Segar banget

Segar banget
bangett

Selasa, 16 Agustus 2011

Pendidikan Yang Rendah dan Sukses Berwirausaha



M. Musrofi

Orang-orang besar seperti Thomas Edison, pendiri General Electric; Henry Ford, pendiri Ford Motor Co; Bill Gates, pendiri Microsoft; Ted Tunner, pendiri CNN; Michael Dell, pendiri Dell Computer; Steve Jobs, pendiri Apple Computer; Ralph Lauren, pendiri Polo; Kemmon Wilson, pendiri Holiday Inn; semuanya bukanlah lulusan perguruan tinggi. James E Carey pendiri UPS di usia 11 tahun berhenti sekolah. Harland D Sanders, pendiri Kectucky Fried Chicken pada usia 12 tahun telah berhenti sekolah.

Matsushita Konosuke pendiri kerajaan elektronik Matsushita Denki, pendidikannya hanya sampai kelas 4 sekolah dasar. Tahun 1965, Universitas Waseda menganugerahkan gelar Doktor dalam bidang hukum kepada Konosuke karena jasanya dalam pembangunan dan kemajuan masyarakat. Tahun 1971, ia menerima gelar Doktor dari Universitas Keio. Tahun 1975, ia terima lagi gelar Doktor dari Universitas Doshiya.

Bambang Arie Bembie, produsen motor mini bermerek Bembie, hanyalah lulusan SD. Baruno, pengusaha fashion style dari eceng gondok, lulusan SMA (SMU). HM Irawan Suryanto (Raja Bola dari Majalengka) dan Anak Agung Gede Kurnia, keduanya lulusan SMP.

Sucipto, lulusan SD, pengusaha sukses pengumpul kertas bekas, punya deposito miliaran rupiah, tanahnya tersebar di mana-mana, sementara rumahnya ditaksir lebih dari setengah miliar. Belum terhitung puluhan truk, mobil pick-up, serta beberapa mobil pribadi.Lewat bawang merah, Bambang Sumaji, gagal menjadi sarjana hukum, sukses menjadi juragan produk kebanggaan Brebes tersebut. Bidang usaha lain pun tak luput dari sambarannya, mulai dari perbankan sampai properti. Omzet Rp 50 miliar dengan gampang digapai.

Nama Sukyatno Nugroho tidak bisa dipisahkan dari nama Es Teler 77, Mie Tek-tek, dan Pasti Enak yang adalah waralaba-waralaba nasional yang tergolong sukses. Dalam banyak seminar ia sering memperkenalkan dirinya sebagai penyandang gelar MBA yang kependekan dari "Manusia Bisnis Asal-asalan". Di sekolah peringkatnya adalah nomor 40 dari 50 murid. Ijasahnya hanya sampai SMP. Di SMTA ia hanya tahan 3 bulan di kelas satu.

Alexander Halolo, tamatan SMP. Ia memiliki 35 angkutan umum minibus, 110 keramba (tambak apung) miliknya, setiap hari rata-rata ia menjual 2,5 ton (5.000 ekor) ikan mas segar ke segenap penjuru. Harga per kilogram ikan mas Rp 9.500. Bayangkan berapa penghasilannya. Ikan mas tersebut ia jual ke Kabupaten Karo, Simalungun, Sidikalang, Kota Rantau Prapat, Medan, Padang Sidimpuan, Pematang Siantar, bahkan ke Provinsi Jambi dan Aceh.

Pendiri Sony Corporation, namanya Akio Morita, adalah siswa yang kebangetan bodohnya. Ia ranking ke 180 dari 180 siswa di kelas. Aristotle Onasis, karena bodohnya, pernah dikeluarkan dari sekolah dan tidak lulus perguruan tinggi.

-
Kemajuan teknologi yang pesat, benar-benar merubah banyak hal di jaman sekarang
ini. Kemudahan yang paling terasa saat ini adalah semakin mudahnya
mendapatkan akses informasi, baik menerima maupun mengirim informasi.
Saya masih teringat sekitar sepuluh tahun yang lalu saat masih kuliah,
orang tua saya kalo mau menghubungi saya di Surabaya masih pinjam
telepon kabel Telkom tetangga sebelah rumah, dimana dia satu-satunya yg
punya telepon Telkom, dalam 1 RW sampai dengan saat itu. Kenapa begitu?
Apakah biaya telp tdk.terjangkau waktu itu? Akar masalahnya bukan
disitu, masalahnya waktu itu adalah setiap calon pelanggan yang mau
daftar jadi pelanggan Telkom, mesti mengumpulkan setidaknya 10 orang,
baru bisa daftar karena jaringan Telkom di wilayah itu habis, sementara
untuk pasang line jaringan baru butuh biaya mahal, jadi masuk daftar
tunggu yang tidak jelas sampai kapan. Nah, apa efek sampingnya? Bisnis
wartel luar biasa menjamur.
Bagaimana dengan sekarang? Hadirnya smartphone, mulai Black Berry,
Iphone, dsb.sampai computer mini maupun computer tablet seperti sejenis
notepad,Ipad, membuat semua informasi bisa diakses hampir dari manapun,
dan hampir dalam kondisi bagaimanapun. Kemajuan teknologi digital ini
benar-benar menghancurkan bisnis wartel maupun warnet yang dulu begitu
marak. Yang paling terasa saat ini adalah perubahan gaya hidup. Coba
anda amati sekeliling anda!apakah anda mendapati hal sebagai berikut:
1. Orang-orang terutama kaum muda berjalan sambil menunduk dengan satu
tangan asyik dengan smartphone sementara tangan lainnya mungkin sambil
membawa tas kuliah/kerja?
2. Sopir dijalan asyik mengendalikan kendaraan dengan tangan kanan
sementara tangan kirinya asyik pencet-pencet smartphone? Sampe dibuat
aturan, bahwa berkendara tidak boleh sambil menelepon.
3. Anak-anak muda makin sering bergaya, setiap saat action di depan
smartphone, tinggal angkat smartphone dengan satu tangan ke depan dan
click, jadilah sebuah foto digital, yang dulu tidak semudah itu bisa
terjadi mengingat untuk membuat sebuah foto mesti beli film, cuci, dan
cetak, setiap kesalahan tidak bisa dikoreksi.Dalam bahasa gaul mereka
bilang “ narsis amat sich”.
4. Mau transfer atau transaksi dengan uang? Masih maukah ngantri? Tentu
tidak. Bahkan sekarang diatas ranjang sekalipun bisa kita jalankan.
Lagi-lagi cukup hanya dengan satu tangan, tidak lebih dari itu.
Inilah yang kawan saya bilang, jaman sekarang ini kita memasuki generasi
satu tangan. Segala hal bisa dilakukan cukup hanya dengan satu tangan.
Banyak sudah perubahan besar yang terjadi dengan lahirnya generasi satu
tangan ini. Bahkan Rhenald Kasali, pakar manajemen perubahan sendiri
menulis dalam bukunya yang berjudul cracking zone, bahwa dengan kondisi
kondisi seperti diatas sekarang yang kita butuhkan di industry bisnis
terutama, bukan hanya sebatas leadership, tapi sudah sampai kebutuhan
akan crackership.
Apa efek samping lainnya?Segala kemudahan akses yang bisa didapatkan,
bahkan cukup hanya dengan satu tangan, secara tidak sadar telah mengajak
kita, terutama generasi satu tangan tadi yang rata-rata masuk kategori
generasi muda harapan bangsa, kearah maunya serba cepat dan serba
instan. Para professional penginnya berkarir gak terlalu lama bisa cepet
jadi CEO, yang jadi politisi, kalo bisa jangan lama-lama, berpolitisi
langsung berkuasa. Yang masih sekolah berlomba-lomba masuk kelas
percepatan. Yang merasa belum kaya, rame-rame ikut seminar cara cepat
jadi kaya.Begitulah seterusnya.Bahkan di dunia spiritualpun mungkin anda
pernah dengar ada istilah sudden enlightment, instant enlightment, one
minute enlighment, pencerahan tiba-tiba, pencerahan mendadak, pencerahan
satu menit. Pertanyaan anak-anak kalo mau kuliah mengarah ke:”jurusan
apa yang prospek (maksudnya bisa cepet kaya)?”, perkara cocok gak cocok
dengan minat dan bakat, itu urusan belakangan. Bagaimana dengan potret
lulusan/pencari kerja baru?Kurang lebih pertanyaannya begini” Apakah ada
pekerjaan yang begitu ditekuni tiga bulan langsung kaya?”. Mulai
ramailah mencoba terjun ke bisnis internet marketing yang konon bisa
membuat orang cepet kaya karena dapatnya dollar.”
Kondisi inilah yang saya namakan pragmatisme. Kondisi dimana pola pikir
mengarah ke serba cepat, instan dan praktis. Ilmu pengetahuan dan
teknologi memang bisa membuatnya lebih cepat, tapi secerdas apapun itu,
tetap ada batasnya. Memaksa berlebihan agar lebih dan lebih lagi suatu
saat akan menghasilkan kehidupan seperti bunga plastic. Cepat memang
hasilnya, indah kelihatannya (sebentar) tapi palsu dan membosankan,
tidak seperti bunga asli yang memang butuh waktu untuk berproses untuk
menjadi indah yang relative abadi.
Generasi Satu Tangan memang sudah waktunya harus lahir seiring kemajuan
ilmu pengetahun dan teknologi,namun demikian janganlah generasi ini
mengejar semua yang serba instan, dan melupakan keindahan setiap fase
kehidupan karena itu adalah semu. Nikmatilah setiap proses kehidupan
ini, menjadi indah di setiap langkah. Bukan hanya sebatas hasil, namun
nikmati juga prosesnya.

