Segar banget

Segar banget
bangett

Kamis, 01 September 2011

Rachael Ray, Sukses Karena Cinta Pekerjaan



Post under kisah sukses di Senin, Agustus 11, 2008 Diposkan oleh Elsa

Terus terang, saya baru mengenal nama Rachael Ray belum lama ini, karena saya juga tak begitu memperhatikan soal acara masak-memasak.

Sebelumnya, email saya sering dijejali oleh spammers yang mempromosikan produk teh pelangsing. Dari situ saya baru mengenal ada orang top bernama Rachael Ray.

Lho...apa hubungannya?

Mungkin Anda pernah menerima email yang judulnya ”Rachael Ray Endorses Blah Blah Tea” Nah, itu awal saya melihat namanya. Dalam hati waktu itu saya berkata “who the heck is Rachael Ray??”

Namun, rasa penasaran saya berkurang ketika saya melihat sebuah iklan di MetroTv tentang acara Rachael yang akan ditayangkan. Dari situlah saya kemudian tertarik untuk mengetahui sedikit jalan hidupnya. Akhirnya, dari sebuah artikel di ABC news dan Wikipedia, saya menemukan sedikit kisahnya. Bagi Anda yang belum tahu siapa itu Rachael Ray, berikut sedikit informasinya:

Sebelum terkenal seperti sekarang, Rachael Ray suka sekali memasak. Ia menganggap bahwa memasak adalah suatu hal yang bisa menenangkan pikirannya. Bahkan, karena kecintaanya akan memasak, pijatan lembut diiringi musik slow pun tak akan bisa mengalahkan perasaan rileksnya ketika memasak.

Berawal dari bekerja di kounter permen Macy’s sampai menjadi food buyer, Rachael kemudian dilirik sebuah stasiun TV lokal untuk menayangkan acara ”30 Minutes Meals”, yaitu acara yang mengajarkan orang untuk memasak dalam waktu 30 menit. Acara tersebut sukses berat, dan ia pun memutuskan untuk membukukan resep makanan dari acara tersebut.

Tak disangka, ternyata bukunya sampai ke pihak stasiun TV ternama NBC, yang kemudian mengundangnya di acara ”The Today Show”. Namun keberuntungannya tak berhenti di situ saja. Pihak Food Network yang melihat acara tersebut tertarik untuk mengundang Rachael sebagai host, di mana ia menjadi host pertama dari kalangan non-chef.

Rachael memang tidak menyebut dirinya chef, karena ia tak pernah punya pendidikan formal tentang kuliner. Ia bahkan membuat istilah-istilah sendiri untuk makanan, seperti ”sammy” untuk sandwich atau roti isi.

Namun, saking sibuknya, Rachael belum dikaruniai anak karena terlalu workaholic. Tapi setahu saya ia tidak suka mengeluh. Dia sangat mencintai pekerjaan yang menyitanya banyak waktu tersebut, di antaranya adalah menulis buku memasak dan menjadi host di acaranya sendiri. Dalam suatu wawancara, Rachael bahkan pernah berkata bahwa dia tak cocok untuk pekerjaan lain selain memasak.

Karena kecintaanya terhadap dunia kuliner itu, majalah Forbes akhirnya mencatat nama Rachael Ray sebagai orang kaya dengan penghasilan $6 juta dollar versi tahun 2006. Hebat memang, tapi saya rasa uang tersebut tak ternilai dengan kebahagiaan yang ia dapatkan saat menjalani pekerjaanya...

Jadi, cintai dan tekunilah pekerjaan Anda. Jika saat ini Anda terpaksa menjalani pekerjaan yang tidak Anda sukai, maka jadikanlah pekerjaan tersebut sebagai batu loncatan menuju apa yang benar-benar Anda cintai.

--

Terjerumus Menjadi Pengusaha
Post under inspirasi dan motivasi, kisah sukses di Senin, Juli 21, 2008 Diposkan oleh Elsa

Di saat banyak orang merasa jenuh akan pekerjaannya, orang-orang berikut ini bisa dibilang beruntung karena mereka bisa sukses menjadi pengusaha dari hal yang mereka cintai. Kisah perjalanan mereka menjadi pengusaha pun bisa dibilang ‘kebetulan’ saja, karena dulunya mereka tak berniat membisniskan hobby mereka.

Dari sebuah artikel di InformationWeek, tersebutlah para pengusaha di bidang teknologi dan informasi yang sukses menjadi pengusaha dari hal-hal yang mereka senangi.

1. Heather Armstrong

Dahulu, Heather adalah seorang wanita yang bekerja sebagai desainer web di sebuah perusahaan developer software. Di sela-sela pekerjaannya, Heather menulis hal-hal negatif tentang atasannya dalam blognya, Dooce. Suatu hari, atasannya tahu tentang blog tersebut, dan akhrinya Heather dipecat. Tapi, justru karena kisahnya yang dipecat karena ‘ngeblog’ itulah yang membuat Heather banyak dibicarakan. Ia kemudian meneruskan blognya dengan dibantu oleh suaminya. Sekarang, Dooce bisa mendapat iklan dari sumber-sumber seperti Federated Media dan Pheedo.

2. Kevin Rose

Dengan latar belakant IT dan broadcasting, Kevin Rose yang pernah bekerja di IBM ini sukses mengelola Digg. Setelah ia berhenti dari TechTV tahun 2004, ia lalu meluncurkan situs Digg-nya. Ia mengatakan bahwa Digg adalah sebuah proyek yang ia sukai, sehingga ia bersedia mengambil segala risiko yang ada. Hasilnya, sekarang Digg selalu dibanjiri pengunjung.

3. Mena Trott

Awalnya, Mena Grabowski Trott punya hobby membuat Movable Type sebagai software untuk blognya. Tahun 2001, Mena dan suaminya, Ben, kehilangan pekerjaan di sebuat firma desain web. Sebulan kemudian, pasangan suami istri tersebut meluncurkan Movable Type untuk public, yang sebelumnya hanya sebagai proyek pribadi. Berkat kekompakan dan kecintaan pasangan tersebut akan pekerjaannya, mereka sekarang bisa memiliki ratusan karyawan. Dari tak punya pekerjaan sampai mempekerjakan orang 

Tiga orang di atas hanyalah sedikit dari banyak orang yang berhasil meraih keberhasilan dengan menikmati pekerjaanya. Awalnya memang mereka tidak berniat berbisnis dari hobby, tapi karena kecintaan mereka pada bidangnya masing-masing tanpa fokus pada keuntungan, akhrinya justru hobby mereka lah yang menjadi sumber pundi-pundi dollar.

Masih banyak lagi orang lain yang juga berhasil seperti mereka. Untuk bisa seperti mereka, kita perlu memperlihatkan dedikasi kita akan bidang kita masing-masing. Cintailah pekerjaan, dan nikmatilah perjalanan hidup yang berliku ini.

--

Delivering Happiness – Tony Hsieh Berbagi Kisah Suksesnya bersama Zappos
Post under Buku, kisah sukses di Senin, Juni 07, 2010 Diposkan oleh Elsa

Hari ini, 7 Juni 2010 , adalah hari tepat di saat buku Delivering Happiness: A Path to Profits, Passion, and Purpose karya Tony Hsieh (CEO dari Zappos.com) diterbitkan di Amerika Serikat. Jadi, jika sekarang Anda mencarinya di toko-toko buku Indonesia, Anda tak akan menemukannya karena memang belum dijual dan tentunya belum diterjemahkan.

Saya sangat bersyukur sekali, karena saya termasuk salah seorang yang beruntung telah mendapatkan buku ini jauh-jauh hari sebelum diterbitkan untuk publik. Tapi tentu bukan cuma saya yang mendapatkan advance copy dari buku ini, tapi juga banyak blogger di seluruh dunia.

Karena itu, saya akan mencoba berbagi pada Anda tentang buku ini. Siapa tahu nanti Anda berminat membelinya :-)

Terus terang, saya sangat menyukai buku ini. Cerita yang ada di sana disampaikan dengan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti, dan tentu isinya sangat inspiratif.

Jadi, di dalam buku Delivering Happiness ini Tony mencoba menceritakan bagaimana ia bisa membawa Zappos sebagai salah satu perusahaan terhebat di dunia.

Kisahnya bermula dari Tony Hsieh yang pindah dari Taiwan ke Amerika Serikat bersama keluarganya karena ibunya kuliah di University of Illinois. Sejak kecil, Tony memang dididik untuk menjadi seseorang yang intelek dan memiliki profesi prestisius. Ia bahkan didorong oleh kedua orang tuanya untuk mendapatkan gelar Ph.D (doctor of philosophy).

Namun, sejak kecil Tony sebenarnya ingin memiliki bisnis sendiri. Ia pun sempat bercita-cita untuk memiliki peternakan cacing terbesar dan mendapatkan banyak uang darinya. Saat masih kecil, Tony bahkan sudah sempat membeli cacing-cacing untuk dikembangbiakkan, tapi usahanya kandas.

Ide-ide berbisnisnya pun terus muncul seiring ia tumbuh besar. Saat SMP, ia mencoba menulis dan menjual majalahnya sendiri. Selain itu, ia juga sempat berbisnis kancing pesanan, di mana ia beriklan di sebuah majalah dan mengumumkan bahwa ia akan membuat kancing dengan foto sang pemesan. Bisnisnya sebenarnya sudah cukup sukses, karena ia pun kewalahan membuat kancing pesanan. Namun, lama-lama ia menjadi bosan, dan “mewariskan” bisnisnya itu pada saudaranya.

Waktu pun berlalu, dan di bangku kuliah pun Tony masih terus memiliki ide bisnis yang bermunculan. Di universitasnya, Harvard University, ia dan teman-temannya bahkan sempat menyewakan tempat nonton film dan menginvestasikan $2000 untuk membangun bisnis pizza. Lagi-lagi bisnisnya laris manis, karena mereka satu-satunya penjual pizza di lingkungan kampus.

Nah, ketika lulus kuliah, Tony sempat bekerja di Oracle, sebuah perusahaan software terkemuka. Gaji yang ia terima di sana sebenarnya sangat besar ($ 40,000 / Rp 400 juta per tahun) dan pekerjaannya juga cukup mudah. Tapi justru itulah sebab mengapa Tony bosan dan menginginkan tantangan baru. Ia masih ingin mewujudkan mimpinya untuk memiliki kebebasan dengan bisnisnya sendiri.

Setelah mengundurkan diri dari Oracle, ia dan rekannya pun sempat mendirikan usaha web design, sampai mendirikan LinkExchange yang akhirnya sukses terjual seharga $265 juta (sekitar Rp 2.65 trilyun) pada Microsoft. Belum cukup sampai di situ, Tony dan rekan-rekannya merasa masih ada yang hilang meski mereka sudah kaya raya.

Tony pun bertemu dengan Nick Swinmurn yang menawarkan ide untuk membuat situs yang menjual sepatu. Tony pun setuju, dan akhirnya memberi nama situs tersebut Zappos di tahun 1999, yang diambil dari bahasa Spanyol Zapatos, yang berarti sepatu.

Zappos pun terus berkembang dengan pesat, dari nol penjualan sampai laba kotor $1 milyar tiap tahunnya. Masih belum berhenti sampai di situ, perusahaan raksasa Amazon milik Jeff Bezos pun membeli Zappos di tahun 2009 seharga $1.7 milyar (sekitar Rp 17 trilyun) dan terus berkembang sampai sekarang dengan diversifikasi produk di luar sepatu.

Di bulan Januari 2010, Zappos berhasil masuk jajaran majalan Fortune untuk “Best Companies to Work for" – perusahaan terbaik untuk bekerja.

Apakah rahasia Zappos sampai bisa sesukses ini?

Jawabannya ada pada budaya perusahaan (company culture).

