Nya dengan membuang undi atasnya untuk menentukan bagian masing-masing.

Mazmur 31:5 (31-6) Ke dalam tangan-Mulah kuserahkan nyawaku; Engkau membebaskan aku, ya TUHAN, Allah yang setia.

Lukas 23:46 Lalu Yesus berseru dengan suara nyaring: "Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku." Dan sesudah berkata demikian Ia menyerahkan nyawa-Nya.

Untuk memperkuat interpretasi ini kita lihat saja Kotbah Petrus di Kisah Para Rasul 2:29-32 berkorelasi dengan Mazmur 16 :10. Intinya disini Petrus dengan tegas mengatakan bahwa Daud telah mati dan kuburnya masih ada jadi pada Mazmur 16:10 Daud bukan berkata pada dirinya sendiri melainkan bagi Yesus.

Mazmur 16:10
sebab Engkau tidak menyerahkan aku ke dunia orang mati, dan tidak membiarkan Orang Kudus-Mu melihat kebinasaan.

Kisah Para Rasul 2:29
Saudara-saudara, aku boleh berkata-kata dengan terus terang kepadamu tentang Daud, bapa bangsa kita. Ia telah mati dan dikubur, dan kuburannya masih ada pada kita sampai hari ini.

2:30 Tetapi ia adalah seorang nabi dan ia tahu, bahwa Allah telah berjanji kepadanya dengan mengangkat sumpah, bahwa Ia akan mendudukkan seorang dari keturunan Daud sendiri di atas takhtanya.

2:31 Karena itu ia telah melihat ke depan dan telah berbicara tentang kebangkitan Mesias, ketika ia mengatakan, bahwa Dia tidak ditinggalkan di dalam dunia orang mati, dan bahwa daging-Nya tidak mengalami kebinasaan.

2:32 Yesus inilah yang dibangkitkan Allah, dan tentang hal itu kami semua adalah saksi.

Kesimpulan :

Yesus mempunyai mentalitas yang sangat tinggi meskipun didalam kondisi sekarat dan dalam penderitaan yang sangat luar biasa terlebih secara rohaniah. Dia menghibur diriNya dengan bermazmur bagi Allah.
Allah Bapa adalah Allah yang setia, dahulu, sekarang dan selamanya.

Untuk apa Yesus bermazmur ?

Yaitu untuk menggenapi nubuat Mazmur 22.

Ada dua pilihan untuk mengimani ayat ini :
- Yesus sebagai manusia saat itu sedang meratapi karena Allah Bapa meninggalkan Dia, yang dengan demikian Allah Bapa saat itu meninggalkan kesetiaanNya.
- Yesus mempunyai mental baja, selalu memuliakan Bapa meskipun dalam penderitaan yang luar biasa dan Allah Bapa setia menyertai Yesus seperti yang dinubuatkan Yesus di Yoh 16:32.
Bagaimana pilihan anda untuk mengimani ayat ini ? anda yang menentukan ..

--

Tunaikanlah Tugas pelayananmu

II Timotius 4:5 Tetapi kuasailah dirimu dalam segala hal, sabarlah menderita, lakukanlah pekerjaan pemberita Injil dan tunaikanlah tugas pelayananmu!

Pada ayat diatas dapat dilihat ada empat hal yang Paulus pesankan kepada Timotius didalam mengerjakan tugas pelayanan dimana pesan itu kita bagi menjadi dua bagian yaitu pertama, menguasai diri dalam segala hal dan sabar menderita, dan bagian kedua yaitu melakukan pemberitaan injil dan menunaikan tugas pelayanan. Bagian kedua sangat berhubungan erat dengan bagian pertama dimana kita tidak akan mungkin dapat melakukan bagian kedua kalau kita tidak lulus pada bagian pertama.

Pesan ini Paulus sampaikan kepada Timotius karena Paulus mengetahui sangat banyak tantangan dalam pelayanan yang dapat membuat seorang pelayan Tuhan menyimpang dari tugas pelayanannya. Paulus tidak ingin Timotius mengalami hal itu oleh sebab itu ia memberikan pesan khusus ini kepadanya. Pesan ini sungguh bermanfaat karena menjadi motivasi yang kuat bagi Timotius untuk teguh dalam tugas panggilan pelayanan sehingga Timotius dapat menyelesaikan tugas pelayanannya sampai akhir hidupnya.

Setia dalam pelayanan tidaklah mudah karena kesetiaan hanya dapat dibuktikan dengan waktu. Berbeda halnya dengan pertobatan, pertobatan dapat dibuktikan saat itu juga. Misalnya dulunya pemabuk jadi tidak pemabuk, pencuri dapat langsung bertobat dan berhenti dari kebiasaan mencuri pada saat itu juga. Akan tetapi kesetiaan tidak dapat dibuktikan saat itu juga, untuk membuktikannya dibutuhkan waktu yang lama yaitu sampai akhir hidupnya. Seorang terbukti setia ketika sampai akhir hidupnya ia tetap teguh melayani Tuhan.

Demas adalah sorang pemberita injil sama seperti Timotius yang melakukan tugas pelayanan bersama dengan Paulus. Namun Demas terbukti tidak setia karena meninggalkan Paulus dan pelayanannya dan kembali kepada kehidupan dunia. Hal itu dapat kita lihat pada ayat dibawah ini:

II Timotius 4:10 karena Demas telah mencintai dunia ini dan meninggalkan aku. Ia telah berangkat ke Tesalonika. Kreskes telah pergi ke Galatia dan Titus ke Dalmatia.

Mengapa Demas bisa menjadi tidak setia dan berhenti menunaikan tugas pelayanannya? Itu karena ia tidak dapat menguasai diri dan tidak sabar menderita. Demas bukanlah seorang prajurit Kristus yang memiliki mental yang tangguh dan sabar menderita. Ia masih memikirkan dan mengejar kenikmatan dunia ini, itulah sebabnya dia meninggalkan pelayanan dan kembali kepada kehidupan dunia.

Demas bukanlah seorang prajurit Kristus Sebab seorang prajurit Kristus tidak akan lagi memikirkan dunia ini dan memusingkan diri dengan penghidupannya.Hal itu dapat kita lihat pada ayat dibawah:

II Timotius 2:3-4 Ikutlah menderita sebagai seorang prajurit yang baik dari Kristus Yesus. Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya, supaya dengan demikian ia berkenan kepada komandannya.

Saudaraku, pesan ini juga Paulus sampaikan untuk pelayan-pelayan Tuhan yang hidup pada saat ini. Terlebih lagi karena tantangan pada saat ini jauh lebih berat dari tantangan pada zaman dahulu. Saat ini godaan kenikmatan dunia jauh lebih berat dari zamannya Paulus dan Timotius. Daya tarik ekonomi begitu menggoda sehingga tanpa disadari banyak pelayan-pelayan Tuhan yang terpikat olehnya. Teori kemakmuran tanpa disadari banyak menyimpangkan anak-anak Tuhan dari jalan kebenaran. Teori bahwa anak Tuhan pasti akan diberkati banyak membuat anak-anak Tuhan bahkan pelayan-pelayan Tuhan menjadi pelaku bisnis. Dan tanpa disadari bisinis itu akhirnya masuk dalam gereja. Kami tidak mengatakan teori kemakmuran itu salah, sebab memang benar bahwa Tuhan sudah berjanji akan memberkati setiap orang yang setia kepadaNya. Namun kita harus waspada jangan sampai teori ini sedikit demi sedikit menjauhkan kita dari jalan Tuhan, jangan sampai teori ini sedikit demi sedikit membawa gereja Tuhan masuk kedalam dunia bisnis. Kami sendiri pernah melihat ada seorang pelayan senior bahkan seorang pemimpin sektor sebuah gereja yang kelihatannya penuh kasih sewaktu melayani namun berbeda halnya ketika menjalankan bisnisnya, ia galak dan cenderung kasar. Maaf, kami tidak bermaksud menghakimi. Kami hanya mencoba mengingatkan kita semua termasuk kami sendiri agar berhati-hati tentang hal ini.

Oleh sebab itu saudara, agar kita tidak menyimpang dan tetap setia dalam pelayanan, mari kita perhatikan apa yang di sampaikan Paulus ini yaitu kuasailah diri. Akhir zaman ini sangat sulit menguasai diri karena banyak godaan dari dunia ini. Musuh yang paling sulit ditaklukkan adalah diri sendiri oleh sebab itu seorang pemenang adalah seorang yang dapat menaklukan dan menguasai diri sendiri. Yang kedua sabarlah dalam penderitaan. Orang yang kuat adalah orang yang sabar dan menang atas penderitaan. Dan yang terakhir adalah lakukan tugas pemberitaan injil dan menunaikan tugas pelayanan. Maka kita akan menjadi seperti Timotius yang setia sampai akhir dalam pelayanan dan bukan seperti Demas yang berhenti ditengah jalan. Tuhan Yesus memberkati kita. Amin

--

Memiliki Doa yang berkuasa

Yakobus 5:16 Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.

