Segar banget

Segar banget
bangett

Kamis, 21 Juli 2011

Biru




Bilangan 15:38
“Katakanlah kepada mereka, bahwa mereka harus membuat jumbai-jumbai pada punca baju mereka, turun temurun, dan dalam jumbai-jumbai punca itu haruslah dibubuh benang ungu kebiru-biruan”

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 21; Matius 21; 2 Tawarikh 23-24

Pada zaman dahulu, Allah selalu berbicara kepada bangsa Israel melalui perantaraan Nabi-nabi. Dia tidak pernah langsung mengatakan apa yang Dia inginkan kepada umat pilihan-Nya tersebut. Suatu kali Allah memberikan perintah kepada Musa untuk diteruskan kepada bangsa Israel. Dia menyuruh agar rombongan yang keluar dari Mesir itu membuat jumbai-jumbai pada punca baju mereka yang di dalamnya dibubuh benang ungu kebiru-biruan (Bilangan 15:38).

Jumbai-jumbai tersebut adalah pengingat bagi bangsa Israel agar tetap setia melakukan segala perintah-Nya dan menjadi kudus bagi-Nya (ayat 40). Benang biru, seperti warna langit, berbicara tentang kuasa dan anugerah keselamatan dari Allah yang tak terukur.

Hari ini kita masih perlu diingatkan. Di dalam segala kesibukan hidup, kita dapat dengan mudah melupakan Allah dan kasih-Nya bagi kita. Ada hal-hal yang dapat membantu mengingatkan kita akan kehadiran-Nya. Salah satunya adalah warna biru.

“Langkah pertama adalah mengingat,” kata Aslan di dalam buku C.S Lewis ‘The Silver Chair’. Aslan, sebagai figur Kristus, berpesan kepada Jill untuk “mengingat tanda-tanda” yang telah ia berikan kepadanya. Jika Anda mengerti tanda-tanda Allah, seperti nilai penting dari warna biru, Anda akan lebih mudah mengingat kasih-Nya. Danau di tengah pegunungan, sungai yang mengalir dari atas gunung, lautan langit yang biru, semuanya mengingatkan kita akan surga dan kasih Allah yang tak terukur.

Mulai sekarang, cobalah ketika melihat warna-warna biru tersebut, ingatlah akan kasih Allah, khususnya kasih-Nya yang Dia tunjukkan kepada Anda.

Berkat sehari-hari mengingatkan kita akan Allah setiap hari.

