Segar banget

Segar banget
bangett

Selasa, 14 Juni 2011

Apakah Kita Masih Berperang




Written by: Liesye Herlyna
Dari beberapa pendapat yang masuk, ada yang mengatakan bahwa kita sudah tidak berperang lagi, tapi kita hidup dalam zaman anugerah, ada pula yang mengatakan bahwa YESUS telah menanggungnya di atas kayu salib dan kita sudah merdeka, dan iblis sudah tidak memiliki kuasa lagi atas kita.
Semua itu benar, namun belum lengkap, karena tiap-tiap orang hanya memegang satu buah puzzle, HANYA 1 PUZZLE. Kita hanya akan dapat mengerti dengan jelas, ketika semua potongan puzzle tersebut disatukan menjadi sebuah ikatan yang harmoni. Yang terpenting adalah kebenaran dasar mengenai ALLAH TRITUNGGAL, YESUS ANAK ALLAH yang menjadi manusia, kematian dan kebangkitan YESUS, perjamuan kudus (roti dan anggur).
Kedatangan TUHAN YESUS di muka bumi ini adalah untuk memulihkan dan mempersatukan seluruh tubuh KRISTUS, dengan menempatkan tiap-tiap orang berada pada tempat yang tepat dan bekerja sesuai dengan talenta dan karunianya. Dan semua itu hanya terjadi melalui salib.
Salib tidak hanya berbicara mengenai karya penebusan dosa, pemulihan hubungan antara ALLAH BAPA dengan manusia dan juga hubungan antara manusia, tapi salib juga berbicara mengenai penyangkalan diri. Tanpa penyangkalan diri, persatuan dan kesatuan tubuh KRISTUS tidak mungkin tercapai, tanpa penyangkalan YESUS di atas kayu salib, keselamatan itu tidak akan pernah datang di muka bumi ini. SALIB membuat segalanya itu mungkin, SALIB membawa mujizat terbesar bagi umat manusia.
IBLIS tahu dan sangat tahu akan kuasa SALIB, sayangnya banyak orang KRISTEN yang tidak tahu akan kuasa salib dan mau saja dibodohi oleh iblis. IBLIS tahu bahwa persatuan dan kesatuan tubuh KRISTUS akan menghancurkan dirinya dan kerajaannya. Karena itu, iblis akan berusaha sekuat tenaga untuk memecah tubuh KRISTUS, dengan mencoba masuk melalui doktrin gereja, pengajaran maupun denominasi juga melalui hamba-hamba TUHAN. Iblis memakai orang-orang yang lemah imannya dan sombong rohani untuk menjalankan misinya ini.
Iblis adalah mahluk yang cerdik dan penuh tipu daya, ia selalu mengutip FIRMAN TUHAN untuk menjatuhkan kita. Bila kepada YESUS sendiri, iblis berani melakukannya, terlebih lagi kepada kita yang notabene terdiri dari darah dan daging. Tahu FIRMAN itu bagus, namun alangkah lebih baik lagi, bila kita mengakar dan bertumbuh di dalam FIRMAN sehingga kita tidak mudah diombang-ambingkan oleh rupa-rupa pengajaran dan tipu muslihat iblis.
Kebohongan-Kebohongan Iblis
1.Lahir Baru Adalah Tiket Masuk Surga.
Dengan Lahir Baru Otomatis Kita Sudah Menang Dan Memiliki Hidup Yang Baru. Lahir Baru adalah anak tangga pertama, CATAT! ANAK TANGGGA PERTAMA! untuk meraih kebahagiaan dan kesuksesan di dunia akhirat. Orang-orang yang telah lahir baru adalah orang-orang yang telah dilahirkan dari air (baptisan air) dan ROH (ROH KUDUS), mengalami kelahiran kembali sebagai manusia baru. Dan seharusnya orang yang telah lahir baru tidak hidup lagi di dalam dosa, karena ia telah menjadi ciptaan baru. Casing tetap lama, tapi sparepart yang baru; tubuh yang lama, tetapi roh yang baru.
Apa yang dilahirkan kembali? Manusia roh kita, manusia batiniah yang tersembunyi dan berada di dalam kedalaman yang hanya dapat disentuh oleh ROH ALLAH. Jiwa belum dilahirkan kembali, jiwa harus mengalami proses perubahan yang terus menerus sepanjang kehidupan kita. Tubuh bisa mengalami kesembuhan, namun ada kalanya tetap dibiarkan seperti itu, karena tubuh akan binasa. Sedangkan roh dan jiwa bersifat kekal. ALLAH lebih concent akan keselamatan roh dan jiwa seseorang dibandingkan dengan kesembuhan tubuh. Apalah artinya tubuh mengalami kesembuhan, namun harus mengalami kebinasaan kekal di neraka.
Efesus 4:23-25, “supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu, dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya. Karena itu buanglah dusta dan berkatalah benar seorang kepada yang lain, karena kita adalah sesama anggota. Roma 12:2, “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.”
Jadi, ketika kita sudah lahir baru langsung meninggal, otomatis masuk surga. Namun ketika kita sudah lahir baru, namun masih berbuat dosa, anugerah keselamatan itu tetap kita miliki (tiket masuk surga), namun ketika sampai di sana kita akan menjadi orang-orang yang dipermalukan, bukan oleh penghuni surga lainnya tapi oleh diri kita sendiri, oleh perbuatan-perbuatan jahat yang kita lakukan.
Dalam benak anda mungkin berfikir enak sekali, kalau begitu saya berbuat dosa saja, nanti bila sudah tua dan hendak mati baru bertobat sungguh-sungguh? YA, itulah kasih karunia ALLAH bagi manusia. ALLAH memberikan banyak waktu dan kesempatan bagi kita di muka bumi ini untuk mempersiapkan diri memasuki dunia kekekalan, dan tidak seharusnya kita bermain-main dengan ALLAH.
Kita harus mempertanggungjawabkan segala sesuatunya kepada ALLAH. Ketika kita masih kanak-kanak rohani, ALLAH masih bisa bersikap toleran, namun ketika kita beranjak dewasa, ALLAH mulai menetapkan standart dan memberikan ketegasan-NYA. Terlebih-lebih lagi ketika kita sudah menjadi pelayan TUHAN dan pemimpin umat, ada standart khusus yang ALLAH tetapkan bagi kita. Menjadi manusia baru artinya kita memiliki hidup yang baru, hidup yang dipimpin oleh ROH, hidup yang dibangun melalui doa, pujian penyembahan, kasih- belas kasihan dan urapan kuasa ilahi.
2. Iblis Sudah Dikalahkan Di Atas Kayu Salib.
Itu Berarti Iblis Sudah Tidak Punya Kuasa Lagi. Wahyu 11:15, “Lalu malaikat yang ketujuh meniup sangkakalanya, dan terdengarlah suara-suara nyaring di dalam sorga, katanya: "Pemerintahan atas dunia dipegang oleh Tuhan kita dan Dia yang diurapi-Nya, dan Ia akan memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya.”
BENAR, iblis sudah tidak punya kuasa lagi atas orang-orang yang hidup dengan salib. Orang-orang yang hidup dan berjalan di dalam kebenaran dan menghidupi FIRMAN dalam kesehariannya. Lalu bagaimana dengan orang-orang yang hanya datang ibadah pada hari minggu saja, datang saat NATAL/ PASKAH saja, atau KRISTEN hanya sebagai tanda pengenal, atau orang KRISTEN yang aktif pelayanan kemana-kemana namun masih memiliki karakter yang buruk?
Orang-orang yang seperti ini adalah orang-orang yang sudah selamat secara roh, namun belum mengalami perubahan di dalam jiwa (pikiran/perasaan/kehendak). Jiwa yang belum ditundukkan oleh ROH, akan menjadi jalan masuk bagi si iblis, yang akan menggerogoti orang itu dari dalam.
IBLIS tidak punya kuasa bagi orang-orang yang telah menundukkan dirinya di bawah tangan TUHAN yang kuat, namun iblis masih memiliki kuasa atas orang-orang yang belum menundukkan dirinya dan membiarkan jiwa/emosi menguasai dirinya. Banyak orang KRISTEN yang tahu bahwa darah YESUS berkuasa dan iblis sudah tidak punya kuasa lagi atas dirinya, namun sudah seberapa banyak orang yang benar-benar hidup sebagai orang merdeka yang seutuhnya.
Contoh kasus: AGUS (bukan nama sebenarnya) adalah seorang hamba TUHAN yang diurapi, terkenal dan pelayanannya sudah mendunia, namun ia masih menyimpan satu kebiasaan buruk, yaitu: suka menonton film yang berbau porno. Alasannya adalah saya sudah menikah dan tidak salah untuk menonton film ini, toch untuk menjaga keharmonisan rumah tangga juga. Tanpa disadarinya, iblis sudah mulai mengendalikan dirinya dengan membuatnya menjadi sombong rohani, merasa mampu menghadapi konseli wanita seorang diri tanpa seorang pendamping, hingga akhirnya terlibat affair.
3 hal yang menjadi sarana iblis menguasai seseorang:
a. Kebiasaan buruk (gossip, rendah diri, sombong, kemalasan, ingkar janji, etc)
b. Ikatan-ikatan di masa lampau (kutuk turunan, sakit penyakit) dan perjanjian dengan kuasa kegelapan
c. Pikiran yang sia-sia
Rajin berdoa, rajin baca FIRMAN, rajin saat teduh, rajin pelayanan, punya karunia yang hebat, TIDAK CUKUP, bila tidak dimbangi oleh perubahan karakter. Karunia hanya mendukung pelayanan kita selama berada di dunia, namun karakter yang akan membawa kita kepada kekekalan. Jiwa yang ditundukkan dibawah pimpinan ROH, akan membawa keselamatan. Namun jiwa yang tidak ditundukkan di bawah pimpinan ROH, akan menjadi senjata iblis untuk menghancurkan kita dan membawa kita pada kematian kekal. Mana yang anda pilih?
3. Tuhan Menginginkan Kita Untuk Mengejar Dan Memiliki Banyak Karunia.
1 Korintus 12:31, “Jadi berusahalah untuk memperoleh karunia-karunia yang paling utama. Dan aku menunjukkan kepadamu jalan yang lebih utama lagi.”
1 Korintus 12:31, “I want you to desire the best gifts. So I will show you a much better way.” (Contemporary Bible) “Aku ingin engkau berhasrat untuk mendapatkan hadiah-hadiah terbaik, dan Aku akan menunjukkan kepadamu jalan yang lebih utama lagi.” 1 Tesalonika 5:21, “Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik.”
Tidak salah untuk memiliki banyak karunia, tidak salah untuk aktif pelayanan, namun pernahkah anda merefleksi diri selama ini, dengan dasar apakah saya melakukan hal ini? Apakah karena ingin dipuji atau kelihatan hebat di mata orang, ataukah karena kita mengembangkannya untuk menjadi berkat bagi orang lain. Yang salah adalah ketika pengejaran karunia menjadi ambisi kita dan berusaha untuk mendapatkannya dengan mengejar-ngejar penumpangan tangan, nubuatan-nubuatan, puasa atau bahkan memasukkan unsur-unsur ilmu kebathinan (rieki, hypnosis/hipnotis) dengan alasan penyembuhan, itu sudah tidak benar.
9 karunia roh dan 5 jawatan yang naik ke surga (rasul, nabi, gembala, guru, penginjil) adalah karunia-karunia yang berasal dari ALLAH dan dipimpin oleh ROH. Ketika roh kita tidak ditundukkan di bawah ROH ALLAH, jiwalah yang berbicara. Nubuatan yang kita perkatakan bukan berasal dari roh ALLAH, namun dari kedagingan kita. Ketika nubuatan demi nubuatan yang berasal dari daging ini terus kita perkatakan, bukan buah roh yang keluar, tapi buah jiwa yang keluar, yaitu: kesombongan, keserakahan, iri hati, dengki, permusuhan, perpecahan, etc.
Tahukah anda bahwa karunia yang terutama adalah karunia KASIH. Dan sesungguhnya tidak sulit untuk meraihnya, namun herannya masih banyak yang belum bisa meraihnya termasuk saya. Mengapa? Karena kita tidak hidup dalam pengenalan yang benan akan ALLAH, pikiran kita dipenuhi oleh ajaran-ajaran nenek moyang dan apa kata mereka tentang ALLAH, bukan dibangun atas dasar covenant (ikat janji) yang kita lakukan dengan ALLAH.
Ketika kita menyadari siapa kita di hadapan ALLAH, semua karunia itu tidak perlu kita kejar, karena semua karunia itu sudah ada di dalam diri kita, orang percaya. Yang membedakan hanyalah porsinya saja. Kita memiliki ROH KUDUS yang sama, YESUS KRISTUS yang sama dan ALLAH yang sama. Ketika kita berhasrat mengejar KASIH, fokus kepada ALLAH yang adalah KASIH itu sendiri, semua itu sudah kita dapatkan. Tidak perlu dicari-cari di luar sana. Yang harus kita lakukan adalah mengembangkannya satu per satu dengan pimpinan ROH KUDUS.
4. Tuhan Ingin Menjadikan Kita Kepala Dan Bukan Ekor.
Ulangan 28:13, “TUHAN akan mengangkat engkau menjadi kepala dan bukan menjadi ekor, engkau akan tetap naik dan bukan turun, apabila engkau mendengarkan perintah TUHAN, Allahmu, yang kusampaikan pada hari ini kaulakukan dengan setia,”
BENAR, namun kita harus tahu tempat dan waktu yang tepat dimana ALLAH menginginkan kita berada. Kita tidak bisa memaksa ALLAH untuk memberkati kita, bila kita berada pada posisi yang salah.
Contoh: Kita membuka kasino dan kita keukeuh (memaksa seraya ngotot) pada TUHAN untuk memberkati kita. TUHAN tentu saja tidak akan memberkati kita, karena jenis pekerjaan yang kita kerjakan bertolak belakang dengan rencana dan kehendak ALLAH.
Contoh lainnya: kita bekerja sebagai pegawai rendahan dan berdoa siang dan malam meng-klaim janji TUHAN, namun kita tidak pernah mau meng-upgrade diri, datang terlambat, pemarah, suka menggerutu, kasar, sulit bekerja sama sebagai team work, lelet, promosi itu tidak akan pernah datang. Mengapa? Karena promosi ilahi itu datang beriringan dengan kapasitas dan tanggungjawab yang lebih besar lagi. Bayangkan, apa jadinya bila dengan skill kita yang terbatas disuruh untuk meng-handle semua penugasan itu, bukanlah akan hancur berantakan.
Karena itu adalah penting untuk mendengar apa yang TUHAN perintahkan dan melakukannya dengan setia sesuai dengan destiny ilahi, sehingga ketika TUHAN hendak mempromosikan kita, kita sudah siap. Saudaraku, bila selama ini anda merasa tidak ada perubahan di dalam pekerjaan atau apapun juga, coba check diri anda, libatkan ROH KUDUS dan lakukan beberapa perubahan. Anda akan dapati hidup anda berubah.
5. Peperangan Sudah Tidak Ada Lagi, Karena Peperangan Sudah Dimenangkan Yesus Di Atas Kayu Salib.
Kejadian 3:15, “Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya.”
Kita tidak dapat menghindari peperangan, karena FIRMAN TUHAN telah menyatakannya bahwa antara manusia dengan iblis terjadi perseteruan sampai beribu-ribu keturunan kita, hingga kesudahan zaman ini. Kematian dan kebangkitan YESUS di atas kayu salib telah membunyikan genderang peperangan melawan si iblis dan terjadi peperangan untuk merebut kembali apa yang telah diambil oleh si iblis atas dunia ini selama ribuan tahun.
YESUS KRISTUS yang adalah PANGLIMA PERANG kita telah memecah masuk ke area musuh dan membuka jalan bagi kita untuk masuk merebut seluruh kemenangan. SALIB menggambarkan sebuah kemenangan yang TELAH dan AKAN kita dapatkan. Kemenangan itu TELAH kita dapatkan, karena YESUS KRISTUS telah menjamin kemenangan kita; dan AKAN kita dapatkan, karena di sepanjang kehidupan selama 24 jam, kita terus berjuang untuk menundukkan kedagingan kita.
Pengertian berjuang di sini, bukan berjuang dengan kekuatan kita sendiri melawan kedagingan, tapi dengan kekuatan TUHAN. ROH KUDUS yang memimpin roh dan jiwa kita untuk tunduk kepada ALLAH, ketika roh dan jiwa telah tunduk dalam pimpinan ROH, akan lebih mudah bagi tubuh kita untuk melakukannya. Jiwa adalah jembatan penghubung antara roh dengan tubuh, ketika jiwa ditundukkan oleh roh, tubuh akan mematuhinya.
Contoh: Dulu saya adalah seorang yang pemarah dan tidak sabaran, ketika lahir baru tidak serta merta karakter baru itu muncul dan mengubahkan saya dalam sekejab mata menjadi seorang yang penyabar dan lemah lembut (sampai sekarang pun saya masih belajar untuk hal ini ). Ketika diperhadapkan dengan orang-orang yang bikin kesal, jiwa mendorong mulut saya untuk melontarkan amarah dan memaki-maki, namun roh mendorong saya untuk bersikap sabar. Disinilah peperangan itu terjadi, apakah saya akan tunduk kepada roh atau kepada jiwa. Dan peperangan itu terjadi terus menerus selama 24 jam, ketika kita lengah 1 jam saja, maka jiwa kita yang lebih besar dibandingkan dengan roh kita. Karena itu adalah penting untuk terus membangun keintiman bersama TUHAN.
6. Banyak pengetahuan rohani akan membuat kita semakin mengenal Allah Tritunggal.
Kejadian 3:6, “Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagi pula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminya pun memakannya.”
Ini adalah tipuan lama yang iblis lakukan kepada kita, iblis telah menipu HAWA untuk memakan buah pengetahuan yang baik dan yang jahat, supaya bisa menjadi sama dengan ALLAH. Namun apa yang terjadi, bukannya HAWA menjadi sama seperti ALLAH, namun HAWA harus kehilangan kemuliaan ALLAH.
Pengetahuan tidak mampu membawa kita mengenal ALLAH, pengetahuan adalah ilmu yang dihasilkan oleh logika manusia, sama halnya dengan agama. Untuk mengenal ALLAH yang adalah ROH, kita butuh ROH ALLAH sendiri yang mewahyukan diri-NYA kepada kita, menyatakan keberadaan-NYA, menyatakan isi hati-NYA kepada kita.
Tanpa pewahyuan ilahi ini, adalah mustahil bagi kita untuk bisa mengenal ALLAH dengan benar. Ketika kita merasa bangga dengan berderetnya gelar di belakang nama kita dan merasa bangga bahwa kita tahu banyak akan FIRMAN, berhati-hatilah, itu adalah awal kejatuhan. Hanya dengan memakan buah kehidupan, yaitu: YESUS KRISTUS, kita akan memperoleh jalan masuk menuju tahta ALLAH dan bisa memandangnya muka dengan muka.
7. Hidup Kudus Artinya Menjadi Eksklusif Dan Memisahkan Diri Dari Dunia.
Memisahkan diri artinya memiliki hidup yang berbeda dengan dunia. Memiliki cara pandang yang berbeda (yang tadinya penuh ketakutan dan kekuatiran menjadi penuh semangat dan damai sejahtera), cara berpakaian yang berbeda (tidak seronok), berkata-kata dan bertingkah laku yang sopan dan elegant. TUHAN tidak pernah menjadikan dan menginginkan kita menjadi orang aneh atau nge-roh, tapi TUHAN tempatkan kita di muka bumi ini untuk berusaha dan membawa pengaruh positif kepada dunia.
Bila kita amati saat ini, gereja-gereja sudah mulai ditinggalkan, terutama di EROPA dan sekarang mulai masuk di ASIA, oleh jemaatnya dan terutama kaum muda, mengapa? Karena gereja menutup mata terhadap perubahan zaman, tidak mampu menjadi kendaraan yang mampu mengapresiasikan kebutuhan umat. Gereja sibuk dengan program-program penggemukkan dan kehilangan essensial untuk menjangkau yang terhilang, yang belum kenal YESUS dan bukan untuk merebut domba orang lain.
Hatinya YESUS adalah hati akan jiwa-jiwa, bila gereja-gereja sudah kehilangan hal ini, dapat dipastikan gereja itu menjadi gereja yang dingin, penuh formalitas, kemunafikan dan mati secara rohani. Hanya menjalankan liturgi keagamaan, tanpa ada urapan kuasa ilahi lagi.
8. Bahasa Roh, Musik Rohani Dan Alat-Alat Rohani (Salib, Alkitab, Patung Orang Suci, Minyak Urapan,Etc) Bisa Dipakai Untuk Mengusir Setan.
Iblis berusaha menyesatkan kita dengan hal-hal yang berbau klenik dan menaruhkan pengertian yang salah kepada kita bahwa dirinya bisa diusir dengan hal-hal ini.
a. Bahasa Roh. Iblis tidak mengerti arti bahasa roh, karena bahasa roh adalah bahasa yang diucapkan oleh ROH kepada ALLAH untuk menyampaikan isi hati kita, ketika mulut kita tidak mampu lagi untuk memperkatakannya. Dengan berbahasa roh, akan membangun iman dan menguatkan kita secara pribadi bukan korporat. Jadi ketika kita mengusir setan dengan berbahasa roh, setannya tidak mengerti apa yang kita katakan, Yang harus kita lakukan adalah berkata-kata melalui mulut kita dengan otoritas ilahi untuk melumpuhkan, mengikat dan memerintahkannya untuk pergi dari tempat itu.
b. Musik Rohani. Suatu hari teman saya bercerita bahwa dia merasa di rumahnya ada kuasa jahat, dia kemudian menyetel musik rohani dan memasangnya semalaman, setiap hari terutama menjelang malam, dia selalu dirundung ketakutan dan terus menerus menyalakan musik rohani untuk membuatnya tenang. Hingga suatu hari, dia mendapat kebenaran FIRMAN TUHAN di Markus 16: 17-18 bahwa dirinya memiliki otoritas untuk mengusir setan dan dia melakukannya.
Jangan menjadikan musik rohani sebagai alat untuk mengusir setan, tapi gunakan musik rohani sebagai salah satu sarana untuk membangun iman kita, ketika iman kita bangkit kita memiliki kekuatan untuk berharap kepada TUHAN. Ketika kita berharap kepada TUHAN, TUHAN melimpahkan kuasa dan otoritasnya kepada kita untuk mengusir setan. Ini kuncinya.
Di dalam pujian dan penyembahan ada kuasa, bila yang menyanyikan dan orang yang mendengarkannya hidup dalam kebenaran, karena di sana ada iman yang dibangun. Dan hanya menjadi musik yang menyenangkan secara daging, bila tidak dipenuhi dengan urapan.
c. Alat-Alat Rohani Salib. Tolong dibedakan antara salib KRISTUS dengan benda salib yang dibahas saat ini. Salib yang saya maksud disini adalah 2 bilah benda berbentuk persegi panjang yang diletakkan bersilangan (bisa kayu, logam, batu onik, etc) dan biasanya diletakkan di tengah rumah, kantor, dan menjadi bandul. Hal ini tidak salah bila digunakan sebagai pernyataan iman sebagai orang KRISTEN, namun menjadi salah bila digunakan sebagai jimat untuk mengusir setan, seperti salib yang digunakan oleh para pemburu hantu di film-film. Setan tidak bisa diusir dengan benda salib, tapi setan hanya bisa diusir dengan nama YESUS.
Ada 3 tipikal orang KRISTEN yang mengunakan salib:
· Sudah lahir baru , rajin ke gereja dan menyukai berbagai benda yang berbentuk salib. Di rumah, di kantor, di mobil, termasuk memakai salib sebagai aksesoris. Penggunaan salib hanya sebagai penghias atau symbol belaka yang menunjukkan bahwa dia orang KRISTEN
· Orang yang sudah lahir baru dan menggunakan kalung salib untuk menjaganya dari marabahaya, dari kecelakaan, dari serangan si jahat. Di menggunakan salib sebagai jimat/penolak bala.
· Dan ada yang sudah lahir baru dan bertumbuh di dalam iman dan kasih, ia memakai kalung salib untuk membuktikan bahwa dia adalah orang percaya. Ketika sedang berada dalam kesedihan dan masalah, dia selalu memegang kalung salib itu untuk mengingatkannya akan kasih ALLAH yang tidak terbatas, imannya kembali dikuatkan.
d. Minyak Urapan. Minyak urapan hanyalah sarana dan bukan hal yang utama, tanpa minyak urapan pun. kita tetap bisa mengusir setan melalui KUASA PERKATAAN di dalam nama YESUS. Ada sebagian orang yang begitu mengagung-agungkan minyak urapan dan mengkultuskannya menjadi sesuatu yang lebih berharga daripada ALLAH sendiri. Ketika kita menempatkan minyak urapan lebih tinggi dari ALLAH sendiri, itu artinya kita telah terjebak oleh roh agamawi dalam hal pem-berhala-an.
Beberapa waktu yang lalu di tempat saya berjemaat, sempat terjebak dalam perkara minyak urapan ini. Salah seorang dari kami saat itu mendapatkan pewahyuan bahwa seluruh ruangan, kursi-kursi, alat musik harus dibubuhkan minyak urapan. Dengan bersegera kami membubuhkannya dan hal berlanjut hingga minggu-minggu berikutnya. Membubuhkan minyak urapan setiap minggu pagi menjadi rutinitas yang tidak bisa tidak harus dilakukan (baca: liturgy), tanpa bertanya kepada TUHAN apa hal ini yang TUHAN mau.
Hingga suatu hari TUHAN menegur bahwa kami telah terjebak oleh roh agamawi. Satu roh yang membutakan dan mendorong kita untuk berbuat terus-menerus seakan-akan itulah yang TUHAN inginkan. Ketika TUHAN mewahyukan untuk melakukan pengurapan adalah untuk saat itu saja, dan di waktu yang lain seharusnya kami bertanya terlebih dahulu kepada TUHAN apa yang ingin IA lakukan. Sebuah pembelajaran yang sangat berharga bagi kami.
e. Alkitab adalah buku yang berisi FIRMAN TUHAN dan bersifat logos yang ditulis oleh manusia yang di ilhami oleh ROH ALLAH. ALKITAB tidak bisa dijadikan alat untuk mengusir setan bila orang yang memegangnya tidak percaya kepada ALLAH dan kepada FIRMAN. Kata-kata di dalam ALKITAB baru menjadi rhema dan punya kuasa, ketika orang yang memegangnya memperkatakan perkataan FIRMAN dengan dasar iman percaya kepada YESUS KRISTUS.
Musik rohani, alat-alat rohani dan ALKITAB sekalipun adalah benda mati, benda mati tidak bisa mengusir setan yang adalah roh. Roh harus dilawan oleh roh. Manusia punya roh dan ROH (ROH KUDUS) dan ROH yang berdiam di dalam diri kita lebih besar dari roh-roh lain yang tinggal di muka bumi ini. Jadi tidak ada alasan bagi kita untuk takut atau merasa terintimidasi. Keluarkan ROH anda dan bertindak, usir setan dalam nama YESUS!
9. Doa Puasa Dan Kesalehan Hidup Menjadi Alat Untuk Merayu Tuhan.
Yesaya 58:3-5, "Mengapa kami berpuasa dan Engkau tidak memperhatikannya juga? Mengapa kami merendahkan diri dan Engkau tidak mengindahkannya juga?" Sesungguhnya, pada hari puasamu engkau masih tetap mengurus urusanmu, dan kamu mendesak-desak semua buruhmu.” Sesungguhnya, kamu berpuasa sambil berbantah dan berkelahi serta memukul dengan tinju dengan tidak semena-mena. Dengan caramu berpuasa seperti sekarang ini suaramu tidak akan didengar di tempat tinggi. Sungguh-sungguh inikah berpuasa yang Kukehendaki, dan mengadakan hari merendahkan diri, jika engkau menundukkan kepala seperti gelagah dan membentangkan kain karung dan abu sebagai lapik tidur? Sungguh-sungguh itukah yang kausebutkan berpuasa, mengadakan hari yang berkenan pada TUHAN?”
Tujuan doa puasa adalah untuk merendahkan diri dan mencari wajah TUHAN dan bukan untuk merayu, apalagi memaksa TUHAN mengabulkan keinginan kita. Adalah kesalahan besar bila kita berfikir bahwa dengan berdoa puasa kita bisa membuat TUHAN berubah hati. Yang bisa mengubah hati TUHAN adalah ketika kita berdoa puasa untuk mencari kehendak TUHAN dan menaruhkan kepentingan orang lain di atas doa-doa kita.
10. Untuk Mengampuni Seseorang Harus Menunggu Waktunya Tuhan.
Untuk mengampuni dan mengasihi seseorang tidak perlu menunggu TUHAN, karena kasih dan pengampunan itu sudah TUHAN berikan pada kita, tiap-tiap orang percaya. ALLAH adalah KASIH, ketika kita menerima YESUS sebagai TUHAN dan JURU SELAMAT, KASIH itu telah menetap di dalam diri kita, kita tinggal mengeluarkan dan memberikannya. Kita tidak perlu berusaha atau bekerja keras untuk bisa memiliki kasih, karena kasih itu telah ada.
Kapan waktu TUHAN itu? SEKARANG! ketika kita mendengar FIRMAN TUHAN, itu adalah waktu-NYA TUHAN dan LAKUKAN! Sulitkah untuk mengampuni? YA, ketika kita masih memakai ego kita untuk melakukannya. Menjadi sulit ketika hati kita mempertimbangkan layak atau tidak layak orang itu untuk dikasihi dan diampuni.
Menjadi sulit ketika kita masih memperhitungkan untung ruginya dan pencemaran nama baik yang telah dilakukan orang itu. Selama kita masih memakai ego kita, itu artinya KRISTUS belum tinggal di dalam hidupmu. Dan itu artinya anda hanya menjadi KRISTEN agamawi.
11. Hidup Di Dalam Tuhan Akan Diberkati, Bebas Dari Masalah Dan Selalu Dilindungi
a. Diberkati. Amsal 22:4, “Ganjaran kerendahan hati dan takut akan TUHAN adalah kekayaan, kehormatan dan kehidupan.” Apa yang timbul dalam benak anda mendengar kata “DIBERKATI”? Tentunya yang langsung timbul adalah harta yang melimpah, mobil mewah, perusahaan maju, keluarga baik-baik saja, tiap minggu makan di resto mewah. Apakah seperti itu? Bila kita berfikir seperti itu, artinya pengertian kita mengenai diberkati masih dangkal. Kita hanya menjadi orang KRISTEN yang mengharapkan tangan-NYA tanpa pernah ingin mengenal siapa pemilik tangan itu.
“DIBERKATI” memiliki makna yang sangat luas karena “DIBERKATI” tidak hanya berbicara berkat duniawi (jasmani), namun juga jiwani (bebas dari tekanan, ketakutan, intimidasi, perubahan pola pikir, etc), dan rohani (kaya hikmat, pengetahuan, kemurahan, sukacita dll). Selama kita berfikir bahwa berkat materi itu lebih penting dari berkat rohani dan jiwani, maka berkat yang sesungguhnya itu tidak akan pernah dapat kita miliki.
b. Bebas Dari Masalah. Mazmur 34:20, “Kemalangan orang benar banyak, tetapi TUHAN melepaskan dia dari semuanya itu.” Ada 3 tipikal orang KRISTEN, yaitu:
· Kristen KTP (KRISTEN TANPA PERTOBATAN). Tipikal orang KRISTEN ini, hidupnya selalu dirundung masalah yang diakibatkan oleh dirinya sendiri, misal : emosi yang meledak-ledak, menyembunyikan dosa, hidup dalam kepahitan dan ketiadaan pengampunan.
· Kristen NATO (NOT ACTION TALK ONLY). Tipikal ini, hidup dalam zona nyaman dan tidak peduli akan keadaan sekelilingnya, yang penting adalah aku dan aku. Hanya ingin didengar masalahnya, tanpa pernah mau mendengar masukan dan hidupnya hanya berputar-putar di dalam masalah tersebut selama bertahun-tahun.
· Kristen 2C (COVENANT DAN COVERING). Cara hidup seperti inilah yang seharusnya terjadi, melakukan ikat janji dengan ALLAH dan ketika kita terikat dengan ALLAH, maka perlindungan itu akan turun atas kita. Ketika kita terikat dengan ALLAH, ada perjanjian kedua belah pihak dan menuntut kedua belah pihak untuk menghormatinya. Jadi ketika kita hidup dalam covenant dengan ALLAH, kita tidak bisa hidup semau gue lagi, kita harus hidup sebagai orang yang menghormati perjanjian. Ketika kita hidup dalam covenant, masalah tetap ada, namun masalah yang terjadi adalah seizin TUHAN untuk memurnikan diri.
Di muka bumi ini, tidak ada satu manusia pun yang bisa lepas dari masalah, karena semua adalah proses dalam kehidupan. Dan TUHAN izinkan semua itu terjadi, untuk mendewasakan, melatih dan memurnikan kita menjadi orang-orang yang layak diperhitungkan oleh dunia dan surga. Ketika masalah datang, jangan LARI atau BERSEMBUNYI, tapi HADAPI, karena ROH KUDUS diam dan tinggal di dalammu DIA-lah yang memampukanmu untuk MENGHADAPINYA.
c. Dilindungi. Setiap orangtua pasti menginginkan yang terbaik bagi anak-anaknya dan pasti ingin selalu melindungi anak-anaknya. Namun ketika si anak bersikap bandel dan karep dewek alias kumaha aing (semau gue), sebagai orangtua tidak bisa berbuat apa-apa, karena si anak tidak mau diatur (seperti anak yang hilang). Sampai suatu saat si anak kena batunya, dan datang kembali kepada orangtuanya.
Menjadi orang percaya secara otomatis berada dalam covering TUHAN, di dalam covering itu terdapat berkat, perlindungan, pengayoman, didikan dan hajaran. Nah, banyak orang KRISTEN yang ingin mendapatkan berkat dan perlindungan TUHAN saja, namun tidak mau mendapatkan didikan. Ingin mencoba mengatur kehidupannya sendiri dengan mengandalkan kekuatan sendiri. Dan itu artinya kita melangkah keluar dari covering TUHAN, dan menyerahkan diri untuk diterkam oleh si iblis.
Saudaraku, bila saat ini anda merasa bahwa menyimpang dari jalan TUHAN, KEMBALILAH! Tangan TUHAN terbuka lebar untuk menyambutmu kembali. Di rumah-NYA telah tersedia perlindungan dan penyediaan untukmu.
12. Sesamaku Manusia Adalah Orang-Orang Yang Satu Suku, Satu Bahasa, Satu Doktrin, Satu Denominasi.
Coba kita tengok di tempat kita berjemaat, masihkah ada pengelompokan-pengelompokan berdasarkan suku bangsa atau sikap menilai rendah orang yang berbeda dengan kita, entah itu status, suku bangsa, keturunan dll. Ketika kita masih menganggap bahwa suku kita yang terbaik dan suku lain lebih rendah, itu artinya kita sudah terpecah sebagai tubuh KRISTUS.
Ketika kita memandang bahwa doktrin gereja dan aliran kitalah yang benar, kita sudah terpisah dari tubuh KRISTUS. Ketika kita menganggap diri kita hebat dan menilai diri lebih tinggi dari orang lain, itu artinya kita telah terpisah dari tubuh KRISTUS dan tidak menghargai karya YESUS di atas kayu salib. Dan ketika kita terpisah dari tubuh KRISTUS, dengan mudah iblis mengobok-obok dan menghancurkan kita.
Makna SALIB adalah pemersatu dan tidak ada pemisah, ketika kita menerima darah dan tubuh KRISTUS itu, artinya kita telah menjadi satu tubuh dengan saudara seiman, satu roh karena ROH KUDUS yang mempersatukan, satu jiwa karena memiliki pikiran dan hati KRISTUS. Darah YESUS memampukan kita untuk menerima saudara seiman dengan ADA APANYA dan BUKAN DENGAN ADA APA-APANYA.
JADi, apakah kita masih berperang? Dengan tegas saya katakan YA, selama bumi masih berputar, selama kita masih bernafas, selama YESUS belum datang untuk yang ke-2 kalinya, peperangan itu ada dan masih tetap berlangsung. Dan yang harus kita lakukan adalah Berdiri Tegak, Mengenakan Seperlengkapan Senjata Allah Dan Berjaga-Jaga Senantiasa.
Efesus 6:10-18..Akhirnya, hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasa-Nya. Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis; karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara. Sebab itu ambillah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat mengadakan perlawanan pada hari yang jahat itu dan tetap berdiri, sesudah kamu menyelesaikan segala sesuatu. Jadi berdirilah tegap, berikatpinggangkan kebenaran dan berbajuzirahkan keadilan, kakimu berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera; dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat, dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman Allah, dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus.

--

Mengapa Karakter Yang Amat Menentukan

Oleh: GBI Gatot Subroto-Jakarta
Dunia modern baru saja mengalami kebenaran dari apa yang selalu dipercayai oleh orang-orang Yahudi dan Kristen sejak jaman dahulu, yaitu: kepribadian manusia tidak dapat dipisah-pisahkan/ dikompar-tementalisasi seperti layaknya lemari atau file kabinet. Terlalu sering dunia sekuler mengajarkan bahwa bagaimana kinerja seseorang di dalam kehidupan publiknya tidak memiliki korelasi langsung dengan kehidupan pribadinya.
Bahwa seseorang dapat saja menjadi berhasil dalam kehidupan publik, tetapi gagal total di dalam kehidupan pribadinya; yang dimaksud di sini adalah kehidupan keluarga dan/atau moralitas dan integritas pribadi; asal saja dia bisa bersikap “profesional” dan bisa mengambil keputusan yang tepat tanpa mencampur adukkan keduanya.
Nyatanya, setelah skandal demi skandal mengguncang dunia ini, bukan hanya Amerika Serikat, tetapi juga banyak negara lainnya, dan mencakup banyak pemimpin dan pelaku penting di pelbagai bidang:
Ê Kasus Ponzi Scheme (arisan berantai) yang dilakukan oleh Bernard Madoff yang menipu ribuan investor besar dan kecil sehingga mencapai 60 milyar dollar, yang disebut sebagai kasus penipuan keuangan terbesar sepanjang sejarah dunia,
Ê Kasus perselingkuhan Tiger Woods dengan beberapa wanita dengan reputasi yang kurang pantas, dianggap sangat menodai citra olah raga golf profesional yang selama ini dikenal sebagai olah raga yang memiliki nilai nilai yang “family friendly”,
Ê Sampai kasus senator Rod Blagoyevich dari Chicago yang berbohong di bawah sumpah dan rekaman pembicaraan pribadinya dibocorkan kedepan masyarakat umum, sehingga membuat kasus ini mendapat gelar “Watergate of this decade”,
semuanya menunjukkan bahwa teori di atas hanyalah sebuah mitos atau teori belaka. Dan adalah sangat susah, apabila bukan mustahil, untuk memisahkan karakter seseorang dari keputusan keputusan yang akan dibuatnya dalam kehidupan.
Bahwa memang ada perbedaan antara kehidupan publik dan kehidupan pribadi adalah sesuatu yang wajar, namun kedua dunia ini tidaklah dipisahkan oleh sebuah tembok yang kedap air. Lambat laun, kegagalan karakter di dalam kehidupan pribadi akan meresap dan berdampak kepada keputusan-keputusan yang diambil seseorang di dalam kehidupan publiknya.
Gereja atau dunia pelayanan sudah jauh lebih dahulu melihat hal ini. Didalam dasar untuk mempertimbangkan kelayakan seseorang untuk terjun di dalam pelayanan, atau bahkan hanya untuk bekerja di dalam sebuah organisasi yang bergerak di bidang pelayanan rohani (istilah Alkitabiahnya; pelayanan meja), maka karakter menjadi kriteria no. 1 untuk dipertimbangkan.
Itu pun kadang-kadang tidak dapat mencegah terjadinya penyusupan oleh orang-orang yang cacat karakter, yang perbuatannya mencemari Organisasi atau Institusi yang mereka layani. Dunia usaha lambat laun juga mulai mengakui kembali kebenaran ini, sebagai dasar pertimbangan mereka di dalam menentukan hiring policy mereka.
Sebenarnya, dunia sekuler yang selama ini berusaha mengusir Tuhan dari arena publik, secara tidak langsung mengakui perlunya karakter. Mereka mengakui kekuatan yang dimiliki oleh pemimpin pemimpin yang “kuat”, yang berhasil menaklukkan berbagai macam halangan seperti Jenderal Douglass Mc Arthur, Jenderal George S. Patton, dan para pemimpin militer berhasil lainnya.
Hal ini juga berlaku dalam bidang-bidang lainnya - seperti ilmu pengetahuan. Dunia mengagumi para penemu yang bukan hanya jenius di dalam mendapatkan suatu terobosan sains, tetapi juga ketekunan mereka di dalam mengerjakan ide-ide mereka, sampai menjadi suatu purwarupa yang fungsional.
Disinilah kesalahan dunia sekuler. Tanpa Allah di dalam pemikiran mereka, mereka hanya dapat melihat dan mengidentifikasikan Kekuatan Karakter, tetapi tidak dapat melihat dan menilai Kemurnian Karakter. Dunia sekuler yang tanpa Allah sangat terobsesi dengan Kuasa (power) dan Sukses, sehingga mereka hanya menganggap karakter sebagai komponen pendukung untuk mencapai kesuksesan.
Disinilah terletak perbedaan di antara orang Kristen dengan dunia sekuler. Orang Kristen menganggap pembentukan karakter sebagai suatu tujuan mulia yang berdiri sendiri dan bernilai kekal, bukan hanya sebagai komponen pendukung untuk meraih kesuksesan. Disinilah perbedaannya.
1. Kekuatan Karakter akan membantu kita meraih kesuksesan, tetapi Kemurnian Karakter akan membuat kita tetap berada di dalam posisi kesuksesan.
Jika pencapaian kesuksesan menjadi ukuran yang pertama dan satu-satunya di dalam menilai karakter seseorang, maka kita harus memberikan penilaian yang tinggi kepada orang-orang seperti Michael Jackson dan Mike Tyson yang telah membayar harga yang diperlukan untuk bangkit dari tragedi keluarga mereka dan dengan disiplin yang tinggi, berhasil meraih kesuksesan di bidang mereka masing masing.
Tetapi di sinilah letak ironisnya kebenaran di atas. Kekuatan karakter hanya bisa membawa kita ke pintu gerbang kesuksesan, tetapi untuk tetap berada di sana, kita perlu sesuatu yang lebih. Kita perlu kemurnian karakter.
2. Kekuatan Karakter akan membawa berkat bagi diri kita sendiri dan “kelompok” kita saja, sedangkan Kemurnian Karakter akan membuat kita menjadi berkat bagi semua orang. Siapakah yang ingin kita bahagiakan di dalam kesuksesan kita?
Jika kita hanya berfokus kepada diri kita sendiri dan kelompok terdekat kita, maka kita adalah orang-orang yang segolongan dengan Genghiz Khan, Hitler, Mussolini, dan semua gembong mafia yang ada di dunia ini, yaitu kategori orang yang memiliki karakter, dan di dalam definisi yang sempit ini, mereka semua adalah orang-orang yang memiliki kekuatan karakter. Ada orang yang pernah berkata tentang Adolf Hitler, bahwa kesalahan yang diperbuat olehnya hanyalah satu saja, yaitu ia masih tetap hidup melewati tahun 1939.
Jika Hitler meninggal tahun 1939, maka ia masih akan dikenang dunia sebagai orang yang berhasil mengembalikan harkat dan derajat bangsa Jerman setelah terpuruk di dalam kekalahan dalam Perang Dunia I. Kebijakan-kebijakan Hitler mendorong Jerman maju kembali bahkan melewati bangsa-bangsa sekutu dalam pelbagai hal, tetapi selanjutnya ia membawa kesengsaraan yang tidak terperi bagi jutaan penduduk Eropa lainnya.
3. Kekuatan Karakter akan membuat kita bisa menikmati barang-barang tanda kesuksesan kita, tetapi Kemurnian Karakter akan membawa kita menikmati persekutuan yang intim dengan Tuhan dan rasa penerimaan diri yang sesungguhnya. Jika benda-benda duniawi dapat memuaskan dahaga jiwa kita yang paling dalam, seharusnya kita tidak akan pernah mendengar kasus bunuh diri dari banyak selebritis di dunia ini. Dunia entertainmen sangat jelas mengilustrasikan ironisnya prinsip ini.
Sementara jutaan manusia di luar mengidolakan mereka, mereka tidak dapat hidup dengan diri mereka sendiri. Setiap kali mereka bangun dan melihat ke cermin, mereka tidak merasa puas akan diri mereka dan merasa bahwa ada kekosongan besar dan merasa bahwa mereka tidak hidup sebagaimana seharusnya mereka hidup.
Mazmur 25:14 berkata “TUHAN bergaul karib dengan orang yang takut akan Dia, dan rahasia perjanjian-Nya diberitahukan kepada mereka.” Ketika kita berjalan dalam takut akan Tuhan, kita akan mengembangkan kemurnian karakter. Dan sebagai balasannya, Tuhan berjanji bahwa Ia akan bergaul karib dengan kita.
Sebagai sahabat karib kita, salah satu hal yang Ia berikan kepada kita adalah pertemanan (companion-ship). Ia berjanji akan menyertai kita di manapun kita berada, dan penerimaan (approval). Tuhan akan berkata bahwa bukan hanya Ia mengasihi kita, tetapi juga Ia menyukai kita.
Banyak dari para selebritis terlibat di dalam kegiatan-kegiatan kemanusiaan yang sebenarnya memiliki tujuan yang mulia, dan untuk ini kita patut mengacungkan jempol kepada mereka. Tetapi jika kita meneliti lebih jauh, alasan utama kenapa mereka melakukan hal-hal tersebut adalah kebutuhan yang amat mendalam untuk memiliki suatu rasa dihargai dan diapresiasi dan merasakan bahwa kehidupan mereka benar-benar telah menjadi kehidupan yang berguna. Hanya penerimaan (approval) dari Allah sebagai sahabat terbaik kita, akan mampu memenuhi kekosongan jiwa kita.
Dr. John C. Maxwell, seorang pakar kepemimpinan Kristiani mengusulkan keempat hal di bawah ini sebagai komponen karakter Illahi di dalam diri setiap orang Kristen, yang di dalamnya mencakup unsur Kekuatan dan Kemurnian Karakter.
A. Identitas yang Illahi
Amsal 23:7 berkata ”as a man thinks, so he is…” (Sebab seperti orang yang membuat perhitungan dalam dirinya sendiri demikianlah ia). Kita harus mulai belajar melihat dan menilai diri kita sebagaimana Pencipta kita melihat kita. Inilah hal yang sering dilihat dan ditangkap oleh dunia sekuler, terutama di dalam keberhasilan di dunia olah raga. Sebelum seseorang menjadi juara, terlebih dahulu ia harus bisa melihat dirinya sendiri sebagai juara.
Disinilah peranan penting seorang pelatih (coach). Pelatih seringkali lebih dapat melihat potensi yang ada di dalam diri seorang atlet lebih daripada atlet itu sendiri. Kita harus mengijinkan Roh Kudus menulis identitas baru di dalam diri kita. Kadang-kadang Ia harus mengganti nama kita dan memberikan nama baru kepada kita, seperti yang dilakukanNya kepada Yakub, dari seorang penipu menjadi seorang juara bersama dengan Allah.
B. Tempramen yang Dikuasai Oleh Roh Kudus
Kita diciptakan oleh Tuhan dengan kepribadian yang berbeda-beda, masing-masing dengan kekuatan dan kelemahan di dalam pola kepribadian tersebut. Hal itu adalah sesuatu yang wajar, tetapi ada kalanya kita mengijinkan perangai dan suasana hati kita begitu mendikte kita, sehingga kita akhirnya kita melakukan tindakan dan mengeluarkan perkataan yang akhirnya kita sesali.
Ada pepatah yang berkata bahwa: suasana hati akan melahirkan tindakan, tindakan akan melahirkan kebiasaan, kebiasaan akan melahirkan karakter dan karakter akan menentukan nasib (destiny) seseorang. Kita harus mengijinkan Roh Kudus untuk selalu menjadi Roh Penghibur yang menenangkan dan meneduhkan hati kita senantiasa, sehingga kita tidak hanya bereaksi terhadap stimulan yang ada di sekitar kita. Yesaya 26:3 berkata “Yang hatinya teguh Kau jagai dengan damai sejahtera, sebab kepada-Mulah ia percaya.”
C. Nilai-nilai yang Alkitabiah
Masyarakat modern sudah tidak memiliki definisi yang jelas mengenai nilai-nilai. Sebetulnya sederhana saja, nilai adalah suatu sistem untuk menentukan; mana yang kita hargai lebih dari pada yang lain. Manakah yang lebih berharga; benda-benda material atau hubungan-hubungan yang kita miliki? Manakah yang lebih berharga; melakukan apa yang benar atau menyelamatkan citra diri kita?
Jawaban-jawaban kita akan menunjukkan sistem nilai yang kita anut. Orang akan bertanya-tanya jika kita menaruh label harga yang salah kepada benda-benda materi. Mengapa sesuatu yang bermutu rendah diberi harga mahal hanya karena suatu merek tertentu, maka masyarakat akan memberikan penilaiannya: barang itu memiliki harga (price) tetapi harga itu tidak memiliki nilai (value).
Demikian juga dengan kita. Jika kita terus membuat penilaian-penilaian yang salah, menaruh prioritas yang salah di dalam mengambil keputusan (seperti Esau, yang menilai hak kesulungannya begitu rendah, sehingga rela menjualnya demi semangkuk kacang merah), maka masyarakat akan bertanya kepada kita, nilai-nilai apakah yang kita pancarkan selama ini?
D. Disiplin Diri yang Teguh
Prinsip inilah yang menjadi pengunci ketiga hal di atas. Kita harus mempraktekkan ketiga hal tersebut setiap kali di dalam setiap keadaan, bukan hanya dalam keadaan yang mengenakkan kita saja, tetapi dalam segala keadaan.
Disiplin juga dibutuhkan ketika kita melakukan semua hal-hal yang bersifat detail dan rutin, sehingga kita tidak terjerumus kepada kebosanan dan kelalaian. Disiplinlah yang pada akhirnya memasukkan ketiga hal tersebut kedalam jati diri kita, sehingga bukan hanya menjadi sesuatu yang eksternal, tetapi menjadi bagian integral dari kepribadian kita. [AL]