-

MENYIKAPI KEGAGALAN
M. Musrofi

Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. (QS. Alam Nasyroh : 5-6).

Ketika kita masih kanak-kanak, kita ini orang yang tangguh dalam menghadapi kegagalan. Apa buktinya? Ingatlah ketika kita berlatih berjalan, dulu sewaktu kita masih kanak-kanak. Siapun kita, pasti pernah jatuh rangka belajar berjalan itu. Apa yang kita lakukan ketika kita jatuh? Kita bangun lagi, belajar berjalan lagi. Jatuh lagi, bangkit lagi, belajar berjalan lagi. Jatuh lagi, bangkit lagi. Begitulah berkali-kali kita jatuh, lalu bangkit lagi : sampai kita bisa berjalan! Eh, apa jadinya saat itu ya, ketika kita jatuh dalam belajar berjalan, lalu kita tidak mau bangun dan belajar berjalan lagi? Mungkin kita tidak pernah bisa berjalan seperti saat ini.

Namun ketika usia terus bertambah, ketangguhan kita menghadapi kegagalan itu nampaknya semakin berkurang. Sampai-sampai kita ini jadi takut gagal.

Siti Hajar, ibu dari Nabi Ismail, mengalami kegagalan beruntun. Namun, beliau terus berupaya. Kita kutip cerita amat singkat tentang Siti Hajar dari buku Ary Ginanjar ESQ yang berjudul Emotional Spiritual Quotient berikut ini:

“Siti Hajar berlari-lari bolak-balik dari Shafa ke Marwah di tengah gurun yang tandus mencari air bagi anaknya. Ia tidak hanya berlari satu kali lalu berhenti ketika ia tidak menemukan air yang diperlukannya. Ia kembali lagi, dan berupaya lagi. Ketika ia gagal, maka ia berusaha lagi untuk mencari air yang sangat dibutuhkannya itu. Ketika ia gagal, ia masih terus berusaha mencari sambil berlari-lari. Dalam hatinya yang suci dan teguh, ia hanya ingin menyelamatkan anaknya, karena Allah SWT. Ia terus berupaya tanpa kenal putus asa. Meskipun sekian kali berusaha dan belum juga memperoleh air itu, ia masih terus berupaya dengan hati yang tegar tanpa kenal lelah. Setelah sekian kali berupaya, barulah ia menemukan mata air yang dibutuhkannya itu, atas pertolongan Allah Yang Maha Memberi.”

Ibrahim Hamd Al-Qu’ayyid memberikan resep manakala kita menghadpi kegagalan berikut ini :

1. Ketika merasa gagal, mendengar berita kegagalan, atau menangkap tanda-tandanya, maka Anda harus mengucapkan kalimat istirja’, yaitu kalimant innaa lillahi wa innaa ilaihi raaji’uun (sesungguhnya kami berasal dari Allah dan hanya kepada-Nya kami kembali) dan laa haula walaa quwwata illaa billah (tiada daya dan kekuatan, melainkan dari Allah).
2. Buanglah jauh-jauh rasa gelisah, sedih, dan putus asa.
3. Ingatlah selalu nikmat Allah dan apa yang Dia berikan kepada Anda.
4. Analisislah kegagalan itu, hasil-hasilnya, dan factor-faktor yang menyebabkannya.
5. Berpikirlah positif, penuh harap dan jangan kaitkan kegagalan Anda dengan orang lain.
6. Membantu orang lain, memberi dukungan kepada mereka, meringankan penderitaan dan musibah mereka, serta memenuhi kebutuhan mereka menjadi kunci dihapuskannya kesulitan. Rosulloh bersabda, ”Barangsiapa yang membukakan satu kesempitan saudaranya dari kesempitan-kesempitan dunia, maka Allah akan membuka untuknya satu kesempitan dari kesempitan Hari Kiamat.” (Muttafaq ‘alaih).

Untuk menciptakan lampu pijar, Edison telah melakukan 9.000 percobaan yang gagal, dan 6.000 lebih bahan telah ia coba. Sampai di sini, resapilah sebentar, “9.000 kali percobaan yang gagal dan 6.000 lebih jenis bahan dicoba…”

Sementara itu Edison telah mencoba lebih dari 50.000 kali percobaan untuk menciptakan aki. Ketika asistennya bertanya mengapa dia terus melakukan percobaan lampu pijar, padahal sudah ribuan kali gagal, Edison mengatakan bahwa ia tidak pernah gagal satu kali pun! Ia menganggap bahwa apa yang dilakukannya adalah menemukan ribuan benda yang tidak bermanfaat, yang tidak bisa dihindari dalam proses penciptaan.

Hasil penelitian Dean Keith -seperti dikutip Tony Buzan- terhadap 2.036 penemu atau ilmuwan menunjukkan bahwa ilmuwan yang paling terhormat bukan hanya menghasilkan lebih banyak karya besar, tetapi juga lebih banyak karya buruk dibandingkan dengan ilmuwan lain.

Kolonel Sanders, telah ditolak oleh seribu lebih toko ketika ia menawarkan resep masakan ayam goreng. Akhirnya ia begitu tersohor dengan Kentucky Fried Chicken-nya (KFC).

Mesin photo copy Xerox sebelum tersohor seperti sekarang ini, pernah ditolak oleh 20 perusahaan.

Walt Disney runtuh 302 kali sebelum menjadi sebuah bisnis begitu gagah dan kuat. Henry Ford mengalami kebangkrutan sebanyak 5 kali.

Watson, pendiri IBM bahkan mengatakan, “Kalau ingin sukses, lipatgandakan kegagalan.”

Charles Franklin Kattering, penemu starter mobil otomatis berkata, “Sekarang apa yang ingin Anda lakukan adalah belajar bagaimana menyikapi kegagalan. Setelah Anda mengalami kegagalan, analisislah dan temukan mengapa Anda gagal. Karena kegagalan adalah satu langkah yang akan membimbing ke puncak kesuksesan. Dan Anda tidak akan bisa sampai langkah terakhir kalau Anda tidak melewati semua langkah. Cobalah lagi apabila Anda gagal. Karena ketika pertama kali Anda melakukan sesuatu, sesungguhnya Anda adalah orang amatir (tidak profesional) – yakni seseorang yang melakukan sesuatu untuk pertama kali. Orang yang mampu sukses ketika pertama kali melakukan sesuatu sebenarnya adalah benar-benar suatu kecelakaan –di luar kebiasaan--.”

Kata Ary Ginanjar, “Kita butuh kegagalan, untuk menyempurnakan sikap dan mental kita…Kewajiban manusia adalah berusaha tiada henti, tanpa kenal putus asa…Kegagalan akan menghancurkan kesombongan, sehingga menciptakan sikap rendah hati (tawadhu)... “

--

IDE “KEBETULAN”
M. Musrofi

Di tengah proses berkarya, tiba-tiba kita tertarik pada sesuatu. Lalu muncul ide baru, muncul ide karya “kebetulan.” Kata “kebetulan” diberi tanda petik, karena sesungguhnya tidak ada kejadian yang kebetulan di dunia ini, sekecil apa pun kejadian itu.

Ketika Edison mencoba merekam berita telepon dengan menggunakan mesin telegrap, ia tertarik pada sesuatu yang baru. Pada waktu jarum mesin telegrap itu dilewatkan di atas suatu pita perekam, ia mendengar bunyi seperti musik. Inilah awal penciptaan fonograf yang dapat merekam dan menghasilkan bunyi pada tahun 1877.

Begitu pula dengan Gutenberg. Sewaktu ia mengukir huruf-huruf pada sebuah balok kayu, dan ia hamper selesai sampai akhir halaman, tiba-tiba ia membuat kesalahan. Maka dicungkilnya huruf yang salah dan ditempelkannya sekeping kayu dengan huruf yang benar. Kejadian ini menyadarkan Guternberg bahwa ia tidak perlu mengukir huruf-huruf pada balok baru setiap kali ia ingin mencetak sesuatu. Dari sinilah awal penciptaan mesin cetak.