-

Barel minyak, (bbl singkatan): 42 US gallon (34,9723 imp gal ; 158,9873 L ) [7]
Sebuah barel minyak didefinisikan sebagai 42 galon AS.
Sebuah galon AS didefinisikan sebagai 231 inci kubik.
Sebuah inci didefinisikan sebagai tepat 25,4 mm.
Jadi barrel minyak 158,987 liter pada suhu konstan dan tekanan.
Barel minyak standar dari 42 galon AS yang digunakan di Amerika Serikat sebagai ukuran dari minyak mentah dan minyak produk. Di tempat lain, minyak umumnya diukur dalam meter kubik (m 3) atau dalam ton (t), dengan ton lebih sering digunakan oleh perusahaan minyak Eropa. perusahaan Internasional yang terdaftar di bursa modal di Amerika cenderung mengungkapkan volume produksi minyak mereka di barel untuk tujuan pelaporan global, dan mereka yang terdaftar di bursa Eropa cenderung untuk mengekspresikan produksi dalam ton. Ada bisa 6 sampai 8 barel minyak dalam satu ton, tergantung pada kepadatan. Sebagai contoh: 256 US galon [6,1 bbl] dari distilat berat per ton, 272 galon [6,5 bbl] minyak mentah per ton, dan 333 galon [7,9 bbl] bensin per ton. [8]
Barel minyak kayu dari akhir abad 19 ini berbeda dari 55 hari-galon baja modern drum (dikenal sebagai 44-galon drum di Inggris dan 200-liter drum di tempat lain). AS-galon minyak barel-42 adalah satuan ukuran, dan tidak lagi digunakan untuk mengangkut minyak mentah - minyak bumi sebagian besar bergerak di pipa atau kapal tanker minyak .
Ukuran galon 42-AS per barel sebagai satuan ukuran sebagian besar terbatas pada industri minyak Amerika, karena ukuran lain barel digunakan oleh industri lain di Amerika Serikat. Hampir semua negara-negara lain menggunakan sistem metrik . Banyak negara penghasil minyak menggunakan barel minyak Amerika. [ rujukan? ]
Pengukuran berasal dari awal Pennsylvania ladang minyak . Pada awal 1860-an, ketika produksi minyak mulai, tidak ada wadah standar untuk minyak, sehingga minyak dan produk minyak bumi disimpan dan diangkut dalam barel dari berbagai bentuk dan ukuran untuk bir, ikan, molase, turpentine, dll Baik 42-AS galon barel (berdasarkan anggur ukuran Inggris kuno), yang tierce (159 liter) dan (151,4 liter) 40-US-galon barel wiski digunakan. barel 45-galon juga umum digunakan. Galon wiski barel-40 adalah ukuran yang paling umum digunakan oleh produsen minyak awal, karena mereka tersedia pada saat itu. [9]
Asal-usul barel minyak 42-galon yang jelas, namun beberapa dokumen sejarah menunjukkan bahwa sekitar 1.866 produsen minyak awal di Pennsylvania sampai pada kesimpulan bahwa minyak pengiriman dalam berbagai kemasan yang berbeda menyebabkan ketidakpercayaan pembeli. Mereka memutuskan mereka membutuhkan unit standar untuk mengukur untuk meyakinkan pembeli bahwa mereka mendapatkan volume yang adil untuk uang mereka. Mereka sepakat untuk dasar ukuran ini pada barel wiski lebih-atau-kurang standar 40-galon, tapi menambahkan dua galon tambahan untuk memastikan bahwa setiap kesalahan pengukuran akan selalu menguntungkan pembeli sebagai cara tambahan meyakinkan kepercayaan pembeli, tampaknya prinsip yang sama seperti yang di balik itu lusin roti dan beberapa unit panjang lainnya ukuran [. rujukan? ] Dengan 1872 barel minyak baku mapan 42 galon AS. [10]
Singkatan 1 MBBL dan 1 MMbbl secara historis berarti seribu satu juta barel masing-masing. Mereka adalah berasal dari bahasa Latin yang berarti "mille" "ribu" bukan "mega" Yunani. Namun, hal ini dapat menyebabkan kebingungan dengan SI singkatan untuk mega- (dan dalam minyak industri dokumentasi non-MBBL, " megabarrel ", kadang-kadang dapat berdiri untuk satu juta barel).
The "b" mungkin telah dua kali lipat awalnya untuk menunjukkan) jamak bl, 2 1 (bbl, atau mungkin itu dua kali lipat untuk menghilangkan kebingungan dengan bl sebagai simbol untuk bale . Beberapa sumber menyatakan bahwa "bbl" berasal sebagai simbol untuk "tong biru" disampaikan oleh Standard Oil di awal hari, ini mungkin salah karena ada kutipan untuk simbol setidaknya sejak akhir 1700-an, jauh sebelum Standard Oil adalah didirikan. [11]
Barel per hari (disingkat BPD, BOPD, bbl / d, bpd, bd atau b / d) adalah pengukuran yang digunakan untuk menggambarkan laju minyak mentah produksi atau konsumsi oleh entitas. Sebagai contoh, sebuah ladang minyak bisa menghasilkan 100.000 bph, dan negara mungkin mengkonsumsi 1 juta barel per hari.
Catatan: BPD tidak boleh disamakan dengan BLPD (cairan barel per hari), yang berkaitan dengan jumlah cair pulih termasuk air, bukan hanya minyak mentah . [12] Ini adalah jumlah yang berbeda volume. BPD terkait dengan BOE (Barel Oil Ekuivalen) , cara yang umum untuk mengekspresikan kandungan energi gas hidrokarbon dalam hal minyak untuk membuat perbandingan.
Menurut BP 2006 Review Statistik:
1 barrel sama dengan 42 US galon
1 BPD = 42/24/60 = 0,0292 GPM
1 GPM = 34,29 BPD
1 barel sama dengan 158,984 liter
Konversi perkiraan untuk BPD untuk ton / tahun adalah 49,8, jadi 100.000 BPD sama dengan sekitar 4.980.000 ton per tahun.
Sejak barel minyak mentah standar diukur pada 60 F dan standar meter kubik (m 3) Minyak Bumi (1000 Liter ) biasanya diukur pada 15 C, konversi standar yang tepat dari barel menjadi Liter Minyak Mentah tergantung pada komposisi dan perusahaan perubahan volume antara 60 F dan 15 C.
-

Tangan Terbuka VS Tangan Tergenggam

Lukas 12:34
“Di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.”