--

Hidup Menghasilkan Buah

Oleh: GBI Gatot Subroto
Banyak orang berpendapat hidup itu seperti roda; kadang naik dan kadang turun, selalu berubah-ubah. Alkitab menjelaskan bahwa hidup manusia adalah sebuah perjalanan. Perjalanan ini telah dirancang oleh TUHAN jauh sebelum dunia diciptakanNya.
Tuhan pencipta dan sumber kehidupan ini mengharapkan untuk bertemu kembali dengan kita di ujung perjalanan kita untuk melihat apakah kita telah berjalan mengikuti jalur yang telah ditentukanNya. Allah memberikan wewenang bagi setiap orang untuk menjalani hidupnya dengan sebuah pilihan, dan pada akhirnya setiap orang harus memberikan pertanggungjawaban kepada Tuhan sumber kehidupan itu.
Itulah sebabnya setiap orang diperintahkan Tuhan agar dalam kehidupannya di bumi ini hidup menghasilkan buah-buah:
1. Buah Pekerjaan Baik. Kolose 1:10, “sehingga hidupmu layak di hadapan-Nya serta berkenan kepada-Nya dalam segala hal, dan kamu memberi buah dalam segala pekerjaan yang baik dan bertumbuh dalam pengetahuan yang benar tentang Allah,”
2. Buah Kehidupan Kekal. Yohanes 4:36, “Sekarang juga penuai telah menerima upahnya dan ia mengumpulkan buah untuk hidup yang kekal, sehingga penabur dan penuai sama-sama bersukacita.”
3. Buah Kebenaran. 2 Korintus 9:10, “Ia yang menyediakan benih bagi penabur, dan roti untuk dimakan, Ia juga yang akan menyediakan benih bagi kamu dan melipatgandakannya dan menumbuhkan buah-buah kebenaranmu;”
4. Buah Pertobatan. Matius 3:8, “Jadi hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan.”
5. Buah Roh Kudus. Galatia 5:22–23 ”Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri.”
Menghasilkan buah adalah perintah Tuhan, dan dalam hal ini Allah menghendaki kita berhasil. Tuhan bukan saja menanamkan motivasi di dalam keberhasilan itu, tetapi Allah juga berperan aktif memberikan hasrat untuk memberikan nilai dalam mencapai rencana dalam tujuan Allah, sehingga tujuan itu akan mempengaruhi: apa yang kita lakukan, bagaimana cara melakukannya, dan untuk siapa kita melakukan pencapaian tujuan itu.
Tujuan itu akan memberikan alasan bagi kita melakukannya dengan semangat setiap hatinya agar menghasilkan buah. Jadi bagaimana kita dapat menghasilkan buah?
1. FOCUS. ”Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam, Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil. (Mazmur 1:1-3).
FOCUS berarti melupakan apa yang dibelakang. Mengarahkan diri pada apa yang didepan; Berlari-lari kepada Tujuan Allah. (Filipi 3:13-14) Adalah pilihan atau keputusan kita untuk mau hidup berfokus kepada Tuhan atau berfokus kepada diri sendiri (atau masalah). Kesulitan tidak akan membuat orang yang berfokus pada Tuhan menjadi lemah dan hancur, justru memicu dan memperkuat pengharapan kepada Tuhan, sehingga kesulitan menjadi salah satu faktor dari pertumbuhan kerohanian.
Yosua memberikan suatu pernyataan terhadap umat pilihan Allah agar menentukan pilihannya: “pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah (Fokus) … tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah (Fokus) kepada TUHAN.” (Yosua 24:14-15). Kita perlu meluangkan waktu sejenak untuk berdoa memohon bimbingan Tuhan untuk hidup kita hari demi hari sehingga kita sejalan dengan rencanaNya.
2. FIXED. “Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, …” (Yohanes 15:5). Setiap orang yang mau Fokus kepada Tuhan pasti akan selalu menyelaraskan diri dengan janji Tuhan. Yosua 14:9: ”Pada waktu itu Musa bersumpah, katanya: Sesungguhnya tanah yang diinjak oleh kakimu itu akan menjadi milik pusakamu dan anak-anakmu sampai selama-lamanya, sebab engkau tetap mengikuti TUHAN, Allahku, dengan sepenuh hati (selaras dengan Tuhan).”
Oleh sebab itu, pada waktu Kaleb punya kesempatan untuk minta pembagian; ia tetap menyelaras dengan janji yang telah diterimanya, tidak mau diubahkan. “Oleh sebab itu, berikanlah kepadaku pegunungan, yang dijanjikan TUHAN pada waktu itu, sebab engkau sendiri mendengar pada waktu itu, bahwa di sana ada orang Enak dengan kota-kota yang besar dan berkubu. Mungkin TUHAN menyertai aku, sehingga aku menghalau mereka, seperti yang difirmankan TUHAN.”(Yosua 14:12)
Iblis selalu berusaha menyelewengkan Firman Tuhan sebagaimana strateginya ketika menipu manusia pertama di taman Eden; yaitu mengacaukan informasi yang tepat menjadi samar-samar. Panca Indra yang pertama jatuh kedalam dosa adalah telinga: ”Ular itu berkata kepada perempuan itu: ”Tentulah Allah berfirman: semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?”
Itulah sebabnya kalau komunikasi kita dengan Tuhan tidak lagi selaras, akan sangat mudah bagi musuh untuk menyelewengkan kebenaran Firman. Itulah sebabnya ketujuh jemaat di dalam kitab Wahyu diperingatkan untuk memiliki telinga yang sensitif akan suara Roh Kudus.
Jemaat Efesus: Wahyu 2:7 “Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat.” Jemaat Smirna: Wahyu 2:11 “Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat.” Jemaat Pergamus: Wahyu 2:17 “Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat.”
Jemaat Tiatira: Wahyu 2:29 “Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat.” Jemaat Sardis: Wahyu 3:6 “Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat.” Jemaat Filadelfia: Wahyu 3:13 “Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat.” Jemaat Laodekia: Wahyu 3:22 “Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat.”
Kita tidak dapat menghambat atau menghindari beredarnya informasi kemana-mana. Kita hanya dapat menjaga agar kita tidak terkontaminasi, seperti ungkapan bapak Reformasi Martin Luther: “Kita tidak bisa melarang burung terbang di atas kepala kita, yang bisa kita lakukan adalah tidak membiarkannya membuat sarang di kepala kita.”
3. FAITHFUL. “Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang.” (Matius 24:46) Sekarang ini adalah saatnya di mana gereja bergerak, bukan lagi waktunya untuk merasa nyaman dan tidur secara rohani, jangan menjadi anak Tuhan yang suam-suam. Ketahuilah bahwa Tuhan Yesus datang hanya untuk umatNya yang sibuk dan setia mengerjakan kehendakNya.
Umat yang setialah yang menjadi pusat perhatian Tuhan. Hamba yang setia adalah orang yang didapati tuannya sedang melakukan tugasnya ketika tuannya datang. Jadi Tuhan datang bukan untuk orang yang malas, karena orang yang malas tidak akan menghasilkan buah. Orang yang benar itu terus produktif dalam Tuhan, pada masa tuapun mereka masih berbuah, menjadi gemuk (subur) dan segar untuk memberitakan, bahwa Tuhan itu benar. (Mazmur 92:14-16)
Dengan mengikuti prinsip-prinsip ini kita akan menghasilkan buah, bertumbuh menjadi kuat, dan berhasil dalam segala hal yang kita kerjakan. Akhirnya, marilah kita memandang kepada Tuhan dalam segala hal; menyelaraskan diri dengan rencanaNya dalam semua perencanaan kita dengan setia melakukan kehendakNya sesuai panggilan Allah dalam kehidupan kita masing-masing.[IS]
Betapa pentingnya peranan Roh Kudus dalam kehidupan orang percaya. Dengan berbagai cara Tuhan ingin menyelamatkan manusia; yang dari sejak zaman Adam telah jatuh dalam dosa dan kehilangan kemuliaan Allah. (1 Timotius 2:4, 2 Titus 1:2, 2 Petrus 3:9).
Adam dan Hawa sebelum memetik dan memakan ‘buah pengetahuan’; hanya mengetahui hal-hal yang baik saja (Kejadian 3:22),tetapi setelah itu mereka mengenal yang baik maupun yang jahat. Dan sejak itu pula manusia jatuh dalam dosa, karena telah mengenal yang baik maupun yang jahat. Sebenarnya bersamaan dengan itu juga manusia sudah mengenal hukum yaitu hukum hati nurani.(Roma 2:14-15)
Allah memberi kesempatan kepada manusia untuk menentukan jalan kehidupannya, karena hati nurani manusia mampu menentukan hidupnya untuk berbuat baik atau jahat. Sebenarnya harapan Allah bagi manusia adalah agar manusia melakukan hal yang baik saja, tetapi yang terjadi; manusia selalu menganggap dirinya benar, dan Tuhan menguji hati manusia. (Amsal 16:2 “Segala jalan orang adalah bersih menurut pandangannya sendiri, tetapi TUHANlah yang menguji hati.”)
Dalam lingkup hukum hati nurani, di mana setiap manusia hanya menganggap dirinya benar menurut pikirannya; apapun perbuatannya tidak ada yang salah sehingga perbuatan salahpun dibenarkan oleh diri sendiri; padahal Tuhan yang menentukan baik maupun jahat suatu perbuatan, maka tidak mungkin manusia dapat diselamatkan karena melakukan hukum hati nurani.
Bagaimanapun, Tuhan ingin menyelamatkan manusia. Karena hukum hati nurani sifatnya tidak tertulis dan berdasarkan pikiran, maka Tuhan melalui Musa memberikan hukum yang tertulis yaitu hukum Taurat. Pada kenyataannya manusiapun tidak sanggup melakukan Hukum Taurat, karena justru dengan adanya Hukum Taurat orang mengenal dosa, sehingga tidak seorangpun dapat dibenarkan karena melakukan Hukum Taurat. (Roma 3:20)
Kecenderungan untuk hidup dalam kedagingan membuat manusia tidak mampu melakukan Hukum Taurat; seperti apa yang dikatakan Paulus: “Sebab apa yang aku perbuat, aku tidak tahu. Karena bukan apa yang aku kehendaki yang aku perbuat, …” (Roma 7:15)
Manusia yang terdiri dari roh, jiwa (pikiran, kehendak) dan tubuh (keinginan daging) mengalami konflik didalam dirinya yang kadang kita sadari maupun tidak kita sadari; dan mengakibatkan manusia tidak luput dari kesalahan. Bagaimana manusia mampu menentukan cara hidup benar sesuai yang dikehendaki Allah? Apakah Allah gagal?
Sama sekali tidak, karena kelemahannya, manusia secara pikiran (hukum hati nurani) maupun secara tertulis (Hukum Taurat) tidak dapat dibenarkan; maka jalan keselamatan hanya ada satu yaitu melalui anakNYA yaitu Yesus. (Yohanes 3:16 “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.”)
Keselamatan yang kita terima dari YESUS adalah keselamatan kekal, tetapi sebagai manusia yang masih hidup dalam daging; kita tidak luput dari kesalahan dan dosa inilah kelemahan utama manusia. (I Yohanes 5:11-12)
Sebelum Yesus naik ke sorga, Dia berkata: “… DAN AJARLAH MEREKA MELAKUKAN SEGALA SESUATU YANG TELAH KU-PERINTAHKAN KEPADAMU. DAN KETAHUILAH, AKU MENYERTAI KAMU SENANTIASA SAMPAI KEPADA AKHIR ZAMAN.” (Matius 28:20)
Dengan apa Tuhan Yesus menyertai kita sampai akhir zaman? Dia mengirimkan Penolong untuk menyertai kita yaitu Roh Kudus, karena manusia masih hidup dalam daging, tidak terlepas dari perbuatan dosa. (Yohanes 14:16 “Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya,”) Contoh: Mungkinkah kita tidak melakukan dosa dalam sehari (24 jam) bahkan kurang dari sehari saja kita tidak sanggup. Mungkin hari itu baik tetapi besoknya apakah tidak melakukan dosa, pasti berdosa lagi.
Jadi seharusnya bagaimana? Tidak ada jalan lain untuk mencari garis finish; yaitu Kedatangan Yesus dalam keadaan yang siap dan sempurna; baik roh, jiwa dan tubuh tidak bercacat, manusia membutuhkan Roh Kudus. Karena hanya Roh Kudus yang mampu memperingatkan jiwa (pikiran, kehendak) dan tubuh (perbuatan manusia) dari ketidakmampuan untuk melakukan kebenaran.
Karena itu orang yang telah dibaptis Roh Kudus; selain mengalami tanda berbahasa Roh, juga harus memiliki buah Roh, yaitu: Kasih, Sukacita, Damai Sejahtera, Kesabaran, Kemurahan, Kebaikan, Kesetiaan, Kelemahlembutan dan Penguasaan Diri.(Galatia 5:22-23)
Itulah sebabnya Gembala Sidang kita selalu - bahkan berulangkali menyarankan agar kita hidup dalam Roh. Inilah bentuk kasih Gembala kepada jemaatnya yang peka pada keadaan zaman, agar jemaat selalu siap kapanpun Yesus datang.[SP]

-

Tuntunan Roh Kudus

Oleh: GBI Gatot Subroto-Jakarta
Betapa pentingnya peranan Roh Kudus dalam kehidupan orang percaya. Dengan berbagai cara Tuhan ingin menyelamatkan manusia; yang dari sejak zaman Adam telah jatuh dalam dosa dan kehilangan kemuliaan Allah. (1 Timotius 2:4, 2 Titus 1:2, 2 Petrus 3:9).
Adam dan Hawa sebelum memetik dan memakan ‘buah pengetahuan’; hanya mengetahui hal-hal yang baik saja (Kejadian 3:22),tetapi setelah itu mereka mengenal yang baik maupun yang jahat. Dan sejak itu pula manusia jatuh dalam dosa, karena telah mengenal yang baik maupun yang jahat. Sebenarnya bersamaan dengan itu juga manusia sudah mengenal hukum yaitu hukum hati nurani.(Roma 2:14-15)
Allah memberi kesempatan kepada manusia untuk menentukan jalan kehidupannya, karena hati nurani manusia mampu menentukan hidupnya untuk berbuat baik atau jahat. Sebenarnya harapan Allah bagi manusia adalah agar manusia melakukan hal yang baik saja, tetapi yang terjadi; manusia selalu menganggap dirinya benar, dan Tuhan menguji hati manusia. (Amsal 16:2 “Segala jalan orang adalah bersih menurut pandangannya sendiri, tetapi TUHANlah yang menguji hati.”)
Dalam lingkup hukum hati nurani, di mana setiap manusia hanya menganggap dirinya benar menurut pikirannya; apapun perbuatannya tidak ada yang salah sehingga perbuatan salahpun dibenarkan oleh diri sendiri; padahal Tuhan yang menentukan baik maupun jahat suatu perbuatan, maka tidak mungkin manusia dapat diselamatkan karena melakukan hukum hati nurani.
Bagaimanapun, Tuhan ingin menyelamatkan manusia. Karena hukum hati nurani sifatnya tidak tertulis dan berdasarkan pikiran, maka Tuhan melalui Musa memberikan hukum yang tertulis yaitu hukum Taurat. Pada kenyataannya manusiapun tidak sanggup melakukan Hukum Taurat, karena justru dengan adanya Hukum Taurat orang mengenal dosa, sehingga tidak seorangpun dapat dibenarkan karena melakukan Hukum Taurat. (Roma 3:20)
Kecenderungan untuk hidup dalam kedagingan membuat manusia tidak mampu melakukan Hukum Taurat; seperti apa yang dikatakan Paulus: “Sebab apa yang aku perbuat, aku tidak tahu. Karena bukan apa yang aku kehendaki yang aku perbuat, …” (Roma 7:15)
Manusia yang terdiri dari roh, jiwa (pikiran, kehendak) dan tubuh (keinginan daging) mengalami konflik didalam dirinya yang kadang kita sadari maupun tidak kita sadari; dan mengakibatkan manusia tidak luput dari kesalahan. Bagaimana manusia mampu menentukan cara hidup benar sesuai yang dikehendaki Allah? Apakah Allah gagal?
Sama sekali tidak, karena kelemahannya, manusia secara pikiran (hukum hati nurani) maupun secara tertulis (Hukum Taurat) tidak dapat dibenarkan; maka jalan keselamatan hanya ada satu yaitu melalui anakNYA yaitu Yesus. (Yohanes 3:16 “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.”)
Keselamatan yang kita terima dari YESUS adalah keselamatan kekal, tetapi sebagai manusia yang masih hidup dalam daging; kita tidak luput dari kesalahan dan dosa inilah kelemahan utama manusia. (I Yohanes 5:11-12)
Sebelum Yesus naik ke sorga, Dia berkata: “… DAN AJARLAH MEREKA MELAKUKAN SEGALA SESUATU YANG TELAH KU-PERINTAHKAN KEPADAMU. DAN KETAHUILAH, AKU MENYERTAI KAMU SENANTIASA SAMPAI KEPADA AKHIR ZAMAN.” (Matius 28:20)
Dengan apa Tuhan Yesus menyertai kita sampai akhir zaman? Dia mengirimkan Penolong untuk menyertai kita yaitu Roh Kudus, karena manusia masih hidup dalam daging, tidak terlepas dari perbuatan dosa. (Yohanes 14:16 “Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya,”) Contoh: Mungkinkah kita tidak melakukan dosa dalam sehari (24 jam) bahkan kurang dari sehari saja kita tidak sanggup. Mungkin hari itu baik tetapi besoknya apakah tidak melakukan dosa, pasti berdosa lagi.
Jadi seharusnya bagaimana? Tidak ada jalan lain untuk mencari garis finish; yaitu Kedatangan Yesus dalam keadaan yang siap dan sempurna; baik roh, jiwa dan tubuh tidak bercacat, manusia membutuhkan Roh Kudus. Karena hanya Roh Kudus yang mampu memperingatkan jiwa (pikiran, kehendak) dan tubuh (perbuatan manusia) dari ketidakmampuan untuk melakukan kebenaran.
Karena itu orang yang telah dibaptis Roh Kudus; selain mengalami tanda berbahasa Roh, juga harus memiliki buah Roh, yaitu: Kasih, Sukacita, Damai Sejahtera, Kesabaran, Kemurahan, Kebaikan, Kesetiaan, Kelemahlembutan dan Penguasaan Diri.(Galatia 5:22-23)
Itulah sebabnya Gembala Sidang kita selalu - bahkan berulangkali menyarankan agar kita hidup dalam Roh. Inilah bentuk kasih Gembala kepada jemaatnya yang peka pada keadaan zaman, agar jemaat selalu siap kapanpun Yesus datang.[SP]

--

Menghindari Penyembahan Terhadap Mamon

Oleh: Open Heaven Minsitries-Jakarta
Tuhan sungguh-sungguh sedang mempersiapkan kita untuk menyeberangi sungai Yordan kita dan kemudian merebut Tanah Perjanjian kita. Untuk itu, Dia akan memposisikan kita pada titik di mana Dia akan mempromosikan kita. Ketika promosi terjadi, ada banyak peristiwa yang akan mulai kita alami. Oleh sebab itu, kita harus memastikan bahwa dalam hidup kita tidak ada Mamon yang kita sembah, karena sekali kita sujud kepada patung emas yang selama ini juga disembah oleh bangsa-bangsa, sejak saat itu kita pun akan ikut terhisap bersama mereka.
“Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya. Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada…Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon” (Matius 6:19-24)
Untuk memastikan bahwa kita tidak akan sujud menyembah kepada Mamon, prinsip-prinsip kebenaran harus terbangun dengan kuat dalam hidup kita, karena tidak seorangpun bisa menjamin bahwa ketika Tuhan mulai memposisikan kita sebagai orang yang berpengaruh, terkenal, dan memiliki kekayaan, hati kita akan tetap tulus dan tetap tahir. Hanya jika kebenaran Firman sudah terbangun dan menyatu dalam hidup kita sekarang, ketika kita belum memiliki apa-apa dan belum menjadi siapa-siapa, maka prinsip Firman itulah yang juga akan menjagai kita pada waktu Tuhan mulai membawa kita naik.
Untuk itu, berikut ini adalah prinsip-prinsip yang harus mulai kita bangun dalam hidup kita, sehingga ketika kita sungguh-sungguh telah menyeberangi sungai Yordan kita dan Kanaan telah terbuka lebar di hadapan kita, bahkan ketika kita mulai menikmati susu dan madu yang ada di sana, kita akan dapat terus menjagai hati kita tetap murni dan tulus di hadapan Tuhan:
1. Kita harus menetapkan urutan prioritas yang benar dalam hidup kita. Matius 6 ayat 19 berkata, “Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya.” Dengan kata lain, Tuhan menyuruh kita untuk membangun prioritas yang benar dalam hidup kita. Jika kita mengejar apa yang fana, yang fana tersebut akan dengan mudah berubah dan otomatis kita pun akan menjadi mudah berubah. Tapi jika kita mengejar apa yang kekal, maka yang kekal itu juga akan mempengaruhi hidup kita.
Jika sampai hari ini banyak orang percaya yang masih terus hidup dalam pergumulan hidup sehari-hari, penyebabnya adalah karena urutan prioritas dalam hidup mereka keliru, karena sesungguhnya adalah tidak wajar bagi orang percaya untuk terus hidup dalam pergumulan. Karena itu, pastikan apa yang menjadi isi hati dan rencana Tuhan, menjadi prioritas yang terutama dalam hidup kita, karena ketika kita menjadikan Dia dan rencanaNYA sebagai prioritas yang utama, bukan kita lagi yang akan mengejar berkat, tetapi berkatlah yang akan mulai mengejar kita.
Dalam Yohanes 4:34-38 Tuhan berkata, ketika kita menjadikan kehendakNYA sebagai prioritas utama dalam hidup kita, maka apa yang secara manusiawi baru bisa dituai empat bulan lagi, kita akan dapat menuainya sekarang. Tuhan sendiri yang memerintahkan orang lain untuk mengusahakan agar kita dapat menuainya. Ketika kita mengetahui apa yang menjadi bagian kita dalam mewujudkan visi gereja lokal kita dan kita melangkah untuk menggenapinya, pada saat itulah kita dapat dikatakan hidup melakukan kehendak Tuhan, hidup memprioritaskan Tuhan dan rencanaNYA.
2. Pastikan kita tetap menjadikan perkara-perkara rohani sebagai prioritas utama dalam hidup kita. Matius 6:20 berkata: “Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya.” Tuhan ingin agar kita memastikan perkara-perkara rohani menjadi prioritas yang utama dalam hidup kita. Kadangkala, ketika kita mulai disibukkan dengan pekerjaan yang ada, kita mulai melupakan jam-jam doa kita. Atau ketika kita mulai banyak berurusan dengan orang-orang yang menjadi rekan bisnis kita, tanpa sadar hati kita menjadi mudah tercemar.
Akan tetapi, lepas dari apapun yang menjadi kesibukan kita, kita harus tetap menjadikan perkara-perkara rohani sebagai prioritas penting dalam hidup kita. Sesibuk apapun kita, sudah seharusnyalah doa dan perenungan Firman menjadi sesuatu yang tak terpisahkan dari kita. Selama kita terus memprioritaskan perkara-perkara rohani, kita tidak akan mudah goyah melihat tawaran-tawaran yang datang dari dunia ini.
3. Pastikan kita tetap menjagai hati kita agar tidak terbentuk menjadi “money oriented”. Satu hal yang saya pelajari ketika saya mulai menapaki dunia usaha, ada banyak hal yang lebih berharga dari pada uang. Itu sebabnya, jika dari awal kita tidak sungguh-sungguh membentuk hati kita sesuai Firman, begitu Tuhan mulai mempromosikan kita dan membawa kita bersentuhan dengan uang dalam jumlah yang besar, tanpa sadar uang yang akan mulai membentuk hati kita. Sebagai akibatnya, semuanya akan mulai kita ukur dengan uang.
Ada sebuah fakta yang harus kita ketahui: dalam dunia nyata di market place, banyak orang yang rela menggadaikan apa saja dan siapa saja demi keuntungan dan demi uang. Orang-orang seperti itulah yang disebut oleh Alkitab sebagai orang fasik dan penyembah berhala, karena mereka dibangun oleh keserakahan mereka sendiri. Karena itu, sebelum Anda menghadapi itu semua, bangun kualitas roh Anda terlebih dahulu sehingga Anda tidak akan pernah menjadi orang yang berorientasi pada uang. Jadilah orang yang lebih besar dari apa yang Anda miliki, sebab jika tidak, Anda justru akan menjadi hamba dari apa yang Anda miliki tersebut.
4. Pastikan kita terus mendedikasikan seluruh hidup dan semua yang kita miliki untuk hanya dipakai olehNYA. Ingatlah selalu bahwa semua yang kita miliki hanyalah sarana; Tuhan ‘menitipkannya’ kepada kita, agar kita bisa lebih efektif dalam menyelesaikan kehendakNYA. Dengan demikian, dari waktu ke waktu kita akan selalu menjadi orang yang siap untuk Tuhan pakai, kapanpun dan di manapun. Alkitab menceritakan tentang beberapa orang yang datang kepada Yesus dan ingin mengikuti Dia, namun ketika Yesus berkata, “Ikutlah Aku,” merekapun berdalih ingin menguburkan keluarganya terlebih dahulu ataupun berpamitan dengan keluarganya.
Tuhan hanya akan melangkah bersama dengan mereka yang selalu berkata “ya” kepada apa yang Dia Firmankan. Ingat, bukan kita yang mengajukan syarat kepada Tuhan, tetapi Tuhanlah yang mengajukan syarat kepada kita. Karenanya, pastikanlah bahwa hidupmu selalu siap sedia, sehingga kapanpun dan di manapun, kita akan selalu berada dalam keadaan siap untuk dipakai olehNYA.

--

Syarat Utama Dan Persiapan Diri Dalam Peperangan Rohani
1. HIDUP KUDUS
Syarat untuk menjadi tentara dunia dengan syarat untuk menjadi tentara Tuhan sangat berbeda jauh. Syarat utama untuk menjad tentara Tuhan adalah hidup dalam kekudusan. ( Yosua 3:5 )
Contoh
Bangsa Israel maju berperang melawan orang2 Ai, mereka terpukul kalah, dan Yosua memeriksa penyebabnya diantara bangsa Israel, ternyata ada yg berbuat dosa yaitu Akhan, Akhan mengambil dari barang2 jarahan, Jubah yg indah, 200 syikal perak dan sebatang emas yg 50 syikal dan disembunyikan di dalam kemahnya. ( Yosua 7:21 ). Karena satu orang yaitu Akhan berbuat dosa seluruh Israel terpukul kalah. Masalah Akhan diselesaikan Yosua, Yaitu Akhan bersama seluruh anggota keluarganya dan semua kepunyaannya termasuk lembu sapinya, dibawa ke lembah. Akhan dilempari dengan batu, dibakar dengan api. Maka surut murka Tuhan yang bernyala-nyala untuk Israel. ( Yosua 7:4-26 ). Setelah dosa dibersihkan dari bangsa Israel, mereka berperang melawan Ai, maka Ai dapat direbut dan dibakar ( Yosua 8:19,28 ), bangsa Israel menang.
Sebagai tentara Tuhan yang mau masuk dalam peperangan rohani yang berkemenangan, syarat utama hidup dalam kekudusan. Jangan ada dosa, jangan simpan dosa, kebencian dalam hati, dendam, amarah, kepahitan, ber-sungut2, dosa perzinahan, mulut kotor, tipu daya, akal licik. Bereskan lebih dahulu semua dosa2 kita di hadapan Tuhan. Bereskan juga dengan orang2 yg bermasalah dengan kita, buang segala gengsi kesombongan. Hidup dalam kerendahan hati di hadapan Tuhan dan manusia. Iblis tidak takut dan tidak lari kalau orang yg mengusirnya tidak kudus walaupun ia seorang yg pelayan Tuhan bertubuh besar dan kuat. Ingat dan lihat contoh diatas, bangsa Israel kalah berperang karena ada yg berbuat dosa. ( 1 Petrus 3:12, Mazmur 34:18 ). Maka dari itu hendaklah kita menjadi kudus di dalam seluruh hidup kita sama seperti Dia yg kudus.
Waktu masuk dalam peperangan rohani kita berhadapan dengan Tuhan dan juga berhadapan dengan iblis. Syaratnya tetap hidup dalam kekudusan. Selain membutuhkan iman yg teguh. Iman yang tetap berdiri atas janji firman Tuhan, iman yg tidak tergoyahkan.
Pelayanan sebagai pendoa syafaat, adalah juga pelayanan imam-imam. Imam-imam yg masuk ke ruang kudus dan ruang maha kudus harus mengenakan jubah putih lenan, sorban putih lenan, artinya : tidak bercacat cela di hadapan Tuhan. ( Ulangan 23:9 ).
Kuduskan diri saudara sungguh2 sebelum masuk dalam peperangan rohani, ingat satu Akhan berbuat dosa, seluruh tentara Israel kalah, setelah Akhan dienyahkan dari tengah2 Israel barulah mereka menang. Jika mau jadi laskar Kristus harus hidup kudus. Hidup kudus adalah hidup yang berkemenangan, hidup yang diberkati.
2. DIPENUHI ROH KUDUS
Dengan jujur kita katakan banyak kali dalam menghadapi kasus2 tertentu, kita tidak tau bagaimana kita harus berdoa. Apa yg harus kita katakan kepada Tuhan, oleh karena itu mari kembali kepada firman Tuhan yang menjadi jaminan bagi kita. Yesus sebelum naik ke surga telah menjanjikan akan mengirim seorang penolong bagi kita yaitu Roh kudus yang juga adalah Roh Kebenaran. Roh Kudus yang member kita kuasa. ( Kisah 1:8 ). Dia juga adalah Penolong bagi kita dalam berdoa. Roh Kudus adalah guru doa yang luar biasa bagi kita sebab itu kita harus selalu minta dipenuhi oleh Roh Kudus, dipimpin oleh Roh, bahkan minta Roh Kudus mengajar, memimpin kita dalam berdoa juga dalam strategi peperangan rohani. ( Roma 8:26-27 ). Andalkan Roh Kudus menjadi guru yg mengajar dan menuntun kita berdoa. Kalau kita berdoa berperang dengan pikiran manusia kita seringkali kita keliru dalam berdoa dan tidak mendapat hasil. Roh Kudus adalah guru yang paling baik dalam mengajar, memimpin kita berdoa, maupun dalam strategi peperangan rohani.( Yohanes 14:16 )
Hiduplah oleh Roh dan beri diri kita dipimpin oleh Roh ( Galatia 5:6,18 ). Dalam melakukan peperangan rohani kita benar2 butuh pimpinan Roh Kudus. Dia yang mengajar kita strategi peperangan rohani yang tepat pada setiap situasi dan kondisi. Roh Kudus akan menyingkapkan segala rancangan jahat si Iblis, dan mengarahkan kita ke sasaran yang tepat untuk berperang. Jangan mengandalkan kemampuan diri sendiri, kita tidak mampu, Roh Kuduslah yang akan menolong kita.
3. MINTA MINYAK BARU
Contoh nyata: Pernah suatu saat ketika kita dalam pasukan doa, berdoa untuk hamba2 Tuhan yang melayani. Tuhan memberi suatu penglihatan kepada seorang anggota. “ Ada barisan hamba2 Tuhan yang sedang melayani, ada yang sedang membawa obor dengan nyala yang sangat terang, ada yang berjalan dengan membawa obor dengan menyala setengah terang, ada yang membawa obor yang nyalanya redup2, ada yang berjalan dengan membawa obor yang tidak menyala karena kehabisan minyak. ( Pengkhotbah 9:8 , Mazmur 23:5 , Mazmur 92:11 ).
Pada waktu penglihatan itu diberikan, Tuhan memerintahkan kita untuk berdoa bagi hamba2 Tuhan yang sedang melayani supaya kita semua diurapi dengan minyak baru, supaya jangan kita melayani dengan:
- Obor yang setengah terang = pengurapannya tinggal separuh.
- Obor yang redup = pengurapannya hampir habis.
- Obor yang mati = pengurapannya telah habis atau melayani tanpa urapan.
Tetapi supaya kita melayani dengan obor yang bernyala terang yaitu kita melayani dengan penuh pengurapan, dengan obor yang penuh minyak. Urapan adalah kuasa Ilahi Tuhan yang menyertai kita dalam melayani. Urapan Tuhan merupakan kuasa Tuhan yang menyertai kita sehingga kemana kita diutus untuk melayani, kita menjadi terang dan tetap berjalan dengan terang. Hamba2 Tuhan, para pendoa syafaat, jangan kita melayani seperti orang yang membawa obor setengah terang, obor yang redup2 apalagi obor yang telah padam.
Masuklah selalu ketempat kudus ; jalin hubungan yang intim dengan Tuhan kita yang empunya minyak itu, berikan waktu kita bagi Dia di dalam hadiratNya, berdiam diri selalu bersama Dia dalam tempat kudusNya yaitu dalam doa pribadi kita. Minta obor kita diisi selalu penuh dengan minyak baru. Yakinlah bahwa obor kita telah diisi penuh, kita siap melayani. Selama melayani obor itu tetap bernyala terang, namun jangan lupa minyaknya pasti semakin berkurang sedikit demi sedikit. Jangan terlalu lama di medan, kita akan kehabisan minyak. Segera kembali ketempat kudus kita. Minta obor kita diisi lagi penuh. Melayanilah dengan obor yang tetap bernyala-nyala,bila masuk ke medan perang, obor kita harus bernyala terang. Biarlah selalu putih pakaian kita dan jangan tidak ada minyak di atas kepala kita. Berarti dengan berjubahkan kekudusan dan pengurapan Roh KudusNya yg penuh.
Hamba2 Tuhan yang melayani jangan sampai kita terlalu sibuk melayani ke sana kemari, seluruh waktu kita tersita, sehingga saat kita pulang ke rumah, kita sudah kecapaian, dan langsung tidur, sehingga kita kehilangan saat yang sangat berharga, yaitu harga yang harus kita bayar lebih dahulu sebelum melayani pekerjaanNya, yaitu saat kita datang secara pribadi untuk bersekutu dengan Dia. Isi dahulu obor kita dengan minyak baru sampai penuh, baru kita keluar untuk melayani pekerjaanNya, Ingat perumpamaan 5 gadis yang bodoh dan 5 gadis yang bijaksana. Waspada jangan sampai waktu untuk hubungan pribadi kita dengan Bapa di surga tercuri oleh hal2 yang sekunder.
4. MENGENAKAN SEGALA PERLENGKAPAN SENJATA TUHAN
Kalau seseorang dinamakan tentara atau laskar, maka dia dapat dikenal / diketahui dari atribut- atribut yang dipakainya : sepatu, seragam militer, baret, senjata yang selalu dipegangnya, tanda pangkatnya. Setiap tentara yang bertugas pasti selalu mengenakan semua atributnya. Begitu juga kita sebagai tentara Tuhan, kita selalu siaga dengan mengenakan segala perlengkapan senjata yang telah Tuhan sediakan bagi kita. (Efesus 6:11-18 )
Ini adalah perlengkapan segenap senjata Tuhan yang harus kita kenakan dalam melakukan peperangan rohani. Saya beri suatu illustrasi: kalau ada seorang polisi lalu-lintas berdiri di tengah jalan dan mengatur lalu-lintas, namun dia Cuma pakai celana pendek, kaos oblong, sandal jepit, pakai sempritan, maka masyarakat tidak akan mengindahkannya bahkan menganggap orang gila. Tetapi kalau dia memakai atribut lengkap sebagai seorang polisi maka ada wibawa bahwa dia adalah polisi lalu-lintas dan masyarakat tunduk padanya.
Kita perhatikan ayat 11, menyatakan “Kenakanlah” dan pada ayat 13 “Ambillah”. Dalam persiapan diri kita untuk melakukan peperangan rohani harus dimulai dari pengudusan diri, dipenuhi Roh Kudus sampai dengan mengenakan segenap perlengkapan senjata Tuhan. Jangan keliru doanya, bukan kita minta Tuhan yang mengenakan kepada kita, tetapi kita yang ambil dan kenakan perlengkapan senjata itu.
Jadi doanya: Tuhan saat ini saya mau ambil dan mengenakan segenap perlengkapan senjata rohani yang dari padaMu. Saya percaya bahwa tidak ada tentara kalau mau bertugas maka harus ada tukang yang special datang untuk mengenakan bagi dia semua pakaiannya, dari sepatu sampai topi/helmnya, sekalipun tentara itu berpangkat jenderal. Dia harus mengambil dan memakai sendiri.
Kalau kita renungkan satu persatu senjata itu mulai dari Efesus 6:14-18, maka ada rahasia2 yang sangat dalam pada ayat2 tsb. Sebagai tentara Tuhan maka kebenaran menjadi ikat pinggangnya, keadilan sebagai baju zirahnya, rajin melayani karena kakinya berkasutkan kerelaan memberitakan Injil. Iman sebagai perisai, ketopong keselamatan, pikiran2 kita terlindung dari pencemaran2 rohani, kaya dengan firman Tuhan yang menjadi pedang roh waktu berperang, senantiasa berjaga-jaga dalam doa. Seorang laskar Kristus tidak boleh lengah dalam kehidupan doa pribadinya, berjaga-jaga terus dalam doa. Ingat pesan Tuhan Yesus kepada ke 12 muridNya di Taman Getsemani . Berjaga dan berdoalah supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan. Banyak tentara Tuhan yang jatuh kedalam pencobaan karena salah satu sebab yang sangat penting yaitu tidak sanggup berjaga-jaga dalam doa setiap hari. ( Roma 6:13 , Roma 13:14 ).
Selain kita mengenakan segenap perlengkapan senjata rohani maka dalam Roma 13:14, kita perlu mengenakan Tuhan Yesus Kristus sebagai perlengkapan senjata terang, bahkan sebelumnya kita perlu menyerahkan anggota2 tubuh kita kepada Tuhan untuk menjadi senjata kebenaran. Firman Tuhan ini sungguh luar biasa untuk kita cerna dan laksanakan di dalam hidup kita. Semua ayat2 tsb di atas tidak di tujukan pada pendoa2 syafaat saja tetapi kepada semua orang2 percaya. Kalau semua orang2 percaya mau menyerahkan anggota2 tubuhnya kepada Tuhan untuk menjadi senjata2 kebenaran, mengenakan segenap perlengkapan senjata Tuhan, bahkan mengenakan Tuhan Yesus Kristus sebagai perlengkapan senjata terang. Bahkan Tuhan sendiri yang mengajar untuk berperang ( Mazmur 18:35 ), dan Tuhan yang mengikat pinggang kita dengan keperkasaan untuk berperang ( Mazmur 18:40 ). Semua orang percaya siap masuk dalam peperangan rohani untuk melawan segala musuh2 kita yaitu iblis dengan segala roh2 jahatnya, baik yang ada di udara, di bumi, di bawah bumi, dan di air. Saya sangat percaya benteng2 musuh di hancurkan, kuasa Tuhan dilepaskan dan penginjilan akan berhasil secara dahsyat , panen raya besar2an terjadi bagi bangsa ini. Bangsa Israel berperang, benteng Yerikho roboh, bangsa Israel menjarah. Kita menjarah jiwa bagi kerajaan Tuhan. Peperangan ini Tuhan yang punya, Dia adalah kepala barisan Israel. Dialah Panglima Perang kita yaitu Tuhan Yesus Kristus. Tentara Tuhan perlu mengenakan perisai iman untuk memadamkan panah2 api dari si Jahat. ( 1 Yohanes 5:4-5 , Roma 10:17 ).
Iblis tidak tinggal diam, dia berjalan bagaikan singa yang mengaum-aum untuk mencari mangsanya, dia melepaskan panah2 api untuk melemahkan iman kita. Tuhan telah memberi senjata penangkisnya yaitu iman kita. Iman sebagai perisai yang melindungi kita. Iman kita itu timbul karena pendengaran akan firman Tuhan. Sebagai laskar Kristus, kita harus terus-menerus membangkitan iman dengan mendengar firman Tuhan, melalui khotbah2 di gereja, persekutuan doa, KKR, CD –CD khotbah dan kesaksian dan selalu rajin belajar firman Tuhan.
Ingat firmanNya dalam 1 Yohanes 5:4-5 ; semua yang lahir dari Tuhan mengalahkan dunia, kita adalah anak2 Tuhan yang mengalahkan dunia.
Iman dari orang2 yang percaya bahwa Yesus adalah Anak Tuhan mengalahkan dunia ini. Tanpa iman tak mungkin orang berkenan kepada Tuhan ( Ibrani 11:6 ). Iman kita tetap berdiri teguh dan dasar dari firman Tuhan. Kalau kita mulai merasa lemah, ucapkanlah firman Tuhan keras2. Kita harus dengar sehingga menyebabkan iman kita bangkit. Seorang tentara Tuhan tetap memiliki sikap pemberani. Ucapkanlah firman Tuhan dengan mantap sesuai dengan masalah2 yang kita hadapi. Iman kita bangkit, dan firman yang diucapkan itu juga adalah pedang roh yang menghancurkan segala pekerjaan iblis.
Sewaktu Tuhan Yesus dicobai di padang gurun, Tuhan Yesus juga mengucapkan firman dan iblis kalah. Jangan merasa puas kalau kita sudah banyak membaca firman Tuhan, kita juga perlu dengar dari orang lain dan dalam kesendirian kita ucapkan firman itu keras2. Iblis kalah dan kita keluar sebagai pemenang. Dalam peperangan rohani kadang2 Tuhan menyuruh kita membaca kan firman Tuhan yang ditujukan kepada Iblis untuk mengalahkan rencana2 jahatnya. Iblis tunduk kepada firman Tuhan ( Matius 4:4,7,10 ).
Berjaga-jagalah dalam doa (perlengkapan senjata terakhir Efesus 6:18 ). Mengapa kita perlu berjaga-jaga di dalam doa senantiasa, di dalam kitab Matius 26:40-41, menyebutkan supaya jangan jatuh dalam pencobaan, karena roh memang penurut tetapi daging lemah. (Lukas 21:36, 1 Tesalonika 5:17 ).
Iblis tidak suka melihat murid2 Tuhan berdoa, iblis tidak suka melihat pelayan2 Tuhan berdoa, iblis berusaha mencuri waktu doa kita. Waktu doa pribadi kita sering dicuri dengan jalan menghabiskan banyak waktu di: TV, baca Koran, buku2 cerita, komik, internet, majalah, ngobrol, terlalu sibuk dalam pekerjaan, kecapaian, sehingga tidak sanggup lagi berdoa. Kita harus peka dan jeli atas tipu daya iblis.
Iblis senang dengan pelayan2 Tuhan yang giat melayani ke sana kemari tetapi tidak punya waktu untuk bersekutu dengan Tuhan dalam doa secara disiplin. Ingat murid2 Yesus di Taman Getsemani, mereka mengantuk dan tertidur. Yesus minta agar mereka meluangkan waktu 1 jam saja untuk berjaga-jaga dalam doa, mereka tidak sangup. Kalau keadaan kita seperti ini, waspadalah, kita sudah terjerat, cepat2lah keluar dari jerat iblis supaya jangan jatuh. Berdoalah minta Tuhan Yesus beri kita Roh doa, Roh yang berjaga-jaga dalam doa senantiasa supaya tidak jatuh kedalam pencobaan. Jangan lupa firman Tuhan mengatakan : “ Bahwa rumah-Ku adalah rumah doa bagi segala bangsa”. Tubuh kita adalah Bait Tuhan, dan bait Tuhan adalah rumah doa. Tubuh kita adalah rumah doa.
5. MINTA PERLINDUNGAN DARAH YESUS
Ada kuasa yang sangat luar biasa di dalam darah Tuhan Yesus, kuasa ini kita pergunakan dalam peperangan rohani maupun dalam kehidupan sehari-hari. ( Keluaran 12:7,12-13,23 ).
Bangsa Israel mengadakan paskah bagi Tuhan dengan menyembelih Anak Domba Jantan yang tidak tercela ( keluaran 12:1-11 ). Materai darah Anak Domba paskah pada ambang pintu rumah bangsa Israel di Mesir, membuat pemusnah tidak bisa masuk ke dalam rumah mereka untuk menulahi dengan tulah kematian. Pada jaman sekarang, Yesus adalah Anak Domba yang kudus. Darah Yesus mempunyai kuasa yang luar biasa dalam kehidupan orang2 percaya. Materai darah Anak Domba merupakan materai perlindungan dari kuasa maut bagi orang2 Israel. ( Ibrani 11:28, Wahyu 12:11 ).
Darah Yesus yaitu darah Anak Domba adalah materai perlindungan terhadap pekerjaan Iblis, setan dan roh2 jahat. Tuhan tidak mengijinkan pemusnah masuk ke dalam rumah orang2 Israel karena ada tanda darah pada ambang pintu rumah orang Israel.
Pada orang2 Mesir tidak ada tanda darah pada ambang pintu rumahnya, tulah kematian masuk dan semua anak sulung Mesir, anak satu2nya Firaun, dan semua anak sulung hewanpun mati.
Terjadi seruan yang hebat di seluruh Mesir ( Keluaran 12:29-30 ).
Kita perlu berdoa untuk minta perlindungan darah Yesus atas setiap anggota keluarga kita, bahkan rumah dan seluruh harta benda. Musuh tidak bisa melewati materai darah Yesus. Kuasa darah Yesus sanggup menghancurkan pekerjaan iblis. Pada waktu kita masuk dalam peperangan rohani, kita tidak perlu takut akan serangan balasan iblis karena semua anggota keluarga dan pekerjaan, rumah, harta benda, sudah berada dalam perlindungan darah Yesus.
6. PENGAWALAN MALAIKAT SURGAWI
Misal seorang anak presiden atau raja kalau pergi ke mana2, pasti ada pengawal yang selalu mengikuti untuk mengawal, agar anak itu terlindung dari perbuatan2 orang jahat . Secara manusia kita mungkin orang biasa, namun secara rohani kita adalah anak Raja segala raja, anak Tuhan yang Maha Tinggi. Bapa kita di Surga menyediakan pengawal2 khusus bagi anak2-Nya yang berlindung kepada-Nya. ( Mazmur 34:8 , 91:11 , Keluaran 23:20 ).
Kita sebagai orang2 percaya yang takut akan Tuhan dan selalu berlindung kepada Tuhan, ada perlindungan yang luar biasa yang diberikan Bapa kepada kita. Secara manusia, seorang presiden kalau pergi2 mendapat pengawalan yang ekstra ketat, namun pengawalan manusia bisa kebobolan. Contoh: Presiden John F. Kennedy, tertembak waktu dalam perjalanan walaupun pengawalannya sangat ketat.
Namun jika kita anak2 Tuhan yang takut akan Dia dan mohon perlindungan-Nya, maka Bapa kita di Surga sanggup mengutus malaikat2-Nya untuk mengawal dan menjaga kita setiap saat dimana saja kita berada. Pengawalan malaikat melebihi pengawalan manusia, waktu Daniel di dalam gua singa malaikat yang diutus Tuhan yang menolong dan mengawal Daniel sanggup mengatupkan mulut2 singa, sehingga tidak ada satupun dari singa2 itu yang sanggup mencelakakan Daniel ( Daniel 6:23 ). Petruspun pernah diluputkan dari tangan raja Herodes, walaupun dalam penjara dalam penjagaan yang ketat, malaikat Tuhan datang melepaskan Petrus dari penjara, sehingga terjadi kegemparan dalam penjara, bahkan akhirnya para pengawal yang menjaga Petrus dibunuh ( Kisah 12:4-19, Ibrani 1: 13-14 ).
Malaikat-malaikat adalah roh2 yang melayani orang2 yang harus memperoleh keselamatan. Perlindungan Tuhan bagi kita anak2-Nya sungguh luar biasa bukan saja untuk diri kita saja tetapi untuk rumah dan harta benda yang Tuhan berikan kepada kitapun turut terlindungi.
Kita adalah anak Raja di atas segala raja. Bapa di Surga sudah menyiapkan para pengawal, tinggal kita yang lapor kepada Bapa mau kemana dan sebagainya. Minta Bapa mengirim pasukan malaikat pengawal dan kita tetap aman dalam perlindungan Tuhan.

--

Hidup Dalam Hadirat Allah

Hadirat Allah bagaikan Master Key.( Master Key adalah Kunci Induk )
Kita tau bahwa setiap pintu ruangan mempunyai kuncinya sendiri2, akan tetapi Master Key adalah kunci yang dapat membuka semua pintu yg ada diseluruh rumah itu.
Perhatikanlah dalam Firman Allah terdapat bermacam-macam “KUNCI” untuk menyelesaikan berbagai situasi dan kondisi. Ada kunci untuk membuka pintu kesembuhan, ada kunci untuk pelepasan, ada kunci untuk berkat melimpah dan ada lagi kunci untuk hubungan persekutuan dan keintiman dll. Namun ada pula sebuah Kunci Induk yang akan dapat membuka semua pintu tsb dan membuka segala pintu2 lainnya yg menjadi milik orang percaya. KUNCI INDUK ini adalah HADIRAT ALLAH.
Bila kita hidup dan berjalan di dalam Hadirat Allah Mahakuasa, maka semua masalah harus pergi. Tidak ada bibit permasalahan yang akan bertahan dihadapan HadiratNya. Tidak pernah akan ada kekurangan di hadapan Hadirat Allah yang menciptakan langit dan bumi. Setiap janji yang ditemukan dalam Firman Allah telah terbungkus dan tersedia dalam HadiratNya yang manis. Hadirat Allah sesungguhnya merupakan Kunci Induk tsb.
Hadirat yang Berpindah
Salah satu yang harus kita ketahui tentang Hadirat Allah adalah bahwa itu bukanlah hanya sebuah tempat bagi kita untuk berkunjung. Hadirat Allah itu turut bergerak ke arah manapun kita pergi. Perhatikan perkataan2 Allah kepada Musa, lalu Ia berfirman “ Aku sendiri hendak membimbing ( menyertai ) engkau dan memberikan ketenteraman kepadamu”( kel 33:14 ) Allah berkata kepada Musa ini maksudnya adalah Hadirat Allah akan meyertai Musa kemanapun Musa pergi.
Hadirat Allah dengan semua kekuatan dan damai yang dibawaNya dapat bersama kita kemanapun kita pergi. Kita dapat terus berada dalam Hadirat Allah saat kita pergi kekantor, ketoko atau kepasar dan kemanapun dalam segala aktivitas kita. Hadirat Allah seharusnya menjadi bagian yang sedemikian nyata bagi kita, sehingga orang2 akan melihat adanya perbedaan didalam diri kita. Orang2 lain yang melihat kita akan merasakan ada sesuatu yang lain dan ada sesuatu yang berkuasa pada diri kita. Itulah Hadirat Allah semesta alam yang menyertai dan berada didalam kita.
Manfaat Ketenteraman
Ada banyak manfaat dan keuntungan yang terdapat di dalam Hadirat Allah, salah satunya yang dimaksud yaitu Ketenteraman / Damai sejahtera. Ketika kita hidup dalam HadiratNya, kita tidak lagi harus bersitegang dan bersusah payah dengan kekuatan sendiri. Allah adalah Mitra Perjanjian kita dan kita sedang beroperasi dalam kuasa dari PengurapanNya.
Ingatkah ketika Adam jatuh dan membawa kutuk ke atas dirinya? Dan kutuk itu adalah yg menjadikan kerja keras dan berkeringat ( kejadian 3:17-19 ). Didalam Yesus kita telah ditebus dari kutuk Taurat. Apalagi kita hidup dalam HadiratNya, pasti kita akan menemukan jalan keluar dari setiap pergumulan kita dalam segala aspek kehidupan kita. Kita tidak harus tersiksa dengan kekuatiran,kita tidak harus menderita karena depresi dan stress. ( Mat 11:28-29 ). Disini kita menjadi perhatian bagi komunitas kita sehingga menjadi berkat bagi orang lain dan membawa dampak / pengaruh untuk kemuliaan Tuhan. Tunjukkan bahwa kita mempunyai Kunci Induknya. Latih setiap kita bangun pagi, biasakan kita telah masuk kedalam Hadirat Allah dan HadiratNya itu senantiasa be-sama2 kita sepanjang hari itu yang membawa Ketenteraman / Damai sejahtera dan Ketenangan karena kita tau bahwa di HadiratNya semua kebutuhan kita terpenuhi.
Manfaat Kemuliaan dan Keagungan ( Kehormatan )
Kemuliaan dan Keagungan ada di hadapanNya ( 1 Taw 16:27-28 ). Apa sesungguhnya “Kemuliaan” Allah itu. Kemuliaan Allah itu muncul kalau ada sesuatu yang di janjikan dalam Firman Tuhan terwujud secara nyata dalam kehidupan kita. Kemana kita dapat pergi melihat Kemuliaan Allah terwujud dalam kehidupan kita? Kemuliaan itu datang ketika kita masuk ke dalam Hadirat Allah. Dalam Ayat di atas selain Kemuliaan ada juga Keagungan ( Kehormatan ). Memang dalam Mazmur 8:6 keduanya ini terkait berjalan berdampingan. Janganlah berpikir bahwa Kemuliaan dan Kehormatan yang kita miliki itu kita dapatkan dengan usaha kita sendiri. Itu kita dapatkan hanya bila kita tinggal dalam HadiratNya maka Kehormatan dan KemuliaanNya menjadi bagian dari hidup kita. Kita tidak dapat berada di dekat Allah tanpa SIFATNYA yang Mulia itu menjadi bagian dari diri kita. Mazmur 91 berbicara tentang manfaat dan keuntungan yang datang ketika kita berdiam dalam naungan yang Mahakuasa. ( seperti di ayat 15 ): Di hadirat Tuhan itu datanglah Kemuliaan dan dengan Kemuliaan itu datanglah Keluputan dari Kesulitan dan Masalah. Dalam ayat terakhir dari Mazmur ini menyatakan bahwa Allah ingin menghormati kita. ( Maz 91: 15-16 ).
Sumber Kekuatan
Dalam 1 Taw 16 :27b dikatakan Kekuatan dan Sukacita ada ditempat dimana Allah berada. Jelas kalau kita ingin dikuatkan,maka kita dapat menemukannya di Hadirat Allah. Pada saat kita mengalami masalah, kesedihan, kekecewaan dan tekanan, kita akan menemukan sukacita di dalam hadiratNya. Itulah sebabnya sangat penting untuk menginvestasikan waktu kita dalam membaca Firman Tuhan merenungkannya dan bersekutu dengan Tuhan dalam Doa. Ada 4 Sumber Utama bagi Keberhasilan Hidup yang dapat ditemukan dalam Hadirat Allah : Kemuliaan, Kehormatan, Kekuatan, Sukacita. Kita tau ayat dalam Nehemia 8 : 11 yang mengatakan…..sebab sukacita yang dari Tuhan itulah Kekuatanmu. Kita tau bahwa Sukacita yang dari Tuhan itu adalah Kekuatan kita tapi tidak ada gunanya bagi kita jikalau kita tidak tau atau tidak mengerti jalan masuk ke Sukacita itu, pada saat kita memerlukannya. Dan kita tidak dapat mengusahakan sendiri. Kunci untuk masuk ke dalam sumber Sukacita itu ada dalam Hadirat Allah yang akan memberikan kita kekuatan yang Adikodrati. ( Maz 16 : 11 ). Sukacita itu dapat kita terima sebanyak yang kita mampu terima seperti dalam ayat 11, kita dapat memperoleh sukacita berlimpah-limpah.
Jika kita memerlukan Kekuatan agar kita keluar dari tekanan ataupun untuk menang atas serangan masalah, maka kita dapat menemukan Kekuatan berlimpah-limpah ini dalam Hadirat Allah. Segala sesuatu yang kita perlukan , segala sesuatu yg kita harapkan, segala sesuatu yang ingin Allah berikan kepada kita semuanya ini dapat ditemukan dalam Hadirat Allah.