Setiap orang pasti memiliki kerinduan agar setiap doa yang dipanjatkan mempunyai kuasa yang besar. Tidak seorangpun ingin setiap doa yang dipanjatkan hanyalah seruan-seruan kosong yang tidak memiliki kuasa apapun. Oleh sebab itu kita bersyukur karena melalui ayat diatas Tuhan mengungkapkan bagaimana kita memiliki doa yang berkuasa yaitu doa yang menghasilkan mujizat dan dalam ayat ini setidaknya ada empat hal yang harus kita lakukan agar doa kita memiliki kuasa, yaitu:

1.Saling mengaku dosa.
Dosa menyebabkan kita terpisah dan putus hubungan dengan Allah. Dosa membuat doa kita tidak di dengar oleh Tuhan. Hal itu dapat kita lihat pada ayat dibawah:

Yesaya 1:15 Apabila kamu menadahkan tanganmu untuk berdoa, Aku akan memalingkan muka-Ku, bahkan sekalipun kamu berkali-kali berdoa, Aku tidak akan mendengarkannya, sebab tanganmu penuh dengan darah.

Yesaya 59:1-2 Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar; tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu.

Dengan jelas dalam kedua ayat ini kita melihat bahwa dosa adalah penghalang bagi jawaban doa. Dosa membuat Tuhan tidak mau mendengar serua-seruan doa kita. Sekeras apapun kita berseru, jika kita masih hidup dalam dosa maka Tuhan tidak akan membuka telinganya. Oleh sebab itu sebelum memanjakan doa, kita harus berdamai dengan Tuhan terlebih dahulu dengan mengakui segala dosa dan bertobat. Tuhan kita adalah Bapa yang penuh kasih, jika kita mengakui segala dosa kita maka Tuhan akan mengampuni dan membenarkan kita.

I Yohanes 1:9 Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.

2.. Saling mendoakan
Langkah kedua yang harus kita lakukan adalah saling mendoakan. Saling mendoakan menunjukkan adanya kesepakatan dan kesatuan hati. Kesepakatan dan kesatuan hati mendatangkan berkat Tuhan. Hal itu dapat kita baca dalam mazmur 133 dibawah.

Mazmur 133:1-3 Nyanyian ziarah Daud. Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun! Seperti minyak yang baik di atas kepala meleleh ke janggut, yang meleleh ke janggut Harun dan ke leher jubahnya. Seperti embun gunung Hermon yang turun ke atas gunung-gunung Sion. Sebab ke sanalah TUHAN memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya.

Dan bukan hanya itu, kesepakatan dan kesatuan hati bukan hanya mendatangkan berkat saja tetapi membuat Doa kita dikabulkan oleh Tuhan.

Matius 18:19 Dan lagi Aku berkata kepadamu: Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apa pun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga.

3. Hidup dalam kebenaran.
Yang dimaksud dengan hidup dalam kebenaran adalah hidup dalam kebenaran firman Tuhan. Orang yang hidup dalam firman Tuhan berarti tidak hidup dalam dosa. Orang yang tidak hidupdalam dosa akan mendapat perlakuan dan perhatian khusus dari Tuhan. Setiap doanya pasti akan di dengar oleh Tuhan.

Saudaraku, hal pertama yang harus kita perhatikan bukan jawaban doa melainkan apakah doa kita di dengar oleh Tuhan. Doa yang tidak didengar oleh Tuhan pasti tidak akan mendapat jawaban. Oleh sebab itu agar doa kita mendapat jawaban maka doa kita harus di dengar oleh Tuhan. Agar doa kita didengar oleh Tuhan maka kita harus hidup sesuai kehendak Tuhan yaitu hidup dalam firman Tuhan.

4. Berdoa dengan yakin dan tidak ragu.
Yang dimaksud dengan berdoa dengan yakin adalah berdoa dengan sungguh-sungguh dan dalam iman. Doa yang dipanjatkan dengan sungguh-sungguh dan dalam iman pasti akan menghasilkan mujizat. Elia adalah contoh yang dapat kita lihat dalam hal ini. Dia adalah manusia biasa sama seperti kita, akan tetapi setiap doanya selalu dikabulkan oleh Tuhan. Mengapa? Itu karena Elia sungguh-sungguh berdoa. Bukan hanya dalam perkataannya, dalam sikap berdoapun Elia sungguh-sungguh. Ia berdoa dengan sikap menyembah dan merendahkan diri dihadapan Tuhan. Itu dapat kita lihat pada ayat dibawah.

I Raja-Raja 18:42 Lalu Ahab pergi untuk makan dan minum. Tetapi Elia naik ke puncak gunung Karmel, lalu ia membungkuk ke tanah, dengan mukanya di antara kedua lututnya.

Keyakinan dan kesungguhan dalam berdoa sangat menentukan jawaban doa kita. Doa orang yang tidak yakin dan ragu-ragu tidak akan menghasilkan apapun. Hal itu dapat kita lihat pada ayat dibawah.

Yakobus 1:6-7 Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang, sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin. Orang yang demikian janganlah mengira, bahwa ia akan menerima sesuatu dari Tuhan.

Oleh sebab itu berdoalah dengan yakin dan dalam iman, maka mujizat pasti terjadi.

Dan sebagai kesimpulan, ada empat hal yang harus kita lakukan agar doa memiliki kuasa yaitu saling mengaku dosa, saling mendoakan, hidup dalam kebenaran dan berdoa dengan yakin dan tidak ragu maka doa yang kita panjatkan bukan hanya menjadi seruan-seruan kosong yang bergema di udara melainkan doa yang berkuasa dan menghasilkan mujizat. Tuhan Yesus memberkati kita semua. Amin.

--

Waktu aku takut, aku ini percaya kepada-Mu

Mazmur 56:4 Waktu aku takut, aku ini percaya kepada-Mu;

Adalah hal yang wajar setiap manusia mengalami ketakutan. Sehebat-hebatnya seorang manusia dan sekuat-kuatnya dia suatu saat pasti akan mengalami ketakutan. Daud adalah seorang pria yang luar biasa. Ia sanggup mengalahkan Goliath yang besar bagai raksasa, namun suatu ketika ia merasakan perasaan takut juga. Karena takutnya terhadap raja Filistin, Daud berpura-pura gila. Itu dapat kita lihat pada ayat dibawah:

I Samuel 21:10-13 Kemudian bersiaplah Daud dan larilah ia pada hari itu juga dari Saul; sampailah ia kepada Akhis, raja kota Gat. Pegawai-pegawai Akhis berkata kepada tuannya: "Bukankah ini Daud raja negeri itu? Bukankah tentang dia orang-orang menyanyi berbalas-balasan sambil menari-nari, demikian: Saul mengalahkan beribu-ribu musuh, tetapi Daud berlaksa-laksa?" Daud memperhatikan perkataan itu, dan dia menjadi takut sekali kepada Akhis, raja kota Gat itu. Sebab itu ia berlaku seperti orang yang sakit ingatan di depan mata mereka dan berbuat pura-pura gila di dekat mereka; ia menggores-gores pintu gerbang dan membiarkan ludahnya meleleh ke janggutnya.

Tindakan Daud pada ayat diatas menunjukkan bagaimana reaksi Daud terhadap keatakutan yang menghinggapinya. Jelas sekali bahwa Daud tidak ingat akan Tuhan. Dengan berpura-pura menjadi orang gila menunjukkan Daud berusaha mengatasi ketakutannya dengan caranya sendiri yang akhirnya caranya itu mempermalukan dirinya. Bagaimana tidak? Ternyata pujian orang terhadap Daud yang mengalahkan tentara musuh berlaksa-laksa karena ketakutannya rela menjadi seperti orang gila.

Lalu bagaimana dengan kita, apa reaksi kita ketika mengalami ketakutan? Apakah kita mengatasinya dengan cara kita? Bagi saudara yang masih sekolah atau kuliah, hal yang paling sering ditakuti adalah gagal dalam ujian. Bagaimana saudara menghadapi hal itu? Apakah menghadapinya dengan cara sendiri yaitu dengan berbuat curang, dengan mempersiapkan catatan kecil di saku baju dan melihat catatan itu ketika pengawas ujian lengah? Jangan saudara, karena selain hal itu tidak baik, kalau ketahuan anda akan dipermalukan.