Jika pada diri pribadi seseorang, karakter adalah kunci sukses. Tapi, bagi sebuah perusahaan budaya adalah kunci sukses.

Zappos memperlakukan pekerja mereka lebih dari seorang karyawan. Sampai-sampai, seorang karyawati yang baru saja kehilangan suaminya memutuskan untuk langsung menelpon teman-temannya di Zappos, bukannya anggota keluarga.

Zappos juga mendorong pekerja-pekerjanya untuk bekerja sepenuh hati. Mereka didorong untuk menganggap pekerjaan mereka lebih dari sekedar karir, melainkan sebagai sebuah panggilan.

“Our goal at Zappos is for our employees to think of their work not as a job or career, but as calling.”

Zappos memiliki prinsip untuk terus memuaskan pelanggan dengan tulus, selalu membuat mereka berkata “Wow!”, dan pelayanan pelanggan lain. Uang dan laba hanyalah bonus bagi mereka.

Apa yang ingin dicapai Tony bukanlah uang semata, melainkan memberikan kebahagiaan kepada dunia melalui Zappos.

Apakah Anda sudah terinspirasi dari kisah Tony?

Kalau ya, berarti Tony sudah berhasil “mengirim kebahagiaan” pada Anda.

-

Salah Satu Rahasia Sukses Thomas Edison Adalah.......
Post under inspirasi dan motivasi, kisah sukses di Jumat, Juli 18, 2008 Diposkan oleh Elsa

Apa salah satu rahasia sukses Thomas A. Edison? Ternyata tidur siang lah jawabannya! Tapi ini bukan sembarang tidur siang, lho. Seperti yang saya baca di artikel berjudul How To Tap Your Nap, tidur yang dilakukan oleh Edison ini bukanlah tidur yang benar-benar pulas, melainkan sesaat saja.

Sang penemu lampu pijar ini memang super sibuk dan rajin. Saking rajinnya, ia sampai tak suka tidur 8 jam, seperti yang disarankan oleh para ahli. Edison tidak suka membuang waktunya untuk berlama-lama di tempat tidur. Tentu ini sebaiknya tidak kita contoh, karena waktu tidur memang sebaiknya 8 jam. Nah, sebagai ganti dari waktu istirahatnya yang pendek, maka Edison biasa melakukan teknik tidur ini ketika ia tak punya inspirasi ketika bekerja.

Bagaimana cara Edison mendapat inspirasi dari tidurnya?

Ternyata ia biasa tidur sambil duduk dan memegang bola-bola besi di tangannya. Ketika Edison akan mulai tertidur pulas, maka otomatis bola-bola tersebut terjatuh dari genggamannya. Akhirnya, ia pun terbangun dengan inspirasi baru di kepalanya.

Saya memang belum pernah mencoba melakukan apa yang disebut sebagai 'power napping' ini. Tapi paling tidak saya tahu kalau tidur siang itu bukanlah hal yang tidak produktif. Tidur siang yang baik sendiri biasanya sekitar 30 menitan. Selain membuat kita lebih segar, tidur siang juga bisa mengurangi risiko penyakit jantung, lho...

Jadi, orang yang mengatakan tidur siang itu tidak produktif adalah salah!

--

Pelajaran Kehidupan Tak Ternilai dari Andrew Carnegie (Bagian II)
Post under inspirasi dan motivasi, kisah sukses di Senin, Agustus 03, 2009 Diposkan oleh Elsa

Setelah tiga pelajaran telah dibahas di artikel sebelumnya, kini saatnya dua pelajaran terakhir: buat sasaran tinggi, dan berikan kembali:

Pelajaran #4: Buat Sasaran yang Tinggi


Andrew Carnegie adalah pelopor perusahaan dengan omzet milyaran dollar AS. Pada saat ia meninggal, ia adalah orang terkaya setelah John D. Rockefeller.

Ia bisa mencapai itu semua karena ia selalu membuat sasaran tinggi. Ia adalah orang yang tidak takut untuk bermimpi besar.

Mengenai sasaran, Carnegie mengingatkan…

“Jangan buat kekayaan sebagai sasaran pertama, tapi buatlah kemanfaatan sebagai sasaran pertama.”

Carnegie tahu bahwa jika ia mengutamakan kemanfaatan, maka kekayaan akan mengikuti dengan sendirinya. Ia menetapkan sasaran untuk bisa memberi manfaat pada masyarakat dengan bisnisnya, baru kemudian kekayaan datang padanya.

Ketika masih bekerja sebagai buruh pabrik pun Carnegie selalu memiliki harapan dan sasaran yang tinggi. Ia mengatakan…

“Harapan saya saat itu tinggi, dan setiap harinya saya selalu menunggu datangnya perubahan”

Dalam autobiografinya, Andrew Carnegie mengungkapkan bahwa pada tahun 1850 lah ia mendapatkan “awal pertama untuk memulai hidup”. Sebelumnya ia hanya bekerja di tempat yang gelap dengan upah dua dolar seminggu, di mana tempatnya penuh dengan kotoran batu bara. Namun pada tahun 1850, ia merasa bahwa ia “terangkat ke surga”, karena ia sudah naik pangkat. Saat itu, ia tidak lagi bekerja di tempat yang kotor, namun ia mulai berurusan dengan surat kabar, pena, pensil, dan juga sinar matahari.

Perubahan demi perubahan seperti itu terus ia alami, dan ia berhasil melaluinya dengan baik karena ia selalu percaya bahwa..

“Saya merasa bahwa kaki saya berada di atas anak tangga, dan saya harus terus menaikinya”

Selain itu, perkataan Carnegie yang berbunyi:

“Tujuan besar tiap anak muda seharusnya adalah melakukan sesuatu melebihi kewajibannya – sesuatu yang menarik perhatian orang-orang yang berada di atasnya.”

Menunjukkan bahwa Ia memiliki sasaran yang tinggi, dan ini dilakukannya dengan bergaul bersama orang-orang yang kedudukannya lebih tinggi daripada dirinya.

Memiliki sasaran yang tinggi sama halnya dengan berpikir besar. Namun, jangan pula berpikir yang tidak realistis. Semuanya perlu disertai dengan berpikir realistis. Tidak semuanya akan menjadi apa yang seperti kita harapkan. Jadi, berpikir besar, berpikir positif, dan juga jangan lupa untuk berpikir realistis.

Mengenai berpikir besar, Anda bisa merenungkan kembali kata Benjamin Disraeli: “Hidup terlalu singkat jika hanya digunakan berpikir kecil dan berbuat yang kecil-kecil.”; dan baca juga buku dari David J. Schwartz yang berjudul The Magic of Thinking Big.

Pelajaran #5: Berikan Kembali


“Saya tak bisa membayangkan, apa yang bisa saya lakukan dengan uang sebanyak ini."


Pelajaran inilah yang mungkin paling banyak didapat orang dari Andrew Carnegie.

Di tahun 1889, Carnegie membuat sebuah artikel berjudul “Gospel of Wealth”, di mana ia menyatakan bahwa semua orang kaya wajib menggunakan kekayaan mereka untuk kesejahteraan masyarakat.

“Tak ada orang yang bisa memperkaya diri tanpa memperkaya orang lain,”

“Orang yang mati dalam keadaan kaya adalah aib.”


Antara tahun 1901-1915, Andrew Carnegie membagi-bagikan kekayaannya yang ia dapat dari hasil kerja kerasnya. Selain membuat perpustakaan umum di Amerika, ia juga membuat perpustakaan di negara lain seperti U.K., Kanada, Australia, New Zealand, dan Fiji. Tentu saja ia juga tidak lupa dengan negara Asalnya, Skotlandia, dengan memberi sumbangan dana pada anak-anak muda yang kesulitan biaya masuk universitas.

Sumbangan Carnegie itu terus saja mengalir, sampai akhir hayatnya.

Salah satu lembaga pendidikan gagasannya, Carnegie Institute of Technology, yang dahulunya ia dirikan dengan sumbangan sebesar $2 milyar dolar AS, kini telah menjadi bagian dari Carnegie Mellon University, yang juga merupakan tempat mengajar terakhir Randy Pausch, seorang professor Carnegie Mellon yang kemudian kisah inspiratifnya dibukukan dalam The Last Lecture.

Apa yang dilakukan Carnegie ini bukanlah tanpa alasan. Ia menyadari bahwa ia harus berbagi dengan sesama, dan ini juga sekaligus sebagai perwujudan rasa terima kasihnya pada masyarakat, karena tanpa masyarakat, ia tidak akan bisa sukses.

Meski apa yang dilakukan oleh Andrew Carnegie adalah ungkapan rasa terimakasih, memberi sebenarnya tidak perlu menunggu. Ada banyak orang yang mengatakan bahwa “Kalau saya sudah kaya, maka saya akan membangun masjid”, atau “Kalau saya sudah kaya, saya pasti akan memelihara anak yatim”. Padahal, memberi bisa dimulai dari yang terkecil, dilakukan sedikit demi sedikit, dan akhirnya terus bertambah besar seiring berjalannya waktu.

Ini bisa terjadi, karena Allah pasti memberi reward atas apa yang telah kita berikan. Jika tiap memberi kita mendapat reward, dan reward itu kita berikan lagi, mendapat reward lagi, lalu kita berikan lagi, dan seterusnya, maka hal yang sedikit yang telah kita berikan lama kelamaan bisa menjadi besar.

Carnegie pun begitu. Ketika belum menjadi orang kaya, ia memberikan layanan terbaik ketika ia masih menjadi pegawai. Karena dedikasi dan pemberiannya pada perusahaan, maka ia pun mendapat kenaikan upah, dan seterusnya sehingga ia bisa mendapat kesempatan bekerja sama dengan Thomas Scott, sampai akhirnya bisa memberikan hampir seluruh kekayaannya sebelum ia meninggal.

Sumbangan Andrew Carnegie yang begitu besar ini akhirnya membuat masyarakat Skotlandia mengabadikan sosoknya kedalam sebuah patung di tempat kelahirannya. Tidak hanya itu, di Amerika Serikat sendiri ada banyak hal yang mengandung nama Carnegie, mulai dari nama balai (Carnegie Hall di AS) sampai nama kaktus (Carnegiea). Wow

--

Andrew Carnegie: Imigran yang Sukses Meraih "the American Dream"
Post under kisah sukses di Minggu, Juli 26, 2009 Diposkan oleh Elsa

Andrew Carnegie dilahirkan di Dunfermline, Skotlandia, pada tanggal 25 November 1835. Ia lahir dari pasangan William dan Margaret Carnegie, yang bedasal dari sebuah keluarga miskin yang tinggal di rumah seadanya.

Ayah Andrew, William Carnegie, menamainya sama dengan nama sang kakek, yaitu Andrew Carnegie. Ternyata, bukan hanya nama saja yang sama, namun Andrew juga mewarisi sikap sang kakek yang optimis dan penuh semangat.

Di Skotlandia, karena keadaan tidak menjadi lebih baik hari demi hari, William Carnegie dan keluarga pun akhirnya melakukan imigrasi ke Amerika Serikat pada tahun 1848. Mereka ingin mengejar “the American Dream”, seperti yang banyak orang lakukan.

Namun, keinginan mereka untuk pindah ke Amerika bukannya tanpa kesulitan; karena mereka tidak memiliki cukup uang untuk pergi ke sana. Akhirnya, keluarga Carnegie memutuskan untuk meminjam uang agar bisa mendapatkan hidup yang lebih baik.

Sesampainya di Amerika, keluarga Carnegie mencari pekerjaan agar bisa terus hidup. Di usia 13 tahun, Andrew bekerja di sebuah pabrik kapas, dan dibayar $1.25 per minggunya. Ayahnya juga bekerja di pabrik kapas, tapi kemudian berganti pekerjaan dengan merajut linen.