Temuan teh celup pun secara “kebetulan”. Teh celup ditemukan sekitar tahun 1908 secara tidak sengaja oleh Sullivan, pedagang teh dan kopi di New York. Awalnya dia mengemas contoh teh yang akan dijual dalam wadah mungil berbahan sutera. Tapi ternyata para pelanggannya malah memasak teh dan wadahnya itu dengan air mendidih. Cara ini sebenarnya termasuk cara memasak tradisonal, agar bubuk/daun teh tidak bertebaran dalam teko. Karena dianggap praktis, teh kantong atau teh celup ini makin digemari. Kemasan teh kemudian dibuat dari kertas tipis yang tidak mudah rusak kalau harus direndam dalam air mendidih.

Keripik kentang ditemukan secara tidak sengaja pada tahun 1853 oleh George Crum. Dia adalah seorang juru masak di sebuah tempat peristirahatan di Lake lodge, Saratoga Spring, New York. Saat itu french fries atau kentang goreng sangat popular di restoran tersebut. Suatu hari, salah satu pengunjung yang sedang menikmati makan malam mengeluh French fries pesanannya terlalu tebal. Meskipum Crum sudah membuat yang lebih tipis lagi, si tamu masih belum puas juga. Dengan sedikit kesal Crum lalu membuat kentang goreng yang terlalu tipis untuk disantap dengan garpu. Tak disangka, si tamu tadi malah sangat senang dengan kentang goreng tipis buatannya. Jadilah si keripik kentang itu popular di mana-mana hingga kini.

Penghapus tulisan (Tipp-ex) ditemukan gara-gara kesal. Karena sering bikin kesalahan sewaku mengentik, Bette Nesmith Graham menjadi pencipta cairan pengoreksi tulisan. Tahun 1951, ia bekerja sebagai seketaris lepas di Texas Bank & Trust. Karena memang tidak pandai mengetik, Bette kerap membuat kesalahan. Dia lalu mencari akal agar ia tidak terus-terusan mengetik ulang. Tiba-tiba dia teringat cara kerja para pelukis yang bisa mengoreksi kesalahan yang dibuat dengan memolesnya lagi dengan warna lain. Bette lalu mencampur sejumlah cairan dasar cat di botol kuteks-nya, yang digunakan lalu Bette untuk menghapus kesalahan yang dibuat saat mengetik dan menulis. Bette menyebutnya “Mistake out”. Temuannya sekarang menjadi begitu popular dan dia menjadi kaya raya dari hasil penjualan hak patent dan royalty temuannya itu.


-

Kuliah Sembari Berwirausaha
M. Musrofi

Tanya :

Kaitannya dengan peluang pekerjaan setelah lulus dari perguruan tinggi, saya yang saat ini sebagai mahasiswa semester V, agak pesimis ketika membaca berita di koran bahwa saat ini sebanyak 500.000 sarjana menganggur. Pengangguran sarjana rata-rata per tahun bertambah 50.000 orang khusus dari perguruan tinggi negeri, belum termasuk perguruan tinggi swasta (Kompas, 4/20/2002).

Pesimisme saya agak terkikis setelah mencoba berpikir bahwa setelah lulus nanti ada alternatif lain selain menjadi karyawan, yaitu berwirausaha. Yang saya tanyakan, bagaimana kalau kuliah nyambi berwirausaha? Bagaimana kiat-kiatnya?
Sigit, mahasiswa salah satu PTS di Surakarta

Jawab :

Ada beberapa hal yang nampaknya menjadi kendala ketika kuliah sembari berwirausaha, misalnya:

1. Berwirausaha menganggu kuliah. Berapa jam waktu Anda untuk kuliah, belajar di rumah, dan mengerjakan tugas-tugas? Berapa jam siswa waktu Anda untuk nonton TV, ngobrol, jalan-jalan, dsb..? Sisa waktu ini bisa dimanfaatkan untuk berwirausaha.
2. Tidak bermodal. Banyak wirausahawan sukses memulai usahanya dengan modal sangat kecil. Contohnya, Bob Sadino modal awalnya meminjam 50 anak ayam.
3. Masih terlalu muda. Oprah Wenfrey mulai dengan memperoleh penghasilan dari bakat bicaranya sejak usia 12 tahun. Bill Gates memulai usahanya di usia 13 tahun, dan bersama Berry Gordy mendirikan Microsoft di usia 19 tahun. Dave Thomas, pendiri Wendy’s Restaurant memulai usahanya di usia 15 tahun.



Beberapa kiat berwirausaha sembari kuliah misalnya :

1. Dengan manajemen waktu yang baik, Anda sebaiknya membuktikan bahwa kuliah plus berwirausaha tidak akan memperkecil atau bahkan memperbesar indeks prestasi (IP).
2. Pilih jenis usaha dimana Anda bisa enjoy. Selalu dalam konsultasi ini, diulas soal enjoy. Agar bisa enjoy, pilih usaha yang ada kaitannya dengan hobi. Misalnya, hobi otak-atik barang-barang elektronik, buka usaha jasa perbaikan barang-barang elektronik, jualan atau menjadi perantara jual beli barang-barang elektronik.
3. Mulailah dengan yang ada, modal kecil dan ide usaha yang nampak remeh tidak masalah. Seringkali mahasiswa mempunyai ide-ide usaha yang besar dan cemerlang. Tapi ide ini perlu tenaga dan modal besar. Padahal tenaga dan modal tidak mencukupi. Maka ide tinggal ide.
4. Selalu mengembangkan kreativitas dan inovasi.
5. Anda harus yakin bahwa produk atau jasa yang akan Anda jual benar-benar akan dibeli konsumen.
6. Pilih jenis produk atau jasa dimana konsumen akan membeli atau memanfaatkannya secara berulang. Ini untuk mengurangi waktu, tenaga, dan biaya Anda dalam mencari konsumen.


--

APA BEDANYA “SOAL DI SEKOLAH” DENGAN “ SOAL DI KEHIDUPAN NYATA”?
M. Musrofi

Richard Forbes menulis perbedaan antara ”soal-soal di sekolah” dengan ”soal-soal di kehidupan nyata” seperti ini :



SOAL-SOAL DI SEKOLAH




SOAL-SOAL DI KEHIDUPAN NYATA



Soal-soal di sekolah sudah pernah dipecahkan berkali-kali sebelumnya dan oleh banyak sekali orang yang berbeda




Jika soal-soal yang dihadapi di dunia nyata sudah pernah dipecahkan, berarti sudah bukan soal lagi.



Motivasi untuk memecahkan soal-soal di sekolah sangat rendah karena tidak akan ada yang menderita jika soal-soal ini tidak terpecahkan




Motivasi untuk memecahkan soal-soal di kehidupan nyata sangat tinggi karena jika tidak terpecahkan, masalah lain akan muncul.



Tujuan soal-soal ini dipecahkan telah jelas disebutkan




Anda sendirilah yang harus mengenali dan merumuskan tujuan Anda



Semua data dan informasi yang dibutuhkan disajikan dalam bentuk soal-soal. Informasi yang tersedia tersebut benar adanya dan relevan dengan masalah yang akan dipecahkan




Data dan informasi yang sudah tersedia kemungkinkan tidak benar, tidak relevan, dan mungkin juga malah menyesatkan. Beberapa informasi yang dibutuhkan nampak kabur



Aturan-aturan dapat diikuti untuk mencapai hasil yang diinginkan




Tidak ada aturan yang dapat kita ikuti untuk memecahkan soal dalam kehidupan nyata



Biasanya hanya terdapat satu jawaban yang benar




Biasanya terdapat beragam solusi, tidak secara gamblang menunjukkan bahwa satu solusi lebih baik daripada yang lain



Seseorang yang berada di dekat Anda akan memberitahu Anda apakah solusi yang Anda buat itu benar atau salah. Jika ada lebih dari satu solusi, seseorang akan memberitahu Anda seberapa bagus solusi Anda tersebut




Sepanjang pengetahuan Anda, tidak ada orang lain yang tahu apakah solusi ini akan berhasil atau tidak, atau apakah solusi tersebut merupakan sebuah sousi yang terbaik atau bukan



Solusi yang pernah ada biasanya dapat Anda temukan secara tertulis di suatu tempat, misalnya di bagian belakang buku soal yang sedang Anda kerjakan




Sebuah solusi baru harus Anda ciptakan. Jika solusi tersebut sudah pernah ada sebelumnya, tidak akan bisa diterapkan secara tepat untuk soal yang ada saat ini



Soal-soal di sekolah biasanya hanya melobatkan faktor yang obyektif yang dapat didefinisikan dan dapat diukur




Soal-soal yang dihapai biasanya mengandung informasi-informasi dan pilihan-pilihan, interpretasi, dan perasaan manusia yang ambigu (tidak tegas)



Fakta yang mengatakan bahwa sebuah soal-soal itu ada sangatlah jelas.