Lalu apa yang harus kita lakukan ketika ketakutan itu datang? Yang harus kitalakukan adalah “percayalah kepada Tuhan dan berharaplah kepada-Nya”. Hal yang sama juga dilakukan Daud, setelah Daud menyadari kesalahannya, ia kembali mengandalkan Tuhan. Ia meletakkan kepercayaan dan pengharapannya kepada Tuhan. Itu dapat kita lihat pada ayat dibawah:

Mazmur 56:1-5 Untuk pemimpin biduan. Menurut lagu: Merpati di pohon-pohon tarbantin yang jauh. Miktam dari Daud, ketika orang Filistin menangkap dia di Gat. Kasihanilah aku, ya Allah, sebab orang-orang menginjak-injak aku, sepanjang hari orang memerangi dan mengimpit aku! Seteru-seteruku menginjak-injak aku sepanjang hari, bahkan banyak orang yang memerangi aku dengan sombong. Waktu aku takut, aku ini percaya kepada-Mu; kepada Allah, yang firman-Nya kupuji, kepada Allah aku percaya, aku tidak takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?

Oleh sebab itu baiklah kita melakukan hal yang sama, bila ketakutan datang mari meletakkan kepercayaan dan pengharapan kita kepada Tuhan karena orang yang mengandalkan Tuhan akan menerima berkat. Tuhan Yesus memberkati kita semua. Amin.

--

Kesetiaan: Rahasia Untuk Tetap Mendapat Berkat Berkelimpahan
37Share
“Seorang dari mereka, ketika melihat bahwa ia telah sembuh, kembali sambil memuliakan Allah dengan suara nyaring, lalu tersungkur di depan kaki Yesus dan mengucap syukur kepada-Nya.” Lukas 17:15-16
Mari kita lihat kisah dalam Lukas 17:11-19 ini, tentang sepuluh orang kusta yang disembuhkan oleh Yesus:
‘Dalam perjalanan-Nya ke Yerusalem Yesus menyusur perbatasan Samaria dan Galilea.
Ketika Ia memasuki suatu desa datanglah sepuluh orang kusta menemui Dia. Mereka tinggal berdiri agak jauh
dan berteriak: “Yesus, Guru, kasihanilah kami!”
Lalu Ia memandang mereka dan berkata: “Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam-imam.” Dan sementara mereka di tengah jalan mereka menjadi tahir.
Seorang dari mereka, ketika melihat bahwa ia telah sembuh, kembali sambil memuliakan Allah dengan suara nyaring,
lalu tersungkur di depan kaki Yesus dan mengucap syukur kepada-Nya. Orang itu adalah seorang Samaria.
Lalu Yesus berkata: “Bukankah kesepuluh orang tadi semuanya telah menjadi tahir? Di manakah yang sembilan orang itu?
Tidak adakah di antara mereka yang kembali untuk memuliakan Allah selain dari pada orang asing ini?”
Lalu Ia berkata kepada orang itu: “Berdirilah dan pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau.” ‘
*courtesy of PelitaHidup.com
Ketika mereka mengalami sakit-penyakit yang sangat parah, mereka beramai-ramai datang kepada Yesus dan berteriak agar Dia menyembuhkan penyakit mereka. Mereka sadar bahwa Yesus berkuasa untuk menyembuhkan segala penyakit yang ada, oleh karena itu dengan penuh keyakinan mereka berseru dan meminta kepada Yesus agar penyakitnya disembuhkan.
Tidak hanya itu saja, mereka juga mengikuti perintah yang diberikan oleh Yesus. Mereka melangkah dengan iman dan percaya bahwa mereka pasti disembuhkan.
Kesepuluh orang kusta tersebut sembuh dari penyakit yang mereka derita. Dan sudah seharusnyalah mereka bersyukur dan datang kepada Yesus untuk mengucapkan terima kasih, serta mempersembahkan hidup mereka bagi kemuliaan namaNya. Tetapi tidak demikian yang terjadi. Ternyata hanya satu dari sepuluh orang yang datang kembali kepada Yesus dan memuliakan namaNya. Bahkan Yesus-pun heran dan bertanya kemana orang-orang lain yang telah disembuhkan olehNya.
Kita dapat melihat bahwa Tuhan telah menyiapkan berkat lainnya bagi mereka yang mau setia datang kepadaNya. Tidak hanya kesembuhan yang diterima satu orang yang kembali itu, tetapi dia juga menerima berkat lainnya yaitu berkat keselamatan yang dari Tuhan.
Banyak orang yang ketika dalam masalah, mereka berbondong-bondong datang ke gereja, rajin beribadah, mengikuti setiap kegiatan doa dan acara apapun yang diadakan di gereja. Mereka beranggapan bahwa dengan cara itu mereka akan mendapatkan jawaban atas masalah yang mereka hadapi.
*courtesy of PelitaHidup.com
Tuhan memang tidak pernah berhutang kepada setiap orang yang datang kepadaNya, berseru dan meminta kepadaNya. Dia akan memberikan jawaban bagi setiap doa dan pergumulan kita. Tetapi sebagian besar orang justru lupa untuk memuliakan nama Tuhan ketika mereka telah lepas dari masalah yang mereka hadapi.
Mereka mulai mengurangi kegiatan yang tadinya diikuti. Mereka mulai disibukkan dengan berbagai hal. Dan berbagai alasan muncul untuk menghindari kegiatan beribadah. Padahal bukan itu yang Tuhan inginkan. Tuhan ingin agar kita tetap setia dan dekat kepadaNya ketika kita telah lepas dari segala masalah. Tuhan ingin agar kita semakin intim dengan Dia. Dan Tuhan rindu agar kita tetap memuji dan memuliakan namaNya di saat kita sudah menerima jawaban atas doa-doa kita.
*courtesy of PelitaHidup.com
Jangan pernah lepaskan kasih karunia Tuhan ketika kita sudah menerima jawaban doa-doa kita. Jangan lupakan betapa baiknya Tuhan kepada kita, karena Dia telah menyembuhkan kita, memulihkan kita, memberi kita kekuatan, memberi kita pekerjaan, memberi kita kesuksesan dalam karir, memberi kita jalan keluar atas bisnis kita, dan lain sebagainya.
Tetap jaga hubungan kita dengan Tuhan walaupun kita sudah menerima jawaban atas masalah kita. Jangan pernah lengah, karena iblis selalu mencari kesempatan di saat-saat kita lengah. Dan ketika kita tetap menjaga hubungan intim dengan Tuhan, maka Tuhan akan mencurahkan berkat-berkat lainnya dalam kehidupan kita. Berkat-berkat yang tidak pernah kita pikirkan dan tidak pernah kita lihat akan kita terima dalam kehidupan kita.
Mari kita senantiasa menjaga hubungan kita dengan Tuhan pada saat Dia telah memberikan kemenangan atas masalah-masalah yang kita hadapi. Jangan lepaskan kesetian kita kepada Tuhan dan terimalah berkat berkelimpahan yang telah Tuhan sediakan bagi kita. Haleluya!
*courtesy of PelitaHidup.com
“Katanya kepada orang itu: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hamba yang baik; engkau telah setia dalam perkara kecil, karena itu terimalah kekuasaan atas sepuluh kota.” Lukas 19:17
“Siapakah hamba yang setia dan bijaksana, yang diangkat oleh tuannya atas orang-orangnya untuk memberikan mereka makanan pada waktunya?
Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang.” Matius 24:45-46

--

Masa hidupku ada dalam tangan-Mu, lepaskanlah aku dari tangan musuh-musuhku dan orang-orang yang mengejar aku!
Mazmur 31:16



Secara tidak sadar manusia sering melakukan penipuan pada diri sendiri dengan berbagai cara mempertahankan kemudaan, misalnya: agar tampak tidak tua berupaya memoles rambut putih jadi hitam, kulit keriput dioperasi menjadi kencang, dan berbagai hal lain. Manusia tidak suka bicara tentang penuaan, kematian, kefanaan, ketidakberdayaan? Manusia lebih suka bicara dan mempertahankan tentang kehidupan, kekinian, dan kehebatan mereka di usia muda, meski sadar ataupun tidak mereka adalah makhluk yang bisa mati, fana, dan tidak berdaya.

Berapa kali Anda sudah merayakan ulang tahun? Atau sudah berapa kali Anda menghadiri perayaan ulang tahun orang lain? Selalu ada lagu "panjang umurya panjang umurnya ....." yang merupakan harapan manusia yang ingin kekekalan dengan umur panjang. Tapi kalau mau jujur setiap kali kita berulang tahun umur kita memendek satu tahun dan bukan bertambah panjang satu tahun karena kita hidup dalam kondisi sementara. Umur panjang adalah saat kita menerima Kristus sebagai Juruselamat karena Dialah yang menjanjikan hidup kekal nanti. Oleh sebab itu orientasikan hidupmu pada hal yang kekal dan bukan pada hal yang fana.



