Segar banget

Segar banget
bangett

Senin, 01 Agustus 2011

Trik curi hati klien




Percaya atau tidak, sebagian besar deal bisnis terjadi di luar kantor. Deal atau tidaknya sebuah proyek, kontrak kerja sama atau bisnis, nyatanya tak melulu tergantung dari matematika di atas kertas, tapi dari relasi yang terjalin dengan baik antara kedua belah pihak. Itu sebabnya, perusahaan umumnya memiliki biaya entertainment untuk klien.

“Klien adalah raja. Saat menjamu klien, kita perlu melakukan apa pun untuk menyenangkan hatinya. Tapi, etika profesional tetap harus dijaga,” saran Sylvina Savitri, konsultan Experd.

Salah satu yang paling umum dilakukan adalah menjamu klien. Hal ini tidak melulu dilakukan hanya saat kita sedang ada ‘maunya’. Saat kerja sama sedang berlangsung atau sudah selesai, client entertainment juga dapat dilakukan sebagai penutup dan ucapan terima kasih. “Tentunya agar kemungkinan kerja sama terjalin lagi di masa mendatang, iktikad baik perusahaan harus selalu ditunjukkan,” jelas Sylvina.

Menjamu klien pun ada tata kramanya. Berikut ini beberapa situasi yang paling sering muncul:

1. Situasi: Saya mengajak klien mengikuti seminar yang ia sponsori di luar kota. Di sana, dia minta ditemani belanja seharian. Padahal, saya harus membantu tim untuk menyiapkan acara.

Solusi: Tantangannya adalah menyampaikan dengan sopan dan diplomatis. Ingat, Anda membawa nama perusahaan. Misalnya, “Saya akan temani Ibu saat makan siang nanti. Setelahnya, mohon maaf, saya harus kembali ke tempat seminar, karena saya diperlukan tim untuk menyiapkan acara. Jika berkenan, Ibu akan ditemani rekan saya. Apakah Ibu tidak keberatan?” Ada baiknya menyiapkan oleh-oleh khas kota tersebut untuk klien.

2. Situasi: Saya membawa beberapa klien warga negara Jepang ke restoran Jepang yang mewah. Mereka gemar minum sake dan mengharapkan saya minum. Padahal, saya tidak minum alkohol.

Solusi: Jika terkait dengan keyakinan, sampaikan dengan sopan. Anda bisa memesan minuman lain dan tetap terlibat dalam pembicaraan. Jika tidak ada pantangan yang sifatnya prinsip, seperti kesehatan atau agama, tak ada salahnya mencoba satu-dua teguk untuk menghormati mereka.

Pemilihan tempat merupakan hal yang krusial. Berikan alternatif pada klien sebelum memutuskan tempat makan. Tanyakan terlebih dulu kesukaannya sebelum memutuskan restoran atau tempat pertemuan, misalnya dia vegetarian, atau sedang hamil, jadi tidak bisa makan mentah.

3. Situasi: Saya mengajak seorang klien untuk makan siang. Saya berniat membayar, tapi ia bersikeras untuk mentraktir. Haruskah saya ‘menyerah’?

Solusi: Dalam etiket menjamu, pihak yang mengundang meeting yang membayar. Sebisa mungkin, jangan membayar di depan klien. Sampaikan sejak awal (sebelum klien datang), kepada kasir atau pelayan, bahwa Anda yang akan menyelesaikan bill. Bisa juga, ketika meeting akan berakhir, Anda berpura-pura ke toilet, lalu menuju kasir untuk menyelesaikan pembayaran, sehingga tidak menyinggung pihak klien.

Jika klien bersikeras tidak mau ditraktir, karena terkait integritas atau aturan perusahaan, tidak perlu berebut bayar. Sampaikan dengan manis, “Lain kali gantian, ya, saya yang traktir.” Yang terpenting adalah suasana nyaman untuk kedua belah pihak.

4. Situasi: Saya ditugaskan untuk mengirim hadiah pada beberapa klien. Etiskah bila mengirimkan hadiah ulang tahun, meski kantor sedang tidak bekerja sama dengan perusahaan klien?

Solusi: Momen-momen seperti ulang tahun, perkawinan, kelahiran anak, tentu bisa dimanfaatkan untuk membina hubungan baik lebih jauh. Berikan hadiah yang wajar, dari segi fungsi maupun harga. Lebih baik hadiah dikirimkan ke kantor, supaya konteksnya lebih profesional.

Cari tahu terlebih dahulu ketentuan yang diberlakukan dalam perusahaan klien. Pastikan hadiah itu tidak menyalahi pakta integritas yang diberlakukan di beberapa perusahaan dengan ketat. Beberapa organisasi tidak memperbolehkan karyawannya menerima hadiah apa pun. Mereka bahkan harus mengembalikan lagi, bila ada pemberian dari mitra kerja. Kalau Anda ngotot memberi hadiah, akibatnya malah bisa merusak hubungan baik.

5. Situasi: Saya berniat presentasi produk kepada klien saat makan siang. Sebaiknya, saya lakukan sebelum atau sesudah makan?

Solusi: Sebelum bertemu, sampaikan agenda yang jelas ketika mengundang jamuan makan. Salah satunya, jika Anda akan memberikan presentasi tentang produk Anda. Saat makan siang, bicarakan hal-hal yang lebih ringan untuk membangun hubungan. Pilih menu makanan yang praktis, selesaikan makan siang, lalu bicarakan agenda kerja atau penawaran produk setelahnya.

Jika pihak klien berinisiatif memulai pembicaraan bisnis atau menanyakan produk kita selama makan, ladeni saja. Terkadang keterbatasan waktu membuat kita harus melakukan urusan bisnis sambil makan.

6. Situasi: Saya baru ingin melakukan perkenalan dengan klien, bukan untuk pembicaraan bisnis.

Perlukah menjamu klien?

Solusi: Aktivitas entertainment juga bisa dilakukan untuk tujuan perkenalan dengan pihak klien. Jika sudah saling mengenal, tentu ke depannya akan lebih mudah melakukan kerja sama. Bila sifatnya belum kerja sama, masih sebatas prospek, pilihlah tempat bertemu yang tidak terlalu mewah dan lebih kasual.

7. Situasi: Saat makan siang, klien keasyikan ngobrol tentang pribadi dan tidak menunjukkan tanda-tanda akan berakhir. Padahal, saya harus segera kembali ke kantor.

Solusi: Jika Anda yang mengundang, sebaiknya harus meladeni pembicaraan itu. Lebih baik Anda tidak membuat jadwal menjamu yang berdekatan dengan jadwal lain. Anda boleh berinisiatif menyampaikan alokasi waktu meeting. Namun, etiketnya, pihak yang menjamu tidak boleh pulang lebih dulu.

8. Situasi: Tim saya berjumlah 5 orang, bertanggung jawab untuk menjamu klien, apakah etis kalau kami datang beramai-ramai?

Solusi: Rasa ‘dikeroyok’ bisa membuat situasi tidak nyaman bagi klien. Akan lebih nyaman jika jumlah orang yang mengundang dan yang diundang seimbang. Jika setiap orang punya peran dalam meeting, sampaikan sebelumnya bahwa Anda akan datang berlima.

9. Situasi: Saat sedang menjamu klien di restoran, ternyata tagihan makan melebihi bujet yang diberikan oleh kantor.

Solusi: Bayar saja! Jangan sampai keterkejutan Anda diketahui klien. Selesaikan urusan ‘dapur’ dengan orang kantor. Lain kali, jika bujet terbatas, lakukan survei terlebih dulu tentang harga makanan dan service restoran yang akan menjadi tempat pertemuan Anda, sehingga Anda bisa mengantisipasi bujet yang akan dikeluarkan.

10. Situasi: Saat berniat menjamu makan seorang klien, dia mengusulkan restoran yang menurut saya kurang pantas, karena image restoran yang kurang baik. Apa yang sebaiknya saya lakukan?

Solusi: Berikan beberapa alternatif lain yang menurut Anda lebih baik. Jika dia tetap bersikeras, pastikan Anda datang dengan ditemani rekan lain, agar Anda tetap merasa aman dan nyaman.

Do’s & Don’ts

Kalau datang lebih dulu, boleh saja pesan minum duluan.Jika klien masih di perjalanan untuk jangka waktu cukup lama, pesan makanan kecil juga tak masalah.

Membawa anak. Meskipun, pertemuannya pada saat weekend. Kecuali, memang sudah disebutkan sebelumnya boleh membawa keluarga.

Meskipun biaya entertainment ditutup oleh kantor, jangan aji mumpung dan memesan makanan yang harganya selangit.

Jika kita menemani berbelanja, jangan memaksa untuk membelikan ini-itu. Bisa jadi klien malah tidak enak, kalau harus terus-menerus dibelikan.

Memberi hadiah yang nilainya besar sebelum deal, tanpa ada momen tertentu. Hal ini bisa disalahartikan sebagai suap.

--

Anda diperbudak pekerjaan?
Ragam
WASPADA ONLINE

[(Istimewa)] Anda tengah berlibur, namun tetap bekerja? Mungkin Anda terkena 'sindroma kehilangan liburan'. Gangguan ini membuat pekerja tetap bekerja meskipun sedang berlibur dan tanpa dibayar.

Kondisi tersebut kemungkinan disebabkan kemajuan teknologi. Adanya ponsel pintar dan laptop memungkinkan seorang pekerja bisa dihubungi kapan saja oleh atasannya untuk bekerja, dan mereka tidak menyampaikan keberatan dengan hal itu.

Menurut situs Expedia.com, dari survei yang mereka lakukan para pekerja bahkan merasa bersalah saat mengambil cuti tahunan yang merupakan haknya. Keadaan inilah yang bisa disebut sebagai tanda, Anda sedang diperbudak pekerjaan.

Padahal, situasi tersebut berdampak buruk pada kesehatan, hubungan keluarga dan kehidupan sosial. Bahkan pada beberapa kasus kebiasaan tersebut malah tidak baik bagi perkembangan perusahaan itu sendiri. Kondisi ini menurut Nick Deligiannis, kepala perusahaan perekrutan karyawan, Hays, dipengaruhi oleh situasi ekonomi yang menurun.

"Kondisi ekonomi saat ini, membuat perusahaan sangat ketat dalam menerima karyawan. Pekerja jadi memiliki beban pekerjaan yang sangat tinggi, mereka pun sering pulang larut malam, bekerja pada akhir pekan atau selama liburan," kata Nick Deligiannis, seperti dikutip dari thebigchair.com.au.

Penelitian di Amerika Serikat menemukan, pekerja wanita juga mengalami 'sindroma kehilangan liburan'. Deligiannis mengatakan, ada batas yang kabur antara pekerjaan dan kehidupan pribadi, terutama disebabkan keyakinan setiap pekerja sangat penting untuk mengambil tanggung jawab lebih.

Hal ini mungkin berasal dari sebuah persepsi tidak akurat mengenai peran atau deskripsi pekerjaan yang mereka miliki. Atau, hal yang lebih sederhana, yaitu ketidakmampuan atau ketidakpercayaan atasan untuk mendelegasikan pekerjaannya pada bawahan.

Bagi sebagian karyawan, apa yang menjadi penting adalah tidak hanya bagaimana mereka terlihat oleh orang lain, tetapi juga bagaimana mereka melihat diri sendiri. Dalam kasus lain, mengaburkan garis berasal dari minat yang tulus dalam pekerjaan.

"Jangan biarkan diri Anda diperbudak PDA atau laptop. Batasi diri untuk memeriksa email atau pesan yang masuk saat sarapan, makan siang dan mkan malam. Cara ini membuat Anda lebih disiplin untuk memberikan waktu pada diri sendiri agar memiliki waktu bersantai. Orang yang profesional adalah orang yang tidak membiarkan dirinya tenggelam dalam pekerjaan dan tidak memiliki kehidupan pribadi," kata Deligiannis.

--

Rene Suhardono: “Jadilah Diri Sendiri!”

Seorang CareerChoach, Rene Suhardono mengemukakan gagasannya yang fenomenal. Dalam bukunya, Your Job is Not Your Career, Rene mengatakan, “Karier tidak sama dengan pekerjaan atau job”. Lalu?

Dalam buku terbitan Literati tersebut Rene mengemukakan bahwa, “Tidak ada yang pernah memecat kita dari karier kita sendiri. Job lebih banyak bicara soal tujuan perusahaan, job deskripsion, lingkungan kerja dan kompensasi. Sebaliknya, karier mengungkapkan urusan passion, tujuan hidup individu, values, ketercapaian dan happiness.”

Gagasan inilah yang membuatnya diberondong banyak pertanyaan dalam talkshow-nya “Menguangkan Passion Anda, Kenapa Nggak?” di Gramedia Grand Indonesia, Jakarta (25/05/2010). Talkshow ini membahas permasalahan esensial para pekerja pada umumnya, khususnya dalam memilih karier.

Untuk menemukan solusi mayoritas permasalahan pekerja di ibukota ini, Rene menyarankan agar kita menemukan dulu passion dalam bekerja. Sebab, passion adalah sesuatu yang kita cintai. Jadi tujuan orang bekerja tidak hanya untuk uang semata, tapi untuk mencari kebahagiaan.

“Jadilah diri sendiri. Kalau berbicara tentang karier, ini adalah domainmu, sesuatu yang dikuasai. Jadi, jangan menjadi orang lain. Don’t think but feel,” tuturnya.

Beberapa tamu bertanya pada Rene tentang dilemma hatinya. Di antaranya, ada banyak pertimbangan dalam berkarier, termasuk uang. Rene menjelaskan, jalani hidup yang kamu inginkan, selanjutnya ‘great job will follow great money.’