Pada tahun 1853, Andrew bekerja untuk Thomas A. Scott di Pennsylvania Railroad Company sebagai sekretaris/operator telegraf. Pertemuannya dengan Scott ternyata membawa kemajuan, setelah pada tahun 1855 ia dibantu untuk menginvestasikan $500 di sebuah firma yang sukses bernama Adams Express.

Dari investasinya itu, hasilnya ia gunakan kembali untuk membeli sebagian dari Pullman Company, dan kemudian ia meneruskannya dengan investasi di bidang yang berkaitan dengan rel kereta, seperti besi dan baja. Dari sanalah ia kemudian mendapatkan modal yang cukup untuk sukses melanjutkan usahanya.

Andrew Carnegie memang selalu mendorong pekerja pabriknya untuk bekerja keras siang dan malam, namun ia tidak lupa untuk membantu meringankan beban masyarakat. Ketika ia meninggal di tahun 1919, ia telah menyumbangkan uang dengan total US $350,695,653 untuk kepentingan umum.

Ini semua dilakukannya karena ia percaya bahwa orang-orang kaya haruslah ikut serta dalam mensejahterakan masyarakat, dan ia percaya bahwa orang kaya tak pantas meninggal dalam keadaan kaya, apa lagi dengan turut serta mengubur harta bendanya.

Lantas, sikap apakah yang bisa membuatnya menjadi seorang entrepreneur sukses dan berpengaruh di seluruh dunia? Nantikan pelajaran tak ternilai dari Andrew Carnegie di posting selanjutnya :)

-

Singapura: Kisah Sukses dari Asia Tenggara
Post under kisah sukses di Kamis, Oktober 01, 2009 Diposkan oleh Elsa


Negara sekaligus kota ini memang luar biasa. Meski hanya memiliki wilayah dan sumber daya alam yang terbatas, namun Singapura bisa menjadi salah satu kisah sukses terbesar dari Asia Tenggara.

Anda tentu pernah mendengar nama Adam Khoo, seorang pengusaha, pembicara, penulis, dan motivator muda terkenal yang kisahnya telah menginspirasi banyak orang, tidak hanya di Singapura, namun sampai ke Indonesia. Adam Khoo juga pernah mengunjungi Indonesia untuk berbagi tips dan trik pada pelajar di Indonesia tentang bagaimana ia dahulu bisa sukses sebagai seorang pelajar, padahal ia pernah dicap sebagai orang bodoh.

Selain Adam Khoo, bagi Anda yang menekuni bidang bisnis internet atau internet marketing, pasti mengenal nama Ewen Chia, Stuart Tan, atau Alvin Phang. Mereka adalah sebagian dari para internet marketer sukses, yang reputasinya di dunia internet marketing memang sudah tidak diragukan lagi.

Mereka adalah “produk” dari Singapura, negara terkecil di Asia Tenggara yang juga sekaligus negara terkaya ke lima di seluruh dunia, berdasarkan GDP (PPP) per capita. Selain itu, kota Singapura juga merupakan kota ke sepuluh yang paling mahal di dunia, berdasarkan penilaian dari Economist Intelligence Unit tahun 2009.

Negara ini dahulunya adalah bagian dari koloni Kerajaan Sriwijaya yang ada di Indonesia. Namun, sekarang negara ini telah maju pesat, dan bahkan dapat melebihi negara kita yang dahulu pernah mendudukinya.

Cerita dari perkembangan negara Singapura adalah salah satu kisah sukses paling inspiratif tentang mengubah kegagalan menjadi batu loncatan, seperti yang pernah tertulis dalam buku John Maxwell, berjudul Failing Forward. Mengapa failing forward? Sebab, Singapura mengalami perjuangan yang sangat berat ketika baru mencoba merdeka. Mereka mengalami kegagalan dan keterpurukan, namun akhirnya bisa bangkit kembali.

Setelah sekian lama dijajah negara lain, Singapura akhirnya bisa merdeka di tahun 1965. Namun, masalah tidak selesai begitu saja. Ketika kemerdekaannya diumumkan, Singapura mengalami kesulitan untuk bisa berdiri menjadi sebuah negara yang mandiri. Betapa tidak: jumlah pengangguran membludak, juga timbulnya kekurangan sumber daya alam dan perumahan bagi penduduk.

Bayangkan, sebuah negara kecil yang waktu itu hanya berpenduduk ± 2 juta jiwa bermimpi untuk menjadi negara besar yang keberadaannya diakui dunia. Bahkan, Kishrore Mahbubani pernah menuliskan dalam salah satu artikelnya bahwa:

“Ketika Singapura merdeka, para pemimpin di sana justru menangis, bukannya bergembira.”

Ya, ini akibat saking besarnya harapan mereka untuk menjadi negara mandiri di tengah kondisi yang sangat sulit.

Kenyataannya, Singapura sekarang bisa menjadi salah satu Macan Asia, mengalahkan negara kita yang luas daerah dan jumlah penduduknya berkali-kali lipat lebih banyak dari negara tersebut.

Hebatnya lagi, 5% rumah tangga paling miskin di Singapura ternyata mempunyai tingkat kepemilikan rumah, televisi, kulkas, mesin cuci, telepon, dan video recorder yang sama dengan rata-rata nasional. Inilah salah satu sebab, mengapa Singapura juga termasuk negara yang memiliki tingkat kejahatan terendah di dunia.

Negara ini memang bukanlah negara yang sempurna. Negara kita juga tidak selalu kalah dengan Singapura. Namun, kisah suksesnya dalam “mengubah kegagalan menjadi batu loncatan” pantas kita tiru dan terapkan, baik sebagai individu atau sebagai negara.

Singapura yang dalam serba kekurangan saja bisa menjadi kisah sukses yang banyak dibicarakan dari Asia Tenggara. Ini sama halnya seperti kita, yang walaupun kondisi kita serba kekurangan, harus bisa melihat kelebihan di balik kekurangan tersebut, dan mengubahnya menjadi sebuah batu loncatan.

--

Liz Murray, dari Jalanan sampai Kuliah di Harvard
Post under kisah sukses di Jumat, Februari 12, 2010 Diposkan oleh Elsa

Ini bukan sinetron atau film. Ini adalah sebuah cerita sukses yang telah menginspirasi banyak orang dalam menghadapi kehidupan.

Cerita ini datangnya dari Elizabeth (Liz) Murray.

Liz Murray dahulu hanyalah seorang wanita muda yang hidup di jalanan kota New York, kota megapolitan di Amerika Serikat yang terkenal dengan tingkat kriminalitasnya yang tinggi.

Namun siapa sangka, ternyata ia bisa lulus dari Harvard University, tampil di Oprah Winfrey Show, dan kisahnya menjadi sebuah film televisi yang memenangkan penghargaan.

Kisah Liz Murray ini hampir sama dengan Frank O’dea, mantan tuna wisma yang kini menjadi pengusaha bisnis kedai kopi di Kanada.

Bedanya, Liz menjadi tuna wisma karena memiliki orang tua yang kecanduan obat-obatan, sementara Frank karena dirinya sendiri yang kecanduan minuman keras. Keduanya menggunakan kisah luar biasa mereka untuk menginspirasi orang lain.

Liz Murray sendiri saat ini memang menjadi seorang pembicara motivasi, tapi siapa sangka kalau dahulunya ia sering mencuri buku-buku pengembangan diri seperti milik Tony Robbins dan Stephen Covey?

Ya, itu memang benar-benar terjadi, sampai akhirnya Liz bisa bertemu langsung dengan Stephen Covey.

Wanita yang lahir tahun 1980 ini kehilangan ibunya di tahun 1996 karena HIV/AIDS. Setelah itu, ia pun tak memiliki tempat tinggal lagi, dan ayahnya pindah ke tempat penampungan tuna wisma.

Kejadian tersebut justru membuat Liz semakin ingin mengubah hidupnya. Meski tak memiliki tempat tinggal dan hidup di jalanan kota New York, Liz tetap berniat untuk bersekolah di SMA dan sekaligus menghidupi adiknya.

Liz bahkan bisa menyelesaikan SMA hanya dalam waktu dua tahun, dan mendapat beasiswa dari The New York Times untuk melanjutkan kuliah di Harvard University, sebuah universitas terkemuka tempat orang-orang sukses pernah belajar, seperti Bill Gates (Microsoft) dan Conan O’brien (pembawa acara dan komedian).

Namun, pada tahun 2003, Liz memutuskan untuk keluar dari Harvard dan pindah ke Columbia University agar bisa lebih dekat dengan ayahnya. Ketika ayahnya meninggal karena HIV/AIDS, Liz pun kembali ke Harvard di tahun 2008, dan kerja kerasnya berbuah manis ketika di tahun 2009 ia berhasil meraih gelar dalam bidang psikologi.

Apakah yang membuatnya bisa mengalahkan semua kesulitan yang ia temui?

Komitmen.

Liz mengatakan dalam sebuah wawancara di Success Magazine bahwa:

"Sebelum saya mengalami perubahan ini, saya selalu memiliki ilusi yang saya sebut jika-begini-maka-begitu. Jika saya menemukan tempat yang tenang, maka saya akan belajar. Jika saya punya uang, maka saya akan sekolah. Kita hanya melakukan itu jika tak memiliki komitmen nyata untuk tujuan kita. Kita mengatakan, "Saya berkomitmen...kecuali.' Ada perbedaan besar antara hal tersebut dan komitmen mutlak. Komitmen mutlak berarti Anda akan bekerja di sebuah lorong."

Ya. Ketika masih sekolah, Liz memang belajar di lorong tempat tinggal temannya di Bronx. Ia menyebar buku-bukunya di sana, dan mulai belajar dalam keheningan.

Kisahnya yang begitu inspiratif akhirnya menarik media untuk mempublikasikannya, termasuk ratu talk show dunia, Oprah Winfrey. Film televisi berdasar kisah nyatanya pun telah dibuat di tahun 2003 dengan judul “Homeless to Harvard”, yang berhasil mendapat nominasi Emmy Awards, serta sebuah penghargaan dari American Cinema Editors.

“..ketika perubahan terjadi pada diri saya, saya bisa membuat perubahan pada hidup." – Liz Murray

--

Frank O'Dea: Mantan Gelandangan yang Nekad Berbisnis Kopi
Post under Entrepreneurship, kisah sukses di Minggu, Mei 17, 2009 Diposkan oleh Elsa

Nama Francis O’Dea, atau biasa dikenal dengan Frank O’Dea, mungkin kalah pamor dibanding dengan nama Howard Schultz. Keduanya memang sama-sama memiliki bisnis kedai kopi, namun nama Schultz sepertinya lebih melekat di kepala orang banyak sebagai pemilik jaringan kedai kopi Starbucks.

Tapi tentu saja itu bukan masalah. Meski kalah pamor dengan Howard Schultz, namun Frank O’Dea memiliki salah satu kisah sukses yang paling inspiratif di dunia ini.

Frank O’Dea adalah salah satu pendiri jaringan kedai kopi Second Cup asal Kanada. Tahukah Anda, bahwa sebelum ia meraih sukses seperti sekarang, Frank pernah menjadi pengemis di jalanan?

Ya..... Pada usia 20an, Frank pernah menjalani hidup sebagai seorang gelandangan yang hanya bisa mencari uang dari belas kasihan orang lain!

Mungkin pertanyaan yang muncul dalam benak Anda adalah, ” Bagaimana bisa ia menjadi gelandangan?”

Dalam sebuah wawancara, Frank menceritakan bahwa ketika masih remaja, ia memilik masalah ketergantungan dengan alkohol atau minuman keras. Ia sebenarnya dilahirkan di kalangan menengah, namun karena ketergantungannya itu, ia diusir dari rumah oleh ayahnya.