Hidup kekal hanya ada dalam Kristus.

--

DUA KERAJAAN
Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah (Matius 22:21)

Bacaan: Matius 22:15-22
Setahun: Yeremia 24-26; Titus 2

Dalam sebuah tulisan di USA Today, Rick Hampson menulis, “Tidak seperti dahulu, kehidupan agama kaum muda sekarang tidak membuat mereka peduli pada kehidupan bernegara. Mereka bahkan menganggap pemilihan umum sebagai tindakan yang tak masuk akal.” Berikut adalah kutipan kata-kata dari seorang sarjana, “Saya tak peduli mengapa saya tidak peduli.” Saya heran bahwa sebagai pengikut Yesus, kita terkadang juga memandang tanggung jawab bernegara kita dengan cara seperti itu!

Pandangan Yesus dalam Matius 22 membantu para pengikut-Nya untuk berpikir jernih mengenai kewajiban bernegara mereka di dunia. Bangsa Yahudi diwajibkan membayar pajak kepada pemerintah Romawi. Mereka benci membayar pajak karena uang tersebut langsung masuk ke perbendaharaan Kaisar. Sebagian pajak ini digunakan untuk menyokong pembangunan kuil-kuil berhala dan gaya hidup para bangsawan Romawi yang mengalami kemerosotan moral. Mereka mungkin juga mempertanyakan apakah mereka memiliki tanggung jawab bernegara kepada Kaisar. Namun, Yesus mengingatkan bahwa mereka memiliki dua kewarganegaraan. Mereka hidup di dunia yang memiliki dua kerajaan, yaitu kerajaan Kaisar (otoritas yang bersifat manusiawi) dan kerajaan Allah (otoritas yang bersifat ilahi). Mereka bertanggung jawab terhadap keduanya, tetapi mereka punya tanggung jawab lebih kepada Allah dan kerajaan-Nya (Kisah Para Rasul 5:28,29).

Sebagai pengikut Kristus, kita diperintahkan untuk bekerja sama dengan penguasa kita, tetapi kita dipanggil untuk menunjukkan ketaatan dan komitmen utama kepada Allah .

HOT TARGET : PEMERINTAH MEMILIKI OTORITAS,
TETAPI ALLAH MEMEGANG OTORITAS TERTINGGI

rincian ayat renungan hari ini :

Matius 22:15-22
22:15 Kemudian pergilah orang-orang Farisi; mereka berunding bagaimana mereka dapat menjerat Yesus dengan suatu pertanyaan.
22:16 Mereka menyuruh murid-murid mereka bersama-sama orang-orang Herodian bertanya kepada-Nya: "Guru, kami tahu, Engkau adalah seorang yang jujur dan dengan jujur mengajar jalan Allah dan Engkau tidak takut kepada siapapun juga, sebab Engkau tidak mencari muka.
22:17 Katakanlah kepada kami pendapat-Mu: Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak?" .
22:18 Tetapi Yesus mengetahui kejahatan hati mereka itu lalu berkata: "Mengapa kamu mencobai Aku, hai orang-orang munafik? .
22:19 Tunjukkanlah kepada-Ku mata uang untuk pajak itu." Mereka membawa suatu dinar kepada-Nya.
22:20 Maka Ia bertanya kepada mereka: "Gambar dan tulisan siapakah ini?" .
22:21 Jawab mereka: "Gambar dan tulisan Kaisar." Lalu kata Yesus kepada mereka: "Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah." .
22:22 Mendengar itu heranlah mereka dan meninggalkan Yesus lalu pergi.

--

Yang berjalan di depanmu di perjalanan untuk mencari tempat bagimu, di mana kamu dapat berkemah: dengan api pada waktu malam dan dengan awan pada waktu siang, untuk memperlihatkan kepadamu jalan yang harus kamu tempuh.
Ulangan 1:33


"Andaikan aku ini Tuhan..." Kalimat ini tidak jarang muncul begitu saja lewat bibir kita, entah sadar atau tidak. Yang jelas kalimat tersebut menggambarkan sebuah ketidakberdayaan kita sebagai manusia. Ketika malapetaka dan kemalangan melanda kehidupan, saat itu kita sadar bahwa kita membutuhkan sebuah kekuatan yang sanggup mengatasi setiap problem. Jelas kekuatan itu hanya dimiliki oleh satu pribadi yaitu Tuhan. tapi celakanya kita seringkali mencoba mengatasi problema dengan bertindak sebagai tuhan atas hidup kita sendiri.

Bangsa Israel adalah sebuah contoh kasus nyata. Allah telah menuntun bangsa ini sedemikian rupa, mulai dari Mesir (tanah perbudakan) hingga ke negeri perjanjian (Kanaan). Bahkan kaki mereka sendiri telah berdiri di tanah yang Tuhan janjikan (Ulangan 1:30-31). Tapi karya Tuhan yang sedemikian dahsyat itu dianggap angin lalu saja. Mereka bersikeras mengatur hidup mereka sendiri dan menjadi tuhan atas hidup mereka sendiri (Ulangan 1:32). Tentu saja mereka berpikir bahwa cara demikian adalah yang terbaik bagi mereka. Tapi sayangnya, cara-cara seperti ini kurang berhikmat, sering berakhir dengan menyedihkan. Jika demikian, masihkah kita ingin bertindak sebagai tuhan atas hidup kita?


Jangan pernah jadi tuhan atas diri Anda, semua adalah kesia-siaan.

-
Pada hari kesesakanku aku berseru kepada-Mu, sebab Engkau menjawab aku
Mazmur 86:7

Bacaan: Mazmur 86:1-7
Setahun: Yeremia 27-29; Titus 3

Sebuah judul berita berbunyi: Doa-doa yang Tak Terjawab: Surat-surat untuk Tuhan Ditemukan Terbuang di Lautan. Surat-surat itu, yang berjumlah 300 buah dan dikirimkan kepada seorang pendeta di New Jersey, telah dibuang ke laut. Kebanyakan surat itu belum dibuka. Pendeta tersebut sudah lama meninggal. Bagaimana ratusan surat itu bisa ditemukan terapung-apung di atas ombak pantai New Jersey, masih menjadi misteri.

Surat-surat itu ditujukan kepada sang pendeta karena ia berjanji untuk mendoakannya. Beberapa surat meminta hal-hal yang tidak keruan; yang lainnya ditulis oleh pasangan, anak-anak, atau janda yang sedang menderita. Mereka menumpahkan isi hati mereka kepada Allah, memohon pertolongan untuk saudara mereka yang menyalahgunakan obat dan alkohol, atau pasangan yang mengkhianati mereka. Ada satu surat yang minta seorang suami dan ayah yang mencintai anaknya. Reporter itu menyimpulkan, semua surat itu adalah “doa-doa yang tak terjawab”.

Tidak demikian! Jika para penulis surat itu berseru kepada Allah, maka Dia mendengar setiap seruan mereka. Tak satu pun doa yang jujur terlewat dari telinga-Nya. “Engkau mengetahui segala keinginanku,” Daud menulis di tengah-tengah krisis pribadi yang mendalam, “dan keluhku pun tidak tersembunyi bagi-Mu” (Mazmur 38:10). Daud mengerti bahwa kita bisa menyerahkan segala kesusahan kita kepada Tuhan, bahkan jika tidak ada orang lain yang mau mendoakan kita. Dengan penuh keyakinan, ia menyimpulkan, “Pada hari kesesakanku aku berseru kepada-Mu, sebab Engkau menjawab aku” (86:7) —DHR


YESUS MENDENGAR SERUAN KITA YANG PALING LEMAH




Mazmur 86:1-7
86:1 Doa Daud. Sendengkanlah telinga-Mu, ya TUHAN, jawablah aku, sebab sengsara dan miskin aku.
86:2 Peliharalah nyawaku, sebab aku orang yang Kaukasihi, selamatkanlah hamba-Mu yang percaya kepada-Mu.
86:3 Engkau adalah Allahku, kasihanilah aku, ya Tuhan, sebab kepada-Mulah aku berseru sepanjang hari.
86:4 Buatlah jiwa hamba-Mu bersukacita, sebab kepada-Mulah, ya Tuhan, kuangkat jiwaku.
86:5 Sebab Engkau, ya Tuhan, baik dan suka mengampuni dan berlimpah kasih setia bagi semua orang yang berseru kepada-Mu.
86:6 Pasanglah telinga kepada doaku, ya TUHAN, dan perhatikanlah suara permohonanku.
86:7 Pada hari kesesakanku aku berseru kepada-Mu, sebab Engkau menjawab aku.