--

Siapkah Berinvestasi di Saham?
Posted By : market+
July 10, 2010

Tentu itu bukan satu-satunya instrumen. Ada juga yang ingin berinvestasi langsung pada instrumen saham. Mana yang harus Anda pilih agar memberikan hasil pengembangan yang maksimal? Semua kembali ke pertanyaan yang sering Anda dengar: Tujuan lo apa? Tujuan keuangan yang diperoleh dengan menggunakan investasi saham idealnya diperlakukan sebagai aset aktif, yaitu aset yang bisa menghasilkan pendapatan.

Terdapat dua tipe orang yang memperlakukan saham sebagai aset aktif, yaitu investor dan trader. Trader melakukan aktivitas jual-beli saham untuk jangka waktu pendek. Bisa harian atau maksimal paling lama 1 minggu. Bahkan per jam. Bila keuntungan sudah terealisasi, maka akan dieksekusi untuk dilakukan penjualan. Di sisi lain, investor melakukan pembelian saham, laludisimpan dan dijual untuk jangka waktu lebih lama, misalnya tahunan. Selanjutnya, sebelum memulai menjadi investor saham, terlebih dahulu kita harus mengetahui profil risiko. Ini penting untuk mengetahui kemampuan penerimaan kita apabila terjadi penurunan tajam dari pasar saham atau saham itu sendiri. Masuk tipe profil investor yang manakah kita?

Berikut langkah-langkah yang harus diperhatikan untuk menjadi seorang investor saham:

1. Pastikan dana yang diinvestasikan adalah ‘’DANA MENGANGGUR’’, BUKAN dana yang kita gunakan untuk biaya keseharian kita.
2. Belilah saham perusahaan yang berprospek dan punya fundamental keuangan yang baik.
3. FOKUS-lah hanya pada beberapa saham saja.
4. Mengikuti informasi perkembanga pasar modal.
5. Mau untuk belajar terus menerus.

Untuk berinvestasi secara langsung di saham, diperlukan dana cukup besar guna melakukan pembelian awal suatu saham. Ini berbeda dengan reksadana yang membutuhkan modal investasi lebih sedikit. Dari investasi saham kita bisa mendapatkan keuntungan yang cukup menggiurkan. Tetapi perlu diingat juga, bisa terjadi kerugian cukup besar apabila kita salah dalam menentukan pilihan saham.

Bagaimana, sudah siapkah Anda?

Tipe Profil Investor

* Investor konservatif : cenderung menghindari risiko.
* Investor moderat : tingkat toleransi terhadap risiko lebih tinggi dari konservatif asalkan terdapat imbal hasil yang sama.
* Investor agresif : orang yang toleransi risikonya tinggi.

Siap untuk kehilangan sebagian modal awal investasi demi imbal hasil yang lebih besar. ( Author : Sugianto A. Boediman, CFP )

--
5 pr Setiap Bulan untuk Good Money Habit
Posted By : market+
May 4, 2010

Banyak orang pesimis tentang bagaimana cara mereka membangun kebiasaan yang baik. Berikut cara sederhana untuk membangun “Good Money Habit”. Coba perhatikan perubahan langsung yang akan terjadi pada hidup Anda. 5 PR Bulanan Autodebit ke Rekening Terpisah Berikan perintah pada bank agar melakukan transfer automatis dari Rekening Gajian ke Rekening Tabungan yang terpisah. Lakukan transfer ini H+1 dari tanggal gajian, sejumlah dana akan ditransfer ke Rekening Tabungan terpisah. Cek Tagihan Kartu Kredit Seharusnya Anda sudah tahu kalau tagihan kartu kredit ini wajib lunas 100% setiap bulan. Hanya saja kita kadang lupa, atau bahkan terjadi gagal bayar. Nah pada H+1 setelah gajian, coba perikan semua tagihan kartu kredit untuk memastikan pembayaran memang sudah terjadi.

Pengeluaran Bulanan Pergi ke ATM untuk mengambil dana kas setiap H+1 dari tanggal gajian. Tarik sekaligus dana Anda, lalu masukkan dalam amplop plastik akordeon dan bagikan uang pada slot-slotnya berdasarkan keperluan. Pengeluaran Mingguan Untuk keperluan mingguan, Anda tinggal pergi ke ATM seminggu sekali, misalnya setiap Hari Senin. Bagikan dana kas ini berdua dengan pasangan sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Investasi Bulanan Terakhir namun paling penting adalah kebiasaan untuk berinvesetasi.

Masih ingat dana kas yang Anda transfer ke Rekening Tabungan terpisah? Dana ini seharusnya bisa dikembangkan lagi untuk mengejar Tujuan Finansial yang Anda inginkan. Mintalah pada pihak bank agar Anda dapat membuat instruksi pembelian Reksadana secara reguler H+5 dari tanggal gajian. Dengan cara ini, Anda melakukan strategi ‘cost averaging’ dan rutin membeli Reksadana pada saat harga naik maupun harga turun. Mudah, praktis dan cukup dilakukan teratur antara tanggal 25 hingga tanggal 5 setiap bulannya. Kalau Anda membuat sistem otomatis, Anda cuma perlu periksa saja untuk memastikan semua sudah terlaksana. Selamat Mencoba! . ( Author : Ligwina Hananto )


--

Mengubah Gaya Hidup Anda
Posted By : market+
April 4, 2010

Seiring usia bertambah, apa yang akan Anda lakukan? Bagaimana dengan ide untuk mengubah gaya hidup? Gaya hidup kaum metropolis yang tinggal di kota besar seperti Jakarta sepertinya makin jauh dari kata “sehat”. Sehat secara fisik dan keuangan. Karena asik mengejar karir dan uang,kita lupa menjaga kesehatan.Lupa untuk tidur cukup,memberi tubuh makanan sehat,dan berolahraga.
Mari kita kembali pada pertanyaan dasar, apakah dengan karir yang meningkat dan uang yang berlimpah itu berarti kita telah sehat? Sudahkan kita sehat secara fisik dan keuangan? Sukses dalam karir dan memiliki uang yang banyak akan tidak berarti jika fisik kita tidak sehat. Apalagi jika keuangan kita juga tidak sehat, yang tersisa
hanyalah hutang yang bertambah.

Belum lagi kehidupan metropolis yang penuh godaan. Godaan untuk selalu tampil gaya dengan barang branded, santap malam di restoran baru, liburan tiap minggu, hang out di berbagai klab asyik dan godaan menggiurkan lainnya yang semuanya bisa dengan mudah kita dapatkan hanya dengan menggesek kartu kredit. At the end,uang yang kita dapatkan hanya menguap untuk “membeli” kesehatan dan memenuhi godaan-godaan di atas.

Dengan badan yang sehat, kita bisa terus berkarya, melihat anak-anak tumbuh besar dan berhasil sesuai citacitanya. Dengan kondisi keuangan yang sehat dan menggunakan uang secara bijak, kita bisa mulai mempersiapkan rencana keuangan yang baik. Mempersiapkan dana darurat, dana pendidikan anak, dana liburan, dana pensiun, dana
kesehatan pensiun. Remember, you only live once! Stay healthy physically and fi nancially.


--

Pengeluaran Tahunan
Posted By : market+
December 12, 2009

Pengeluaran Tahunan seringkali menghantui karena tidak dikelola dengan baik. Periode yang panjang selama satu tahun tentu dapat membuat Anda lengah. Karena itu, ada baiknya kita bagi dulu periode ini berdasarkan nama bulan dalam satu tahun kalendar.

Pertama, Anda perlu memperhatikan pada bulan-bulan apa saja Anda akan menerima Penghasilan Tahunan. Ada yang datang dalam bentuk Bonus Tahunan. Jika perusahaan menutup bukunya di bulan Desember, kemungkinan karyawan akan menerima bonus pada Januari hingga Juni tahun berikutnya. Ada juga perusahaan yang memberikan Uang Cuti setahun sekali setiap bulan Juni. Tentu saja yang tidak boleh ketinggalan adalah Tunjangan Hari Raya (THR). Anda tentu sudah dapat memperkirakan bulan apa THR Anda akan masuk. Apakah bertepatan dengan Hari Raya Idul Fitri yang bergeser setiap bulan? Atau, pada Hari Raya yang lain?

Berikutnya adalah menyusun anggaran Pengeluaran Tahunan. Sebut saja premi asuransi jiwa dan kendaraan yang perlu Anda bayarkan setiap tahun. Lalu, Liburan yang tentu memakan biaya tidak sedikit. Anda juga tentu membutuhkan biaya saat Hari Raya tiba. Terakhir, jangan sampai ketinggalan, Anda tentu harus menyisihkan untuk keperluan sosial, seperti zakat, sedekah, atau perpuluhan dan donasi gereja.

Jika Anda bekerja freelance atau self-employed, seperti dokter, artis, dan pengacara, maka Anda tidak perlu pusing karena tidak memiliki Penghasilan Tahunan. Anda hanya perlu membuat sebuah rekening Pengeluaran Tahunan dan menabunglah dengan rajin.

Dengan cara ini Anda tentu memiliki ‘peta kekuatan’. Anda jadi tahu kapan akan memiliki uang. Pada prinsipnya, Penghasilan Bulanan untuk Pengeluaran Bulanan. Penghasilan Tahunan untuk Pengeluaran Bulanan. Dengan cara ini, Anda tidak perlu tergopoh-gopoh lagi jika harus mengeluarkan uang untuk salah satu Pengeluaran Bulanan Anda. Tidak dihantui lagi, ‘kan?.

--

Hemat Tidak Lagi Membosankan
Posted By : market+
August 16, 2009

Seharusnya, uang yang Anda miliki dapat Anda belanjakan. Pertanyaannya adalah belanja apa? Belanja tidak selalu berarti membeli pakaian, sepatu, dan barang elektronik. Kita seringkali terlena dan melupakan bahwa belanja juga berarti dana pendidikan untuk anak-anak dan dana pensiun. Hanya saja, kegiatan belanja ini dilakukan demi masa depan.

Oleh karena itu, kunci dari menikmati uang yang kita miliki adalah membelanjakannya dengan proporsional. Komposisi pengeluaran kita terhadap penghasilan bulanan seharusnya terdiri dari: Artinya, jika Anda senang belanja, sebetulnya Anda memiliki budget 20% dari penghasilan setiap bulan yang boleh digunakan untuk segala keperluan pribadi. Tetapi, jangan sampai melupakan bahwa ada minimum 10% dari penghasilan yang perlu disisihkan untuk ‘belanja’ kebutuhan penting di masa depan.

Dengan cara ini, hemat tidak lagi membosankan. Hemat menjadi pilihan. Jika Anda ingin masa depan lebih cerah, tentu Anda memerlukan tabungan atau Investasi rutin yang jumlahnya lebih besar. Bukan sekadar 10% dari penghasilan Anda. Jika jumlah ini diperbesar, artinya ada pengeluaran lain yang Anda harus pilih untuk dikurangi. Biasanya, pengeluran pribadilah yang perlu dikurangi.
Sekarang, Anda dapat membelanjakan
uang dengan tenang tanpa mengacaukan masa depan. Anda tidak perlu lagi merasa bosan dengan kata ‘hemat’. Hemat adalah sebuah pilihan.

* Tabungan/investasi : min. 10%
* Cicilan Utang : maks. 30%
* Pengeluaran Rutin : 40%
* Pengeluaran Pribadi : 20%


--

Gateway eNVy Series: Gaya Hidup Modern dan Ekslusif
Posted By : market+
February 5, 2011

Diluncurkan oleh produsen PC asal Iowa; Gateway, notebook eNVy Series hadir untuk memenuhi kebutuhan para pecinta teknologi yang peduli dengan fesyen dan penampilan. Tampil dengan wave pattern cover dan warna vibrant, notebook ini menawarkan fungsi maksimal untuk mendukung aktifitas sehari-hari.

Tidak hanya menawarkan desain kelas tinggi, eNVy juga menawarkan kinerja yang mumpuni berkat dukungan prosesor Intel® Core™ i3. Sebagai pilihan teknologi terbaik untuk masyarakat urban yang selalu identik dengan “lifestyle dan simple design”, eNVy juga memberikan akses mudah kepada setiap penggunanya untuk mengakses jejaring sosial melalui tombol one-click social network.

Dengan segala kecanggihannya ini, eNVy sempurna memenuhi kebutuhan pengguna modern yang memiliki mobilitas tinggi. Trendy dalam penam-pilan dan smart dalam performa, tidak salah bila produk inovatif ini telah banyak digunakan oleh mereka yang selalu gaya dan percaya diri. Salah satunya adalah Ayu Dewi, seorang presenter cantik yang juga berprofesi sebagai announcer. Ingin bukti? Ikuti kesehariannya yang berhasil kami rekam berikut ini.
Siaran

Bagi Ayu, style is personal. Gaya berpakaian yang nyaman menurutnya adalah yang simple tanpa melupakan core style dirinya yaitu chic androginy namun tetap girly. Untuk itu, ia lebih sering memilih jumpsuit yang stylish dan juga gampang dipakai.