Terkadang fakta yang menyatakan bahwa saat ini sedang terdapat satu soal tidak terlihat sampai suatu saat seseorang menemukan solusi

Menarik ya? Sepertinya apa yang diutarakan Forbes tersebut dapat kita rasakan. Lalu bagaimana sebaiknya supaya “soal-soal” di sekolah “nyambung” dengan “soal-soal” di kehidupan sehar-hari? Wah, ini perlu pemikiran kita bersama ya...


--

Benarkah Makin Berat, Makin Hebat?
Rhenald Kasali *)

Sebagian besar pembaca mungkin dibesarkan dalam kultur ekonomi sulit, sehingga kaya berbagai peribahasa, seperti: hemat pangkal kaya dan rajin pangkal pandai. Kita bermain layang-layang, menangkap belut,bermain bersama anak-anak kampung dengan tiada henti canda, tawa,dan keringat.

Bagaimana anak-anak sekarang? Lahan kosong berganti menjadi kebun sawit atau perumahan mewah.Tak ada lagi lapangan badminton, arena bermain layang-layang dan air yang mengalir bening. Tapi anak-anak punya mainan baru, Facebook,Twitter,Online Games, warung internet,dan bimbingan belajar.

Pergaulan fisik diganti dunia maya, statistik, dan ilmu berhitung diganti kalkulator dan software. Dulu kita hanya belajar sembilan mata pelajaran, sehingga masih banyak waktu untuk bermain. Bagaimana anak-anak kita? Bukannya dikurangi, melainkan semakin hari yang dipaksakan masuk ke dalam otak anak-anak kita semakin banyak.

Sementara di Selandia Baru dan banyak negara maju anakanak sekolah hanya mengambil enam mata pelajaran. Ketika mereka menganut spirit ”The Power of Simplicity”, kita justru tenggelam dalam spirit benang kusut, ”kalau terlalu mudah, tidak akan melahirkan kehebatan”.

Bukan hanya itu, di banyak negara, selain dirampingkan, mata ajar wajib juga dibatasi hanya dua, selebihnya dijadikan pilihan yang dikaitkan karier. Bagaimana di sini? Mata ajar yang banyak itu adalah mata ajar yang ”sakral”, wajib diambil semuanya. Kesakralan itu sesungguhnya hanya semu, karena mata ajar agama disamakan dengan berhitung dan sejarah ala kita, yaitu ala hafal-hafalan.

Ubah Cara Pandang
Namun, sewaktu saya bercerita bagaimana sekolah di Belanda, China, dan Selandia baru,adajugaorangtuayangprotes. Mereka tak menginginkan sekolahnya dibuatlebih
mudah. ”Sekolah itu memang harus sulit dan anak-anak harus berjuang”. Saya dapat mengerti pandangan ini, karena anaknya termasuk cerdas, tuntas semua mata pelajaran dengan nilai tinggi.

Namun, saya kurang mengerti bagaimana orang tua rela menyita seluruh waktu masa muda anaknya hanya untuk belajar. Mendidik bukanlah untuk melahirkan orang-orang yang tahu semua, tapi selalu bertanya, ”Saya harus melakukan apa?” Ini adalah realita, semakin banyak ditemui orang tak bisa bekerja dengan prioritas.

Saya juga kurang mengerti kalau pendidik kurang memahami bahwa talenta dan leadership merupakan kunci untuk mencapai keberhasilan hidup.Untuk itulah, talenta harus diasah, diberi ruang,dan waktu agar ia tumbuh. Leadership maupun entrepreneurship diasah dari keseharian di luar bangku sekolah. Diuji dalam interaksi kehidupan.

Tentu saya bertanya-tanya kalau pendidikan kita dibuat lebih ramping, apakah benar menjadi lebih baik.Saya selalu teringat masa-masa memulai karier sebagai penguji di program S-3.Saat seorang tua,kandidat doktor diuji, yang mengajukan pertanyaan ada 13 orang hebat.

Namanya juga orang hebat, pertanyaannya pasti sulit bagi seorang pemula. Tetapi semua penguji tidak puas, kandidat digoreng ke kiri, di-ongseng ke kanan hingga nyaris hangus. Di ruang rapat semua menyatakan tidak puas.Sebagai doktor muda yang baru kembali dari sekolah doktor, saya tak punya suara yang berarti. Saya hanya bertanya, ”Beginikah cara Bapak-Bapak menguji seorang calon doktor?”

Semua orang terdiam, dan saya pun terkejut dengan pertanyaan saya. Beberapa orang menatap tajam, karena mereka adalah mantan guru-guru saya dan terkenal di hadapan publik. Karena malu telah berkata- kata bodoh,saya teruskan saja berkata jujur. Saya katakan kita harus percaya diri.

Ujian dengan penguji sebanyak ini menunjukkan kita kurang pede.Lagi pula tak ada yang bisa lulus dengan ujian seperti ini.Semua dosen hanya marah-marah karena kepintarannya tak dimengerti orang lain, dan memberi saran yang saling bertentangan. Saya pun mengatakan,andaikan saya yang diuji di sini, saya beranijaminsaya puntidakakan lulus.

Pertanyaan ujian terlalu luas.Di Amerika Serikat,kita hanya diuji oleh empat orang pembimbing, dan bila kita bingung, kita tidak dibantai, malah dibantu. Di SLTA negara-negara maju,jumlah mata ajar memang ramping,tetapi sejak remaja mereka sudah biasa membuat makalah dengan kedalaman referensi dan terbiasa bekerja dengan metode ilmiah.

Demikianlah persekolahan kita. Bukannya disederhanakan, justru dibuat menjadi lebih kompleks. Semua mata ajar kita anggap sakral. Buku ditambah. Subjek ditambah. Guru juga ditambah. Saya kadang tak habis berpikir, bagaimana kita bisa menghasilkan kehebatan dari keribetan ini.

Saya tentu tak akan protes kalau dengan sekolah yang ditempa kesulitan ini, kita bisa pergi ke bulan. Fakta menunjukkan sebaliknya. Tidakkah kita bertanya, jangan-jangan ada yang tidak beres dengan kurikulum persekolahan kita? Saya juga bertanya-tanya, akankah anak-anak dididik dengan baik kalau hanya belajar enam
mata pelajaran seperti di Selandia Baru, Denmark, atau negara-negara industri lainnya?

Namun, fakta yang saya temui ternyata pendidikan yang hanya fokus pada enam mata pelajaran itu menempatkan pendidikan Selandia Baru terbaik keenam di dunia.Rasanya di sana juga tak ada siswa yang kesurupan saat ujian, apalagi contekan massal. Perlukah kita meremajakan cara berpikir kita?

*) RHENALD KASALI Ketua Program MM UI

--

GO-JEK
Syubhan Akib - detikOto

Jakarta - Tidak bisa dipungkiri kalau di kota besar seperti Jakarta, ojek adalah salah satu moda angkutan alternatif yang digemari dan digunakan oleh masyarakat. Dan bila dikelola dengan baik, ojek sebenarnya bisa mendatangkan banyak manfaat.

Seperti diketahui, dengan tingkat kemacetan di Jakarta ojek telah menjadi salah satu sarana transportasi utama yang digunakan oleh warga Jakarta sebagai solusi kemacetan.

Melihat hal tersebut, GO-JEK pun didirikan pada Februari 2011 oleh anak muda berusia 26 tahun, Nadiem Makarim, yang merupakan jebolan Harvard Business School.

Berbeda dengan layanan ojek pada umumnya yang mangkal di sebuah lokasi, GO-JEK memberikan fasilitas transportasi ojek eksklusif yang dapat dipesan melalui telepon, blackberry messenger, dan juga e-mail, serta memberikan kemudahan pengiriman barang melalui pelayanan kurir yang cepat dan terjangkau.

"Ide ini muncul pada saat saya duduk di belakang ojek dan mengamati kemacetan Jakarta yang semakin parah. Saya berpikir, kenapa tidak kita benahi struktur transportasi ini dan membuat ojek lebih terorganisir. Di situlah awal muncul terbentuknya GO-JEK," ujar Nadiem dalam siaran pers, yang diterima detikOto, Kamis (27/7/2011).

"GO-JEK ini didirikan dengan tujuan membantu pemerintah menangani masalah transportasi di Indonesia. Ini memang langkah awal yang kecil, tapi bila tidak ada yang maju memulai terlebih dahulu untuk mebenahi masalah kemacetan Jakarta, siapa lagi yang akan turun tangan?" tambahnya.