-

Doa Membangun Orang Percaya | Efesus 1:17-23

Paulus senantiasa memiliki pandangan yang benar di dalam doanya. Bagaimanakah caranya? Pertama, ia selalu merenungkan karakter Allah di dalam setiap pemikirannya. Ia pun selalu mengamati pergumulan jemaat-jemaat yang ia rintis, bersyukur atas keberadaan mereka, serta meminta Tuhan untuk membangun orang-orang kudus itu. Di dalam Efesus 1, Paulus menyebutkan empat permohonan yang semuanya masih relevan bagi orang percaya di zaman ini. Ia selalu meminta Tuhan untuk memberikan roh hikmat dan wahyu agar mereka – dan juga kita – dapat:

Mengenal Allah dengan lebih baik lagi. Keinginan Paulus adalah agar Roh Kudus 1) menyatakan kebenaran yang lebih dalam tentang hubungan kita dengan Kristus, 2) menerangi pikiran kita dengan kebenaran, 3) memberikan kepada kita hikmat untuk mempraktikkan apa yang telah kita pelajari.

Dipenuhi dengan pengharapan. Paulus berdoa agar Tuhan memenuhi kita dengan pengertian yang benar tentang apa yang kita miliki dalam Kristus, baik saat ini maupun sampai kekekalan nanti. Ia tahu bahwa jika kita memahami kebenaran ini, maka kita akan selalu dipenuhi dengan pengharapan.

Menyadari perubahan yang telah terjadi atas diri kita. Paulus berdoa agar kita semua percaya bahwa kita telah dijadikan sebagai hadiah dari Bapa untuk Anak-Nya. Setiap orang percaya merupakan bagian dari warisan yang dimiliki Yesus yang tentu amat berharga di mata-Nya.

Mengalami karya Roh Kudus yang luar biasa dalam hidup kita. Paulus ingin agar pengenalan kita akan Allah dapat berkembang dari sekadar pengetahuan akali kepada pengenalan yang muncul dari pengalaman.

Paulus tahu bahwa bila kita meningkatkan pengenalan kita akan Allah, mensyukuri keberadaan kita dan mengalami kuasa Roh Kudus, maka kita akan sanggup menjalani kehidupan ini di dalam Dia. Marilah kita menaikkan permohonan serupa kepada Tuhan bagi orang lain.

GBU all....

--

Kata Yesus kepadanya: "Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami.
Yohanes 14:9



Kata-kata ini tidak diucapkan sebagai hardikan, tidak juga dengan rasa heran; Yesus menganjurkan Filipus untuk datang lebih dekat. Namun kita selalu menjadi pribadi yang paling lambat menjadi akrab dengan Yesus. Sebelum hari Pentakosta, para murid mengenal Yesus sebagai Pribadi yang memberi mereka kuasa untuk mengalahkan setan-setan dan mendatangkan kebangunan rohani (Lukas 10:18-20). Itu merupakan keakraban yang lebih mesra yang sedang menantikan mereka, "...Aku menyebut kamu sahabat..." (Yohanes 15:15). Persahabatan sejati jarang terjalin di dunia. Itu berarti menyamakan diri dengan seseorang dalam pikiran, hati dan roh. Seluruh pengalaman hidup dirancang untuk menyanggupkan kita memasuki hubungan terakrab ini dengan Yesus Kristus. Kita menerima berkat-berkat-Nya dan mengetahui firman-Nya, tetapi apakah kita sesungguhnya mengenal Dia?

Yesus bersabda, "Lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi..." (Yohanes 16:7). Dia meninggalkan hubungan itu untuk menuntun mereka semakin dekat. Yesus bersukacita bila seorang murid meluangkan waktu untuk berjalan semakin dekat bersama Dia. Menghasilkan buah selalu ditunjukkan dalam Alkitab sebagai akibat nyata dari hubungan yang akrab dengan Yesus Kristus (Yohanes 15:1-4).

Sekali kita bergaul akrab dengan Yesus, maka kita tidak pernah kesepian dan kita tidak pernah kurang pengertian atau belas kasihan. Kita senantiasa dapat mencurahkan isi hati kita kepada-Nya tanpa dianggap bersikap emosional secara berlebihan atau beriba-diri. Orang Kristen yang benar-benar akrab dengan Yesus takkan pernah menarik perhatian terhadap dirinya sendiri, tetapi hanya akan menunjukkan bukti suatu kehidupan yang sepenuhnya dikuasai Yesus. Itu adalah akibat dari mempersilahkan Yesus mengisi setiap segi kehidupan dengan kepuasan yang sempurna. Gambaran yang dihasilkan oleh kehidupan semacam itu adalah gambaran keseimbangan yang teguh dan tenang yang diberikan oleh Tuhan kita kepada mereka yang akrab dengan Dia.


Jadikan keintiman dengan Tuhan sebagai gaya hidup kita.

--

Supaya Ia, menurut kekayaan kemuliaan-Nya, menguatkan kamu dengan kuasa melalui Roh-Nya di dalam batinmu
Efesus 3:16

Bacaan: Efesus 3:14-4:3
Setahun: Yeremia 30-31; Filemon

Suatu sore Dana dan Rich pergi ke luar untuk bersepeda dengan harapan akan pulang ke rumah dalam keadaan lebih segar. Sebaliknya, sejak sore itu hidup mereka berubah selamanya. Ketika bersepeda menuruni bukit, Rich kehilangan kendali dan mengalami kecelakaan. Tubuhnya terluka parah dan ia dibawa ke rumah sakit dalam keadaan yang hampir tak terselamatkan.

Dana dengan setia berjaga di samping suaminya. Suaminya tak bisa makan sendiri dan tidak bisa berjalan. Suatu hari, ketika keduanya duduk-duduk di bawah pohon di luar rumah sakit, Rich berbalik kepada istrinya dan berkata, “Dana, aku tidak tahu apakah aku akan bisa berjalan lagi, tetapi aku belajar untuk berjalan lebih dekat kepada Yesus, dan itulah yang benar-benar kuinginkan.” Bukannya marah kepada Allah, Rich justru mengulurkan tangan untuk menggapai tangan-Nya.

Terkadang di tengah-tengah ujian hidup, kita perlu merenungkan orang-orang seperti Rich untuk membantu kita mengubah cara pandang, yaitu untuk mengingatkan akan hubungan kita yang luar biasa dengan Allah melalui Yesus Kristus. Hubungan seperti inilah yang paling kita butuhkan saat memasuki perjalanan hidup yang paling berat.

Kita tidak dipersiapkan untuk menghadapi semua masalah yang menghadang, tetapi Allah siap menopang kita. Karena itu, Dia meminta kita untuk menyerahkan semua masalah kepada-Nya, untuk menyerahkan “khawatirmu kepada Tuhan” (Mazmur 55:23). Seperti yang didapati oleh Rich, berjalan bersama Yesus tidak tergantung pada kaki, tetapi pada hati kita —JDB


KITA BISA MELEWATI KEGELAPAN YANG PALING PEKAT
APABILA BERJALAN BERSAMA ALLAH DALAM TERANG




Efesus 3:14-4:3
3:14 Itulah sebabnya aku sujud kepada Bapa,
3:15 yang dari pada-Nya semua turunan yang di dalam sorga dan di atas bumi menerima namanya.
3:16 Aku berdoa supaya Ia, menurut kekayaan kemuliaan-Nya, menguatkan dan meneguhkan kamu oleh Roh-Nya di dalam batinmu,
3:17 sehingga oleh imanmu Kristus diam di dalam hatimu dan kamu berakar serta berdasar di dalam kasih.
3:18 Aku berdoa, supaya kamu bersama-sama dengan segala orang kudus dapat memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus,
3:19 dan dapat mengenal kasih itu, sekalipun ia melampaui segala pengetahuan. Aku berdoa, supaya kamu dipenuhi di dalam seluruh kepenuhan Allah.
3:20 Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita,
3:21 bagi Dialah kemuliaan di dalam jemaat dan di dalam Kristus Yesus turun-temurun sampai selama-lamanya. Amin.

4:1 Sebab itu aku menasihatkan kamu, aku, orang yang dipenjarakan karena Tuhan, supaya hidupmu sebagai orang-orang yang telah dipanggil berpadanan dengan panggilan itu.
4:2 Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu.
4:3 Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera:

--

syukur
Puspa sangat senang ketika mengikuti acara ulang tahun perusahaan. Sebetulnya bukan hanya Puspa, semua orang juga senang. Salah satu acaranya adalah pembagian door prize. Door prize ini sangat menarik karena jumlahnya banyak. Semua orang pasti dapat. Dari handphone (HP), walkman, DVD player, hingga selimut, gelas, panci, jaket dan berbagai jenis barang lainnya.