--

Memiliki Iman Yang Hidup

Kata Iman dalam berbagai bentuknya digunakan sebanyak 558 kali didalam Perjanjian Baru , Terbanyak dibanding dengan kata Kasih, Kebenaran, pengharapan.
Berdasarkan statistiknya ini saja, kita dapat menyimpulkan bahwa Iman merupakan sebuah pokok yang utama di dalam Alkitab.
Pernahkah kita bertanya pada diri sendiri, Bagaimanakah saya dapat memiliki Iman yang Hidup – Iman yang Nyata – Iman yang melengkapi saya untuk hidup di abad ini.
Alkitab mengatakan bahwa Iman itu adalah Pokok dari Kebenaran yang diungkapkan atas mana kita mempertaruhkan kehidupan kita. Alkitab juga menunjuk pada Iman yang Menyelamatkan yang olehnya kita masuk ke dalam Persekutuan dengan Allah dan mempertahankan posisi kita dalam Kristus.
Namun yang akan kita pelajari ialah Iman yang Hidup yang adalah Iman se- hari2 dengan mana kita dapat hidup dan mempertahankan Kuasa Kristus didalam Kehidupan Kita. Iman yang Hidup bukanlah sekedar penyesuaian intelektual bagi suatu pengakuan PERCAYA, melainkan terikat dengan TINDAKAN. (Yakobus 2 :17). “ Jika Iman itu tidak disertai perbuatan, maka Iman itu pada hakekatnya adalah Mati”
Iman yang Sejati seharusnya mengalir ke luar dari Iman yang Hidup ,sebagai contoh seperti sebuah Pohon yg Hidup , Pohon yang hidup tandanya pasti bertumbuh dengan buah yang dihasilkannya.

Iman yang Mati
Beberapa Ciri-Ciri dari Iman yang Mati
- Iman yang Mati hanyalah IMAN DI KEPALA
Penyesuaian Intelektual , seperti Yakobus menjelaskan bahwa roh2 jahat percaya dan gemetar (Yak 2:19). Jadi kita tau dan percaya (secara pengetahuan)sebuah janji namun gagal untuk menerapkan Iman guna memperolehnya.
- Iman yang Mati hanyalah IMAN di LIDAH
Seperti Yakobus yang mengatakan Iman yang hanya dengan Kata-Kata tanpa disertai Perbuatan.
- Iman yang Mati membuat FIRMAN TUHAN ALLAH TIDAK BERPENGARUH.
Contoh Yesus menegur orang2 Farisi karena mengabaikan Firman Tuhan demi kepentingan Tradisi mereka (Markus 7:13). Iman yang mati mempunyai suatu cara menjadikan Firman Tuhan tak berarti dengan keagamawiannya.
Ini sekilas secara singkat mengenai Iman yang Mati. Namun yang akan dibahas dalam bab ini adalah :” IMAN YANG HIDUP”
- Iman yang Hidup berbicara dari Mulut apa yang ada di dalam Hati.
Firman itu dekat kepadamu, yakni didalam mulutmu dan dalam hatimu (Roma 10:8) ,Ketika kita menerima Yesus Kristus kedalam hati kita, kita menerimanya oleh pengakuan dari mulut kita. Mulut adalah merupakan alat sejak mula dari perjalanan hidup kristiani kita dalam mengaktifkan iman yg hidup yang Allah berikan kepada kita. Rasul Paulus dengan berapi-api keluar dalam kotbahnya, menyentuh setiap orang yang berada disekitar dengan kebajikannya. Dalam Lukas juga dikatakan bahwa Yesus pada saat mengajar orang2 yang berada disekelilingNya takjub mendengar pengajaranNya, sebab perkataannya penuh Kuasa (Luk 4:32). Murid2 juga mengakui iman mereka dengan mulut mereka (Kis Rasul 4:31) bahwa mereka mulai memberitakan Firman Allah dengan berani. Ini mengubah Iman yg mati dan suam juga membangun roh menjadi Iman yg hidup dengan menggunakan mulut..
- Iman yang Hidup datang dari Pendengaran akan Firman Allah.
Maria menjawab kepada pembawa pesan Allah dengan mengatakan” jadilah padaku menurut perkataanmu” (Luk 1:38). Paulus mendorong kita “ Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya diantara kamu” (Kol 3:16). Iman yang hidup diberi makan oleh Firman yg hidup. Ketika kita mengecap dari Firman yg hidup, Kuasa dari Roh yg hidup akan bertindak melalui hati kita yg hidup dan menghasilkan tindakan2 yg hidup. Iman kita menjadi hidup.
- Iman yang Hidup Berdiri Teguh.
Iman ini tidak pernah berhenti karena perlawanan. Paulus mengatakan kepada kita (1Kor 16:13). Pada saat kita memiliki iman yg hidup , kita tidak digoyahkan oleh keadaan2 atau tekanan2. Kita bisa berdiri teguh menghadapi perlawanan dengan mengubahkan keadaan kita dari sedih menjadi sukacita.
- Iman yang Hidup Taat kepada Firman Allah.
Iman ini berlaku bahkan pada saat Firman Allah nampaknya berada dalam konflik dengan pikiran alamiah.Contoh Petrus telah menjala ikan se-malam2an dan tidak mendapatkan apa2 , Yesus memerintahkan untuk menebarkan jala ke tempat lain (Luk 5:5). Dengan kata lain Petrus tak mendapatkannya namun aku siap akan melakukannya hanya karena Tuhan telah memerintah aku untuk itu. Karena dengan ketaatannya Petrus berhasil mendapatkan sejumlah besar ikan yg besar shg jala itu koyak. Allah menginginkan kita untuk menerima Berkat, Pertambahan, Peningkatan, namun kita harus menebarkan jala2 iman kita untuk mendapatkan berkat yg besar yg telah Tuhan sediakan untuk kita. Hanya dengan membutuhkan KETAATAN.
- Iman yang Hidup bertindak dalam Kuasa Roh Kudus Dan Berdoa.
Iman yg menaati ayat2 Akitab pada saat dikatakan mengucap syukur dalam segala hal dan meninggikan Kristus dalam kemenangan sekalipun keadaannya belum mengalami jawaban2 Tuhan. Iman ini mengakui Doa sebagai cara untuk melihat Tuhan bertindak di dalam urusan2 kita. Doa dalam Iman melihat Tuhan bertindak, bekerja, berbuat yg mustahil.
- Iman yang Hidup melihat Pemberian sebagai sarana Penambahan Berkat.
Alkitab mengatakan bahwa jika kita menebarkan berkat dengan hati yg tulus,kita akan bertambah-tambah, sedangkan jika kita menahannya kita akan kehilangan apa yg menjadi milik kita.
- Iman yang Hidup melihat berkata-kata bahasa roh sebagai sebuah cara untuk meleluasakan Roh Kudus.
Alkitab mengatakan hal itu menguatkan kita pada saat kita mengkomunikasikan perkara2 yang supra-natural kepada Tuhan.(Yudas 20).
- Iman yang Hidup menggerakan kita untukmenjadi komit pada sebuah gereja lokal.
Tuhan menginginkan kita berada di dalam sebuah GerejaNYa, melayani dengan waktu, tenaga dan bakat kita, bertanggungjawab untuk memuridkan dan mengajar. dan saling mendoakan antara satu dengan yang lainnya, melakukan peperangan rohani, mengisi kembali bateray – bateray rohani kita.
- Iman yang Hidup akan di Uji
Semakin Iman kita kuat dan tak tergoyahkan, semakin kita mendapatkan lebih banyak kesulitan daripada apa yang kita inginkan. Ini merupakan bagian dari rencana Tuhan untuk menjawab doa kita. Iman bertumbuh ketika kita meminta kepada Tuhan hikmat dan kekuatan untuk mengalahkan masalah2nya. Dan pengalaman pertolongan Tuhan masa lalu itu membuat iman kita akan menjadi lebih kuat lagi dari sebelumnya dan masuk kepada next level demikian seterusnya akhirnya iman kita terus bertumbuh hidup.
Merentangkan Iman Kita
Jika kita menginginkan iman kita diperkuat, kita tak boleh mundur atau menciut pada saat iman kita diuji. Contoh Abraham menolak untuk dikuasai oleh ketakutan pada masa depan, sebaliknya Ia dikuasai dan diperintah oleh Kerajaan Allah dan Pimpinan Roh Kudus yg Supranatural. (Rom 4:20-21) mengatakan Ia tidak bimbang karena ketidakpercayaannya, malah Ia diperkuat dalam Imannya dan Ia memuliakan Tuhan dengan penuh keyakinan, bahwa Tuhan berkuasa untuk melaksanakan apa yg DIA telah janjikan . DIA sanggup untuk mewujudkannya apa yg telah DIA janjikan.
Iman yang Hidup menghormati Tuhan dengan memperhitungkan-Nya dengan sungguh2 yakin bahwa Tuhan mampu memenuhi FirmanNYA. Semua karena Anugerah Tuhan ,kita bisa memiliki Iman yang Hidup.

--

Puasa Yang Berkenan

Arti kata Puasa : Berpantang Makan dan Minum .
Puji Tuhan..! Mari kita sama2 selidiki Firman Tuhan, apa makna, tujuan atau inti dari Puasa yg benar sesuai dengan kehendak Tuhan.
Puasa yang hanya ikut2an tidak akan membawa hasil yang kita harapkan, maka mari berpuasalah sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan.
Makna dari Puasa yang sebenarnya adalah:
1. Merendahkan diri, Mengaku dosa dan Bertobat
Nehemia 9 :1 - 3
Kalau kita membaca Nehemia pasal 9 seluruhnya kita dapati bahwa bangsa Israel dalam kesesakan besar karena dosa dan kesalahan2 mereka. Mereka memberontak dan mendurhaka kepada Tuhan sehingga mereka dibinasakan Tuhan dan masuk dalam kesusahan besar. Pada saat itulah mereka sadar akan dosa2 mereka dan mereka smua berpuasa, berkabung, berdoa merendahkan diri dan mengaku dosa dihadapan Tuhan bahkan kesalahan nenek moyang mereka.
Pengakuan mereka yang sungguh2 jujur dan terbuka dihadapan Tuhan,membuat hati Tuhan berbelas kasihan dan berbalik menolong mereka.
Ini adalah awal dari cara berpuasa yang benar di hadapan Tuhan. Cara berpuasa yg benar membuat apa yg menjadi tujuan kita berpuasa pasti terjawab, Yaitu lebih dulu mengaku dosa dan mau bertobat. Kalau kita puasa dgn berbagai macam permintaan kepada Tuhan tanpa lebih dahulu merendahkan diri, mengaku dosa dan bertobat , maka seringkali yg didapati adalah: tidak mendapat apa2 walaupun puasa sampai berbulan-bulan.
Yoel 2 :12 –14. Bangsa Israel bangsa yg tegar tengkuk. Jatuh bangun dalam dosa yg menimbulkan sakit hati Tuhan sehingga Tuhan murka. Tetapi Tuhan berfirman kepada mereka supaya mereka bertobat dgn segenap hati dan dengan puasa yg kudus.
Dalam berpuasa kita harus adakan waktu untuk Berdoa. Berpuasa tanpa Doa adalah Diet.
Puasa dgn cara inilah maka KUASA TUHAN dinyatakan, KASIH TUHAN dicurahkan sehingga TUJUAN PUASA tercapai.

2. Melepaskan diri dari Belenggu2 Dosa
Tuhan tidak melihat cara berpuasa secara lahiriah namun yang Tuhan perhatikan adalah HATI. Puasa yg tidak ada pertobatan dan tetap hidup dalam ikatan2 dosa, itu tidak mendapat berkat apa2 dari Tuhan. Misalnya: masih ada ikatan roh kesombongan, perzinahan, pemarah, kurang penguasaan diri dsb.
Yesaya 58 : 4 – 7
Penting untuk mengambil waktu berpuasa untuk pertobatan pribadi.
Kita pelajari kitab Yesaya 58 seluruhnya, maka ada suatu rahasia besar dari cara berpuasa yang benar.
Firman Tuhan berkata:”Suara kita tidak didengar ditempat tinggi” kalau kita berpuasa tidak bertobat. Artinya Tuhan menghendaki berpuasa yang : membuka belenggu kelaliman, melepaskan tali2 kuk, kelepasan atas segala roh yg masih mengikat kita (kebencian, amarah, dendam, pembenaran diri sendiri, kutuk2 yg mengikat, sesuatu yg tidak kudus, niat jahat, berpikir secara duniawi, tidak ada kasih kepada sesama dll). Semuanya perlu pertobatan yg sungguh2 kepada Tuhan saat berpuasa supaya kita bertumbuh subur dalam kerohanian dan karakter kita di ubahkan Tuhan dgn luar biasa dan hidup kita dipulihkan.
Tuhan katakan kalau saudaramu yg ada didepan matamu tidak engkau kasihi, bagaimana engkau dapat mengasihi Tuhan yang tidak kelihatan. Dan bagaimana kasih Tuhan dapat turun kepada kita.
Dan bila kita sudah bertobat dan dibebaskan mintalah kepada Tuhan apa yang menjadi keinginan hati kita, dan Yakinlah Tuhan pasti menjawab kita dan kita akn menerima berkat Tuhan yang BERLIMPAH ….YESAYA 58 : 8 – 12
3. Menyalibkan Kedagingan, Mengendalikan Nafsu
Galatia 5 : 24
Berpuasa, kita belajar menyalibkan daging dgn segala hawa nafsu dan keinginannya. Belajar menahan diri dari sesuatu keinginan / hobby yang berlebihan dalam daging kita, Belajar penguasaan diri, Belajar taat melakukan perintah Tuhan.
Menyalibkan kedagingan kita memang sakit tetapi buahnya kelak manis .
4. Merendahkan diri Dan Menaikkan Permohonan
Permohonan dengan tujuan jelas
EZRA 8 : 21 – 23
Sikap yang benar yang dipimpin Ezra kepada orang2 Israel waktu mereka berpuasa.
Puasa yang dipimpin Ezra adalah puasa yang mempunyai kuasa yang besar.
Jika smua petunjuk yg diberikan kepada kita untuk melakukan puasa yang benar maka kita tetap percaya apa yang menjadi Tujuan dari puasa kita BERHASIL
Doa yang dilakukan pada waktu sedang berpuasa mempunyai kuasa yang dahsyat, sanggup mengubah yang tidak mungkin menjadi mungkin. Kalau kita rindu mendapat sesuatu yang kita inginkan maka ada harga yang harus kita bayar yaitu berpuasa yang benar dengan cara yang berkenan di hati Tuhan.
Dan yang terakhir adalah DOA Pengucapan Syukur bahwa apa yang telah di doakan selama puasa , Kita percaya Pasti Tuhan Jawab.
Puasa dengan Permohonan yg Jelas, Tujuan yang Jelas dan dilakukan bersama-sama, sangat Positif Hasilnya. Seperti puasa Penduduk Niniwe, Puasa Ester dll.
Semua Puasa ini mempunyai Tujuan yang Jelas dan Hasilnya sangat NYATA.
GOD BLESS

-

Manusia Kristus

1. Mengapa diperlukan manusia kedua ?
Tuhan menciptakan manusia pertama yaitu Adam karena ia menginginkan satu bangsa yang akan memuliakan-Nya. Namun Adam telah memberontak terhadap Tuhan. Adam bukan saja berdosa melainkan ia telah melahirkan keturunan yang turut berdosa. Manusia yang seharusnya memiliki kehidupan Tuhan di dalam diri mereka, kini telah terpisah dari Tuhan karena dosa. Manusia yang seharusnya memiliki sifat Tuhan kini telah menjadi orang berdosa yang mementingkan diri sendiri. Sebenarnya manusia yang harus menguasai bumi tetapi sekarang telah menjadi hamba kepada dosa dan Setan. Jadi, bagaimanakah umat manusia yang telah berdosa ini dapat memuliakan Tuhan dan menggenapi kehendak-Nya? Jawabannya adalah: Tidak dapat.
Manusia pertama dari Tuhan telah gagal untuk memuliakan-Nya. Oleh sebab itulah, harus ada manusia kedua yang akan menjadi kepala dari suatu umat yang baru yang akan memuliakan Tuhan.
Tuhan masih menginginkan suatu umat manusia pilihan-Nya yang akan memuliakan Dia. Bagaimanakah Tuhan melakukannya? Tuhan akan melakukannya melalui seseorang yang lain! Oleh karena kebinasaan telah menimpa umat manusia melalui satu orang maka Tuhan menyediakan keselamatan bagi umat manusia yang berdosa ini melalui satu orang yaitu Kristus.
Alkitab mengatakan: “Jadi sama seperti ketidaktaatan satu orang semua orang telah menjadi orang yang berdosa, demikianlah pula oleh ketaatan satu orang semua orang menjadi benar.” Roma 5:19
2. Manusia kedua dari Tuhan

Siapakah Manusia Kedua ini ?
Ia adalah Yesus Kristus. Berbeda dengan manusia pertama yang berasal dari debu tanah, Manusia Kedua ini berasal dari Sorga. Alkitab mengatakan: “Manusia pertama berasal dari debu tanah, dan bersifat jasmani, manusia kedua berasal dari Surga.” 1 Korintus 15:47
Tuhan mengasihi manusia dan ingin menyelamatkannya. Hal ini dilakukan-Nya dengan mengutus Anak-Nya yang Tunggal ke dunia ini. Ia akan mati untuk menebus dosa manusia. Namun Ia akan bangkit kembali untuk menjadi Kepala bagi suatu bangsa yang baru yaitu anak-anak Tuhan. Melalui kematian dan kebangkitan-Nya, Tuhan Yesus Kristus telah membuka jalan bagi kita untuk keluar dari bangsa keturunan Adam yang berdosa dan menjadi anak-anak Tuhan.
3. Bagaimana Manusia Kedua Ini Datang ke Dunia?

Manusia kedua ini datang melalui inkarnasi artinya Tuhan sendiri telah menjadi manusia.
Betapa indahnya perkataan dalam ayat ini: “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Firman itu telah menjadi manusia dan diam di antara kita…….” Yohanes 1:1, 14
Ia yang menciptakan manusia itu, Dia sendiri telah menjadi Manusia. Ini adalah satu rahasia yang besar. Bahkan rahasia yang lebih besar adalah tentang cara bagaimana Tuhan menjadi manusia. Manusia pertama yaitu Adam diciptakan sebagai manusia yang telah dewasa tetapi Manusia Kedua yaitu Yesus Kristus memasuki alam semesta sebagai bayi yang kecil dan tak berdaya.
Tuhan Yesus lahir melalui seorang perawan. Ia tidak memiliki bapa manusia. Jadi, siapakah Bapa-Nya? Bapa-Nya adalah Allah sendiri! Maria, ibu-Nya bertunangan dengan Yusuf, namun sebelum mereka menikah, malaikat telah menampakkan dirinya kepada Maria dan berkata, “Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Tuhan Yang Maha tinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang engkau lahirkan itu akan disebut kudus, Anak Tuhan.” Lukas 1:35
Malaikat itu juga menampakkan dirinya kepada Yusuf dan berkata: “Yusuf anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai istrimu, sebab anak yang ada di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.” Matius 1:20-21.
Nama Yesus berarti “Juruselamat.”
4. Yesus Kristus adalah TUHAN - MANUSIA
Yesus Kristus disebut Tuhan-Manusia karena Ia adalah Tuhan yang sempurna dan Manusia yang sempurna. Ia satu dengan Tuhan dan juga satu dengan umat manusia. Ia disebut sebagai “Anak Allah” karena Ia adalah satu-satunya Anak Tunggal Bapa. Ia disebut “Anak Manusia” karena Ia mewakili semua umat manusia. Alkitab mengatakan, “Dan sesungguhnya agunglah rahasia ibadah kita; Dia yang telah menyatakan diri-Nya dalam rupa manusia ….” 1 Timotius 3:16
5. Tujuan Yesus Kristus Datang ke Dunia

Mengapa Yesus Kristus datang ke dunia ini ?
Pertama, Ia datang untuk membinasakan semua pekerjaan Iblis. Alkitab mengatakan: “Untuk inilah Anak Tuhan menyatakan diri-Nya, yaitu supaya Ia membinasakan perbuatan-perbuatan Iblis itu.” Yohanes 3:8.
Kedua, Ia datang untuk menyediakan jalan agar kita dapat terlepas/ keluar dari bangsa keturunan Adam yang berdosa dan masuk ke dalam keluarga Tuhan. Inilah arti diselamatkan itu.

--

Di Dalam Adam

Roma 5:19 “Jadi sama seperti oleh ketidaktaatan satu orang semua orang telah menjadi orang berdosa, demikian pula oleh ketaatan satu orang semua orang menjadi orang benar”.
Dalam bagian ini kita akan melihat relasi antara dosa Adam pada umat manusia yaitu akibat buruk dosa Adam atas semua manusia dan juga akan melihat kehancuran manusia secara menyeluruh dalam dosa.
1. Adam : kepala umat manusia.
Mengapa kita harus kuatir terhadap Adam dan apa yang telah terjadi kepadanya?
Sebabnya ialah karena Adam adalah kepala semua umat manusia. Adam berbeda dari orang-orang lain karena ia adalah manusia pertama yang menjadi sumber (asal usul) seluruh umat manusia. Oleh karena itu apa yang terjadi kepada Adam akan mempengaruhi seluruh umat manusia, termasuk Anda dan saya. Tuhan tidak menciptakan berjuta-juta manusia untuk memenuhi bumi. Ia hanya menciptakan satu orang manusia saja yaitu Adam. Dari dialah seluruh umat manusia berasal. Karena itu, Tuhan melihat semua umat manusia sebagai orang-orang yang berada DI DALAM ADAM.
Bagaimanakah kita sampai berada di dalam Adam? Melalui kelahiran. Semua yang dilahirkan ke dalam keluarga manusia berada DI DALAM ADAM.
Apakah maksud berada di dalam Adam itu? Berada di dalam Adam berarti turut ambil bagian di dalam segala keberadaan Adam dan segala perkara yang dilakukannya.
2. Akibat dosa Adam terhadap seluruh umat manusia.
Beberapa hal akibat dosa Adam terhadap umat manusia yaitu
a. Memisahkan Manusia Dari Kehidupan Tuhan
Dosa memisahkan manusia dari Tuhan. Ketika Adam berdosa, ia terpisah dari kehidupan Tuhan. Terpisah dari kehidupan Tuhan berarti mati secara rohani. Dosa Adam yang menyebabkan kematian rohani ini tidak hanya menimpa dirinya saja melainkan juga seluruh umat manusia. Semua manusia telah terpisah dari kehidupan Tuhan. Mengapa? Karena semua manusia berada DI DALAM ADAM.
b. Membawa Umat Manusia ke dalam Kerajaan Kegelapan
Ketika Adam memberontak terhadap Tuhan, ia telah memihak kepada setan (pemberontak yang pertama itu). Dia telah masuk ke dalam kerajaan kegelapan, yang mana setan adalah pemerintahnya. Oleh karena itu, Adam berada di bawah kuasa setan. Karena Adam adalah kepala dari umat manusia, maka dia telah membawa semua umat manusia ke dalam kerajaan kegelapan. Jadi semua manusia keturunan Adam berada dalam kerajaan kegelapan.
c. Mengakibatkan Umat Manusia Berdosa
Ketika Adam pertama diciptakan Tuhan, Adam adalah manusia yang mengutamakan Tuhan. Ia mengasihi Tuhan dan ingin melakukan kehendak-Nya. Tuhan adalah Raja yang bertakhta di hatinya. Namun ketika Adam berdosa, perubahan terjadi dalam hatinya. Ia sekarang lebih mengutamakan dan melakukan kehendak dirinya sendiri daripada mengasihi dan melakukan kehendak Tuhan. Tuhan tidak lagi memerintah sebagai Raja dalam hatinya. Adam sekarang memiliki sifat dosa.
Sifat dosa dan sikap mementingkan diri sendiri ini kemudian diturunkannya kepada anak-anaknya. Alkitab mengatakan bahwa Adam mempunyai seorang anak laki-laki "menurut gambar dan rupanya" (Kej 5:3). Adam sendiri diciptakan menurut gambar dan rupa Tuhan namun ia telah melahirkan anak yang menuruti gambar dan rupanya yang berdosa. Pembunuhan yang dilakukan Kain terhadap adiknya menunjukkan bahwa sifat dosa telah berkuasa pada keturunan Adam dan Hawa.
Akibat atau pengaruh dosa Adam ini tidak hanya berlaku terhadap anak-anak Adam saja. Adam adalah kepada seluruh umat manusia. Ia telah menurunkan sifatnya yang berdosa itu kepada seluruh umat manusia. Ketidaktaatan Adam telah menyebabkan seluruh umat manusia berdosa. Roma 5:19 mengatakan: "Oleh ketidaktaatan satu orang, semua orang telah menjadi berdosa."
d. Membawa Semua Manusia Berada Di Bawah Kuasa Dosa
Oleh karena manusia sudah berdosa, maka mereka berada di bawah kuasa dosa. Yohanes 8:34 mengatakan: "Setiap orang berbuat dosa, adalah hamba dosa."
Di dalam kerajaan kegelapan, dosa memerintah sebagai raja dan semua manusia yang berada di dalamnya berada di bawah kuasa dosa.
e. Membawa Kematian dan Hukuman Kepada Seluruh Umat Manusia
Dosa masuk ke dalam dunia melalui satu orang yaitu Adam dan kematian terjadi sebagai akibat dosa itu. Alkitab mengatakan: ‘Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia melalui satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa. Roma 5:12 Setelah kematian akan datang hukuman. Setiap orang yang belum diselamatkan akan dihakimi dosa-dosanya.
Alkitab mengatakan, "Dan sama seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja dan sesudah itu dihakimi."( Ibrani 9:27).
Setiap orang yang BERADA DI DALAM ADAM adalah bersalah di hadapan Tuhan. Ada orang berpikir bahwa mereka akan diterima oleh Tuhan sebagaimana keadaan mereka. Pikiran Tuhan tidaklah demikian. Tuhan mengatakan sebaliknya. Ia mengetahui isi hati manusia. Mengenai semua manusia keturunan Adam, Tuhan berkata dalam FirmanNya: "Tidak ada yang benar, seorangpun tidak. Tidak seorangpun yang berakal budi, tidak ada seorangpun yang mencari Tuhan. Semua orang telah melanggar, mereka semua tidak berguna. Tidak ada yang berbuat baik, seorangpun tidak. Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Tuhan." (Roma 3:10-12, 23).
Sekarang baru kita mengetahui mengapa Alkitab mengatakan, "Kamu harus dilahirkan kembali…." yaitu Karena setiap orang telah dilahirkan sebagai manusia yang berdosa dan berada di bawah hukuman Tuhan.

--

Kejatuhan Manusia

Adam diciptakan menurut gambar dan rupa Tuhan. Ketika Adam diciptakan, ia dalam keadaan tak berdosa. Sifatnya adalah suci. Namun demikian Adam dapat berbuat dosa karena ia memiliki kehendak bebas. Ia bebas memilih untuk taat kepada Tuhan atau tidak mentaati-Nya.
1. Larangan Tuhan kepada Adam di Taman Eden
Setelah Tuhan menciptakan Adam dan Hawa, Tuhan menempatkan mereka di sebuah taman yang indah yaituTaman Eden. Adam diberi tanggung jawab untuk memelihara Taman Eden. Ada banyak jenis pohon di taman itu namun ada pohon yang berbeda dari semua pohon yang lain, yaitu “pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat.”
Adam dan Hawa diperbolehkan makan semua buah dari pohon di taman itu, kecuali buah dari “pohon pengetahuan baik dan jahat.” Tuhan dengan tegas melarang mereka agar tidak memakan buah dari pohon tersebut dan memberi peringatan kepada mereka.
Dalam Kej. 2:17, Tuhan berkata kepada Adam: “Semua pohon dalam taman ini boleh kau makan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kau makan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati.”
2. Setan memperdaya Hawa
Pada suatu hari, sesuatu yang tidak diinginkan terjadi! setan dalam bentuk ular, masuk ke taman tersebut dan mulai bercakap-cakap dengan Hawa.
Ia kemudian bertanya kepadanya, “Tentulah Tuhan berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?” (Kej. 3:1). Pertanyaan ini kedengarannya tidak berbahaya namun setan mempunyai maksud yang jahat yaitu menipu Hawa agar ia melanggar perintah Tuhan.
Hawa menjawab, “Buah pohon yang ada di dalam taman ini boleh kami makan, tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Tuhan berfirman: Jangan kamu makan ataupun menyentuh buah itu, nanti kamu mati.” (Kejadian 3:2,3).
Setan berkata, “Sekali-kali kamu tidak akan mati, tetapi Tuhan mengetahui, bahwa pada waktu kamu makan mata kamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Tuhan, tahu tentang yang baik dan jahat.” Kejadian 3:4, 5.
Perkataan setan bukan saja bertentangan dengan perkataan Tuhan, melainkan memberi kesan bahwa Tuhan menyembunyikan sesuatu yang baik terhadap Adam dan Hawa. Setan mengatakan kepada Hawa bahwa dengan memakan buah itu ia dan suaminya akan menjadi seperti Tuhan.
Hawa harus mengambil keputusan. Tuhan telah mengatakan, “Pastilah engkau mati.” Namun sekarang setan berkata “Kamu tidak akan mati.” Hawa harus memilih siapa yang akan dipercayainya - Tuhan atau setan. Hawa memandang buah itu dan berpikir tentang apa yang telah dikatakan oleh setan. Kemudian ia mengambil keputusan yaitu mengambil buah itu dan memakannya. Hawa telah memilih untuk percaya kepada setan!
3. Setan menjerumuskan Adam ke dalam dosa
Rencana setan telah berhasil memperdaya Hawa karena ternyata ia lebih mempercayai perkataan setan dari pada perkataan Tuhan! Ia telah ditipu untuk mempercayai dusta.
Mengapa Hawa tertipu ? Ia tertipu karena ia tidak percaya kepada Firman Tuhan. Kitapun akan tertipu apabila kita tidak mempercayai apa yang dikatakan Tuhan.
Namun rencana jahat setan tidak berakhir di situ saja. Setan juga merencanakan untuk menjatuhkan Adam ke dalam dosa. Kali ini, setan tidak berbicara langsung kepada Adam melainkan ia menggunakan Hawa untuk membujuk Adam agar ia pun melanggar perintah Tuhan. Hawa memberikan buah itu kepada Adam. Hawa pasti memberitahukan kepada Adam tentang perkataan setan bahwa mereka akan memperoleh kuasa yang luar biasa jika memakan buah tersebut.
Nah, Adam pun harus memilih. Ia tahu apa yang Tuhan telah katakan. Tuhan telah memberitahunya dengan jelas bahwa akibat dari memakan buah itu adalah kematian - bukannya mendapat kuasa.
Apakah Adam tertipu karena apa yang telah dikatakan setan kepada Hawa? Tidak! Ia telah mengetahui apa yang akan terjadi. Namun demikian, ia tetap mengambil buah itu dan memakannya.
Demikianlah ia jatuh ke dalam dosa! Apakah sebenarnya dosa yang dilakukan Adam? Dosanya adalah ketidaktaatan. Ia tidak mentaati perintah Tuhan. Ia menuruti kehendaknya sendiri daripada menuruti kehendak Tuhan. Dengan berbuat demikian, Adam telah memberontak terhadap Penciptanya dan menuruti setan, si pemberontak pertama itu.
4. Akibat dosa Adam dan Hawa
a. Kematian Rohani
Akibat langsung dari ketidaktaatan Adam ialah kematian! Kematian yang bagaimana? Kematian yang dimaksud adalah kematian rohani.
Kita tahu tubuh Adam tidak langsung mati pada saat itu. Ia masih hidup untuk beberapa ratus tahun lagi
setelah ia melanggar perintah Tuhan. Di dalam Alkitab, kematian selalu berarti perpisahan.
Dalam kematian jasmani roh berpisah dari tubuh, namun apakah yang dimaksud dengan kematian rohani ? Kematian rohani adalah perpisahan Roh Tuhan dari roh manusia.
Apabila kehidupan kita berpisah dari kehidupan Tuhan, itu berarti kita telah mati secara rohani. Inilah yang terjadi kepada Adam dan Hawa ketika mereka berdosa kepada Tuhan. Roh mereka berpisah dari Roh Tuhan. Mereka telah mati secara rohani.
Hal pertama yang disadari oleh Adam dan Hawa ketika mereka berdosa adalah mereka telanjang. Kejadian 3:7 mengatakan,”… dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang, lalu mereka menyemat dauh pohon ara dan membuat cawat.”
Mengapakah Adam dan Hawa tidak perlu berpakaian sebelumnya? Karena sebelum itu pakaian mereka adalah cahaya kemuliaan Tuhan.
Nah, setelah dosa masuk ke dalam kehidupan mereka, mereka terpisah dari Tuhan dan kemuliaan-Nya meninggalkan mereka. Adam dan Hawa menjadi orang-orang yang berdosa.
b. Rasa Malu dan Bersalah
Setelah jatuh dalam dosa, Tuhan datang dan mencari Adam dan Hawa, namun mereka tidak ingin bertemu dengan Tuhan.
Mereka diliputi rasa bersalah, malu dan takut. Mereka menyembunyikan diri di celah- celah pepohonan di taman itu. Namun tak ada seorangpun yang dapat menyembunyikan diri dari Tuhan. Tuhan yang kudus dan benar tidak dapat membiarkan dosa mereka. Ia tidak dapat berpura-pura seolah- olah tidak ada sesuatu yang terjadi. Tuhan memanggil Adam dan Hawa datang kepada-Nya. Kejadian 3:8-9
c. Hawa Harus Melahirkan Keturunan Dengan Kesakitan
Kej. 3:16 mengatakan: “Firman Tuhan kepada perempuan itu: “Susah payahmu waktu mengandung akan Kubuat sangat banyak, dengan kesakitan engkau akan melahirkan anakmu….”
d. Mencari Nafkah Dengan Susah Payah

Sebagai akibat bumi dikutuk Tuhan, maka Adam harus mencari nafkah dengan susah payah. Kej. 3:17-19 mengatakan:“…maka terkutuklah tanah karena engkau, dengan bersusah engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu ….”
e. Diusir dari Taman Eden
Selain berbagai hukuman tersebut di atas, mereka juga diusir oleh Tuhan dari taman Eden. Kej. 3:23 mengatakan: “Lalu Tuhan Allah mengusir dia dari taman Eden supaya ia mengusahakan tanah dari mana ia diambil.”
5. Hukuman kepada ular

Hukuman tidak hanya diberikan kepada Adam dan Hawa, tetapi juga kepada ular. Kej. 3:14 mengatakan: “Karena engkau berbuat demikian, terkutuklah engkau diantara segala ternak dan diantara segala binatang, dengan perutmulah engkau akan menjalar dan debu tanahlah akan kau makan seumur hidupmu.”
6. Janji penebusan Tuhan kepada manusia
Tuhan adalah kudus. Ia tidak dapat membiarkan dosa. Adam dan Hawa telah berdosa, karena itu mereka diusir keluar dari Taman Eden.
Dosa selalu memisahkan manusia dengan Tuhan. Walaupun manusia telah melanggar perintah Tuhan, Ia tetap mengasihi manusia ciptaan-Nya. Ia mempunyai rencana yang indah untuk manusia, yaitu dengan memberikan janji keselamatan kepadanya.
Kej. 3:15 menjelaskan hal itu: “Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau (iblis) dengan perempuan ini (Hawa), antara keturunanmu dengan keturunannya; keturunannya (Juru selamat yang akan datang) akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya.”
Itulah yang telah digenapi Kristus ketika Ia mati di kayu salib dan bangkit dari kubur. Ketika mati di kayu salib tumit-Nya telah diremukkan dan ketika Ia bangkit dari kematian kepala iblis, yaitu sengat maut telah dikalahkan.
7. Cara Tuhan memenuhi kebutuhan manusia
Setelah jatuh dalam dosa, Adam dan Hawa diliputi rasa malu, takut dan kedapatan telanjang sehingga mereka membuat cawat dari daun pohon ara dan menyembunyikan diri dari Tuhan di antara pepohonan di taman Eden Kej. 3:7-10.
Kej. 3:21 mengatakan Tuhan membuat pakaian dari kulit binatang untuk manusia dan istrinya dan mengenakannya kepada mereka.
Dari ayat tersebut kita mungkin bertanya. Mengapa Tuhan harus menyembelih binatang yang tidak bersalah dan mengambil kulitnya untuk membuatkan pakaian bagi manusia yang telah jatuh dalam dosa? Bukankah sudah cukup Adam dan Hawa menutupi kemaluannya dengan pakaian yang terbuat dari daun pohon ara?
Sebenarnya Tuhan ingin mengajar mereka bahwa, “….tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan dosa.” Ibrani 9:22
Tuhan telah menyediakan jalan bagi Adam dan Hawa serta keturunan mereka untuk kembali dapat bersekutu dengan Tuhan. Sejak saat itu sampai Yesus datang sebagai Juruselamat, manusia harus mempersembahkan anak domba yang tidak bersalah sebagai korban penebus dosa.
Tuhan menerima persembahan korban binatang itu karena mereka yang mempersembahkannya memandang ke depan dengan iman kepada Yesus Kristus yang akan datang.

--

Perenungan Firman

Oleh: Open Heaven Minsitries-Jakarta
“Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna. Berdasarkan kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku, aku berkata kepada setiap orang di antara kamu: Janganlah kamu memikirkan hal-hal yang lebih tinggi dari pada yang patut kamu pikirkan, tetapi hendaklah kamu berpikir begitu rupa, sehingga kamu menguasai diri menurut ukuran iman, yang dikaruniakan Allah kepada kamu masing-masing” (Roma 12:1-3)
Ketika Paulus berkata: “Persembahkanlah tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan berkenan kepada Allah…”, ia ingin memberikan penegasan bahwa itulah sebetulnya tujuan yang Tuhan ingin kita capai pada hari-hari ini, yaitu: Kristus bisa dengan leluasa memanifestasikan diri lewat hidup kita. Ingat, dalam dunia yang nyata ini, Tuhan yang adalah roh, tidak akan pernah bisa memanifestasikan diriNYA tanpa ada tubuh manusia yang dipersembahkan kepada Dia.
Masalahnya, untuk Kristus dapat dimanifestasikan secara sempurna, kita membutuhkan pembaharuan akal budi, karena tanpa kita mengalami pembaharuan akal budi, kita akan mengalami kesulitan untuk dapat memahami Firman yang Tuhan berikan. Inilah yang seringkali menjadi masalah terbesar dalam hidup orang percaya, karena konsep pikir dan gaya hidup yang sudah terlanjur terbangun dalam hidup kita adalah konsep pikir dan gaya hidup yang merupakan produk dari lingkungan di mana kita dibesarkan.
Di sinilah pentingnya proses perenungan Firman, karena ketika kita melakukan perenungan Firman, kita seperti sedang merombak dan menyelaraskan apa yang selama ini dibentuk oleh lingkungan dan keluarga dalam hidup kita, yang belum tentu berjalan dalam kebenaran sepenuhnya. Dengan demikian, ketika Tuhan berbicara kepada kita, kita tidak akan pernah mengalami “benturan” lagi; kita tidak akan mengalami kesulitan untuk mempercayai apa yang Tuhan Firmankan tersebut.
Tanpa kita mengubah konsep pikir kita, meskipun kita sudah mengalami pertobatan untuk sekian waktu lamanya, itu berarti musuh masih memegang kendali dalam hidup kita. Selama kita tidak memperbaharui akal budi kita, apa yang kita dengar dan pelajari dari FirmanNYA bisa menjadi sebuah batu sandungan bagi kita, karena masih selalu sulit untuk kita pahami, dan seakan-akan apa yang Tuhan katakan tersebut jauh dari realita hidup kita. Sebaliknya, dengan kita mengalami pembaharuan akal budi, kita pasti akan bisa menanggulangi setiap hambatan, halangan, serangan dan tipu daya dari si jahat.
Selain itu, tanpa kita mengubah konsep pikir kita, mustahil kita dapat memperkenan hati Tuhan, karena Alkitab jelas berkata, “Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh” (Roma 8:5). Dengan kata lain, apakah kita akan memiliki hidup yang memperkenan Tuhan atau tidak ditentukan oleh apa yang ada dalam pikiran kita. Ketika kita mengalami pembaharuan akal budi, kita hanya memikirkan hal-hal yang Tuhan Firmankan, kita pasti akan hidup di dalam takaran iman yang Tuhan sediakan bagi kita. Dan ketika kita mulai hidup dalam takaran iman, kita pasti akan melihat apa yang kita percayai, itulah yang terjadi atas kita.
Karena itu, belajarlah untuk terus merenungkan Firman; pergunakan setiap Firman yang kita miliki untuk mengubah konsep pikir kita. Untuk dapat mengganti konsep pikir manusiawi yang kita miliki dengan hikmat Allah, dibutuhkan sebuah tindakan aktif dan ketekunan.
Ada tiga langkah dalam melakukan perenungan Firman: Menghafalkan, Mengimajinasikan dan Membuat perencanaan. Cara yang paling mudah untuk menghafalkan Firman adalah dengan memperkatakannya berkali-kali sambil kita membayangkannya. Ketika Alkitab berkata, “…berubahlah oleh pembaharuan budimu…”, kata “berubah” di sini ditulis dalam bahasa Yunani “metamorfo”. Dalam kamus biologi, kata “metamorfosis” sering dipakai dalam proses regenerasi seekor kupu-kupu; mulai dari ketika seekor kupu-kupu bertelur, lalu menetas menjadi seekor ulat, dan berubah menjadi kepompong. Ketika kepompong tersebut mulai matang dan dari kepompong itu akan keluar seekor kupu-kupu, ada sebuah proses yang membutuhkan usaha keras dari kepompong tersebut untuk menyeruak keluar. Sayap kupu-kupu pada waktu masih di dalam kepompong masih basah dan lemah, tapi ketika si kupu-kupu terus mendesak keluar dari kepompong yang selama ini melindunginya dari bahaya ancaman yang ada, maka sayap-sayap tersebut mulai menjadi kuat. Usaha manusia untuk menolong kupu-kupu tersebut keluar dari kepompong, justru akan dapat membunuh kupu-kupu tersebut.
Hal yang sama juga terjadi dalam hidup kekristenan kita. Jika kita ingin betul-betul keluar dari kepompong kemanusiawian kita, kita tidak bisa mengandalkan orang lain untuk melakukannya bagi kita; kitalah yang harus bertindak sendiri. Ketika kita mulai menghafalkan, mengimajinasikan Firman yang kita terima, semua konsep pikir manusiawi yang lama yang selama ini mengkungkung kita akan bisa kita singkirkan. Dan semakin kita memperkatakan Firman tersebut berkali-kali, pemahaman atas Firman itupun akan mulai turun atas kita. Seiring dengan pemahaman itu, iman akan mulai timbul dalam hati kita; kita mulai menyadari kondisi kita saat ini dibandingkan dengan yang seharusnya, seperti yang Ia sudah Firmankan.
Ketika kita terus melakukan proses perenungan Firman, bersamaan dengan terbukanya pemahaman kita dan datangnya takaran iman, keantusiasan pun akan mulai muncul. Akan tetapi, seiring dengan kita melakukan perenungan Firman, seringkali segala bentuk benteng-benteng dan kubu-kubu keangkuhan manusia akan mulai mencoba untuk menghalang-halangi kita, dengan cara membuat kita tidak memahami Firman tersebut. Hal itu disebabkan karena dengan kita tidak memahami Firman, kita bisa dengan mudah menolak Firman itu. Cara untuk membuat kita tidak bisa memahami Firman yang kita terima adalah dengan memunculkan berbagai jenis pertanyaan dalam pikiran kita. Itulah strategi yang dipakai musuh untuk mengalihkan perhatian kita.
Yang harus kita lakukan adalah, acuhkan berbagai pertanyaan yang muncul dan terus renungkan Firman itu. Pada waktu kita melakukan perenungan Firman dan pemahaman mulai datang dalam hidup kita, pada saat itulah kita akan mulai bisa melihat keberadaan kita yang sekarang dibandingkan dengan keberadaan kita yang seharusnya seperti yang Tuhan sudah tetapkan. Dengan demikian, kita bisa mulai membuat langkah-langkah perencanaan sehingga kita dapat mencapai Firman tersebut.
Itu sebabnya, bagian ketiga dari merenungkan Firman, yaitu: membuat perencanaan, tidak akan terjadi dalam waktu seketika, karena kita hanya bisa membuat perencanaan setelah kita memahami Firman tersebut. Karena itu, teruslah belajar memfokuskan dirimu untuk merenungkan Firman dan engkau pasti akan melihat bagaimana Tuhan membuat hidupmu memunculkan dampak dan hasil yang nyata.
Tugas yang harus Anda lakukan ketika melakukan perenungan Firman:
a) Tuliskan setiap prinsip Firman yang Anda terima dan dengan tekun lakukan proses perenungan.
b) Tanggulangi segala bentuk kubu-kubu dan benteng musuh yang masih ada dalam pikiran Anda, dengan terus memperkatakan dan mengimajinasikan Firman.
c) Lakukan perencanaan dan bentuk langkah-langkah konkret sehingga terjadi peningkatan dalam kualitas hidupmu.
d) Terus lakukan proses perenungan Firman dengan penuh ketekunan dan sukacita.