Ya, terang saja lah....ketika itu, Frank bahkan sampai nekad mencuri uang keluarganya sendiri demi memenuhi keinginannya akan barang haram itu.

Masa kelamnya ternyata tidak berhenti sampai di situ. Ketika masih belasan tahun, Frank bahkan pernah beberapa kali dilecehkan secara seksual, bahkan pelaku pelecehan seksual tersebut termasuk polisi dan pendeta!

Wah...betapa malang nasib Frank O’Dea kala itu....

Ketika diusir dari rumah, Frank masih berusia 20an, dan kala itu juga ia pernah menjalani profesi sebagai tenaga sales atau penjualan, sebelum akhirnya ia hidup menggelandang di jalanan kota Toronto, Kanada.

Namun, Frank menyadari bahwa jika ia terus terusan hidup seperti ini, maka ia bisa mati sebagai sampah masyarakat. Ia bisa menjadi seonggok mayat yang tak ada gunanya sama sekali bagi orang lain. Karena itu, ia memutuskan untuk bergabung dalam suatu kelompok pengembangan diri di Kanada, dan dari sanalah ia memulai proses perubahan dalam hidupnya.

Benar saja......Empat tahun kemudian, ia bersama mitranya, Tom Culligan, akhirnya bisa mendirikan outlet Second Cup mereka yang pertama di sebuah mall di kota Toronto. Apa yang mungkin mengejutkan Anda adalah, mereka sama sekali tidak melakukan riset pasar; padahal kala itu penjualan kopi terus menurun. Tapi, mereka akhirnya bisa mengembangkan bisnis kedai kopi mereka hingga ke 11 negara.

Dalam menjalani berbagai pengalaman pahit dalam hidupnya, Frank O’Dear telah ”diselamatkan oleh kopi”, seperti halnya judul sebuah artikel di sebuat situs Canada.com yang menyebutkan,”Coffee Saved His Life”. Ya, kopi telah menyelamatkan Frank dari kehidupan jalanan yang keras, bahkan bisa membuatnya menjadi orang sukses.

Sayangnya, Frank dan rekannya tak bisa lagi bekerja sama di Second Cup. Saat ini, Frank O’Dea adalah CEO dari Arxx Building Products Inc.

Tapi, apa yang sebenarnya bisa membuat Frank sukses adalah filosofinya. Ia memiliki slogan dalam hidup, yaitu:

”Hope, Vision, Action.” – Harapan, Visi, Tindakan

Pada saat Frank masih meminta belas kasihan di jalan, ia tahu bahwa ia masih memiliki harapan. Dengan harapan tersebut, ia kemudian membuat suatu visi tentang masa depannya, dan setelah itu ia bertindak untuk mewujudkan impiannya.

--

Sam Walton: Bagaimana Ia Membawa Wal-Mart Menuju Keberhasilan
Post under Entrepreneurship, kisah sukses di Minggu, April 19, 2009 Diposkan oleh Elsa

Nama lengkap : Sam Moore Walton
Lahir : 29 Maret 1918
Perusahaan : Wal-Mart


Sam Walton dahulu hanya mencari uang tambahan sebagai penjual koran, namun akhirnya bisa menjadi orang paling kaya di dunia dengan jaringan toko ritelnya, Wal-Mart.

Seandainya Sam Walton masih hidup saat ini, prestasinya bisa disandingkan dengan pengusaha-pengusaha sukses tingkat dunia lain seperti Warren Buffet ataupun Bill Gates.

Apa yang bisa membuat orang ini menjadi sukses?

Michael Bergdahl, penulis The 10 Rules of Sam Walton, mengatakan bahwa Walton adalah orang yang memiliki visi unik, pantang menyerah, dan optimis. Ia juga senang melawan arus, dengan melakukan sesuatu dengan caranya sendiri. Ia tidak suka mengikuti gaya orang lain.

Sam Walton juga adalah orang yang berani mengambil risiko, meski ia mengaku bahwa dahulu 90% ia selalu gagal ketika mengambil suatu risiko.

Hal tersebut sesuai dengan sikapnya yang selalu optimis, karena seperti yang saya ungkap dalam eBook ”Fokus” saya di www.targetpositif.com, orang optimis akan menggunakan ”reinterpretasi positif”.

Sam Walton mengartikan kembali kegagalannya sebagai suatu pelajaran. Orang-orang sukses selalu melakukan hal itu.

Sebelum mendirikan Wal-Mart di tahun 1962, Sam Walton pernah menempuh pendidikan di Universitas Missouri, dengan harapan agar ia bisa mendapat pekerjaan yang layak untuk membantu keluarganya.

Ia juga pernah menjalankan bisnis waralaba Ben Franklin, dengan modal BODOL (meminjam istilah Purdi E. Chandra), alias Berani Optimis Duit Orang Lain. Tapi sebenarnya tidak sepenuhnya modal BODOL sih, karena modal Sam Walton waktu itu adalah tabungannya sendiri sebesar $5000, ditambah dengan pinjaman dari ayah mertuanya sebesar $20.000.

Waktu demi waktu terlewati, dari satu toko kemudian berubahlah Wal-Mart menjadi jaringan toko ritel dengan berbagai cabang di seluruh dunia. Sam Walton berhasil membawa Wal-Mart menuju kejayaannya sebagai toko yang menonjolkan harga murah.

Apa yang ada di balik keberhasilan Wal-Mart?

Selain keuletan dari Sam Walton dan timnya, Wal-Mart bisa berhasil karena bisa menjual produk murah dari potongan biaya dan waktu pengiriman barang-barangnya. Sejak lama Wal-Mart juga sudah memiliki komputerisasi sistem inventory, sehingga proses pemesanan ulang untuk barang-barang bisa menjadi lebih cepat.

Buah dari keberhasilan Sam Walton untuk membesarkan Wal-Mart berhasil ia nikmati sampai akhir hayatnya. Pada tahun 1992, ia meninggal dunia dengan ”predikat” sebagai pengidap kanker sekaligus orang terkaya di seluruh dunia. Ia juga meraih penghargaan dari Presiden Amerika Serikat berupa Medal of Freedom. Setelah ia meninggal, posisinya sebagai orang paling kaya segera digantikan oleh Bill Gates.

--

Tak Perlukah Sekolah Jika Ingin Kaya?
Post under inspirasi dan motivasi, kisah sukses di Rabu, Agustus 27, 2008 Diposkan oleh Elsa

Kepopuleran orang-orang sukses secara finansial yang tidak pernah menyelesaikan sekolah telah memberi inspirasi dan motivasi bagi setiap orang yang ingin mencapai tujuan yang sama. Orang-orang sukses tersebut adalah bukti bahwa kaya secara finansial tak perlu diraih dengan tingkat pendidikan tinggi.

Sayangnya, fenomena ini sepertinya justru membuat sebagian orang mengabaikan pendidikan. Ini terjadi karena memang sistem pendidikan di sekolah atau universitas sering kali terlalu mementingkan otak kiri. Akhirnya, banyak para sarjana yang terlalu banyak menganalisa. Namun, apa yang dianalisa justru tentang bagaiman sebuah usaha akan gagal, daripada menganalisa bagaimana sebuah usaha akan sukses.

Tapi, faktanya orang-orang pandai secara akademis juga banyak yang sukses secara finansial. Mereka cuma tak begitu sering di-ekspos karena kisah orang tanpa pendidikan maupun orang miskin yang bisa menadi kaya akan lebih populer dan meng-inspirasi.

Salah satu contoh orang yang pendidikan akademisnya bagus adalah orang terkaya di dunia saat ini, Warren Buffet.

Warren sendiri datang dari orang tua yang juga pengusaha dan investor, dan ia sudah mulai berbisnis sejak kecil, seperti menjual tutup botol dan mengantar koran. Bahkan, usahanya tersebut cukup membuatnya kaya, karena ia bisa mendapat ribuan dollar. Inilah yang membuat Warren malas meneruskan kuliah setelah lulus SMA.

Eits....tapi tunggu dulu!

Ayah Warren kemudian memaksanya untuk kuliah, dan Warren pun bersedia meneruskan pendidikan di Wharton Business School di Universitas Pennsylvania Amerika Serikat. Pendidikan Warren pun tak berhenti di tengah jalan. Ia lalu meneruskan pendidikannya di Universitas Nebraska, dan mendapat gelar B.S (Bachelor of Science) pada tahun 1950.

Karena masih ingin memperdalam ilmu, Warren sempat mendaftar di universitas terkemuka di dunia, Harvard Business School. Namun, sayangnya ia ditolak karena terlalu muda (suatu alasan yang aneh). Tapi ia tak putus asa, dan kemudian mendaftar di Universitas Columbia. Di sana, ia adalah satu-satunya mahasiswa yang mendapat nilai A+ untuk kelas yang ditangani oleh Ben Graham (seorang investor terkemuka). Tahun 1951, Warren akhirnya mendapat gelar Master dalam bidang Ekonomi.

Karirnya kemudian berlanjut sampai sekarang, yang akhirnya menempatkan Warren sebagai orang terkaya seantero dunia. Namun, kekayaannya yang melimpah tak membuatnya terus hidup enak tanpa memikirkan orang lain. Tahun 2006 lalu, di usianya yang ke-76, Warren menyumbangkan 85% dari hartanya ke yayasan amal.

Warren adalah salah satu bukti nyata bahwa orang pintar bisa menjadi pengusaha sukses yang kaya secara finansial, bahkan bisa menjadi nomor satu di dunia. Jadi, sebaiknya janganlah mengabaikan pendidikan akademis. Apa yang penting adalah, jangan terlalu menomor satukan nilai atau Indeks Prestasi. Dalam salah satu seminar yang pernah saya hadiri, Andrie Wongso juga pernah mengatakan bahwa walau ia bisa sukses tanpa lulus SD, namun ia akan tetap menyekolahkan anak-anaknya setinggi mungkin.

Jadi, bagaimana menurut Anda?

--

My Inspiration
Motivation, Inspiration, Wise story, Contemplative, Wise words, Technology, Info, and Successful story.
beranda
about
archive
jump to navigation
Menjadi Kaya September 15, 2007
Posted by safruddin in Artikel Motivasi.
add a comment
Apakah anda saat ini berjuang untuk menjadi kaya – atau berjuang untuk hidup seperti orang kaya? Hidup seperti orang kaya dan berkelimpahan – lebih menyangkut sikap hidup – ketimbang seberapa banyak uang yang anda miliki.

Sering dikatakan, bahwa orang kaya semakin kaya sementara orang miskin bertambah miskin. Ini adalah benar adanya. Mengapa hal itu terjadi…? Karena orang kaya berpikir bahwa dirinya kaya sementara orang miskin berpikir bahwa dirinya miskin. Konsekuensinya muncul pada sikap hidup. Orang kaya melihat dirinya bertambah kaya, sementara orang miskin melihat dirinya bertambah miskin.

Anda tidak perlu banyak uang untuk menjadi kaya. Yang anda perlukan adalah komitmen untuk memperoleh lebih baik dari apapun yang anda kerjakan, hari demi hari, waktu demi waktu. Bila anda bisa hidup lebih baik dari hari kemarin – berarti anda sudah bertambah kaya. Usahakan hal ini terjadi setiap hari – sehingga anda pun akan hidup berkelimpahan – seperti orang kaya sejati. Hiduplah seperti orang kaya, maka anda akan terus bertambah kaya…

4 Alasan Untuk Sukses September 9, 2007
Posted by safruddin in Artikel Motivasi.
add a comment
Empat alasan seseorang menjadi sukses yang akan disampaikan berikut ini adalah versi Edward D’Bono. Beliau adalah seseorang yang memfokuskan studinya pada bidang psikologi kreativitas. Salah satu buku hasil karya beliau yang terkenal adalah “Lateral Thinking”.