Puspa sudah mengincar HP karena HP-nya sudah sering mati, sudah saatnya beli baru. Apalagi HP yang dijadikan door prize ada tiga unit. Berarti kesempatan
makin besar kan ?

Cara pembagian door prize berbagai macam, ada yang diundi, ada yang diberikan bagi yang bisa menjawab pertanyaan, dan sebagainya. Dua HP telah dibagikan
secara diundi. Puspa masih mengharap untuk mendapatkan HP ketiga. Saat itu dikatakan bahwa HP ketiga akan diberikan kepada yang rumahnya paling jauh dari
kantor. Puspa sangat gembira, rumahnya di Tangerang.
Segera dia mengacungkan tangannya.

Pada saat bersamaan ada dua orang lain yang mengacungkan tangan. Yang satu tinggal di Ciputat, Jakarta Selatan, dan yang kedua tinggal di Tanjung
Priok, Jakarta Utara. Pembawa acara menanyakan kepada para hadirin untuk menentukan mana yang rumahnya paling jauh. Beberapa orang memilih Puspa yang
rumahnya paling jauh karena tinggal di Tangerang.
Hampir semua orang setuju, Puspa sudah senang sekali.

Tapi tiba-tiba ada yang mengatakan bahwa sebenarnya yang di Tanjung Priok lebih jauh jaraknya. Tangerang memang bisa dikatakan luar Jakarta , tapi dari segi
jarak, masih lebih jauh yang di Tanjung Priok. Hadirin lain ada yang setuju dan ada yang tidak setuju. Tapi karena lebih banyak yang setuju, akhirnya orang yang
rumahnya di Tanjung Priok terpilih sebagai pemenang yang berhak mendapatkan HP.

Semua orang menganggap hal tersebut sebagai permainan saja. Tapi bagi Puspa, kejadian itu sangat mengecewakannya. Dia sangat kecewa dengan keputusan
tersebut. Akhirnya Puspa mendapat sebuah selimut tebal. Puspa sangat kecewa.

Beberapa waktu kemudian, terjadilah hujan lebat selama beberapa hari di Jakarta sehingga beberapa daerah terkena banjir. Rumah Puspa kebetulan aman dari
banjir. Tapi rumah karyawan yang tinggal di Tanjung Priok itu terlanda banjir. Untunglah seluruh anggota keluarganya sempat dievakuasi.

Diselamatkan HP

Setelah kembali bekerja, dia bercerita bahwa door prize HP yang diperolehnya telah menyelamatkannya.
Dengan HP tersebut dia bisa menghubungi sanak saudaranya sehingga mereka bisa minta bantuan tim penyelamat untuk mengevakuasinya dan seluruh anggota
keluarga.

Mendengar hal ini, Puspa malu sendiri. Ternyata HP tersebut lebih berguna di tangan orang lain. Puspa malu pada dirinya sendiri. Bukankah dia bisa beli HP
baru lagi asalkan mau menabung? Dia merasa harus bersyukur karena teman kerjanya terselamatkan oleh HP tersebut.

Kini Puspa bisa mensyukuri hadiahnya karena ternyata adiknya sakit dan menggigil akibat demam tinggi.
Selimut tebal Puspa menjadi penyelamat sementara karena di rumah memang tidak ada selimut.

Ketika saya menjadi pembicara di salah satu public workshop, salah seorang peserta, seorang ibu, bercerita. Ibu ini mempekerjakan seorang pembantu
rumah tangga di rumahnya. Baru dua minggu bekerja, pembantu tersebut mengajukan satu pertanyaan yang mengejutkan.

Dia bertanya: "Bu, Ibu kok tiap hari pesta?". Tentu saja Ibu itu terkejut, dia tidak merasa mengadakan pesta di rumahnya. Apalagi pesta tiap hari. "Pesta?
Pesta apa?", tanyanya heran. "Ibu tiap hari masak ayam. Itu kan pesta?", jawab pembantunya dengan polos.
Tentu saja Ibu ini terkejut, tersentak, dan sekaligus terharu.

Hatinya tersentuh. Hampir menangis rasanya. Berarti, pembantu ini biasanya hanya makan ayam di saat pesta.
Karena itu, pembantunya heran mengapa di tempatnya bekerja setiap hari masak ayam, mengapa setiap hari mengadakan pesta. Ibu ini hanya diam saja, tidak bisa berkata apa-apa, tidak bisa menjawab. Matanya berkaca-kaca.

Sambil menceritakan kisah inipun, mata beliau berkaca-kaca. Kisah tersebut membuat semua orang yang ada di ruangan itu, seluruh peserta public workshop
termasuk saya yang menjadi pembicara, merasa tersentuh dan terharu, sekaligus merasa malu. Mata kami juga berkaca-kaca.

Salah seorang peserta mengaku merasa malu pada dirinya sendiri setelah mendengar kisah tersebut. Dia berkata:
"Di rumah, anak-anak saya sering berkata Bosan ah. Makan ayam melulu.'' Padahal di luar sana , masih ada orang yang hanya makan ayam kalau pesta". "Kita harus
belajar untuk bersyukur" kata salah seorang peserta lain. Semua setuju. Semua orang tergerak untuk mensyukuri apa yang sudah dimiliki. Mensyukuri semua yang sudah diberikan Tuhan kepada kita.

Seorang ibu yang berusia 50 tahun selalu dikira baru berumur 30 tahun. Benar-benar awet muda. Ketika ditanya apa rahasianya, beliau menjawab:"Selalu
bersyukur. Tuhan selalu memberikan yang terbaik untuk kita. Meskipun kita tidak menyadarinya. " Betul sekali, Tuhan selalu memberikan yang terbaik untuk kita semua.
Be thankful! Give thanks for everything!


oleh : Lisa Nuryanti
__________________
Be careful of the words you speak,and keep them soft and sweet!
For you never know from day to day,which words you'll have to eat!

--

03 November 2007 -- S A B T U

Meningkatkan Level Doa Kita (2) | Efesus 3: 14-16

Kita telah belajar bagaimana caranya meningkatkan level doa kita naik ke level berikutnya melalui teladan yang ditunjukkan rasul Paulus. Kita telah belajar tentang pentingnya mengenal Kristus lebih dalam lagi, bersyukur atas pertumbuhan rohani saudara-saudara seiman, serta terus mendoakan pertumbuhan iman mereka. Sekarang mari kita lihat di dalam Efesus 3, guna belajar lebih dalam lagi tentang karakteristik doa rasul Paulus.

Sikap doanya. Kerendahan hati selalu menandai doa-doanya. Paulus sadar bahwa bukan pengetahuannya yang luas atau kefasihan lidahnya yang membuat Allah mau mendengar dan menjawab doanya. Doanya didengar semata-mata oleh karena Yesus. Jadi bukan sikap tubuh kita yang lebih penting, melainkan sikap hati kita. Kerendahan hati adalah sikap yang sangat dihargai oleh Allah. Tidak ada gunanya kita bersimpuh berdoa, bila hati kita masih dikuasai kesombongan yang selangit. Lihatlah Paulus, meskipun ia memiliki segudang reputasi, ia sama sekali tidak mau menjadi pusat perhatian (Filipi 3:3-8). Fokusnya selalu tertuju pada Bapa dan Yesus.

Dasar doanya. Dasar dari setiap doa yang dinaikkan Paulus adalah Allah Tritunggal: Bapa, Anak dan Roh Kudus. Misalnya dalam bacaan hari ini, Paulus memproklamirkan Allah sebagai Bapa, yang dari pada-Nya semua turunan yang di dalam surga dan di atas bumi menerima namanya; kekayaan kemuliaan-Nya di dalam Kristus Yesus; serta kuasa dalam Roh Kudus. Paulus senantiasa berdoa agar Allah melakukan sesuatu bagi jemaat Tuhan di Efesus berdasarkan kuasa-Nya yang tak terbatas itu.

Tindakan terbaik yang dapat kita lakukan bagi orang lain adalah dengan berdoa bagi orang tersebut. Karena itu sediakanlah banyak waktu untuk berkomunikasi secara intim dengan Tuhan, belalah kehidupan orang lain di hadapan-Nya, tentu saja dengan sikap dan dasar doa yang benar.

GBU all..

PS : gw teteb 1 kali/hari loh yaaa....ada hari dan tglnya kan???

--

Bagaimana Menghadapi Serangan Iblis | I Petrus 5:6-10

Di dalam bacaan Firman Tuhan tentang perlengkapan senjata Allah di dalam Efesus 6:10-17, Rasul Paulus menggambarkan peperangan rohani yang berat harus dihadapi oleh semua orang Kristen. Paulus menggunakan kata-kata yang tegas, seperti: “perjuangan,” “penghulu-penghulu,” “roh-roh,” panah-panah api,” dan sebagainya. Tidak ada seorangpun yang dapat melarikan diri dari kenyataan bahwa kita benar-benar akan berada di tengah-tengah peperangan seperti itu.