Ojek ini tidak hanya mengantarkan orang saja, tetapi juga jasa pengiriman barang, layanan kerjasama korporasi, dan layanan shopping untuk kaum ibu.

Para tukang ojek GO-JEK dibekali Kartu PraBayar agar bisa menalangi pembelian pengguna jasa yang sebelumnya telah memesan jasa via Call Center.

Dalam 5 bulan GO-JEK memberdayakan kurang lebih 200 sopir ojek profesional, memberikan mereka pelatihan khusus dalam melayani pelanggan dan bertransaksi, melengkapi mereka dengan atribut kerja yang rapih serta selayaknya dalam sebuah perusahaan, difasilitasi asuransi kesehatan yang memadai.

"GO-JEK pada dasarnya memberdayakan sopir ojek yang sudah ada di jalanan dan kami rekrut untuk menjadi bagian dari GO-JEK agar lebih terstruktur," imbuh Nadiem.

"Masalah keuntungan kami bagi untung 35% untuk kami, 65% untuk sopir itu sendiri. Pada saat kami memulai bisnis ini, visi dan misi utama kami adalah untuk membantu memperbaiki struktur transportasi Jakarta, memberikan kemudahan bagi mereka dalam melaksanakan pekerjaan sehari-hari seperti pengiriman dokumen, belanja harian dengan menggunakan layanan fasilitas kurir, serta turut mensejahterakan kehidupan tukang ojek di Jakarta itu sendiri," papar Nadiem.

Pada saat ini, GO-JEK telah memiliki sekitar 500 pelanggan loyal yang menggunakan jasa kirim antar barang maupun ojek dengan jumlah order kurang lebih 50 hingga 60 per hari. GO-JEK telah memiliki 200 sopir dengan rute yang fokus kepada Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan, dan masih terus berkembang. Layanan GO-JEK dapat dihubungi di 021-7251110.

Karena itu tidak salah jika GO-JEK memenangkan penghargaan dari Global Entrepreneurship Program-Indonesia (GEPI) sebagai Wirausaha Muda Mandiri terbaik Indonesia, kategori non-teknologi pada 22 Juli lalu.

Dalam kompetisi yang diadakan GEPI ini, GO-JEK telah berhasil bersaing dengan 500 kandidat lainnya dan mendapatkan hadiah sebesar US$ 10.000 sebagai tambahan modal bisnisnya.

Dengan ide inovatif inilah GO-JEK sukses mengambil hati para pebisnis dunia dan menjadi juara satu pada kompetisi GEPI yang melibatkan enam juri dari berbagai negara, yang turut dihadiri oleh Menlu AS Hillary Clinton.

"Dalam pidato ini, saya ingin mengutarakan mengenai GO-JEK yang berhasil memberikan pelayanan transportasi motor dengan konsep taxi juga pengiriman barang. Para pemenang dan finalis telah berkesempatan bertemu dengan calon pelanggan dan investor pada acara ini," ujar Hillary.

Kurang lebih 3 investor mengutarakan ketertarikannya menaruh saham pada GO-JEK karena konsepnya yang menjanjikan dan unik. Salah satunya adalah Arthur Benjamin, investor asal Amerika.


--

Mengubah Lingkungan Kerja atau Belajar Anda!
M. Musrofi

Lingkungan eksternal, yakni segala rangsangan yang datang dari luar tubuh kita, mempengaruhi perkembangan otak secara terus-menerus. Lingkungan eksternal bisa dalam bentuk fisik, maupun non fisik.

Bila sebelumnya, tidak ada gambar, tidak ada suara musik, tidak berbau, dinding tembok yang berwarna polos, dsb., ubahlah dengan menempel gambar-gambar yang indah, gunakan musik, tebarkan bau-bau yang menyenangkan, dan sebagainya.

Ada sebuah kasus, perusahaan peralatan medis di Amerika ingin memecahkan masalah pelatihan tentang penggunaan dan pemeliharaan mesin untuk uji coba diagnostik yang kompleks. Singkat cerita, perusahaan itu mengubah secara drastis di lingkungan kerja atau belajar, yakni antara lain:

* Mengganti gambar-gambar mesin dengan lukisan-lukisan yang disenangi orang-orang yang tengah dilatih.



* Mengganti lampu-lampu neon dengan bohlam yang indah.

* Mereka diminta membawa bunga segar agar lingkungan kerja menjadi harus dan indah.



Apa yang terjadi? Kemampuan belajar atau kerja mereka naik 890%!


--

MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS OTAK KANAN DAN OTAK KIRI
M. Musrofi

Doug Hall dalam bukunya “3 Metode Canggih Melejitkan Kreativitas Bisnis” memberikan saran-saran bagaimana memaksimalkan produktivitas otak kiri dan otak kanan, terkait dengan penciptaan ide-ide kreatif.

Saran 1 : Ungkaplah ide sesuai dari arah yang benar

Jika Anda orang yang sering menggunakan otak kiri, Anda sebaiknya berusaha mulai mengungkap ide-ide yang berasal dari data dan fakta, yang berhubungan dengan keadaan yang Anda lihat. Syaratnya adalah Anda sebaiknya tidak terlalu terkungkung oleh ide-ide lama Anda, kemudian langsung Anda susun rencana rinci untuk merealisasikan ide Anda. Anda sebaiknya terlebih dahulu menguji bahwa ide-ide yang Anda ungkap adalah ide-ide yang relatif baru.

Jika Anda, Si Otak Kanan, Anda sebaiknya memulai usaha kreatif Anda dari gambaran menyeluruh dan imajinasi liar. Ide-ide besar mungkin bermunculan. Namun, Anda harus melanjutkan dengan menjelaskan atau menulis secara bagaimana ide besar Anda itu dapat dijalankan. Jangan sampai ide besar itu hanya menjadi sebuah impian. Impian akan terlaksana jika Anda merumuskan secara rinci apa saja tindakan yang Anda ambill dan kapan dilaksanan.

Saran 2 : Cara mengumpulkan stimuli

Jika Anda berotak kiri, kumpulkan stimuli atau apa saja yang bisa merangsang kerja otak Anda berupa hal-hal yang terkait dengan masalah Anda. Jika masalah Anda, misalnya “bagaimana meningkatkan penjualan”, maka kumpulkan stimuli yang terkait dengan aktivitas peningkatan penjualan. Jika Anda berotak kanan, kumpulkan stimuli dari apa saja yang tidak berkaitan dengan masalah Anda.


--

MENIRU
Syafii Antonio

(Di buku “The Super Leader, Super Manager” , halaman 29)



Jalan terbaik menuju kesuksesan adalah meniru perilaku orang yang sukses. Ini adalah konsep NLP (Neuro-Linguistic Programming / Penyusunan Bahasa Syaraf). NLP adalah sebuah konsep yang berbasiskan pada premis bahwa setiap manusia memiliki sistem syaraf yang sama.

Dalam bukunya “Unlimited Power. The New Science of Personal Achievement (1197)”, Anthony Robbins menyebut karya terlaris Blanchard adan Johnson, “The One Minute Manager” (1981) yang berdasarkan pada peniruan beberapa manajer top Amerika, menegaskan maksud mereka bahwa “kesuksesan meninggalkan petunjuk.”

Robbins sendiri meniru para penembak terbaik di militer AS sehingga ia dapat memberikan kursus menembak dengan akurat sekalipun ia tidak pernah memegang senjata sebelumnya dalam hidupnya.

Robbins menyarankan, bila Anda menginginkan kehidupan yang lebih baik, jangan mencari rumor atau gosip, carilah model-model dan mentor-mentor yang hebat dalam kehidupan nyata dan di dalam buku-buku, yang perilakunya dapat Anda ikuti. Biarkan orang-orang ini, bukan hanya teman atau keluarga Anda saja, menjadi standar atau tolok ukur (benchmark) dalam mengukur diri Anda sendiri.

--


Menjaga Keseimbangan Hidup

Posted: 15 Aug 2011 08:04 AM PDT
Pengkotbah 9:4b
".. karena anjing yang hidup lebih baik daripada singa yang mati"

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 46; 2 Timotius 4; Yesaya 45-46

Mungkinkah orang tergoda untuk menerima tawaran kerja yang tampak menggiurkan dan berakhir dalam situasi diperbudak oleh pekerjaan itu? Hal ini sering terjadi. Seorang perwira militer, karena dedikasinya, memutuskan tidak ikut beristirahat karena ingin mnyelesaikan pekerjaan dari atasannya. Sewaktu rekan-rekannya kembali dari makan siang, mereka menemukan sang perwira tertelungkup di atas meja kerjanya - meninggal. Kurang dari dua jam kemudian, rekan-rekannya tercengang sewaktu atasan mereka menelpon dan mengatakan, "Kasihan sekali dia, tapi saya butuh penggantinya mulai besok pagi!"