Dalam buku tersebut, beliau bercerita tentang tak tik. Dari hasil mencari beberapa kesamaan yang dimiliki oleh orang-orang sukses, beliau menemukan empat alasan yang mendorong seseorang menjadi sukses.

Pertama adalah “luck” (keberuntungan). Banyak masyarakat yang beranggapan bahwa sukses terjadi karena kebetulan. Menurut Edward D’Bono, memang ada orang sukses karena mendapatkan keberuntungan. Misalnya, tiba-tiba mendapat lotre senilai USD 1 juta (sekitar Rp 8,5 miliar) atau menikah dengan orang yang sangat kaya. Bisa juga tiba-tiba bisnis yang sedang digeluti mendapatkan order dalam jumlah besar. Tiga contoh itu adalah kesuksesan karena kebetulan.

Kedua adalah “very talented” (sangat berbakat). Seseorang menjadi sukses karena dia memang mempunyai kapabilitas yang luar biasa di segala sisi. Salah satu contoh konkritnya adalah Mozart. Dalam usia empat tahun dia sudah mampu bermain piano dengan permainan yang luar biasa bagus. Mozart ini adalah salah satu contoh orang yang “very talented”. Contoh lain adalah Richard Claiderman, seorang pianis moderen yang juga sangat berbakat di bidangnya. Di bidang olah raga salah satu contohnya adalah Tiger Wood, seorang pemain golf yang very talented.

Ketiga adalah “you are on a growing business sector”. Anda sukses karena melakukan bisnis di sektor yang sedang tumbuh pesat. Contohnya, orang-orang yang melakukan bisnis komputer di tahun 1985-an kebanyakan relatif berhasil. Orang yang berbisnis internet juga banyak yang mendapatkan sukses. Jika Anda melakukan bisnis di sektor yang sedang tumbuh, kemungkinan untuk menjadi sukses akan lebih besar.

Keempat adalah “you are little bit mad”. Anda harus sedikit gila kalau ingin meraih sukses. Sedikit gila memang tidak selalu menghasilkan hal negatif.

Meraih Kesuksesan Hidup Dengan Kesabaran September 9, 2007
Posted by safruddin in Artikel Motivasi.
1 comment so far
“Tidak ada jalan yang terlalu panjang bagi orang yang melangkah tanpa tergesa-gesa dan tidak ada penghargaan yang tidak dapat diraih bagi orang yang mempersiapkan diri untuk mendapatkannya dengan kesabaran.” (Bruyere).

DALAM hidup ini begitu banyak tantangan yang harus dihadapi dengan kesabaran. Bagi mereka yang tidak sabar, maka siap-siap untuk dikecewakan oleh tindakannya itu.

Kesabaran adalah kata yang indah dan mudah diucapkan, tapi ternyata tidak banyak orang yang mampu melakukannya. Dan derajat kesabaran inilah sesungguhnya yang membedakan hidup orang sukses dengan orang gagal dalam aktivitas hidupnya. Termasuk di dalamnya berlaku juga pada dunia kerja di mana pun. Terkait dengan ini, pantas saja seorang bijak pernah mengatakan, “Orang sukses adalah orang yang terus mencoba, meskipun telah mengalami banyak kegagalan. Ia memandang kehidupan sebagai peluang untuk mencapai kesuksesan.”

Dengan kata lain, di dunia ini tidak ada sesuatu kesuksesan apa pun yang tidak dapat diraih oleh orang-orang yang mampu mempersiapkan dirinya secara baik untuk mendapatkannya dengan penuh kesabaran. Hal ini dapat kita buktikan dari kisah-kisah atau perjalanan hidup orang sukses. Di sini, dapat dipastikan kita akan menemukan nilai-nilai kesabaran di dalamnya.

Langkah selanjutnya, setelah jiwa sabar itu bersemayam dalam diri dan perilaku Anda, maka langkah sukses itu harus didukung pula dengan apa yang sebenarnya mesti mereka ketahui dan lakukan untuk menjadi sukses. Dalam suatu sumber disebutkan, ada tujuh hal yang dilakukan oleh mereka dalam meraih sukses.

- Mau mengambil risiko. Orang sukses berupaya untuk mencapai target, melakukan penghematan, membangun relasi dengan banyak orang, dan gesit mencoba sesuatu yang baru guna mengikuti perkembangan zaman. David C. McClelland, seorang guru besar yang mendalami perjalanan orang-orang sukses serta telah melakukan perjalanan ke banyak negara dan melatih pengusaha kecil, menyatakan cara menjadi pengusaha kecil sukses adalah dengan menjadi pengambil risiko moderat; yang mau terus mengambil risiko untuk meraih sukses.

- Percaya diri dan merasakan bahwa dirinya berbuat sesuatu untuk dunia. Orang sukses memandang sebuah dunia yang besar dan ingin memainkan peranan penting di dalamnya. Mereka tetap bekerja sesuai keterampilan mereka, sambil tetap menyadari bahwa keterampilan inti memberi nilai kepada keterampilan lainnya. Mereka juga sadar, karya terbaik akan menghasilkan kompensasi bagi mereka.

- Menikmati apa yang sedang mereka lakukan. Orang sukses mampu melihat pekerjaan sebagai kesenangan; mereka memilih bekerja di mana mereka dapat unggul. Orang sukses menyukai tantangan; mereka menikmati pencapaian puncak permainan mereka, apakah di pekerjaan, dll.

- Menjadi pelajar seumur hidup. Orang sukses menyadari, pendidikan tak pernah berakhir tapi dimulai di setiap tingkatan kehidupan dan terus berlanjut hingga akhir kehidupan. Pendidikan tidak terbatas di ruang kelas; artinya mencoba ide baru, membaca buku, surat kabar, majalah, dan menggunakan Internet merupakan bentuk pendidikan pula. Karena itu, tetaplah mengalir sesuai perubahan ketertarikan dan kemampuan Anda, dan nikmati perubahan. Ini akan membantu Anda tumbuh dan merasakan lebih percaya diri.

- Berpandangan positif terhadap apa yang dapat dikerjakan. Orang sukses percaya gelas itu setengah penuh dan bukan setengah kosong. Mereka menanamkan semangat pada diri sendiri dan dapat membayangkan diri bagaimana mereka berhasil menyelesaikan suatu tugas sulit atau mencapai penghargaan tertinggi. Orang sukses berbuat bagaikan pelatih bagi orang lain, dengan menyuguhkan pesan-pesan positif dalam kehidupan sehari-hari. Mereka senang melihat orang lain membuat tonggak sejarah dalam kehidupan mereka.

- Memotivasi diri sendiri. Orang sukses mempunyai banyak cara untuk memotivasi diri sendiri sehingga dapat terus berkarya lebih baik dari yang lain. Ada yang dengan cara melakukan beberapa pekerjaan setiap hari pada bidang berbeda. Seorang pria setengah baya memotivasi dirinya sendiri dengan mencoba mendapatkan lebih banyak uang daripada kakaknya. Seorang wanita berusia 29 tahun menjadi perawat top untuk menunjukkan kepada bekas gurunya bahwa dia memiliki keterampilan dan kecerdasan memadai untuk mencapai profesi itu.

- Tidak bekerja setengah-setengah. Orang sukses menyelesaikan tugas tidak dengan setengah-setengah. Mereka menggunakan cara kreatif dalam meraih sukses. Meski mungkin membutuhkan waktu lebih lama, mereka akhirnya melampaui garis finis. Mereka manfaatkan waktu dengan baik dalam mensinergikan kemampuan fisik dan mental untuk mencapai sukses.

Akhirnya, sesungguhnya setiap orang berpeluang untuk sukses dalam bidangnya masing-masing, termasuk kita yang sedang berjuang mendapatkan pekerjaan atau sukses dalam usaha. Anda ingin sukses? Maka, tanamkanlah dalam diri Anda nilai-nilai kesabaran dan lakukan kiat-kiat tersebut sebagai realisasi kesabaran Anda.

Waallahu a’lam.

Kehidupan Yang Berarti Agustus 14, 2007
Posted by safruddin in Artikel Motivasi.
1 comment so far
Berapa umur anda saat ini?
20 tahun, 30tahun, 40tahun atau bahkan 5 tahun…
Berapa lama anda telah melalui kehidupan anda?
Berapa lama lagi sisa waktu anda untuk menjalani kehidupan?
Tidak ada seorang pun yang tahu kapan kita mengakhiri hidup ini.

Sebagai manusia jelas kita memiliki perbedaan dalam menjalankan kehidupan. Kehidupan bukanlah sekedar rutinitas.

Kehidupan adalah kesempatan untuk kita mencurahkan potensi diri kita untuk orang lain.
Kehidupan adalah kesempatan untuk kita berbagi suka dan duka dengan orang yang kita sayangi.
Kehidupan adalah kesempatan untuk kita bisa mengenal orang lain.
Kehidupan adalah kesempatan untuk kita membantu kepada sesama.
Kehidupan adalah kesempatan untuk kita mencintai pasangan kita, orang tua kita, saudara, serta mengasihi sesama kita.
Kehidupan adalah kesempatan untuk kita belajar dan terus belajar tentang arti kehidupan.
Kehidupan adalah kesempatan untuk kita selalu mengucap syukur kepada Allah Yang Maha Kuasa .. Kehidupan adalah … dll.

Begitu banyak Kehidupan yang bisa kita jalani.
Berapa tahun anda telah melalui kehidupan anda ?
Berapa tahun anda telah menjalani kehidupan rutinitas anda ?

Pandanglah di sekeliling kita…ada segelintir orang yang membutuhkan kita. Mereka menanti kehadiran kita. Mereka menanti dukungan kita. Orang tua, saudara, pasangan, anak, sahabat dan sesamanya

Bersyukurlah padaNYA setiap saat bahwa kita masih dipercayakan untuk menjalani kehidupan ini. Buatlah hidup ini menjadi suatu ibadah.

Selamat menjalani hidup yang lebih berkualitas.

Ikan dan Air Agustus 14, 2007
Posted by safruddin in Artikel Motivasi.
2 comments
Suatu hari seorang ayah dan anaknya sedang duduk berbincang-bincang di tepi sungai. Kata Ayah kepada anaknya, “Lihatlah anakku, air begitu penting dalam kehidupan ini, tanpa air kita semua akan mati.”

Pada saat yang bersamaan, seekor ikan kecil mendengarkan percakapan itu dari bawah permukaan air, ia mendadak menjadi gelisah dan ingin tahu apakah air itu, yang katanya begitu penting dalam kehidupan ini. Ikan kecil itu berenang dari hulu sampai ke hilir sungai sambil bertanya kepada setiap ikan yang ditemuinya, “Hai, tahukah kamu dimana air ? Aku telah mendengar percakapan manusia bahwa tanpa air kehidupan akan mati.”

Ternyata semua ikan tidak mengetahui dimana air itu, si ikan kecil semakin gelisah, lalu ia berenang menuju mata air untuk bertemu dengan ikan sepuh yang sudah berpengalaman, kepada ikan sepuh itu ikan kecil ini menanyakan hal serupa, “Dimanakah air ?”

Jawab ikan sepuh, “Tak usah gelisah anakku, air itu telah mengelilingimu, sehingga kamu bahkan tidak menyadari kehadirannya. Memang benar, tanpa air kita akan mati.”

Manusia kadang-kadang mengalami situasi seperti si ikan kecil, mencari kesana kemari tentang kehidupan dan kebahagiaan, padahal ia sedang menjalaninya, bahkan kebahagiaan sedang melingkupinya sampai-sampai dia tidak menyadarinya…..

Note :
Kehidupan dan kebahagiaan ada di sekeliling kita dan sedang kita jalani, sepanjang kita mau membuka diri dan pikiran kita, karena saat untuk berbahagia adalah saat ini, saat untuk berbahagia dapat kita tentukan.