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 10; Matius 10; Obaja 1

Film buatan Inggris berjudul Millions (Jutaan) mengisahkan secara menarik mengenai dua orang kakak beradik yang menemukan sekantong penuh uang, yang tidak jelas siapa pemiliknya. Si bungsu ingin menggunakannya untuk menolong orang miskin, sementara si sulung melihat uang itu sebagai jalan menuju popularitas dan hidup yang enak. Film itu membandingkan secara kontras kebebasan dari roh yang murah hati dengan kefrustasian dari tangan yang menggegam.

Seorang pendeta yang berkhotbah di sebuah ibadah dimana saya pernah ikuti berkata, “kejatuhan manusia ke dalam dosa telah membuat tangan kita menggegam kuat.” Ajaran Yesus tentang iman dan kemurahan hati menuntun kita untuk membuka tangan. Dia berkata, “Janganlah takut, hai kamu kawanan kecil! Karena Bapamu telah berkenan memberikan kamu Kerajaan itu. Juallah segala milikmu dan berikanlah sedekah! ... Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada!” (Lukas 12:32-34).

Kata-kata Tuhan mungkin terdengar begitu radikal, sehingga sulit bagi kita untuk mengetahui bagaimana cara mempraktikkannya. Namun, jika kita benar-benar mencari tuntunan-Nya, Dia akan menuntun setiap langkah kita dan menjaga hati kita dari kekhawatiran.

Ada lebih banyak kuasa di dalam tangan yang terbuka daripada tangan yang tergenggam.
-
Meredakan Kemarahan

Efesus 4:26
“Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu.”

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 13; Matius 13; 2 Raja-Raja 9-10

Mungkin tidak banyak dari Anda yang mengenal pasangan suami istri asal Amerika Serikat ini, tetapi jika Anda mengetahui apa yang telah mereka lakukan di dalam kehidupan mereka pasti akan membuat mulut Anda terbuka lebar. Percy Arrowsmith dan Florence sempat masuk ke dalam buku rekor Guinness tahun 2005 sebagai suami istri tertua di dunia karena keduanya telah menikah selama 80 tahun.

Saat sebuah media lokal menanyakan mengenai rahasia keawetan rumah tangganya, pasangan kakek nenek ini menjawab bahwa mereka tidak akan pernah tidur sebelum konflik antarkeduanya selesai. Menurut mereka, membawa kemarahan di waktu tidur tidaklah mengenakkan. Mereka juga mengungkapkan, setiap bertengkar mereka selalu berusaha mengampuni sebelum larut malam agar hari itu bisa ditutup dengan ciuman dan genggaman tangan.

Kemarahan dapat datang tiba-tiba; ketika kita dicurangi, dituduh bersalah, atau saat melihat ketidakadilan. Pemazmur mengetahui apa yang dialami oleh hampir setiap manusia di dunia ini sehingga ia menuliskan mengenai bagaimana cara meredakannya. Pemazmur memberikan nasihat agar bagi orang yang marah hendaklah memberhentikan amarahnya (Mazmur 37:8) dan menyerahkan masalah yang ia sedang hadapi kepada Tuhan (ayat 5). Biarkanlah Tuhan yang bertindak dan memunculkan keadilan di saat kita alami ketidakadilan (ayat 10:11). Kemarahan tidak berguna. Jika disimpan, ia bagai sampah yang membusuki hati.

Apakah Anda sedang marah atau seringkali marah? Datangnya marah tak bisa dicegah, tetapi ia bisa diredakan. Ceritakan kekesalan Anda kepada Tuhan, nantikan Dia bertindak, lalu padamkan amarah Anda sebelum mentari terbenam. Jangan biarkan kemarahan mengotorkan hati, mematahkan semangat, dan mengganggu waktu tidur Anda!