Memang kita tahu Yesus telah menang dan Ia selalu memimpin kita di dalam kemahakuasaan-Nya. Tetapi, bagaimana dengan ayat-ayat Firman Tuhan seperti Wahyu 13:7 dan Daniel 7:21-25, yang menjelaskan kepada kita bahwa Iblis akan berperang melawan orang-orang Kudus dan mengalahkan mereka? Ayat-ayat ini memang berbicara mengenai masa penganiayaan, tetapi orang-orang Kudus tidak akan mengalami kehancuran. Mereka mungkin akan dikalahkan dan dibunuh, tetapi pada akhirnya mereka masih dapat muncul sebagai pemenang. Memang, kita tidak dapat lari dari kenyataan bahwa perjuangan kadang-kadang mengambil semua yang kita miliki sehingga kita keletihan. Sulit sekali untuk menahan roh kekejaman dan perlawanan seperti yang berkembang terus di negeri kita.

Seperti Lot di tanah Sodom, orang-orang benar disakiti dari hari ke hari. Rasul Petrus memberikan kepada kita formula indah di dalam bacaan hari ini ini agar kita dapat menjadi seorang pemenang di tengah-tengah keletihan kita: “Lawanlah dia dengan iman yang teguh, sebab kamu tahu, bahwa semua saudaramu di seluruh dunia menanggung penderitaan yang sama. Dan Allah, sumber segala kasih karunia, yang telah memanggil kamu dalam Kristus kepada kemuliaan-Nya yang kekal, akan melengkapi, meneguhkan, menguatkan dan mengokohkan kamu, sesudah kamu menderita seketika lamanya” (I Petrus 5:9-10). Pakailah formula ini, sehingga Anda mampu bertahan.

GBU all...

--

"Pergilah memberitahukan kepada penduduk Yerusalem dengan mengatakan: Beginilah firman TUHAN: Aku teringat kepada kasihmu pada masa mudamu, kepada cintamu pada waktu engkau menjadi pengantin, bagaimana engkau mengikuti Aku di padang gurun, di negeri yang tiada tetaburannya.

Apakah Anda masih mengasihi Allah seperti dahulu, atau Anda hanya berharap Allah mengasihi Anda? Apakah segala sesuatu dalam hidup Anda membuat hati-Nya bersukacita, atau Anda selalu mengeluh karena banyak hal tidak terjadi sesuai dengan keinginan Anda? Seseorang yang telah lupa akan harta kekayaan Allah takkan merasa gembira. Sungguh indah untuk mengenang bahwa Yesus Kristus mempunyai kebutuhan yang dapat kita penuhi - "Berilah aku minum" (Yohanes 4:7). Berapa besarkah kasih yang telah Anda tunjukkan kepada-Nya minggu lalu? Sudahkah hidup Anda mencerminkan nama baik-Nya?

Allah sedang berkata kepada umat-Nya, "Kalian tidak mengasihi aku lagi sekarang, tetapi Aku ingat akan masa kalian mengasihi Aku dahulu." Dia bersabda, "Aku teringat... kepada cintamu pada waktu engkau menjadi pengantin" (Yeremia 2:2). Apakah cinta Anda kepada Yesus Kristus sekarang masih meluap-luap seperti pada mulanya dahulu, ketika Anda berbalik dari kebiasaan anda untuk membuktikan pengabdian Anda kepada-Nya? Apakah Dia pernah mendapati Anda sedang mengenang masa lalu ketika Anda hanya mempedulikan Dia saja? Masih seperti itukah keadaan Anda sekarang, atau Anda telah memilih hikmat manusia untuk menggantikan kasih sejati kepada-Nya? Apakah Anda sedemikian mengasihi Dia sehingga Anda tidak peduli ke mana pun Dia akan membimbing Anda? Atau Anda ingin tahu berapa banyak kehormatan yang Anda terima untuk mengimbangi pelayanan yang harus Anda berikan kepada-Nya.

Sementara Anda mengenang hal yang diingat Allah tentang diri Anda, Anda mungkin juga mulai menyadari bahwa Dia tidak seperti dahulu dalam sikap-Nya kepada Anda. Bila ini terjadi, Anda seharusnya membiarkan rasa malu dan rendah diri timbul dalam hidup Anda, karena itu akan mendatangkan dukacita rohani, dan "dukacita menurut kehendak Allah menghasilkan pertobatan..." (2 Korintus 7:10).

"Apakah kasih mula-mula tetap ada dalam hati anda?"

-

: Renungan
Look Busy

Posted: 03 Apr 2011 09:11 AM PDT

I Yohanes 2:28
"Maka sekarang, anak-anakku, tinggallah di dalam Kristus, supaya apabila Ia menyatakan diri-Nya, kita beroleh keberanian percaya dan tidak usah malu terhadap Dia pada hari kedatangan-Nya."
Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 94; Lukas 6; Ulangan 33-34

Pada saat saya sedang dalam perjalanan pulang ke rumah, sebuah stiker yang ditempelkan di belakang mobil sedan yang berada di depan saya menarik perhatian saya. Stiker itu tertulis dengan kata ‘Look Busy’.

Ketika saya menyerap kata-kata di stiker tersebut di dalam pikiran, saya jadi melihat segala kesibukan orang-orang di sekitar baik yang saya kenal atau tidak. Sadar atau tidak, kita sering merasa bahwa kegiatan kita begitu banyak sedangkan waktu itu terasa sedikit. 24 Jam seolah tidak cukup untuk "menampung" segala kegiatan kita di dunia ini.

Tidak heran bila ada orang di dunia yang hidup dari satu kegiatan dan melakukan kegiatan lain. Tidur dianggap prioritas kesekian untuk dikerjakan. Waktu-waktunya pun habis untuk mengejar uang, prestise, dan segala hal yang semu.

Namun, ada kesibukan yang begitu baik untuk kita kerjakan, yakni sibuk mempersiapkan kedatangan Tuhan Yesus kedua kali. I Yohanes 2:28 menulis bahwa kita sebagai murid-murid harus tetap tinggal di dalam Kristus supaya ketika Ia menyatakan diri-Nya kali kedua, kita beroleh keberanian percaya dan tidak usah malu terhadapnya.

Kata ‘tinggal’ disini tidak hanya mengenai mempertahankan iman Kristiani kita, tetapi juga melakukan amanat agung-Nya, yakni memberitakan injil ke segala makhluk di dunia dan menjadikan semua bangsa menjadi murid-Nya serta membaptis mereka dalam nama Bapa, Anak, dan Roh Kudus.

Kini, di hadapan Anda terdapat dua pilihan: apakah Anda mau terlihat sibuk dengan mengejar segala harta dan kemewahan dunia atau justru yang kedua, Anda mau terlihat sibuk dengan menceritakan kebaikan Tuhan Yesus kepada orang-orang disekitar dan membawa mereka kepada Sang Juruselamat? Pilihan yang tidak sulit jika Anda benar-benar mengasihi-Nya.

Tuhan Yesus akan segera datang dan ini adalah tanda agar kita terus bekerja mempersiapkan jalan bagi kedatangan-Nya kelak.

Sumber: Saduran Artikel Devotional "Look Busy" dari Ellen Prohaska

Renungan terkait
* Menunggu dengan antusias
* Kembali kepada Mu
* Kasih yang kekal
* Hadapi dan kalahkan masalahmu
* Kisah besi dan air

Comments (0)
March 16, 2011
Bodoh, Pintar, egois, peduli, semua bercampurbaur pada KISAH INI!!
Filed under: Renungan
Sepasang suami istri petani pulang kerumah stlh berbelanja. Seekor tikus memperhatikan makanan apa lagi yg dibawa mereka dari pasar??" Ternyata, salah satu yg dibeli oleh petani ini adalah Perangkap Tikus. Sang tikus kaget bukan kepalang.

Ia… segera berlari menuju kandang, mendatangi ayam & berteriak "ada perangkap tikus". Sang Ayam berkata "Tuan Tikus, Aku turut bersedih, tapi itu tidak berpengaruh padaku"

Sang Tikus lalu pergi menemui seekor Kambing sambil berteriak. Sang Kambing pun berkata "Aku turut ber simpati, tapi tidak ada yang bisa aku lakukan"

Tikus lalu menemui Sapi. Ia mendapat jawaban sama. "Maafkan aku. Tapi perangkap tikus tidak berbahaya buat aku sama sekali"

Ia lalu lari ke hutan & bertemu Ular. Sang ular berkata "Perangkap Tikus yang kecil tidak akan mencelakai aku"

Akhirnya Sang Tikus kembali kerumah dgn pasrah mengetahui kalau ia akan menghadapi bahaya sendiri.