Setiap pukul 6 pagi, lima hari seminggu, Ayu harus siap untuk menyapa para pendengar setianya. Untuk itu papaya dan air kacang hijau
kerap menjadi asupan wajibnya di pagi hari. Menurut Ayu, being human is being real. Tak heran bila kemudian ia lebih sering membahas current issue sampai discreet things; yakni hal-hal yang kadang orang gengsi atau malu untuk membahasnya. Dan di kala break iklan, browsing foto kekasih dan update dengan world wide news and issues adalah hal utama yang Ayu lakukan. Untuk ini, Ayu percaya pada gadget favoritnya, eNVy.
Salon

Tak seperti umumnya perempuan yang secara reguler merawat diri ke salon, Ayu hanya datang ke salon bila rambut dan kulit kepalanya sudah sangat butuh untuk dirawat. Melembabkan batang rambut dan merelaksasikan kulit kepala melalui Hair Spa adalah pilihannya. Bagi gadis dengan segudang aktifitas ini, penampilan sangatlah penting. “As important as planning the day,” jelasnya. Di sela-sela perawatan, Ayu menyempatkan diri untuk membaca majalah dan browsing. “I call it multitasking,” sahut Ayu.
Photo Session

“Dulu waktu aktif jadi model, hari-hari saya selalu diisi dengan photoshoot. Quite a challenge karena harus bisa mengekspresikan konsep yang diinginkan stylist dan mengkomunikasikannya lewat gaya yg dicapture oleh camera,” papar Ayu. Meski dalam photoshoot terkadang telah disediakan make up artist, seleb kelahiran 1984 silam ini kerap membawa peralatan riasnya sendiri. “Just in case,” jawab Ayu singkat.
Fashion Show

“I love fashion specially menyaksikan torehan-torehan designer yang tercipta dalam karya yang indah dan very amusing,” tutur gadis yang senang hadir dalam beberapa event fashion show ini. Meskipun kehadirannya kini kerap bukan sebagai model, Ayu tetap setia hadir terutama untuk menyaksikan karya-karya desainer lokal yang ia gandrungi seperti Kle, Danjyo Hiyoji, Hunting Deer, dan Biyan. “Ilike to see new people and networking,” pungkas Ayu.

--

Bicara tentang karir menjadi lekat dengan nama Rene Suhardono sejak ia meluncurkan bukunya, Your Job is Not Your Career . Pengalaman bekerja di sebuah headhunter membuat Rene kenal dengan berbagai kalangan, termasuk mereka dari dunia kreatif. Menurut career coach ini, sosok kreatif adalah orang yang berani tidak mengikuti pakem tertentu, dan justru merupakan orang-orang yang sangat jujur pada diri sendiri. “Orang kreatif adalah mereka yang mengikuti passion, karena mereka mendengar kata hati.”, ungkap Rene.

Menurut Rene, kreativitas muncul saat banyak tantangan, dan kondisi ini terjadi di Indonesia di mana kita menghadapi berbagai tantangan di berbagai sektor. Budaya Indonesia yang begitu beragam juga menjadi modal bagi bidang ekonomi kreatif Indonesia untuk selalu berkembang sehingga kita perlu mencari cara bagaimana membuat kreativitas menjadi industri seperti yang ada di Amerika atau Eropa, tambahnya. “Di Indonesia, baru bidang musik yang sudah benar-benar melakukan ini.”, Rene berpendapat.

Sosok kreatif di Indonesia menurut Rene adalah Yoris Sebastian, penulis buku Creative Junkies yang sempat memenangkan British Council International Young Creative Entrepreneur di tahun 2006. Rene juga menyebut nama sutradara Pintu Terlarang, Joko Anwar yang baru saja menuai sukses lewat drama musical Onrop-nya sebagai sosok kreatif dari bidang film.

--

7 Deadly Sins for the fisherman
oleh Marko Rayap NLures pada 14 Juni 2011 jam 20:30
Kalau kita pergi memancing dengan kelompok manapun, tujuan utama kan untuk sama sama menikmati. Namun kadang ada saja beberapa orang yang mau menang sendiri dengan beralasan “kan saya bayarnya sama”. Ini sih memang urusan mental dan karakter, namun kalau anda ingin dihormati dan diajak lagi, sebaiknya anda mematuhi Tata Krama ini.

1. Penggunaan timah
Selalu sesuaikan penggunaan timah pemberat dengan keadaan arus dalam air dan benang yang anda gunakan. Kalau anda menggunakan benang kecil, timah lebih kecil tentu tidak akan melayang jauh. Ketika anda menggunakan benang lebih besar, pastikan anda menggunakan timah lebih besar, apalagi ketika arus luar biasa kencang.

Kalau anda menjadi biang kerok kusutnya benang beberapa pemancing, pasti anda di mesemin toh… ayolah jangan mau menang sendiri.

2. Menurunkan umpan
Ketika menurunkan umpan, apalagi di laut dalam jangan pernah sekali kali melepas benang tanpa ditahan. Anda sah sah saja melakukan hal ini kalau 1 kapal hanya 2 atau 3 orang pemancing dan arus tenang. Kalau 1 kapal berisi 10 orang, saya jamin anda bikin kusut deh..

Turunkan umpan dengan sedikit di tahan/direm. Atau setidaknya per 10 meter. hal ini agar umpan anda tidak terlalu terhanyutkan arus.

3. Lokasi mancing / lapak
Kalau anda belum strike, dan teman-teman di sisi lain kapal strike duluan cobalah bersabar dahulu. Kadang belum waktunya saja ikan menyambar umpan anda. Apalagi kalau mancing di laut dalam, mungkin 10 menit baru ada 1 ikan menyambar.

Jangan mengacak pindah pindah tempat, karena selain anda membuang waktu, mungkin anda menganggu yang memancing di tempat tersebut terlebih dahulu.

Keculai yang memancing di tempat itu telah istirahat dan mengijinkan orang lain memancing di tempat itu maka silahkan saja.. jangan main serobot atau tempel lapak orang dan ujung-ujungnya anda bikin kusut lagi…

4. Standarisasi kail dan rangkaian
Perlu dicatat bahwa kapten dan para crew kapal adalah yang paling hatam/paham karakter ikan dan target ikan di spot spot mereka. Ya iyalah, tidak lain karena mereka rajin ke tempat itu…

Jangan sok tahu, keras kepala ataupun memaksakan standar anda yang belum tentu tepat. Bisa-bisa anda malah boncos tidak mendapat hasil.
Gunakanlah rangkaian pancing, ukuran mata kail dan benang yang sesuai. Kalau kita berencana beberapa hari dilaut, jangan gunakan rangkaian dengan lebih dari 2 mata kail supaya tidak boros umpan.

Kumisan kail atas dan bawah juga tidak boleh bisa terkait.. pasti kurang makan deh kalau bisa terkait. Jangan aneh-aneh atau melawan pakem yang sudah ada, kecuali anda siap menanggung resiko boncos…

5. Pindah spot/tempat
Nah, sekali lagi kapten dan ABK yang mengetahui keadaan spot spot mereka. Jangan karena mendengar cerita orang “dulu saya di spot itu tuh narik ikan monster…” itu kapan? Bulan apa? Keadaan arus gimana? Angin?

Serahkanlah perihal pemilihan spot kepada Kapten dan ABK yang jelas-jelas jauh lebih mengerti. Jangan memaksakan hanya karena “denger kata orang” atau “masa kita udah sekian kali kesini gak tembus kesana?” ..

Ingatlah bahwa anda mancing gak sendirian.. kalau anda mau menang sendiri, bayarlah setidaknya 50% sewa kapal.. yang lain pasti manut.. kalo bayarnya sama.. jangan mau menang sendiri deh.. bisa bisa dicoret dari daftar peserta trip selanjutnya…

6. Konsistensi dan Pengertian
Kita pergi mancing jauh jauh dan meninggalkan keluarga dan mengeluarkan biaya, selain kebersamaan dan senang-senang apa sih yang kita cari? Ikan kan? Jangan mimpi dapat putri duyung deh ahaha…

Kalau anda dah secara khusus ngotot minta ke suatu spot sampai semua orang mengalah, jangan tidur pas sampai di lokasinya. Masa anda dah ngotot begini begono sampai sana cuman tidur. Inget loh siapa yang minta… kok anda malah molor…

Mengertilah perasaan orang lain juga.. mereka pasti kesal pas anda sudah ngotot eh… cuman molor doang.. alesan ngantuklah, gini lah gono lah… KITA KESINI UNTUK MANCING !! kalo mau liburan di hotel aja deh…

Kalau anda mabuk laut… no comment deh…. Kalau anda tidur Cuma karena gak ada ikan gigit umpan.. waduh gak fair dong…….

7. Menaruh peralatan
Sebisa mungkin keluarkan perlatan secukupnya saja. Jangan siapkan 2 set joran taunya cuman1 yang dipakai. Anda selain bikin penuh sesak juga bikin kurang nyaman.

Keluarkan joran hanya yang akan anda pakai. Tempatkanlah di rod holder ketika anda mau istrihat atau tidur. Tapi jangan diletakkan saja umpan masih di dalam air. Selain menganggu orang lain yang sedang memancing juga sangat beresiko patah ketika dibawa ikan besar.

Sekali lagi ingatlah anda tidak mancing sendirian.. bikin semua orang nyaman ok…


Niscaya, kalau tata krama ini anda lakukan maka rekan-rekan anda tidak akan berpikir dua kali mengajak anda di trip trip menancing selanjutnya. Anda akan diprioritaskan karena anda bisa mengerti rekan-rekan yang lain dan tidak merusak suasana.

Salam Strike!

--

Kesukses bukanlah tentang hal seberapa banyak harta (materi) yang kita miliki (kumpulan)".
oleh Agus Sunandar Mulawi pada 20 Juni 2011 jam 12:18
Karena ada persepsi tentang Kesuksesan adalah "semakin banyak harta (materi) yang kita miliki (kumpulan), maka semakin sukses". Dengan demikian banyak dari kita merasa tidak sukses, karena sering kali selalu membandingkan dengan orang lain yang memiliki harta (materi) yang lebih banyak. Persepsi tersebut, membuat kebanyakan kita tidak tahu dimana posisi kita berada, apalagi tentang posisi di Puncak Kesuksesan.

Kita Tahu Kalau Kita Sudah Berada di Puncak Sukses, Kalau .......

1. Kita bersahabat dengan masa lalu, terfokus pada masa sekarang, dan optimis tentang masa depan.

2. Kita telah besahabat dengan kesusahan-kesusahan yang kita alami dan telah dikasihi serta dihormati oleh mereka - mereka yang paling mengenal kita.

3. Kita dipenuhi iman, pengharapan, dan kasih, dan hidup tanpa amarah, ketamakan, rasa bersalah, iri hati, atau keinginan menuntut balas.

4. Kita cukup matang untuk menunda kepuasan dan mengalihkan fokus dari Hak kita ke Tanggung-jawab kita.

5. Kita kasihi mereka-mereka yang tidak pantas dikasihi, dan memberikan pengharapan kepada yang tidak berpengaharapan, persahabatan kepada yang tidak memiliki teman, dan dorongan kepada yang berkecil hati.

6. Kita tahu bahwa sukses tidak membuat kita sombong, dan kegagalan tidak membuat kita hancur.

7. Kita berdamai dengan Allah dan sesama.

8. Dengan jelas kita pahami bahwa kegagalan adalah suatu kejadian, bukan seseorang, bahwa kemarin telah berakhir semalam, dan hari ini adalah hari kita yang sama sekali baru.

9. Kita tahu bahwa "barang siapa ingin menjadi yang terbesar diantara kita, ia harus menjadi hamba semua orang".

10. Kita bersikap menyenangkan kepada yang pemarah, sopan kepada yang kasar, dan murah hati kepada yang kekurangan karena kita tahu manfaat jangka-panjang dari memberi.

11. Kita kenali, Kita akui, Kita kembangkan, dan Kita gunakan kemampuan-kemampuan fisik, mental, dan rohaniah yang diberikan Allah, demi kemuliaan Allah dan demi kebaikan umat manusia.

12. Kita berdiri di hadapan sang Pencipta alam semesta, dan Ia berkata kepada kita, "Baik sekali perbuatanmu itu hai hamba-Ku yang baik dan setia".

--

Saya ketemu René pertama kali di rumah Oscar Lawalata, sewaktu si empunya rumah lagi ultah. Begitu bersalaman, dia langsung melontarkan berbagai pujian soal hasil-hasil foto saya. Tentu saja senang mendengarnya, karena terdengar tulus. Obrolan berikutnya lebih menyenangkan lagi, karena ngobrolin soal wine. Ujung-ujungnya, lebih senang lagi, karena René membawa beberapa really good bottles dan membiarkan saya mencicipinya sampai kandas.

Setelah malam menyenangkan itu, saya merasa ada satu hal yang tandas menjadi persamaan saya dan René: passion. We talked a lot about it. Dan ternyata passion itu adalah senjata utama René dalam segala pembicaraannya, baik di talkshow-nya di Sun TV, ataupun di buku anyarnya, yang fotonya ada di atas. Bersama beberapa orang yang, menurut saya lebih canggih dari saya (biasa, merendahkan diri meninggikan mutu), seperti Ligwina Hananto, Yoris Sebastian, Reza Gunawan dll, kami diberi kesempatan untuk menuliskan sedikit pemikiran yang sejalan dengan penjabaran hangat René mengenai karir hidup kita.

Buku ini sangat menyenangkan untuk dibaca, berbahasa lugas dan ringkas, serta disertai ilustrasi-ilustrasi lucu yang dibuat oleh Citra, kebetulan ternyata calon istri teman baik saya. Untuk anda-anda yang berada di titik nadir pekerjaan, ada baiknya membaca buku ini sebelum memutuskan untuk mabok-mabokan di Dragonfly. René berusaha menggabungkan pemahamannya akan jenjang karir (ingat, career, bukan job!) dengan kejadian-kejadian aktual yang didapatkannya dari pengalamannya menjadi seorang career coach. Hal ini memudahkan kita untuk mengunyah isi kepala René karena langsung terkait dengan apa yang kita alami saat ini.

Saya juga ingin menyampaikan terimakasih saya untuk René yang mengundang saya ke launching buku ini pada tanggal 24 Maret yang lalu, yang digabungkan dengan acara Networking Night-nya Hardrock FM. That was so fun!

Saya tidak akan ulas panjang-panjang, silahkan langsung beli saja di toko-toko buku, untung-untung diskon. Saya akan lampirkan bagian yang saya tulis didalamnya, semoga bermanfaat:

* What’s your passion?