Alfabet Sukses… Agustus 14, 2007
Posted by safruddin in Artikel Motivasi.
add a comment
Menurut pakarnya, manusia sukses tidak cuma dari IQ saja. Peran EQ (Emotional Intelligence) pada kesuksesan bahkan melebihi porsi IQ. Seorang pakar EQ bernama Patricia Patton memberikan tips bagaimana kita menemukan dan memupuk harga diri, yang disebutnya alfabet keberhasilan pribadi.

A : Accept. Terimalah diri anda sebagaimana adanya.
B : Believe. Percayalah terhadap kemampuan anda untuk meraih apa yang anda inginkan dalam hidup.
C : Care. Pedulilah pada kemampuan anda meraih apa yang anda inginkan dalam hidup.
D : Direct. Arahkan pikiran pada hal-hal positif yang meningkatkan kepercayaan diri.
E : Earn. Terimalah penghargaan yang diberi orang lain dengan tetap berusaha menjadi yang terbaik.
F : Face. Hadapi masalah dengan benar dan yakin.
G : Go. Berangkatlah dari kebenaran.
H : Homework. Pekerjaan rumah adalah langkah penting untuk pengumpulan informasi.
I : Ignore. Abaikan celaan orang yang menghalangi jalan anda mencapai tujuan.
J : Jealously. Rasa iri dapat membuat anda tidak menghargai kelebihan anda sendiri.
K : Keep. Terus berusaha walaupun beberapa kali gagal.
L : Learn. Belajar dari kesalahan dan berusaha untuk tidak mengulanginya.
M : Mind. Perhatikan urusan sendiri dan tidak menyebar gosip tentang orang lain.
N : Never. Jangan terlibat skandal seks, obat terlarang, dan alkohol.
O : Observe. Amatilah segala hal di sekeliling anda. Perhatikan, dengarkan, dan belajar dari orang lain.
P : Patience. Sabar adalah kekuatan tak ternilai yang membuat anda terus berusaha.
Q : Question. Pertanyaan perlu untuk mencari jawaban yang benar dan menambah ilmu.
R : Respect. Hargai diri sendiri dan juga orang lain.
S : Self confidence, self esteem, self respect. Percaya diri, harga diri, citra diri, penghormatan diri membebaskan kita dari saat-saat tegang.
T : Take. Bertanggung jawab pada setiap tindakan anda.
U : Understand. Pahami bahwa hidup itu naik turun, namun tak ada yang dapat mengalahkan anda.
V : Value. Nilai diri sendiri dan orang lain, berusahalah melakukan yang terbaik.
W : Work. Bekerja dengan giat, jangan lupa berdo’a.
X : X’tra. Usaha lebih keras membawa keberhasilan.
Y : You. Anda dapat membuat suatu yang berbeda.
Z : Zero. Usaha nol membawa hasil nol pula.

Pilihan Sulit…. Agustus 10, 2007
Posted by safruddin in Artikel Motivasi.
1 comment so far
Silahkan pilih orang yang terpenting dalam sepanjang hidupmu.

Disaat menujuh jam-jam istirahat kelas, dosen mengatakan pada mahasiswa/mahasiswinya:

“Mari kita buat satu permainan, mohon bantu saya sebentar.”

Kemudian salah satu mahasiswi berjalan menuju pelataran papan tulis.

DOSEN: Silahkan tulis 20 nama yang paling dekat dengan anda, pada papan tulis.

Dalam sekejap sudah di tuliskan semuanya oleh mahasiswi tersebut. Ada nama tetangganya, teman kantornya, orang terkasih dan lain-lain.

DOSEN: Sekarang silahkan coret satu nama diantaranya yang menurut anda paling tidak penting !

Mahasiswi itu lalu mencoret satu nama, nama tetangganya.

DOSEN: Silahkan coret satu lagi!

Kemudian mahasiswi itu mencoret satu nama teman kantornya lagi.

DOSEN: Silahkan coret satu lagi !

Mahasiswi itu mencoret lagi satu nama dari papan tulis dan seterusnya.

Sampai pada akhirnya diatas papan tulis hanya tersisa tiga nama, yaitu nama orang tuanya, suaminya dan nama anaknya.

Dalam kelas tiba-tiba terasa begitu sunyi tanpa suara, semua Mahasiswa/mahasiswi tertuju memandang ke arah dosen, dalam pikiran mereka (para mahasiswa/mahasiswi) mengira sudah selesai tidak ada lagi yang harus dipilih oleh mahasiswi itu.

Tiba-tiba dosen memecahkan keheningan dengan berkata, “Silahkan coret satu lagi!”

Dengan pelahan-lahan mahasiswi itu melakukan suatu pilihan yang amat sangat sulit. Dia kemudian mengambil kapur tulis, mencoret nama orang tuanya.

DOSEN: Silahkan coret satu lagi!

Hatinya menjadi binggung. Kemudian ia mengangkat kapur tulis tinggi-tinggi. Lambat laun menetapkan dan mencoret nama anaknya. Dalam sekejap waktu, terdengar suara isak tangis, sepertinya sangat sedih.

Setelah suasana tenang, Dosen lalu bertanya, “Orang terkasihmu bukannya Orang tuamu dan Anakmu? Orang tua yang membesarkan anda, anak adalah anda yang melahirkan, sedang suami itu bisa dicari lagi. Tapi mengapa anda berbalik lebih memilih suami sebagai orang yang paling sulit untuk dipisahkan ?

Semua teman sekelas mengarah padanya, menunggu apa yang akan di jawabnya.

Setelah agak tenang, kemudian pelahan-lahan ia berkata, “Sesuai waktu yang berlalu, orang tua akan pergi dan meninggalkan saya, sedang anak jika sudah besar setelah itu menikah bisa meninggalkan saya juga, yang benar-benar bisa menemani saya dalam hidup ini hanyalah suami saya.”

Note :
Terkadang dalam hidup ini kita sering di hadapkan akan pilihan sulit. Dan kita harus melaui semua itu dengan hati yang lapang.

MELAWAN DIRI SENDIRI … Agustus 10, 2007
Posted by safruddin in Artikel Motivasi.
3 comments
Kemenangan sejati bukanlah kemenangan atas orang lain. Namun, kemenangan atas diri sendiri. ..
Berpacu di jalur keberhasilan diri adalah pertandingan untuk mengalahkan rasa ketakutan, keengganan, keangkuhan, dan semua beban yang menambat diri di tempat start.

Jerih payah untuk mengalahkan orang lain sama sekali tak berguna. Motivasi tak semestinya lahir dari rasa iri, dengki atau dendam. ..
Keberhasilan sejati memberikan kebahagiaan yang sejati, yang tak mungkin diraih lewat niat yang ternoda.

Pelari yang berlari untuk mengalahkan pelari yang lain, akan tertinggal karena sibuk mengintip laju lawan-lawannya. Pelari yang berlari untuk memecahkan recordnya sendiri tak peduli apakah pelari lain akan menyusulnya atau tidak. Tak peduli dimana dan siapa lawan-lawannya. Ia mencurahkan seluruh perhatian demi perbaikan catatannya sendiri. Ia bertanding dengan dirinya sendiri, bukan melawan orang lain. Karenanya, ia tak perlu bermain curang.
Keinginan untuk mengalahkan orang lain adalah awal dari kekalahan diri sendiri.

Kata-Kata Bijak Hari Ini :
“Kegagalan dapat dibagi menjadi dua sebab….”
Yakni, orang yang berpikir tapi tidak pernah bertindak, dan orang yang bertindak tapi tidak pernah berpikir.

Petani dan Tukang Roti Agustus 9, 2007
Posted by safruddin in Artikel Motivasi.
1 comment so far
Seorang tukang roti di sebuah desa kecil membeli satu kilogram mentega dari seorang petani. Ia curiga bahwa mentega yang dibelinya tidak benar-benar seberat satu kilogram. Beberapa kali ia menimbang mentega itu, dan benar, berat mentega itu tidak penuh satu kilogram. Yakinlah ia, bahwa petani itu telah melakukan kecurangan. Ia melaporkan pada hakim, dan petani itu dimajukan ke sidang pengadilan.

Pada saat sidang, hakim berkata pada petani, “Tentu kau mempunyai timbangan?”

“Tidak, tuan hakim,” jawab petani.

“Lalu, bagaimana kau bisa menimbang mentega yang kau jual itu?” tanya hakim.

Petani itu menjawab, “Ah, itu mudah sekali dijelaskan, tuan hakim. Untuk menimbang mentega seberat satu kilogram itu, sebagai penyeimbang, aku gunakan saja roti seberat satu kilogram yang aku beli dari tukang roti itu.”

Smiley…;) Cukup banyak contoh, kekesalan kita pada orang lain berasal dari sikap kita sendiri pada orang lain.

Note :
Berpikirlah sebelum mengamibil keputusan, terkadang keputusan yang tergesa-gesa membuat sesal kemudian.

4 Tipe Manusia Hadapi Tekanan Hidup Agustus 9, 2007
Posted by safruddin in Artikel Motivasi.
add a comment
“Semua kesulitan sesungguhnya merupakan kesempatan bagi jiwa kita untuk tumbuh” (John Gray)

Hidup memang tidak lepas dari berbagai tekanan. Lebih-lebih, hidup di alam modern ini yang menyuguhkan beragam risiko. Sampai seorang sosiolog Ulrich Beck menamai jaman kontemporer ini dengan masyarakat risiko (risk society). Alam modern menyuguhkan perubahan cepat dan tak jarang mengagetkan.

Nah, tekanan itu sesungguhnya membentuk watak, karakter, dan sekaligus menentukan bagaimana orang bereaksi di kemudian hari. Pembaca, pada kesempatan ini, saya akan memaparkan empat tipe orang dalam menghadapi berbagai tekanan tersebut. Mari kita bahas satu demi satu tipe manusia dalam menghadapi tekanan hidup ini.

Tipe pertama, tipe kayu rapuh. Sedikit tekanan saja membuat manusia ini patah arang. Orang macam ini kesehariannya kelihatan bagus. Tapi, rapuh sekali di dalam hatinya. Orang ini gampang sekali mengeluh pada saat kesulitan terjadi.

Sedikit kesulitan menjumpainya, orang ini langsung mengeluh, merasa tak berdaya, menangis, minta dikasihani atau minta bantuan. Orang ini perlu berlatih berpikiran positif dan berani menghadapi kenyataan hidup.

Majalah Time pernah menyajikan topik generasi kepompong (cacoon generation). Time mengambil contoh di Jepang, di mana banyak orang menjadi sangat lembek karena tidak terbiasa menghadapi kesulitan. Menghadapi orang macam ini, kadang kita harus lebih berani tega. Sesekali mereka perlu belajar dilatih menghadapi kesulitan. Posisikan kita sebagai pendamping mereka.

Tipe kedua, tipe lempeng besi. Orang tipe ini biasanya mampu bertahan dalam tekanan pada awalnya. Namun seperti layaknya besi, ketika situasi menekan itu semakin besar dan kompleks, ia mulai bengkok dan tidak stabil. Demikian juga orang-orang tipe ini. Mereka mampu menghadapi tekanan, tetapi tidak dalam kondisi berlarut-larut.

Tambahan tekanan sedikit saja, membuat mereka menyerah dan putus asa. Untungnya, orang tipe ini masih mau mencoba bertahan sebelum akhirnya menyerah. Tipe lempeng besi memang masih belum terlatih. Tapi, kalau mau berusaha, orang ini akan mampu membangun kesuksesan dalam hidupnya.