Kemarahan itu bagaikan kanker, ia harus segera dibabat sebelum merambat.
-
Awal dan akhir dari Hukum Taurat

Bab Satu
Karena semua orang, yang hidup dari pekerjaan hukum Taurat, berada dibawah kutuk. Sebab ada tertulis: "Terkutuklah orang yang tidak setia melakukan segala sesuatu yang tertulis dalam kitab hukum Taurat." Dan bahwa tidak ada orang yang dibenarkan di hadapan Allah karena melakukan hukum Taurat adalah jelas, karena: "Orang yang benar akan hidup oleh iman." Tetapi dasar hukum Taurat bukanlah iman, melainkan siapa yang melakukannya, akan hidup karenanya. Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: "Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!" (Gal 3:10-13)

Jika ayat Alkitab ini oleh Paulus berarti segala-galanya, sesungguhnya ayat itu mengajarkan bahwa semua orang yang bergantung pada perbuatan hukum Taurat untuk keselamatan, sedang berada di bawah kutuk dari Allah, dan karena itu, tidak akan dapat diselamatkan. Manusia tidak dapat diselamatkan ataupun dijaga agar tetap selamat oleh perbuatan-perbuatan hukum Taurat. Semuanya itu adalah semata-mata karena anugerah (kasih karunia) dari permulaan hingga akhirnya. Setiap orang agar dapat dibenarkan oleh pekerjaan-pekerjaan hukum Taurat, orang itu dalam sepanjang hidupnya, mulai dari lahir sampai matinya tidak satu kalipun melanggar salah satu hukum Taurat, dalam perkataan, perbuatan maupun pikiran. Sesungguhnya itulah kekuatan dari kata-kata Paulus:

"Terkutuklah SETIAP ORANG yang tidak setia melakukan segala sesuatu yang tertulis dalam kitab hukum Taurat ini."

Tidak ada pengecualian, karena Paulus berkata, "setiap orang", dan itu haruslah suatu ketaatan yang terus menerus, tanpa interupsi satu kalipun. Ketaatan pada hukum Taurat, kalau itu berguna, harus berkesinambungan, tidak putus, dan utuh. Orang seperti ini tidak pernah ada, kecuali Yesus Kristus. Karena itu kita harus membuang semua harapan bahwa kita diselamatkan oleh hukum Taurat, dan larilah hanya kepada Tuhan untuk belas kasihan dan anugerahNya.


Kebingungan-kebingungan
Namun, walaupun ada pengajaran yang jelas dari ayat-ayat Alkitab, beribu-ribu orang masih berpegang teguh pada hukum Taurat sebagai yang lebih disukai daripada anugerah yang cuma-cuma dari Allah. Kesalahan yang fatal ini disebabkan karena suatu kesalah pengertian terhadap sifat dasar dan tujuan dari hukum Taurat. Hukum Taurat Allah adalah suatu unit (kesatuan). Ada banyak perintah-perintah, tetapi semuanya adalah bagian dari satu hukum Taurat yang tunggal, hukum Allah, juga disebut hukum Musa. Tidak ada dua tubuh hukum Taurat, hukum Tuhan dan hukum Musa, sebagaimana beberapa orang ingin kami mempercayainya. Hukum-hukum itu adalah satu dan sama, dan keduanya diberikan oleh Allah yang sama kepada orang yang sama. Karena itu dikatakan bahwa hukum Taurat Musa digenapi di Kalvari, dan bukannya hukum Tuhan, adalah kesalahan yang serius dan berbahaya.


Tiga Bagian
Bagaimanapun juga, dalam hubungan ini, kita harus mengingat bahwa ada tiga aspek dari hukum Taurat Allah, tetapi hanya satu hukum Taurat tunggal, dan inilah tiga aspek atau bagian-bagian yang adalah sebagai berikut:

1. Perintah-perintah (Keluaran 20:1-26)
2. Hukum-hukum (Keluaran 21:1-24)
3. Peraturan-peraturan (Keluaran 24-31)

Yang pertama dari padanya, berurusan dengan kondisi moral umat Israel dan sering disebut "hukum moral" dari Sepuluh Perintah. Tetapi aspek yang ke-2, (Hukum-Hukum) (Kel. 21) berurusan dengan kondisi sosial dari umat Israel, sedangkan aspek yang ketiga, peraturan-peraturan, berurusan dengan tingkah-laku dan praktek agama dan upacara-upacara dari negara Israel. Semuanya adalah satu hukum Taurat tunggal diberikan pada saat yang sama, di Sinai, kepada bangsa yang sama, Israel , melalui orang yang sama, Musa, untuk tujuan yang sama (untuk membuktikan pentingnya kasih karunia).