--

Membangun Keharmonisan Keluarga

Oleh: Open Heaven Minsitries-Jakarta
Sejak awal, Tuhan menghendaki agar setiap keluarga dapat melangkah memasuki rencanaNYA. Tuhan tidak menghendaki dalam satu keluarga hanya ada sebagian orang yang masuk dalam pelayanan, tetapi Dia menghendaki setiap anggota keluarga yang ada dapat melayani Dia bersama-sama sebagai satu tim.
“Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa! Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu. Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun. Haruslah juga engkau mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu, dan haruslah engkau menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu” (Ulangan 6:4-9)
Dalam Ulangan 6 di atas Tuhan memberikan perintah kepada orang Israel: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu.” Selanjutnya Tuhan juga memerintahkan bahwa dimensi kasih yang kita miliki sebagai pasangan suami isteri dan sebagai orang tua harus mulai ditularkan kepada anak-anak kita. Adalah kewajiban setiap orang tua untuk mereka menularkan iman dan kesungguhannya kepada anak-anak mereka. Bahkan Alkitab menuliskannya dengan lebih ekstrim, bahwa setiap anak harus dibekali dengan firman [diikatkan pada tangan dan menjadi lambang di dahi].
Tujuannya adalah agar si anak memiliki sebuah kebiasaan yang baru, yaitu merenungkan firman setiap kali ada waktu senggang. Dengan demikian, mereka bisa mulai meleburkan diri mereka dalam dimensi iman, kehidupan roh, dan pemahaman firman yang sama seperti yang dimiliki oleh orang tua mereka. Dengan kata lain, orang tua adalah teladan bagi anak-anak mereka.
Karena itu tidak ada alternatif lain, Tuhan menghendaki agar setiap kita sebagai individu yang ada dalam sebuah keluarga memastikan bahwa semua anggota keluarga kita masuk dalam rencana Tuhan, melayani Tuhan, dan hidup hanya bagi Tuhan. Untuk itu, saya mengajak Anda untuk bersama-sama merenungkan, dalam hubungan suami isteri, Alkitab menegaskan bahwa ketika pasangan suami isteri bisa berfungsi seperti yang Tuhan tetapkan, maka mendidik anak akan secara otomatis menjadi lebih mudah. Demikian pula jika pasangan suami isteri bisa bersikap seperti yang seharusnya, anugerah Tuhan pun pasti akan melimpah dalam hidup keluarga mereka.
“Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan, karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh. Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah isteri kepada suami dalam segala sesuatu. Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diriNYA baginya untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman, supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diriNYA dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela. Demikian juga suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri. Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat, karena kita adalah anggota tubuhNYA. Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Rahasia ini besar, tetapi yang aku maksudkan ialah hubungan Kristus dan jemaat. Bagaimanapun juga, bagi kamu masing-masing berlaku: kasihilah isterimu seperti dirimu sendiri dan isteri hendaklah menghormati suaminya (Efesus 5:22-33)
Dalam Efesus 5 ayat 22-24, yang disebut terlebih dahulu adalah isteri. Saya mendapati bahwa perempuan lebih terbuka kepada Tuhan dan pekerjaan RohNYA, itu sebabnya Tuhan berbicara lebih dulu kepada para isteri. Ketika seorang isteri memiliki kesalehan dan keilahian dalam hidupnya, akan jauh lebih mudah baginya untuk dapat memenangkan suaminya. Selanjutnya, ayat 25-31 adalah arahan Tuhan bagi pria/suami. Seorang pria harus belajar untuk memanifestasikan Kristus dalam kehidupan sehari-harinya – seorang suami harus memanfestasikan Kristus kepada isterinya dan seorang ayah harus memanfestasikan Kristus kepada anak-anaknya.
Kehidupan berumah tangga harus selalu dihiasi dengan pujian, sanjungan dan ekspresi rasa sayang, karena itulah yang akan mempererat hubungan dan komunikasi suami isteri. Yang seringkali menjadi masalah, tanpa kita sadari, setelah sekian tahun kita ada dalam pernikahan, yang banyak terjadi adalah kita bukan lagi saling menguatkan dan saling menghibur melainkan saling melukai. Karena itu, dalam kesempatan kali ini kita akan mengenali apa saja hal-hal atau tindakan-tindakan yang dapat membuat pasangan kita terluka sehingga kita dapat menghindarinya. Dengan demikian, hubungan yang ada akan menjadi lebih indah dan harmonis.
Tindakan-tindakan seorang suami yang tanpa sadar dapat membuat isterinya terluka:
1. Seorang suami akan melukai isterinya, ketika ia tidak lagi memperhatikan isterinya. Semakin lama pasangan suami isteri berumah tangga, seharusnyalah mereka semakin memahami pasangannya. Ketika sang isteri menunjukkan roman muka tertentu, suami harus bisa dengan cepat menangkap maksud dari isterinya dan menanggapinya. Sesungguhnya, hukum tabur tuai juga berlaku dalam hubungan suami isteri; ketika kita menunjukkan [menaburkan] perhatian kepada pasangan kita, pada waktu kita membutuhkan perhatian, kitapun akan menuai perhatian dari pasangan kita itu. Sebaliknya, jika kita tidak pernah menabur, kita tidak akan pernah menuai.
2. Seorang suami akan melukai isterinya apabila ia bersikap tidak sabar terhadap isterinya. Kesabaran sang suami akan menolong isterinya dalam mengeksplorasi dirinya dan meningkatkan kapasitasnya.
3. Seorang suami akan melukai isterinya apabila ia.tidak memberi kesempatan kepada isterinya untuk mengemukakan pendapatnya. Pastikanlah bahwa sebagai pasangan suami isteri, pengambilan keputusan apapun, khususnya keputusan yang besar, selalu melewati sebuah proses diskusi. Jika pasangan suami isteri tidak memiliki jalur komunikasi yang baik, diskusi yang dilakukan seringkali akan berakhir dengan pertengkaran. Karena itu, bangunlah komunikasi yang baik dengan pasangan kita sehingga setiap kali kita akan mengambil suatu keputusan, kita memiliki seorang rekan diskusi yang akan dapat menolong kita mengambil keputusan yang terbaik. Bahkan jika isteri Anda bukan orang yang bisa berdiskusi, latihlah agar ia dapat mengembangkan kapasitasnya dalam berdiskusi dan kemampuan untuk berpikir panjang.
Di sisi yang lain, seorang isteri juga perlu belajar memahami apa yang menjadi seluk beluk pekerjaan suaminya. Dengan demikian, ketika ada masalah yang terjadi dalam pekerjaan sang suami, sang suami akan menemukan orang yang tepat untuk diajak berdiskusi. Karena tanpa kemampuan berdikusi, pasangan suami isteri tidak akan pernah bisa memiliki nilai-nilai yang sama. Ingat, dalam diskusi tidak ada yang menang atau kalah, karena kekalahan suami berarti juga kekalahan isteri dan kemenangan suami juga berarti kemenangan isteri, dan sebaliknya, karena kita bukan lagi dua tetapi satu.
4. Seorang suami akan melukai isterinya apabila ia memuji wanita lain atau lebih memperhatikan wanita lain dari pada isterinya. Sebagai suami, jangan pernah membandingkan isteri kita dengan perempuan lain, karena hal itu akan sangat melukainya. Terimalah pasangan kita apa adanya dan belajarlah untuk memuji pasangan kita itu, karena semakin kita memuji pasangan kita lebih dari pada yang lain, sesungguhnya kita sedang membuat kedekatan dengan pasangan kita semakin lekat lagi. Ingat, setetes madu lebih mudah menarik lebah untuk datang dari pada satu tong racun. Satu pujian bagi pasangan kita akan mendekatkan kita lebih lagi dengan pasangan kita.
5. Seorang suami akan melukai isterinya apabila ia bersikap kasar terhadap isterinya. Sekuat-kuatnya seorang wanita, ia tetap lebih lemah dari pada seorang pria. Karena itu, belajarlah untuk selalu bersikap lembut kepada isteri kita.
6. Seorang suami akan melukai isterinya jika ia tidak lagi menunjukkan kemesraan. Bahkan ketika sebagai suami isteri kita menunjukkan kemesraan di hadapan anak-anak kita, kemesraan yang mereka lihat tersebut akan memberikan rasa bangga tersendiri terhadap orangtua mereka dalam diri mereka, oleh karena mereka melihat keharmonisan ayah dan ibunya.
7. Seorang suami akan melukai isterinya jika ia bersikap baik kepada isterinya hanya ketika ingin melakukan hubungan seksual.
8. Seorang suami akan melukai isterinya jika ia tidak menjadikan isteri dan anak-anaknya prioritas yang utama. Saya mendorong Anda, jangan menempatkan prioritas kerja lebih tinggi dari pada prioritas keluarga. Seorang isteri dan anak-anak akan lebih menginginkan kehadiran suami dan ayah mereka dari pada uang Anda dan pemenuhan kebutuhan dari Anda. Seharusnyalah seorang isteri memiliki keleluasaan untuk menikmati keberadaan Anda sebagai seorang suami, dan anak-anak Anda menikmati keberadaan Anda sebagai seorang ayah.
9. Seorang suami akan melukai isterinya apabila ia memakai uang seenaknya atau tanpa pertimbangan.
10. Seorang suami akan melukai isterinya apabila ia menyeleweng atau melakukan perselingkuhan. Untuk menghindari perselingkuhan, pastikan tidak ada orang lain yang lebih dekat dengan kita selain pasangan kita dan tidak ada orang lain [khususnya wanita lain] yang lebih kita kagumi selain pasangan kita.
Tindakan-tindakan seorang isteri yang tanpa sadar dapat membuat suaminya terluka:
1. Seorang isteri akan melukai suaminya apabila ia terlalu sering atau selalu mengungkit kesalahan suaminy di masa lalu. Sekali kita memutuskan untuk mengampuni kesalahan suami kita, pastikanlah kita juga membuang ingatan kita tentang kesalahan itu, sehingga bahkan jika suami kita mengulangi kesalahan yang sama di kemudian hari, kita tetap tidak akan mengungkit-ungkit atau mengait-ngaitkannya dengan kesalahannya di masa lalu.
2. Seorang isteri akan melukai suaminya jika ia mengabaikan tugas dan tanggung jawabnya dalam mengurus rumah. Sesibuk apapun Anda, sebagai isteri, Anda harus selalu memastikan bahwa segala urusan rumah tangga beres dan terselesaikan dengan baik.
3. Seorang isteri akan melukai suaminya apabila ia tidak mengatakan pengharapannya dengan jelas. Kadangkala, seorang wanita berharap agar apa yang ia inginkan dapat langsung diketahui oleh suaminya tanpa ia harus mengucapkannya. Karena itu saya mendorong para isteri, belajarlah untuk mengutarakan apa yang menjadi pengharapan dan keinginan Anda.
4. Seorang isteri akan melukai suaminya jika ia menolak kepemimpinan suaminya. Tidak sedikit kaum pria yang merasa hebat, namun sebenarnya memiliki konsep pikir yang cupet; sebaliknya, ada cukup banyak kaum wanita yang memiliki kemampuan berpikir jauh ke depan. Kadangkala, keputusan yang diambil seorang suami dipandang sebagai isteri dapat merugikan, tetapi cara sang isteri menyampaikan keberatan-keberatannya itulah yang seringkali dapat melukai suaminya dan membuat suaminya merasa dilecehkan. Karena itu, cara Anda berbicara sebagai kaum wanita dan sebagai isteri haruslah bijaksana. Kalaupun Anda merasa tidak puas atau tidak setuju dengan keputusan yang diambil oleh suami Anda, cara Anda mengemukakan ketidakpuasan dan ketidaksetujuannya haruslah dengan penuh hikmat dan kelembutan.
5. Seorang isteri akan melukai suaminya jika ia tidak mau belajar mempercayai suaminya.
6. Seorang isteri akan melukai suaminya jika ia tidak belajar berterima kasih atau mensyukuri apa yang suaminya sudah lakukan bagi dirinya. Berapapun penghasilan yang diperoleh suami Anda, belajarlah untuk selalu mengucap syukur. Tanggung jawab seorang suami adalah memenuhi kebutuhan keluarganya, tapi pada saat yang sama, tanggung jawab seorang isteri adalah mengelola berapapun uang yang diterima dari suaminya agar tidak pernah kurang dan justru ada lebihnya. Karena itu, milikilah prioritas dalam pengeluaran dan kemampuan untuk mengalokasikan berkat yang Anda terima lewat suami Anda, karena kita semua tahu bahwa Tuhan tidak pernah terlambat dan tidak pernah kurang dalam memberkati.
7. Seorang isteri akan melukai suaminya jika ia membiarkan anak-anaknya bersikap kurang ajar terhadap ayahnya sendiri. Sebagai isteri, sadarilah bahwa Anda bukan lagi dua tetapi satu. Karena itu, jangan ijinkan anak-anak bersikap kurang ajar terhadap ayahnya. Sekalipun jika pasangan Anda bukan orang yang pantas untuk dihargai, di mata anak-anak Anda tetap harus menunjukkan rasa hormat Anda. Ketika anak-anak melihat ibu mereka menunjukkan penghargaan kepada ayah mereka, merekapun akan belajar untuk menghargai Anda dan pasangan Anda sebagai orang tua mereka.
8. Seorang isteri akan melukai suaminya jika ia menjelek-jelekkan atau merendahkan suaminya di depan orang banyak. Jangan pernah menceritakan rahasia keluarga kita kepada orang lain, khususnya apa yang menjadi kelemahan dan kekurangan pasangan kita.
9. Seorang isteri akan melukai suaminya jika ia menjadi terlalu cerewet. Ketika kita memasuki kehidupan berumah tangga, ingatlah bahwa hukum pertama dalam berkomunikasi adalah: untuk kita bisa berkomunikasi dengan baik, pertama-tama kita juga harus menjadi pendengar yang baik. Sebagai isteri, belajarlah untuk menempati posisi kita dengan sepatutnya. Jika tiba waktunya suami kita berbicara, ijinkan suami kita menyelesaikan pembicaraan tersebut sampai tuntas.
10. Seorang isteri akan melukai suaminya jika ia tidak belajar memahami keberadaan suaminya. Jangan pernah melukai pasangan kita dengan hal-hal yang tidak sepatutnya tapi belajarlah untuk memberikan dukungan kepada pasangan kita bukan dengan kata-kata yang negatif tapi positif. Ketika anak-anak mengamati hal-hal positif yang kita lakukan sebagai pasangan suami isteri, merekapun akan bertumbuh sebagai anak-anak yang normal dan sehat jiwanya. Sebagai akibatnya, merekapun akan bisa mewarisi iman, kerinduan, dan kesungguhan terhadap Tuhan yang Anda miliki sebagai suami isteri. Ketika masing-masing kita sebagai pasangan suami isteri menjalankan peranan dan fungsi kita dengan sepatutnya, anak-anak kita akan dapat meneladani hidup kita dan mensyukuri keberadaan kita.

--

Tahun Ayin Aleph (1)

Oleh: Pdt.Niko Njotorahardjo-Jakarta
Bulan September adalah bulan yang istimewa karena:
1. Pada tanggal 4 September Gereja kita berulang tahun yang ke-22, artinya selama 22 tahun Tuhan telah memelihara Gereja ini. Dari hanya 1 tempat yang kini menjadi Jemaat Induk, kemudian kita menyebar kemana-mana, baik diIndonesia maupun luar negeri dan Tuhan memelihara secara luar biasa.
22 tahun yang lalu tanggal 4 September merupakan Hari Minggu. Tahun ini tanggal 4 September jatuh pada hari Sabtu, tetapi tahun depan, pada usia yang ke 23, tanggal 4 September akan kembali jatuh pada Hari Minggu kembali. Dan luar biasa Tuhan memberikan ayat dari Yesaya 22:22, ”Aku akan menaruh kunci rumah Daud ke atas bahunya: apabila ia membuka, tidak ada yang dapat menutup; apabila ia menutup, tidak ada yang dapat membuka.”
Tuhan memberikan pesan ini kepada Gereja-Nya, yaitu Saudara dan saya. Dan saya tahu bahwa kuasa yang Tuhan berikan itu akan lebih nyata dan lebih luar biasa yang mana semuanya adalah untuk lebih menyatakan kemuliaan Tuhan di Indonesia dan di bangsa-bangsa; melalui kita semua. Haleluya!
Dari ayat yang kita baca tadi, saya ingat salah satu yang telah terjadi adalah tentang KKR ‘Healing’ di mana banyak dari tempat-tempat berlangsungnya KKR tersebut; sebelumnya tidak memperbolehkan KKR di lapangan-lapangan terbuka, tetapi kepada kita diberikan oleh Tuhan untuk bisa melakukan hal ini. Hari-hari ini Tuhan sedang membukakan sesuatu yang sebelumnya tidak mungkin bisa terjadi, tetapi hari-hari ini terjadi, karena perkenanan Tuhan sedang turun atasIndonesia.
2. Pada tanggal 8 September setelah jam 6 sore kalender orang Yahudi akan beralih dari tahun 5770 yang disebut denganTahun Ayin ke tahun 5771 yang disebut dengan Tahun Ayin Aleph. Ayin berarti 70 sedangkan Aleph berarti 1.
Tuhan selalu berbicara kepada kita melalui tahun-tahun orang Yahudi yang secara luar biasa mengandung tuntunanNya kepada kita. Saya pernah mendengar ada seseorang yang berkata: “Pak Niko itu mengapa ya? Dari angka-angka diterjemahkan profetik-profetik … koq ini seperti mistik?” Saya hanya tersenyum bila mendengar yang seperti itu dan berpikir bahwa hal ini karena kurangnya pengertian akan isi Alkitab.
Sebab kalau kita pelajari, sebenarnya Alkitab terdiri atas 3 bagian, yaitu: 50% tentang sejarah umat manusia; 22% tentang petunjuk bagaimana kita harus hidup di masa kini dan bagaimana cara kita memperlakukan orang lain, dan 28% tentang nubuatan-nubuatan
Jadi kalau ada orang yang tidak terlalu mengerti atau tidak terlalu suka kepada hal-hal yang profetik/ nubuatan, itu berarti dia tidak percaya kepada 28% dari isi Alkitab. Tetapi saya percaya kita semua di sini mau menerima 100% isi dari Alkitab. Amin!
Tahun Ayin–5770
Beberapa waktu yang lalu kita sudah berbicara tentang Tahun Ayin (70) di mana huruf Ibrani Ayin itu bentuknya seperti sebuah mata: dan itu berbicara tentang mata Tuhan dan mata kita. Pada waktu itu Tuhan berbicara melalui Mazmur 32:8, “Aku hendak mengajar dan menunjukkan kepadamu jalan yang harus kautempuh; Aku hendak memberi nasihat, mata-Ku tertuju kepadamu.”
Mata Tuhan tertuju kepada kita. Dia mau mengajar dan menuntun kita serta mau memberi nasihat kepada kita, tetapi untuk itu ada syaratnya. Dan syaratnya adalah: Asalkan mata kita selalu tertuju kepada Dia. Mazmur 123:2, “Lihat, seperti mata para hamba laki-laki memandang kepada tangan tuannya, seperti mata hamba perempuan memandang kepada tangan nyonyanya, demikianlah mata kita memandang kepada TUHAN, Allah kita, sampai Ia mengasihani kita.”
Pada waktu itu, seorang hamba tidak boleh bertatapan langsung dengan wajah tuan atau nyonya-nya. Yang harus mereka lihat adalah tangannya. Jadi setiap gerakan tangan tuan atau nyonya-nya itu diikuti dan para hamba itu mengerti bahasa tangan dari tuan atau nyonya-nya tersebut. Demikian juga kita diminta oleh Tuhan untuk terus melihat kepada-Nya, untuk memiliki kepekaan ketika Dia berbicara untuk memberikan petunjuk kepada kita.
Saya ingat ketika Tuhan Yesus mengunjungi dua orang bersaudara, yaitu Marta dan Maria. Mari kita lihat bagaimana cara kedua orang ini menyambut Tuhan Yesus. Cara penyambutan Marta berbeda dengan Maria, di mana Marta sibuk sekali memasak, mungkin juga sibuk menyiapkan tempat tidur untuk Tuhan Yesus serta membersihkan rumahnya. Tetapi cara Maria menyambut Tuhan Yesus tidak demikian, ia duduk dekat kaki Tuhan Yesus dan terus mendengarkan perkataan-Nya.
Saya percaya pada waktu mendengarkan perkataan Tuhan Yesus, dia tidak menundukkan kepalanya serta hanya melihat kaki Tuhan Yesus, tetapi yang dilihatnya adalah wajah Tuhan Yesus sambil terus mencerna apa yang Tuhan Yesus katakan dan dia masukkan perkataan-Nya itu ke dalam pikiran dan hatinya untuk dilakukan.
Lama-kelamaan Marta tidak tahan melihat hal ini dan akhirnya ‘complain’ kepada Tuhan Yesus, Tetapi apa jawab Tuhan Yesus? “Marta…Marta..engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak hal, tetapi Maria, dia telah memilih bagian yang terbaik yang tidak akan diambil daripadanya.” Saudara, di mata Tuhan duduk dekat kaki Yesus dan terus mendengarkan perkataan-Nya itu adalah yang terbaik!
Saya percaya bahwa kita semua cinta kepada Tuhan Yesus tetapi saya tidak tahu bagaimana cara Saudara menyambut Tuhan Yesus. Apakah ada yang seperti Marta yang sibuk dan kuatir serta menyusahkan diri dengan banyak perkara? Tuhan juga pernah bertanya, “Apakah dengan segala kekuatiran-mu itu semuanya bisa berubah?” Tentu tidak!
Yang Tuhan mau adalah setiap kita menyambut Tuhan Yesus seperti Maria. Kalau kita membutuhkan pertolongan nasihat dan tuntunan Tuhan, lakukanlah hal ini, yaitu duduk dekat kaki Tuhan Yesus dan terus mendengarkan perkataan-Nya. Kalau kita lakukan hal ini, kita akan menerima nasihat dan tuntunan Tuhan serta ajaran dari Tuhan Yesus. Amin!
Tahun Ayin Aleph–5771
Selama 11 tahun terakhir ini, setiap pergantian tahun kalender Yahudi biasanya saya berada di Yerusalem, dan menjadi pembicara pada Prayer Convocation; di mana 150–200 bangsa-bangsa berkumpul di sana dan bagian saya biasanya adalah mengimpartasikan pengurapan kepada bangsa-bangsa dan bangsa-bangsa itu akan kembali ke negara mereka masing-masing dengan membawa api pengurapan yang Tuhan berikan.
Pada tanggal 8 September setelah jam 6 sore kalender orang Yahudi akan beralih ke tahun Ayin Aleph. Aleph itu berarti 1 (satu) dan ini berbicara tentang: Yang pertama; Yang utama; Yang Prioritas.
1. ALEPH–Yang Berbicara Tentang: YANG PERTAMA
Saudara, kalau kita berbicara tentang yang pertama, maka itu artinya Tuhan Yesus. Mari kita perhatikan baik-baik, sebab ini adalah tuntunan Tuhan untuk ke depannya. Nomor satu adalah Tuhan Yesus! Saudara mengandalkan hanya kepada Tuhan Yesus! Saudara berharap hanya kepada Tuhan Yesus dan jangan kepada yang lain-lain!
Kalau kita amati, yang sedang ramai dibicarakan di dunia adalah tentang: Nomor satu adalah kekuatan diri sendiri! Percaya diri! Sepertinya hal ini Alkitabiah, padahal sesungguhnya tidak! Mereka berkata, “Aku bisa! ..Saya bisa!..”, dan sepertinya itu benar, tetapi sesungguhnya tidak benar! Karena yang benar seharusnya: “Bersama Tuhan Yesus, saya bisa!”
Sekarang sedang banyak diperkatakan bahwa, “Bersama kita bisa! … bersama kita bisa! …”, itu sepertinya bagus, tetapi jangan lupa bahwa sebenarnya itu adalah unity model Babel! Karena di Babel semuanya adalah satu logat dan satu bahasa dan untuk ini Tuhan berkata, “Apa pun yang mereka kerjakan itu pasti bisa, karena satu bahasa dan satu logatnya!”, tetapi Tuhan tidak mau karena unity dalam Tuhan Yesus tidak seperti itu. Unity dalam Tuhan Yesus adalah: Bersama Tuhan Yesus, kita bisa!
Karena itu kalau Saudara melihat pengajaran dan demonstrasi yang bermacam-macam di luar sana, misalnya bagaimana caranya supaya kita sukses atau menjadi pandai, pokoknya kalau di luar yang tadi, artinya bersama tanpa Tuhan Yesus, maka itu bukan dari Dia! Sebab sekarang di era spiritualitas ini, banyak sekali penawaran yang macam-macam. Untuk itu Saudara harus berhati-hati agar tidak terkecoh. Hari ini Tuhan berkata bahwa yang menjadi nomor satu adalah: Tuhan Yesus!
Jangan mengandalkan manusia! Dan jangan mengandalkan kekuatannya sendiri! Sebab seperti tertulis dalam Yeremia 17:5 &7,“Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, ..tetapi diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN..!” Yang harus menjadi nomor satu adalah TUHAN YESUS!!! Haleluya!
2. ALEPH – Yang Berbicara Tentang: YANG TERUTAMA
Aleph selain berarti yang pertama, ini juga berbicara tentang yang terutama. Dan seperti lagu yang berkata bahwa: Yang terutama di dalam hidup ini, meninggikan Nama Yesus, Yang terutama di dalam hidup ini, memuliakan Nama-Nya. Roma 11:36, “Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!”
Saudara, tujuan kita yang terutama dalam hidup ini adalah untuk memuliakan Tuhan. Saya akan mengulangi apa yang pernah saya katakan di sini tentang Yabes. Memang arti nama Yabes itu tidak enak; karena berbicara tentang penderitaan, tekanan dan sebagainya. Mungkin ketika Yabes dilahirkan keadaan keluarganya memang seperti itu, dan mungkin keadaan Yabes ketika menginjak dewasa juga seperti itu.
Tetapi puji Tuhan karena Yabes tidak mau tinggal dalam keadaan yang seperti itu. Apa yang dilakukannya? Yabes berdoa kepada Tuhan dan ada 3 pokok doa yang dinaikkannya kepada Tuhan seperti tertulis dalam 1 Taw 4:10 adalah sbb:
a. “Kiranya Engkau memberkati aku berlimpah-limpah..” Apakah kira-kira Saudara juga berdoa seperti ini? Kalau ya, berarti Saudara dan saya sama. Sebab sayapun berdoa demikian, “Tuhan, kiranya Engkau memberkatiku berlimpah-limpah ..!”
b. “Tuhan, kiranya Engkau memperluas daerahku..” Apakah Saudara juga pernah berdoa seperti ini, “Tuhan, perluas daerah saya,…perluas toko saya…perluas pekerjaan saya… perluas pelayanan saya… perluas kekuasaan yang Kauberikan kepada saya…” Apakah boleh berdoa seperti itu? Tentu saja boleh.
c. “Tuhan, kiranya tangan-Mu menyertai aku, dan melindungi aku dari pada malapetaka, sehingga kesakitan tidak menimpa aku!” Apakah Saudara juga berdoa seperti itu? Sayapun berdoa seperti itu.
Ketiga pokok doa ini sudah mencakup semua yang kita butuhkan pada masa ini; dan ada kabar gembiranya, yaitu ketiga pokok doa yang dinaikkan Yabes tersebut dikabulkan Tuhan! Mungkin hari-hari ini ada di antara Saudara yang berkata,“Tuhan, doa Saya yang itu belum dikabulkan, padahal saya sudah mendoakannya selama 2 tahun…”, Tetapi kalau doa Yabes dikabulkan Tuhan, maka doa kita pun bisa dikabulkan Tuhan!
Apa rahasianya sehingga doa Yabes dikabulkan?
1 Taw 4:9, “Yabes lebih dimuliakan dari pada saudara-saudaranya …” Mengapa Yabes lebih dimuliakan? Jawabannya hanya satu, yaitu sebab Yabes memuliakan Tuhan!
1 Sam 2:30b, “Kalau kamu menghormati Aku, maka kamu pun akan dihormati, tetapi kalau kamu menghina Aku, maka kamu pun akan direndahkan..” Dan kalau kita memuliakan Tuhan, maka kita pun pasti dimuliakan. Amin! Kalau tujuan terutama dalam hidup kita ini adalah untuk memuliakan Tuhan, maka ketika kita berdoa, Tuhan akan mendengarkan dan mengabulkannya!
Bagaimana caranya supaya bisa memuliakan Tuhan? Tuhan Yesus berkata dalam Yoh 15:8, “Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak …” Tetapi bagaimana caranya supaya kita bisa berbuah banyak?
Yoh 15:7 menjelaskan hal itu, “Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, …”Artinya, kita percaya kepada Tuhan Yesus, menerima Dia sebagai Tuhan dan Juruselamat kita serta hidup intim dengan-Nya. Dan biarlah firman-Nya ada di dalam kita, yang artinya apa yang Dia katakan kepada kita, itulah yang kita lakukan.
Mungkin entah mengerti atau tidak mengerti, mungkin sepertinya kita mengalami “kerugian” dalam melakukan perintah-Nya, tetapi tetap lakukan saja! Karena saya percaya kita akan berbuah banyak. Amin! Saudara, akhir-akhir ini Tuhan berbicara tentang buah, yaitu tentang karakter atau buah roh. Dan hari-hari ini Tuhan terus berbicara tentang karakter, sebab di hadapan Tuhan; yang nomor satu adalah tentang karakter

--

Tahun Ayin Aleph (2)

Oleh: Pdt.Niko Njotorahardjo-Jakarta
3. ALEPH–Yang Berbicara Tentang: PRIORITAS
Matius 6:31–33 “Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai? Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu. Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.”
Yang menjadi prioritas dalam hidup ini adalah: carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya..(yaitu apa pun yang Saudara butuhkan) akan ditambahkan kepadamu. Amin! Apakah Saudara masih ingat beberapa waktu yang lalu Saya pernah berkata bahwa ada pesan Tuhan yang sangat.. sangat..sangat kuat?
Tuhan mau menjelang kedatangan-Nya yang sudah semakin singkat ini, Saudara dan Saya diminta untuk Menjadi Saksi Yesus! Inilah prioritas yang harus kita kerjakan! Kisah 1:8, “Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.”
Yerusalem, bisa diartikan di antara keluarga; Yudea, bisa diartikan di antara orang-orang yang seiman atau orang-orang yang sebangsa dengan kita; Samaria, bisa diartikan diantara orang-orang yang bukan seiman atau bangsa-bangsa lain.
Dua ribu tahun yang lalu Roh Kudus dicurahkan ke atas murid-murid Tuhan Yesus dalam rupa “Api” dan “Angin”. Dan hari-hari ini; di mana Tuhan sedang mempersiapkan kita untuk menjadi saksi Yesus; Roh Kudus juga turun ke atas kita dalam rupa “Api” dan “Angin”.
a. Dalam rupa “Api”: turun ke atas kita untuk membersihkan semua yang tidak benar dan kotoran-kotoran dalam hidup kita akan dibersihkan! Ini tidak mengapa sebab setelah itu akan datang Roh Kudus yang dalam rupa “Angin”.
b. Dalam rupa “Angin”. Setelah kita dibersihkan maka Roh Kudus dalam rupa “Angin” yang akan memberikan arahan kepada kita. Saya lihat kadang-kadang sebelum dibersihkan kita memang dituntun Tuhan, tetapi kita tidak mengerti. Misalkan Roh Kudus mau supaya kita ke sana, tetapi sebaliknya kita justru malah ke sini. Tetapi nanti Saudara akan lihat, begitu hati kita sudah dibersihkan Saya percaya apa yang Roh Kudus tuntun pasti kita mengerti. Amin!
Menjadi saksi Yesus artinya melakukan pekerjaan-pekerjaan seperti yang Tuhan Yesus lakukan pada waktu Dia ada di bumi ini. Yohanes 14:12, “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu …”Apa yang dilakukan Tuhan Yesus pada waktu itu?
Kisah 10:38, “..yaitu tentang Yesus dari Nazaret: bagaimana Allah mengurapi Dia dengan Roh Kudus dan kuat kuasa, Dia, yang berjalan berkeliling sambil berbuat baik dan menyembuhkan semua orang yang dikuasai Iblis, sebab Allah menyertai Dia.”
Orang yang buta melihat, yang lumpuh berjalan, yang tuli mendengar, yang mati dibangkitkan, yang sakit kusta ditahirkan dan kepada orang-orang miskin diberitakan kabar baik, itulah semua yang dilakukan oleh Tuhan Yesus! Dan saya tahu tugas itu sekarang diberikan kepada Saudara dan saya. Apakah Saudara percaya bahwa kita bisa melakukan hal itu? Amin!
Sebab kalau Tuhan Yesus berkata bahwa kita bisa, maka kita pasti bisa! Dan yang menjadi kuncinya adalah: Pengurapan! Allah mengurapi Tuhan Yesus dengan Roh Kudus dan kuat kuasa! Dan barulah setelah itu Tuhan Yesus berjalan berkeliling sambil berbuat baik dan menyembuhkan semua orang yang dikuasai Iblis.. Itulah yang sedang Tuhan kerjakan hari-hari ini!
Dalam pelayanan 4 tahun terakhir ini, saya banyak melihat serta mengalami apa yang dilakukan oleh Tuhan Yesus. Saya berkata kepada Tuhan Yesus, “Tuhan..luar biasa ya Tuhan..!”, tetapi tahukah Saudara jawaban Tuhan? Tuhan hanya menjawab, “Itu belum apa-apa..yang kamu lihat itu baru permulaannya saja. Sebab sebentar lagi kamu akan melihat yang lebih dahsyat!”
Hal ini saya mengerti karena bukan hanya beberapa orang yang akan dipakai Tuhan, tetapi mereka semua yang percaya akan melakukan pekerjaan-pekerjaan yang Tuhan Yesus lakukan, bahkan yang lebih besar daripada itu! Haleluya!
Siapa yang mau menjadi saksi Yesus? Roma 12:1, “Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.” Apakah Saudara mau mempersembahkan tubuh ini sebagai persembahan yang hidup, kudus dan berkenan kepada Tuhan? Amin!
Persembahkanlah tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Tuhan! Yang dimaksud dengan persembahan di sini adalah korban persembahan (sacrifice). Korban pastilah sesuatu yang sakit dan tidak enak. Artinya bukan ketika kita dalam keadaan yang senang lalu kita memberikan persembahan. Bukan itu yang dimaksudkan.
Dengan kata lain, firman Tuhan tadi berkata, “Persembahkanlah tubuhmu sebagai korban persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Tuhan!” Beberapa korban persembahan adalah:
1. Korban Ucapan Syukur
Korban persembahan ucapan syukur itu dilakukan selagi kita masih hidup, sebab ketika kita sudah meninggal itu sudah tidak bisa dilakukan. Dan itu kudus serta berkenan kepada Tuhan. Sekali lagi, kalau berbicara soal ‘korban’, maka keadaannya itu pasti sakit. Misalnya korban ucapan syukur, pasti ketika menaikkan ucapan syukur itu sakitnya luar biasa, ketika harus dilakukan dalam keadaan yang tidak enak.
Sebab kalau dalam keadaan yang enak, itu akan menjadi sesuatu yang biasa saja. Tetapi kalau Saudara memberikan satu korban ucapan syukur, yang sekali lagi itu bukan dalam keadaan yang enak, maka berarti Saudara bisa melakukannya hanya kalau Saudara mempunyai niat dan dipaksa untuk melakukan itu. Ini penting! Sebab ada kuasa di dalam korban ucapan syukur.
Ibrani 12:26–29, “Waktu itu suara-Nya menggoncangkan bumi, tetapi sekarang Ia memberikan janji: “Satu kali lagi Aku akan menggoncangkan bukan hanya bumi saja, melainkan langit juga.” Ungkapan “Satu kali lagi” menunjuk kepada perubahan pada apa yang dapat digoncangkan, karena ia dijadikan supaya tinggal tetap apa yang tidak tergoncangkan. Jadi, karena kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan, marilah kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut. Sebab Allah kita adalah api yang menghanguskan.”
Ada satu yang tidak bisa tergoncangkan, yaitu Kerajaan Allah! Ada berapa banyak anggota Kerajaan Allah di tempat ini? Sebagai anggota Kerajaan Allah, maka Saudara tidak akan digoncang, asalkan Saudara melakukan 2 hal ini, yaitu: Mengucap Syukur dan Beribadah kepada Tuhan dengan cara yang berkenan kepada-Nya, yaitu dengan hormat dan takut.
Hari-hari ini terjadi goncangan yang luar biasa, seperti misalnya yang terjadi di Pakistan di mana yang terkena dampak dari banjir ada sekitar 20 juta orang. Suatu jumlah yang tidak main-main! Belum lagi yang terjadi di China dan Rusia. Berbagai peristiwa seperti kebakaran hutan, di mana ada suatu daerah yang biasanya suhu maksimumnya 25ºC, tiba-tiba mencapai 36-38ºC, akibatnya banyak yang meninggal.
Baru-baru ini surat kabar memberitakan bahwa ada sebuah pulau es atau bukit es yang lepas dari Greenland. Bukit es yang terlepas itu luasnya hanya sekitar 260 km² dan sekarang sedang “jalan-jalan” dan dikatakan bahwa tidak ada yang bisa menahannya. Kalau bukit es ini tetap di Greenland, dia tidak akan cair. Tetapi masalahnya dia bergerak ke tempat yang suhunya lebih tinggi atau panas, berarti bukit es ini akan mencair.
Dan dikatakan bahwa yang berbahaya sekarang adalah ketakutan bahwa ada kapal yang menabrak atau ditabrak bukit es tersebut! Hal inipun mungkin masih bisa dihindari, tetapi ada satu yang tidak mungkin dihindari, yaitu mengenai anjungan minyak, di mana anjungan minyak itu akan tersapu ketika bukit es itu berjalan mengenainya. Dan diperkirakan 1–2 tahun ke depan bukit es ini akan sampai di sebelah timur Kanada.
Mengapa 1–2 tahun ke depan ini - mengarah ke tahun 2012 lagi? Ada apa sebenarnya? Dan ini belum selesai beritanya, sebab kalau bukit es tersebut sampai mencair maka diprediksikan bahwa permukaan air laut akan naik ‘hanya’ 6 meter! Dalam berita tersebut diiantara tanda kurung ada berita tambahan:“Jika naik 2–3 meter saja, Jakarta Utara itu sudah terendam air!”
Dunia sedang digoncang! Tuhan berkata, “Sekali lagi Aku akan menggoncangkan bukan hanya bumi saja, melainkan langit juga. Tetapi ada satu yang tidak tergoncang, yaitu Kerajaan Allah.” Dan kita semua adalah anggota Kerajaan Allah. Haleluya!
Tetapi sebagai anggota Kerajaan Allah kalau tidak mengucap syukur tetap akan mengalami banyak goncangan! Dan sebagai anggota Kerajaan Allah, kalau tidak beribadah dengan cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut, maka juga akan digoncang! Tetapi saya percaya bahwa kita semua mau banyak mengucap syukur dan beribadah kepada Tuhan dengan cara yang berkenan, dengan hormat dan takut. Amin!
2. Korban Untuk Mengampuni
Inipun hanya bisa dilakukan selagi kita masih hidup, sebab ketika kita sudah meninggal, kita sudah tidak bisa lagi mengampuni. Untuk mengampuni seseorang karena dia telah berbuat baik, tentu mudah saja, tetapi sekarang kita diminta untuk mengampuni orang yang kepadanya mungkin kita pernah berkata, “Gara-gara kamu saya jadi begini..
Tetapi justru di sini kita disuruh untuk mengampuni! Jujur saja, apakah mudah untuk mengampuni? Tidak! Tetapi kalau Tuhan menyuruh kita untuk memberikan korban pengampunan, itu artinya kita pasti bisa melakukannya. Sebab tidak mungkin Tuhan menyuruh sesuatu kepada kita yang tidak bisa kita lakukan.
Saudara, ada kuasa yang luar biasa dari korban memberi pengampunan! Dan ada berkat yang luar biasa dalam hal ini. Orang yang gampang mengampuni itu panjang umur! Sebab kalau tidak bisa mengampuni itu sungguh menyesakkan hati.
Tetapi kalau kita mudah mengampuni - meskipun untuk itu harus berkorban dan dipaksa untuk bisa mengampuni, maka Tuhan akan menolong kita, asalkan kita mempunyai kemauan yang keras untuk mau mengampuni dan memberikan korban untuk mengampuni. Setelah kita bisa mengampuni, maka hati rasanya ‘plong’ dan metabolisme serta peredaran darah bisa berjalan dengan baik. Kita pun menjadi sehat wal’afiat dan Tuhan memberkati kita berlimpah-limpah. Amin!
3. Korban Untuk Memberi
Artinya disini, orang yang memberi dalam kekurangannya. Tuhan Yesus pernah memperhatikan orang-orang yang memberi persembahan seperti tertulis dalam Lukas 21:1–4, “Ketika Yesus mengangkat muka-Nya, Ia melihat orang-orang kaya memasukkan persembahan mereka ke dalam peti persembahan. Ia melihat juga seorang janda miskin memasukkan dua peser ke dalam peti itu. Lalu Ia berkata: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang itu. Sebab mereka semua memberi persembahannya dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, bahkan ia memberi seluruh nafkahnya.”
Itulah yang disebut dengan korban memberi dan inilah yang Tuhan kehendaki! Ada saat-saat di mana Tuhan menguji kita dalam hal ini. Saya yang bukan hanya sekali tetapi seringkali diuji Tuhan seperti ini. Dan kalau saya bisa bertemu dengan Saudara di belakang mimbar pada hari ini, Saya sudah lulus ujian beberapa kali dalam ujian itu.
Saya sering mengisahkan kembali kisah yang satu ini juga untuk mengenang Almarhum Pak Rohim yang sudah bersama dengan Tuhan Yesus. Pada waktu saya dipanggil untuk menjadi hamba Tuhan, itu dimulai dengan saya dihabiskan oleh Tuhan semuanya karena saya tidak mau menurut pada waktu itu. Jadi saya dipaksa untuk menjadi hamba Tuhan ketika itu, tetapi puji Tuhan, saya menjadi hamba Tuhan juga akhirnya!
Saya ingat suatu hari pada awal pelayanan di mana saya dalam keadaan yang habis tiba-tiba Pak Rohim datang ke rumah, lalu kami pun berbincang-bincang. Tetapi kemudian tiba-tiba istri saya, Ibu Hermin, memanggil saya ke dalam dan berkata,“Saya mendapat penglihatan … (ini merupakan penglihatan yang pertama baginya) … Saya melihat ada tulisan angka 30.000 di lemari itu dan disuruh untuk memberikan uang kepada Pak Rohim uang sebesar Rp.30.000,-!” Dengan tenangnya saya berkata, “Yah sudah, kasihkan saja …” Tetapi Ibu Hermin menjawab, “Kasihkan bagaimana, uang Rp.30.000,- itu adalah semua uang kita dan tidak ada lagi yang sisa”.
Mendengar itu saya langsung jadi lemas, akhirnya kami menangis berdua dan kami mengambil keputusan bahwa kalau itu Tuhan yang suruh, kami akan taat meskipun kami tidak tahu nantinya akan makan apa, dan sebagainya. Akhirnya kami memutuskan untuk memberikan seluruh uang kami kepada Pak Rohim.
Dan tahukah Saudara ketika Pak Rohim membuka amplop yang kami berikan? Setelah membuka amplop itu, giliran Pak Rohim yang menangis dengan keras! Ternyata sudah beberapa malam, setelah jam 12 malam Pak Rohim selalu berlutut di pelataran rumahnya dan berdoa, “Tuhan … Saya butuh uang Rp.30.000,-!” Untuk apakah uang itu buat Pak Rohim? Ternyata uang itu untuk menghidupi beberapa hamba Tuhan pedesaan yang sedang menginap di rumahnya. Yang mengherankan, mengapa justru Tuhan mintanya kepada saya, padahal uang saya hanya tersisa Rp.30.000,- dan tidak ada lagi yang lain? Mengapa Tuhan tidak memintanya kepada para pengusaha? Itulah korban persembahan untuk memberi!
Saudara tentu pernah mendengar kisah janda di Sarfat. Dalam kisah tersebut, janda itu akhirnya tidak pernah menderita kekurangan makan. Padahal saat Elia minta untuk dibuatkan roti baginya, sebenarnya roti itu adalah roti terakhir untuk janda itu dan anaknya, namun itu diminta oleh Elia.
Elia berkata kepadanya, “Tuhan berkata, kalau engkau memberikan roti itu kepadaku, maka minyak dan tepungmu tidak akan habis sampai musim kering ini selesai”. Sungguh luar biasa karena janda Sarfat ini percaya kepada perkataan Elia dan diberikannya roti itu kepadanya. Dan ternyata memang benar bahwa minyak dan tepungnya tidak habis dan hidupnya terpelihara selama musim kering itu. Bayangkan kalau dia tidak percaya, tetapi memakan roti terakhir itu bersama anaknya dan tidak memberikannya kepada Elia, maka setelah itu pastilah mereka mati karena tidak ada lagi persediaan minyak dan tepung untuk makan.
Saudara, saya tidak tahu apakah di antara Saudara ada yang sedang mengalami ujian dari Tuhan seperti ini. Saya berdoa supaya Saudara jangan kalah tetapi justru Saudara menang! Dan lihat saja setelah Saudara melalui ini, maka akan terjadi terobosan dalam hidup Saudara. Amin!