My passion is all about creating. In my line of work, I choose photography as my main interest. Why? It just comes from within. Something that I enjoyed starting doing since day one and slowly become better in it. But I have learned that I never want to be trapped in my self-created box. I also enjoy designing, architecture, writing and movies. They all contribute knowledge and imaginations one to another, and keep fulfilling each other every time I get better in one field.

* What made you decide to do what you are doing right now?

It’s not a one day decision. It’s a kind of trial and error, combined with courage, risk-taking and irresistible urge to keep doing it. Besides, I felt like my creator has given me a little bit of talent in my profession, so it never really felt hard in progressing in it since the beginning. It feels good to know that you can do better in what you do everyday. At the end, I don’t really give too much thoughts on my reasons anymore. It’s more about how I can improve myself and my team every time we have project and obstacle.

* You are a well-known designer and photographer – how do you balance between the need to make yourself a better person against your “external achievement”? (Rene) I ask this question considering your story when you told me that you have decided to keep your team relatively small and that you would take a couple of months off every year :)

In a creative field like I do, I believe that you can’t do a better work if you fail to make yourself a better person. Once you lose interest, your work will be boring. Once you lose sensitivity, your work will look crappy. So self development is equally as important as the career itself. It’s also important not to make one thing in your life too important. We have to remind ourselves that many other things are also nice besides our passion. And the best part is whatever nice may always contribute back to our passion. It is never a waste to take a couple of months off for a creative mind.

--

Pada suatu sore yang mendung dan ditemani segelas kopi spesial, saya duduk di pantry rumah Rene Suhardono yang nyaman sambil mendengarkan sang pemilik rumah berbagi pemikiran menariknya tentang karier, passion, dan buku barunya, Your Job Is Not Your Career.

René Suhardono René Suhardono

Passion is what you enjoy the most! Passion is what you enjoy the most!

Photo by: Dokumentasi Istimewa


Bisa ceritakan ide terciptanya buku ini?

Menulis buku memang ada di bucket list saya, tapi sudah telat 5 tahun. Sampai kemudian, 2 tahun lalu, saat giat-giatnya career coach di Hardrock FM, a friend of mine, Ligwina, membuat buku. Ia lalu mengatakan, “When is yours?” Nah, di situlah saya merasa ‘tertampar’. Thanks to Media Satu, saya ‘diwajibkan’ untuk menulis selama sebulan sekali, jadi tulisannya sebenarnya sudah dicicil
Bisa summarize isi buku Anda untuk pembaca area?

To make it very simple, yaitu your job is your career, adalah anggapan yang usang. Sebab, ini akan berujung pertanyaan-pertanyaan tentang segala hal tidak kita kontrol. Seperti, kapan gaji gue naik, kapan bos gue berlaku baik, atau kapan gue menang lotere? Jadi, kefrustrasian mulai muncul karena pemahaman ini. Buku ini dapat menjadi pandangan lain untuk Anda. Nothing bad about a job but it’s just a tool. But then, kalau kita menjadi frustrated dengan tools yang ada, I think it’s silly. Kedua, buku ini very simple, yaitu to offer a guideline to reach the ultimate you! Hanya dua ini, sih, kalau mau diringkas
Lalu, apakah Anda juga memberikan tips yang applicable?

I don’t call it tips, but snippet. Jadi, di buku kedua berjudul Career Snippet, ada beberapa flash tentang karier. Sementara, buku pertama agak berat berisi pemahaman soal passion dan diharapkan pembaca melakukan self exploration untuk tahu apa yang benar-benar enjoy untuk mereka. Mencari passion sama seperti mencari dompet hilang. Saat tahu, kita harus mulai invest; invest waktu dan lain-lain. Everything is possible apabila kita mau dan yakin kita bisa
Jadi, bagaimana Anda mendeskripsikan passion? Kita tahu, banyak orang salah menginterpretasikan?

Passion is what you enjoy the most! Something that motivate you to get up in the morning. Sesuatu yang tetap membuat Anda bersemangat mengerjakannya walau sudah larut malam dan membuat orang lain di sekitar Anda bilang, “You are crazy, dude!” If you think it is so “you”, that’s passion! Bukan hobi. Sebab, hobi kalau tidak dilakukan, ya, tidak akan membuat kita mati. Contohnya saya, people and food are my passion! Jangan susah-susah mencari definisi passion. Yang penting, what you enjoy the most
Apakah saat kita telah mengetahui bahwa minat, maka hal itu sudah cukup?

No! karena passion is just a gate. Pintu kedua setelah pintu pertama itu adalah
Kebanyakan, karena telah terbiasa dengan ritme, yang terjadi adalah kita sampai pada titik di mana kita sama sekali tidak mempedulikan passion. Pendapat Anda?

Saya mengangkat itu di buku. Kalau sedang berada di horse race, Anda bisa nggak ngobrol dengan orang di sebelah Anda? Nggak, ‘kan? Because, what you have only you, the horse, and finish line. Itu terjadi pada hampir semua orang. Jadi, saat jeda singkat di akhir pekan atau malam hari, masa nggak mau meluangkan sedikit waktu untuk memikirkan apa minat dan misi sendiri. Memang, kalau sedang berlari kencang, apa pun yang orang bicarakan pasti tidak dihiraukan. Tapi, hidup kan tidak selalu diisi racing. Ada suatu ketika kita harus make sure apakah kita berada di lintasan yang benar atau tidak. Lalu, saat kita sadar di finish line dan ternyata bukan itu yang kita inginkan, and then what
Selama ini, pemenuhan kebutuhan finansial adalah alasan utama setiap orang untuk selalu ‘berlari kencang’. Lalu, bagaimana Anda mematahkan pemikiran tersebut?

Statement Kiyosaki dan orang hebat lainnya yang mengatakan bahwa uang tidak perlu dicari, biar uang yang mengejar Anda, that’s so true! Sekarang, saya menerapkan hal itu. You can believe it or not, uang menjadi masalah hanya saat kita tidak punya uang. When you have money, money become irrelevant. Sebenarnya, jika orang mengatakan I want a nice house, I need this, and I need that, itu hanyalah soal “I want” or “I need” to be happy and fulfill. What is happiness? What is fulfillment? Fulfillment diibaratkan rasa yang timbul saat kita mencapai sesuatu yang awalnya dipandang sebagai sesuatu yang tidak mungkin. Misalnya, menemukan obat untuk menumpas kanker. Jadi, sekali lagi, money is just a tool! So, kalau Anda hanya focus pada alatnya, Anda bisa frustrasi
Lalu, apakah kekuatan buku ini?

If you think you want to reach “the ultimate you” untuk menjadi yang terbaik, luangkan 1–2 jam membaca buku ini
Bisa ceritakan ‘kisah’ Anda hingga menjadi seperti ini?

I used to be a 9 to 5 person. I see that as part of normality. I see that as an order of life, and I see that suatu hari loe akan pensiun dan harus menabung sbeelumnya. René yang sekarang melihat dunia dengan cara yang agak nyeleneh. Saya tidak harus bekerja 9 to 5. Saya bekerja lebih sedikit dari sebelumnya. Tapi, seberapa banyak waktu yang dikeluarkan sekarang, saya ingin impact yang lebih. Turning point-nya adalah pada masa penggarapan buku ini. Saya merasakan pressure yang sungguh-sungguh pada proses pembuatannya. Aktivitas kerja saya jadi terganggu. Jadi, total belum sampai satu setengah tahun saya memutuskan keluar dari normality. Screw pensiun pada usia 50-an. Anda dapat pensiun lebih dini setiap
Setujukah dengan konsep “kalau menginginkan sesuatu dan Anda mengirimkan segala kekuatan positif, alam semesta akan membantu Anda”?

Yes. I’ve experienced it. Manusia selalu dijamin kebutuhannya oleh the universe. Tapi, manusia selalu menyalahkaprahkan kebutuhan dan keinginan
Define yourself in three words?

I am witty, food aficionado, love humanity!

--

Rene Suhardono : Sukses Berkat Passion
Posted By : market+
June 20, 2010

Tetapi tidak demikian dengan Rene Suhardono. Untuk membunuh jemu, dia ciptakan varian berbagai aktivitas kecil sebagai selingan, seperti menjawab BlackBerry Messenger (BBM) dan bercanda. Ayah empat anak yang mengaku sebagai penikmat makanan dan sejarah itu memang supersibuk dengan profesinya sebagai career coach, speaker, trainer, dan penulis. Rene mengawali karier sebagai bankir sebelum menemukan passion-nya menggauli dunianya sekarang yaitu di SITTI “contextual advertising platform & digatal initiatives”. Pengalaman kerja yang di dapatkannya selama ini memberinya pemahaman unik tidak hanya tentang karier, tetapi juga soal kehidupan. Setelah mengudara di radio lewat program career coach sejak awal 2007, kesuksesan demi kesuksesan mengakrabi Rene. Dia berkolaborasi tidak hanya dengan institusi lokal maupun perusahaan milik negara, tetapi juga dengan banyak institusi dan lembaga asing. Semuanyamengisi rekaman jejak Rene sekaligus merefleksikan cintanya kepada manusia dan menunjukkan berbagai upayanya mengembangkan manusia untuk menjadi ‘’diri mereka sendiri’’ yang lebih baik (their ultimate self). Apa saja aktivitas harian sang career coach ini mulai pagi hingga larut malam? Dony Lesmana dari market+ merekamnya pada Rabu 19 Mei 2010:

07.00—10.00
Berangkat pagi dari rumah dengan city car kesayangan menuju kawasan Thamrin untuk siaran radio di 87.6 Hard Rock FM Jakarta. Dikemas serius tapi santai, konten acara pagi itu terdengar nyaman untuk disimak. Di ruang siaran itu Rene serius melayani interaksi dengan Hard Rockers yang berkonsultasi soal karier. Tak ada waktu terbuang percuma. Saat break iklan, Rene memanfaatkannya untuk menyiapkan bahan-bahan presentasi lainnya atau sekadar mengutak-atik BB yang tidak pernah jauh darinya.

10.00—12.00
Tepat pukul 10.00 WIB, aktivitas Rene berlanjut di gedung seberang,
tepatnya di Starbucks Coffee.‘’Sebentar, aku ambil perlengkapan perang dulu ya,’’ tutur Rene sambil bergegas ke areal parkir mobilnya.
Travel bag ukuran medium warna coklat yang padat berisi dikeluarkan
dari mobilnya. Ligwina Hananto, independent financial planner yang juga karib Rene, lebih dulu sampai di Starbucks. ‘’Hari ini saya ada janji dengan salah satu media online untuk wawancara. Sambil menunggu dan mumpung masih ada waktu, saya menyelesaikan presentasi untuk siang nanti,’’ ujar Rene sambil menyeduh segelas caffe latte hangat. Wawancara Rene dengan media online itu pun berlangsung hingga
lebih dari satu jam. Usai wawancara Rene dan Ligwina mengobrol ringan. Mendekati pukul 12.00, Rene bersiap diri makan siang bersama timnya di Hotel Shangri-La.

12.00—13.00


Pertemuan siang itu sekaligus acara farewell lunch Rene bersama rekan kantor lamanaya di AMROP. Segelas orange juice segar, minuman favoritnya, menemani menu makan siang itu. Sambil menikmati santap
siang, Rene dan rekan-rekannya sesekali terlibat dalam obrolan yang
mengasyikkan. Tak terasa, jarum jam lepas meninggalkan pukul 13.00
WIB. Rene pun beranjak untuk melanjutkan aktivitas.

13.30–18.00
Kali ini market+ tidak bisa mengikuti Rene karena faktor tuntutan privasi
pekerjaannya. ‘’Sorry, bukannya saya ga mau diikutin, tapi yang ini memang tuntutan dari perusahaan. Tapi nantisore sampai malam saya masih ada beberapa kegiatan lagi,’’ ujar Rene menjelaskan. Guratan wajahnya menunjukkan Rene tetap menikmati aktivitasnya yang padat.

18.30–20.30
Di City Walk kawasan Sudirman, Rene sebagai pembicara talk show.
Sesuai jadwal, acara dimulai pukul 19.00 WIB. Namun Rene sudah tiba di lokasi setengah jam sebelumnya. Menunggu acara dimulai, Rene pun menyempatkan diri berbincang ramah dengan para peserta talk show bertema ‘’passion’’ itu. Pada talk show tersebut Rene mendapatkan sambutan hangat. Salah satunya dibuktikan dari banyaknya peserta yang mengajukan pertanyaan. Tak terasa satu jam Rene berbicara.
Dia harus bergeser ke kawasan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, untuk syuting acara live di sebuah stasiun TV lokal.

20.30–23.00
Kurang lebih 15 menit untuk mencapai lokasi syuting di Menara Media
Nusantara Citra (MNC). ‘’Malam ini saya harus mengisi acara ‘Motivatalk’ di SUN TV sebagai narasumber. Ini adalah jadwal terakhir kegiatan saya untuk hari ini,’’ ucap Rene. Saat ditanya kunci suksesnya dalam menjalani hidup dan karier, Rene pun serius menjawab, ‘’Jangan ada kepurapuraan dalam menjalani kehidupan, termasuk dalam pekerjaan. Jalani dengan apa yang Anda mau.’’