Tidak ada perbedaan
Kadang kala perbedaan dibuat di antara bagian-bagian dari hukum Taurat ini, dan ada orang-orang yang bersikeras bahwa Sepuluh Perintah adalah hukum Allah, sedangkan hukum-hukum sosial dan upacara adalah taurat/hukum Musa, sebagaimana ada orang-orang yang membedakan antara otoritas kata-kata Yesus dan kata-kata Rasul-Rasul dalam Perjanjian Baru. Saya tidak menemukan satu ayatpun dalam seluruh Alkitab untuk menyokong penemuan manusia ini. Sebaliknya, Alkitab menyatakan bahwa hukum Musa dan hukum Tuhan adalah hukum yang sama. Kami ingin menunjukkan kepada anda dalam hubungan ini, dalam satu dari banyak ayat-ayat yang terdapat dalam Injil Lukas. Dalam Lukas 2:22 kita baca ini:

"Dan ketika genap waktu pentahiran (Maria), menurut hukum Taurat Musa, mereka membawa Dia ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan, seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan: "Semua anak laki-laki sulung akan dikuduskan bagi Allah", dan untuk mempersembahkan korban menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan". (Lukas 2:22-24)

Nah jika anda akan mempelajari bagian ini dengan teliti tentang hukum penyucian Maria harus mematuhi kedua-duanya, yang disebut "hukum Musa" dalam ayat 22, dan juga, "hukum Tuhan" dalam ayat 23 dan 24. Itu menunjukkan, tentu saja, pada hukum upacara penyucian, dan kedua-duanya disebut "hukum Musa", dan "hukum Tuhan". Roh Kudus menunjukkan kepada hukum Musa juga sebagai hukum Tuhan. Untuk membuat suatu perbedaan antara hukum-hukum Musa dan hukum Allah untuk kesenangan kita, adalah suatu kekerasan buatan manusia, dari ayat-ayat Alkitab. Hukum Allah adalah satu, baik seremonial atau ritual, atau Sepuluh Perintah, dan semuanya digenapi oleh Kristus di Kalvari. Hukum-hukum ini diberikan pada satu dan waktu yang sama, mempunyai tujuan (maksud) yang sama, dan berakhir pada saat yang sama, dan semua adalah hukum-hukum Musa dan Hukum Tuhan.

Sebelum melangkah lebih jauh, kita juga harus membedakan antara perbedaan arti dari kata "hukum", dalam ayat-ayat Alkitab. Bila anda membaca kata "hukum" dalam Alkitab, itu sama sekali tidak harus berarti Sepuluh Perintah (Allah). Dalam sebagian besar hal-hal mayoritas, dimana kata "hukum", terdapat dalam Perjanjian Lama, maka itu menunjuk kepada seluruh pokok dari Kitab Suci, dari kebenaran Allah yang terungkap. Lalu dalam pengertian yang sempit, itu menunjuk kepada lima buku Musa, yang juga disebut "Kitab hukum Taurat". Dan kemudian tetap dalam arti yang sempit, itu diguna-kan sehubungan dengan semua upacara, tatacara keagamaan, dan hukum-hukum moral dari Sepuluh Perintah, sedangkan dalam arti yang paling sempit, itu menunjuk hanya kepada hukum-hukum yang ditulis pada loh-loh batu. Kita harus dengan hati-hati membedakan diantara hal-hal ini, bila kita coba menentukan hukum mana yang sedang disebut dalam ayat Alkitab.


Hukum Moral
Untuk mengatakan bahwa yang disebut "hukum moral" pada loh-loh batu adalah hukum Allah dan yang lain adalah hukum Musa, menjadi kesalahan yang serius. Dokter Lukas berkata, hukum-hukum penyucian Maria adalah bagian dari hukum Tuhan, sama dengan hukum Musa. Sebagaimana hukum-hukum seremonial adalah hukum Tuhan, demikian juga Sepuluh Perintah adalah juga bagian dari hukum Musa. Karena sebuah ayat lain yang tepat, ingatlah Markus ayat 10. Yesus sendiri yang sedang berkata disini, dan kataNya: "Karena Musa telah berkata: Hormatilah ayahmu dan ibumu" (Markus 7:10)