--

Karakter Pemenang

By : Soni Santana
Tidak tahukah kamu, bahwa dalam gelanggang pertandingan semua peserta turut berlari, tetapi bahwa hanya satu orang saja yang mendapat hadiah? Karena itu larilah begitu rupa, sehingga kamu memperolehnya! Tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian dalam pertandingan, menguasai dirinya dalam segala hal.
Mereka berbuat demikian untuk memperoleh suatu mahkota yang fana, tetapi kita untuk memperoleh suatu mahkota yang abadi. Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul.Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak. I Korintus 9:24 – 27
Seorang petinju, yang selalu memenangkan pertandingan dan telah memiliki gelar juara, tidak secara otomatis dia meraih kemenangan dalam suatu pertandingan, tidak secara langsung menjadi juara, tetapi dia harus masuk kedalam ring, bertanding dan bisa mengalahkan lawannya. Setelah dia berhasil, maka saat itulah dia meraih suatu kemenangan dan mendapatkan gelar.
Seorang pelari yang larinya sangat cepat, bahkan bisa mengalahkan kecepatan lari seekor kijang, ketika mengikuti pertandingan, tidak bisa pada saat itu juga dikatakan dia adalah pemenangnya dan langsung dianugerahi medali emas. Pelari itu harus masuk ke gelanggang dan bertanding dengan pelari-pelari lain, yang kemudian dia menjadi orang yang pertama kali menginjak garis finish, maka saat itulah sang pelari akan mendapatkan predikat seorang juara taau pemenang dan berhak mendapatkan medali atas kemenangannya.
Begitu juga halnya dengan kita, sebagai umat percaya. Sekalipun kita telah ditetapkan menjadi umat pilihanNya, sekalipun kita telah menjadi umat pemenang, namun tidak secara otomatis kita akan mendapatkan mahkota kemenangan. Paulus pun menyadari hal ini ketika dia menulis kepada jemaat di Korintus. Paulus mengingatkan kepada jemaat di Korintus, bahwa mahkota abadi yang akan dipakaikan oleh Tuhan Yesus ke atas kepala kita, tidak begitu saja langsung kita dapatkan, tetapi harus kita raih dalam satu pertandingan, yaitu pertandingan dalam kehidupan ini.
Wow, begitu indahnya ketika pada waktunya nanti, ketika kita bertemu di dunia yang lain, dengan pakaian yang berkilauan, dengan muka yang selalu berseri-seri, dengan wajah yang memancarkan sukacita, dan terlebih lagi dengan kepala yang mengenakan mahkota yang abadi. Untuk menjadi pemenang dalam kehidupan ini, maka kita harus memiliki karakter-karakter seorang pemenang. Karakter-karakter itu kurang lebih bisa kita bayangkan ketika kita menjadi seorang pelari atau petinju atau pun olahragawan lainnya.
5 karakter Pemenang: Menyelesaikan Pertandingan, Penguasaan diri, Punya Tujuan, Fokus dan Melatih Diri.
Menyelesaikan Pertandingan
Tidak tahukah kamu, bahwa dalam gelanggang pertandingan semua peserta turut berlari, tetapi bahwa hanya satu orang saja yang mendapat hadiah? Karena itu larilah begitu rupa, sehingga kamu memperolehnya! 1 Korintus 9:24
Hal pertama kali yang harus dilakukan oleh seseorang ketika ingin memenangkan suatu pertandingan adalah bertanding. Ketika kita menonton pertandingan bola, kita akan melihat beberapa tipe orang yang mengikuti jalannya pertandingan, yaitu: supporter, komentator, dan pemain.
Supporter atau para penonton, hanya bisa menikmati jalannya suatu pertandingan dan hanya bisa berharap jagoannya menjadi pemenang dalam pertandingan itu. Penonton tidak bisa melakukan apapun terhadap orang-orang yang sedang bertanding. Penonton tidak mempunyai kekuatan apapun yang membuat jagoannya dapat memenangkan pertandingan dan yang lebih menyedihkan adalah satu kenyataan bahwa penonton tidak pernah menjadi juara, sekalipun sudah membela jagoannya mati-matian, tidak akan pernah setelah pertandingan usai medali diberikan kepada penonton.
Komentator atau para pengkritik adalah yang paling seru yang bisa kita saksikan dalam suatu pertandingan, baik pertandiangan tinjua ataupun pertandingan bola. Bahkan seorang komentator seolah-olah adalah dewa dalam pertandingan itu, kenapa? karena ketika para pemain melakukan satu kesalahan, dengan sukacitanya sang komentator berkata, seharusnya seperti ini, atau seharusny6a seperti itu, seharusnya pelatihnya menerapkan hal seperti ini, atau seharusnya pakai strategi ini dan itu, serta banyak hal lainnya.
Sekali lagi, seorang komentator hanya bisa memberikan komentar dan sangat lucu sekali kalau seorang komentator yang selalu memberikan komentar yang seolah-olah menyalahkan, padahal sadar atau tidak sadar, sang komentator itu hanya bisa berkomentar, karena kalau dia punya kemampuan yang lebih baik, maka seharusnya dialah yang menjadi pelatih atau yang sedang bertanding. Sekali lagi hal yang paling menyedihkan, tidak pernah ada sejarahnya, satu mahkota kemenangan di anugerahkan kepada seorang komentator.
Pemain atau orang yang bertanding, satu-satunya tipe orang yang merasakan sendiri semangat dalam pertandingan itu, satau-satunya orang yang merasakan sendiri bagaimana dia harus mati-matian, dengan peluh dan keringat agar bisa memenangkan pertandingan. Sekali lagi, hanya seorang yang bertandinglah yang mempunyai kesempatan untuk mendapatkan mahkota kemenangan.
Seringkali dalam kehidupan ini, kita hanya menjadi penonton atau komentator, yang sebenarnya kita tidak berani untuk bertanding. Ingatlah bahwa kita tidak mungkin meraih mahkota kemenangan, tanpa kita masuk ke dalam ring dan bertanding. Kita tidak mungkin menjadi seorang pemenang, kalau kita hanya bisa mengomentari apa yang orang lain kerjakan, tanpa kita mengerjakan apa yang seharusnya kita kerjakan.
Bahkan ketika kita sudah bertanding, sekalipun kita kalah, maka kita lebih mendapatkan penghargaan, karena kegagalan yang kita alami akan menjadi satu batu loncatan agar kita bisa berhasil. Seperti halnya seorang pelari dalam lomba lari marathon di olimpiade bernama John Stephen Akhwari yang berasal dari sebuah negara Afrika miskin. Atlet ini mengikuti olimpiade dengan biaya yang sangat minim dan iringan doa dari seluruh penduduk negaranya.
Pada seperempat jarak terakhir, pelari ini tiba-tiba jatuh karena kelelahan dan tumitnya luka karena terbanting dengan keras ke aspal yang panas. Dia tertinggal jauh ke belakang. Pelari lain tidak ada yang mempedulikannya. Seperti biasanya, orang-orang beranggapan bahwa si pelari yang kelelahan ini pada akhirnya menyerah dan tinggal menunggu angkutan panitia yang menyisir dari belakang. Lomba sudah usai. Juara pertama lomba sudah mendapat medalinya dan upacara juga sudah selesai.
Orang-orang sudah beranjak dari tempat duduk mereka untuk pulang ke rumah. Para kru televisi yang tengah mengemasi alat tiba-tiba terkejut. Di pintu masuk stadion, terlihat ada sosok pelari yang masuk dengan kesakitan dan susah payah, berlari menuju ke arah finish. Panitia terkejut.
Kamera yang mati tiba-tiba dihidupkan kembali. Kegaduhan muncul. Orang-orang yang sudah meninggalkan kursi mencari tahu apa yang terjadi. Tanpa dikomando, pandangan mereka terarah satu orang pelari terakhir olimpiade yang ternyata berlari dengan pelan dan kesakitan menuju arah tribun. Mereka terdiam. Lampu sorot menyala kembali. Tanpa ada yang memerintahkan, orang-orang memberi tepuk tangan untuk menyemangati pelari tersebut.
Mereka melihat wajah yang kepayahan dan kelelahan. Kamera televisi yang menyorot wajah pelari ini merelay siarannya di layar besar di atas stadion. Meskipun kelelahan, sorot mata pelari ini penuh dengan semangat. Seratus meter terakhir, orang-orang merapat ke arah lintasan. Pelari ini terjatuh. Seolah tidak ada harapan baginya. Tetapi dia gigih dan bangkit lagi. Terlihat dia menahan sakit. Jalannya menjadi lebih pelan. Dia berlari dan berlari. Tidak lagi peduli kakinya yang luka parah. Tidak lagi mempedulikan fisiknya yang lelah.
Ada semangat yang berkobar dimata atlet ini. Di bawah iringan tepuk tangan dan sorotan kamera televisi, akhirnya dia bisa sampai di garis finish. Tepuk tangan membahana. Sungguh sebuah perjuangan yang luar biasa. Apa yang dilakukannya telah membuat dia menjadi bintang perlombaan itu melebihi pemenang medali emas. Di atas tandu yang membawanya ke rumah sakit, seorang reporter bertanya mengapa dia begitu ngotot untuk berlari hingga finish, toh dia tetap kalah.
Saya sangat diberkati dengan perkataanya. “Negara saya tidak mengirim saya 7000 mil ke mexico city hanya untuk memulai pertandingan, mereka mengirim saya untuk menyelesaikannya. Mungkin saya bukan yang tercepat, tetapi saya sudah menyelesaikan sebuah pertandingan. Itulah kemenangan yang terpenting!”
Banyak sekali orang yang masuk ke dalam arena pertandingan, namun setelah mengalami luka, cedera, dan kesakitan, mereka menyerah dan tidak mau menyelesaikan pertandingan. Mereka merasa apa yang mereka alami itu membuat mereka tidak bisa menjadi pemenang dan ketika mereka bertanding dan tidak bisa merebut kemenangan, mereka tidak mau lagi berjuang untuk sampai ke garis finish.
Begitu banyaknya anak-anak Tuhan yang sekalipun telah ditetapkan menjadi umat pemenang, namun memiliki mental seorang pengecut, seorang yang kalah atau seorang yang mudah menyerah, sehingga hasilnya mereka lebih baik menjadi tawanan daripada berjuang sampai titik darah penghabisan.
Mereka tidak bisa menahan luka ataupun rasa sakit hati ketika mengarungi bahtera pernikahan, sehingga mereka memilih untuk menyerah dengan pernikahannya, bendera putih dikibarkan, dan perceraian merupakan akibat dari para pengecut yang tidak mau berjuang untuk janji suci yang mereka ucapkan di hadapan Tuhan.
Mereka tidak sanggup menahan penderitaan ketika mereka bertanding dalam kehidupan ini, sehingga jalan pintas yang mereka ambil untuk menyelesaikan pertandingan hidup mereka, bukan karena waktu pertanduingan yang telah habis, tetapi karena mereka berkata, saya menyerah dan biarkan saya yang menghentikan pertandingan ini, dengan meminum obat nyamuk rasa strawberry atau menghiasi lehernya dengan pita kuat yang tergantung di atas atap rumah.
Mereka tidak bisa bertahan terhadap serangan-serangan tipu daya dalam pertandingan kehidupan mereka, sehingga mereka harus menyerah dalam kekudusan mereka, dan merelakan hidup mereka menjadi tawanan obat-obatan, menjadi tawanan pikiran-pikiran kotor, mereka harus menyerahkan hidup mereka pada ikatan judi, rokok, alkohol, dan dosa-dosa lainnya.
Sama seperti kita melihat seseorang yang begitu piawai dalam memainkan piano, bakat yang sudah dimilikinya sejak lahir, bakat istimewa yang bahkan ketika bertemu dengan piano yang sejelek apapun bisa terdengar lantunan nada yang begitu indahnya. Namun satu hari sang pianist ini memotong seluruh jari-jarinya dan dia tidak lagi bisa memperdengarkan melody-melody indah melalui ketukan jari-jarinya.
Demikian juga, Tuhan seringkali memandang anak-anaknya yang telah diberikan bakat untuk menjadi umat pemenang, namun harus merusak seluruh bakat tersebut dan merelakan dirinya menjadi tawanan si Iblis. Saat ini, kalau hidupmu sedang mengalami luka, kesakitan dan penderitaan dalam pertandinganmu, entah dalam pernikahan, dalam pekerjaan, dalam pelayanan ataupun dalam kehidupanmu, ingatlah bahwa kita telah ditetapkan menjadi umat pemenang yang dimampukan untuk bertanding hingga akhir, sampai kita menyelesaikan pertandingan, sampai kita melangkah ke garis finish, sekalipun kita tidak menjadi yang pertama, sekalipun kita tidak menjadi juara, tetapi kita mempunyai mental pemenang, dan saat itulah kita meraih kemenangan kita.
Ambil komitmen, bahwa seberapa sakitnya hatimu, seberapa sakitnya penderitaanmu, dan seberapa besarnya masalahmu, engkau akan menyelesaikan pertandingan sampai ke garis finish.
Penguasaan Diri
Tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian dalam pertandingan, menguasai dirinya dalam segala hal.1 Korintus 9:25a
Ketika seorang petinju bertanding dan masuk ke dalam ring, maka sang petinju harus dalam keadaan sadar dan mampu menguasai tubuhnya dengan baik. Matanya harus bisa melihat dengan jelas, sehingga sang petinju dapat melihat dimana lawannya berada, sang petinju dapat melihat kemana sang lawan memukul, sehingga dia dapat menghindari pukulan tersebut dan kembali melancarkan serangan balasan. Begitu juga dengan telinganya, sang petinju harus mempunyai telinga yang bisa mendengar dengan baik, sehingga dia bisa terlebih dahulu mendengar ketika sang lawan bergerak.
Sangat penting sekali ketika petinju bertanding, dia memiliki kaki yang baik, sehingga dia mempunyai kuda-kuda yang kokoh ketika sang lawan mulai memukulnya, dan kuda-kuda yang baik ini yang akan membantu sang petinju untuk dapat bertahan dari pukulan tersebut dan tidak terjatuh. Kaki yang baik juga harus bisa meresponi apa yang diingin oleh sang petinju, ketika sang petinju ingin bergerak ke kiri, maka si kaki harus bisa meresponi untuk bergerak ke kiri, dan bukan malah bergerak ke kanan.
Demikian pentingnya bagi seorang petinju dapat menguasai gerakan kakinya dengan baik. Yang paling penting bagi sang petinju, tentunya adalah tangannya. Seorang petinju harus mampu menguasai tangannya dengan baik, sehingga dia mampu menahan serangan maupun melakukan serangan balasan.
Coba bayangkan, apabila seorang petinju tidak bisa menguasai tubuhnya, ketika dia ingin bergerak ke kanan, tetapi kakinya hanya mau bergerak ke kiri atau ketika dia ingin melancarkan serangan , tetapi sang tangan hanya ingin bertahan, atau bagaimana bila lawannya ada di depan, tetapi matanya tidak mau melihat ke depan maunya melihat ke samping. Wah apabila terjadi seperti ini, maka bisa di pastikan bahwa sang petinju tidak akan bisa menghasilkan kemenangan di atas ring, tetapi yang didapatkan adalah bonyok di seluruh tubuh.
Begitu juga halnya dengan pertandingan dalam kehidupan, Rasul Paulus mengingatkan kita agar kita mampu menguasai diri kita dalam segala hal. Bahkan lebih hebat lagi dalam Amsal 16:32 dikatakan “Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota.” Kok bisa sampai ada statement seperti ini?
Ternyata sebelum kita bertanding, kita harus bisa mengalahkan terlebih dahulu musuh yang terbesar dalam kehidupan kita, yaitu diri kita sendiri, pikiran-pikiran kita sendiri, keinginan-keinginan diri kita sendiri, dan keegoisan kita sendiri. Itulah sebabnya Rasul Paulus mengingatkan kita untuk selalu menaklukan pikiran kita, keinginan kita, ego kita, ke dalam pikiran Kristus.
Banyak tokoh-tokoh Alkitab yang mengalami kegagalan yang terjadi karena mereka tidak bisa menguasai diri mereka sendiri. Daud tidak bisa menguasai pikirannya ketika Dia sedang duduk melamun di atas rumahnya dan melihat seorang wanita yang sedang mandi, sehingga dia muali melonjor alias melamun jorok, dan yang terjadi kemudian adalah pikiran joroknya yang menguasai hidupnya.
Musa yang begitu luar biasa, dan membawa bangsa Israel keluar dari tanah jajahan, gagal memasuki tanah Perjanjian, karena dia tidak bisa menguasai amarahnya, padahal Musa tinggal sedikit lagi mencapai garis finish. Bisa dibayangkan, Musa sudah berjalan selama 38 tahun dan firman Tuhan berkata bahwa mereka akan menuju tanah Perjanjian selama 40 tahun, artinya tinggal 2 tahun lagi Musa masuk ke tanah perjanjian, tetapi biasanya pada garis-garis akhir, kita akan mulai sulit menguasai diri kita, sehingga tantangan dan rintangan semakin besar.
Apakah kita mau menyelesaikan pertandingan dengan baik dan keluar sebagai orang-orang yang membawa kemenangan? Mulailah belajar menguasai diri kita, kita belajar menguasai pikiran kita, kita belajar menguasai perkataan kita, kita belajar menguasai hati kita dan kita juga belajar menguasai emosi kita.
Punya Tujuan
Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan. 1 Korintus 9:26a
Dalam pertandingan lari marathon, satu hal yang paling penting adalah adanya garis finish yang menjadi tujuan para pelari tersebut. Mereka berlomba dan saling beradu kecepatan untuk mencapai garis finish tersebut. Coba kita bayangkan bila satu pertandingan lari marathon tanpa adanya garis finish. Bagaimana mungkin para pelari tersebut mengetahui kemana mereka harus pergi, dan sampai berapa lama mereka harus berlari.
Akhirnya mereka hanya akan berputar-putar dan mati kelelahan. Demikian juga dalam pertandingan memanah, satu unsur yang harus ada adalah target dari si pemanah itu. Bila tidak ada target yang menjadi tujuan dari si pemanah, maka si pemanah itu tidak akan bisa mengarahkan busurnya ke tempat yang harus di panah.
Begitu juga dalam pertandingan kehidupan kita, satu hal yang penting dalam mencapai kemenangan adalah ketika kehidupan kita punya tujuan. Dengan adanya tujuan dalam setiap bidang kehidupan kita, maka tujuan itulah yang akan menggerakan kehidupan kita, tujuan itulah yang akan membangkitkan kegairahan dalam hidup kita dan tujuan itulah yang akan memberikan semangat ketika kita merasa lelah.
Seperti kitab Amsal katakan bahwa ketika suatu bangsa tidak mempunyai tujuan, maka rakyatnya akan menjadi liar. Demikian juga ketika kehidupan kita ngga punya tujuan, maka kita akan kehilangan arah, dan ketika kehidupan kita kehilangan arah, maka saat itulah hidup kita ngga akan pernah mencapai kemenangan.
Bagaimana dengan kehidupanmu saat ini? Sudahkah kehidupanmu digerakan oleh tujuan? Sudahkan kehidupan pernikahanmu mempunyai tujuan? Sudahkah pelayananmu mempunyai tujuan? Sudahkan engkau mempunyai tujuan untuk kehidupan sosialmu? Sudahkah engkau mempunyai tujuan untuk pekerjaanmu?
Bila jawabanmu adalah belum, belum dan belum, maka ambil waktu satu jam atau dua jam, dan mulailah renungkan seluruh kehidupan yang telah engkau jalani dan sampai di titik manakah kehidupanmu tersebut. Apakah masih jalan ditempat atau hanya berputar-putar di situ-situ aja?
Lakukanlah perenungan di satu tempat yang private dan mulailah berhubungan dengan Tuhan, hanya engkau dan Tuhan dan tanyakan apa yang Tuhan inginkan yang menjadi tujuan engkau di ciptakan. Ingat hanya yang menciptakan yang mengerti tujuan sesuatu diciptakan !
Fokus
Aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul. 1 Korintus 9:26b
Ketika seorang pemanah telah mempunyai target, maka yang harus dilakukan oleh sang pemanah itu adalah memfokuskan seluruh pandangannya ke arah target tersebut. Sama seperti seorang petinju yang selalu fokus mengarahkan pukulannya ke titik-titik yang membuat sang lawan tersungkur.
Kemenangan demi kemenangan akan dapat kita raih, ketika hidup kita mempunyai fokus yang benar. Fokus yang terarah pada satu tujuan. Sama seperti seorang pemanah yang berusaha memperkecil pandangannya, bahkan sampai dengan pandangannya menjadi satu titik kecil, yang secara otomatis, seluruh pikirannya, kekuatannya hanya terarah pada fokus tersebut.
Salah satu kesalahan yang membuat kita ngga pernah bisa meraih kemenangan adalah ketika kita kehidupan kita tidak terfokus, begitu banyaknya hal yang diurus, sampai-sampai urusan orang lainpun di urusin, alhasil hal-hal yang penting yang seharusnya bisa diselesaikan, menjadi tidak dapat terselesaikan.
Satu ketika dalam satu pelajaran IPA, ada salah satu guru yang membawa beberapa buah ember. Kemudian satu buah ember kosong, mulai di isi dengan ember pertama yang berisi batu-batu yang besar sampai ember itu terisi penuh. Kemudian guru tersebut bertanya, apakah ember tersebut sudah penuh? dan murid-muridpun menjawab dengan suara lantang… sudahhhhhhhhhh…
Kemudian guru tersebut mengambil ember kedua yang berisi kerikil-kerikil kecil, dan mulai mengisi ember tersebut sambil sesekali digoyang-goyang , sampai satu buah ember berisi kerikil tersebut bisa memenuhi ember yang telah berisi batu besar tersebut.
Sekali lagi sang Guru bertanya kepada para murid-muridnya, apakah ember tersebut sudah penuh? dan murid-muridnya pun kembali berteriak… sudah…….. kemudian guru tersebut mengambil lagi satu ember yang berisi pasir, dan kembali menuangkan seluruh isinya ke dalam ember pertama tersebut sampai habis.
Guru itupun kemudian bertanya lagi kepada para murid, apakah sudah penuh? para murid itu terdiam, tidak berani menjawab. Kemudian guru tersebut mengambil ember terakhir yang berisi air, dan mengisi embe pertama dengan air sampai akhirnya ember tersebut penuh.
Apabila guru tersebut memasukkan pasir atau kerikil kecil terlebih dahulu, maka ember tersebut tidak akan bisa menampung seluruh ember tersebut. Apa yang dilakukan guru ini, sama seperti kehidupan kita saat ini. Seringkali kita hanya berfokus pada masalah-masalah kecil yang ada di sekitar kita, sehingga ketika ada hal-hal besar yang harus di fokuskan, maka kita sudah terlalu lelah dan tidak bisa lagi menyelesaikannya.
Atau seringkali hal inilah yang disebut kehilangan fokus. Apakah saat ini engkau merasa bahwa hidupmu berputar-putar saja? atau bahkan engkau tidak tahu apalagi yang harus engkau lakukan, karena engkau merasa terlalu banyak hal yang harus di selesaikan, terlalu banyak hal yang butuh perhatianmu. Coba duduk sebentar, tarik nafas dan mulailah urutkan satu persatu setiap hal-hal yang mengganggu pikiranmu tersebut.
Catat hal-hal tersebut dan review kembali, sehingga pada akhirnya engkau bisa menentukan mana yang harus engkau fokuskan terlebih dahulu dan mana yang bisa engkau fokuskan kemudian. Jauh lebih baik engkau menyelesaikan satu persatu fokus dalam kehidupanmu sehingga bisa menyelesaikan yang berikutnya kemudian, dibandingkan engkau mencoba untuk berfokus kepada banyak hal, namun tidak ada yang selesai sama sekali.
Melatih Diri
Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.1 Korintus 9:27
Tidak ada seorangpun petinju yang akan bertanding yang tidak menghabiskan waktunya untuk berlatih. Bahkan satu hal yang seringkali sulit dimengerti adalah ketika seseorang berlatih berminggu-minggu, berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun, hanya untuk pertandingan selama 20 menit. Apakah memang harus seperti itu?
Ya, latihan akan membuat seseorang siap dalam mengikuti pertandingan, dan latihan pula yang membuat seseorang mempunyai kondisi yang prima ketika ada dalam pertandingan. Dengan latihan pula, maka seseorang yang tidak bisa akan menjadi bisa, dan seseorang yang mungkin tidak mahir akan menjadi semakin mahir.
Seseorang yang akan menghadapi pertandingan harus mempersiapkan dirinya dengan baik dan senantiasa melatih dirinya. Itu adalah harga mati yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Demikian juga dengan kehidupan kita, ketika kita memasuki pertandingan kehidupan ini, kita harus senantiasa melakukan latihan-latihan sehingga nantinya kita akan menguasai seluruh tubuh kita secara sempurna. Kita bisa menguasai pikiran kita, kita bisa menjaga perkataan kita dan kita juga dapat mengontrol setiap emosi kita. Itu semua perlu latihan.
Sama seperti para atlet yang selalu melatih tubuhnya, maka kita juga perlu melatih rohani kita sehingga pada waktunya kita akan menjadi sempurna seperti Yesus. Latihan rohani berbicara kita melatih karakter kita, Latihan rohani berbicara kita melatih roh kita, latihan rohani juga berbicara kita melatih iman kita.
Apa yang harus kita lakukan dalam melatih rohani kita? Doa dan merenungkan Firman Tuhan adalah latihan yang selalu harus kita lakukan, dan latihan rohani inilah yang akan memapukan kita untuk menghadapi segala rintangan dan halangan dalam setiap pertandingan kehidupan kita, sehingga pada akhirnya kita akan menjadi seorang yang lebih dari pemenang.

--

Rhema

Di Korea seorang wanita bernama Yun Hae Kyung pernah mengadakan kampanye penginjilan anak muda yang luar biasa di bukit Samgak.Pelayanannya luar biasa. Apabila ia bangkit berdiri dan orang-orang itu tampil di depan, maka orang-orang itu akan rubuh di bawah kuasa Roh Kudus. Banyak anak-anak muda datang tatkala wanita itu melakukan kampanye penginjilan di bukit Samgak. Selama seminggu kampanye itu berlangsung hujan turun dengan lebat, sehingga sungai-sungai meluap. Serombongan anak-anak muda ingin berkunjung ke tempat yang letaknya bersebrangan dengan sungai, dimana kampanye penginjilan itu dilangsungkan. Ttetapi mereka tak bisa lewat karena banjir besar itu karena tidak ada jembatan ataupun perahu penyebrangan yang nampak dan mereka kecewa sekali. Akan tetapi tiga orang gadis bertekad bulat dan berkata "Mengapa kita tidak dapat menyebrangi sungai ini? Bukankah Petrus pernah berjalan di atas air? Tuhan yang Petrus percayai adalah Tuhan kita juga bukan? Iman Petrus adalah iman kita juga. Kalau Petrus memilki percaya, maka kita pun harus berbuat hal yang sama. Kita yakin bahwa kita bisa menyebrangi sungai ini."
Sungai itu sangat meluap. Tetapi ketiga orang gadis itu pun berlutut, berdoa, kemudian saling bergandengan tangan bersama-sama melangkah ke depan. Seraya mengutip ayat-ayat Alkitab yang mengisahkan riwayat Petrus berjalan di atas air itu, maka mereka pun mengklaim bahwa mereka dapat mengimani hal yang sama. Di hadapan mata ratusan pemuda-pemudi lainnya mereka menyebrangi sungai itu dengan beraninya.

Segera ketiga orang gadis itu terserat hanyut oleh banjir yang deras itu dan tiga hari kemudian ketiga sosok mayat mereka ditemukan orang di tengah laut lepas. Peristiwa ini menimbulkan goncangan yang hebat di Korea. Surat kabar yang bukan Kristen membeberkan kisah itu dengan tulisan besar di halaman depan "Tuhan mereka gagal menyelamatkan mereka!"

Mengapa Tuhan tidak menjawab doa iman mereka? Bukankah gadis-gadis itu telah melaksanakan dan menjalankan iman sesuai dengan Firman Tuhan? Nah apa jawaban anda terhadap ini?

Memang anak gadis itu melaksanakan iman mereka yang berdasarkan Firman Tuhan. Akan tetapi Tuhan tidak punya alasan untuk menyokong iman mereka itu. Petrus bisa berjalan di atas air karena dia terlebih dahulu meminta petunjuk dari Tuhan. Ingat, Petrus meminta Tuhan mengucapkan sesuatu petunjuk kepadanya "Tuhan, jika kau adalah Yesus itu, perintahkanlah aku datang kepadaMu." Demikian Petrus memohon. Lalu Yesus menjawab "Mari, datanglah!" Petrus menyebrang air dengan persetujuan dari Tuhan Yesus, ia terlebih dahulu meminta petunjuk. Petrus tidak langsung menyebrang sungai itu hanya dengan iman atau pengetahuan dia saja, dia tidak langsung mengeluarkan kaki dia dari perahu dan berjalan kepada Tuhan Yesus. Tuhan Yesus sudah memberikan izin khusus buat Petrus pada saat itu, Ia berkata "Datanglah!". Dan izin itu berlaku hanya untuk Petrus pada saat itu, maka Petrus bertindak atas petunjuk Tuhan dan dia bisa berjalan di atas air.
Gadis-gadis itu memang memiliki pengetahuan Firman Allah tetapi Tuhan tidak pernah mengucapkan kata "Datanglah!" kepada mereka. Itulah kesalahan terbesar mereka dan Tuhan tidak akan bertanggung jawab atas iman yang seperti itu. Iman yang mereka milki dan iman yang Petrus miliki adalah seperti langit dan bumi jauhnya.

Apa itu rhema? Rhema adalah ucapan yang khusus kepada seseorang tertentu dalam suatu keadaan tertentu. Kita harus bisa membedakan rhema dengan logos. Logos adalah pengetahuan umum tentang Firman Tuhan. Kalau kita membaca Alkitab dari Kejadian sampai Wahyu, maka kita akan memperoleh pengetahuan yang kita perlukan tentang Tuhan, tetapi kita tidak beroleh iman. Untuk membangunkan iman itu, kita perlu pendengaran akan Firman Allah sehingga Firman itu menjadi hidup. Kita boleh saja mempelajari isi Alkitab, akan tetapi hanya apabila Roh Kudus berbicara dan mendorong masuk ayat-ayat itu ke dalam hati anda, membakar hati anda dengan makna ayat-ayat itu, dan memberitahukan kepada anda bahwa anda dapat menerapkannya pada suatu situasi tertentu, maka barulah logos itu menjadi rhema. Logos diberikan kepada semua orang tetapi rhema itu tidak diberikan terhadap semua orang. Rhema itu diberikan kepada orang tertentu yang menantikan Tuhan sampai Roh Kudus menerapkan logos itu menjadi rhema. Oleh sebab itu, jika kita tidak punya waktu untuk menanti Tuhan, maka Tuhan tidak mungkin datang untuk menghidupkan ayat itu di dalam hati anda. Jika anda terlalu sibuk dengan kegiatan setiap hari dan tidak punya waktu untuk berdoa dan menyembah Tuhan, maka anda akan hanya memilki logos dan bukan Rhema. Anda tidak akan bisa melihat mujizat Tuhan terjadi seperti Petrus dan iman anda pun mulai meluntur.

Saya sudah berkali-kali membaca Mazmur pasal 23 yang ditulis oleh raja Daud. Akan tetapi, ketika saya membaca pasal itu sepertinya saya hanya memperoleh pengetahuan saja dan tidak terjadi apa-apa. Namun, suatu hari saya mendapat pekerjaan kantor untuk pertama kalinya setelah lulus sekolah. Saya sungguh gugup. Sebelum kerja hari senin, saya mendatangi kebaktian hari minggu dan pendeta saya berkhotbah tentang Mazmur pasal 23. Ketika saya mendengar khotbah itu, saya tahu bahwa Tuhan sedang berbicara dan menguatkan saya. Besoknya saya pergi kerja dan sungguh banyak tantangan sekali dalam pekerjaan baru saya. Saya mulai merasa adanya beban yang sangat berat tetapi oleh karena mendengar Firman Tuhan tersebut, saya selalu merenungkan bahwa sekalipun berjalan di lembah kekelaman, Tuhan selalu beserta saya. Dalam hati saya, ada yang mengatakan bahwa Tuhan akan memeberi kekuatan kepada saya seperti Ia menolong raja Daud sewaktu ia menjalani lembah kekelaman. Saya sudah berkali-kali membaca Mazmur 23 tetapi baru sekarang Firman itu begitu hidup karena Firman itu telah menjadi rhema.Roh Kudus telah membakar hati saya dengan keyakinan bahwa saya pasti bisa melakukan pekerjaan itu seberapapun sulit kelihatannya dan saya sungguh mendapat kekuatan dari Tuhan.

Oleh karena itu jangan pernah mencomot suatu ayat yang mengandung janji Tuhan dan berkata "ayat ini paling cocok buat saya dan akan saya hafal ayat ini berulang kali." JANGAN! Tuhan tidak akan berikan janjiNya kepada sembarang orang, oleh karena itu serahkanlah hidup anda kepadaNya dan nantikanlah Dia selalu maka suatu saat hati anda akan tersentuh dengan ayat FirmanNya. Saat itu anda yakin bahwa janji Allah telah menjadi milik anda dan anda akan melihat mujizat Tuhan dalam kehidupan anda. Nantikanlah Dia!

--

Dimensi Keempat - Bahasa Roh Kudus

(Sumber: The Fourth Dimension oleh Pdt. Cho Yonggi)

Di dalam alam semesta ini ada tiga jenis roh yaitu Roh Kudus yg berasal dari Tuhan, roh manusia yg dimilki setiap manusia dan roh iblis yang berasal dari si setan yang jahat itu.

Kalau kita menggambar dua buah titik yang letaknya agak bejauhan (satu di sebelah sini dan yang satu di sebelah sana) dan kita membuat sebuah garis, maka garis itu adalah satu dimensi. Satu garis saja itu adalah satu dimensi.
Jika kita menambahkan lagi garis lain terhadap garis itu, entah satu garis atau dua garis atau puluhan garis lainnya, maka kita akan memperolehi dimensi yang lain, yaitu dimensi kedua. Kalau kita menumpuk beberapa bidang lagi maka akan terbenutk dimensi ketiga, yang kita sebut dengan istilah kubik. Kita dapat mengukur panjang, lebar dan tinggi benda itu. Seperti yang kita selalu dipelajari di sekolah, manusia hidup di dimensi ketiga. Lalu bagaimana dengan dimensi keempat? Siapakah yang menciptakan, merangkum dan menguasai dimensi ketiga ini, yakni dunia dalam bentuk serba kubik itu?

Jawaban ini ada di Alkitab, tertulis di Kejadian 1:2 "Bumi belum terbentuk dan kosong: gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air." Akan tetapi, bila kita betul-betul mempelajari bahasa asli ayat tersebut maka ayat itu mengungkapkan bahwa Roh Tuhan mengerami air itu, mendiami air itu. Roh Tuhan yang mendiami air itu tergolong dimensi keempat. Oleh tindakan pengeraman itulah kekuatan dimensia yang keempat menciptakan kembali bumi ini. Dari kematian diciptakan kehidupan. Dari keadaan buruk, diciptakan keindahan.

Dimensi kedua merangkum dan menguasai dimensi pertama dan dimensi ketiga merangkum dan menguasai dimensi kedua. Demikianlah, dimensi keempat merangkum dan menguasai dimensi ketiga. Seperti seorang kartunis yang hidup di dimensi ketiga yang menggambar film kartun The Simpsons yang adalah dimensi kedua, si kartunis tersebut yang menguasai apa yang dia gambarkan.

Roh adalah dimensi keempat dan dapat menghasilkan suatu ciptaan yang penuh tertib dan keindahan. Setiap manusia adalah makhluk rohaniah yang juga memiliki wujud badaniah. Semua orang memiliki dimensi keempat maupun dimensi ketiga di dalam hatinya. Oleh sebab itu, manusia dengan cara menjelajahi alam dimensi keempat ini melalui perkembangan visi dan mimpi yang terpusatkan, dalam imajinasi mereka sanggup mengerami, mempengaruhi bentuk dimensi yang ketiga dan merubah wujud dimensi yang ketiga itu. Kita perlu kerja sama erat dengan Roh Kudus bila kita mau menciptakan sesuatu. Kita hanya sanggup menelorkan sesuatu. Hanya Roh Tuhan yang bisa membantu kita mencapai tujuan yang indah itu.

Mengapa Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa? Iblis tahu betul bahwa suatu penglihatan dalam dimensi keempat pada pemikiran manusia dapat menghasilkan perbuatan secara langsung. Ia berkata kepada Hawa" Marilah kau ke sini, dan cobalah lihat buah yang enak itu, buah yang tergantung pada pohon yang terlarang itu. Kalau kau melihat buah itu tidak bahaya. Melihat saja bukan dosa" Oleh karena sekedar memandang buah itu sepertinya tidak berbahaya, Hawa pun tertarik untuk melihat buah yang menggiurkan itu. Hawa langsung maju dan memandang buah itu, ia bukan hanya melirik atau membuang mata begitu saja, tapi dia menatap buah itu lama-lama. Di Alkitab Kejadian 3 ayat 6 berbunyi "Perempuan itu melihat bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan, lalu mengambil dari buahnya dan dimakannya." Sebelum Hawa makan buah itu, ia telah mempunyai suatu gambaran dalam pikirannya tentang pohon itu. Ia bermain api dengan buah pikirannya dengan mengkhayalkan bahwa jika ia makan buah itu, ia tidak akan mengalami cidera apa-apa. Mari camkan baik-baik. Di dalam dimensi keempat, boleh tercipta bayangan yang baik maupun yang jahat. Jauh di dalam penglihatan batinnya ia melihat dengan jelas buah itu dan membayangkan dapat membuatnya bijaksana seperti Tuhan. Cara memandang itu berbahaya! Itulah sebabnya malaikat Tuhan dengan sungguh-sungguh melarang isteri Lot untuk tidak boleh menoleh ke belakang karena ketika ia berbuat begitu, ia bukan saja melihat dengan pandangan mata jasmaniah tetapi pikirannya juga akan dipenuhi oleh bayangan perkara-perkara yang lampau.

Di dalam Alkitab, Tuhan juga sering menggunakan bahasa dimensi keempat, bahasa yang dinggunakan Roh Kudus. Mari kita lihat Abraham. Ketika Tuhan berkata kepada Abraham bahwa pada usia yang lanjut itu, ia akan mempunyai seorang anak. Sara tertawa karena ia tidak percaya akan hal yang tidak masuk akal itu. Tetapi Tuhan mempunyai cara tersendiri untuk membuat mereka percaya. Pada suatu malam Tuhan berkata kepada Abraham, "Keluarlah dari tendamu itu." Pada jaman dahulu, kelembaban udara pada waktu malam sangatkah rendah, sehingga seseorang dapat melihat jutaan bintang di langit terang dan berkelap-kelip. Abraham pun keluar dan Tuhan berfirman "Cobalah kau hitung jumlah bintang-bintang itu." Maka Abraham pun menghitung jumlah bintang itu semalaman tetapi dia lupa jumlah bintang tersebut karena terlalu banyak.Ia berkata "Tuhan, aku tidak sanggup menghitung jumlah bintang itu sama sekali." Maka Tuhan berkata "Demikianlah pula keturunanmu itu akan berkembang biak dan menjadi besar jumlahnya seperti banyaknya bintang di langit itu."
Bayangkan bagaiman terkejut dan terharunya Abraham mendengar perkataan Tuhan itu. Ketika ia mengangkat muka dan menatap kepada bintang-bintang itu, yang ia lihat ialah wajah dari sekian juta anak cucu keturunannya. Ia merasa terharu dan tidak dapat tidur nyenyak karena ia terus melihat wajah sekian banyak anak cucu keturunannya yang berteriak "Bapak Abraham, bapak Abraham!" Gambaran itu muncul pada pikirannya berkali-kali hingga gambaran itu menjadi gambaran yang hidup dan impiannya. Lukisan itu segera menjelma menjadi bagian dari alam dimensinya yang keempat, dalam bahasa visi dan mimpi rohani. Mulai saat itu, ia yakin akan firman Allah dan tak putus-putusnya memuji kebesaran Allah. Siapa yang mengubah Abraham secara mutlak? Roh Kudus!

Begitu pula dengan Petrus. Nama aslinya adalah Simon, artinya "batang lalang." Sewaktu ia datang ketika diajak Andreas, Yesus menatap matanya dalam-dalam dan Yesus tertawa. "Ya sesungguhnya kamu ini Simon. Kau adalah batang lalang. Kepribadianmu begitu lembeknya mudah tergoyahkan, bagaikan batang lalang yang mudah bergoyang ditiup angin. Watakmu gampang berubah. Pada suatu saat engkau marah, pada saat berikutnya kau bisa tertawa terbahak-bahak." Tetapi Yesus memberikan ia nama Petrus yang artinya batu karang. Simon batu lalang itu mati terhadap dunia, tetapi Petrus, batu karang itu hidup. Petrus adalah seorang nelayan. Maka, ia tahu persis bagaimana ciri dan sifat batu karang itu. Dalam bayangannya ia sering menggambarkan dirinya sebagai sebuah batu karang. Ia dapat melihat ombak menelan batu itu karang itu seakan-akan ia tertaklukkan. Tetapi saat berikutnya dia dapat melihat air itu memecah dan bergulir turun, batu itu tetap berdiri. Berkali-kali Petrus berkata "Benarkan saya seperti sebuah batu karang? Ya! Saya ini bagaikan batu karang yang teguh." Betul! Sebab Petrus menjadi batu karang landasan yang teguh bagi Gereja pertama.

Mengapa juga orang yang tidak mengenal Tuhan, yang mengikuti aliran yang lain dapat sembuh penyakitnya hanya dengan meditasi atau hal-hal seperti itu? Karena mereka juga membayangkan suatu gambaran tentang kemakmuran hidup, mengucapkan kalimat tertentu berulang kali dan berusaha memperkembangkan batiniah manusia dari segi dimensi yang keempat. Roh mereke bekerja sama dengan roh jahat dari dimensi keempat untuk menguasai kekuatan tubuh serta keadaan jasmaniah mereka. Orang-orang ini memang menghasilkan sesuatu berdasarkan daya cipta yang mereka kembangkan dalam diri mereka itu. Ingat! Bahwa selain Roh Tuhan juga ada roh jahat di dimensi keempat. Tetapi hanya Roh Tuhan yang bisa menciptakan keindahan dan yang terpenting lagi, membawa keselamatan melalui Tuhan Yesus. Hanya Roh Kudus! Bayangan apapun yang anda pikirkan, janganlah lupa untuk berdoa dengan iman dan ajaklah Roh Kudus untuk memimpin anda. Karena hanya Dia yang mampu memberikan yang terbaik.

--

The pink crocodile

Saya teringat dengan salah satu cerita anak-anak yang pernah saya baca. Ada seekor buaya yang berwarna merah muda. Buaya ini tidak disukai oleh buaya-buaya yang lain. Tidak ada yang mau bergaul dengan dia. Semua buaya suka mengejeknya dan menganggapnya aneh dikarenakan warna tubuhnya yang berbeda. Hal ini membuat si buaya merah muda ini sedih dan terluka hatinya. Dia tidak bisa merubah dirinya menjadi seperti yang lain. Bahkan dia sendiri tidak tahu mengapa warna tubuhnya harus berbeda. Dia selalu sendirian. Hidupnya kesepian karena tidak ada teman bermain.

Suatu ketika, saat dia sedang berjalan-jalan di sebuah taman, dari kejauhan tampak olehnya seorang anak perempuan yang sedang asyik menyiram bunga-bunga di taman tersebut. Dia ingin mendekati anak perempuan itu. Jadi cepat-cepat dia melumuri tubuhnya dengan lumpur. Dan dia mendekati si anak perempuan itu. Namun tiba-tiba turun gerimis kecil yang membuat lumpur ditubuhnya luntur sehingga anak perempuan itu ketakutan dan berlari menjauhi si buaya merah muda itu.

Buaya merah muda semakin bertambah sedih, karena tidak dapat berteman dengan anak perempuan itu. Di hari lain, buaya ini bertemu lagi dengan anak perempuan itu. Dan sekarang, dia tidak berusaha untuk merubah warna tubuhnya lagi. Lalu, tak disangka-sangka, anak perempuan itu tersenyum manis sekali pada buaya ini. Anak perempuan itu mendekati dia, mengamati-amati dia dan tiba-tiba memeluk dia dan berkata bahwa dia adalah buaya paling cantik. Wah, buaya ini bahagia sekali. Ternyata anak perempuan ini tidak takut padanya, tidak menganggap dia aneh. Lalu anak perempuan ini membawanya pulang dan diperkenalkan kepada siapa saja yang ditemuinya. Buaya ini gembira karena dia diterima menjadi teman oleh semua orang dan anak perempuan itu pun bangga kepadanya karena ia adalah buaya merah muda yang baik dan lucu. Mereka pun bersahabat dan kemana anak perempuan ini pergi, dia selalu mengajak si buaya merah jambu.

Saya akui saya pernah dan masih sering merasa kalau saya seperti buaya merah muda itu. Saya juga pernah mengalami apa itu kesepian, sendirian, ditinggalkan, dijauhi, tidak diperdulikan. Dan sering saya berbuat sesuatu yang membuat orang lain bisa melihat saya bukan hanya kejelekkan saya saja tapi juga bahwa ada hal baik yang saya punya dan bisa saya lakukan. Seringkali juga tanpa sadar saya sudah bertindak diluar batas saking inginnya ada orang yang menghargai dan memandang saya. Tapi yang saya dapat malah sebaliknya dan mungkin lebih parah. Mereka semakin menjauhi saya. Dan itu membuat saya jatuh dalam kepahitan yang luar biasa, tanpa sadar bahwa ada satu orang yang perduli dan sangat mengerti siapa saya. Sudah terlalu lama Dia menunggu saya datang kepada-Nya, menyerahkan diri saya apa adanya. Dia adalah Yesus. Yang sangat mengasihi saya.

Saat orang lain meninggalkan saya, Dia justru menghampiri saya. Karena itu saya menyebut Dia : Sahabat. Sahabat yang sejati. Yang datang justru disaat yang lain pergi. Saya menyadari selama ini menyembunyikan diri saya dari-Nya. Karena saya berpikir kalau orang saja meninggalkan saya, apalagi Dia yang adalah Tuhan. Saya sadar, terlalu banyak luka yang saya torehkan ditubuh-Nya hanya karena saya ingin penghargaan dari manusia. Padahal Tuhan sudah begitu menderita, membuat diri-Nya tidak dihargai hanya untuk saya yang sangat berharga bagi-Nya.

Yesus tidak pernah menuntut kita untuk menjadi sempurna. Yesus tidak pernah menyuruh kita memakai topeng hanya supaya dipandang baik dan bagus oleh manusia. Dia ingin kita apa adanya, sejujurnya kita, tidak berpura-pura, tidak munafik. Ia sangat mengerti dan memahami kita. Yesus tidak pernah memandang kita rendah, hina, kotor, karena dosa yang telah kita lakukan. Dia sudah membersihkan semuanya dengan airmata dan darah-Nya. Yesus meyakinkan kita bahwa bahkan dosa pun tidak dapat menggagalkan rencana-Nya atas hidup kita.

Terima kasih Tuhan Yesus.. Mulai saat ini saya pun mau untuk melihat orang lain seperti Engkau memandang mereka. Dan melihat diri saya sendiri seperti Engkau memandang saya. Karena hidup kami berharga di mata-Mu.

--

Hidup Org Kristen

Banyak orang yang sudah menerima Yesus, lahir baru, dan mendapatkan kesembuhan ... ketika seseorang baru menerima semuanya, Dia selalu nyatakan bahwa Tuhan itu dashyat, selalu keep on fire, dan kebaikan Tuhan selalu dirasakan .. namun seiring berjalannya waktu semua perlahan mulai menghilang, dari yang tadinya Dashyat sekarang tinggal baik ... sampai pada akhirnya karena satu permintaan doa tak terjawab, banyak orang jatuh lebih dalam lagi dan benar2 ingin menutup dalam-dalam keinginan untuk menerima Dia kembali ... Jarang dari setiap orang yang menerima Yesus dapat merasakan kebaikan Tuhan setiap hari, tapi ketika menerima suatu mujizat yang tak mungkin menjadi mungkin baru kita merasa bahwa Tuhan sungguh baik bahkan terlalu baik.

Menjadi kristen tidaklah gampang karena kekristenan bukan sebuah agama, tapi kekristenan adalah bagaimana orang hidup menurut arti kekristenan itu sendiri ... sesungguhnya orang kristen adalah yang paling menderita, dimana harus menghadapi berbagai macam tantangan hidup untuk mengetahui seberapa besar Iman dan Kesetiaan ... ditahap inilah banyak orang tak dapat melewatinya.

Ketika doa tak terpenuhi, orang menyalahkan Tuhan ... Tapi ketika jawaban datang semua pergi meninggalkanNya sendiri ... tak jarang kita meninggalkan Dia sendiri tanpa pedulikan Hati Bapa yang hancur, tangisan Bapa yg kecewa akan perbuatan kita ... tapi tak jarang pula kita kembali untuk mohon pengampunan karena tak tahu lagi kemana harus berjalan ... tanpa sadar kita sudah mempermainkan hatiNya ... mempermainkan hati yang tak akan pernah ditemukan diujung manapun ... jika Tuhan mengajukan satu pertanyaan yg simple: "Apa yang sudah kau perbuat bagiKu?", apa yang akan menjadi jawaban kita..mana respon kita buat Dia, Buat tangan yang terpaku diatas kayu salib untuk gantikan kita?. Ingat..!!! tidak hanya orang romawi yg menyalibkan Dia tapi kita membantu menahan tangan yang tidak berdosa, memegang palu dan memakukan paku kedalam tanganNya ... siapkan jawaban saudara untuk pertanyaan diatas karena Tuhan menginginkan jawaban itu ... Amin

--

Carrot, Egg and Coffee beans

A young woman went to her mother and
told her about her life and how things
were so hard for her. She did not know
how she was going to make it and
wanted to give up. She was tired of
fighting and struggling. It seemed as
one problem was solved a new one
arose. Her mother took her to the
kitchen. She filled three pots with
water and placed each on a high fire.
Soon the pots came to a boil. In the
first, she placed carrots, in the
second she placed eggs, and the last
she placed ground coffee beans.

She let them sit and boil, without
saying a word. In about twenty minutes
she turned off the burners. She
fished the carrots out and placed them
in a bowl. She pulled the eggs out
and placed them in a bowl. Then she
ladled the coffee out and placed it in
a bowl. Turning to her daughter, she
asked, "Tell me, what do you see?"

"Carrots, eggs, and coffee," she
replied. She brought her closer and
asked her to feel the carrots. She did
and noted that they were soft. She
then asked her to take an egg and
break it. After pulling off the shell,
she observed the hard-boiled egg.
Finally, she asked her to sip the
coffee. The daughter smiled, as she
tasted its rich aroma. The daughter
then asked. "What does it mean,
mother?"

Her mother explained that each of
these objects had faced the same
adversity boiling water, but each
reacted differently. The carrot went
in strong, hard, and unrelenting.
However, after being subjected to the
boiling water, it softened and became
weak. The egg had been fragile. Its
thin outer shell had protected its
liquid interior. But, after sitting
through the boiling water, its inside
became hardened. The ground coffee
beans were unique, however. After they
were in the boiling water, they had
changed the water.

"Which are you?" she asked her
daughter. "When adversity knocks on
your door, how do you respond? Are you
a carrot, an egg, or a coffee bean?"

Think of this: Which am I? Am I the
carrot that seems strong, but with
pain and adversity, do I wilt and
become soft and lose my strength? Am I
the egg that starts with a malleable
heart, but changes with the heat? Did
I have a fluid spirit, but after a
death, a breakup, a financial hardship
or some other trial, have I become
hardened and stiff? Does my shell look
the same, but on the inside am I
bitter and tough with a stiff spirit
and hardened heart? Or am I like the
coffee bean? The bean actually changes
the hot water, the very circumstance
that brings the pain. When the water
gets hot, it releases the fragrance
and flavor. If you are like the bean,
when things are at their worst, you
get better and change the situation
around you. When the hour is the
darkest and trials are their greatest
do you elevate to another level? How
do you handle adversity? Are you a
carrot, an egg, or a coffee bean?

"Count your blessings, not your
problems. The way we are living,
timorous or bold, will have been our
life." -- Seamus Heaney


--

Kita adalah kepanjangan kaki dan tangan Allah

Dalam Ulangan 24:19-22, Allah menasihati kita untuk memperdulikan org lain terutama anak yatim dan janda.

Dia berkata "Apabila engkau menuai di ladangmu, lalu terlupa seberkas di ladang, maka janganlah engkau kembali unuk mengambilnya; itulah bagian orang asing, anak yatim dan janda - supaya Tuhan, Allahmu, memberkati engkau dalam segala pekerjaanmu."

Allah ingin memakai kita untuk melanjutkan perbuatan-perbuatanNya yg indah dan ajaib seperti Dia memakai Nuh dan Musa di perjanjian lama. Dalam perjanjian baru, Yesus turun ke bumi, melakukan begitu banyak mujizat dan memberitakan kebenaran. Yesus juga mati di kayu salib untuk mengambil dosa kita dan Ia pun adalah kepanjangan tangan dan kaki Allah karena Ia melakukan kehendak Allah walaupun hal itu bukan apa yang Ia ingini. Sebelum Yesus disalibkan, Ia berdoa "Ya Bapaku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki."(Mat 26:39)
Kalau kita adalah pengikut Tuhan Yesus, kita juga semestinya melakukan hal yang sama sepertiNya yaitu mendahulukan kehendak Bapa yang di sorga.

Bagaimanakah kita bisa menjadi kepanjangan tangan dan kaki Allah di masa kini?
Salah satu yang dapat kita perbuat sekarang ini ialah memperhatikan orang yg lebih miskin dan kurang beruntung dari kita. Ini merupakan salah satu perintah Allah.

Melayani sesama adalah salah satu tujuan hidup kita. Melayani orang yang kurang beruntung memang akan membutuhkan kerendahan hati seperti Tuhan Yesus yang walaupun sendirinya adalah seorang raja, tetapi mau turun ke bumi agar kita yang miskin menjadi kaya. Ia bahkan membasuh kaki murid-muridNya dan berkata "Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamu pun wajib saling membasuh kakimu; sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat yang sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu." (Yohanes 13:14-15)

Untuk menjadi kepanjangan tangan dan kaki Allah, dibutuhkan dua hal:
1) Keinginan untuk selalu menyenangkan hatiNya. Dalam buku bestseller Purpose Driven Life yang ditulis oleh Rick Warren, menyenangkan hati Allah adalah salah satu tujuan hidup kita. Jika kita memang anakNya, maka kehendak Allah pasti merupakan kehendak kita juga.
2) Perjuangan dan pengorbanan untuk membuktikan bahwa kita sungguh-sungguh ingin melakukan pekerjaan Tuhan. Tekad sendiri tapi tanpa perbuatan adalah sia-sia. Kita harus bisa mengorbankan berapa pun harganya untuk memenangkan jiwa bagi Tuhan Yesus.

Dalam Yesaya 1:21-25, Allah memperingatkan kalau kita tidak bisa menjadi berkat bagi orang lain, Dia akan kesal lalu menghukum kita. Bukankah sudah seharusnya berkat yang diberikan kepada kita juga disalurkan kepada org yang lebih membutuhkan? Kalau kita sungguh benar bersyukur kepada Tuhan atas perbuatanNya, maka kita pasti akan melakukan perintahNya.

Mari kita renungkan lagi, apakah yang kita sudah lakukan tahun kemarin sebagai kepanjangan tangan dan kakiNya? Berapa banyak org yang sudah kita bantu dan berapa banyak uang yang telah kita beri untuk membangun baitNya?

--

Chatting dgn Tuhan

TUHAN : Kamu memanggilKu ?

AKU : Memanggilmu ? Tidak.. Ini siapa ya?

TUHAN : Ini TUHAN. Aku mendengar doamu. Jadi Aku ingin berbincang-bincang denganmu.

AKU : Ya, saya memang sering berdoa, hanya agar saya merasa lebih baik. Tapi sekarang saya sedang sibuk, sangat sibuk.

TUHAN : Sedang sibuk apa? Semut juga sibuk.

AKU : Nggak tahu ya. Yang pasti saya tidak punya waktu luang sedikitpun. Hidup jadi seperti diburu-buru. Setiap waktu telah menjadi waktu sibuk.

TUHAN : Benar sekali. Aktifitas memberimu kesibukan. Tapi Produktifitas memberimu hasil. Aktifitas memakan waktu, Produktifitas membebaskan waktu.

AKU : Saya mengerti itu. Tapi saya tetap tidak dapat menghindarinya. Sebenarnya, saya tidak mengharapkan Tuhan mengajakku chatting seperti ini.

TUHAN : Aku ingin memecahkan masalahmu dengan waktu, dengan memberimu beberapa petunjuk. Di era internet ini, Aku ingin menggunakan medium yang lebih nyaman untukmu daripada mimpi, misalnya.

AKU : OKE, sekarang beritahu saya, mengapa hidup jadi begitu rumit?

TUHAN : Berhentilah menganalisa hidup. Jalani saja. Analisalah yang membuatnya jadi rumit.

AKU : Kalau begitu mengapa kami manusia tidak pernah merasa senang ?

TUHAN : Hari ini adalah hari esok yang kamu khawatirkan kemarin. Kamu merasa khawatir karena kamu menganalisa. Merasa khawatir menjadi kebiasaanmu. Karena itulah kamu tidak pernah merasa senang.

AKU : Tapi bagaimana mungkin kita tidak khawatir jika ada begitu banyak ketidakpastian.

TUHAN : Ketidakpastian itu tidak bisa dihindari. Tapi kekhawatiran adalah sebuah pilihan.

AKU : Tapi, begitu banyak rasa sakit karena ketidakpastian.

TUHAN : Rasa Sakit tidak bisa dihindari, tetapi Penderitaan adalah sebuah pilihan.

AKU : Jika Penderitaan itu pilihan, mengapa orang baik selalu menderita?

TUHAN : Intan tidak dapat diasah tanpa gesekan. Emas tidak dapat dimurnikan tanpa api. Orang baik melewati rintangan, tanpa menderita. Dengan pengalaman itu, hidup mereka lebih baik bukan sebaliknya.

AKU : Maksudnya pengalaman pahit itu berguna?

TUHAN : Ya. Dari segala sisi, pengalaman adalah guru yang keras. Guru pengalaman memberi ujian dulu, baru pemahamannya.

AKU : Tetapi, mengapa kami harus melalui semua ujian itu? Mengapa kami tidak dapat hidup bebas dari masalah?

TUHAN : Masalah adalah Rintangan yang ditujukan untuk meningkatkan Kekutan mental (Purposeful Roadblocks Offering Beneficial Lessons (to) Enhance Mental Strength ). Kekuatan dari dalam diri bisa keluar dari perjuangan dan rintangan, bukan dari berleha-leha.

AKU : Sejujurnya ditengah segala persoalan ini, kami tidak tahu kemana harus melangkah...

TUHAN : Jika kamu melihat keluar, maka kamu tidak akan tahu kemana kamu melangkah. Lihatlah ke dalam. Melihat keluar, kamu bermimpi. Melihat ke dalam, kamu terjaga. Mata memberimu penglihatan. Hati memberimu arah.

AKU : Kadang-kadang ketidakberhasilan membuatku menderita. Apa yang dapat saya lakukan?

TUHAN : Ketidakberhasilan adalah ukuran yang dibuat oleh orang lain. Kepuasan adalah ukuran yang dibuat olehmu sendiri. Mengetahui tujuan perjalanan akan terasa lebih memuaskan daripada mengetahui bahwa kau sedang berjalan. Bekerjalah dengan kompas, biarkan orang lain berkejaran dengan waktu.

AKU : Apa yang menarik dari manusia?

TUHAN : Jika menderita, mereka bertanya "Mengapa harus aku?". Jika merasa bahagia, tidak ada yang pernah bertanya, "MEngapa harus aku?"

AKU : Kadangkala saya bertanya, siapa saya, mengapa saya disini?

TUHAN : Jangan mencari siapa kamu, tapi tentukanlah ingin menjadi apa kamu. Berhentilah mencari mengapa saya di sini. Ciptakan tujuan itu. Hidup bukanlah proses pencarian, tapi sebuah proses penciptaan.

AKU : Bagaimana saya bisa mendapat yang terbaik dlm hidup ini?

TUHAN : Hadapilah masa lalu-mu tanpa penyesalan. Peganglah saat ini dengan kenyakinan. Siapkan masa depan tanpa rasa takut.

AKU : Pertanyaan terkahir. Seringkali saya merasa doa-doaku tidak dijawab.

TUHAN : Tidak ada doa yang tidak dijawab. Seringkali jawabannya adalah TIDAK.

AKU : terima kasih Tuhan atas chatting yang indah ini.

TUHAN : Oke. Teguhlah dalam iman, dan buanglah rasa takut. Hidup adalah misteri untuk dipecahkan, bukan masalah untuk diselesaikan. Percayalah padaKU. Hidup itu indah jika kamu tahu cara untuk hidup.

TUHAN has signed out.

' Berpikirlah positif, Dunia akan tersenyum '

--

Roh Kudus

(sumber: renungan pribadi)

Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus menyertai kamu sekalian" (2 Korintus 13:13)

Kebanyakan dari umat Kristiani mengenal Roh Kudus sebagai pribadi ketiga dari Tritunggal. Begitulah pikiran saya sebelum saya membaca buku Benny Hinn "Selamat Pagi, Roh Kudus." Namun, setelah saya membaca buku tersebut, saya baru sadar ternyata selama ini persekutuan saya dengan Roh Kudus tidaklah dalam..bahkan saya tidak mengenal kepribadianNya!

"Setan, penyesat terbesar, telah melakukan tugas yang diluar dugaan. Ia telah meyakinkan dunia - bahkan para pendeta yang berdedikasi - bahwa Roh Kudus itu tak lebih daripada suatu pengaruh atau kuasa istimewa. TIPUAN INI MERUPAKAN PRIORITAS SETAN KARENA IA TAHU BAHWA PADA SAAT ANDA MENEMUKAN KEPRIBADIAN DAN KENYATAAN DARI ROH, MAKA HIDUP ANDA AKAN DIUBAHKAN SECARA DRAMATIS."(Benny Hinn)

Setelah saya membaca buku itu, saya memulai persekutuan dengan Roh Kudus. Ketika saya mau mulai berdoa, saya selalu minta bantuan Roh Kudus, seperti yang Benny Hinn tulis,"Roh Kudus, maukah Engkau membantu saya berdoa?" Perubahan besar ketika saya berdoa mulai terjadi. Saya tidak lagi berdoa untuk kepentingan diri sendiri, tetapi saya mulai berdoa untuk orang lain karena Roh Kudus yang menuntun. Ketika berdoa pun saya merasa lebih fokus dan ringan, dan setelah doa, terasa sukacita yang dulunya tidak saya rasakan.

"Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan. Dan Allah yang menyelidiki hati nurani, mengetahui maksud Roh itu, yaitu bahwa Ia sesuai dengan kehendak Allah, berdoa untuk orang-orang kudus." (Roma 8:26-27)

Saya juga mulai mengerti bahwa Roh Kudus diberikan Tuhan untuk membantu semua anak-anakNya, misalnya sebelom saya di interview pekerjaan, saya meminta bimbingan dari Roh Kudus agar tidak terlalu tegang dan lancar berbicara (karena saya org yang gampang gugup) dan ternyata benar Roh Kudus memberikan saya kekuatan dan bantuanNya..selalu! Roh Kudus telah membantu saya dalam bebagai macam hal sehingga saya sekarang sudah mulai percaya kepadaNya. Sekarang saya yakin bahwa Tuhan telah memberikan Roh Kudus untuk saya dan semua anak-anakNya yang lain agar semua mendapat kekuatan dan dapat bersinar terang buat Bapa kita yang di sorga.

"Kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita"(Roma 5:5)

Tuhan telah menjanjikan bahwa setiap anakNya akan selalu menjadi kepala dan bukan ekor dan saya sekarang mengerti bahwa itu tidak mustahil. Saya sangat percaya pada janjiNya! Roh Kudus adalah Roh yang lebih besar dari segala-galanya dan Dia ada di dalam kita. Jika kita dalam kesulitan besar atau kecil, Roh Kudus yang akan memberi kekuatan dan bimbinganNya selalu. Ini sudah terjadi kepada saya. Kalau kita mengenal Roh Kudus lebih dekat lagi, maka kehidupan kita akan berubah drastis. Kita akan lebih lagi mengerti janji-janji Tuhan yang begitu indah dan kita akan lebih memuji Tuhan lebih dahsyat lagi. Mengapa? Karena kita tahu Tuhan begitu baik...menurunkan Tuhan Yesus ke dunia dan memberi Roh Kudus untuk memimpin kehidupan kita. Roh yang begitu mencintai kita dan siap membantu kita dalam segalah hal sehingga kita akan lebih lagi yakin akan kesetiaan dan kasih sayang Tuhan. Anda akan yakin bahwa anda dapat tenang saat badai datang karena RohNya ada di hati anda. Kalau Allah tidak mengasihi kita, mengapa Ia memberikan RohNya yang begitu berharga? Dan kalau RohNya sudah ada di dalam kita, masih adakah yang mustahil?

Mengenal Roh Kudus ialah satu-satunya jalan agar kita dapat lebih dekat lagi kepada Tuhan karena kita semua tahu bahwa Roh Kuduslah yang membuat kita ingin selalu memuji Tuhan, bermazmur bagi satu sama lain, mengingat FirmanNya dan merendahkan diri kita untuk melayani orang lain. Mari bersekutu denganNya.

"Hendaklah kamu penuh dengan Roh dan berkata-kata seorang kepaad yang lain dalam mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian rohani. Berb\nyanyi dan bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati" (Efesus 5:18-19)

-

Mengapa Tuhan meminta aku membawa seekor keong jalan-jalan?

Tuhan memberiku sebuah tugas,
yaitu
membawa keong jalan-jalan.
Aku tak dapat jalan terlalu cepat,
keong sudah berusaha keras merangkak,
Setiap kali hanya beralih sedemikian
sedikit

Aku mendesak, menghardik, memarahinya,
Keong memandangku dengan pandangan
meminta-maaf,
Serasa berkata : “aku sudah berusaha
dengan segenap tenaga !”
Aku menariknya, menyeret, bahkan
menendangnya, keong terluka.
Ia mengucurkan keringat, nafas
tersengal-sengal, merangkak ke depan.
Sungguh aneh, mengapa Tuhan memintaku
mengajak seekor keong berjalan-jalan.

Ya Tuhan! Mengapa ?
Langit sunyi-senyap

Biarkan saja keong merangkak didepan,
aku kesal dibelakang.

Pelankan langkah, tenangkan hati….

Oh? Tiba-tiba tercium aroma bunga,
ternyata ini adalah sebuah taman bunga.
Aku rasakan hembusan sepoi angin,
ternyata angin malam demikian lembut.
Ada lagi! Aku dengar suara kicau
burung, suara dengung cacing.
Aku lihat langit penuh bintang
cemerlang. Oh?
Mengapa dulu tidak rasakan semua ini ?
Barulah aku teringat,
Mungkin aku telah salah menduga!

Ternyata Tuhan meminta keong
menuntunku jalan-jalan sehingga aku
dapat mamahami dan merasakan keindahan
taman ini yang tak pernah kualami kalo
aku berjalan sendiri dengan cepatnya.

"He's here and with me for a reason"

Saat bertemu dengan orang
yang benar-benar engkau kasihi,
Haruslah berusaha memperoleh
kesempatan
untuk bersamanya seumur hidupmu.
Karena ketika dia telah pergi,
segalanya telah terlambat.

Saat bertemu teman yang dapat
dipercaya,
rukunlah bersamanya.
Karena seumur hidup manusia, teman
sejati tak mudah ditemukan.

Saat bertemu penolongmu,
Ingat untuk bersyukur padanya.
Karena ialah yang mengubah hidupmu

Saat bertemu orang yang pernah kau
cintai,
Ingatlah dengan tersenyum untuk
berterima-kasih .
Karena ia lah orang yang membuatmu
lebih mengerti tentang kasih.

Saat bertemu orang yang pernah kau
benci,
Sapalah dengan tersenyum.
Karena ia membuatmu semakin teguh /
kuat.

Saat bertemu orang yang pernah
mengkhianatimu,
Baik-baiklah berbincanglah dengannya.
Karena jika bukan karena dia, hari ini
engkau tak memahami dunia ini.

Saat bertemu orang yang pernah diam-
diam kau cintai,
Berkatilah dia.
Karena saat kau mencintainya, bukankah
berharap ia bahagia ?

Saat bertemu orang yang tergesa-gesa
meninggalkanmu,
Berterima-kasihlah bahwa ia pernah ada
dalam hidupmu.
Karena ia adalah bagian dari
nostalgiamu

Saat bertemu orang yang pernah salah-
paham padamu,
Gunakan saat tersebut untuk
menjelaskannaya.
Karena engkau mungkin hanya punya satu
kesempatan itu saja untuk menjelaskan.

Saat bertemu orang yang saat ini
menemanimu seumur hidup,
Berterima-kasihlah sepenuhnya bahwa ia
mencintaimu.
Karena saat ini kalian mendapatkan
kebahagiaan dan cinta sejati.

--

Ketika aku berumur...

Ketika aku berumur 10 tahun,
Aku sering bertanya kepada temanku, "Sekolah tinggi manakah yang akan kamu duduki?"

Ketika aku berumur 20 tahun,
Aku sering bertanya kepada temanku, "Kapan kamu akan menikah?"

Ketika aku berumur 30 tahun,
Aku sering bertanya kepada temanku, "Bagaimana dengan perkembangan karirmu?"

Ketika aku berumur 40 tahun,
Aku sering bertanya kepada temanku, "Apa cita-cita anakmu ketika ia sudah besar?"

Ketika aku berumur 50 tahun,
Aku sering bertanya kepada temanku, "Berapa lama lagi kamu akan pensiun?"

Ketika aku berumur 80 tahun,
Aku akan bertanya kepada temanku, "Kemanakah kamu akan pergi nanti setelah hidup ini berakhir?"

Selagi kita hidup, sepertinya dunia memberikan banyak sekali pilihan kepada kita dalam hal apapun. Kita dapat memilih sekolah, karir, pasangan hidup dan masih banyak lagi.
Tetapi sebenarnya semua pilihan itu akhirnya akan menentukan jalan kita yang sesungguhnya; SORGA atau NERAKA. Hanya ada dua jalan yang dapat kita tempuh.
Sudah siapkah anda untuk menerima jalan dari pilihan anda selama ini?

Semua pilihan dan kelakuan kita di dunia akan dinilai oleh raja kita, Tuhan Yesus. Jangan sampai menunggu ajal hidup, baru kita sadar bahwa pilihan kita selama ini sia-sia. Kita tahu bahwa akhirnya pertanyaan yang paling berarti ialah "Kemana kita akan pergi setelah hidup ini berakhir?".

IS JESUS YOU NUMBER ONE PRIORITY IN THIS LIFE?
Remember, He saved you on the cross!

Mari mulai memilih dengan bijaksana dalam segala hal..sebelum terlambat. Life is short so choose wisely!

--

Yesus dan domba-dombaNya

Kita sering melihat gambar Tuhan Yesus bersama segerombolan domba-domba. Dalam gambar itu, Ia sering menggendong domba yang kecil sementara domba-domba yang besar berada di sekelilingNya.

Domba kecil itu adalah kita sewaktu kita baru menerima Tuhan Yesus sebagai juruselamat kita. Ketika kita baru saja mengenal Tuhan, Ia menggendong kita, menjaga kita sehingga tidak ada musuh yang bisa mengganggu kita. Itu sebabnya sewaktu kita menjadi org Kristen baru, perjalanan kita mudah dan tantangan hidup masih tidak banyak.

Di sekeliling Tuhan Yesus, banyak domba yang sudah besar. Itu adalah kita ketika kerohanian kita sudah mulai dewasa. Tidak mungkin Tuhan Yesus akan menggendong kita terus menerus, karena Ia mau kita maju dan belajar banyak.

Ketika kita sudah tidak digendong lagi oleh Yesus, kita akan lebih bisa diganggu oleh kejahatan. Bayangkan jika salah satu domba diatas mulai tidak fokus kepada gembalaNya dan berlari ke arah yang lain. Domba itu akan mulai semakin jauh dari gembalaNya dan meninggalkan kawanannya. Semakin mudah seekor serigala untuk memakannya bukan?

Tetapi ketika domba itu tetap berada di dekat sang gembala dan jikalau ada seekor serigala yang mau memakan domba itu, sang gembala pasti langsung mengusir serigala itu dan mempertahankan milikNya. Lagipula, domba itu akan jauh lebih aman bersama domba-domba yang lain karena mereka pasti bisa bersatu dan tidak mudah terjatuh. Oleh karena itu, kalau kita tidak terus mengikuti gembala kita yaitu Tuhan Yesus dan mulai pergi dari kawanan domba-domba yang lain...kita mulai menghilang. Kalau hubungan kita dengan Tuhan Yesus mulai renggang dan kita tidak lagi mengikutNya, tidak lagi bergabung dengan teman-teman gereja kita, semakin mudah Iblis menganggu kita. Kita akan lebih mudah tertarik dengan hal-hal duniawi dan lama-lama menghilang dari khadirat Tuhan. Oleh karena itu, Tuhan sering mengingatkan kita untuk selalu mempunyai hubungan yang erat bersamaNya dan bergaul dalam lingkungan yang baik terutama dengan lingkungan anak-anak Tuhan. Karena jika kita bersama-sama, kita dapat saling membangun dan menjaga.

Yesus adalah seorang gembala yang sungguh baik dan sangat menghargai domba-dombaNya. Karena Dia berkata seperti ini:

"Bagaimana pendapatmu? Jika seorang mempunyai seratus domba, dan seekor diantaranya sesat tidakkah ia akan meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di pegunungan dan pergi mencari yang sesat itu?

Dan Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jika ia berhasil menemukannya, lebih besar kegembiraannya atas yang seekor itu dari pada atas yang kesembilan puluh sembilan ekor yang tidak sesat.

Demikian juga Bapamu yang di sorga tidak menghendaki supaya seorangpun dari anak-anak ini hilang."
(Matius 18:12-14)

Bukankah perkataan seperti itu hanya bisa diucapkan oleh gembala yang sangat menghargai dombaNya?

Kita hanya akan aman ditanganNya. Tidak akan ada orang lain yang dapat mengasihi domba-domba itu kecuali gembalanya sendiri. Benar kan? Siapa lagi yang bisa menyayangi domba2 tersebut kecuali pemiliknya? Apalagi gembala kita adalah Tuhan Yesus, juruselamat dunia.

Mari kita terus mengikuti gembala kIta, Tuhan Yesus :)

--

Siapakah?

01] Siapakah orang yang sibuk?

Orang yang sibuk adalah orang yang suka menyepelekan
waktu ibadahnya seolah-olah ia mempunyai kerajaan
seperti Kerajaan Raja Salomo, Anak Raja Daud
Maka sempatkanlah bagimu

untuk beribadah.............. dan bersegeralah!

02] Siapakah orang yang manis senyumannya?

Orang yang mempunyai senyuman yang manis adalah
orang yang ditimpa musibah lalu dia berucap " Tuhan yang memberi,
dan Tuhan yang mengambil. Terpujilah Tuhan." Kemudian
berkata,"Ya Tuhan, aku bersyukur dengan kehendak-Mu ini",
sambil mengukir senyuman.
Maka berbaik hatilah dan bersabar...............

03] Siapakah orang yang kaya ?

Orang yang kaya adalah orang yang bersyukur dengan
apa yang ada dan tidak lupa akan kenikmatan dunia
yang sementara ini. Maka bersyukurlah atas

nikmat yang engkau terima dan berbagilah.......

04] Siapakah orang yang miskin?

Orang yang miskin adalah orang tidak puas dengan
nikmat yang ada dan selalu menumpuk-numpukkan harta duniawi.
Maka janganlah kau menjadi kikir juga dengki...........

05] Siapakah orang yang rugi?

Orang yang rugi adalah orang yang sudah sampai usia
pertengahan namun masih berat untuk melakukan ibadat
dan amal-amal kebaikan.
Maka hargailah waktumu dan bersegeralah..............

06] Siapakah orang yang paling cantik?

Orang yang paling cantik adalah orang yang mempunyai
akhlak yang baik.
Maka peliharalah akhlakmu dari dosa dan noda.............................

07] Siapakah orang yang mempunyai rumah yang paling luas?

Orang yang mempunyai rumah yang paling luas adalah
orang yang mati membawa amal-amal kebaikan dimana
kuburnya akan diperluaskan sejauh mata memandang.
Maka beramal salehlah selagi sempat dan mampu...............

08] Siapakah orang yang mempunyai rumah yang sempit lagi dihimpit ?

Orang yang mempunyai rumah yang sempit adalah orang
yang mati tidak membawa amal-amal kebaikan lalu
kuburnya menghimpitnya.
Maka ingatlah akan kematian dan kehidupan setelah dunia............

09] Siapakah orang yang mempunyai akal ?

Orang yang mempunyai akal adalah orang-orang yang
menghuni Sorga kelak karena telah menggunakan akal
sewaktu di dunia untuk menghindari Api Neraka.
Maka peliharalah akal sehatmu dan pergunakan
semaksimal mungkin untuk mengharap kerahiman-Nya .........

-

Where was He when I needed him?

She jumped up as soon as she saw the surgeon come out of the operating
room. She said: "How is my little boy ? Is he going to be all right ?
When can I see him ?"

The surgeon said, "I'm sorry. We did all we could, but your boy didn't
make it."



Sally said, "Why do little children get cancer ? Doesn't God care any
more ? Where were you, God, when my son needed you ?"

The surgeon asked, "Would you like some time alone with your son ? One
of the nurses will be out in a few minutes, before he's transported to the
university."

Sally asked the nurse to stay with her while she said good bye to son.
She ran her fingers lovingly through his thick red curly hair. "Would
you like a lock of his hair ?" the nurse asked.


Sally nodded yes. The nurse cut a lock of the boy's hair, put it in a
plastic bag and handed it to Sally.



The mother said, "It was Jimmy's idea to donate his body to the
University for Study. He said it might help somebody else. "I said no
at first, but Jimmy said, 'Mom, I won't be using it after I die. Maybe
it will help some other little boy spend one more day with his Mom." She
went on, "My Jimmy had a heart of gold. Always thinking of someone else.
Always wanting to help others if he could."

Sally walked out of Children's Mercy Hospital for the last time, after
spending most of the last six months there. She put the bag with Jimmy's
belongings on the seat beside her in the car.



The drive home was difficult. It was even harder to enter the empty
house. She carried Jimmy's belongings, and the plastic bag with the lock
of his hair to her son's room.


She started placing the model cars and other personal things back in his
room exactly where he had always kept them. She laid down across his bed
and, hugging his pillow, cried herself to sleep.



It was around midnight when Sally awoke. Laying beside her on the bed
was a folded letter. The letter said:

"Dear Mom, I know you're going to miss me; but don't think that I will
ever forget you, or stop loving you, just 'cause I'm not around to say "I
Love You". I will always love you, Mom, even more with each day. Someday
we will see each other again. Until then, if you want to adopt a little
boy so you won't be so lonely, that's okay with me. He can have my room
and old stuff to play with. But, if you decide to get a girl instead,
she probably wouldn't like the same things us boys do. You'll have to
buy her dolls and stuff girls like, you know. Don't be sad thinking
about me. This really is a neat place. Grandma and Grandpa met me as
soon as I got here and showed me around some, but it will take a long
time to see everything. The angels are so cool. I love to watch them
fly. And, you know what? Jesus doesn't look like any of his pictures.
Yet, when I saw Him, I knew it was Him. Jesus himself took me to see GOD
! And guess what, Mom ? I got to sit on God's knee and talk to Him,
like I was somebody important. That's when I told Him that I wanted to
write you a letter, to tell you good bye and everything. But I already
knew that wasn't allowed. Well, you know what Mom ? God handed me some
paper and His own personal pen to write you this letter. I think Gabriel
is the name of the angel who is going to drop this letter off to you.
God said for me to give you the answer to one of the questions you asked
Him 'Where was He when I needed him ?' "God said He was in the same
place with me, as when His son Jesus was on the cross. He was right
there, as He always is with all His children. Oh, by the way, Mom, no
one else can see what I've written except you. To everyone else this is
just a blank piece of paper. Isn't that cool ? I have to give God His
pen back now. He needs it to write some more names in the Book of Life.
Tonight I get to sit at the table with Jesus for supper. I'm sure the
food will be great.



Oh, I almost forgot to tell you. I don't hurt anymore. The cancer is
all gone. I'm glad because I couldn't stand that pain anymore and God
couldn't stand to see me hurt so much, either. That's when He sent The
Angel of Mercy to come get me. The Angel said I was a Special Delivery !
How about that ?


Signed with Love from God, Jesus & Me.

--

Doa yang sungguh-sungguh

Pesan: Doa itu semestinya sangat berkuasa kalau kita melakukannya dgn sungguh2. Doa merupakan satu cara untuk kita berkomunikasi dgn Tuhan. Di Alkitab, banyak tokoh2 yang diberkati dan doanya dijawab secara luar biasa oleh Allah. Oleh karena itu, haruslah kita berdoa dgn yakin dan bukan bertele-tele maka kita akan melihat betapa besar kuasa Allah.

" Dan doa yang lahir dari iman akan menyelamatkan orang sakit itu dan Tuhan akan membangunkan dia; dan jika ia telah berbuat dosa, maka dosanya itu akan diampuni. Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya. Elia adalah manusia biasa sama seperti kita, dan ia telah bersungguh-sungguh berdoa, supaya hujan jangan turun, dan hujanpun tidak turun di bumi selama tiga tahun dan enam bulan. " (Yakobus 5:15-17)

Demikianlah Petrus ditahan di dalam penjara. Tetapi jemaat dengan tekun mendoakannya kepada Allah. Kisah Para Rasul 12:5



Tidak ada penghiburan yang melebihi dari pada jemaat yang berdoa dengan tekun bagi gembala mereka. Rasul Petrus yang sedang dipenjara dan menantikan eksekusi hukuman mati yang diputuskan raja Herodes.

Doa jemaat di Yerusalem seakan merentang dari tempat di mana mereka berdoa sampai ke tempat penahanan Petrus. Doa-doa yang dinaikkan itu sangat kuat dan sangat terasa di alam roh. Doa itu yang menurunkan malaikat Tuhan dari surga memasuki penjara dan bertindak merontokkan belenggu-belenggu rasul Petrus. Kis 12:7, …Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan dekat Petrus dan cahaya bersinar dalam ruang itu. Malaikat itu menepuk Petrus untuk membangunkannya, katanya: “Bangunlah segera!” Maka gugurlah rantai itu dari tangan Petrus.

Pintu-pintu dalam penjara itu terbuka sendiri... bak pintu-pintu otomatik masa kini. Petrus berjalan keluar dengan bebas, sedangkan para pengawal tertidur lelap. Inilah khasiat kuasa doa jemaat, yang menggerakkan sorga. Kita harus percaya, bahwa doa kita adalah kuasa/kekuatan yang diberikan Tuhan kepada GerejaNya. Karena itu rasul Paulus berkata: Berdoalah senantiasa! Doakanlah kami! Rasul Paulus percaya dan mempunyai keyakinan bahwa kekuatan hamba-hamba Tuhan berada dalam doa jemaat.

Doa jemaat itu memenuhi udara Yerusalem. Kuasa dari doa jemaat itu sangat berpengaruh pada keadaan politis pemerintahan di Yerusalem. Doa itu yang menghentar penguasa jahat Herodes kepada kematiannya, sehingga ia mati dimakan cacing-cacing. (Kis 12:23).

Doa itu yang telah menggandakan jumlah orang yang percaya dan diselamatkan Doa itulah merupakan sebab utama dari pertumbuhan gereja yang dahsyat.

Di gereja kita inipun Tuhan akan memulihkan jemaatNya saat umatNya berkumpul bersama dalam doa syafaat dan peperangan rohani. Satu otoritas rohani yang besar akan dilepaskan di udara sekeliling kita, bahkan di cabang-cabang yang sedang di-teror oleh si Jahat itu. Manifestari Kuasa Allah akan dinyatakan dan akan kita alami. Gembala-gembala di gereja ini akan terlindung dari segala taktik penghancuran musuh melalui serangan-serangannya, baik secara fisik, mental maupun rohani.

Siapkah Anda? Mari mulai berdoa!

--

Mengapa jawaban doa kita sering tertunda?

sumber: buku Daniel
Pengarang: Pdt. Yonggi Cho

Ketika Daniel berusia hampir sembilan puluh tahun, ia masih mempunyai harapan yang tidak terwujud yaitu pemulihan dan pembangunan kembali Yerusalem dan bait Allah, juga kembalinya orang-orang Yahudi ke negeri asal mereka. Sebenarnya tiga tahun yang lalu , Ezra dan Nehemia telah memimpin orang-orang Yahudi kembali ke tanah air mereka untuk memulihkan bangsa itu. Tetapi, Daniel terus menerus menerima berita bahwa pekerjaan membangun kembali bait Allah tertunda oleh gangguan dan dakwaan palsu dari negara-negara tetangga Yehuda. Daniel menjadi sangat sedih sehingga ia bertekad mendoakan keselamatan tanah airnya. Daniel berdoa secara tidak terputus-putus selama tiga minggu sebelum dia menerima jawaban dari seorang malaikat yang diutus Allah.

Mengapa dua puluh satu hari telah berlalu sebelum Daniel menerima jawaban atas doanya?

Doa ialah pergumulan kita. Sebenarnya, antara umat manusia dan takhta Allah, iblis yang menjadi penghulu di udara berkemah. Para roh jahatnya berusaha mati-matian untuk merintangi doa kita agar tidak mencapai sorga. Sewaktu kita berjuang di bumi dengan cara berdoa, malaikat yang membawa jawaban Allah untuk kita juga berjuang di udara.
Namun jika kita tetap berdoa di bumi, malaikat akan memegang tali doa kita dan datang menghampiri kita sambil menerobos benteng iblis. Inilah yang terjadi atas Daniel.

Setelah dua puluh satu hari, malaikat yang diutus pun menghampiri Daniel dan menjelaskan tentang peperangan yang terjadi di dunia rohani.

"Karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara" (Efefsus 6:12).

Malaikat itu juga menjelaskan bahwa "Pemimpin kerajaan Persia berdiri dua puluh satu hari lamanya menentang aku; tetapi kemudian Mikhael, salah seorang dari pemimpin-pemimpin terkemuka datang menolong aku, dan aku meninggalkan dia di sana berhadapan dengan raja-raja orang Persia." (Dan 10:13)

Bagaimana mungkin malaikat dari sorga ditahan dua puluh satu hari oleh seorang manusia?

Di sinilah terletak rahasia yang dalam dari dunia rohani. Kita harus menyadari bahwa di balik raja Persia di bumi ini ada kekuatan iblis juga yang disebut raja Persia. Roh-roh iblis berkemah di udara di atas takhta, dan mereka menguasai raja Persia dan rakyatnya, sambil memberikan pengaruh yang kuat atas mereka.
Pada hari pertama Daniel memulai doanya, yang berlanjut selama tiga minggu diiringi puasa sebagian, tali doanya naik sampai ke sorga, dan Allah pun mengutus seorang malaikat menganggapi doanya. Tetapi iblis merintangi perjalanan malaikat itu dengan segala kekuatannya, karena ia takut akan kehilangan daerah dengan adanya kemajuan kerajaan Allah. Dari hal ini, kita tahu bahwa di balik kerajaan-kerajaan manusia di bumi selalu ada perjuangan antara roh-roh iblis dan para malaikat Allah.

Walaupun malaikat itu dilawan selama dua puluh satu hari oleh raja Persia, doa yang tiada berkeputusan dari Daniel di bumi mengizinkan Mikhael - yang memimpin tentera Allah - untuk datang. Dengan didukung oleh pertolongannya, malaikat itu sanggup mengalahkan raja Persia lalu turun mendapatkan Daniel setelah tiga minggu berlalu.

Tuhan ingin kita menyadari hal yang sedang terjadi di dunia rohani agar kita dapat berharap untuk menanti sebentar lagi.
Janganlah pernah putus berdoa karena Tuhan selalu mendengar.

--

Mengapa kita ada di dunia ini?

source:http://www.lightonworld.com

Setahuku hanya ada dua macam jawaban yang menjawab pertanyaan "Mengapa kita ada di dunia ini?" Yang satu adalah melalui pandangan Kristiani dan yang satunya lagi adalah melalui pandangan duniawi (orang yang tidak percaya Tuhan).

Menurut pandangan duniawi, kita adalah hasil dari evolusi. Melalui banyak perubahan biologi dan waktu yang sangat lama, akhirnya kita mencapai tahap kita yang sekarang. Kehidupan yang paling pertama hanyalah "kecelakaan" atau "kebetulan", yang membuat sel kehidupan. Jadi jawaban orang atheis untuk pertanyaan di atas ialah..."Tidak ada". Kita semua manusia terbentuk karena kecelakaan. Jadi keberadaan kita di dunia ini tidak mempunyai makna yang spesial dan nilai kehidupan kita tidak melebihi binatang dan pohon. Namun, saya berpikir bahwa kita tidak bisa hidup dengan pandangan tersebut. Semua orang tahu bahwa nilai manusia melebihi semua makhluk lain yang ada di dunia ini. Kita melihat pembunuhan sebagai sesuatu yang keji. Kita tidak melihat sebatang pohon ditebang dan berpikir bahwa itu adalah perbuatan keji.

Orang Kristiani percaya bahwa kita, manusia, ada di dunia ini untuk mempunyai hubungan dengan Tuhan. Tanpa kita sadari, kita selalu mencari hubungan di dalam kehidupan kita. Hubungan antara sesama ialah agar kita mencintai dan dicintai, mengerti dan dimengerti. Kita mencari teman (hubungan), mencari pasangan hidup (hubungan), dan kita bahkan menginginkan sebuah keluarga (hubungan). Kita tidak melihat keinginan seperti ini di antara binatang. Manusia selalu mencari hubungan. Namun sesungguhnya, satu-satunya hubungan yang dapat memenuhi kita secara penuh ialah hubungan kita dengan Tuhan.

--

Bintang besar dan bintang kecil

Alkisah ada dua bintang dilangit yang hidup berdampingan. Yang satu disebut bintang besar karena dia berukuran besar. Dan yang satunya lagi disebut bintang kecil.

Pada suatu hari ada satu planet yang datang kepada si bintang besar. "Hai, bintang besar, aku sangat kedinginan. Bolehkah aku duduk didekatmu agar tubuhku hangat?". Jawab si bintang besar, " Tidak boleh! Aku tidak mau membagi energiku denganmu." Si planet ini sedih mendengar jawaban si bintang besar, tetapi si bintang kecil melambai kepadanya, "Kemarilah teman, duduklah denganku, aku akan menghangatkanmu." Mendekatlah si planet ini kepada si bintang kecil. Dan mereka menjadi teman. Si planet tidak lagi kedinginan.

Lalu keesokannya datang lagi satu planet kepada si bintang besar. " Bintang besar, bolehkah aku duduk dekatmu supaya tubuhku hangat karena aku sangat kedinginan disini?". "Tidak! Pergilah! Jangan ganggu aku", jawab si bintang besar. Dengan tubuh menggigil kedinginan, si planet berjalan menjauhi si bintang besar. Tapi si bintang kecil memanggilnya, "Hai, teman! Maukah kau duduk disampingku supaya tubuhmu hangat? Kemarilah!" dan datanglah planet itu kepada si bintang kecil dan rasa dinginnya hilang oleh karena kehangatan cahaya si bintang kecil.

Keesokkannya lagi, datang tujuh planet kepada si bintang besar, menyampaikan permintaan yang sama dengan kedua planet sebelumnya. Lagi-lagi si bintang besar menolaknya. Si bintang besar tidak mau diganggu. Dia ingin kehangatannya hanya untuk dirinya sendiri. Tetapi si bintang kecil mengajak tujuh planet ini untuk duduk bersama-sam dengan dia.

Sekarang ada sembilan planet yang berkawan dengan si bintang kecil ini. Si bintang kecil dengan sukacita dan penuh kasih membagikan kehangatan cahayanya kepada teman-teman barunya. Apakah dengan membagi kehangatannya maka si bintang kecil menjadi redup? Apakah ia kehilangan sinar dan kehangatannya? TIDAK!

Justru dengan berbagi. maka bertambahlah cahaya yang ia punya. Dengan berbagi, dia menjadi besar oleh karena cahayanya bertambah. Dan yang penting adalah dia mempunyai banyak teman. Mereka bermain bersama, bergembira bersama dan mengalami sukacita yang luar biasa. Si bintang kecil bahagia karena bisa memberi kehangatannya untuk planet2 itu dan planet2 itu bahagia karena mereka tidak kedinginan lagi. Sedangkan si bintang besar menjadi redup dan kian menghilang cahayanya. Tidak ada lagi kehidupan pada bintang besar. Ia tidak punya kawan, karena dia egois.

Nah, bagaimana dengan kehidupan kita? Kita hidup seperti bintang besar atau bintang kecil? Apakah kita mau membagikan setiap berkat yang sudah Tuhan berikan pada kita? Atau apakah kita hanya menyimpan setiap berkat itu hanya untuk diri kita sendiri?

Sebagai anak2 Allah, pasti kita tahu bahwa Allah ingin menjadikan kita anak-NYa yang penuh kasih. Ada ungkapan bahwa kita bisa memberi tanpa mengasihi, tapi kita tidak bisa mengasihi tanpa memberi.

Allah sangat mengasihi kita sehingga Dia memberi begitu banyak berkat untuk kita bahkan AnakNya pun di berikan untuk menggantikan kita di kayu salib.

Allah adalah Kasih. Kasih itu tidak sombong dan tidak mementingkan diri sendiri. Allah sendiri telah memberi teladan kasih karena itu patutlah kita meneladaniNya.

Jadi marilah kita mulai memperlihatkan ciri khas hidup anak2 Allah yang sesungguhnya yaitu saling mengasihi dengan kasih yang tulus seperti yang telah dipraktekkan oleh Tuhan Yesus sebagai teladan kita.

--

Aku ada untuk satu tujuan

Saat ini kamu sedang melihat www.airhidup.com sebuah web rohani yang luar biasa, yang menjadi berkat buat banyak orang.
Tapi coba kita lihat ke luar, banyak web yang secara penampilan bagus, dihiasi animasi ini-itu, membuat orang tertarik, tapi sayang..... isinya bobrok!

Bersyukur Tuhan kasih talenta yang luar biasa, keahlian dan kemampuan yang nggak semua orang bisa untuk membuat web, tapi kenapa talenta itu digunakan untuk hal yang merusak. Bukankah Tuhan kasi talenta buat kita untuk kemuliaan namaNya? "Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!" (Roma 11:36).

Kalo saat ini kamu dikaruniai talenta, keahlian, dan kemampuan yang luar biasa yang nggak semua orang punya, hendaklah itu kamu gunakan untuk kemuliaan nama Tuhan saja. Kamu yang pinter maen musik, punya suara merdu, punya bakat nulis, bakat nggambar, ato kemampuan lainnya, ingat segala sesuatu dari Dia dan akan kita kembalikan untuk kemuliaan namaNya.

Jangan gunakan talenta itu untuk suatu hal yang merusak. "Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!" (1 Kor 6:20)
Dan ingat, Tuhan nyiptain kamu bukan untuk kesia-siaan, tapi kamu diciptakan untuk satu tujuan. Jadi nggak mungkin kalo Tuhan nggak modalin kamu dengan suatu talenta apapun. Gali dan temuakan talentamu. Tetap giat dan setia mengembangkan apa yang udah Tuhan kasi. Melalui itu Tuhan akan pakai kamu secara luar biasa. Buat semua anak-anak terang, tetaplah bersinar bagi Bapa!!!

--

Memikul salib

Lukas 9:23 : "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku". Yesus berkata agar kita menyangkal diri kita, bukan mementingkan diri sendiri.

Anda mungkin berkata bahwa anda benci diri anda karena anda merasa diri anda jelek. Tetapi sebenernya adalah anda sangat mengasihi diri anda sehingga anda benci pada diri sendiri karena anda merasa diri anda jelek. Semakin anda merasa diri anda jelek, semakin anda mengasihi diri sendiri!!!"

"Yesus berkata untuk memikul salib setiap hari, bukan hanya setiap hari Minggu. Jaman dahulu, memikul salib sama dengan menanggung hukuman kursi listrik di jaman sekarang. DIA menginginkan kita untuk memberikan seluruh hidup kita kepadaNYA. Dia ingin menguasai hidup kita. Apakah anda pernah mengalami hal-hal yang terjadi lebih baik dari apa yang kita pikirkan seharusnya terjadi?

"Yesus berkata: 'Ikutlah Aku' - dalam bahasa aslinya dapat juga diterjemahkan sebagai: 'Ikut dengan Aku'. Ia ingin kita berada di sampingNya, berjalan di sampingNya."

--

God as my refiner and purifier of silver

Malachi 3:3 says: "He will sit as a refiner and purifier of silver."
This verse puzzled some women in a Bible study and they wondered what this statement meant about the character and nature of God.
One of the women offered to find out the process of refining silver and get back to the group at their next Bible Study.
That week, the woman called a silversmith and made an appointment to watch him at work. She didn't mention anything about the reason for her interest beyond her curiosity about the process of refining
Silver.
As she watched the silversmith, he held a piece of silver over the fire and let it heat up. He explained that in refining silver, one needed to hold the silver in the middle of the fire where the flames were hottest as to burn away all the impurities.
The woman thought about God holding us in such a hot spot; then she thought again about the verse that says: "He sits as a refiner and purifier of silver." She asked the silversmith if it was true that he had to sit there in front of the fire the whole time the silver was being refined.
The man answered that yes, he not only had to sit there holding the silver, but he had to keep his eyes on the silver the entire time it was in the fire. If the silver was left a moment too long in the flames, it would be destroyed.
The woman was silent for a moment. Then she asked the silversmith, "How do you know when the silver is fully refined?"

He smiled at her and answered, "Oh, that's easy -- when I see my image in it." If today you are feeling the heat of the fire, remember that God has his eye on you and will keep watching you until He sees His image in you.

--

5 Ketul Roti dan 2 Ekor Ikan

Pada suatu hari Yesus pergi ke padang gurun dan 5000 org mengikutiNya. Di samping 5000 pria ini, terdapat pula kurang lebih 10 000 wanita, wanita-wanita yang mempunyai anak. Jadi kira-kira ada 20000 orang. Waktu hari makin larut maka orang-orang menjadi lapar.

Tuhan Yesus pun memanggil Filipus, "Berilah orang-orang itu makanan!" Demikian perintahNya. Kita bisa membayangkan betapa bingungnya murid Yesus hendak memberi makan sekian banyak orang. Pikirkan apa yang anda akan lakukan ketika anda harus memberi makan 20000 orang dan anda ada di tengah padang belantara!

Seseorang pun mengangkat tangannya dan berkata kepada Filipus, "Tidaklah kau insaf bahwa kita ini berada di tengah padang belantara? Kita tidak berada di kota Yerusalem. Adalah tidak mungkin sama sekali memberi makan sekian banyak orang." Filipus pun setuju dengan usulnya.

Ada yang lain berkata kepada Filipus, "Apakah kita mempunyai cukup uang? Bila kita punya 200 dinar saja, itu hanya bisa memberi makan untuk sebagian kecil dari kita saja." Filipus pun menjawab "Kita tidak mempunyai uang sepersen pun." Lalu orang itu menjawab "Anda telah kehilangan ingatan untukmencoba memberi makan."

Orang yang ketiga berkata "Saudara ketua, apakah kita mempunyai dapur roti yang bisa membakar sebegitu banyak roti sekaligus?" "Tidak ada. Sebuah dapur roti pun tidak bisa kita temukan di daerah sini," jawab Filipus.

Lalu kalau yang, dapur dan bahan makanan yang diperlukan saja tidak ada, bagaimana 20 000 orang itu akan makan? Semua orang sudah mulai berpikir negatif.

Akan tetapi, Andreas tidak menghiraukan ucapan mereka dan membawa 5 ketul roti dan 2 ekor ikan kepada Yesus. Dia berkata, "Yesus, bahan makanan ini tidak cukup untuk memberi makan 20000 orang. Akan tetapi saya bawa juga kehadapanMu." Andreas mendengar perintah Yesus. Meskpiun ia ragu-ragu, ia tetap yakin dan membawa bahan makanan itu kepada Kristus. Ia memiliki cara berpikir yang dimiliki Kristus juga.

Lalu Yesus berdoa dan memberkati bahan makanan berupa roti dan ikan itu. Dibagi-bagilah lima roti dan dua ikan itu. Ternyata pada akhirnya, semua orang yang berada di situ dapat dikenyangkan bahkan masih banyak yang tersisa.

Semua orang Kristen adalah milik Yesus Kristus. Akan tetapi di kalangan orang Kristen ada dua cara berpikir. Yang mengikuti pola berpikir murid-murid Tuhan yang kurang percaya, dan cara berpikir Andreas yang positif. Terlampau banyak orang dan jemaat berbicara soal hal-hal yang tidak mungkin. Mereka berteriak dalam kekurangan dan merasa diri mereka berada di tengah padang belantara. Mereka berseru bahwa bahan makanan tidak cukup bagi anggotanya. Mereka berbicara dengan iman yang kerdil dan omong tentang segala hal yang serba tidak mungkin.

Tahukan anda bahwa pendeta yang mempunyai jemaat terbanyak di dunia, Cho Yong Gi, berhasil karena mempunyai cara bepikir seperti Andreas? Dia dulu adalah seorang pendeta yang miskin. Sebelum dia berhasil mendirikan gerejanya, dia harus menjual rumahnya dan tinggal di apartemen agar dia bisa mencukupi dana gerejanya. Tetapi Cho Yong Gi percaya bahwa uang yang dikumpulkan dari penjualan rumahnya adalah permulaan dari mujizat Tuhan. Uang hasil penjualan rumahnya ialah 5 ketul roti dan 2 ekor ikan yang dipersembahkan kepada Yesus. Tuhan pun bekerja dan memberikan kelimpahan seperti sewaktu Dia memecah-mecahkan roti dan ikan tersebut.

Banyak orang mengalami pembaharuan rohani akan tetapi mereka tidak memperbaharui jalan pikiran mereka. Untuk itulah, kita harus membaca Alkitab setiap hari agar cara berpikir kita diperbaharui dan mencampakkan pikiran kita yang tradisional. Tuhan kita sering bekerja dengan cara yang aneh yang tidak bisa terpikir oleh manusia, dan firman Tuhan berkali-kali mengingatkan kita bahwa tidak ada yang tidak mustahil bagi Tuhan.

Siapkah anda untuk melihat mujizat Tuhan? Kalau anda tidak berpikir seperti Andreas, maka Allah yang berada dalam diri and tidak akan bisa bekerja dengan leluasa melalui kehidupan anda.

--

Dosa Besar dan Dosa Kecil

Marilah kita bayangkan dulu bahwa kita sedang duduk di tepi sebuah danau yang penuh dengan batu kerikilnya. Di dalam tangan saya, saya sedang memegang sebutir batu kerikil. Anda sedang memegang sebuah batu besar dalam genggaman anda. Marilah kita lemparkan bersama-sama batu besar dan batu kerikil itu ke dalam danau itu.

Mula-mula saya dulu yang melemparkannya. Saya melemparkan batu kerikil yang ada di dalam tanganku itu. Apakah anda mendengar lemparan kerikil saya itu ke dalam air? Nampak air itu beriak. Sekarang dimana batu kerikil itu? Batu kerikil itu jatuh terpendam pada dasar danau itu.

Sekarang giliran anda untuk melemparkan batu besar itu ke dalam danau itu. Sekarang anda telah melemparkannya dan apakah anda mendengar suara yang halus? Tidak! Suara cemplungannya malah keras sekali. Air malah bergelombang-gelombang di sekitarnya. Tetapi dimanakah batu besar anda itu? Jawabannya tetap jatuh terpendam di dasar danau itu.

Nah, nampaknya batu kerikil milik saya dan batu besar milik anda itu terpendam di dasar danau itu setelah dilemparkan. Perbedaannya hanya hanyalah terletak pada bunyi dan riak air itu. Lemparan saya itu hanya berbunyi menghempas sedangkan lemparan anda menimbulkan suara cemplung. Lemparan saya menimbulkan suara gejolak riak kecil-kecil saja sedangkan cemplungan batu anda menimbulkan gelombang yang besar. Manusia pun masuk ke neraka oleh karena berbuat dosa yang kecil maupun yang besar. Sama saja. Dimanakah letak perbedaan antara keduanya? Pada suara dan pengaruhnya yang bergema di dalam masyarakat.

Janganlah kita menganggap remeh dosa kecil mulai dari sekarang. Setiap orang memerlukan pengampunan dari Yesus Kristus. Darah Yesus mengampuni dan menghapus segala dosa, baik dosa itu besar maupun kecil.


source: The Fourth Dimension by Cho Yong Gi

-

Mengambil resiko

Mengambil resiko itu sangat menakutkan ! Kita tidak tahu apakah kita akan mencapai tujuan atau gagal total tepat berada di depan. Mungkin kita telah banyak mengalami kejadian yang memalukan. Tetapi apapun hasilnya, jenis pengalaman seperti itu membantu kita untuk bertumbuh.

"Luka bakar di waktu kecil karna sering bermain api." Itu tidaklah terlalu menakutkan dibanding kita tidak mengetahuinya sama sekali bagaimana rasanya luka bakar itu. Lebih baik mengalaminya di waktu kecil ketimbang sesudah kita dewasa sekarang. Dan hal itulah yang dapat menjadi pengalaman untuk kedepannya.

Ada 2 kemungkinan di saat kita mengambil resiko. Pertama, kita mungkin berhasil mencapai sesuatu yang sebelumnya kita pikir itu mustahil, dan WOW ! luar biasa rasanya. Kedua, kita mungkin tidak berhasil, tetapi kita selalu dapat mencobanya lagi. Jika tidak pernah mencoba, kita tidak akan pernah tahu bagaimana hasilnya, dan itulah kegagalan terbesar. Kegagalan itu bukanlah karna tidak berhasil tetapi karna tidak pernah mencoba.

Janganlah berlari, meskipun hidup tampak sangat cepat, sehingga kita lupa dari mana kita berasal dan juga lupa sedang menuju ke mana kita. Karna hidup ini haruslah dinikmati.

Timbulkanlah selalu Pengharapan di dalam hatimu, karna itulah yang memberimu kekuatan dan keyakinan untuk menghadapi setiap masalahmu.

Hidup ini memiliki banyak tawaran, terkadang kita harus keluar dari zona kenyamanan kita dan melangkah ke daerah yang tak dikenal. Siapa yang tau apa yang akan kita temukan? Siapa yang tau kemana itu akan membawa kita? Apapun hal itu, kita akan mengalami sesuatu yang baru, sesuatu milik kita sendiri, dan itu akan membuat kita semakin bertumbuh.

Perjalanan 1000 mil hanyalah dimulai dari 1 langkah. Pembangunan Tembok Cina, hanyalah dimulai dari sebutir pasir.

Jadi, apa lagi yang kamu kuatirkan? Segala sesuatunya itu hanyalah bermula dari sebuah hal yang sangat kecil hingga saatnya nanti jadi besar. Toh, apapun yang kamu lakukan, Tuhan Yesus tetap bersamamu. Jadi, gak usah takut !! Syaloom....

"Akan hal ini aku yakin sepenuhnya, yaitu Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus." [Filipi 1 : 6]

-

Fruits of the Spirit

It's quiet. It's early. My coffee is hot. The sky is still black. The world is still asleep. The day is coming.

In a few moments the day will arrive. It will roar down the track with the rising of the sun. The stillness of the dawn will be exchanged for the noise of the day. The calm of the solitude will be replaced by the pounding pace of the human race. The refuge of the early morning will be invaded by decisions to be made and deadlines to be met.

For the next twelve hours I will be exposed to the day's demands. It is now that I must make a choice. Because of Calvary, I'm free to choose. And so I choose.

I choose love... No occasion justifies hatred; no injustice warrants bitterness, I choose love. Today I will love God and what God loves.

I choose joy... I will invite my God to be the God of circumstance. I will refuse the temptation to be cynical...the tool of the lazy thinker. I will refuse to see people as anything less than human beings, created by God. I will refuse to see any problem as anything less than an opportunity to see God.

I choose peace... I will live forgiven. I will forgive so that I may live.

I choose patience... I will overlook the inconveniences of the world. Instead of cursing the one who takes my place, I'll invite him to do so. Rather than complaining that the wait is too long, I will thank God for a moment to pray. Instead of clinching my fist at new assignments, I will face them with joy and courage.

I choose kindness... I will be kind to the poor, for they are alone. Kind to the rich, for they are afraid. And kind to the unkind, for such is how God has treated me.

I choose goodness... I will go without a dollar before I take a dishonest one. I will be overlooked before I will boast. I will confess before I will accuse. I choose goodness.

I choose faithfulness... Today I will keep my promises. My debtors will not regret their trust. My associates will not question my word. My wife will not question my love. And my children will never fear that their father will not come home.

I choose gentleness... Nothing is won by force. I choose to be gentle. If I raise my voice may it be only in praise. If I clench my fist, may it be only in prayer. If I make a demand, may it be only of myself.

I choose self-control... I am a spiritual being. After this body is dead, my spirit will soar. I refuse to let what will rot, rule the eternal. I choose self-control. I will be drunk only by joy. I will be impassioned only by my faith. I will be influenced only by God. I will be taught only by Christ. I choose self-control.

Love, joy, peace, patience, kindness, goodness, faithfulness, gentleness, and self-control. To these I commit my day. If I succeed, I will give thanks. If I fail, I will seek His grace. And then when this day is done, I will place my head on my pillow and rest.

--

Indah karyaMu, Tuhan

Apa yang kamu pikirkan jika melihat seorang cewek cantik atau cowok yang tampan, dan ia memiliki segalanya yang mustahil kita miliki ? Terkadang kita pasti merasa cemburu, ataupun kagum melihatnya. Hati kita bisa saja berbisik, "Koq, baik bener-lah Tuhan kepadanya !?"
Hati ini marah, karena orang lain berhasil dan lebih hebat. Buat apa kita marah dan cemburu dengan keberhasilan dan kehebatan orang lain ? Bukankah Tuhan sudah menyediakan sukses kita sendiri. Hanya saja kita yang tak pernah berusaha meraihnya.

Rencana Tuhan itu indah dan rancanganNya-lah yang terbaik bagi kita !! Memang sih, Langit tak akan selalu biru. Tapi selagi langit masih biru, buatlah yang terbaik bagi Tuhan. Biarlah ucapan dan tindakan kita menjadi berkat bagi orang lain. Kita tak perlu mengutuki ataupun meremehkan seseorang, seharusnya kita memuji dan mengucap syukur kepada Tuhan, karena Cipta & Karya Tuhan itu indah, Ia menjadikan seorang yang tampan dengan kekurangannya, seorang yang cantik dengan kelemahannya, seorang yang bodoh dengan kejenakaannya, dsb. Tuhan itu adil koq.... Ada yang lebih, ada juga yang kurang.

Segala sesuatu itu tidak terlihat sebagaimana adanya. Jika kita melihat seorang yang dengan kebodohannya, belum tentu hidupnya akan melarat. Bisa saja Tuhan akan memakai dia buat kemuliaan Allah. Ingat, Justru dalam kelemahanmu, kuasa Tuhan menjadi sempurna. Tuhan memberi kita derita, bukan karena dosa kita, tapi justru kita sedang ditempahnya untuk menjadi yang terbaik. Seperti Bejana, dari tanah liat yang kotor, setelah mengalami begitu banyaknya proses, tanah yang kotor itu pun menjadi Bejana yang indah.

Lautan yang tenang, tidak akan menciptakan pelaut yang tangguh, begitu juga dengan manusia. Beranilah ambil resiko, cobalah terus. Jika kamu mengalami kegagalan, jadikanlah itu sebagai pimpinan Tuhan yang mengarahkanmu kepada kebaikan. Ingat, seorang pecundang akan berkata : "Memang bisa, tapi tidak mudah !!" Tapi seorang pemenang akan berkata : "Memang tidak mudah, tapi BISA !!". Jadi, Pakailah dirimu buat kemuliaan Tuhan. Haleluya.

Roma 5 : 3-4 berkata : "Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan".// "....tetapi sekarang ditimbulkan pengharapan yang lebih baik, yang mendekatkan kita kepada Allah. (Ibrani 7 : 19b).

-

What Jesus Really Wants From Us

"Here I am! I stand at the door and knock. If anyone hears my voice and opens the door, I will come in and eat with him, and he with me." Revelation 3:20

We’ve all done the “Knock, knock! Who’s there?” routine. But what would you do if Jesus was knocking at your door and it was not really a “knock, knock” joke at all?
Well, that’s exactly the setting in Christ’s letter to the church in Laodicea. Out of the seven letters in Revelation to the churches of Asia, the Laodiceans have the distinct honor of the strongest reproof. And that’s saying something since some of the other churches were entertaining heresy in their teaching and encouraging sexual immorality! Jesus lets the Laodiceans know in no uncertain terms how He feels, when He writes, “I know your deeds, that you are neither cold nor hot. I wish you were either one or the other! So, because you are lukewarm—neither hot nor cold—I am about to spit you out of my mouth” (Revelation 3:15-16). Which is a nice way of saying, “You make me sick, and I feel like vomiting!” Really. That’s how strong the language is.

I don’t ever want Jesus to say that about me. Do I have a witness?

So what’s the problem? Jesus explains that He is deeply offended by them because, as He says, “You say, ‘I am rich; I have acquired wealth and do not need a thing.’ But you do not realize that you are wretched, pitiful, poor, blind and naked” (v. 17). Their affluence had not only blinded them to the true condition of their hearts but had inflicted them with the sin of self-sufficiency. Because they had all they needed, they felt like they had need of nothing—not even Christ. When we forget how desperately we really need Jesus, it bothers Him, and it should! We easily forget that every good thing we have comes from God (James 1:17). None of us would have a dime to our name or clothes on our back if it weren’t for the grace of God in our lives, providing everything we need in abundance. How can we get so consumed with all the gifts that we forget the giver? Thinking we have it made without needing Him just may be life’s most fatal spiritual mistake.

Where does it leave Jesus when we are caught up in our self-sufficient world? It leaves Him on the outside! Toward the end of His comments to the Laodiceans, He says, “Here I am! I stand at the door and knock. If anyone hears My voice and opens the door, I will come in and eat with him, and he with Me” (v. 20). I love the fact that Jesus, though offended by our sense of flagrant independence, still wants us! He still longs for the intimate fellowship that occurred around the dinner tables of the ancient world. And don’t think you are off the hook just because you think that the knocking on the door metaphor is about non-Christians accepting Christ. Don’t miss the point! In this text, Jesus is talking to Christians. To people like you and me who because of our God-supplied abundance no longer sing the old song, “I need Thee, O I need Thee; every hour I need Thee . . .”