Suatu malam, pemilik rumah terbangun mendengar suara keras perangkap tikusnya berbunyi menandakan telah memakan korban. Ketika melihat perangkap tikusnya, ternyata seekor ular berbisa. Buntut ular yg terperangkap membuat ular semakin ganas dan menyerang istri pemilik rumah.

Walaupun sang Suami sempat membunuh ular tsb, sang Istri tetap harus di bawa ke rumah sakit. Beberapa hari kemudian istrinya demam. Ia lalu minta dibuatkan sop ceker ayam oleh suaminya. Dengan segera ia menyembelih ayamnya utk dimasak cekernya.

Tetapi sakit sang Istri tak kunjung reda. Seorang teman menyarankan utk makan hati kambing.

Ia lalu menyembelih kambing utk mengambil hatinya. Istrinya tidak sembuh & akhirnya meninggal dunia.

Banyak sekali org datang pd saat pemakaman. Sehingga sang Petani harus menyembelih sapinya untuk memberi makan para pelayat.

Dari kejauhan sang Tikus menatap dgn penuh kesedihan. Beberapa hari kemudian ia melihat Perangkap Tikus tersebut sudah tidak digunakan lagi.

SUATU HARI,KETIKA ANDA MENDENGAR SESEORANG DALAM KESULITAN DAN MENGIRA ITU BUKAN URUSAN ANDA…

COBA PIKIRKANLAH SEKALI LAGI

TUHAN MEMBERKATI

(^__^)………GBU all

Comments (0)
March 10, 2011
Kekuatan Untuk Menghadapi Masalah
Filed under: Renungan

Kekuatan Untuk Menghadapi Masalah

Posted: 08 Mar 2011 04:12 PM PST

Filipi 4:13
“Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.”


Bacaan Kitab Setahun: Mazmur 69; Markus 13; Bilangan 21-22

Seorang teman bercerita kepada saya tentang seorang yang belum pernah yang datang kepadanya ketika sedang menghadapi masalah. Karena tahu bahwa teman saya Kristen, orang itu bertanya, “Jika saya dilahirkan kembali, apakah semua masalahnya akan hilang?”

“Tidak,” kata teman saya, “tetapi Anda akan mempunyai kekuatan untuk menghadapinya.”

Allah akan memberi kita hikmat dan keberanian. Dia akan mengelilingi kita dengan saudara-saudari dalam Kristus untuk membantu memikul beban kita, dan bahkan akan melengkapi kita dengan wawasan dan pertolongan praktis.

Jika Allah melenyapkan semua masalah kita dengan sekali pukul, maka kita tidak akan mempunyai kecakapan untuk bertahan, tidak siap menghadapi serangan yang tak terelakkan dari musuh jiwa kita. Tetapi di tengah-tengah masalah kehidupan, Allah menyediakan semua yang kita butuhkan supaya kita berhasil melewatinya.

Saat keadaan tidak baik-baik saja disitulah tangan Allah yang kuat terasa begitu nyata.

Renungan terkait
* Menghadapi masalah
* Mengapa Tuhan memberikan kita masalah
* Jangan kalah atas masalah
* Kuat seperti Abraham
* Dalam segala perkara Tuhan bekerja

Comments (0)
Taat = Sukses
Filed under: Renungan
Taat = Sukses

Posted: 07 Mar 2011 05:12 PM PST

Lukas19 : 17
"Katanya kepada orang itu: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hamba yang baik; engkau telah setia dalam perkara kecil, karena itu terimalah kekuasaan atas sepuluh kota."
Bacaan Kitab Setahun: Mazmur 68; Markus 12; Bilangan 19-20

Di sebuah sekolah taman kanak-kanak dilakukan penelitian yang menarik. Penelitian ini memakai siswa satu kelas sebagai sampelnya. Seorang guru di kelas itu berkata, "Anak-anak, ibu menaruh kue dan permen ini di atas meja. Ibu ada keperluan di kantor. Nanti kalau ibu kembali, ibu akan bagikan semua kue dan permen ini pada kalian."

Tanpa sepengetahuan anak-anak, para peneliti memasang monitor CCTV yang dipakai untuk melihat apa saja yang dilakukan anak itu. Begitu sang guru keluar, beberapa anak segera mengambil kue dan permen. Sebagian anak awalnya ragu, tetapi melihat sikap teman yang lain mereka pun ikutan mengambil. Hanya sedikit anak yang taat dan tetap duduk di bangkunya. Dengan cermat para peneliti mencatat perilaku setiap anak.

Tiga puluh kemudian, mereka mengadakan penelitian ulang terhadap anak-anak tersebut. Ternyata, anak-anak yang dulu taat sekarang jadi orang yang berhasil dan sukses. Sedangkan yang tidak taat menjadi orang yang gagal, baik dalam rumah tangga maupun karir yang mereka bangun.

Seringkali kita hanya mau taat jika itu menyangkut hal-hal besar. Untuk perkara yang kecil kita sering menganggap sepele sehingga menggampangkan dan berlaku seenaknya. Kita sudah menjungkirbalikkan hukum yang sebenarnya. Itulah mengapa Tuhan Yesus berkata, "Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar." (ayat 10). Firman-Nya mengajarkan kita, setialah lebih dulu untuk hal-hal kecil, hal-hal yang kelihatannya sederhana, sebelum kita bisa dipercayakan untuk hal yang lebih besar.

Jadi, apapun yang Tuhan percayakan pada kita hari-hari ini, setialah mengerjakannya. Sehingga Tuhan pun bisa memakai kita sebagai ‘alat’ di tangan-Nya, dan menjadi berkat bagi dunia ini.

Ketaatan tidak datang dengan sendiri dalam kehidupan manusia, perlu latihan agar ia tertanam dalam hidup kita.

Renungan terkait
* Kunci mujizat taat dan mau beribadah
* Berjalan dalam ketaatan
* Ketaatan total
* Kuat seperti Abraham
* Bersyukur dan berbahagia

Comments (0)
Taat = Sukses
Filed under: Renungan
Taat = Sukses

Posted: 07 Mar 2011 05:12 PM PST

Lukas19 : 17
"Katanya kepada orang itu: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hamba yang baik; engkau telah setia dalam perkara kecil, karena itu terimalah kekuasaan atas sepuluh kota."
Bacaan Kitab Setahun: Mazmur 68; Markus 12; Bilangan 19-20

Di sebuah sekolah taman kanak-kanak dilakukan penelitian yang menarik. Penelitian ini memakai siswa satu kelas sebagai sampelnya. Seorang guru di kelas itu berkata, "Anak-anak, ibu menaruh kue dan permen ini di atas meja. Ibu ada keperluan di kantor. Nanti kalau ibu kembali, ibu akan bagikan semua kue dan permen ini pada kalian."

Tanpa sepengetahuan anak-anak, para peneliti memasang monitor CCTV yang dipakai untuk melihat apa saja yang dilakukan anak itu. Begitu sang guru keluar, beberapa anak segera mengambil kue dan permen. Sebagian anak awalnya ragu, tetapi melihat sikap teman yang lain mereka pun ikutan mengambil. Hanya sedikit anak yang taat dan tetap duduk di bangkunya. Dengan cermat para peneliti mencatat perilaku setiap anak.

Tiga puluh kemudian, mereka mengadakan penelitian ulang terhadap anak-anak tersebut. Ternyata, anak-anak yang dulu taat sekarang jadi orang yang berhasil dan sukses. Sedangkan yang tidak taat menjadi orang yang gagal, baik dalam rumah tangga maupun karir yang mereka bangun.

Seringkali kita hanya mau taat jika itu menyangkut hal-hal besar. Untuk perkara yang kecil kita sering menganggap sepele sehingga menggampangkan dan berlaku seenaknya. Kita sudah menjungkirbalikkan hukum yang sebenarnya. Itulah mengapa Tuhan Yesus berkata, "Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar." (ayat 10). Firman-Nya mengajarkan kita, setialah lebih dulu untuk hal-hal kecil, hal-hal yang kelihatannya sederhana, sebelum kita bisa dipercayakan untuk hal yang lebih besar.

Jadi, apapun yang Tuhan percayakan pada kita hari-hari ini, setialah mengerjakannya. Sehingga Tuhan pun bisa memakai kita sebagai ‘alat’ di tangan-Nya, dan menjadi berkat bagi dunia ini.

Ketaatan tidak datang dengan sendiri dalam kehidupan manusia, perlu latihan agar ia tertanam dalam hidup kita.

--

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan beri komentar