Nah itu tentu saja adalah kutipan dari Sepuluh Perintah, tetapi Yesus menganggap itu berasal dari hukum Musa, dan menyatakan "Karena musa telah berkata: Hormatilah ayahmu dan ibumu". Jadi hukum Taurat itu adalah sebuah kesatuan (unit), Penulisnya adalah Satu, mediator yang padanya seluruh hukum itu diberikan adalah satu. Nah kita telah menggunakan waktu yang banyak sekali untuk menegaskan hal yang penting ini, karena begitu banyak orang yang telah dibingungkan oleh pernyataan yang semuanya tidak ditunjang dalam ayat Alkitab, bahwa kita dapat memisahkan dan membuat suatu perbedaan antara hukum Allah dan hukum Musa, dan pada anggapan palsu ini, telah mendasari kesalahan, bahwa sementara hukum-hukum seremonial, dan hal mengenai makanan, tata-cara keagamaan telah digenapi dalam Kristus pada Salib, itu tidak berlaku bagi perintah-perintah pada loh-loh batu. Jadi pertanyaannya bukanlah "Apakah orang Kristen berada dibawah bagian dari hukum Taurat?" melainkan "Apakah dia sama sekali berada dibawah salah satu dari hukum itu? "


Hukum Taurat bagi umat Israel
Hukum ini kemudian dicatat dalam Keluaran, Imamat, Bilangan, dan Ulangan, Allah Yehua memberikan kepada umatNya, Isreal, sesaat sebelum mereka masuk tanah perjajian Kanaan. Karena hampir dua ribu lima ratus tahun manusia diatas dunia ini tidak mempunyai hukum tertulis dari perintah-perintah jenis apapun. Adam, Nuh, Abraham, tidak mengetahui sama sekali hukum tertulis ini diatas loh-loh batu. Mereka berada dibawah suatu hukum lain, hukum hati nurani, yang tertulis pada loh-loh hati mereka.

Ketika manusia berbuat dosa, ia menjadi sadar akan hukum Hati-nurani ini. Ia menerima suara nurani dalam hatinya, pengetahuan hal baik dan buruk, dan dan selagi hukum Allah belum penuh terungkap, meskipun begitu, manusia sudah tahu bahwa hal-hal tertentu sifatnya adalah salah secara moral. Manusia tahu, bahwa mencuri itu salah, perzinahan itu salah, pembunuhan itu salah, berbohong itu salah, walaupun mereka belum pernah mendengar tentang Allah atau Alkitab atau hukum. Semuanya ini, kata hati dapat mengungkapkan sendiri, tanpa sebuah hukum tertulis, dan karena itu Paulus mengatakan kepada kita dalam Roma 2:14-15: "Apabila bangsa-bangsa lain yang tidak memiliki hukum Taurat oleh dorongan diri sendiri melakukan apa yang dituntut oleh hukum Taurat, maka, walaupun mereka tidak memiliki hukum Taurat, mereka menjadi hukum Taurat bagi diri mereka sendiri. sebab dengan itu mereka (yang adalah orang bukan Yahudi yang tidak mengetahui apa-apa tentang hukum Allah yang tertulis) menunjukkan, bahwa isi hukum Taurat ada tertulis di dalam hati mereka dan suara hati mereka turut bersaksi dan pikiran mereka saling menuduh atau saling membela". (Roma 2:14-15)

Manusia telah berada dibawah hukum hati-nurani selama hampir dua ribu lima ratus tahun sebelum Allah memberikan hukum tertulisNya, tetapi terbukti bahwa hukum hati nurani itu adalah penuntun yang sama-sekali tidak dapat dipercaya bagi manusia, karena kata-hati hanya meyakinkan manusia mengenai hal-hal yang dilakukan melawan sesamanya, seperti yang kemudian diwujudkan dalam loh batu yang kedua dari Sepuluh Perintah Allah. Loh pertama dari hukum (Taurat) itu dengan empat perintahnya me-nyangkut kewajiban manusia terhadap Allah adalah sama-sekali di luar bidang hati-nurani. Hati nurani saja tidak akan pernah mengungkapkan kewajiban kita kepada Allah, tetapi hanya dapat mengatakan kewajiban kita terhadap sesama kita. Mengenai melayani ilah-ilah lain, adalah perintah yang pertama; membuat patung-patung ukiran, perintah yang kedua; memakai nama Tuhan dengan sia-sia (sembarangan), perintah yang ketiga; memelihara hari Sabat, perintah yang keempat; mengenai hukum-hukum ini, orang kafir tanpa hukum Taurat, benar-benar tidak tahu sama-sekali, dan tidak memiliki kesadaran akan perasaan bersalah, karena mereka bahkan belum pernah mendengar tentang satu Allah yang sejati, bagaimana mungkin mereka dapat menyebut namaNya dengan sia-sia atau menodai hari SabatNya?