Pengkotbah 4:9 menuliskan, "Tetapi siapa yang termasuk orang hidup mempunyai harapan, karena anjing yang hidup lebih baik daripada singa yang mati." Ayat ini menimbulkan pertanyaan renungan: apakah pantas untuk mengorbankan kehidupan dan kesehatan kita demi pekerjaan?

Kadang kita suka mengharapkan segalanya, namun akhirnya kecewa dan tertipu. Mungkinkah banyak makan tapi tetap kurus? Mungkinkah dapat menjadi sehat tanpa mempraktekkan gaya hidup sehat? Mungkinkah tetap bekerja 12 jam atau lebih sehari tanpa menjadi diperbudak olehnya?

Pernahkah Anda merenungkannya? Untuk pertanyaan-pertanyaan itu, hanya masing-masing pribadi dapat menjawabnya. Dengan standar yang tepat, periksalah kembali aspek-aspek pekerjaan kita masing-masing. Agar kita tahu apa yang penting dan yang tidak penting, serta dapat memiliki kehidupan yang seimbang, jadilah tuan atas pekerjaan Anda sendiri, dan bukan sebaliknya.

Kuasa untuk memilih yang benar dan yang salah ada dalam jangkauan setiap orang.

--

Tidak Tepat Waktu

Posted: 14 Aug 2011 09:28 AM PDT
Pengkotbah 3:11
Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya.

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 45; 2 Timotius 3; Yesaya 43-44

Waktu saya kuliah di London dulu, seorang dosen memberi tugas membaca novel Gabriel Garcia Marquez berjudul "A Hundred Years of Solitude" (Seratus Tahun Kesendirian). Novel ini adalah mahakarya sastra modern, tapi ketika saya membacanya, saya tidak mengerti mengapa plot yang suram (banyak kematian, perang, cinta tak sampai) dan tokoh-tokoh depresif bisa dianggap sebagai mahakarya. Saya membaca sambil minum cokelat panas di café dan waktu itu sedang musim semi. Pikiran saya penuh rencana untuk bersenang-senang. Benar-benar tidak pas membaca "Seratus Tahun Kesendirian" di hari secerah ini! Akhirnya kurang dari seperempat buku, saya menyerah. Saya pergi makan es krim dan jalan-jalan. Ini baru pas!

Saya tidak menyelesaikan membaca novel itu. Sampai lima tahun kemudian. Awal tahun lalu saya menemukan buku itu di tumpukan dan memutuskan untuk membacanya lagi. Ternyata ceritanya luar biasa menarik sehingga saya menyelesaikannya dalam waktu 1 hari. Bagaimana mungkin dulu saya tidak ingin membacanya sampai selesai, pikir saya heran. Buku yang sama, saya yang berbeda. Mau bagaimanapun berbuih-buihnya dosen saya dulu mempromosikan buku itu, saya tidak bergeming. Baru setelah 5 tahun belajar bahwa hidup bukan hanya terdiri dari musim semi, es krim, dan jalan-jalan, saya mengerti dan siap mengapresiasi mahakarya Marquez.

Sesuatu yang baik tidak banyak gunanya jika diberikan pada saat yang tidak tepat. Tuhan tahu persis hal itu. Apakah Anda sedang berdoa memohon sesuatu yang baik (kelancaran usaha, promosi, kenaikan gaji, dan lainnya) tapi Tuhan menyuruh Anda menunggu? Bersabarlah karena Tuhan tahu kapan Anda siap untuk menerima pemberianNya yang terbaik.

Tuhan memberi sesuatu yang tepat pada saat yang tepat.

--

Mengapa Kita Menderita?

Posted: 13 Aug 2011 07:38 AM PDT
Roma 8:28
Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 44; 2 Timotius 2; Yesaya 41-42

Salah satu pertanyaan klasik manusia adalah, "Mengapa manusia harus menderita?" Sekiranya bukan kita yang menderita, tentu pertanyaan ini rasanya lebih ringan, tapi jika kita yang dirundung derita, maka pertanyaan ini lebih dari sekedar diskusi filsafat.

Seorang ayah menyaksikan anaknya lahir dengan kelainan. Kakinya bengkok ke dalam, sehingga telapak kakinya tidak membentuk sudut 90 derajat. Untuk memulihkannya, dokter menyarankan agar begitu lahir, kakinya diurut dan dipaksa diputar ke posisi normal.

Ketika sang ayah melakukannya, tentu saja si bayi menangis keras-keras, karena rasa sakit yang luar biasa. Tapi tidak ada pilihan lain, karena jika tidak dilakukan dia akan tumbuh menjadi anak cacat dan pincang. Sang ayah menangis saat memaksakan tangannya melengkungkan telapak kaki si bayi, sementara dia meronta-ronta dan menangis kesakitan. Yang lebih menyakitkan adalah terapi itu dilakukan 3 kali sehari untuk waktu yang lama, sampai telapak kakinya lurus.

Kebanyakan dari kita tidak akan mengerti mengapa kesakitan begitu menusuk hidup sampai kita menggelepar-gelepar. Mungkin bukan hanya sesaat, tapi untuk waktu yang lama. Hanya Tuhan yang tahu, yang merancangkan segala sesuatu untuk kebaikan kita, menahan air mataNya, demi masa depan kita. Dia membiarkan kesakitan sementara, agar kita memperoleh sukacita abadi dan hidup yang penuh arti. Seperti sang bayi itu yang tidak mengerti, kita juga seringkali tidak mengerti bahwa kesakitan kita yang disertai air mata Bapa adalah demi kebaikan kita.

Bapa kadang merancangkan "kepedihan" kita untuk kebaikan kita.

--

Adaptasi

Posted: 11 Aug 2011 02:43 AM PDT
Yoel 3:10
"Tempalah mata bajakmu menjadi pedang dan pisau-pisau pemangkasmu menjadi tombak..."

Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 42; 1 Timotius 6; Yesaya 37-38

Bunglon merupakan salah satu binatang yang unik, karena ia memiliki kemampuan untuk dapat merubah warna kulitnya sesuai dengan warna tempat di mana ia berada. Hal ini mengingatkan kita pula bahwa salah satu kemampuan yang dibutuhkan oleh para pengusaha dan para profesional untuk bertahan dan bahkan menang dalam dunia usaha adalah kemampuan beradaptasi.

Dalam hal ini, konteks adaptasi bukan berarti kita tidak memiliki prinsip maupun arah sehingga mudah mengikuti tren maupun perkataan orang lain. Adaptasi tidak hanya sekedar berbicara mengenai kemampuan interpersonal dan intrapersonal seseorang terhadap lingkungan yang baru, namun adaptasi juga berbicara mengenai kemampuan untuk dapat mengetahui situasi dan kondisi saat itu.

Siklus bisnis membuat setiap pengusaha harus jeli dalam melihat prospek industri. Ketika memasuki kurva penurunan, tidak sedikit perusahaan yang harus gulung tikar karena kekurangan modal. Pada situasi seperti ini beberapa pengusaha mulai beradaptasi dan berani berpindah haluan untuk memasuki industri yang baru, namun menjanjikan keuntungan lebih baik. Perusahaan yang tidak beradaptasi dengan selera dan kebutuhan konsumen yang terus-menerus berubah dan meningkat dapat dipastikan akan tertinggal dan mati.

Hari ini mari evaluasi diri Anda dan lihatlah apakah masih ada kebiasaan dan karakter Anda yang perlu diperbaiki. Sadari bahwa sebagai warga negara kerajaan Allah, Anda harus dapat mengubah gaya hidup Anda dan itu harus dimulai dari sekarang.

Berubahlah karena perubahan menandakan adanya kelangsungan hidup.

--

Perlunya Hidup Sehat

Posted: 09 Aug 2011 06:50 PM PDT
Yohanes 4:35
Bukankah kamu mengatakan: Empat bulan lagi tibalah musim menuai? Tetapi Aku berkata kepadamu: Lihatlah sekelilingmu dan pandanglah ladang-ladang yang sudah menguning dan matang untuk dituai.

Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 41; 1 Timotius 5; Yesaya 35-36

Ray D. Stand, dalam bukunya "What Your Doctor Doesn't Know About Nutritional Medicine May Be Killing You" mengatakan dokter biasanya mendiagnosa kanker pada pasien di tahap yang sudah ganas dan di tahap akhir perkembangannya. Biasanya kanker tersebut sudah menahun, sudah terlihat dalam sinar X, dan sudah terasa sekali gangguannya. Tindakan untuk mengatasinya biasanya bersifat agresif dari operasi, kemoterapi, sampai radiasi yang akhirnya hanya sedikit membantu daripada tindakan pencegahan dari awal.