--

"He/she who got hired is not necessarily the one that can do the job best BUT the one who knows the MOST about how to get hired"
begitulah artikel dari mr. Rene Suhardono ini diawalinya, berburu pekerjaan dengan begitu banyak cv yang dikirim dan berkompetisi. cara yang paling buruk mencari kerja,
melalui internet 4-10% efektif,
mengirimkan CV kepada perusahaan secara acak 7% efektif,
menjawab iklan lowongan kerja di suratkabar 5-24% efektif,
dan melalui employment agency 5-28% efektif.
networking atau kenalan 33% efektif.
upaya terstruktur mendekati perusahaan-perusahaan yang kita ketahui dan minati 47% efektif.

cara yang paling efektif adalah Doing a Life-Changing Job Hunt! tingkat efektivitasnya adalah 86%

bila masih ragu dan tidak mengerti bisa menuju ke tkp dan tanya langsung pada ahlinya

If you want rainbow, then you've got to put up with the rain

--

Perempuan, Sang Manajer Keuangan di Rumah
Posted By : market+
April 27, 2011

PEREMPUAN di Indonesia sangat sering mengambil peran sebagai manajer keuangan di rumah. Biasanya, para suami yang bekerja lalu menyerahkan pengelolaan penghasilan mereka kepada istri. Perempuan Indonesia ada yang bekerja di rumah ada juga yang bekerja di luar rumah. Penghasilanm perempuan, ada yang digunakan untuk kebutuhan keluarga, ada juga yang digunakan hanya untuk dirinya sendiri.
Ada beberapa hal yang penting diketahui perempuan sebagai manajer keuangan di rumah.
1. Pengaturan Arus Kas
Biasanya Pengaturan Arus Kas inilah yang menyebabkan perempuan terpilih menjadi manajer keuangan di rumah. Biasanya perempuan dianggap lebih teliti sehingga bisa mengatur lalu lintas uang dalam rumah tangga. Hati-hati agar tidak terjebak hanya sebagai pengatur lalu lintas saja. Jangan-jangan Anda hanya tahu uang belanja saja tapi
tidak mengurusi berapa yang bisa ditabungkan ataudiinvestasikan. Atau jangan-jangan sebagai istri, Anda tidak tahu besarnya penghasilan suami?
2. Tujuan Finansial
Menghasilkan uang atau tidak, perempuan perlu tahu apa saja Tujuan Finansial keluarga. Anda perlu mendiskusikan tujuan-tujuan penting seperti Dana Darurat, Dana Pendidikan, Dana Pensiun, Dana Liburan dan lain-lain. Pencapaian Tujuan Finansial baru dapat terlaksana jika Anda memiliki Rencana Keuangan yang komprehensif. Perhatikan juga
bagaimana Anda mengelola uang sendiri. Ada banyak perempuan sangat hebat mengelola keuangan keluarga namun lengah mengelola uang pribadinya.
3. Wawasan Finansial
Terakhir, perempuan perlu segera meningkatkan wawasan fi nansial/fi nancial literacy. Sekarang ini, keingintahuan perempuan akan produk-produk keuangan dan investasi semakin berkembang. Jika memang Anda sebagai perempuan yang berperan mengatur keuangan keluarga, maka Anda harus juga mau belajar terus. Jangan sampai Anda memilih produk yang tidak sesuai dengan Tujuan Finansial keluarga hanya karena kurang pengetahuan. Tidak pernah ada kata terlambat untuk belajar dan melakukan perubahan demi masa depan yang lebih baik.
Selamat berjuang, Masa depan keluarga ada di tangan perempuan
sebagai manajer keuangannya.

oleh: Ligwina Hananto – Independent Financial Planner


-

Beli Properti untuk Investasi, Amankah?
Posted By : market+
March 1, 2011

Investasi di Properti dianggap investasi yang aman, sehingga banyak orang yang menjadikan properti sebagai pilihan utama investasinya.

Selain dirasa aman, properti merupakan investasi yang “kasat mata”. Wujudnya kelihatan, bahkan kadang merasa bisa dipamerin pada orang lain. Bandingkan dengan investasi di saham, obligasi dan reksa dana yang tidak bisa terlihat secara fisik. Selain itu, harga properti cenderung naik dari tahun ke tahun. Begitulah anggapan yang berkembang di kebanyakan orang sehingga kalau kita perhatikan, banyak sekali orang tua kita dulu yang berinvestasi dengan membeli rumah.

Itu merupakan beberapa kelebihan investasi di properti. Namun ada benefit investasi yang cukup smart, yaitu manakala properti yang dibeli bisa menghasilkan passive income. Propertinya disewakan. Sehingga selain keuntungan dari kenaikan harga propertinya, si empunya juga bisa menikmati uang sewa. Jadi keuntungannya bisa double.

Tapi jangan lupa, setiap investasi pasti ada risikonya. Ya, pasti! Adalah bohong besar kalau ada yang bilang ada investasi tanpa risiko. Hanya saja tinggal diukur resikonya, seberapa besar dan bagaimana kemampuan kita untuk menghadapi dan meminimalisir resiko tersebut.

Resiko investasi di properti antara lain:
Resiko Likuiditas

Properti adalah investasi yang sangat tidak likuid. Tidak dapat diuangkan dengan cepat. Menjual rumah tidaklah selesai dalam waktu satu-dua hari. Bahkan banyak cerita tentang rumah yang belum laku hingga bertahun lamanya. Kalau pun mau dijual cepat, seringkali harus dijual dengan harga yang jauh di bawah harga pasar. Akibatnya, kenaikan harga investasi yang seharusnya Anda dapatkan, justru tidak bisa dinikmati secara optimal.

Invetasi properti tidaklah cocok untuk tujuan yang membutuhkan dana cepat. Investasi properti juga tidak pas untuk tujuan pendidikan. Jangan sampai si anak sudah harus bayar uang masuk perguruan tinggi, tapi rumahnya belum laku. Karena kampus hanya mau menerima pembayaran uang dan tidak mau dibayar dengan rumah, jadi mungkin properti ini cocok untuk warisan anak-anak, dan tidak perlu diuangkan untuk mencapai tujuan ini.
Resiko Kerusakan Bangunan

Karena investasi properti ini berupa fisik bangunan, maka perlu dilakukan perawatan dengan baik. Ada kemungkinan bocor, rusak dan lain sebaginya. Sehingga kadang investasi ini membutuhkan biaya maintenance. Jika properti disewakan pun perlu diperhatikan perbaikan-perbaikan atas kerusakan bangunan menjadi beban siapa? Alih-alih untung dari uang sewa, jangan-jangan pendapatan dari sewa tidak cukup untuk memperbaiki bangunan kita di saat si penyewa sudah keluar.
Resiko Harga Jual

Secara umum harga properti cenderung naik. Tapi bukan tidak mungkin juga bisa turun. Misalnya tiba-tiba lokasi properti tersebut yang semula bukan daerah banjir, tiba-tiba terkena banjir. Musibah itu bisa menjadikan harga investasi kita turun. Bukan hanya banjir yang menjadikan harga properti menjadi turun, bisa juga bencana alam lainnya, seperti gempa, erupsi gunung dan lain sebagainya.
Risiko Usaha, Jika Disewakan

Jika properti kita sewakan, artinya kita menjadikan properti itu sebagai usaha. Sehingga ada resiko si penyewa telat bayar uang sewa, atau malah mangkir sama sekali. Termasuk juga ada risiko si penyewa tidak bayar tagihan listrik sehingga bisa jadi PLN akan memutus sambungan listriknya di aset kita.

Jika memang risiko-risiko tersebut bisa dihadapi, maka investasi di properti bisa dijadikan pilihan. Bahkan Anda tidak perlu menyiapkan 100% kebutuhan investasinya. Anda hanya perlu 10% s.d. 30% nya saja karena ada fasilitas KPR dari bank. Bahkan banyak developer yang memberikan keringanan sehingga pembayaran uang muka (DP) dapat dicicil.

--

Sedikit Berhemat, Agar Bangsa Jadi Lebih Kuat
Posted By : market+
December 12, 2010

Selama 5 tahun terakhir, kita sebagai bangsa Indonesia berhadapan dengan begitu banyak bencana alam. Tentu saja kita semua bersedih dan berusaha sekuat tenaga untuk membantu para korban.

Namun dengan begitu banyaknya bencana, otomatis banyak pula korban yang harus dibantu. Jika ingin bisa terus menerus membantu orang lain, kita pun perlu untuk memperkuat diri. Mari memperkuat diri dengan memperkuat keuangan kita.

When we are stronger we can be stronger for others. When we are stronger we can be stronger for others, for longer periods of time.

Untuk menjadi bagian dari masyarakat yang kuat secara keuangan, ada beberapa hal yang perlu kita siapkan. Pertama kita memastikan dapat menjamin kehidupan keluarga inti kita. Bagaimana kita bisa membantu orang jika kita tidak memenuhi tanggung jawab pada keluarga inti. Artinya kita membekali diri sendiri dulu dengan kebiasaan keuangan yang baik seperti menabung, bayar utang dan memiliki Dana Darurat.

Kedua, kita bisa melakukan proses seleksi atas gaya hidup yang kita nikmati. Jika Anda ingin menolong orang, sedikit saja pengorbanan terhadap gaya hidup kita, dapat sangat berpengaruh pada berapa banyak yang bisa kita sisihkan untuk orang lain. Berhemat bukanlah suatu hal yang menyenangkan. Tapi hemat sedikit untuk membantu orang lain, bisa jadi suatu hal yang perlu kita lakukan dengan penuh semangat.

Beberapa cara untuk berhemat yang bisa kita lakukan saat
sedang berupaya untuk membantu orang lain adalah sebagai berikut :

Makan Siang
Perhatikan pengeluaran makan siang Anda. Makan enak dan agak mahal tentu boleh kita lakukan sekalisekali. Sekarang bayangkan jika Anda berhemat Rp 15.000 saja sekali makan. Uang yang tidak begitu besar ini bisa jadi nasi bungkus untuk 3 x makan 1 orang pengungsi.

Minum Kopi
Rapat di coffee shop, selain kopi yang enak, suasana nyaman, lokasi pun strategis sehingga bisa menyesuaikan jadwal dengan banyak orang. Begitu seringnya mungkin ongkos ngopi ini setiap bulan menjadi besar. Bukan tidak boleh! Tapi Anda bisa mengurangi ongkos ngopi ini, 1 x saja sebesar Rp 30.000 dan bayangkan betapa bermanfaatnya kopi ini dikirimkan untuk para relawan di posko-posko pengungsian.

Belanja Bulanan
Kita tentu punya jadwal tetap belanja bulanan. Anda bisa belanja untuk kebutuhan para pengungsi sekaligus sebagai belanja bulanan. Belanja bulanan bisa jadi pengalaman yang menyenangkan juga, saat Anda mengajak anak-anak membeli susu untuk dirinya untuk disumbangkan. Punya tips lain berhemat demi menolong orang lain? Tuliskan di sini dan mulai kerjakan agar kita bisa bersama-sama terus membantu orang yang sedang dalam kesusahan

--
Rene Suhardono: ‘Intrapreneurship’ kunci sukses wanita
Ragam
GLORIA SAMANTHA
Freelance Reporter
WASPADA ONLINE

[(Istimewa)] Selama ini kita semua mengenal entrepreneurship, tapi sekarang ini tidak cukup. Menurut Career Coach, Rene Suhardono yang menulis buku "Your Job is NOT Your Career", mengemukakan sebuah ide, intrapreneurship. Apa itu intrapreneurship? Berikut petikan wawancara Rene dengan Waspada Online:

Apakah sebenarnya intrapreneurship?
Ciri intrapreneur ialah seorang dengan banyak ide. Serta tekun, tapi mengetahui dengan tepat apa yang ingin ia kerjakan. Contoh yang paling nyata dan absolutnya ialah Steve Jobs.

Mengapa intrapreneurship juga layak menjadi pilihan, selain ber-entreprenur?
Merintis usaha sendiri bisa jadi adalah manifestasi passion yang paling berani. Namun pilihan ini tidak diwajibkan untuk semua orang.

Bagaimana seharusnya seorang wanita menggeluti kariernya, supaya mencapai puncak?
Wanita harus melakoni kariernya dengan passion. Saya selalu percaya, passion merupakan anak tangga pertama sebuah perjalanan karier.

Lebih dari itu pekerjaan juga bisa memberi kesempatan untuk terus tumbuh sebagai pribadi dan profesional (to grow personally and professionally). Singkatnya, karier adalah totalitas kehidupan profesional seseorang.

Lalu apa saja pedoman melakukan intrapreneurship?
Terdapat tiga pilar dalam intrepreneurship yaitu inovasi, pengambilan resiko yang terkalkulasi, dan kreativitas. Inovasi adalah kemampuan untuk melihat segala sesuatu dengan cara yang baru. Pengambilan resiko yang terkalkulasi merupakan kemampuan untuk mengambil kesempatan yang sudah diperhitungkan dan menganggap kegagalan sebagai suatu pengalaman belajar. Kreativitas merupakan kemampuan untuk memperkirakan berbagai kemungkinan di masa depan dan secara proaktif menciptakan apa yang diidamkan.


--

Ini tanda harus segera ‘resign’
Ragam
WASPADA ONLINE

[(istimewa)] Berhenti bekerja dalam situasi ekonomi tak menentu seperti saat ini, sementara belum dapatkan pekerjaan baru memang terdengar sangat berisiko. Tetapi jika Anda sudah merasa pekerjaan saat ini tak lagi menjanjikan, mungkin mengundurkan diri bisa jadi pilihan tepat.

Sebagai bahan pertimbangan, berikut lima tanda harus secepatnya berhenti bekerja yang dilansir dari US News.

1. Anda tidak belajar hal baru
Setelah cukup lama bekerja, Anda pasti sudah sangat andal menangani pekerjaan. Tetapi sebagai seseorang yang ingin berkembang secara profesional, Anda harus selalu belajar hal baru.

Jika pekerjaan saat ini tidak mendukung atau meningkatkan pengetahuan dan kemampuan Anda sebagai profesional, segera kembangkan diri dengan mencari pekerjaan lebih baik.

2. Anda tak bersemangat
Jika setiap bangun pagi Anda merasa lelah dan tidak bersemangat untuk bekerja dan hal ini terjadi selama berbulan-bulan, itu merupakan masalah besar. Bisa jadi, kondisi menunjukkan bahwa Anda tidak menikmati lagi pekerjaan saat ini. Efeknya adalah produktifitas dan kualitas Anda dalam bekerja akan terus menurun. Pertimbangkan untuk mengejar cita-cita dan melakukan pekerjaan yang benar-benar Anda sukai.