Harus lebih jelas
Selain itu, hati-nurani adalah fleksibel (dapat disesuaikan), dan berubah-ubah pada individu-individu, dan dengan kondisi-kondisi. Beberapa orang lebih sadar dari yang lain. Hati nurani dapat membara, atau jahat, atau lemah, dan tidak sempurna, dan sebab itu manusia membuat alasan bagi dirinya karena dosanya, membenarkan tindakannya, dan dengan demikian meredakan kata-hatinya dan membakarnya kedalam ketidak-sadaran. Nah, Tuhan mengijinkan ini berlangsung selama dua ribu lima ratus tahun, tetapi manusia hanya menjadi lebih buruk lagi dalam keadaan-keadaan ini, karena Allah ingin menyata-kan rancangan keselamatanNya dengan anugerah yang tidak terbatas. Tetapi sebelum manusia dibuat untuk melihat keinginannya akan kasih karunia dan rahmat/belas kasihan Allah, ia pertama-tama harus diyakinkan dari kebejatannya dan benar-benar tidak mungkin sama sekali dengan melakukan sesuatu perbuatan untuk menyelamatkan dirinya sendiri.

Nah hati-nurani sendiri tidaklah cukup untuk meyakinkan orang berdosa akan hal ini, karena ia telah merusak hati-nuraninya dan membenarkan tindakannya yang berdosa, dan oleh sebab itu, untuk meyakinkan manusia akan keadaannya yang mengerikan, tanpa harapan dan penuh dosa, maka sesuatu yang lebih dari hati-nurani diperlukan, dan karena itu setelah dua ribu lima ratus tahun, Allah memberikan kepada umat Israel suatu sistim dari perintah-perintah, hukum-hukum, dan ketetapan-ketetapan yang telah dibuat dan tidak dapat diganti, dan tidak berubah-ubah atau fleksibel seperti hati-nurani, direkayasa (di desain) untuk melakukan apa yang tidak dapat dilakukan oleh hati nurani.

Sejak inilah awalnya Taurat. Hukum itu diberikan kepada bangsa Israel untuk mencobanya, dan selanjutnya membuktikan kepada seluruh dunia bahwa manusia tidak dapat menyelamatkan dirinya sendiri dengan perbuatan-baiknya. Selama seribu enam ratus tahun umat Israel memegang hukum ini dalam keadaan yang paling menyenangkan di sebuah tanah yang terpisah, dengan imam-imam yang saleh dan pengajar-pengajar untuk menuntun mereka, namun, setelah seribu enam ratus tahun, mereka mengakhirinya dengan menyalibkan hanya satu-satunya Manusia yang pernah menuruti hukum Taurat itu dengan sempurna, dengan cara demikian membuktikan secara definitif dan untuk selamanya dan untuk semua orang, bahwa hukum Taurat tidak dapat menyelamatkan, tidak dapat membuat manusia lebih baik, tetapi hanya saja dapat menyatakan kebejatannya, dan menunjukkan kepadanya kebutuhan besarnya akan anugerah dan rahmat dari Allah, karena "justru oleh hukum Taurat orang mengenal dosa" (Roma 3:20).

Akhirnya di Kalvari, Allah membuktikan bahwa untuk melakukan apa hukum Taurat telah di desain, yaitu sekali dan untuk selamanya bahwa manusia tidak diselamatkan dengan jalan menuruti hukum Taurat, atau karena perbuatan-perbuatannya, tetapi hanya karena kasih karunia Allah, dan tujuan dari hukum Taurat yang berawal dari Sinai telah digenapi (berakhir) pada kayu salib di Kalvari.