Seringkali kita baru sadar akan pentingnya sehat pada saat sakit berat. Salah seorang sahabat saya harus dipotong ibu jari kakinya karena jaringan mati akibat diabetes. Karena penyakit ini pula ia harus mengandalkan istrinya untuk membacakan sms dan alkitab, padahal umurnya di bawah 40 tahun. Salah satu teman menderita stroke saat sedang bersemangat untuk pelayanan dan membangun bisnis garmennya. Orang yang sering kita sebut "Giant" (raksasa) ini akhirnya harus berjalan tertatih-tatih seperi orang tua. Anaknya masih kecil dan kegiatan pelayanannya tersendat karena halangan fisiknya saat ini.

Penyebab utama masalah teman-teman saya ini umumnya karena tidak menjaga makanan dan merasa tidak mungkin ditimpa penyakit-penyakit ini di usia muda. Kita tahu tubuh ita adalah baitnya Tuhan dan saat ini dibutuhkan orang-orang yang aktif untuk melayani sesama. Yesus berkata bahwa akhir jaman ini adalah masa penuaian jiwa-jiwa, yang membutuhkan para pekerja yang sehat. Jadi jalanilah pola hidup sehat karena dunia membutuhkan kontribusi yang lebih banyak lagi dari kita.

Kesehatan Anda adalah suatu anugrah dari Tuhan. Hargai dan peliharalah dengan penuh kesadaran.

-

Kebebasan Memilih

Posted: 08 Aug 2011 09:24 AM PDT
1 Yohanes 4:18
Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barang siapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih.

Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 39; 1 Timotius 3; Yesaya 31-32

Ada kalanya Tuhan memperhatikan untuk mengetahui apakah kita mau memberiNya ungkapan cinta berupa kehidupan yang berserah. Kadangkala, kita berusaha sedemikian rupa agar hidup kita tampak baik di hadapan Tuhan. Akibatnya, fokus kita beralih bukan lagi kepada Dia tapi kepada diri sendiri. Kita jadi disibukkan dengan pikiran "apakah saya sudah memenuhi kewajiban untuk hidup kudus dan baik di hadapan Tuhan?"

Kekristenan sebenarnya adalah tentang hubungan cinta. Kita melakukan sesuatu bukan karena itu adalah kewajiban yang membuat kita ketakutan kalau kita tidak memenuhinya, tapi karena itu merupakan respon cinta kita kepadaNya.

Cinta itu juga yang membebaskan kita untuk melakukan berbagai hal dengan penuh kebebasan dan sukacita. Keintiman hubungan cinta kita denganNya akan membuat semua keputusan kita sehari-hari menjadi kehendakNya. Roh Kudus yang telah masuk ke dalam diri kita saat kita lahir baru akan memperingatkan roh kita, ketika kita berbuat sesuatu yang menyimpang dari jalanNya.

Dengan kata lain, kasihNya membebaskan Anda untuk memilih, misalnya apakah akan berbisnis dengan si A atau si B, atau apakah akan memilih membeli produk X atau produk Y, bahkan hal-hal besar lainnya. Selama Anda punya kepekaan terhadap Tuhan, hikmatNya akan memampukan Anda untuk memilih yang terbaik.

KasihNya membebaskan Anda untuk memilih.