3. Menghabiskan waktu mencari pekerjaan lain
Saat bekerja seharusnya Anda sangat produktif. Tetapi jika waktu Anda sebagian besar dihabiskan untuk membuka situs lowongan pekerjaan dan sibuk bertanya pada teman terkait lowongan, artinya Anda sudah tak mau bertanggung jawab dan berkomitmen dengan pekerjaan saat ini. Daripada pekerjaan berantakan dan Anda mendapat citra buruk, mengundurkan diri bisa jadi lebih baik.

4. Gaji tak kunjung meningkat
Jika Anda memiliki prestasi dan loyal dengan perusahaan, Anda berhak mendapat imbalan bisa berupa bonus atau kenaikan gaji. Tetapi jika hal ini tak kunjung terealisasi terutama jika Anda telah bekerja lebih dari dua tahun, segera cari pekerjaan baru.

5. Anda selalu merasa stres
Adalah tanda bahaya jika kehidupan pribadi selalu terganggu karena kesibukan pekerjaan. Hal ini membuat stres jangka panjang yang justru berujung pada menurunnya kualitas pekerjaan.

Menjadi profesional adalah yang bisa membagi waktu antara kehidupan pribadi dan pekerjaan. Bukan selalu mengorbankan waktu pribadi demi pekerjaan.

--

Kapan saat terbaik bekerja?
Ragam
WASPADA ONLINE

[(Istimewa)] Otak memiliki ritme kerja teratur yang dipengaruhi jam biologis, pola tidur, sensitivitas cahaya, dan faktor keturunan. Ini seringkali membuat kondisi otak tak sesuai dengan aktivitas yang tengah dijalani.

Menyelaraskan aktivitas sehari-hari dengan ritme kerja otak pun menjadi penting demi mengoptimalkan kualitas hidup. Tak hanya menyehatkan, tapi juga membuat tubuh bugar, lebih berenergi dan tidak stres. Ini bukan hal aneh karena sistem tubuh diatur di otak.

Berikut ritme kerja otak yang berulang setiap 24 jam, seperti dikutip dari laman Shine:

Pukul 05.00 - 09.00 : Puaskan gairah seksual
"Saat yang paling tepat untuk bercinta adalah ketika Anda bangun tidur," ujar Ilia Karatsoreos, PhD, ahli saraf Universitas Rockefeller. Ini karena produksi hormon cinta atau oksitoksin yang melimpah ketika bangun tidur.

Peneliti asal Inggris telah membuktikan bahwa hormon oksitoksin di pagi hari pada pria akan menurun seiring datangnya siang. Demi kehidupan seksual yang lebih baik dan ikatan emosional lebih kuat, tidak ada salahnya bercinta sebelum memulai aktivitas di luar rumah.

09.00 - 11.00 : Maksimalkan kreativitas
"Pada jam ini, otak memiliki tingkat hormon stres atau kortisol yang rendah, sehingga Anda bisa lebih fokus dalam berpikir," ujar Sung Lee, MD, sekretaris International Brain Education Association.

Menurut penelitian Universitas Michigan, mahasiswa sampai pensiunan memiliki ketajaman berpikir yang sama di pagi hari, namun akan berkurang di sore hari. "Pada umur produktif, Anda akan lebih fokus di pagi hari," ujar Carolyn Yoon, PhD, salah satu peneliti.

Anda dapat memaksimalkan kerja otak Anda dengan membangung ide-ide baru, membuat presentasi, atau memecahkan suatu masalah, pada periode waktu ini.

11.00 - 14.00 : Selesaikan pekerjaan
Saat ini terjadi penurunan level hormon melatonin, hormon yang menyebabkan rasa kantuk. Artinya, Anda dapat mengerjakan banyak proyek. Para peneliti asal Jerman menemukan bahwa manusia dapat melakukan banyak pekerjaan di siang hari.

Namun, kerjakan satu per satu tugas Anda. Jangan biarkan Anda tersesat dalam tumpukan tugas yang belum terselesaikan. Sebab, ini dapat mengakibatkan kebingungan pada otak dan Anda pun akan kehilangan konsentrasi untuk menyelesaikan tugas-tugas Anda.

14.00 - 15.00 : Saatnya istirahat
"Untuk mencerna makanan, tubuh Anda akan mengarahkan aliran darah dari otak ke perut," ujar Sung Lee. Berdasarkan penelitian Unversitas Harvard, Anda akan merasakan kantuk dan malas setelah makan karena jam biologis Anda berada pada fase terendah.

Lupakan sejenak pekerjaan. Tak harus tidur, Anda dapat membuka akun situs pertemanan atau membaca majalah. Jika Anda diharuskan bekerja, sempatkan sejenak menenggak segelas atau dua gelas air. Ini bisa memaksa perpindahan aliran darah dari perut ke otak. "Air meningkatkan volume darah dan sirkulasi, dan membuat aliran darah menuju otak," ujarnya.

15.00 - 18.00 : Berolahragalah!
"Otak Anda akan mengalami kepanikan saat ini," ujar Paul Nussbaum, PhD, ahli psikologi syaraf dan penulis 'Your Brain Health Lifestyle'. Namun, bukan berarti Anda mengalami stres. Menurut para peneliti Unversitas Michigan, level hormon kortisol pada wanita mengalami penurunan di sore hari.

Berolahraga bisa menjadi pilihan yang tepat karena kekuatan, ketangkasan, dan ketrampilan fisik berada dalam level yang paling tinggi di malam hari. Namun, jika Anda berolahraga terlalu malam, sisa adrenalin akan mengganggu waktu tidur sebagian orang. Pergi ke pusat kebugaran sebelum makan malam adalah pilihan yang tepat.

18.00 - 20.00 : Waktunya santai
Menurut para peneliti, di waktu ini otak memasuki fase yang disebut 'wake maintenance'. Otak memproduksi melatonin, hormon yang mengatur jam biologis manusia. Sisa energi Anda akan digunakan

untuk menstimulasi serotonin, hormon pengendali mood atau semangat. Saat ini adalah waktu yang tepat untuk jalan-jalan, berbincang-bincang ringan dengan suami dan anak Anda, atau mungkin teman Anda.

20.00 - 22.00 : Bersiaplah tidur
Anda akan cepat merasakan kantuk karena melatonin meningkat dengan cepat. Namun di saat yang sama, banyaknya serotonin dalam tubuh mulai menurun. "80 persen dari serotonin terstimulasi oleh sensitivitas cahaya, Anda pun akan merasa lelah," ujar Rubin Naiman, PhD, spesialis tidur dan asisten profesor bidang obat-obatan Universitas Arizona.

Waktunya untuk Anda merasakan kenyamanan dan tidak memikirkan hal-hal yang berat. "Ketika malam tiba, otak Anda akan merasa lelah, saat ini waktu yang paling tepat untuk membawa diri Anda terlelap," ujarnya.

--

4 jurus jadi ‘bos’ favorit
Ragam
WASPADA ONLINE

[(wardrobe911.com)] Siapa bilang wanita tidak bisa menjadi bos yang dicintai oleh anak buah. Memimpin bukan hal yang mudah, namun bukan berarti tidak bisa dilakukan.

Caitlin Friedman dan Kimberly Yorio dalam buku ‘The Girl’s Guide to Being a Boss’, mengatakan bahwa memimpin bukan saja sesuatu yang tidak alamiah, tetapi juga sesuatu yang tak mudah.

Tapi bukan berarti Anda tidak bisa menjadi atasan yang hebat plus dicintai karyawan. Dengan langkah dan metode yang tepat, Anda bahkan dapat menjadi lebih 'perkasa' di mata karyawan dibanding pria.

Berikut tipsnya:
1. Terapkan pola kepemimpinan situasional
Dari semua model kepemimpinan yang ada, model kepemimpinan situasional merupakan model yang cocok untuk wanita. Sebab, model kepemimpinan ini secara kontinyu dapar menganalisis semua kebutuhan perusahaan dan bawahan. Dengan metode ini Anda dapat menjadi wanita tepat pada tempat dan waktu yang tepat pula.

2. Evaluasi kekuatan dan kelemahan secara kontinyu
Menurut penelitian yang dilakukan secara global, kejelasan organisasi, kemampuan manusia, komitmen karyawan, kepercayaan dan keyakinan diri dalam memimpin merupakan hal penting yang mempengaruhi kepuasan karyawan dalam organisasi. Karena itu, lakukan evaluasi secara terus menerus seputar kekuatan dan kelemahan Anda dalam memimpin agar Anda bisa terus produktif.

3. Berdayakan semua kemampuan dalam perusahaan
Menurut Meredith Belbin, penulis 'Management Teams: Why They Succeed or Fail', setiap elemen perusahaan memiliki satu peran, bahkan lebih, yang mempengaruhi kinerja perusahaan.

Kunci tim yang baik dan efisien adalah menciptakan keseimbangan sehat dari setiap individu, atau identifikasi peran yang Anda butuhkan dari masing-masing anggota tim, meskipun peran itu bukan kemampuan alami mereka.

4. Adil dan bertanggung jawab
Atasan yang baik harus mampu menilai dengan objektif kelebihan dan kekurangan staf. Mampu mengenali dan mengembangkan potensi staf. Berikan kesempatan bagi staf untuk menunjukkan potensinya. Berikan pula penghargaan bagi staf berprestasi.

Selain itu, berani mengambil tanggung jawab. Bila ada tugas tidak berjalan dengan semestinya, seorang atasan yang baik akan mengambil tanggung jawab dan melakukan perbaikan, bukan mencari kambing hitam.

--

33% wanita habiskan US$100/ sepatu
Ragam

WASPADA ONLINE

[(Istimewa)] Sepatu menjadi salah satu item fesyen yang membuat wanita tidak berpikir panjang untuk memilikinya. Mantan Ibu Negara Filipina Imelda Marcos, bahkan terkenal karena memiliki koleksi 2.700 pasang sepatu.

Tokoh fashionista Carrie Bradshaw dari serial 'Sex and The City,' juga paling dikenal dengan kecintaannya terhadap sepatu. ''Aku mungkin tidak memahami kaum lelaki. Tapi, kalau sepatu aku paham,'' ujar karakter yang diperankan oleh Sarah Jessica Parker itu.

Sepatu memang tak dapat dilepaskan dari kehidupan kaum perempuan. Dalam sebuah survei tentang alas kaki yang digelar oleh ShopSmart, sebuah publikasi Laporan Konsumen di Amerika Serikat, terhadap lebih dari 1.000 perempuan, ditemukan bahwa rata-rata perempuan AS memiliki 17 pasang sepatu dan menghabiskan sekitar US$49 untuk sepasangnya. Di antara semua sepatu yang mereka miliki, hanya tiga pasang yang dipakai secara regular.

Tapi, tentu saja Anda bisa jadi tidak termasuk dalam kelompok tersebut. Apalagi jika Anda adalah seorang maniak sepatu. Faktanya, sebanyak 13 persen perempuan memiliki lebih dari 30 persen sepatu, tidak termasuk sneaker.

Nah, berikut ini adalah hasil statistik lain yang diperoleh dari survei tersebut, seperti dikutip situs shine.yahoo.com:

1. Perempuan membeli sekitar tiga pasang sepatu setiap tahun.
2. Sebanyak 39 persen perempuan lebih memiliki sepatu ceper dibandingkan sepatu model lain.
3. Sementara itu, 33 persen perempuan menghabiskan lebih dari US$100 untuk sepasang sepatu.
4. Hanya 25 persen perempuan yang mengenakan sepatu dengan hak setinggi 10 cm atau lebih.
5. Sebanyak 46 persen perempuan membeli sepasang sepatu bermodel jelek tapi nyaman, sedangkan 60 persen di antaranya sanggup menahan sakit demi sepatu modis.
6. Di sisi lain, 61 persen perempuan membawa sepatu cadangan yang nyaman di dalam tas mereka untuk berganti alas kaki.
7. Sebanyak 48 persen perempuan pernah mengalami cedera akibat sepatu.
8. Sekitar 19 persen perempuan membeli sepatu untuk menghibur diri.
9. Sebanyak 29 persen perempuan membeli sepatu secara online.
10. Sementara itu, 14 persen perempuan pernah menyembunyikan setidaknya satu pembelanjaan sepatu dari pasangannya.
11. Yang menarik, 51 persen perempuan memperhatikan sepatu-sepatu yang dikenakan perempuan lain.
12. Terakhir, 28 persen perempuan merasa sepatu merupakan kunci utama penampilan.

Lantas, apa yang menyebabkan begitu banyak kaum hawa yang terobsesi dengan sepatu? Lisa Lee Freeman, editor in chief ShopSmart menjelaskan, ''Sepatu-sepatu tidak pernah membuat bokongmu terlihat besar. Kau tidak harus khawatir sepatu tidak muat dipakai meski pun berat badanmu bertambah beberapa kilogram, dan sepatu bisa membuatmu merasa seksi secara instan.''

--

10 penyebab kemarahan di kantor
Ragam
WASPADA ONLINE

[(Istimewa)] Survei yang dilakukan oleh sebuah situs karier di Inggris menemukan 10 penyebab utama kemarahan di lingkungan kerja:

1. Manajemen yang buruk. Misalnya: staf disuruh melakukan sesuatu yang salah, perintah yang berubah-ubah, atasan yang selalu mengkritik bawahan, bawahan yang merasa jauh lebih baik daripada atasan.

2. Perlakuan tak adil. Misalnya: staf lain mengerjakan pekerjaan yang sama dengan gaji yang lebih besar, tak ada sanksi bagi staf yang melanggar peraturan.