He calls us to repent (v. 19) and to open the door of our hearts to let Him in. He calls us to pursue the riches of fellowship with Him and to covet the things that money can’t buy but that He can supply—the real wealth of character, purity, and wisdom (v. 18). Imagine the “dining room” of your life filled with an attitude of gratitude for what you have (which beats attitudes of greed and grumpiness), contentment with what you have (which beats being out of breath trying to get your hands on the next best thing), and humility that you have been given anything at all (which beats thinking that you really deserve all of the stuff)!

Knock, knock! Who’s there? It’s Jesus! Welcome Him in today.

Q: Take a look around you, and let all your material stuff serve as reminders that God has been generous beyond what you deserve! What if it all were lost? Would you feel that He really is all you need?

"The Lord spread a cloud above them as a covering
and gave them a great fire to light the darkness.
They asked for meat, and he sent them quail;
He satisified their hunger with manna - bread from
heaven.
He split open a rock, and water gushed out to form a
river through the dry wasteland."
(Psalm 105:39-41)

That proves that God is the only One we need!!!

--

Takut vs Iman

pengarang : joseph wise poriman


Keluaran 14 : 9-10 “Adapun orang Mesir, segala kuda dan kereta Firaun, orang-orang berkuda dan pasukannya, mengejar mereka dan mencapai mereka pada waktu mereka berkemah di tepi laut, dekat Pi-Hahirot di depan Baal-Zefon. Ketika Firaun telah dekat, orang Israel menoleh, maka tampaklah orang Mesir bergerak menyusul mereka. Lalu sangat ketakutanlah orang Israel dan mereka berseru-seru kepada Tuhan. “

Saat bangsa Israel keluar dari Mesir, Firaun dengan pasukaannya mengejar mereka, dan saat itulah bangsa Israel dicekam oleh rasa takut. Lalu sangat ketakutanlah bangsa Israel, mereka merasa begitu takut, sangat takut! sehingga mereka mulai berseru-seru kepada Tuhan. Perasaa takut ini ditebarkan oleh Iblis sebab Firaun itu gambar daripada Iblis. Firaun dan kereta berkuda berusaha mengejar bangsa Israel dan itu membuat mereka menjadi begitu takut, mereka dicekam perasaan takut.

I Petrus 5 : 8 “ Sadarlah dan berjaga-jagalah ! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya. “

Perlu kita perhatikan: kekuatan dari Iblis itu hanyalah bagaikan singa yang mengaum-aum, tidak lebih dari itu. Auman singa, raungan singa, suara yang menggerang, suaranya saja yang membuat takut, membuat gentar. Kalau saya boleh tambahkan : “ Sadarlah dan berjaga-jagalah ! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa ompong. “ Singa yang giginya sudah copot, dia hanya mengeluarkan suara tetapi dia tidak punya kekuatan apa-apa lagi, dia tidak berdaya sebenarnya karna kita memiliki Yesus Kristus, Dialah singa dari suku Yehuda, Dialah tunas Daud dan Dia telah menang, AMEN ! Singa dari suku Yehuda lebih dahsyat, lebih hebat dari singa ompong yang mengaum-aum, suaranya menakutkan tapi giginya tidak ada.

Kita sebagai orang Kristen harus bangkit, jangan sampai ada suara-suara yang melemahkan kita yang ditebarkan oleh Iblis seperti singa yang mengaum-aum, membuat kita menjadi lemah. Lalu bagimana cara kita mengatasi singa yang mengaum-aum itu ? Ayat 9a “ Lawanlah dia dengan iman yang teguh, “ Lawanlah dengan IMAN yang teguh ! Ini penting ! Kalau kita melihat bagaimana kisah selanjutnya dari Keluaran 14 tadi, kita melihat Firaun mengejar bangsa Israel dan mereka dicekam rasa takut lalu bagaimana mereka mengatasinya ? Musa menghadapi Firaun dan kereta berkuda dengan IMAN yg TEGUH !

Keluaran 14 : 13 “ Tetapi berkatalah Musa kepada bangsa itu: “ Janganlah takut, berdirilah tetap dan lihatlah keselamatan dari Tuhan yang akan diberikanNya hari ini kepadamu; sebab orang Mesir yang kamu lihat hari ini, tidak akan kamu lihat lagi untuk selama-lamanya. “

Kata “ keselamatan “ itu adalah Yeshua. Tuhan memberikan keselamatan, perlindungan yang akan diberikanNya hari ini kepadamu; sebab orang Mesir yang kamu lihat hari ini, tidak akan kamu lihat lagi untuk selama-lamanya. Ini adalah kata-kata iman. Persoalan belum selesai, sebab Firaun masih berada di belakang, masih mengejar, proses mengejar itu masih sedang berlangsung tetapi Musa dengan IMAN ia berkata : Orang Mesir yang kamu lihat hari ini tidak akan kamu lihat lagi untuk selama-lamanya, ini kata-kata iman.

Ayat 14 “ Tuhan akan berperang untuk kamu, dan kamu akan diam saja. “ Luar biasa sdr ! Kata-kata iman ! Persoalan belum selesai tapi ada kata-kata iman. Kadangkala yang kita khuatirkan itu sesuatu yang menjadi bayangan kita. Kita hanya khuatir terhadap apa yang akan terjadi nanti yang hanya merupakan rekaan kita, perkiraan kita, kita mereka-reka saja, sebab ketakutan itu adalah sesuatu yag sangat bertolak belakang dengan iman.

Kalau definisi iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat. Iman itu selalu positif, yang tidak baik menjadi baik, amen ? Iman itu percaya masa depan penuh harapan, itu iman, sekalipun tidak kelihatan. Dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat, yang belum kelihatan tapi dengan iman kita yakin oh persoalannya pasti beres, persoalannya pasti selesai seperti perkataan daripada Musa : “Orang Mesir yang kamu lihat hari ini tidak akan kamu lihat lagi untuk selama-lamanya, Tuhan akan berperang untuk kamu, dan kamu akan diam saja.”

Itu kata-kata iman sementara persoalan belum selesai, Firaun masih di belakang, masih sedang mengejar mereka. Iman selalu mendatangkan masa depan yang baik, hal-hal yang poisitf, kelimpahan, keberhasilan, kejayaan, kesembuhan, TETAPI KETAKUTAN ITU BERTOLAK BELAKANG DENGAN IMAN !

Ketakutan itu juga dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat tapi bayangan yg tidak kita lihat itu adalah sesuatu yang mengerikan, adalah suatu kegagalan, suatu kehancuran total, sesuatu yang selalu negatif ! Ini, bertolak belakang dengan iman ! Itu sebabnya sebagai umat Kristiani kita harus berwaspada, ketakutan itu sering ditebarkan oleh Iblis. Tapi di sini kita lihat saat Musa memberikan kata-kata iman kepada bangsa Israel, apa yg terjadi sdr ?

Keluaran 14 : 30 “Demikianlah pada hari itu Tuhan menyelamatkan orang Israel dari tangan orang Mesir. Dan orang Israel melihat orang Mesir mati terhantar di pantai laut.“

Ini hasil dari kata-kata iman ! Benar-benar terjadi sesuai dengan iman kita ! Benar-benar terjadi sesuai dengan yang kita imani ! Sdrku, kalau yang namanya takut itu selalu membayangkan suatu kehancuran, kegagalan dan kemiskinan tapi iman itu justru membayangkan sesuatu yang luar biasa. Kemenangan, keberhasilan, kesembuhan, keselamatan dan kelimpahan. Itu sebabnya hindari perasaan takut itu, buang jauh-jauh !

Kalau saudara saat ini sedang diliputi perasaan takut akibat berbuat dosa, mari cepat akui itu di hadapan Tuhan dan kita akan diampuni. Atau perasaan takut yang dialami saudara saat ini datang karna intimidasi dari Iblis, mari kita lawan dia dengan IMAN yang teguh. Problema apapun yang sedang menimpa kita saat ini, mari hadapi dengan IMAN yg teguh, sekalipun problema belum selesai tapi dengan iman, katakan : “Persoalanku sudah selesai, Yesus Kristus telah menyelesaikannya bagiku,” AMEN !

Mazmur 138 : 8a “Tuhan akan menyelesaikannya bagiku!“ Amen ! Inilah kata-kata iman yang sanggup menghalaukan segala ketakutan yang ada. Katakan dengan iman : “TUHAN AKAN MENYELESAIKANNYA BAGIKU !” Ketakutan apakah yang engkau hadapi saat ini ? Mari, ucapkan kata-kata iman, dan pandanglah Tuhan, sebab di sanalah letak kekuatan kita, saat kita memandang Tuhan, dan saat kita percaya kepadaNya dan mengucapkan kata-kata iman maka semuanya akan terjadi sesuai dengan iman kita.

Tuhan akan berperang bagimu dan engkau akan tinggal diam saja, Tuhan akan menyelesaikannya bagimu dan engkau akan melihat persoalanmu telah diselesaikanNya. Sebab DIA Tuhan selalu peduli pada kita, Dia selalu memperhatikan kita, jangan ada lagi rasa takut. Jalanilah hidupmu dengan tanpa ketakutan. Gantikan rasa takut yang ada padamu dengan IMAN yg TEGUH, dan engkau akan melihat dalam segala persoalan Tuhan selalu campur tangan….AMIN.

Buang rasa takut dan milikilah iman yg teguh untuk menghadapi hidup ini…
joseph wise, 31 Agustus 2007

--

Apostle Paul's secret

sumber: www.rbc.org

I looked in the mirror and wondered if I was staring at one of heaven’s spoiled brats.

After consuming more than my share of mercies, I could see in my eyes a sadness that reflected not what God had given, but what He had withheld.

Questions formed emotional distance between me and the Father I was counting on. Why wouldn’t He answer my calls? I knew I’d let Him down in so many ways. But I didn’t want to feel like an unloved child any more than I liked thinking of Him as an emotionally distant or negligent parent.

With thoughts I wished I didn’t have, I found help by reading again some of the story of another man who knew far better than I what it meant to have a bad day.

Why Was Paul Still Smiling?

In the apostle Paul’s letter to the Corinthians, he wrote about a series of hardships he had endured as a servant of Christ. Five times he had taken 39 lashes. Three times he was beaten with rods. Once he was stoned and left for dead. Three times he was shipwrecked (2 Corinthians 11:24-28). Then, as if these hard times weren’t enough, when Paul was troubled by a physical problem he believed was caused by Satan, he says his prayers for healing were not granted (12:7-10).

Yet, Paul is still quoted today as a follower of Christ who sometimes wrote about the love of God as if nothing else mattered.

In addition to his own problems, Paul carried the weight of his concerns for others. So, he wrote to followers of Christ: “I bow my knees to the Father of our Lord Jesus Christ, . . . that He would grant you, according to the riches of His glory, to be strengthened with might through His Spirit in the inner man, that Christ may dwell in your hearts through faith; that you, being rooted and grounded in love, may be able to
comprehend with all the saints what is the width and length and depth and height—to know the love of Christ which passes knowledge; that you may be filled with all the fullness of God” (Ephesians 3:14-19).

What did Paul know that we are missing? How could a man with so many problems be more sure of the love of God than we are?

What Are We Missing?

According to Paul, knowing we are loved is as important to our well-being as it is for an oak or cedar to have a healthy root system. If we aren’t well-grounded in the love of God, we are apt to be like a shallow-rooted tree that dries up in the heat or blows over in the wind.

Being rooted deeply in God’s love, Paul could groan with a whole world of trouble (Romans 8:22-23) and still write, “I am persuaded that neither death nor life, nor angels nor principalities nor powers, nor things present nor things to come, nor height nor depth, nor any other created thing, shall be able to separate us from the love of God which is in Christ Jesus our Lord” (8:38-39).

So how did he do it? How did Paul live with such tension? How could he see the love of God as if it were a huge ocean, while admitting to emotions that carried him up and down like a ship in rough water?

Why Was Paul on His Knees?

If Paul had concluded that seeing the love of God was nothing more than a moral obligation, he could have encouraged others to “just do it.”

Instead, Paul wrote out a prayer to make it clear that seeing how much God loves us is not just a matter of opening our eyes to the obvious. His letter to the Ephesians shows why no one can claim credit for discovering on their own an ocean of divine love that is infinitely and eternally greater than any human love we have ever known. By saying that, he was asking the Father in heaven to help them see the depth and breadth of God’s love for all of His people. Paul was telling the Ephesians, and us in the process, that sensing the wonder of how much God cares about us requires the work of the Spirit in our hearts (3:16-19).

Learning to catch a glimpse of the measureless love of God is something to pray for. It’s something to ask for ourselves, and it’s a way of interceding for those we care about.

When Paul prayed that, together with “all the saints,” the Ephesians would discover the unmeasured depths of God’s love, he was including us in his prayer. Our circumstances don’t rule us out. Paul would know. He wasn’t writing his letter from a mountain retreat. He was writing in circumstances he would never have chosen for himself. He was writing from prison.

What Was Paul Seeing?

In the confinement of a Roman prison, Paul made no secret of where he found comfort and strength. Read his letter to the Ephesians and count the number of times he referred to the name of the One who died for us. His letters, like his life, showed that he was consumed, energized, and emboldened by seeing in Christ the proof of God’s love, not just for himself but for all of us.

Look again at the apostle’s wonderful obsession. In his inspired prayer for the Ephesians, he asks “the Father of our Lord Jesus Christ, . . . that Christ may dwell in your hearts through faith; . . . to know the love of Christ which passes knowledge” (Ephesians 3:14-19).

Circumstances may shout that the Father in heaven is emotionally aloof or even negligent. But, as Paul discovered, the One who opened blind eyes, sent demons running, and bore our sins in His own body deserves far more trust than our circumstances.

Father in heaven, forgive us for trying to see Your love on our own. Please do for us what we can’t do for ourselves. Open the eyes of our hearts. Help us to look into the eyes of Your Son, to touch the scars in His hands, and to feel the warmth of Your embrace and tears for us, in Him. –Mart De Haan

--

Alasan mengapa kita harus menabur Firman Tuhan...

Shalom saudara-saudara..
ketika saya membaca artikel ini, saya amat tersentuh ketika menyadari bahwa pelayanan yang sederhana tapi jika dilakukan sungguh-sungguh dapat mengubah kehidupan seseorang. Setelah membaca artikel ini, saya lebih mengerti betapa pentingnya bagi kita untuk menabur Firman Tuhan karena Firman Tuhan tidak akan kembali dengan sia-sia. Selamat menikmati.

pengarang : John Adisubrata

“Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman.” (Yohanes 6:44)
Menabur benih-benih firman Tuhan sedini mungkin dalam kehidupan orang-orang di sekeliling kita sering mengakibatkan hasil penuaian yang tidak tersangka. Kesempatan untuk bisa menyaksikannya selalu berbeda-beda, sesuai dengan waktu dan kehendak Tuhan, karena hanya Dia yang mampu menumbuhkan benih-benih tersebut.

Banyak orang menabur firman dengan harapan untuk dapat menyaksikan ‘tuaian’ tindakan mereka seketika itu juga. Tetapi kenyataan yang sebenarnya, menakjubkan sekali! Buah-buah yang dihasilkan melalui benih-benih firman Tuhan yang ditaburkan ke dalam hidup orang-orang, terkadang baru terlihat nyata bertahun-tahun, berpuluh-puluh tahun, bahkan mungkin beratus-ratus tahun kemudian. Kisah Batu Karang yang Teguh ini sudah membuktikannya!
Salah satu sekolah dasar di kota Surabaya yang pernah saya kunjungi beberapa puluh tahun yang lalu, telah mempertemukan saya dengan Pak Paliyama, seorang guru SD kelas 6 yang masih muda. Tuhan telah memakai guru ini sebagai alat untuk mempengaruhi kehidupan saya dalam usia yang amat dini. Benih-benih firman yang ditaburkan melalui pelayanannya di sekolah ikut membantu persiapan-persiapan bagi pertobatan hidup saya beberapa tahun yang lalu.

Setiap hari Jum’at segenap siswa sekolah dasar tersebut dipisahkan menjadi beberapa kelompok. Masing-masing kelompok diwajibkan untuk mengikuti pelajaran-pelajaran agama yang ditawarkan di sana. Entah bagaimana, saya yang baru berumur kira-kira 7 tahun dikategorikan oleh guru saya ke dalam kelompok siswa-siswa yang mengikuti pelajaran agama Kristen, meskipun pada saat itu kami sekeluarga masih belum menjadi ‘penganut’ agama tersebut. Mungkin sekali, karena kakak saya yang memutuskan bagi adik-adiknya.

Pak Paliyama selalu mempersiapkan pelajaran agamanya dengan penuh kedisiplinan, dibantu oleh salah seorang dari guru-guru yang lain secara bergantian. Setiap minggu ia memulainya dengan mengajak kami untuk berdoa bersama, dan mengajarkan nyanyian lagu-lagu rohani yang pada waktu itu tidak saya ketahui. Salah satu dari lagu-lagu yang diperkenalkan olehnya, yang amat membekas di dalam hati saya, adalah lagu Hymne kuno: ‘Batu Karang yang Teguh’.

Sebelum pelajaran agama dimulai, ia selalu mempersiapkan lirik dari lagu-lagu tersebut untuk ditulis di papan secara rapi. Tidak jarang ia memberikan tugas tersebut kepada saya. Ia mengetahui, bahwa saya selalu tertarik pada semua hal-hal yang berhubungan dengan kesenian, oleh karena itu sering ia mempercayakannya kepada saya.

Suaranya selalu terdengar lantang dan bagus, setiap kali ia memimpin kami menyanyi dari depan ruangan kelas. Satu hal yang tidak dapat saya lupakan selama bertahun-tahun mengikuti pelajaran agama Kristen di situ, adalah menyadari, bahwa ia mempunyai kemampuan pendengaran yang amat hebat. Sering kali ia datang menghampiri, berdiri, dan menyanyi di sebelah (bersama) saya, karena di luar pengetahuan saya sendiri, saya sedang menyanyikan irama lagu-lagu tersebut dalam nada suara dua. Pak Paliyama amat menyukainya!

Selain itu, saya juga terkenang akan ceritera-ceritera bersambung yang selalu dibawakan olehnya dengan penuh ketrampilan. Tentu saja pada waktu itu saya tidak menyadari, bahwa kisah-kisah tersebut sungguh terjadi, bahkan berasal dari dalam firman Allah yang hidup. Tetapi yang pasti, hal itu bukan merupakan suatu masalah yang besar bagi saya!

Sebagai seorang anak yang masih berjiwa polos, setiap hari Jum’at saya terus mendengarkan kisah-kisah yang diceriterakan olehnya dengan penuh perhatian, disertai rasa keingin-tahuan yang berkobar-kobar. Kisah-kisah yang membuat saya selalu tidak sabar untuk mengetahui kelanjutan dan akhirnya. Saya masih ingat akan kekecewaan yang saya rasakan, jika kisah tersebut ternyata harus dihentikan setengah jalan, disebabkan oleh karena jam pelajaran agama sudah berakhir.

Selain peristiwa ajaib Natal yang mengawali kisah kelahiran Tuhan Yesus, yang paling membekas di dalam hati saya, adalah kisah klasik pengalaman Yusuf dan kesepuluh kakak-kakaknya. Dan di samping kejadian termasyhur tentang peristiwa pembakaran Sadrakh, Mesakh dan Abednego dari kitab Daniel, yang sampai saat ini tidak pernah saya lupakan, adalah kisah raja Belsyazar, seputarkalimat ‘Mene, mene, tekel ufarsin’. (Daniel 5:25)
Sering kali saya bertanya-tanya mengenai segala kemungkinan yang menyebabkan saya merasa begitu tertarik pada ceritera-ceritera kristiani tersebut, melalui pelajaran agama yang ditawarkan oleh Pak Paliyama.

Apakah karena pada saat itu, seperti umumnya anak-anak yang masih kecil, saya gemar mendengarkan kisah-kisah yang diceriterakan oleh orang lain, seperti yang dilakukannya dari depan kelas? Atau, … apakah karena kepribadian saya yang selalu mengikuti perkembangan buku-buku ceritera dongeng, buku-buku komik, buku-buku silat, bahkan cerpen-cerpen yang ditawarkan oleh koran-koran dan majalah-majalah di Indonesia?

Atau, … apakah karena sedari kecil saya selalu suka mempelajari irama musik-musik populer, sehingga saya menjadi tertarik pada lagu-lagu rohani yang diajarkan olehnya di sekolah? Atau, … apakah karena di dalam persepsi kanak-kanak saya, Pak Paliyama adalah seorang (Kristen) yang baik, yang menyebabkan saya mengagumi pribadinya?

Atau kemungkinan yang lain, … apakah semua itu terjadi, karena firman Tuhan harus digenapi? Rasul Paulus menulis kepada jemaat di Efesus: “Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya.” (Efesus 1:4)
Taburan benih-benih firman melalui lirik lagu-lagu berdasarkan ayat-ayat Alkitab, dan kisah-kisah menarik yang diambil langsung dari sana, ternyata telah tergores dalam hati. Sekarang sesudah saya lahir baru, pengalaman-pengalaman yang mengawalinya di sekolah tersebut, membawa kembali semua kenangan sangat manis yang terjadi dalam jam-jam pelajaran agama di sana. Bagaimana kami berdoa, bagaimana kami bersama-sama menyanyikan lagu-lagu rohani, dan bagaimana kami sekelas asyik mendengarkan Pak Paliyama berceritera di dalam kelas, … semua itu tampak amat jelas dalam ingatan saya!

“demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan padanya.” (Yesaya 55:11) Firman Allah, yang diluar pengetahuan saya sendiri, sudah menerobos masuk ke dalam hati saya melalui pelayanannya yang amat sederhana, ternyata telah berhasil ‘menghidupkan’roh saya kembali berpuluh-puluh tahun kemudian, karena semenjak saat benih-benih firman tersebut ditaburkan, mereka tidak pernah meninggalkan saya lagi! Itulah bukti kebenaran kasih karunia Tuhan!

Alhasil, ayat termasyhur ini digenapi dalam kehidupan saya! Dan semua itu terjadi hanya oleh karena jasa bantuan seorang guru, yang bersedia membagikan ‘Kabar Baik’ firman Tuhan kepada murid-murid di sekolah secara amat sederhana, dengan membagikannya seperti apa adanya, seperti yang tertulis di dalamnya.
Semenjak kami sekeluarga memutuskan untuk ‘memeluk’ agama Kristen tidak lama sesudahnya, saya yang masih berusia amat muda, tidak pernah mendapatkan kesempatan seindah itu lagi. Karena itu saya sadar akan pentingnya pelayanan-pelayanan yang tampak sangat tidak berarti pada saat dilakukan, tetapi dapat mempengaruhi dan mengubah kehidupan orang-orang yang terlibat di dalamnya bertahun-tahun, berpuluh-puluh tahun, bahkan mungkin beratus-ratus tahun kemudian!

Pelayanan tanpa pamrih, tanpa mengharapkan balasan apa-apa yang dapat menguntungkan diri pribadi!

Tuhan Yesus mengatakan dalam Injil Yohanes: “Sekarang juga penuai telah menerima upahnya dan ia mengumpulkan buah untuk hidup yang kekal, sehingga penabur dan penuai sama-sama bersukacita. Sebab dalam hal ini benarlah peribahasa: Yang seorang menabur dan yang lain menuai. Aku mengutus kamu untuk menuai apa yang tidak kamu usahakan; orang-orang lain berusaha dan kamu datang memetik hasil usaha mereka.” (Yohanes 4:36-38)
Sebelum saya meninggalkan sekolah tersebut, saya sempat menjadi salah seorang dari murid-murid kelas 6 SD yang berada di bawah pengawasan Pak Paliyama.

Saya harus mengakui, bahwa dari semua guru yang ikut mengambil bagian dalam pendidikan saya di sekolah dasar tersebut, hanya dia seorang saja yang telah meninggalkan suatu kenangan manis yang tak terlupakan. Apakah karena ia seorang Kristen yang transparan? Saya tidak bisa menjawabnya! Yang pasti, ia sudah mempengaruhi masa kanak-kanak saya dengan memperkenalkan Tuhan Yesus Kristus sebagai awal persiapan kelahiran baru yang saya alami beberapa tahun yang lalu.

Saya percaya, bahwa pelayanannya yang amat sederhana tersebut juga sudah mempengaruhi kehidupan anak-anak yang lain. Saya mengetahui kenyataan ini, karena kakak-kakak saya, yang pernah menjadi murid-muridnya, menyetujui pendapat saya mengenai guru teladan ini!

Biarlah Tuhan saja yang memberkati Pak Paliyama selalu, di manapun ia berada. Haleluya!

-

Who God calls

The twelve disciples were anything but supermen. How did Jesus choose His apostles? In Luke 6:12-17 we read “Now it came to pass in those days that He went out to the mountain to pray, and continued all night in prayer to God. And when it was day, He called His disciples to Himself; and from them He chose twelve whom also He named apostles: Simon, whom He also named Peter, and Andrew His brother; James and John; Philip and Bartholomew; Matthew and Thomas; James the son of Alphaeus, and Simon called the Zealot; Judas the son of James, and Judas Iscariot who also became a traitor. And He came down …”

Jesus prayed “all night” before He selected His disciples. Usually, it is thought that through the night, God dropped the name of each apostle one by one into the mind of the Lord – “Bartholomew, Matthew, Thaddeaus…” – and that the Lord made a list of Divinely nominated and approved characters. Perhaps He took one hour over each one of them to establish that He had got it right. “He prayed all night” means, so experts say, twelve hours, one hour for each apostle.

Now, I dare to ask, was that really what He did – to ask for guidance to chose men with just the right calibre and potential, men whose greatness God could see beforehand? Were they to be people whom a judge of character would designate for high office? Or was Jesus in fact wrestling with that as a temptation by chosing men whose natural capacities would prove to be adequate; men with distinguished and noble qualities, the great, the brilliant, the influential, the mighty? I can imagine that it could be so. It could have been twelve hours of prayer struggling between the natural way of the world to plan success, by appointing gifted men, and God’s way. The Divine method throughout the Old Testament was that God chose nobodies, rejects; “the base things of the world and the things which are despised God has chosen, and the things which are not, to bring to nothing the things that are” (1 Corinthians 1:28).



People Called Into His Service

Jesus prayed and came back to pick the most unlikely apostles – almost anybody. He bumped into young men without any qualities at all other than very human character traits – impetuous Peter and his quieter brother Andrew, the hot-headed sons of Zebedee, rationalistic Thomas, sociable Philip, and thieving Judas. When God chooses, it isn’t important what we are; it’s what He makes of us that counts. He chose an unlikely bunch of local men. One or two of them were picked only because they were related. James and John were the sons of Salome, who is believed to be the sister of Mary the mother of Jesus. They had always known Him. Jesus took a stroll along the beach where local fishermen happened to be, and called them. It looked almost as if He picked the first young fellows He bumped into that morning.

When people are “no good” in Germany, those who constantly fail in their efforts in daily life, we call them “zeros.” However, these are the ones God is especially interested in. When Jesus calls a “zero” and the “zero” responds, he or she will soon find out that the Lord is the Number One, and a zero next to a one equals TEN! In other words: JESUS GIVES VALUE TO EVERY ZERO AS LONG AS HE IS THE NUMBER ONE! The worthless become highly valuable. This is the way God builds His Kingdom. So it was with the first disciples and so it is today. I claim this as my own testimony too.


Christ's Secret

The world 2000 years ago was a wild place. It was a place of bloodshed, uncontrolled passions, and fanatical hatreds. Its chief pleasures were immorality, idolatry, indulgence, and worst of all, cruelty. The crowds considered it a wonderful days outing to listen to the shrieks of tortured and dying people. The disciples had to take the Gospel to that world, and the Gospel centred on the cruelty suffered by Jesus.

It was also a place of much learning. The influences of the great Greek thinkers were strong, and new ideas were eagerly sought. The disciples offered no ideas, but only the story of a crucified Messiah. Peter, James, John, Simon and Thomas were unsophisticated, untutored; they even spoke with a Galilean accent, which was the very opposite of city elegance. What hopes had Christianity, left in the hands of a few rough-handed, unscholarly fishermen; men jealous of one another and full of doubts?

So, thinking of these men and their world, from the start, the Gospel looked doomed to fail. Twelve local men who had never traveled 50 miles in their lives, were to go into all the world, the Roman world, conquer its conquering armies, shake the emperor on his throne, and convert the wild tribes on its borders. No doubt, Jesus did anticipate those twelve becoming a world force, but He trusted twelve men, sons of toil, some of them almost peasants, to provide the vital first link between Him and the mighty church to come. Christ’s secret was the empowerment by the Holy Spirit on the Day of Pentecost. Well, what are WE afraid of?

Reinhard Bonke

-

Can you hear Him?

When the church in Antioch gathered for worship, the Holy Spirit spoke to them: "Set apart for me Barnabas and Saul for the work to which I have called them." Does the Holy Spirit speak to us today? Can we hear what he says to us today?

Paul tells us that those who are led by the Holy Spirit are the children of God (Romans 8:14). We should expect the Holy Spirit to lead us, and we need to know how he does it.


God works in different ways with different people. He spoke in different ways to Adam, Abraham, Moses, Deborah, Samuel, Elijah, Mary and Paul. He can speak in different ways to us today. The messages given to Philip (Acts 8:29) and Peter are so specific (Acts 10:19) that distinct words may have been involved. But he spoke in a different way at the Jerusalem council (Acts 15). It is only after all the discussion had taken place that the apostles concluded that the Holy Spirit had made the decision for them (verse 28).

Just as the Holy Spirit decides to give different abilities to different people (1 Corinthians 12:11), he works with us in different ways. A person with the gift of miraculous words is likely to hear the Spirit in a different way than a person with the gift of compassion. The Spirit will lead a teacher in a different way than a server, because he has different jobs for each person.

The Spirit shapes us in different ways, and as a result, we value different goals. Someone with the gift of administration will value order and organization; someone with the gift of serving will ask whether people are being helped; someone with the gift of encouragement will focus on peoples’ attitudes; people with the gift of generosity will look for needs that they can fill. And the Spirit works with us in the way that he has caused us to be, according to our interests and values.

For some people, he speaks subtly, in general principles; for others, he must speak with unmistakable details. Each of us must listen in the way that God has made us, in the way that he chooses to deal with us. The important thing is that we listen—that we are ready and willing to hear what he says. We should be looking for his leadership rather than ignoring it.


There are several dangers to take into account. First, all sorts of people have claimed to hear the Holy Spirit when he didn’t really speak to them. They have made false prophecies, given foolish advice, led people into cults and made Christianity look bad. If God spoke to them, they badly misunderstood what he was saying. So there’s a danger of "hearing" things that God never said. We should be careful, for we do not want to use his name in vain.

A second danger is that some people, afraid of hearing incorrectly, refuse to hear anything at all. But as Dallas Willard has pointed out, we should not "shun the genuine simply because it resembled the counterfeit" (Hearing God, p. 88). Our Father in heaven does speak to us, and the Holy Spirit does lead us, and we will shortchange ourselves if we close our ears.

Hebrews 3:7 says that the Spirit speaks in the words of Scripture, and we should not refuse to follow what he says. He does communicate to us today, convicting us of what we should do, guiding us in how we serve God.

A third danger is that some people seek the Holy Spirit for selfish reasons. They want the Spirit to make their decisions for them, to tell them what job to take, which person to marry, when to move and how to live. They want the Holy Spirit to be like a Ouija board or a horoscope, to save them the trouble of thinking and making decisions.

But God wants us to grow in maturity, to learn through experience what is right and wrong (Hebrews 5:12-14). And many of the decisions we face are not matters of sin and righteousness—they are simply choices, and God can work with us no matter which we choose, so he leaves the choice up to us. So the Holy Spirit doesn’t speak on everything we want him to.

Some people would like to have the Holy Spirit as a conversational companion to keep them company. They want to chat, but the Holy Spirit isn’t involved in idle words. He does not call attention to himself (John 15:26), and is often silent because he has already given us enough information and advice. He wants us to use what he has already given; he has been training our conscience to respond rightly to what faces us. That does not mean that we rely on ourselves, but that we rely on what God has already done in our lives and what he has already taught us.


The Holy Spirit speaks to us primarily through the Scriptures that he inspired to be written and canonized. This is our foundation of faith and life, the word that everyone has access to, the word that can be studied and discussed most objectively. Often the word that we need to hear has already been written, and the Spirit simply needs to bring it to mind. When Jesus was tempted by the devil, for example, his responses were quoted from Scripture. He had studied and memorized those words, and in each situation the Spirit led him to the appropriate response.

The Spirit does not bypass our need to think, or our need to read and meditate on his words. If we are not seeking the words he has already given in Scripture, then we should not expect him to suddenly give us new words for new situations. Nor can we expect the random-access method of Scripture skimming to provide good answers for difficult questions. We cannot force, coerce or goad the Spirit to speak when he does not choose to speak.

With Scripture, there is the potential for nearly constant communication with God, as we read and pray and live consciously in God’s presence. As we pray, we should also listen, for God may use our meditations to help us understand what we should do. We have the responsibility to read and study, for the Spirit usually works with words that are already in our minds. He works with our vocabulary, with our ways of reasoning, with the desires and values he has given us.

The devil can use Scripture, too, and the Bible is often misunderstood and misused. But it is still an important means of being led by and hearing the Holy Spirit. Scripture is the standard of comparison for all other words from God. If we think that the Spirit is leading us to do something, our first question needs to be, "Is this in agreement with Scripture?" The Spirit does not contradict himself. He does not lead us to lie, steal, gossip or be greedy, for he has already told us that those things are not godly.

So if we think the Spirit is leading us in one direction, we need to check it with Scripture—and the only way we can do that is to know what Scripture says. We need to study it, and since we will never know it all, we need to keep studying it. Memorization can be helpful, but what we need most of all is understanding. We need to see the principles of salvation, of Christian living, of divine love, of the way that God works with his people; that will help us understand how he is working with us.

We can also hear the Holy Spirit through experience. God sometimes changes his methods with us, but most often he works with us in a similar way from one year to another. Through experience, we see how he has answered our prayers and led us in past situations. This will help us recognize his "voice" when he speaks to us in the present. Experience comes through time, submission and meditation. The Spirit helps the humble, not the self-exalting.

We can gain even more wisdom by drawing on the experience of other Christians. The Spirit does not isolate us, but puts us into a church, into a community of other believers. He distributes his gifts so that we stay together, work together and benefit from one another’s strengths (1 Corinthians 12:7). In the same way, we can help one another hear the Holy Spirit because we each have different experiences of how God works in our lives.

When a message from God comes to one person, other people are to consider it carefully (1 Corinthians 14:29). They are to consider, for one thing, whether it is really a word from the Lord. The Spirit can speak through the community as well as through certain individuals—the Jerusalem conference is a good example of that. The people learned from their experiences with the Gentiles, saw that those experiences agreed with the Scriptures (Acts 15:15), and through the discussion heard the decision of the Spirit (verse 28).

The Holy Spirit often speaks to people through other people: in worship songs, in small group discussions, in a whispered word of encouragement, in a silent smile, a picture or a magazine article. There are many ways we can learn from others, to receive godly guidance from others. But this is for each person to discern. Rarely does the Spirit tell one person to give orders to another.

Sermons are a common means of spiritual speech. Those who speak should strive to speak the words of God (1 Peter 4:11), so those who speak in church should strive to listen to God as they prepare the sermons, and those who hear the sermons should likewise listen for the words of the Lord. We need to let our worship services be times of listening, of thinking, of communing with God so that we are letting him change us to be more like Christ. Let us draw near to him, and he will change us.

Circumstances are another experiential means of "testing the spirits." We may have an open door, or all the doors may be closed. Barricades may test our convictions, or they may be signals that we need to ask whether we have correctly understood the directions. They force us to think again, to seek God again, to check with Scripture, and to check with others who have spiritual maturity.



If we want to hear, we need to listen. But if we want to hear in the biblical sense, we also need to obey. If we hear his voice, if we believe that God is telling us to do something, then we need to respond. We need to do what he has gifted us to do. We are to submit to God, for what he says is for our own good. We bring him honor, and we bring ourselves blessings, by doing his will. It begins with listening. Can you hear the Holy Spirit? It is something worth thinking about.

Joseph Tkach


--

Mengingat kebaikan Tuhan

Ditanganku dua buah kotak yang telah Tuhan berikan padaku untuk dijaga.
KataNya, "Masukkan semua penderitaanmu ke dalam kotak yang berwarna hitam. Dan masukkan semua kebahagiaanmu kedalam kotak yang berwarna emas."

Lalu aku melakukan apa yang Tuhan katakan. Setiap kali mengalami kesedihan maka aku meletakkan itu ke dalam kotak hitam. Sebaliknya di saat aku bersukacita dan bergembira maka aku meletakkan kegembiraanku ke dalam kotak berwarna emas.

Tapi anehnya, semakin hari kotak berwarna emas semakin bertambah berat, sedangkan kotak berwarna hitam tetap saja ringan seperti semula. Dengan penuh rasa penasaran, aku membuka kotak berwarna hitam. Kini aku tahu jawabannya, ternyata ada lubang besar di dasar kotak warna hitam itu, sehingga semua penderitaan yang aku masukkan ke sana selalu saja jatuh keluar.

Lalu kutunjukkan lubang itu pada Tuhan dan bertanya kepadaNya, "Tuhan, kemanakah perginya semua penderitaanku?"

Tuhan tersenyum hangat padaku. "AnakKu, semua penderitaanmu berada padaKu."

Aku bertanya kembali, "Tuhan, mengapa Engkau memberikan dua buah kotak, kotak emas dan kotak hitam yang berlubang?"

Jawab Tuhan : “Kotak emas Kuberikan agar engkau senantiasa menghitung kebaikan yang Aku berikan kepadamu, sedangkan kotak hitam itu Kuberikan agar engkau melupakan segala penderitaanmu. Campakkan penderitaanmu agar kau melupakannya, sehingga engkau akan senantiasa merasakan kebahagiaan.”

Saudara yang kekasih, lihatlah betapa Tuhan itu baik. IA tidak ingin kita hidup dalam penderitaan. Kalau kita melihat kehidupan Yusuf, hidupnya penuh dengan segala penderitaan mulai dari dia dibenci oleh sdr2nya, dibuang ke sumur kosong,dijual, difitnah, dipenjarakan dan dilupakan. Tetapi Yusuf memiliki tekad yg bulat untuk melupakan seeeemua penderitaannya itu terbukti ia memberi nama Manasye kepada anaknya. Adapun arti Manasye = melupakan.

Kejadian 41 : 51 “ Yusuf memberi nama Manasye kepada anak sulungnya itu, sebab katanya : “ Allah telah membuat aku lupa sama sekali kepada kesukaranku…. “

Penderitaan apa yg teman-teman hadapi selama ini ? Tuhan ingin kita melupakannya….. sebab Tuhan sedang merancangkan sesuatu yg lebih indah dalam hidup kita.

Yeremia 29 : 11 “ Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada padaKu mengenai kamu, demikianlah firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan. “

Dan satu hal yang Tuhan rindukan dari kita adalah jangan sampai kita melupakan segala kebaikanNya. Seperti yang dikatakan pemazmur dalam Mazmur 103 : 2 “ Pujilah Tuhan, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikanNya !

Mengapa kita tidak boleh melupakan kebaikan Tuhan ? Sebab bila kita mengingat kebaikan Tuhan maka kita akan bersyukur kepada Tuhan. Daud adalah sosok kehidupan yang sudah banyak mengalami kebaikan Tuhan sehingga dalam kitab Mazmur, Daud selalu menuliskan kebaikan Tuhan. Namun, kebaikan yg diterima oleh Daud juga akan diterima oleh kita.

Mazmur 103 : 5 “ Dia yang memuaskan hasratmu dengan kebaikan, “

Tuhan sudah memuaskan kita dengan kebaikanNya, jangan sampai kita melupakannya. Saya percaya kita semua pasti sudah banyak menerima kebaikan Tuhan. Sebab alangkah limpahnya kebaikan Tuhan seperti yang tercatat dalam Mazmur 31 : 20 “ Alangkah limpahnya kebaikanMu yang telah Kausimpan bagi orang yang takut akan Engkau, yang telah Kaulakukan bagi orang yang berlindung padaMu, di hadapan manusia ! “

Tidak hanya Daud, siapapun kita, kita pasti sudah banyak menerima kebaikan Tuhan. Dan kebaikan Tuhan yang terbesar yang sudah kita terima adalah pengorbananNya di atas kayu salib ?

Oleh sebab itu “ Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya Tuhan itu ! ( MAzmur 34 : 9a ). Tak peduli apapun penderitaan yang pernah kita alami, asalkan kita tidak melupakan kebaikan Tuhan maka hati kita akan selalu berlimpah dengan ucapan syukur.

Itu sebabnya pastikan hari ini saudara masih mengingat segala kebaikan Tuhan ! Amen ?

--

Ammunition by Reinhard Bonke

The Holy Spirit is God in earthly activity, just as Jesus had been. The baptism in the Spirit is not meant to be a single emotional event: it envelops believers permanently. The Spirit is their environment, the very air that they breathe, feeding their Christian faith. When we bombard the world with the artillery of the Gospel, our ammunition is the explosive power of the Holy Spirit. The Spirit animates believers, their teachings, their preaching, their prayer, their service, and their very lives. The Spirit is the dynamic life force of the faith. Without the life of the Holy Spirit, Christianity would be another lifeless religious system that can only be kept going by human effort. But nothing can compete with the Holy Spirit! We cannot replace the Holy Spirit with organization, magnificent churches, or anything else.
God Himself teaches us when we obey Him. The Holy Spirit, God in action, leads us into action. There are higher activities than church celebrations, and worship choruses alone will never save the world. Songs that do not mention the name of Jesus, or have any Gospel content are especially powerless. Praise is not the power of God unto salvation – the Gospel is. We must not flatter ourselves into thinking that we can build a throne for God with lots of new song books. Our contract with God contains the clause – Preach the Word. “It pleased God through the foolishness of the message preached to save those who believe.” We should do more than celebrate – we must communicate.

--

Petarungan untuk Masa Depan

source: Joyce Meyer, Battle for the Future

Setiap hari dalam hidup kita, kita mengambil keputusan. Dan keputusan yang kita ambil akan mempengaruhi keadaan kita besok. Janganlah kita hidup hanya untuk menanti natal atau liburan yang berikutnya tetapi haruslah kita sadar bahwa kita tidak akan selamanya berada di bumi itu. Pertanyaan yang penting ialah apakah yang akan kita tinggalkan selama kita hidup? Apakah itu berkat atau kutukan bagi orang lain?

Firman Tuhan menasihati kita untuk memilih jalan kehidupan dan bukan kematian bagi kita dan keturunan-keturunan kita supaya kita mempunyai hidup yang indah dan luar biasa. Kita tidak mempunyai masa depan kalau kita tidak meninggalkan berkat untuk orang-orang di sekeliling kita sekarang.
Mungkin ada dari antara anda yang membaca berpikir bahwa ini bukan untuk anda, karena anda tidak mempunyai keturunan. Tetapi walaupun ada dari kita yang belum atau tidak mempunyai anak, kita semua memepunyai anak-anak spiritual. Yesus sendiri pun tidak mempunyai anak kandung, tetapi Dia telah mengangkat kita sebagai anak-anakNya dan kehidupanNya menjadi berkat untuk begitu banyak orang. Namun kenyataannya, kita tidak selalu mempengaruhi orang-orang yang di sekeliling kita dengan pengaruh yang baik. Sangat menyedihkan bahwa kadang kita bukannya membangun tetapi malah menjatuhkan iman saudara-suadara seiman kita. Pernahkah anda renungkan mengapa dalam Alkitab sering tertulis keturunan-keturunan misalnya Abraham, Ishak dan Yakub? Karena setiap dari mereka meninggalkan banyak sekali pengaruh untuk keturunan-keturunan selanjutnya. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk membangun dan mendidik anak-anak muda sekarang.

Keluaran 20:5 menyatakan bahwa dosa kita akan mempengaruhi keturunan kita selama 3-4 generasi. Jika kehidupan anda selalu berantakan, ada kemungkinan ini adalah pengaruh dari keturunan-keturunan sebelumnya. Memang selagi kita muda, kita tidak dapat memilih siapa orang tua kita atau jalan hidup kita. Tetapi ketika kita beranjak dewasa, kita bisa memilih jalan hidup kita sendiri. Joyce Meyer, seorang hamba Tuhan yang luar biasa pun mempunyai kehidupan yang berantakan sebelumnya karena keputusan-keputusan buruk yang diambil oleh ayahnya. Setelah dia beranjak dewasa, dia memilih untuk tidak hidup dalam kepahitan dan memilih jalan yang baik dan mengikuti Tuhan. Dia mempunyai determinasi yang tinggi sehingga tidak ada yang bisa mengubah keputusannya itu dan sekarang, dia hidup sebagai seorang pemenang dan hamba Tuhan yang sangat luar biasa. Karena Tuhan juga berjanji bahwa jika Dia menemukan seseorang yang akan mengasihiNya dan hidup dalam kebenaran dalam keturunan yang dulu membenciNya, Dia akan memberikan pengampunan untuk 1000 generasi selanjutanya.

Di Amerika, ada dua keluarga yang telah dipelajari mengenai keturunan-keturunannya. Yang satu bernama keluarga Max dan yang satu keluarga John Edwards. Max ialah seseorang yang tidak percaya Tuhan dan menikah seorang wanita yang juga tidak dalam Tuhan tetapi menyukai prinsip. Dan keturunan mereka dipelajari. 440 dari keturunan mereka mempunyai kebiasaan kehidupan yang hancur, 130 dari antara mereka menjadi narapidana yang menjalani hukuman penjara rata-rata selama 13 tahun (7 dari 13 karena pembunuhan), lebih dari 100 menjadi pencandu alkohol, 190 orang hidup dalam prostitusi, 60 adalah pencuri dan dari 20 orang yang belajar berdagang, 10 dari mareka belajar berdagang di penjara dan merugikan pemerintah.
Jonathan Edwards ialah seorang hamba Tuhan dan menikah dengan seorang wanita yang juga mengasihi Tuhan. Mereka mempunyai keturunan dan juga dipelajari. 300 orang dari keturunan mereka menjadi misionaris dan profesor dalam bidang teologi, 100 menjadi profesor di sekolah, 30 menjadi jaksa dan 30 menjadi hakim. 60 menjadi pengarang buku-buku klasik, 60 mengambil pekerjaan dalam bidang fisika, 14 menjadi presiden dalam universitas, banyak dari keturunannya menjadi sukses besar dalam pekerjaan mereka di industi-industri Amerika dan 1 menjadi wakil presiden Amerika!

Ingat bahwa keputusan kita akan mempengaruhi keturunan dan orang-orang di sekeliling kita. Jika ada dari antara saudara yang hidup dalam generasi yang kurang diberkati karena perbuatan nenek moyang atau orang tua, firman Tuhan sudah berjanji bahwa jika ada seorang yang bisa mengasihiNya dan membuat keputusan yang benar walaupun itu sangat sulit dan perlu banyak pengorbanan, Tuhan akan mengampuni dan memberkati keturunan anda selama 1000 generasi.God bless.

--

Yang paling kecil

Suatu sore saya makan di sebuah rumah makan di sebuah jalan besar. Ketika hendak menyendok nasi, saya terkejut karena ada sebuah paku bengkok berkarat. Saya tentu saja menyampaikan hal itu kepada pemiliknya. Pemiliknya hanya diam saja dan membuang paku itu serta mengganti nasi saya. Hanya itu. Sejak saat itu saya tidak pernah makan di tempat itu lagi.

Kisah sejati di atas mengingatkan saya akan humor. Suatu kali ada seorang ibu yang makan di restoran. Dia begitu terkejut ketika di mangkuk supnya ada sebuah sekrup. “Pak, di sup saya ada sebuah sekrup!” protesnya.

Dengan kalem penjualnya berkata, “Bu, harga sup itu hanya sepuluh ribu rupiah. Jangan harapkan Ibu mendapatkan traktor di dalamnya!”

Sikap dan tindakan pemilik rumah makan yang menyepelekan masalah ‘kecil’ di atas bukan tindakan terpuji. Jika kita membiarkan dosa ‘kecil-kecil’ di dalam hidup kita, maka kita akan celaka.

Hal-hal kecil apa yang berbahaya?

Rubah: “Tangkaplah bagi kami rubah-rubah itu, rubah-rubah yang kecil, yang merusak kebun-kebun anggur, kebun-kebun anggur kami yang sedang berbunga!” (Kidung Agung 2:15).

Tanduk: “Sementara aku memperhatikan tanduk-tanduk itu, tampak tumbuh di antaranya suatu tanduk lain yang kecil, sehingga tiga dari tanduk-tanduk yang dahulu itu tercabut; dan pada tanduk itu tampak ada mata seperti mata manusia dan mulut yang menyombong” (Daniel 7:8).

Hal-hal kecil apa yang luar biasa?

Awan: “Pada ketujuh kalinya berkatalah bujang itu: ‘Wah, awan kecil sebesar telapak tangan timbul dari laut.’ Lalu kata Elia: ‘Pergilah, katakan kepada Ahab: Pasang keretamu dan turunlah, jangan sampai engkau terhalang oleh hujan’” (1 Raja-raja 18:44). Awan kecil bisa menyebabkan hujan yang lebat.

Roti: “Tetapi Elia berkata kepadanya: ‘Janganlah takut, pulanglah, buatlah seperti yang kaukatakan, tetapi buatlah lebih dahulu bagiku sepotong roti bundar kecil dari padanya, dan bawalah kepadaku, kemudian barulah kaubuat bagimu dan bagi anakmu’” (1 Raja-raja 17:13). Roti kecil bisa menghasilkan minyak melimpah.

Orang: “Aku ini kecil dan hina, tetapi titah-titah-Mu tidak kulupakan” (Mazmur 119:141). Orang yang merasa dirinya kecil justru bergantung kepada-Nya.

Anak: “Serigala akan tinggal bersama domba dan macan tutul akan berbaring di samping kambing. Anak lembu dan anak singa akan makan rumput bersama-sama, dan seorang anak kecil akan menggiringnya” (Yesaya 11:6). Anak kecil yang disertai Tuhan yang besar sungguh luar biasa kuasanya.

Bangsa: “Yang paling kecil akan menjadi kaum yang besar, dan yang paling lemah akan menjadi bangsa yang kuat; Aku, TUHAN, akan melaksanakannya dengan segera pada waktunya” (Yesaya 60:22). Bersama Tuhan yang besar, bangsa yang kecil akan menang.

Ketika seorang petinggi Amerika Serikat datang ke Republik Rakyat Tiongkok, oleh Mao Tze Tung, dia diperkenalkan dengan seorang pembantunya yang setia. Melihat perawakan orang itu, pejabat Amerika itu berbisik ke telinga Mao: “Kok kamu memilih orang kecil itu jadi pembantumu?” Dengan tersenyum Mao menjawab: “Seandainya RRT punya 10 orang kecil seperti dia, kami sudah menguasai dunia!” Siapakah orang kecil itu? Teng Xiao Ping! Berkat reformasi ekonominya, RRT menjadi raksasa ekonomi sekarang.

“Katanya kepada orang itu: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hamba yang baik; engkau telah setia dalam perkara kecil, karena itu terimalah kekuasaan atas sepuluh kota” (Lukas 19:17)

Teman-teman rindu menerima tanggung jawab besar? Jadilah kecil!

--

A Letter From God

Saat kau bangun dipagi hari, Aku memandangmu dan berharap engkau akan berbicara kepadaKu, walaupun hanya sepatah kata, meminta pendapatKu atau bersyukur kepadaKu atas sesuatu hal indah yang terjadi di dalam hidupmu kemarin, tetapi aku melihat engkau begitu sibuk mempersiapkan diri untuk pergi bekerja.