Tipe ketiga, tipe kapas. Tipe ini cukup lentur dalam menghadapi tekanan. Saat tekanan tiba, orang mampu bersikap fleksibel. Cobalah Anda menekan sebongkah kapas. Ia akan mengikuti tekanan yang terjadi. Ia mampu menyesuaikan saat terjadi tekanan. Tapi, setelah berlalu, dengan cepat ia bisa kembali ke keadaan semula. Ia bisa segera melupakan masa lalu dan mulai kembali ke titik awal untuk memulai lagi.

Tipe keempat, tipe manusia bola pingpong. Inilah tipe yang ideal dan terhebat. Jangan sekali-kali menyuguhkan tekanan pada orang-orang ini karena tekanan justru akan membuat mereka bekerja lebih giat, lebih termotivasi, dan lebih kreatif. Coba perhatikan bola pingpong. Saat ditekan, justru ia memantuk ke atas dengan lebih dahsyat. Saya teringat kisah hidup motivator dunia Anthony Robbins dalam salah satu biografinya.

Untuk memotivasi dirinya, ia sengaja membeli suatu bangunan mewah, sementara uangnya tidak memadai. Tapi, justru tekanan keuangan inilah yang membuat dirinya semakin kreatif dan tertantang mencapai tingkat finansial yang diharapkannya. Hal ini pernah terjadi dengan seorang kepala regional sales yang performance-nya bagus sekali.

Bangun network

Tetapi, hasilnya ini membuat atasannya tidak suka. Akibatnya, justru dengan sengaja atasannya yang kurang suka kepadanya memindahkannya ke daerah yang lebih parah kondisinya. Tetapi, bukannya mengeluh seperti rekan sebelumnya di daerah tersebut. Malahan, ia berusaha membangun netwok, mengubah cara kerja, dan membereskan organisasi. Di tahun kedua di daerah tersebut, justru tempatnya berhasil masuk dalam daerah tiga top sales.

Contoh lain adalah novelis dunia Fyodor Mikhailovich Dostoevsky. Pada musim dingin, ia meringkuk di dalam penjara dengan deraan angin dingin, lantai penuh kotoran seinci tebalnya, dan kerja paksa tiap hari. Ia mirip ikan herring dalam kaleng. Namun, Siberia yang beku tidak berhasil membungkam kreativitasnya.

Dari sanalah ia melahirkan karya-karya tulis besar, seperti The Double dan Notes of The Dead. Ia menjadi sastrawan dunia. Hal ini juga dialami Ho Chi Minh. Orang Vietnam yang biasa dipanggil Paman Ho ini harus meringkuk dalam penjara. Tapi, penjara tidaklah membuat dirinya patah arang. Ia berjuang dengan puisi-puisi yang ia tulis. A Comrade Paper Blanket menjadi buah karya kondangnya.

Nah, itu hanya contoh kecil. Yang penting sekarang adalah Anda. Ketika Anda menghadapi kesulitan, seperti apakah diri Anda? Bagaimana reaksi Anda? Tidak menjadi persoalan di mana Anda saat ini. Tetapi, yang penting bergeraklah dari level tipe kayu rapuh ke tipe selanjutnya. Hingga akhirnya, bangun mental Anda hingga ke level bola pingpong. Saat itulah, kesulitan dan tantangan tidak lagi menjadi suatu yang mencemaskan untuk Anda. Sekuat itukah mental Anda?

Note :
Banyak pelajaran bijak yang membuat kita bertumbuh kearah yang lebih baik.

Menunda Kesenangan Kecil Demi Kesuksesan Besar Agustus 8, 2007
Posted by safruddin in Artikel Motivasi.
add a comment
Seberapa banyak yang ingin kita raih di dalam hidup ini ?

Apakah kita telah puas dengan kondisi saat ini, ataukah masih ada keinginan untuk terus menggapai hal-hal baru, yang selama ini belum kita dapatkan ?
Dalam proses kita untuk mencapai tujuan itu, ada rintangan yang seringkali menghambat langkah kita sesaat. Saat kita bisa menyelesaikan rintangan itu, akan membuat langkah kita ke depan menjadi semakin kuat dan mantap. Tapi kadang-kadang, seringkali tanpa sadar, saat kita bisa menyelesaikan suatu masalah, kita merasa sudah puas dengan kondisi itu, dan langkah kita terhenti disana.

Kita seolah sudah lupa, bahwa tujuan utama kita sebenarnya belum tercapai. Ibaratnya, saat kita bersekolah, kita mendapat nilai sepuluh dalam sebuah test harian. Dan kita sudah cukup puas dengan nilai itu, padahal ujian-ujian itu tadi hanyalah proses-proses sementara, karena bukankah tujuan utama dalam bersekolah adalah naik kelas, dan lulus ? Kesenangan-2 kecil, tentu perlu juga dirayakan, karena bisa memberikan kebahagiaan, kebanggaan dan kesenangan sementara. Tapi tentu kita tidak boleh terlena di dalamnya lalu berhenti disana. Setelah kesenangan itu selesai dirayakan, kita harus kembali bekerja keras pada jalur utama yang kita tuju. Orang-orang yang sukses di dunia ini, mereka bahkan berani menunda kenikmatan kecil mereka, demi sebuah tujuan utama yang lebih besar.

Sebuah kisah nyata yang tepat bagaimana kita menunda kesenangan kecil demi mendapatkan kesuksesan yang lebih besar, adalah Sylvester Stallone. Dia memang kini salah satu aktor termahal di Hollywood, tapi tahukah anda bagaimana dia memulai karirnya ? Stallone lahir dari sebuah keluarga miskin di Amerika. Walau demikian, latar belakang keluarga tidak menghalanginya untuk bermimpi menjadi seorang bintang besar. Saat remaja, dia sudah sering mencoba casting di beberapa film murahan, namun itupun tidak pernah berhasil. Suatu saat, Stallone terinspirasi pada sebuah pertandingan tinju, yang membuatnya menulis tentang manuscipt film olahraga tinju, “Rocky”.

Setelah selesai, Stallone mencoba menawarkan skrip-nya kepada berbagai perusahaan film, tapi tidak ada yang mau membelinya, karena pada saat itu memang film dengan latar belakang tinju tidak laku di pasaran. Sampai akhirnya, ada sebuah perusahaan yang mau menawar harga naskah film tersebut sebesar 75.000 dollar, sejumlah uang yang nilainya puluhan kali lipat dari uang yang pernah dimiliki Stallone.

Saat itu, ada kebimbangan di dalam hatinya. Uang itu, cukup untuk membuatnya hidup lebih layak dan makmur. Tapi di sisi lain, Stallone ingin menjadi seorang bintang, seorang aktor terkenal, bukan seorang penulis naskah film. Jadi Stallone mencoba menawarkan kepada perusahaan film tersebut, agar dia yang menjadi aktor utamanya. Mereka menolak, karena mereka sudah memilih seorang aktor yang sudah berpengalaman untuk film tersebut, dibanding Stallone yang tidak punya latar belakang dan pengalaman di film. Negosiasi menjadi alot, karena Stallone menolak menjual naskah tersebut jika bukan dia yang menjadi pemeran utamanya. Bahkan saat harga naskah itu meningkat tiga kali lipat, dan terus meningkat hingga satu juta dollar, Stallone tetap menolaknya. Walau ia miskin dan lapar, tapi dia berani menolak uang satu juta dollar, hanya karena dia sudah punya impian yang kuat, bahwa dengan menjadi aktor, dia bisa memperoleh uang jauh lebih banyak dari uang satu juta dollar.

Akhirnya, perusahaan film itu menyerah juga, dan mereka mengijinkan Stallone menjadi pemeran utama, dengan syarat naskah itu dijual hanya dengan harga 35.000 dollar, serta Stallone hanya akan mendapat bayaran sebagai aktor sejumlah persentase tertentu jika film itu cukup laku di pasaran. Sebuah pilihan berisiko tinggi diambil oleh Stallone. Mengorbankan uang 75.000 dollar, dan hanya mendapatkan 35.000 dollar plus tambahan lagi beberapa ribu dollar jika film itu laris. Semua orang di sekitarnya mengatakan bahwa keputusan itu adalah keputusan terburuk yang pernah diambil Stallone. Tapi Stallone tidak menggubris itu semua, karena di hatinya dia tahu, bahwa yang dia lakukan ini hanyalah menunda kesenangan sesaat, untuk mendapatkan kesenangan lain yang lebih besar.

Pada waktu film Rocky diluncurkan, bukan saja film itu menjadi laris, tapi bahkan menjadi box office di seluruh dunia, dengan total penjualan bersih menjadi 171 juta dollar, meraih 10 nominasi untuk academy awards, serta mendapatkan satu piala Oscar. Secara spontan, Stallone langsung naik daun menjadi aktor kelas atas Hollywood, dan tawaran main film kelas satupun mulai berdatangan ke dirinya. Apa yang dialami oleh Sylvester Stallone adalah sebuah pilihan untuk berani menunda kesenangan-kesenang an kecil, dan berjuang untuk meraih kesuksesan yang lebih tinggi lagi.

Jangan pernah terjebak dengan kenyamanan sementara, yang kadang membuat kita merasa sudah puas, padahal bukan itu sebenarnya yang kita inginkan. Nikmati hasil sementaranya, tapi tetaplah punya visi ke depan yang jelas, untuk terus mengejarnya.

Note :
Janganlah mudah tetap berpuas hati dengan apa yang dicapai saat ini. Teruslah mengembangkan diri menjadi lebih baik lagi.

Kesempatan ataupun pilihan…. Agustus 5, 2007
Posted by safruddin in Artikel Motivasi.
add a comment
Ketika kita bertemu orang yang tepat untuk dicintai, Ketika kita berada di tempat pada saat yang tepat, Itulah kesempatan.Ketika kita bertemu dengan seseorang yang membuatmu tertarik, Itu bukan pilihan, itu kesempatan.

Bertemu dalam suatu peristiwa bukanlah pilihan, Itupun adalah kesempatan.

Bila kita memutuskan untuk mencintai orang tersebut, Bahkan dengan segala kekurangannya, Itu bukan kesempatan, itu adalah pilihan.

Ketika kita memilih bersama dengan seseorang walaupun apapun yang terjadi, Itu adalah pilihan.

Bahkan ketika kita menyadari bahwa masih banyak orang lain Yang lebih menarik, lebih pandai, lebih kaya daripada pasanganmu

Dan tetap memilih untuk mencintainya, Itulah pilihan.

Perasaan cinta, simpatik, tertarik, Datang bagai kesempatan pada kita. Tetapi cinta sejati yang abadi adalah pilihan. Pilihan yang kita lakukan.

Kita mungkin kebetulan bertemu pasangan jiwa kita, Tetapi mencintai dan tetap bersama pasangan jiwa kita, Adalah pilihan yang harus kita lakukan.

Kita ada di dunia bukan untuk mencari seseorang yang sempurna untuk dicintai TETAPI untuk belajar mencintai orang yang tidak sempurna dengan cara yang sempurna.

Kebahagiaan adalah sebuah Pilihan Agustus 5, 2007
Posted by safruddin in Artikel Motivasi.
add a comment
Pada suatu zaman di Tiongkok, hiduplah seorang jenderal besar yang selalu menang dalam setiap pertempuran. Karena itulah, ia dijuluki “Sang Jenderal Penakluk” oleh rakyat. Suatu ketika, dalam sebuah pertempuran, ia dan pasukannya terdesak oleh pasukan lawan yang berkali lipat lebih banyak.Mereka melarikan diri, namun terangsak sampai ke pinggir jurang. Pada saat itu para prajurit Sang Jenderal menjadi putus asa dan ingin menyerah kepada musuh saja. Sang Jenderal segera mengambil inisiatif, “Wahai seluruh pasukan, menang-kalah sudah ditakdirkan oleh dewa-dewa. Kita akan menanyakan kepada para dewa, apakah hari ini kita harus kalah atau akan menang. Saya akan melakukan tos dengan keping keberuntungan ini! Jika sisi gambar yang muncul, kita akan menang. Jika sisi angka yang muncul, kita akan kalah! Biarlah dewa-dewa yang menentukan!” seru Sang Jenderal sambil melemparkan kepingnya untuktos.