3. Minimnya kesempatan berkembang. Pekerja dijanjikan kenaikan gaji, promosi atau proyek penting, namun tidak pernah terjadi.

4. Tidak dihargai. Pekerja tidak mendapatkan reward atas kinerja yang baik.

5. Overload. Pekerja tidak dapat mengikuti target dari atasan, karena target yang terlalu tinggi.

6. Masalah komputer. Misalnya: koneksi internet yang lambat, spesifikasi komputer yang ketinggalan jaman dan tidak sesuai kebutuhan.

7. Rekan kerja yang tidak jujur

8. Anak buah yang kurang cakap

9. Rekan kerja yang tidak sopan atau berperilaku kasar

10.Atasan yang menyalahgunakan kekuasaan

--

TIPS: Dapatkan kembali gairah kerja
Ragam
WASPADA ONLINE

[(kampungtki.com)] Mencintai pekerjaan menjadi syarat mutlak membuat kita bergairah dalam bekerja. Lalu apa yang harus Anda perbuat jika Anda sudah tidak lagi excited dengan pekerjaan Anda? Jika demikian sepertinya Anda membutuhkan kiat-kiat yang dikatakan eHow, berikut ini.

Ambil cuti
Berikan diri Anda waktu istirahat beberapa saat dengan mengambil cuti. Biarkan diri Anda istirahat dan berpikir jernih. Setelah pikiran dan tubuh lebih segar, Anda mungkin akan kembali memiliki perspektif yang berbeda dan pikiran yang jernih untuk membuat keputusan yang tepat.

Renungkan apa yang menjadi masalah Anda
Ada banyak alasan mengapa Anda tidak menyukai pekerjaan Anda. Salah satunya mungkin Anda tidak menyukai atasan, rekan kerja yang menyebalkan, gaji yang terlalu kecil atau pekerjaan yang tidak lagi menantang. Apapun alasannya, ketika sudah mengetahui apa yang membuat Anda tidak bahagia, Anda dapat memulai membuat perubahan.

Membuat keputusan
Setelah berpikir dan akhirnya mengetahui apa yang membuat Anda tidak bahagia, artinya Anda mulai dapat mengatasi situasi. Mungkin sudah saatnya juga bagi Anda untuk mencari pekerjaan baru.

Lakukan perubahan perencanaan keuangan
Ketika Anda sudah merasa bosan dan sedang mempertimbangkan untuk meninggalkan pekerjaan. Anda memerlukan tambahan uang untuk berjaga-jaga, sebaiknya mulailah untuk menabung dan memangkas pengeluaran.

Carilah pekerjaan baru
Bila setiap memulai aktivitas kantor Anda tidak lagi bersemangat, bisa jadi Anda sudah merasa tidak nyaman dengan lingkungan. Jadi jangan tunda lagi, mungkin inilah saat yang tepat untuk mencari pekerjaan baru.

Hindari mengeluh
Jika Anda sedang berbincang dengan atasan atau rekan kerja hindari mengeluhkan bahwa Anda mulai membenci situasi di kantor. Jika Anda lakukan, maka daftar kesalahan Anda semakin bertambah.

--

Anda tipe pekerja seperti apa?
Ragam
WASPADA ONLINE

[(onsugar.com)] Karakter individu amat mempengaruhi gaya Anda bekerja. Setiap individu memiliki karakter yang berbeda-beda di tempat kerja.

Dengan memahami gaya emosi rekan kerja, termasuk diri Anda sendiri, orang dapat terhindar dari pertikaian, meningkatkan efektivitas, serta membuat suasana kantor terasa lebih menyenangkan.

Dalam buku berjudul 'It's Always Personal,' Anne Kreamer bekerja sama dengan JWT untuk menyurvei 1.239 pekerja Amerika, mulai dari tingkat manajer sampai entry level. Dari data yang terkumpul, berhasil diidentifikasi empat tipe pekerja berikut ini, seperti dikutip situs forbes.com:

Solver
Kelebihan: Tipe profesional seperti ini adalah jenis yang paling langka. Mereka menunjukkan performa terbaik di bawah tekanan. Umumnya, tipe ini merasa puas terhadap diri sendiri dan memiliki kekuatan batin yang solid.

Kekurangan: Karena sifatnya yang tegas, mereka mungkin menutup diskusi sebelum orang lain merasa memiliki kesempatan untuk didengarkan. Mereka juga bisa dipandang sebagai penyendiri.

Saran: Bagi pemikiran di balik pilihan-pilihan Anda dengan kolega.

Accepter
Kelebihan: Berorientasi detail dan diplomatis. Kebanyakan orang biasa masuk ke dalam kategori ini.

Kekurangan: Pesimistis dan penunda. Tipe seperti ini kerap menyembunyikan emosi dan cenderung merasa tidak dihargai.

Saran: Anda membutuhkan sarana untuk mengeluarkan emosi. Tuliskan perasaan Anda atau ceritakan uneg-uneg kepada teman yang dipercaya.

Believer
Kelebihan: Tipe ini biasanya puas dengan kehidupan mereka, dan menemukan makna tentang berbagai hal di luar diri mereka sendiri seperti keyakinan, negara, dan organisasi.

Kekurangan: Meski tidak keberatan orang lain mengekspresikan emosi mereka, tipe ini sendiri tidak nyaman melakukan hal tersebut. Mereka selalu berhati-hati.

Saran: Anda dapat membantu menyelesaikan konflik di tempat kerja, dengan turun tangan dan mengingatkan kolega tentang tujuan dan keyakinan bersama mereka.

Spouter
Kelebihan: Karismatik dan menarik. Tipe seperti ini mampu memperlihatkan semua emosi, termasuk air mata, di depan publik.

Kekurangan: Tipe seperti ini merupakan yang paling cemas, dan lebih banyak berbicara daripada mendengarkan. Ketika terjadi sesuatu yang salah, mereka sering menyalahkan rekan kerja.

Saran: Lakukan aktivitas fisik seperti yoga atau berlari, untuk membantuk mengatasi stres dan mencegah ledakan emosi.

--

Jenuh? Ini penyebabnya
Ragam
WASPADA ONLINE

[(Istimewa)] Kejenuhan pekerjaan mulai melanda Anda? Keluar dari kejenuhan ini kadang menjadi hal yang sangat sulit. Berikut ini adalah tiga penyebab terumum kejenuhan bekerja:

1. Sangat kelelahan
Saat ini seperti ada pergerakan yang membuat semua karyawan harus bisa multitasking. Anda pun jadi lebih sering pulang larut, mengerjakan tugas yang kadang Anda rasa tidak masuk akal, tanggung jawab yang sangat tinggi, tetapi tanpa ganjaran yang setimpal pula. Meski awalnya tantangan yang diberikan membuat Anda terpacu, tetapi lama kelamaan pekerjaan ekstra itu membuat Anda mulai merasa tidak sepadan. Anda pun mulai merasa kelelahan dengan tuntutan tinggi dan tekanan konstan dari perusahaan (atau bos Anda).

Ketimbang mencoba tersenyum dan menerima saja, coba bicarakan dengan bos Anda. Manager Anda bisa jadi sama sibuknya dengan Anda dan tak menyadari bahwa Anda mulai merasa hampa. Dengan berbicara kepada atasan mengenai tekanan pekerjaan dan solusi untuk menguranginya, siapa tahu sebagian beban pekerjaan Anda bisa diberikan kepada orang lain dan mendapatkan saran yang membantu kurangi stres.

2. Arah yang tak jelas
Anda sudah berada di posisi kerja yang sekarang untuk sekian lama, tetapi tidak ada kejelasan Anda akan diangkat menjadi karyawan tetap atau mungkin meningkat posisi ke jabatan yang lebih tinggi. Anda pikir Anda sudah membuktikan diri, tetapi entah mengapa selalu kolega Anda yang mendapatkan proyek high profile, perhatian si bos, serta promosi.

Dalam situasi tipe ini, akan lebih bijaksana untuk menera ulang diri untuk bisa mengerti halangan potensial yang mencegah Anda untuk lebih maju secara profesional. Contoh, apakah Anda memiliki kemampuan yang tepat untuk menangani tanggung jawab lebih, atau bisakah Anda meningkatkan kemampuan kunci? Apakah Anda memiliki reputasi positif di tempat Anda bekerja, dan apakah ada permintaan atasan yang tak sanggup Anda penuhi atau bertabrakan dengan kolega? Pernahkan si atasan memberi tahu kelemahan Anda dan adakah upaya Anda untuk menanggulanginya?

Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tadi bisa membantu Anda menentukan langkah ke depan. Anda juga bisa bicara dengan bos untuk mengekspresikan ketertarikan Anda untuk lebih maju dan mencari tips bagaimana melakukannya (tentu dengan asumsi bos Anda adalah orang yang bisa diajak bekerja sama).

3. Pekerjaan yang Anda lakukan membosankan
Pada awalnya, Anda mencintai variasi dan kecepatan kerja yang ada di hadapan. Namun saat pekerjaan berulang itu membuat Anda ingin marah dan sedih, bisa jadi Anda sudah tak lagi menikmati pekerjaan yang Anda kerjakan, dan ini menyulitkan untuk mencari tahu apa langkah berikutnya.

Cara yang paling baik untuk memulai adalah dengan membuat daftar aspek-aspek pekerjaan yang memberi Anda kepuasaan. Contohnya, jika Anda senang menyusun jadwal acara, pertimbangkan apakah ada kesempatan lain untuk mengaplikasikan kemampuan itu di dalam perusahaan. Terlibat dalam organisasi acara yang dilangsungkan perusahaan setiap beberapa bulan sekali, seperti piknil pegawai, bisa mendorong semangat dan memperbarui antusiasme karier. Pertimbangkan pula untuk menjadi relawan di luar pekerjaan Anda untuk mendalami kebisaan Anda. Mengaplikasikan bakat Anda dalam cara yang menyenangkan bisa membantu mengubah cara pandang Anda terhadap kantor.

Terutama, ingat bahwa kebosanan di kantor tidak selalu berarti negatif. Faktanya, mencapai titik datar profesional bisa menjadi katalis terhadap perubahan positif, meningkatkan kepuasan bekerja. Dengan mempertimbangkan minat dan mengambil tindakan untuk mencari kepuasan saat bekerja bisa bantu Anda bersemangat berangkat bekerja.

--

12 pembunuh konsentrasi kerja
Ragam
WASPADA ONLINE

[(Istimewa)] Memanfaatkan waktu bekerja secara optimal bukan sekedar membuat Anda berprestasi namun juga membuat Anda mampu mengalokasikan waktu lainnya untuk diri sendiri dan keluarga.

Psikologis Lucy Jo Palladino, PhD, menawarkan beberapa tips untuk mengatasi deretan pengganggu konsentrasi kerja, seperti yang mau lewat berikut ini.

1. Jaringan sosial di dunia maya
Membaca komentar atau posting kenalan di wall bisa membuat hati kacau, pikiran menebak-nebak, hingga berbagai reaksi pengalih perhatian lainnya. Hal ini jelas mengganggu fokus Anda untuk 'tetap' pada pekerjaan.

Saran: hindari 'membuka' situs jejaring sosial selagi Anda masih bekerja. Jika terpaksa untuk memeriksa, lakukan saat jam istirahat saja. Saat santai, deretan post/ komentar yang lewat takkan terlalu mengganggu seperti ketika Anda sedang bekerja. Jika Anda bukanlah tipe orang yang bisa mengontrol diri, maka bawalah laptop kerja ke tempat di mana tak ada akses internet.

2. Banjir email
Email... nongol begitu saja dalam inbox, dan mendesak minta jawaban. Meski banyak email yang berhubungan dengan pekerjaan, tetap saja rombongan surat masuk tersebut berpotensi mengganggu konsentrasi. Anda tentu saja takkan membuat kemajuan apapun dalam pekerjaan bila me-reply email, setiap kali ia masuk.

Saran: tetapkan waktu-waktu tertentu untuk check mail sehingga Anda tak terganggu.

3. Ponsel
Rasanya benda berdering satu ini jauh lebih mengganggu daripada email. Selain suaranya, menjawab setiap panggilan yang masuk selagi bekerja akan menghambat pekerjaan dan mengacaukan fokus.

Saran: matikan ponsel dan check SMS/ panggilan yang masuk saat jam tertentu atau pada waktu istirahat saja. Untuk keluarga, Anda bisa minta mereka menghubungi Anda pada jam istirahat, kecuali bila ada hal darurat.

4. Multitasking
Benar bahwa wanita bisa melakukan banyak hal dalam sekali waktu, namun apakah hasilnya maksimal? Hal ini jelas masih dipertanyakan.

Saran: Kerjakan dan selesaikan satu demi satu, demi hasil maksimal, dan dalam waktu yang lebih singkat.

5. Bosan
Rasa bosan bisa juga membuat seseorang enggan fokus karena hilangnya minat pada sesuatu hal/ pekerjaan. Sementara selagi bosan dengan kerjaan yang itu-itu saja; telepon, internet, hingga bersih-bersih ruang kerja bisa menjadi godaan besar untuk dilakukan.

Saran: Buatlah perjanjian dengan diri sendiri. Jika Anda bisa menyelesaikan sebuah tugas, maka Anda berhak mendapat ekstra break 10 menit. Menghibur diri sendiri dengan secangkir kopi, snack kesukaan, atau jalan-jalan ke luar kantor juga bisa menyegarkan pikiran yang sedang bosan. Atau, jika Anda bisa bekerja sambil mendengarkan musik, maka mengapa tidak?

6. Keluhan
Seseorang yang memenuhi pikirannya dengan keluhan dan kekhawatiran tentu saja akan sulit untuk fokus. Jika tak dikendalikan, apa yang dipikirkan bisa jadi bumerang untuk produktivitas.