--

Film itu adalah "How To Train Your Dragon".
>
>
> Film yang mengambil setting kehidupan bangsa Viking di jaman dahulu.
> Diceritakan pada waktu itu musuh bebuyutan orang Viking adalah Dragon/naga.
> Tetapi Naga orang Viking berbeda dengan persepsi Naga di kepala orang Asia,
> agak berbeda. Yang satu binatang melata berwujud ular raksasa, namun
> berkaki, yang lain punya sayap dan bisa terbang. Yang satu menelan mangsa,
> yang lain menyemburkan api. Tetapi keduanya punya wajah dan sisik mirip.
>
> Saking musuh bebuyutannya kedua golongan ini, hingga dari jaman ke jaman
> mereka saling bunuh. Bahkan anak-anak orang Viking telah dilatih secara
> khusus untuk membunuh para naga. Pelatihan ini demikian serius hingga
> ditahapan puncak, mereka laksana gladiator romawi, diharuskan membunuh naga
> dalam sebuah gelanggang pertempuran yang ditonton seluruh suku bangsa
> mereka.
>
> Ada beberapa jenis naga. Dari yang berkepala dua, kecil mungil
> berwarna-warni, bertubuh panjang merah, pendek gempal, hingga Night Furry,
> naga siluman yang tidak pernah tampak wujudnya (karena tak seorangpun
> pernah
> melihatnya) namun sangat ditakuti, karena “tembakan maut” api dari mulutnya
> laksana peluru kendali yang memiliki ketepatan yang luarbiasa.
>
> Oleh suku bangsa Viking hampir semua naga memperoleh predikat : berbahaya
> dan bunuh ditempat, hanya Nigth Furry yang berpredikat berbeda : jika ia
> muncul, bersembunyilah dan berharaplah agar tidak diketahui alias tidak
> mungkin untuk dikalahkan dan sia-sia untuk dilawan.
>
> Tersebutlah seorang remaja Viking bernama Hiccup. Jika bayangan kita
> terhadap orang Viking adalah kekar, seram, kuat, berbulu dan berambut
> panjang. Hiccup persis kebalikannya. Licin, klimis, letoi, berambut pendek
> lurus dan kurus ceking. Ia adalah kijang yang tersasar digerombolan singa
> Afrika. Ikan mujair diantara kumpulan para piranha.
>
> Jika orang Viking selalu mengandalkan kekuatan mereka, Hiccup yang
> kebetulan
> tidak memilikinya, lebih mengandalkan sesuatu didalam kepalanya. Namun
> demikian karena standar yang mendominasi semua orang sebangsanya adalah
> "kekuatan" dan "kebengisan" dan bukannya "otak" dan "hati", maka kelebihan
> Hiccup tetap saja tidak mampu memberikan sumbangsih apapun bagi eksistensi
> dirinya. Sehingga Hiccup tetap merupakan noda yang cukup memalukan tidak
> hanya bagi seluruh kaumnya, namun terutama juga untuk sang ayah yang
> kebetulan kepala suku bangsa Viking yang sangat dihormati. Karena jangankan
> untuk membunuh naga -yang notabene adalah kebanggaan orang Viking-
> bertindak-tanduk sebagai seorang Viking pun, Hiccup sepertinya tidak akan
> pernah sanggup. Inilah yang membuat perasaan inferior tampak membayangi
> kehidupan Hiccup.
>
> Dalam sebuah penyerangan segerombolan naga kepemukiman bangsa Viking,
> seperti yang lain, Hiccup bermaksud ikut berperang mengusir naga-naga itu.
> Tetapi ia terlalu lemah dan terlalu sial untuk berhasil. Namun tanpa
> sepengetahuan siapapun, Hiccup telah menciptakan sebuah alat untuk
> menyerang
> para naga. Dan alat itu ia gunakan, persis ketika naga "siluman" yang
> paling
> ditakuti -Nigth Furry- datang menyerang. Sebenarnya ia berhasil menembakkan
> alat itu kepada Nigth Furry, tetapi karena memang selalu bernasib sial,
> Hiccup kembali menimbulkan kekacauan dan kerugian besar dalam perang
> tersebut. Alhasil, ia kembali jadi bulan-bulanan kemarahan ayah dan
> bangsanya, walaupun ia berusaha mengatakan pada mereka bahwa senjatanya
> berhasil mengenai Nigth Furry, dan naga yang paling ditakuti sekaligus tak
> pernah terlihat wujudnya itu terjatuh disebuah bukit tak jauh dari
> pemukiman.
>
> Pengakuan yang sangat terlalu mustahil, terlebih bagi seorang Hiccup.
>
> Hingga akhirnya Hiccup berusaha membuktikan penglihatannya sendiri. Dan
> betapa terkejutnya ia ketika mengetahui senjatanya itu tidak hanya berhasil
> mengenai naga siluman itu, tetapi juga melukainya hingga naga yang paling
> ditakuti itu terluka dan tidak berdaya. Namun demikian Hiccup memutuskan
> tidak membunuh hewan yang sudah tidak berdaya itu. Ia terlalu berperasaan
> untuk melakukannya.
>
> Lewat proses pemahaman yang demikian unik, terjalinlah persahabatan antara
> Hiccup dan Nigth Furry, yang kemudian ia namai dengan Toothless. Tidak
> hanya
> itu, Hiccup berhasil memahami perilaku naga itu, dan menjadikan Nigth Furry
> hewan tunggangannya. Sesuatu yang luar biasa dan tidak akan pernah
> terpikirkan oleh seorang Viking, yang segera akan lari tunggang langgang
> jika mendengar teriakan Nigth Furry yang mendirikan bulu roma.
>
> Namun justru disinilah konflik itu mulai terjadi, ketika akhirnya
> persahabatan yang diharamkan ini diketahui oleh ayah dan bangsanya,
> sehingga
> mereka sangat murka terhadap Hiccup. Seperti biasa penjelasan Hiccup
> tentang
> naga-naga yang sebenarnya sama seperti perilaku bangsa Viking, dan manusia
> umumnya, yang membunuh jika terdesak dan merasa terancam, tidak pernah
> mendapat kesempatan untuk masuk kepikiran mereka. Mindset lama tentang
> "dibunuh atau terbunuh", terlalu menguasai pikiran mereka, sehingga
> pencerahan yang dibawa Hiccup dianggap sebuah dosa dan kesalahan fatal.
>
> Singkat cerita, pemahaman baru ini justru menjadi sebuah senjata yang luar
> biasa bagi Hiccup yang akhirnya membawa ia menjadi seorang pahlawan yang
> sangat dikagumi oleh bangsanya, dengan bekerja sama dengan Nigth Furry
> untuk
> membunuh seekor naga raksasa yang jahat, yang menjadi gembong yang memaksa
> naga-naga lain yang jauh lebih kecil untuk mencuri, merampok hewan bangsa
> Viking.
>
> Akhirnya para naga dan bangsa Viking tinggal berdiam dengan penuh harmoni
> di
> pemukiman yang sama.
>
> Sebuah pelajaran moral yang aku anggap paling mengesankan adalah betapapun
> lemah, kurang, berbedanya diri kita dengan standard baku yang berlaku
> dimasyarakat, namun keunikan yang kita miliki tetap dapat dijadikan senjata
> ampuh untuk meraih kesuksesan hidup. Dan kesuksesan itu bisa jadi berbeda
> dengan yang ayah kita, keluarga, boss dikantor, para motivator, orang
> kebanyakan gariskan sebagai sebuah kelaziman.
>
>
> Dulu, hanya Copernicus yang mengatakan dunia ini bulat.
>
> Ia jelas-jelas berbeda dengan seluruh manusia
> yang ada saat itu. Ia berpendapat, sedangkan yang lain tidak berpendapat.
> Mereka hanya menelan bulat-bulat apa yang sudah terlanjur diturunkan dari
> moyang mereka. Dan kini jika ada orang yang mengatakan bahwa bumi ini
> datar,
> pastilah semua orang menganggap orang tadi sudah kehilangan akal warasnya,
> persis ketika dulu Copernicus dianggap tidak waras oleh orang sejamannya.
> Jadi jelas, bahwa kebenaran tidak selalu identik dengan gerombolan.
>
> Para penyendiri, atau mereka yang dibuat sendiri, karena dianggap aneh oleh
> sekitar -walaupun tidak selalu mutlak benar- seringkali membawa pencerahan
> luar biasa bagi pola pikir yang sudah jenuh. Namun demikian memang tidak
> dapat disangkal bahwa kita adalah mahluk yang cenderung mengikuti arus masa
> kebanyakan.
>
> Tapi tunggu dulu, sebelum terlalu jauh ada baiknya jika istilah “kelemahan”
> atau “perbedaan” dalam hal ini, tentu bukan merupakan sebuah perilaku minus
> yang memang harus diubah.
>
> *Sifat kurangajar dan tidak hormat.
> Ketidakjujuran.
> Kebiasaan merendahkan.
> Berkata kasar dan suka menyakiti orang lain.
> Malah belajar.
> Penunda.
> dll*
>
> yang seringkali mewakili ungkapan “*Suka atau tidak, sifat ku memang
> begini”
> * aku rasa diluar kategori pembahasan kita. Itu bukan kelemahan-kelemahan
> yang dimaksud. Itu sesuatu yang harusnya –jika kita memiliki harga diri
> yang
> cukup kuat- mendapat prioritas untuk diperbaiki segera.
>
> *Lahir disebuah keluarga miskin.
> Tidak punya biaya untuk bersekolah.
> Punya keadaan fisik yang serba kurang
> (kurang tinggi, kurang cantik, kurang tampan).
> Cacat.
> Yatim piatu.
> Korban brokenhome.
> Dianggap bodoh/kurang pandai.
> Gagap.
> dll.*
>
> Adalah sederet keadaan tentunya masuk dalam kategori.
>
> Seorang teman yang dari kecil sangat hobby akan seni ketrampilan tangan
> baru-baru ini curhat padaku. Ia merasa keluarga –biasanya hambatan dan
> hinaan itu datang dari orang-orang terdekat- menganggap hobby dan
> ketrampilannya ini tidak memiliki masa depan, sehingga keluarga
> mengharuskan
> ia mencari pekerjaan yang lebih mapan, yang sebenarnya tidak ia sukai.
> Padahal ada sebuah pengalaman yang sampai kini begitu berkesan dihatinya
> adalah ketika hasil karyanya dibeli mahal oleh seseorang karena dianggap
> sangat unik. Ini terjadi ketika ia duduk dikelas enam SD. Tapi apa lacur,
> orang tuanya menganggap itu semua sebagai sebuah kebetulan belaka.
>
> Lain lagi cerita seorang kenalan, yang menjadi korban orang tua yang
> brokenhome. Ayah ibu bercerai. Ayah masuk penjara, ibu kawin lagi. Kini
> tinggalah ia sendiri berjuang bersama kedua adiknya yang masih kecil,
> bertahan hidup dengan beban psikologi yang begitu berat.
>
> Belum lagi seorang kenalan lain –kali ini wanita- yang karena merasa diri
> kurang menarik, memutuskan untuk tidak pernah memulai hubungan dengan
> seorang pria, hingga usia nyaris mendekati empat puluh tahun. “Dari pada
> terluka, mending tidak”, begitu ungkapan favorite nya.
>
> Seorang karyawan yang di-PHK justru dalam keadaan genting, istrinya sedang
> hamil tua, anak ke-3 !!!
>
> Seorang istri dengan dua orang anak yang kemudian ditinggal mati oleh sang
> suami.
>
> Dan lain-lain sebagainya. Mungkin kita tidak sadar bahwa cerita-cerita ini
> begitu sering hilir mudik didepan hidung kita.
>
> Kontras dengan itu semua, Anthony Robin dalam buku fenomenalnya : The
> Awakening of Giant Within bercerita tentang sebuah kekuatan luar biasa yang
> ada pada diri setiap insan. Kekuatan yang seringkali tertidur dan menunggu
> untuk disadari eksistensinya, untuk kemudian mengambil alih peran hidup
> yang
> sementara ini dilakoni dengan tanpa daya.
>
> Uniknya, seringkali kita membayangkan kekuatan itu sebagai sesuatu yang
> dashyat seperti : naga, harimau atau raksasa. Tentu saja tidak sepenuhnya
> keliru, karena memang daya dan kekuasaannya memang sehebat mahluk-mahluk
> tersebut.
>
> Namun sebagaimana hidup yang selalu bermain petak umpet dalam cara-cara
> siluman (berkah dalam kemalangan, kegagalan mendahului kesuksesan, malaikat
> dalam rupa tak sewajarnya) kekuatan-kekuatan tadi lebih sering mengambil
> rupa justru dalam wujud yang sangat tidak kita sukai alias yang tidak kita
> duga. Kelemahan-kelemahan yang memalukan, yang membuat minder dan menekan
> urat syaraf itulah wujud mereka mula-mula.
>
> Kini tergantung kita, apakah kita punya cukup keberanian untuk berhadapan
> dengan kelemahan-kelemahan itu –yang sebenarnya adalah naga, harimau atau
> raksasa yang sedang malih rupa. Ataukah kita karena putus asa, minder,
> merasa sial atau disia-siakan oleh hidup memilih balik kanan bubar jalan,
> atau mendekam dipojok ruangan hingga akhir hidup kita sambil terus bergumam
> tentang betapa menyedihkannya diriku ini.
>
> Bahkan seekor naga (baca : kekuatan naga) pun perlu dilatih untuk
> memunculkan kekuatan mereka yang sebenarnya. Bagaimana cara melatihnya ?
> How
> to train your dragon ? Simple, dengan mengakui keberadaan mereka, kemudian
> mensyukuri semua kelemahan, keterbatasan kekurangan dan ketidakstandaran
> kita, lalu berhadapan face to face dengan hidup ini bersenjatakan
> kelemahan-kelemahan itu.
>
> Maka segera saja kita akan temukan betapa sesuatu yang kita anggap
> kelemahan
> adalah senjata pamungkas yang diberikan Sang Pencipta kepada kita. Dalam
> arti kata, kita sudah dipersiapkan sebaik mungkin –jauh sebelum kita lahir-
> untuk menjadi lebih dari sekedar pemenang. DIA adalah pihak yang paling
> tahu
> bagaimana cara membentuk kita sehebat yang prototype yang sebenarnya IA
> rancang. (*)
>
> --
> *What a wonderfull world ! What an exciting journey !

--

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan beri komentar