Ternyata sisi gambar yang muncul! Keadaan itu disambut histeris oleh pasukan Sang Jenderal, “Hahaha… dewa-dewa di pihak kita! Kita sudah pasti menang!!!” Dengan semangat membara, bagaikan kesetanan mereka berbalik menggempur balik pasukan lawan. Akhirnya, mereka benar-benar berhasil menunggang-langgangkan lawan yang berlipat-lipat banyaknya.

Pada senja pasca-kemenangan, seorang prajurit berkata kepada Sang Jenderal, “Kemenangan kita telah ditentukan dari langit, dewa-dewa begitu baik terhadap kita.”

Sang Jenderal menukas, “Apa iya sih?” sembari melemparkan keping keberuntungannya kepada prajurit itu. Si prajurit memeriksa kedua sisi keping itu, dan dia hanya bisa melongo ketika mendapati bahwa ternyata kedua sisinya adalah gambar.

Memang dalam hidup ini ada banyak hal eksternal yang tidak bisa kita ubah; banyak hal yang terjadi tidak sesuai dengan kehendak kita. Namun demikian, pada dasarnya dan pada akhirnya, kita tetap bisa mengubah pikiran atau sisi internal kita sendiri: untuk menjadi bahagia atau menjadi tidak berbahagia. Jika bahagia atau tidak bahagia diidentikkan dengan nasib baik atau nasib buruk, jadi sebenarnya nasib kita tidaklah ditentukan oleh siapa-siapa, melainkan oleh diri kita sendiri. Ujung-ujungnya, kebahagiaan adalah sebuah pilihan proaktif.

Sumber :”The most proactive thing we can do is to ‘be happy’,” begitu kata Stephen R. Covey dalam buku ’7 Habits’.

Mutiara itu Agustus 1, 2007
Posted by safruddin in Artikel Motivasi.
1 comment so far
“Hai Anakku.” Kata Seorang Guru kepada muridnya yang duduk berhadapan dihamparan pasir pantai. “Sepertinya sudah cukup engkau belajar dariku, saatnya engkau belajar dari dunia luar, lingkungan yang sebenarnya”, papar Sang Guru kemudian. “Namun ada satu hal lagi yang harus engkau lakukan, sebagai bekalmu nanti, dan pelajaran akhir dariku.” “Apa itu Guru ?” tanya murid tersebut.

“Carilah mutiara di laut yang indah itu.”

“Mencari mutiara di laut itu Guru ?” tanya murid minta kepastian. “Bukankah di dasar laut itu gelap Guru, bagaimana aku bisa tahu itu mutiara atau bukan?”

“Dengan ilmu yang engkau miliki, engkau bisa menerangi dasar laut yang gelap tsb sehingga engkau bisa membedakan mana yang mutiara dan bukan”, jelas Gurunya. “Kecuali kalo kamu sengaja mengambil yang bukan mutiara.”

“Baiklah kalo bagitu Guru.”

“Untuk itu aku akan memberimu sesuatu buatmu, yang pertama adalah kuberi kau sebuah kantung di mana dengan kantung ini kau bisa menyimpan mutiara yang engkau dapatkan sebanyak-banyaknya, semakin banyak kau dapatkan maka kau akan semakin kuat sehingga bisa untuk mencari mutiara di tempat lain, jangan kau masukkan mutiara yang cacat atau selain mutiara, karena hal itu akan melemahkanmu dan akan membuatmu berat, mengerti kau?”

“Mengerti Guru, lalu apa lagi Guru?”

“Satu lagi, yaitu kuberi engkau sebuah kotak, yang dengan kotak ini engkau dapat menyimpan mutiara maksimal sebanyak empat. Namun tidak sembarangan mutiara yang engkau masukkan. Masukkanlah mutiara yang menurutmu paling bagus, paling indah, paling bersinar, bisa menyenangkanmu, semakin cepat engkau memasukkan mutiara yang menurutmu paling indah tersebut dalam kotak ini, maka kekuatanmu akan berlipat ganda, lebih dari kantung mutiara tadi, tapi ingat jika engkau memasukkan mutiara ke dalam kotak itu lebih dari satu sedang engkau tidak bisa menahan kekuatannya, maka engkau yang akan mendapat kerugian, kotak tersebut akan pecah, mutiara tersebut akan hilang dan kekuatanmu akan melemah, engkau harus pandai-pandai dan bijaksana mengambil keputusan, serta aku sangat tidak menyukai engkau mengambil lagi mutiara yang telah engkau masukkan dalam kotak tersebut kecuali jika memang mutiara yang engkau masukkan justru akan mengurangi kekuatanmu dan ingat, waktumu sampai matahari terbenam di ufuk Barat.” jelas Guru tersebut pada muridnya.

“Baiklah Guru, akan kuingat pesanmu” jawab muridnya sambil menerima kedua barang dari Gurunya.

Tidak lama kemudian turunlah murid tersebut ke dalam lautan. Dengan ilmunya, dia sanggup berada di dalam laut, dan mampu melihat dasar laut yang gelap gulita. Kemudian diapun sibuk mencari mutiara di antara batu-batu kerikil, banyak mutiara yang ditemukan, ada kemilau, bersinar, dan sebagainya.

“Lumayan juga, banyak mutiara yang telah kudapatkan, tenagaku pun terasa lebih kuat, aku akan pergi ke tempat lain lagi, barangkali di sana kutemukan mutiara yang cocok untuk kotak ini” pikir murid tersebut sambil memasukkan mutiara-mutiara yang ditemuinya ke dalam kantung. Di tempat lain, hal samapun dilakukan, sambil mencari mutiara yang cocok untuk dimasukkan dalam kotak, sampai suatu ketika ditemuinya sebuah mutiara yang cukup membuat hatinya tertarik, sebuah mutiara putih bersih kemilauan dengan sinarnya yang terang menerangi hati. Akhirnya diambil mutiara tersebut dan dimasukkan kedalam kotak. Benar kata Gurunya, mutiara tersebut memberi kekuatan yang berlipat ganda, tapi masih ada waktu lagi untuk mencari, maka pergilah dia ketempat lain untuk mengumpulkan mutiara-mutiara yang lain. Namun ditempat lain tersebut ditemuinya lagi sebuah mutiara yang lebih indah dari mutiara yang dimasukkan kotak tersebut. Muncul kebimbangan hati dalam diri murid tersebut.

“Guruku berpesan, jika aku tidak kuat, maka jangan memasukkan mutiara ini ke dalam kotak yang sudah terisi, akan berbahaya bagiku, Guruku juga melarangku untuk mengeluarkan mutiara dalam kotak ini apalagi mutiara tsb telah memberiku kekuatan, tapi mutiara ini teramat indah, lebih indah dari sebelumnya” cukup lama juga murid tersebut dalam kebimbangan, akhirnya diputuskan untuk memasukkan mutiara terindah itu ke dalam kantung saja, kemudian dia melanjutkan lagi perjalanannya mencari mutiara karena waktunya masih ada. Di tempat lain dia juga mengalami hal serupa, dia menemukan mutiara yang lebih indah lagi, tapi dengan ketetapan hatinya, dia tetap mempertahankan mutiara dalam kotak tersebut. dan meletakkan mutiara terindah itu ke dalam kantung, hingga batas waktunya telah tiba, dan dia harus kembali pada sang Guru.

Ditemuilah Gurunya dengan membawa hasil yang diperolehnya.

“Guru, aku sudah menyelesaikan tugas ini Guru, aku sudah berhasil membawa mutiara dalam kantung ini dan dalam kotak ini”

“Bagus kalau begitu, ketahuilah wahai anakku, aku akan memberitahumu sesuatu di balik hal tersebut, Ketauhilah bahwa kantung yang kuberikan itu ibarat tempat untuk menampung teman/sahabat, maka carilah sahabat yang baik. Buatmu carilah sahabat yang menjadi mutiara bagimu yang mampu memberimu kebaikan, semakin banyak engkau memiliki sahabat, maka akan banyak sahabat lagi yang akan kau dapatkan di kemudian hari, seakan-akan tempat itu bisa menampung tak terbatas banyaknya, semakin banyak akan semakin baik, tetapi jika engkau memiliki sahabat yang buruk yang bukan mutiara bagimu, maka hal itu akan memberatkanmu dan akan merugikanmu.”

“Lalu apa maksud dari kotak ini Guru?”

“Kotak ini memiliki maksud dengan pasangan hidup atau istri, nanti dalam hidupmu, carilah istri yang engkau anggap paling indah, paling engkau suka menurut pandanganmu karena hal itu akan memberimu kekuatan, kebahagian dan ketenangan. Karenanya engkau harus pandai-pandai dalam mengambil keputusan, engkau harus bisa memilih mutiara diantara batu-batu dan memilih mutiara terbaik bagimu apakah engkau mengerti Wahai Anakku”

“Insya Allah mengerti Guru”

“Nanti jika engkau telah berada diluar, gunakanlah ilmumu, gunakanlah Al-Islam sebagai penerang bagimu, dalam menentukan mana yang baik dan yang buruk, insya Allah engkau akan mendapatkan hasil akhir yang baik jika engkau berpegang padanya.”

“Baik Guru, insya Allah saya akan mengingat pesan-pesan Guru.

Manajemen Stress Agustus 1, 2007
Posted by safruddin in Artikel Motivasi.
1 comment so far
Bukan BERAT beban yang membuat kita stress, tetapi LAMAnya kita memikul beban tersebut. (Stephen Covey)

Pada saat memberikan kuliah tentang Manajemen Stress, Stephen Covey mengangkat segelas air dan bertanya kepada para siswanya: “Menurut anda, kira-kira seberapa beratnya segelas air ini?”

Para siswa menjawab mulai dari 200 gr sampai 500 gr. “Ini bukanlah masalah berat absolutnya, tapi tergantung berapa lama anda memegangnya.” kata Covey.

“Jika saya memegangnya selama 1 menit, tidak ada masalah. Jika saya memegangnya selama 1 jam, lengan kanan saya akan sakit. Dan jika saya memegangnya selama 1 hari penuh, mungkin anda harus memanggilkan ambulans untuk saya. Beratnya sebenarnya sama, tapi semakin lama saya memegangnya, maka bebannya akan semakin berat.”

“Jika kita membawa be ban kita terus menerus, lambat laun kita tidak akan mampu membawanya lagi. Beban itu akan meningkat beratnya.” lanjut Covey. “Apa yang harus kita lakukan adalah meletakkan gelas tersebut, istirahat sejenak sebelum mengangkatnya lagi”. Kita harus meninggalkan beban kita secara periodik, agar kita dapat lebih segar dan mampu membawanya lagi.

Jadi sebelum pulang ke rumah dari pekerjaan sore ini, tinggalkan beban pekerjaan. Jangan bawa pulang. Beban itu dapat diambil lagi besok. Apapun beban yang ada dipundak anda hari ini, coba tinggalkan sejenak jika bisa.Setelah beristirahat nanti dapat diambil lagi.

Hidup ini singkat, jadi cobalah menikmatinya dan memanfaatkannya …! Hal terindah dan terbaik di dunia ini tak dapat dilihat, atau disentuh, tapi dapat dirasakan jauh di relung hati kita.

Start the day with smile and have a good day……..

Note : Stress bukan untuk ditakuti, tapi dengan stress awal memulai langkah baru.
Hadapi setiap permasalahan dengan tenang dan bijaksana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan beri komentar