Saran: Salah satu cara manjur untuk mengeluarkannya dari benak Anda adalah dengan menuliskannya. Tuliskan semua yang ada dalam benak Anda. Setelah menuliskannya, pasti ada perasaan lega dan Anda pun bisa kembali konsentrasi.

7. Stres
Saat Anda merasa 'piring' tanggung jawab terlalu penuh, maka hal itu juga bisa menghantui dan memicu stres. Bahu jadi tegang, demikian pula dengan kepala dan detak jantung.

Saran: Ada banyak cara untuk meredakan stres. Meyakinkan diri sendiri bahwa Anda bisa menyelesaikan satu per satu tugas yang ada, meditasi, hingga mengambil waktu sejenak untuk memejamkan mata dan mendengarkan musik yang menenangkan bisa jadi pilihan.

8. Lelah
Tubuh yang lelah bisa merampas konsentrasi (pastinya).

Saran: beristirahat cukup. Mudah saja..

9. Kelaparan
Tanpa bensin, mobil tak bisa menyala, begitu juga otak tanpa nutrisi. Melewatkan jam makan, terutama sarapan, merupakan pencuri konsentrasi paling mematikan.

Saran: Jauh dari kelaparan bisa membuat konsentrasi tetap jalan. Jangan lupa sarapan, makan snack tinggi protein, hindari makanan manis, dan pilih makanan dengan karbohidrat kompleks seperti gandum.

10. Depresi
Tenggelam dalam kesedihan sepanjang waktu bisa membuat seseorang sering melamun dan susah konsentrasi dengan apa yang ada di hadapannya. Jika Anda susah berkonsentrasi, dan merasa hampa, tak berdaya, maka Anda mungkin sedang mengalaminya.

Saran: langkah yang bisa ditempuh adalah berkonsultasi dengan ahlinya. Depresi harus segera diatasi agar tidak semakin berlarut-larut.

11. Pengaruh obat
Sayangnya, beberapa obat masih memiliki efek samping seperti menyebabkan kantuk.

Saran: Jika Anda sedang menjalani pengobatan, sebaiknya minta pada dokter jenis obat yang tak menimbulkan efek samping seperti rasa kantuk dan sebagainya.

12. ADHD
Bukan hanya anak-anak yang mengalami Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD), sebab gangguan ini biasanya berlangsung hingga penderitanya menginjak usia dewasa.

Saran: Tentu saja dengan Anda harus menemui dokter dan konselor untuk menjalani terapi dan pengobatan yang dibutuhkan.

--

Gaji, ketidakpuasan utama karyawan
Ragam
WASPADA ONLINE

[(Istimewa)] Sebuah survei yang dilakukan oleh sebuah lembaga konsultan manajemen Accenture mengungkapkan bahwa ketidakpuasan terhadap gaji lebih utama diungkapkan oleh karyawan perempuan.

Berdasarkan survei yang dilakukan terhadap 3.400 profesional di 29 negara, ditemukan bahwa kurang dari satu di antara dua responden merasa puas terhadap pekerjaan sekarang. Namun, nyaris tiga di antara empat responden mengaku tidak memiliki rencana untuk keluar dari perusahaan sekarang.

Lantas, apa yang membuat para karyawan merasa sangat tidak bahagia? Survei Accenture berhasil mengungkap empat alasan utama dari ketidakpuasan kerja di antara para responden, seperti dikutip situs forbes.com:

1. Gaji kurang (47 persen perempuan, 44 persen laki-laki)
2. Kurangnya peluang pertumbuhan (36 persen perempuan, 32 persen laki-laki)
3. Tidak ada peluang kemajuan karier (33 persen perempuan, 34 persen laki-laki)
4. Merasa terjebak (29 persen perempuan, 32 persen laki-laki)

Berbicara tentang gaji, salah satu temuan menarik mengungkapkan bahwa karyawan yang lebih tua cenderung kurang termotivasi oleh upah dibandingkan karyawan yang lebih muda. Hampir tiga perempat atau 73 persen responden dari generasi Y (kelahiran 1970-an sampai 2000) mengatakan termotivasi oleh upah. Sementara itu, hanya 67 persen responden generasi X (kelahiran 1960-an sampai 1970-an) dan 58 persen responden generasi Baby Boomers (1940-an sampai 1960-an), mengatakan hal serupa.

Namun, jika bicara soal promosi yang biasanya diikuti dengan kenaikan gaji, penelitian ini mengungkapkan bahwa laki-laki jauh lebih mungkin meminta promosi (39 persen) dibandingkan perempuan (28 persen).

--

Rene Suhardono Canoneo:
“Jangan menyerah dalam mencari passion karena suatu saat itu akan muncul. Guna dapat menemukan passion bisa dimulai dengan hal dasar, seperti bertanya pada diri sendiri mengenai apa sih pekerjaan yang kalau dikerjakan membuat hati saya senang? Dalam hal ini saya merekomendasikan untuk kerjakan apa yang Anda cintai, cintai yang Anda kerjakan, kemudian tunjukkan siapa diri Anda.”

rene Menurut Rene, perbedaan karir dengan job (pekerjaan) berbeda sekali. Job is something that you got from your company (Pekerjaan adalah segala sesuatu yang kita dapat dari perusahaan – Red). Jadi seperti meja yang menjadi bagian dari pekerjaan kita adalah milik perusahaan, tapi karir adalah punya kita. Kita bisa dipecat dari perusahaan tapi kita tidak pernah bisa dipecat dari karir. Karir kita sebagaimana kita melihat karir itu sendiri. Kata Rene, kalau sekarang saya mau menjadi musisi kemudian tahun depan mau menjadi komentator bola maka itu adalah pilihan karir yang saya buat. Kebanyakan dari kita justru menyusun karir sesuai dengan yang dapat mereka lakukan atau ketrampilan (skill) mereka. Kalau orang tuanya mengatakan bila sudah menjadi arsitek maka sampai pensiun bahkan meninggal tetap menjadi arsitek. Saya sangat tidak setuju dengan pandangan tersebut karena karir itu justru mulainya dari dalam diri, yang saya sebut passion (panggilan hati – Red). Passion yang bisa menggerakkan kita untuk melakukan apa pun yang kita mau.

Sejauh mana sih orang bisa mengikuti cara berpikir yang bagus tersebut kalau perusahaannya tidak selalu memberi tempat pada passion orang? Nah, seandainya perusahaan tidak bisa menampung passion Anda maka itu artinya it’s time for you to think about your career and move out (Kini saatnya Anda untuk memikirkan karir Anda dan pindah – Red). Cari tempat yang sesuai dengan karir dan passion kita. Jangan membiarkan diri ada di satu tempat dengan setengah hati karena kita tidak bisa maksimal juga di situ. Apalagi kalau bosnya menyebalkan maka langsung saja pindah.

Tapi sebetulnya kan tidak mudah untuk mendapatkan pekerjaan atau dengan perkataan lain lapangan kerja itu susah. Banyak sekali orang lulus pendidikan sarjana strata satu (S1) dan S2 tidak mendapatkan pekerjaan. Bagaimana dong kita merekonsiliasi kesulitan lapangan kerja itu dengan keinginan untuk mempertahankan passion kita? Great money always follow great works dan great works akan selalu datang dari passion. Kita banyak melihat contoh dari orang-orang yang sudah kita temui, yang sudah saya wawancara. Uang itu adalah tujuan jangka pendek dan saya meyakini bahwa ada yang punya kepentingan yaitu yang menciptakan kita bahwa kita akan selalu bisa memenuhi kebutuhan, tapi kita sendiri yang salah kaprah antara kebutuhan dan keinginan. Kalau memang sudah menentukan dan mengetahui passion kita pada satu hal tertentu, maka embrace your passion. Saya punya satu cerita, ada seorang akuntan tidak pernah bahagia dengan pekerjaannya tapi dia sudah memiliki pendidikan S2. Ternyata passion dia adalah fotografi. Pada saat dia melakukan transisi dari akuntan menjadi fotografer bukan suatu hal yang mudah. Pada lima tahun pertama merupakan sebuah perjuangan. Jadi berat sekali buat dia tapi setelah lima tahun dilalui, saya salut sekali sama dia. Mungkin dia bukan orang memiliki materi yang paling berlebihan yang saya tahu, tapi dia salah satu orang yang paling bahagia yang saya tahu.

Trus bagaimana cara kita mengembangkan diri dalam karir supaya bisa dilirik oleh employer atau orang yang support kita? Begini, sebelum kita dilirik, lebih baik kita menikmati dulu apa yang kita lakukan. Pada saat kita benar-benar menikmati, saat kita benar-benar menggeluti hasrat kita maka orang tidak bisa untuk tidak melirik kita. Kalau kita jalan di pasar dan ada satu orang yang ogah-ogahan menawarkan jualannya, sedangkan ada satu lagi yang matanya saja sudah berbinar. Tentu yang terakhir yang menarik perhatian kita. Yang namanya ketertarikan maka akan menarik perhatian orang lain. Jadi tidak usah dipikirkan bagaimana saya dilirik. Sama saja dengan bagaimana kita bisa dapat jodoh maka kita tidak harus pasang di biro jodoh. Yang saya rekomendasikan adalah do what you love, love what you do, and then show who you are. (Kerjakan apa yang Anda cintai, cintai yang Anda kerjakan, kemudian tunjukkan siapa diri Anda)

Tapi bagaimana bisa meyakinkan pembaca bahwa mengikuti karir sebagai panggilan hati (passion) adalah cara yang tidak kontra produktif karena ada kekhawatiran orang asyik sendiri sehingga malah jadi tidak bisa hidup? Apa contoh-contoh kalau kita bisa mengikuti panggilan hati tetap bisa maju dalam pekerjaan? Nomor satu yang selalu saya katakan kepada mereka adalah yakini betul bahwa pekerjaan ini adalah passion dia. Kalau memang bukan, mulailah cari dari sekarang. Saya sendiri butuh waktu sembilan tahun untuk mengetahui passion saya yang akhirnya diketahui hanya dua hal tadi yaitu makanan dan orang. Yang penting jangan pernah berhenti mencari passion.

-
Cerita tentang Meja kayu
oleh Noven Sitindjak pada 20 Juli 2011 jam 11:55
Suatu ketika, ada seorang kakek yang harus tinggal dengan anaknya. Selain itu, tinggal pula menantu, dan anak mereka yang berusia 6 tahun. Tangan orangtua ini begitu rapuh, dan sering bergerak tak menentu. Penglihatannya buram, dan cara berjalannya pun ringkih.

Keluarga itu biasa makan bersama di ruang makan. Namun, sang orangtua yang pikun ini sering mengacaukan segalanya. Tangannya yang bergetar dan mata yang rabun, membuatnya susah untuk menyantap makanan. Sendok dan garpu kerap jatuh ke bawah. Saat si kakek meraih gelas, segera saja susu itu tumpah membasahi taplak.
Anak dan menantunya pun menjadi gusar.
Mereka merasadirepotkan dengan semua ini. “Kita harus lakukan sesuatu, ” ujar sang suami. “Aku sudah bosan membereskan semuanya untuk pak tua ini.”

Lalu, kedua suami-istri ini pun membuatkan sebuah meja kecil di sudut ruangan. Disana, sang kakek akan duduk untuk makan sendirian, saat semuanya menyantap makanan.
Karena sering memecahkan piring, keduanya juga memberikanmangkuk kayu untuk si kakek.

Sering, saat keluarga itu sibuk dengan makan malam mereka, terdengar isak sedih dari sudut ruangan. Ada airmata yang tampak mengalir dari gurat keriput si kakek.Namun, kata yang keluar dari suami-istri ini selalu omelan agar ia tak menjatuhkan makanan lagi.

Anak mereka yang berusia 6 tahun hanya memandangi semua dalam diam.

Suatu malam, sebelum tidur, sang ayah memperhatikan anaknya yang sedang memainkan mainan kayu. Dengan lembut ditanyalah anak itu. “Kamu sedang membuat apa?”. Anaknya menjawab, “Aku sedang membuat meja kayu buat ayah dan ibu untuk makan saatku besar nanti. Nanti, akan kuletakkan di sudut itu, dekat tempat kakek biasa makan.” Anak itu tersenyum dan melanjutkan pekerjaannya.

Jawaban itu membuat kedua orangtuanya begitu sedih danterpukul.Mereka tak mampu berkata-kata lagi. Lalu, airmatapunmulai bergulir dari kedua pipi mereka. Walau tak ada kata-kata yang terucap, kedua orangtua ini mengerti, ada sesuatu yang harus diperbaiki. Malam itu, mereka menuntun tangan si kakek untuk kembali makan bersama di meja makan.Tak ada lagi omelan yang keluar saat ada piring yang jatuh, makanan yang tumpah, atau taplak yang ternoda. Kini, mereka bisa makan bersama lagi di meja utama.

Sahabatku,cerita ini hanyalah refleksi dari secuil kisah kehidupan manusia yang tidak disadari berdampak pada masa depan,,,hmm,,anak-anak adalah persepsi dari kita. Mata mereka akan selalu mengamati, telinga mereka akan selalu menyimak, dan pikiran mereka akan selalu mencerna setiap hal yang kita lakukan.Mereka adalah peniru. Jika mereka melihat kita memperlakukan orang lain dengan sopan, hal itu pula yang akan dilakukan oleh mereka saat dewasa kelak.

Orangtua yang bijak, akan selalu menyadari, setiap “bangunan jiwa” yang disusun, adalah pondasi yang kekal buat masa depan anak-anak.

Mari, susunlah bangunan itu dengan bijak. Untuk anak-anak kita, untuk masa depan kita, untuk semuanya. Sebab, untuk merekalah kita akan selalu belajar, bahwa berbuat baik pada orang lain, adalah sama halnya dengan tabungan masa depan.

--

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan beri komentar