Aku kembali menanti. Saat engkau sedang bersiap, Aku tahu akan ada sedikit waktu bagimu untuk berhenti dan menyapaKu, tetapi engkau terlalu sibuk. Di satu tempat, engkau duduk di sebuah kursi selama lima belas menit tanpa melakukan apapun.

Kemudian Aku melihat engkau menggerakkan kakimu. Aku berpikir engkau ingin berbicara kepadaKu tetapi engkau berlari ke telepon dan menelepon seorang teman untuk mendengarkan gosip terbaru. Aku melihatmu ketika engkau pergi bekerja dan Aku menanti dengan sabar sepanjang hari.

Dengan semua kegiatanmu, Aku berpikir engkau terlalu sibuk untuk mengucapkan sesuatu kepadaKu. Sebelum makan siang Aku melihatmu memandang kesekeliling, mungkin engkau merasa malu untuk berbicara kepadaKu, itulah sebabnya mengapa engkau tidak menundukkan kepalamu. Engkau memandang tiga atau empat meja sekitarmu dan melihat beberapa temanmu berbicara kepadaku dengan lembut sebelum mereka makan, tetapi engkau tidak melakukannya.

Tidak apa-apa. Masih ada waktu yang tersisa, dan Aku berharap engkau akan berbicara kepadaKu, meskipun saaat engkau pulang ke rumah kelihatannya seakan-akan banyak hal yang harus kau kerjakan. Setelah beberapa hal tersebut selesai engkau kerjakan, engkau menyalakan televisi, Aku tidak tahu apakah kau suka menonton televisi atau tidak, hanya saja engkau selalu kesana dan menghabiskan banyak waktu setiap hari didepannya, tanpa memikirkan apapun hanya menikmati acara yang ditampilkan.

Kembali Aku menanti dengan sabar saat engkau mnonton TV dan menikmati makananmu tetapi kembali kau tidak berbicara kepadaKu. Saat tidur Kupikir kaumerasa terlalu lelah. Setelah mengucapkan selamat malam kepada keluargamu, kau melompat ke tempat tidur dan tertidur tak lama kemudian. Tidak apa-apa karena mungkin engkau tidak menyadari bahwa Aku selalu hadir untukmu. Aku telah bersabar lebih lama dari yang kau sadari.

Aku bahkan ingin mengajarkanmu bagaimana bersabar terhadap orang lain.Aku sangat mengasihimu, setiap hari Aku menantikan sepatah kata, doa atau pikiran atau syukur dari hatimu. Baiklah... engkau bangun kembali dan kembali. Aku akan menanti dengan penuh kasih bahwa hari ini kau akan memberiKu sedikit waktu. Semoga harimu menyenangkan.

Bapamu,
ALLAH

--

Itulah hidup

Keluaran 15 : 22-27, adapun latar belakang kisah ini adalah saat Musa membawa bangsa Israel yang jumlahnya + 2 juta banyaknya, ditambah dengan ternak peliharaan mereka sekitar satu juta, maka total keseluruhannya sekitar 3 juta. Sdrku, 3 juta makhluk yang bernyawa berbondong-bondong keluar dari Mesir itu bukan hal yang mudah. Musa memimpin + 2 juta manusia termasuk pria, wanita, anak-anak, orang tua bahkan mungkin nenek-nenek, dan ada juga anak-anak kecil semuanya berbondong-bondong keluar dari Mesir, untuk memimpin mereka itu bukan hal yang mudah tapi itulah latar belakang kisah ini.

Setelah orang Israel meninggalkan Mesir, mereka berhadapan dengan Laut Teberau atau Laut Merah, dan di sana Tuhan menyatakan kuasaNya yang luar biasa, tanda mujizat yang luar biasa, Laut Teberau terbelah dan mereka melewati laut itu. Dan setelah mereka sampai di seberang maka datanglah pasukan kereta berkuda Firaun yang mencoba untuk membawa mereka kembali ke Mesir tapi pada saat mereka berada di pertengahan Laut Teberau maka laut itupun kembali pada posisi yang semula sehingga menbenamkan semua pasukan Mesir.

Setelah itu bangsa Israel melanjutkan perjalanan mereka dan sekarang sampailah mereka pada satu tempat yang disebut MARA ( Ayat 23 “ Sampailah mereka ke Mara, tetapi mereka tidak dapat meminum air yang di Mara itu, karena pahit rasanya. Itu sebabnya dinamai orang tempat itu Mara. “)

Arti dari Mara = pahit. Baru saja mereka mengalami kemenangan-kemenangan yang luar biasa yaitu pada fasal yang ke-14, baru saja mereka menyeberang Laut Merah, Laut Teberau, Laut Kolsom, tapi sekarang mereka sudah menghadapi tantangan yang baru lagi. Baru saja mereka bersorak-sorai, menari-nari, Miryam dengan rebananya menari-nari dengan nyanyian kemenangannya, itu terjadi pada fasal 14; baru saja mereka bersukacita karena mengalami kemenangan yang begitu luar biasa, sekarang datang suasana Mara, suasana pahit; itulah hidup manusia.

Kadang kita mengalami kemenangan, kadang kegagalan; kadang keberhasilan, kadang kekalahan. Kadangkala kita berada di puncak gunung, tapi ada kalanya kita berada di lembah yang kelam, from the top down to the valley.

Sdrku, itulah yang namanya hidup manusia. Dan itulah yang terjadi pada kehidupan umat Tuhan, itulah yang terjadi pada kehidupan Musa sebagai pelayan Tuhan. Baru saja Musa dipuji seperti pahlawan, karna pada saat Musa mengangkat tongkat dan mengulurkan tongkat itu ke atas Laut Teberau, Laut Teberaupun terbelah dua. Oh pada saat itulah umat Tuhan bersorak-sorai kemenangan, Musa disanjung, Musa dianggap sebagai pemimpin yang luar biasa, pemimpin yang hebat, tetapi pada fasal 15 ayat 23 mereka sampai di Mara, di tempat yang pahit, airnya tidak bisa diminum.

Sdrku, dari sinilah kita melihat kadangkala kita mengalami kemenangan, keberhasilan, sukacita yang luar biasa tapi ada kalanya kemenangan itu disusupi dengan pengalaman pahit. Mungkin beberapa waktu yang lalu saudara mengalami hidup yang diberkati secara luar biasa, keberhasilan dan kemenangan tetapi akhir-akhir ini mungkin kita menghadapi goncangan, menghadapi hal-hal yang tidak kita inginkan, kepahitan, suasana mara, tapi itulah hidup manusia. Hidup kita sebagai manusia biasa, insan, kehidupan, memang kadangkala kita mengalami puncak gunung, tapi kadangkala kita juga mengalami lembah yang kelam.

That is life, today we are experiencing the top in life, but probably tomorrow we are gonna in the valley of darkness. Inilah hidup manusia, hari ini kita mengalami puncak gunung, bisa jadi besok kita mengalami lembah yang kelam.

Padahal mereka baru saja menikmati suasana kemenangan, sukacita yang luar biasa atas campur tangan Tuhan dalam perjalanan mereka untuk keluar dari Mesir, tapi selang tiga hari sudah diperhadapkan pada masalah air yang pahit.Baru saja mereka mengalami sukacita karena kemenangan, sekarang kekecewaan karena air yang pahit.

Itu sebabnya kalau saat ini saudara sedang mengalami suasana yang tidak menyenangkan padahal baru saja saudara mengalami sukacita karena kemenangan yang Tuhan berikan, ketahuilah : Bukan hanya saudara sendiri yang mengalami hal ini, tapi ini juga dialami oleh Musa. Musa mengalami puncak gunung tapi selang 3 hari kemudian ia mengalami lembah kekelaman.

Musa mengalami yang namanya hidup. Baru tiga hari yang lalu Musa dipuji- puji seperti pahlawan saat Musa berhasil membawa bangsa Israel melewati Laut Teberau. Tapi tiga hari kemudian Musa sudah dicaci maki dan diomelin oleh bangsa Israel, mereka bersungut-sungut pada Musa : “ Musa, engkau membawa kami keluar dari Mesir, sekarang lihat apakah yang akan kami minum ?”

Ayat 24 “ Lalu bersungut-sungutlah bangsa itu kepada Musa, kata mereka: “ Apakah yang akan kami minum ? “
Musa harus menerima caci maki, Musa harus menghadapi omelan, Musa harus menghadapi sungut-sungutan dari bangsa Israel. Bayangkan…barusan Musa mengalami suasana puncak gunung, dipuji dan disanjung, sekarang Musa mengalami cacian, makian, omelan dan ini bagaikan lembah kekelaman yang harus Musa hadapi. Tiga hari yang lalu Musa menjadi pahlawan yang disanjung dan dipuji-puji, 3 kemudian ia dicela, dimaki dan dicaci.

Begitulah saudara, tantangan demi tantangan harus kita hadapi dalam hidup kita, seperti Musa; baru saja dia mengalami apa yang namanya pujian, apa yang namanya sanjungan dari umat Tuhan saat dia membawa mereka keluar dari Mesir melewati Laut Teberau tapi dalam kurun waktu yang cukup singkat, hanya dalam waktu 3 hari saja Musa sudah diomelin dan dicaci maki oleh umat Tuhan.

Saudara yang kekasih, dari puncak langsung turun ke lembah, from the top down to the valley; itulah hidup manusia. Hari ini kita mengalami suasana puncak gunung, bisa jadi besok kita mengalami lembah kekelaman.

Hidup manusia diwarnai dengan puncak gunung dan lembah yg kelam.
Hari ini mengalami kemenangan, siapa tahu besok kita mengalami kekalahan.
Hari ini mengalami keberhasilan, siapa tahu nanti kegagalan.

Sekarang merasa bahagia, bisa saja sebentar lagi kecewa.
Sekarang dipenuhi sukacita, siapa sangka sesaat lagi dukacita.
Sekarang kelimpahan, bisa jadi besok kekurangan.

Inilah yang namanya hidup manusia.
All these happen, semuanya itu terjadi, karma sebenarnya Tuhan sedang menguji kita.

Inilah hidup…
Kadang di puncak gunung, kadang di lembah yang kelam…
Namun dimanapun kita berada, ingatlah di sana juga ada Tuhan yang beserta kita …

Therefore, when we are in the top, let us be thankful; when we are in the valley, we keep giving thanks, amen?
Saat menghadapi puncak, kita bersyukur; saat menghadapi lembah, kita juga tetap bersyukur, amen?

Kita harus menghadapi yang namanya hidup…
namun percayalah dalam hidup ini Tuhan selalu menyertai kita.

--

Motor Kehidupan

pengarang : Timotius Tunggul Manurung


Senang rasanya melihat anak saya dapat mengendalikan motor-motoran barunya. Sebelum memulai mengendarai motor-motorannya, saya terlebih dahulu memberikan pengarahan singkat mengenai apa saja yang harus diperhatikannya, mulai dari cara menjalankan motornya, menghindari lobang, tembok dan got. Saat menjalankan motornya, saya mengiringinya, dan setiap kali dia hampir menabrak tembok atau mengarah ke got, saya cepat-cepat mengulurkan tangan saya untuk menghentikannya. Adakalanya saya membiarkan dia menabrak objek yang tidak membahayakan agar saya dapat mudah menjelaskan akibat kalau menabrak sesuatu. Disamping itu saya bisa mengajarkan apa yang harus dilakukannya untuk menghindari kejadian tsb (mengerem), atau harus mundur ketika objek tsb merintangi jalannya agar dia dapat memulai jalan kembali. Semakin lama dia semakin pandai mengendalikan motornya, dan sekarang dia sudah bisa mengendalikan motornya dengan lincah. Anak saya terlihat sangat gembira luar biasa, bahkan setiap bangun tidur (pagi atau siang) selalu ingin mengendarai motor-motorannya dengan semangat. Akhirnya saya mulai membiarkannya mengendarai motor-motorannya sendiri, dan saya cuma memandanginya dari jauh, kalau-kalau dia membutuhkan pertolongan saya

Saya merenungkan pengalaman ini, setiap hari TUHAN memberikan kita motor untuk kita kendarai. Motor itu adalah kehidupan kita, keluarga kita, pekerjaan kita, waktu kita termasuk semua berkat-berkat yang kita miliki. TUHAN ingin setiap kali kita bangun pagi, kita bisa mengendalikannya. Tetapi, pernahkah kita sebelum memulai aktivitas (mengendarai motor tsb) kita meluangkan waktu untuk briefing (berdoa) minta tuntunan pada TUHAN, supaya kita mampu mengendalikannya? Atau kita cuek saja, langsung bangun dan menganggap bahwa dengan kekuatan yg kita punya, kita akan mampu mengendalikannya? Pernahkah kita meminta supaya disamping karunia berkat, kita juga meminta agar TUHAN juga memberikan karunia kuasa menikmati berkat-berkat tsb (Pengkhotbah 5 : 18 - "Setiap orang yang dikaruniai Allah kekayaan dan harta benda dan kuasa untuk menikmatinya, untuk menerima bahagiannya, dan untuk bersukacita dalam jerih payahnya--juga itupun karunia Allah")

Banyak orang memiliki harta melimpah, tapi tidak bisa menikmatinya karena sakit gula, sakit rematik, sakit mag, alergi, sakit parah lainnya. Banyak orang memiliki karir bagus, anak sehat tapi jarang bisa memiliki kesempatan bersama keluarga. Banyak orang semakin dikaruniai anak, rumah, tapi malah merasakan hidupnya semakin terhimpit dan terkekang.

Dalam kehidupan kita, terkadang TUHAN mengijinkan kita menubruk sesuatu (masalah), semata-mata supaya kita kembali kepada-Nya, hidup mengandalkan TUHAN. Dia akan mengajarkan kita bagaimana cara menangani masalah (1 Korintus 10:13 - "Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya"). Tentu ini tergantung dari kepekaan kita mendengar suara-Nya. Semakin mampu mendengar suara-Nya maka kita akan semakin cakap mengatasi masalah kita. Firman Allah berkata (Filipi 4:13 - "Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku"). Semakin kita mampu dan cakap mengendalikan masalah kita, bukankah khidupan itu indah karena ada masalah, dan tiap bangun pagi kita hadapi dengan penuh semangat.

Meskipun TUHAN sepertinya jauh, tapi mata-Nya selalu tertuju pada orang-orang yang dikasihi-Nya.


--

Mementingkan Orang Lain

"Perhatikanlah kepentingan orang lain; jangan hanya kepentingan diri sendiri." Filipi 2: 4

Saya tidak pernah lupa ketika saya dan isteri saya, Martie, pergi ke suatu daerah untuk melayani Tuhan. Kami sering naik pesawat terbang dan setiap penerbangan penuh dengan penumpang. Kami merasa seperti ikan sardin di dalam kaleng dan semua aturan tempat duduk kami mengecewakan. Tetapi pada penerbangan kami yang terakhir, kami melihat tiket dan ternyata kami mendapat tempat duduk kelas ekonomi yang terbaik yaitu di bagian terdepan.

Kami sudah menantikan saatnya untuk bersantai dan menikmati penenerbangan pulang. Namun ketika kami merperlihatkan tiket kami kepada yang bertugas, ia mengatakan bahwa tempat duduk kami harus diatur kembali karena ada orang lain yang lebih membutuhkan tempat duduk kami. Saya langsung ingin memberontak dan ingin mengatakan bahwa tempat duduk itu milik saya. Saya berhak untuk mendapatkan tempat duduk yang terbaik pada akhir perjalanan saya. Tetapi saya tahu apa yang harus kami lakukan. Tidak memakan waktu yang lama untuk tahu jawabannya ketika kita mulai bertanya "Apa yang akan Yesus lakukan pada saat seperti ini?" kepada diri kita sendiri.

Itu adalah kesempatan untuk menunjukkan kelakukan seorang hamba, mengalihkan fokus dari diri sendiri kepada orang lain. Ketika kedaginganku memberontak, saya tahu bahwa Roh Kudus mengajar saya untuk melakukan apa yang baik dan benar. Bukan hal yang menyenangkan untuk melewati tempat duduk kami yang nyaman dan duduk di baris belakang - tetapi itu adalah kelakuan yang benar.

Saya berharapa bisa mengakhiri kisah ini dengan menceritakan bagaimana Tuhan membalas kebaikan saya dengan membawa penumpang yang duduk di sebelah saya ke dalam pertobatan atau sesuatu yang besar terjadi untuk menunjukkan nilai hati saya sebagai hamba. Tetapi tidak ada satupun yang terjadi. Bahkan saya tidak tahu apakah penumpang yang menempati tempat duduk saya itu sadar akan pengorbanan saya dan apakah mereka berterima kasih telah mendapatkan tempat duduk tersebut.

Tetapi yang menjadi persoalan bukanlah apa yang terjadi setelah saya memberi tempat duduk tersebut tetapi kondisi hati saya. Mungkin Tuhan tahu bahwa saya perlu berlatih lebih lagi, mempersiapkan diri saya untuk pelayanan yang besar nanti. Saya tidak tahu. Yang saya tahu ialah kebiasaan kita untuk mengalah adalah tanda seorang pengikut Yesus dan setiap kesempatan untuk mementingkan orang lain lebih dari diri sendiri membentuk kita untuk menjadi lebih seperti Yesus. Apalagi Tuhan telah membuat pengorbanan terbesar untuk menjamin keberadaan saya di kerajaanNya - memberikan tempat duduk di sorga yang tidak bisa diambil oleh siapapun.

--

Breaking Spiritual Strongholds - Every Christian has a stronghold

STRONGHOLDS: anything that holds us captive, hinders or prevents us from experiencing the abundant and effective Spirit filled life God has planned for us. Strongholds are like prisons, areas in our lives where Satan has power over it. These may be the Fortress of Human Reasoning, reinforced with many subtle arguments and the pretense of logic. There is the Castle of Passion, with flaming battlements defended by Lust, Pleasure, and Greed. And there is the Pinnacle of Pride, in which the human heart sits enthroned and revels in thoughts of its own excellency and sufficiency.


CHARACTERISTICS OF STRONGHOLDS:
1. The stronghold exists in the person's MIND (the stronghold is a lie)
2. The stronghold is deceitfully hidden from the person's awareness.
3. The stronghold has existed for considerable time.
4. The stronghold has tempted the person to sin repeatedly.
5. The stronghold repeatedly overpowers the person, creating hopelessness.
6. The stronghold has many intellectual and emotional defenses.
7. The stronghold is actively and aggressively opposed to God and His truth.

Signs of strongholds:
Compulsions, obsessions, fears, lusts, jealousies, violent tempers, uncontrolled appetites of all kinds--these are often signs of a stronghold that is either being built or is firmly established in a life. In most cases, the individual will recognize that something is out of control, but he or she will almost always say "I’ve tried to control that, but I can’t seem to get on top of it." Most often, that admission comes at the point when the individual recognizes that the stronghold is about to destroy some treasured part of life--the marriage, the family, the career, the reputation.



All believers are in a war - a war with their adversary, the Devil (1 Pet. 5:8), and his evil spiritual forces which he dispatches and assigns to perpetrate his wickedness throughout the world. The scripture says that we "wrestle... against principalities, against powers, against the rulers of the darkness of this age, against spiritual hosts of wickedness in the heavenly places" (Eph. 6:12).


We are well aware of the evil characteristics of Satan, that he "kills, steals, and destroys" (John 10:10). But beyond his routine harassments, temptations or hit-and-run attacks, the Devil's forces seek territory to establish long-term strongholds in which they may dominate and hold captive. Satanic forces search for people, cities, and nations in which they are not resisted and where they may flourish.


"Strongholds" could be actual "demon possession," but can merely be a "strong" influence or grip, persistent oppression, obsessions, hindrances or harassment. Believers cannot be demon possessed, but many Christians are the victims of Satan's strongholds.


Getting to the Root of the Problem

The devil's primary strategy is to disguise his activities so that it appears that someone or something else is to blame. He wants us to get our attention on his surrogates, his instruments, his hindrances and "wrestle" with them, so that our battle will be directed against the "symptoms" instead of the "real source."


We all know that a decongestant will help relieve a stuffy nose, but it will not cure a cold. Likewise, you can fight with the symptoms of the Devil, but you will not end the problems until you deal with the source and bind the "strong man."


Remember when Peter resisted Jesus' decision to return to Jerusalem, knowing that He would be crucified there? Jesus did not rebuke Peter, but turned to Peter and rebuked Satan. "Get behind me Satan" (Matt. 16:23). Peter wasn't demon possessed, and probably didn't intend to be an offense. However, the Devil inspired Peter's statement, and Jesus went after the real source.


Paul said that our battle is not with "flesh and blood" but with spiritual adversaries (Eph. 6:12). How important it is that we understand what the real root of the problem is -- "who" our real enemy is. It is Satan, not flesh and blood, not our brethren, not our family, not our children, not husbands and wives, not employers, nor our government! The Devil is the enemy!


Binding the Strong Man

One time, after Jesus had cast out a devil and healed a deaf and mute boy, Jesus explained that in order to overturn the works and activity of the Devil, we must bind him first. "Or else how can one enter a strong man's house and plunder his goods, unless he first binds the strong man? And then he will plunder his house" (Matt. 12:29). In order to neutralize the Devil's works, we must go and deal directly with the source and bind up the devil so that his hands are tied. Then we'll be able to take back what he's stolen and bring a halt to his actions.


I've preached in many cities that have been strongholds for the Devil. The symptoms of this are many. Often the local churches suffer senseless conflicts or unexplained problems. The congregations experience little growth, and the preaching of the Word is not easily proclaimed or well received by the community. These are the symptoms, but behind the scene Satan is the culprit. In such cases, those spiritual strongholds must be dealt with and bound for the ministry to be effective.


All Believers have Authority over the Devil

All Christians must be aware that God has equipped them to overcome Satan's power. The Apostle Paul said that "the weapons of our warfare are not carnal (of a fleshly or earthly nature), but mighty in God for pulling down strongholds" (2 Cor. 10:4).


You may recall the time when the seventy disciples returned to the Lord rejoicing about the results of their ministry. They remarked, "Lord, even the demons are subject to us in Your name" (Luke 10:17). But then Jesus pointed out that the great marvel of this was that the devils were subject to them because their names were "written in heaven." In other words, because they were saved -- because of their relationship with Christ, they had authority over the Devil in the name of Jesus.


Jesus has given all His followers -- all those who know Jesus personally as their Lord and Savior -- the authority to use His name to expel the forces of evil. To all believers, Jesus said, "In My name they will cast out demons..." (Mark 16:17).


How to Break Strongholds and keep them Broken!

1. AUTHORITY -- Every believer has the right to use the authority of Jesus' name to bind and take authority over Satan's activities. "No one can enter a strong man's house and plunder his goods, unless he first binds the strong man, and then he will plunder his house" (Mark 3:27). Issue a spoken command to the devil that he is bound and he must leave the stronghold! Exercising authority in the name of Jesus will expel the Devil's influence. "And these signs will follow those who believe: In My name they will cast out demons; they will speak with new tongues..." (Mark 16:17).


2. INTERCESSION -- Come together with other believers to pray and intercede against strongholds until you get results. There is intensified power in the gathering of more believers. Prayer with fasting intensifies faith, and faith will break strongholds. "Then the disciples came to Jesus privately and said, "Why could we not cast him out? However, this kind does not go out except by prayer and fasting" (Matthew 17:19,21).


3. DISPLACEMENT -- Establish the presence of God. Where Satan has been commanded to leave, fill it up with God's presence. Where the presence of the Lord is, the Devil isn't! Satan doesn't want to hang around where people are lifting up Jesus in worship, in singing and prayer. The presence of the Lord displaces the Devil. "For what fellowship has righteousness with lawlessness? And what communion has light with darkness?" (2 Corinthians 6:14).


4. RESISTANCE -- Submit yourselves and draw close to God. The Bible says this is how we resist Satan and he will flee. The Devil runs from submitted, yielded Christians. He runs from your life, and will run away from where you go. "Therefore submit to God. Resist the devil and he will flee from you" (James 4:7).


5. OCCUPATION -- Give no place or vacancy to the Devil. With Satan departed, fill the void with God. Let righteousness be the standard rule and behavior. Provide no pocket of rebellion, corruption or immorality in which Satan can find refuge to rebuild his influence or strength. The scripture says to not "give place to the devil" (Eph. 4:27).


6. FORTIFICATION -- Clothe yourself with God's armor. Take upon you daily, the full array of God's spiritual equipment that you may maintain battle-ready status. With the shield of faith, the sword of the Spirit (God's Word) and the other links of armor (Eph. 6:13-17), you will be ready to resist any satanic assault, and will be ready to engage the strongholds in others. "Put on the whole armor of God, that you may be able to stand against the wiles of the devil" (Ephesians 6:11).

--

Cinta Hadirat Tuhan

Sebagai kehidupan Kristen kita tidak bisa jauh dari hadirat Tuhan, sebab tanpa hadirat Tuhan kehidupan rohani kita tidak akan mendapatkan kekuatan. Itu sebabnya jangan sampai kita kehilangan hadirat Tuhan. Ada tokoh2 Alkitab yang begitu menyukai, mencintai dan merindukan hadirat Tuhan seperti :



1. YAKUB

Kalau kita melihat kehidupan Yakub, apa yang menjadi rahasia Yakub sampai-sampai berkat kesulungan itu jatuh padanya ? Padahal Yakub bukan anak yang sulung tapi mengapa Yakub mendapat hak kesulungan ? Mengapa bukan Esau padahal Esau adalah anak yang sulung yang seharusnya berkat itu jatuh pada Esau bukan pada Yakub tapi mengapa Yakub yang mendapatkannya ? Apa rahasia dari kehidupan Yakub ? Karna ternyata Yakub punya satu kesukaan.

Kejadian 25 : 27 “ Lalu bertambah besarlah kedua anak itu: Esau menjadi seorang yang pandai berburu, seorang yang suka tinggal di padang, tetapi Yakub adalah seorang yang tenang, yang suka tinggal di kemah. “

Ternyata Yakub suka akan hadirat Tuhan. Satu-satunya kerinduan Yakub adalah bersekutu dengan Tuhan di dalam kemah. Yakub sangat menyukai hadirat Tuhan. Itu sebabnya Yakub selalu tinggal di dalam kemah bahkan dalam Bil 24 : 5 dikatakan “ Alangkah indahnya kemah-kemahmu hai Yakub. “ Mengapa kemah Yakub itu dikatakan indah ? Karena Yakub adalah pribadi yg suka mencari hadirat Tuhan. Lewat persekutuannya dgn Tuhan di dalam kemah ia bisa merasakan hadirat Tuhan. Kalau kita rindu menjadi kehidupan yg indah di hadapan Tuhan, syaratnya cuman satu : menyukai hadirat Tuhan lewat kita selalu bersekutu dgn Tuhan dalam kemah.

Kemah adalah : waktu khusus kita bersama dengan Tuhan. Kalau kita tidak punya saat-saat khusus dgn Tuhan, maka dikuatirkan kita akan seperti Esau menjadi kehidupan yg ditolak. Kenapa Esau ditolak saat akan diberkati ? Karna kerinduan Esau adalah berburu. Esau suka berburu binatang. Dan kehidupan yg suka berburu itu menunjuk pada kehidupan yg suka mencari kseenangan daging, itu Esau. Apa yang menjadi kesukaan kita ? Berburu mencari kesenangan daging atau berdiam dalam kemah mencari hadiratNya ?

2. DAUD

Mazmur 84 : 10a "Lebih baik satu hari dipelataranMu Tuhan daripada seribu hari di tempat lain."

Kalimat tersebut dituliskan oleh Daud dalam kitab Mazmur. Bila kalimat tersebut diucapkan oleh seorang yang biasa-biasa yang hidupnya sederhana, mungkin kelihatannya itu wajar-wajar saja dan tidak ada istimewanya. Tetapi ucapan tersebut keluar dari mulut seorang raja yang memiliki segalanya dan hidup dalam kemewahan. Daud memiliki takhta, istana, harta, dan juga banyak isteri-isteri yang cantik.

Tetapi Daud adalah satu pribadi yang luar biasa ! Bagi Daud, Tuhan bukanlah hanya sekedar Tuhan tapi Tuhan adalah kekasih dan pujaan hatinya. Sejak masih remaja, Daud sudah mengenal Tuhan dengan baik. Ketika menjadi gembala, Daud mengalahkan singa dan beruang yang hendak memangsa domba yang ia gembalakan. Goliat yang membuat nyali orang ciutpun habis dibantai Daud. Daud adalah orang yang berkenan kepada Tuhan. Bahkan Yesus sendiri disebut anak Daud.

Banyak orang Kristen yang tidak menyediakan waktu khusus buat Tuhan. Andaikan berdoa/ bersaat teduh juga hanya singkat dan sekedarnya. Bahkan banyak para pelayan/Hamba Tuhan yang lebih suka melayani daripada bersekutu dengan Tuhan. Itu sebabnya jangan salahkan Tuhan bila hidup mereka mengalami kekalahan dan kekeringan. Kita harus lebih suka bersekutu dengan Tuhan daripada kegiatan apapun. Hadiratnya adalah tempat terindah di dunia ini. Kedudukan, popularitas, harta, kerabat, sahabat, pelayanan dan keluarga tidak bisa menjadi pengganti dari kepuasan hadirat Tuhan. Maukah kita menjadi seperti Daud? Maukah kita disebut orang yang berkenan kepada Tuhan ? Rahasianya adalah mencintai hadirat Tuhan.

Apakah kita bisa berkata: " Lebih baik satu hari di pelataran Tuhan daripada seribu hari (3 tahun) di tempat lain? " Apakah kita mau lebih mencintai hadirat Tuhan lebih daripada apapun di dunia ini? Ingatlah di surga nanti kita juga akan berdiam dalam hadirat Tuhan yang begitu indah. Itu sebabnya mulailah menghormati dan mencintai hadirat Tuhan saat kita ada di bumi ini.

3. SAMUEL

Samuel masih kecil, tapi ada satu hal yg ia rindukan, itulah hadirat Tuhan. Walaupun Samuel masih kecil tapi dalam hatinya sudah timbul satu kerinduan akan hadirat Tuhan, Samuel merindukan hadirat Tuhan, terbukti Samuel ini tidur dekat Tabut, tidur dalam Ruangan Maha Suci ( I Sam 3 : 3 ). Tabut Tuhan berbicara soal hadirat Tuhan sebab tabut itu letaknya ada dalam Ruangan Maha Suci, ruangan yg diterangi oleh sinar kemuliaan Tuhan.

Biasanya orang yg selalu merindukan hadirat Tuhan itu amat peka terhadap suara Tuhan, itu sebabnya Tuhan berbicara kepada Samuel, Tuhan tidak berbicara kepada imam Eli. Apa artinya seorang imam kalau Tuhan tidak berbicara kepadanya ? Apa jadinya seorang imam tapi tidak peka terhadap suara Tuhan ? Padahal seharusnya imam itu kehidupan yg sangat dekat dengan hadirat Tuhan, sebab imam itu sudah ditahiskan, imam tidak lagi hidup dalam suasana halaman jatuh bangun di dalam dosa, tapi imam sudah masuk, masuk dalam Ruangan Suci, bahkan dalam Ruangan Maha Suci…tapi bagaimana dengan Eli ?

Kalau kita sudah jauh dari hadirat Tuhan, kalau kita sudah tidak berada dalam suasana Tabut Perjanjian, apa jadinya hidup kita sebagai seorang imam ? Di hadapan Tuhan kita sudah tidak ada artinya lagi ! Itu sebabnya jangan relakan hidup kita kehilangan hadirat Tuhan, jangan sampai kita jauh dari hadirat Tuhan. Kalau itu terjadi maka akhirnya imam Eli hrs mati ! Kehidupan Kristen yg sudah tidak merindukan hadirat Tuhan, yg hidupnya sudah jauh dari Tabut Perjanjian maka di hadapan Tuhan kehidupan itu bagaikan sudah mati, apa yg bisa dilakukan oleh orang mati ? Tidak ada !Apa yang bisa diperbuat oleh orang mati ? Sama sekali tidak ada ! Berarti kehidupan itu sudah tidak berguna lagi baik bagi Tuhan maupun bagi manusia !

Oleh sebab itu janganlah kita seperti imam Eli, sebab apa artinya kita menjadi pelayan Tuhan tapi hidup kita jauh dari hadirat Tuhan ? Apa artinya kita menjadi imam-imam yg melayani dalam rumah Tuhan tapi hidup kita tidak lagi merindukan hadirat Tuhan ? Biarlah kerinduan itu tetap ada dalam hati kita.

Esau yg suka berburu daging akhirnya Esau ditolak. Eli juga ditolak, karna hidupnya sudah dipenuhi dgn kesukaan akan daging, kesukaan Eli adalah makan, suka akan daging. Kesukaan daging membuat kita jauh dari hadirat Tuhan sebaliknya kesukaan kita untuk bersekutu dengan Tuhan membuat kita semakin dekat & semakin dekat pada Tabut Perjanjian sampai-sampai kita bisa merasakan sinar kemuliaan Tuhan yg begitu dahsyat, dan Samuel merasakan itu, Samuel merasakan Shekinah Glory, sinar kemuliaan Tuhan. Sebab di atas tutup pendamaian itulah Tuhan berfirman kepada Samuel ( I Sam 3 : 10-11 ). Kalau kita selalu merindukan hadiratNya maka Tuhan juga rindu berbicara dengan kita.

Dan kalau kita mengalami pertemuan dengan hadirat Tuhan, hal itu akan terlihat dengan jelas. Sebab akan terlihat pada wajah kita dan tentu saja akan terungkap dalam perlaku kita. Wajah kita akan menyatakan kepada orang-orang sekeliling kita, “ Aku berbeda, aku telah ada di dalam hadirat Allah Yang Mahakuasa. “ Seperti yang terjadi pada Musa, ketika Musa melihat kemuliaan dan hadirat Tuhan di gunung Sinai, ia turun dengan wajahnya bercahaya seperti terang bahkan orang-orang tak dapat memandang wajahnya.

Tetapi ingat ! Ada bahaya yang mengancam, itulah Filistin. I Samuel fasal 4, judulnya Tabut Tuhan dirampas, artinya = kehilangan hadirat Tuhan. Jangan sampai itu terjadi dalam hidup kita, jangan sampai kesibukan-kesibukan kita merampas tabut Tuhan dari hidup kita, jangan sampai kesenangan daging kita merampas hadirat Tuhan dalam hidup kita. Sebab yang merampas itu adalah Filistin.

Filistin=gambar dari kesenangan daging. Hati-hati terhadap Filistin, hati-hati terhadap kedagingan kita, kesenangan daging kita, sebab itulah musuh yg akan merampas tabut Tuhan dari hidup kita. Kadang kita bisa merasa males bersekutu mencari hadirat Tuhan karna kita pengen tidur, karna kita sudah ngantuk, nah itu Filistin. Kita punya banyak alasan untuk tidak bersekutu dengan Tuhan, kita merasa lelah, capek dan sebagainya, ingat : itu Filistin ! Filistin selalu berusaha mencoba merampas tabut dari hidup kita!

Itu sebabnya mari, milikilah satu tekad untuk selalu menyukai, mencintai dan merindukan hadirat Tuhan. Dan bila kita sudah memiliki ke3 hal ini, mari pertahankan itu, jangan sampai dirampas oleh Filistin. Mari pertahankan pengalaman indah bersama hadirat Tuhan yang menyebabkan kita bertanya :”Siapakah aku ini sehingga Engkau, Tuhan Pncipta Alam Semesta mau mengizinkan aku berada dalam hadiratMu ? “

Saudara akan penuh dengan rasa kagum ketika saudara mengalami hadirat dan kemuliaan Tuhan…

-

Eagle's courtship

When a female eagle meets a male and they want to mate, she flies high into the sky in a figure eight pattern and let him chase her. The male eagle is no longer flying his own course but now following the female’s.
The female eagle then picks a twig and flies back into the air. Once she has reached a height high enough for her (about 10 000 feet), she lets the twig fall to the ground and watches it as it falls. The male dives and chases after the twig. He has to catch it before it falls to the ground. The male then brings the twig back to the female eagle. The female eagle then grabs a larger twig and flies to a lower altitude and then drops it again for the male to chase. This means that the twig will fall at a faster speed and the male eagle has to work even harder to catch it. The male eagle has to make one choice:
“Is he going to get really committed to see the test through to the finish? Is this really what he wants?” OR “does he want to forget about this and do something easier with his time?”
The male will have to be really committed if he wants to continue with the process. This test goes on for hours or maybe days. The test ended when the female eagle flies to about 500 feet above the ground and drops a branch, which is heavier than the weight of the eagle itself. If he fails to catch it, the female eagle will fly off and wait another male, which has the tenacity to be her partner. When the male successfully catch the branch, both eagles will move from courtship to commitment. At this point, the male eagle has made a decision that he is committed and will rather die than letting her go. They are mates for life and will never have another partner unless one dies. If the female dies, the male raises the eaglets.

Just as the female eagle is testing the male for his reliability, God will test our faithfulness and dependability. God will test our faith to see if we have what it takes to go the distance with God. Do we have deep commitments to be able to run our race until the day we meet Jesus?
We often have dreams and visions but what happen when a storm comes? Do we still want what we say we want? How far are we willing to go and how much are we willing to sacrifice?

During our walk with God, there are times where we run into difficult situations that require us to make decisions. These decisions are clear indications to the Father whether or not we can be trusted to move ahead to the next level of responsibility. As the female eagle tests the male with twigs to determine which one would be her choice for a mate, God is testing us through daily decisions to determine which ones He can rely on to be used to build His kingdom.

Prayer: Father, give me strength and wisdom to pass each test the first time. And when I fail, as I am prone to do, assure me of your forgiveness, for Christ’s sake, and of second chances given. In Jesus’ name I pray. Amen.

--

Forgive and Forget

pengarang : joseph wise poriman


Ini ada sebuah kisah tentang dua orang sahabat karib yang sedang berjalan melintasi gurun pasir. Ditengah perjalanan, mereka bertengkar, dan salah seorang menampar temannya. Orang yang kena tampar, merasa sakit hati, tapi tanpa berkata-kata, dia menulis di atas pasir : HARI INI, SAHABAT KARIBKU MENAMPAR PIPIKU.

Lalu mereka berjalan terus, sampai menemukan sebuah oasis, dimana mereka memutuskan untuk mandi. Orang yang pipinya kena tampar dan terluka hatinya, mencoba berenang namun nyaris tenggelam, dan berhasil diselamatkan oleh sahabatnya. Ketika dia mulai siuman dan rasa takutnya sudah hilang, dia menulis di sebuah batu HARI INI, SAHABAT KARIBKU MENYELAMATKAN NYAWAKU.

Lalu orang yang menolong dan menampar sahabatnya itu bertanya, "Kenapa setelah saya melukai hatimu, kamu menulisnya di atas pasir, dan sekarang kamu menulisnya di batu ?"

Temannya sambil tersenyum menjawab, "Ketika seorang sahabat melukai kita, kita harus menulisnya diatas pasir agar angin maaf datang berhembus dan menghapus tulisan tersebut. Dan ketika kita menerima kebaikan dari seseorang kita harus memahatnya diatas batu hati kita, agar tidak bisa hilang tertiup angin."

Tuhan Yesus juga pernah menulis dengan jarinya, saat kapan ? Saat ada seorang perempuan yang kedapatan berbuat zinah dan orang-orang akan melemparinya dengan batu, dan di saat itulah Yesus tampil dengan tanganNya menulis di tanah.

Yesus menuliskan jarinya di tanah dan berkata kepada perempuan yg berdosa itu : “Pulanglah dan jangan lagi berbuat dosa.” Artinya Tuhan selalu mengampuni dan memberikan kita kesempatan untuk bertobat dari segala kesalahan kita. Tuhan tidak akan menghukum, Tuhan tidak akan mengingat segala kesalahan kita, sebab IA selalu mengampuni dan selalu melupakan kesalahan kita.

Bagaimana dengan kita? Seringkali kita tidak bisa memaafkan orang yang telah berbuat salah kepada kita. Bahkan kadang sampai puluhan tahun kita masih saja mengingat kesalahan seseorang yang mungkin sempat menyakiti hati kita.

Tanpa kita sadari, sebenarnya seringkali satu hal yg membuat hidup kita tidak bahagia adalah : karena kita sulit memaafkan orang yang bersalah pada kita dan kita terus mengingat kesalahan itu. Kita sulit melupakan sehingga hati kita menjadi begitu tertekan, hidup kitapun menjadi tidak bahagia.

Padahal Tuhan sendiri sudah melupakan segala kesalahan kita dan Tuhan tidak pernah mengingatnya lagi ( Roma 4 : 7-8 “ Berbahagialah orang yang diampuni pelanggaran-pelanggarannya, dan yang ditutupi dosa-dosanya; berbahagialah manusia yang kesalahannya tidak diperhitungkan Tuhan kepadanya. )”

Tuhan saja tidak pernah mengingat segala kesalahan kita. IA sudah mengampuni dan melupakannya. Ada sebuah pujian yang sangat saya sukai yang liriknya berbunyi demikian :
“ Tuhan s’lalu ampuni…
Dan lupakan yang sudah..
Dia tak kan ingat salahku..
Tuhan s’lalu ampuni…”

Di atas kayu salib, saat Tuhan mengalami satu penderitaan yang demikian besar, DIA masih teringat kepada orang-orang yang di sekitarnya yang telah menyiksa dan menyalibkanNya. Yesus tidak mendendam mereka, Yesus tidak membenci mereka, justru Tuhan Yesus berdoa untuk mereka “ Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat. “

Yesus berdoa untuk mereka yang telah menyalibkanNya, mari biarlah kita juga belajar seperti Yesus untuk melupakan segala kesalahan orang lain dan memaafkan mereka. Sebagaimana Tuhan sudah mengampuni kesalahan kita, berikanlah juga pengampunan itu kepada orang yang sempat bersalah kepada kita.

Inilah doa kita: Ya Bapa, berikan kepada kami kasihMu, supaya dengan kasihMu kami juga bisa melupakan dan mengampuni orang yang bersalah kepada kami. AMIN.

-

Kasih sayang Tuhan

Sion berkata: Tuhan telah meninggalkan aku dan Tuhanku telah melupakan aku.?Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun ia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau. Yesaya 49:14-15.

Dalam persoalan hidup yang berat, di tengah duka nestapa yang sarat; ada saat kita merasa Tuhan telah melupakan dan meninggalkan kita. Lalu kita merasa sendiri. Betul-betul sendiri. Lonely. Dan kita merasa menjadi orang yang paling malang di dunia.
Tetapi, betulkah?!
Tidak! Sesungguhnyalah, Tuhan tidak pernah jauh dari kita. Bahkan setiap jengkal kehidupan kita ada dalam ingatan-Nya.
Kasih sayang Tuhan atas kita, melampaui kasih sayang seorang ibu terhadap anak kandungnya sendiri. Tidak pernah luntur. Tidak pernah pudar.
Tinggal, maukah kita percaya?! Hidup berserah sepenuh-penuhnya kepada Dia.

--

Hadiah Cinta

"Bisa saya melihat bayi saya?" pinta seorang ibu yang baru melahirkan penuh kebahagiaan. Ketika gendongan itu berpindah ke tangannya dan ia membuka selimut yang membungkus wajah bayi lelaki yang mungil itu, ibu itu menahan nafasnya. Dokter yang menungguinya segera berbalik memandang ke arah luar jendela rumah sakit. Bayi itu dilahirkan tanpa kedua belah telinga

Waktu membuktikan bahwa pendengaran bayi yang kini telah tumbuh menjadi seorang anak itu bekerja dengan sempurna. Hanya penampilannya saja yang tampak aneh dan buruk. Suatu hari anak lelaki itu bergegas pulang ke rumah dan membenamkan wajahnya di pelukan sang ibu yang menangis Ia tahu hidup anak lelakinya penuh dengan kekecewaan dan tragedi. Anak lelaki itu terisak-isak berkata, "Seorang anak laki-laki besar mengejekku. Katanya,aku ini makhluk aneh."

Anak lelaki itu tumbuh dewasa. Ia cukup tampan dengan cacatnya. Ia pun disukai teman-teman sekolahnya. Ia juga mengembangkan bakatnya di bidang musik dan menulis. Ia ingin sekali menjadi ketua kelas. Ibunya mengingatkan, "Bukankah nantinya kau akan bergaul dengan remaja-remaja lain?" Namun dalam hati ibu merasa kasihan dengannya.

Suatu hari ayah anak lelaki itu bertemu dengan seorang dokter yang bisa mencangkokkan telinga untuknya. "Saya percaya saya bisa memindahkan sepasang telinga untuknya. Tetapi harus ada seseorang yang bersedia mendonorkan telinganya," kata dokter. Kemudian, orangtua anak lelaki itu mulai mencari siapa yang mau mengorbankan telinga dan mendonorkannya pada mereka.

Beberapa bulan sudah berlalu. Dan tibalah saatnya mereka memanggil anak lelakinya, "Nak, seseorang yang tak ingin dikenal telah bersedia mendonorkan telinganya padamu. Kami harus segera mengirimmu ke rumah sakit untuk dilakukan operasi. Namun, semua ini sangatlah rahasia." kata sang ayah.

Operasi berjalan dengan sukses. Seorang lelaki baru pun lahirlah. Bakat musiknya yang hebat itu berubah menjadi kejeniusan.Ia pun menerima banyak penghargaan dari sekolahnya. Beberapa waktu kemudian ia pun menikah dan bekerja sebagai seorang diplomat. Ia menemui ayahnya, "Yah, aku harus mengetahui siapa yang telah bersedia mengorbankan ini semua padaku. Ia telah berbuat sesuatu yang besar namun aku sama sekali belum membalas kebaikannya." Ayahnya menjawab, "Ayah yakin kau takkan bisa membalas kebaikan hati orang yang telah memberikan telinga itu." Setelah terdiam sesaat ayahnya melanjutkan, "Sesuai dengan perjanjian, belum saatnya bagimu untuk mengetahui semua rahasia ini."

Tahun berganti tahun. Kedua orangtua lelaki itu tetap menyimpan rahasia. Hingga suatu hari tibalah saat yang menyedihkan bagi keluarga itu. Di hari itu ayah dan anak lelaki itu berdiri di tepi peti jenazah ibunya yang baru saja meninggal. Dengan perlahan dan lembut, sang ayah membelai rambut jenazah ibu yang terbujur kaku itu, lalu menyibaknya sehingga tampaklah ... bahwa sang ibu tidak memiliki telinga. "Ibumu pernah berkata bahwa ia senang sekali bisa memanjangkan rambutnya," bisik sang ayah. "Dan tak seorang pun menyadari bahwa ia telah kehilangan sedikit kecantikannya bukan?"

Kecantikan yang sejati tidak terletak pada penampilan tubuh namun di dalam hati. Harta karun yang hakiki tidak terletak pada apa yang bisa terlihat, namun pada apa yang tidak dapat terlihat. Cinta yang sejati tidak terletak pada apa yang telah dikerjakan dan diketahui, namun pada apa yang telah dikerjakan namun tidak diketahui.

--

Tangan seorang Ibu

Beberapa tahun yang lalu, ketika ibu saya berkunjung, ia mengajak saya untuk berbelanja bersamanya karena dia membutuhkan sebuah gaun yang baru. Saya sebenarnya tidak suka pergi berbelanja bersama dengan orang lain, dan saya bukanlah orang yang sabar, tetapi walaupun demikian kami berangkat juga ke pusat perbelanjaan tersebut.

Kami mengunjungi setiap toko yang menyediakan gaun wanita, dan ibu saya mencoba gaun demi gaun dan mengembalikan semuanya. Seiring hari yang berlalu, saya mulai lelah dan ibu saya mulai frustasi.

Akhirnya pada toko terakhir yang kami kunjungi, ibu saya mencoba satu stel gaun biru yang cantik terdiri dari tiga helai. Pada blusnya terdapat sejenis tali dibagian tepi lehernya, dan karena ketidaksabaran saya, maka untuk kali ini saya ikut masuk dan berdiri bersama ibu saya dalam ruang ganti pakaian, saya melihat bagaimana ia mencoba pakaian tersebut, dan dengan susah mencoba untuk mengikat talinya.

Ternyata tangan-tangannya sudah mulai dilumpuhkan oleh penyakit radang sendi dan sebab itu dia tidak dapat melakukannya, seketika ketidaksabaran saya digantikan oleh suatu rasa kasihan yang dalam kepadanya.

Saya berbalik pergi dan mencoba menyembunyikan air mata yang keluar tanpa saya sadari. Setelah saya mendapatkan ketenangan lagi, saya kembali masuk ke kamar ganti untuk mengikatkan tali gaun tersebut.

Pakaian ini begitu indah, dan dia membelinya. Perjalanan belanja kami telah berakhir, tetapi kejadian tersebut terukir dan tidak dapat terlupakan dari ingatan saya. Sepanjang sisa hari itu, pikiran saya tetap saja kembali pada saat berada di dalam ruang ganti pakaian tersebut dan terbayang tangan ibu saya yang sedang berusaha mengikat tali blusnya.

Kedua tangan yang penuh dengan kasih, yang pernah menyuapi saya, memandikan saya, memakaikan baju, membelai dan memeluk saya, dan terlebih dari semuanya, berdoa untuk saya, sekarang tangan itu telah menyentuh hati saya dengan cara yang paling membekas dalam hati saya.

Kemudian pada sore harinya, saya pergi ke kamar ibu saya, mengambil tangannya, menciumnya ... dan yang membuatnya terkejut, memberitahukannya bahwa bagi saya kedua tangan tersebut adalah tangan yang paling indah di dunia ini. Saya sangat bersyukur bahwa Tuhan telah membuat saya dapat melihat dengan mata baru, betapa bernilai dan berharganya kasih sayang yang penuh pengorbanan dari seorang ibu. Saya hanya dapat berdoa bahwa suatu hari kelak tangan saya dan hati saya akan memiliki keindahannya tersendiri.

Dunia ini memiliki banyak keajaiban, segala ciptaan Tuhan yang begitu agung, tetapi tak satu pun yang dapat menandingi keindahan tangan seorang Ibu.

--
Tentukan Prioritasmu

Pada suatu hari, seorang penjaga mercusuar dipercayakan segalon minyak untuk keperluan selama seminggu. Minyak ini ditujukan untuk menjaga supaya lampu mercusuar tetap menyala dan kapal2 yang lewat tidak terhepas karang.

Pada esok harinya, lewat seorang nenek tua yg memohon minta sedikit persediaan minyak si penjaga ini untuk memenuhi kebutuhan memasaknya hari itu. Si penjaga ini memberikan sedikit minyak itu.

Esok malamnya, ada seorang anak kecil yg menangis karena lampu penuntun jalannya mati kehabisan minyak. Si penjaga ini melihat hal tersebut dengan iba dan akhirnya memberikan sedikit minyak untuk membuat anak kecil ini bisa pulang dengan selamat.

Mendekati akhir minggu itu, si penjaga juga melihat ada orang yg membutuhkan minyak untuk keperluannya. Karena si penjaga ini menganggap "Apa salahnya sih menolong orang?", maka setiap kali ada yg meminta tolong pasti ia bantu.

Pada hari sebelum akhir minggu itu, malam harinya si penjaga melihat ada kapal yg melintas dan membutuhkan tuntunan dari mercusuar. Ia segera bersiap menyalakan lampunya dan mengarahkan kapal tersebut. Namun ketika ia hendak menyalakan lampu itu, ia mendapati persediaan minyaknya telah habis dan pada malam itu juga terjadi tabrakan kapal dengan karang. Beberapa orang tewas dalam kejadian itu.

Dalam hidup ini,banyak hal yang terlihat baik dan perlu untuk kita kerjakan. Tapi pada dasarnya, hanya ada beberapa hal utama yg TUHAN ingin untuk kita lakukan supaya kita memenuhi rencana-NYA dalam hidup kita.

PRIORITAS adalah memikirkan segala sesuatu berdasarkan urutan kepentingan dan melakukan segala sesuatu berdasar urutan kepentingan.

Met tentuin prioritas hidupmu ya... GBU.... ^_^

--

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan beri komentar