Lalu Mengapa Hukum Taurat?
Nah mungkin anda akan bertanya, Mengapa Allah telah menambah hukum Taurat jika Dia telah mengetahui hukum itu tidak menyelamatkan seorangpun? Paulus telah mengantisipasi pertanyaan ini dan menjawabnya dalam Galatia 3:19: "Kalau demikian apakah maksudnya hukum Taurat? Ia ditambahkan karena pelanggaran-pelanggaran sampai datang keturunan yang dimaksud oleh janji itu.– dan ia disampaikan dengan perantaraan malaikat-malaikat kedalam tangan seorang pengantara " (Galatia 3:19)

Hukum Taurat telah "ditambahkan" kata Paulus. Manusia memiliki kata-hatinya dan kata lisan untuk menyadarkannya, dari kejatuhan (Adam) sampai diberikannya hukum Taurat. Tetapi manusia telah dibutakan oleh dosa, tidak menyadari betapa amat mengerikan dosa itu, dan karena itu Allah menambahkan hukumNya yang kudus, sempurna dan benar, ekspresi yang sempurna dari tuntutan kebenaran Allah untuk mendemonstrasikan betapa jauhnya manusia telah jatuh.

Hukum Taurat telah menjadi sebuah cermin padanya kita dapat melihat betapa hina dan betapa kotornya, dan betapa berdosanya kita, tetapi cermin itu tidak dapat mencuci kita bersih. Mencoba dan menggunakan cermin untuk mencuci muka anda, malah membuat masalah lebih buruk; anda hanya mengotori cermin itu dan juga dirimu. Dan karena itu orang harus beralih dari cermin, kepada sabun dan air, untuk menjadi bersih. Jadi juga untuk melihat pada hukum Taurat, akan tampak betapa hina kita, tetapi setelah melihat ini, kita harus berpaling dari hukum Taurat itu untuk keselamatan, kepada Dia yang telah menumpahkan darahNya untuk membersihkan kita dari segala dosa.

Atau kita dapat membandingkan hukum Taurat dengan sebuah timbangan yang padanya Allah menimbang kemanusiaan untuk membuktikan betapa jauhnya mereka jatuh dari tuntutan Allah yang sempurna. Tentu saja tidak mungkin timbangan itu menambah beban apapun, tidak dapat memperbaiki apa yang kita kurang, karena hukum itu tidak pernah dimaksudkan untuk melakukan hal yang demikian.

Nah Allah telah menggunakan cermin Taurat ini selama seribu enam ratus tahun, dan dengan demikian mengungkapkan betapa orang-orang berdosa sama sekali tidak tertolong dan tak punya harapan dan terkutuk oleh hukum Taurat itu, hanya dapat diselamatkan dengan membuang semua harapan keselamatan oleh perbuatan-perbuatan baik dan berpaling kepada Yesus saja. Kristuslah menjadi akhir dari hukum Taurat untuk mereka yang percaya. Kita sekarang telah mati untuk hukum Taurat, bebas dari hukum Taurat, dilepaskan dari hukum Taurat, dan berjalan dalam hidup yang baru. Kita sekarang bertindak tidak karena takut akan hukuman, tetapi oleh dorongan suatu hidup baru di dalam kita menyebabkan kita melayani Allah.

Tetapi seseorang bertanya, "Masih perlukah kita akan hukum Taurat untuk menunjukkan pada kita, apakah dosa itu? Sahabatku, bolehkah saya bertanya padamu sejujurnya, apakah anda sungguh-sungguh sekarang bertanya pada dirimu sendiri pertanyaan ini, apakah anda membutuhkan Taurat itu untuk menunjukkan dosamu? Allah telah membuktikan fakta yang jelas ini di Kalvari, dengan mengakhiri dispensasi dari hukum Taurat yang telah bertahan selama seribu enam ratus tahun, dan sekalipun begitu orang-orang yang menerima Taurat tersebut, tidak dapat menurutinya. Tidak satupun dari mereka yang pernah menuruti hukum Allah itu secara sempurna, tetapi mengakhirinya dengan melakukan kejahatan besar dari seluruh sejarah, menyalibkan satu-satunya, manusia yang tidak berdosa, Anak Allah yang sempurna, yang menuruti hukum Taurat itu pada kayu salib di Kalvari. Oh sahabat-sahabatku, bila anda benar-benar ingin melihat apakah dosa itu sesungguhnya, anda tidak perlu pergi ke hukum Taurat, pergilah ke Kalvari. Apabila anda ingin melihat dosa sebagaimana sesungguhnya, dalam segala kengeriannya, pergilah ke Kalvari. Lihatlah di sana Anak Allah yang sempurna, darah bercucuran, sedang hampir mati, menjerit, dalam penderitaan dan berdarah. Di sana adalah gambaran dari apa yang dosa telah buat. Saya juga tidak pernah melihat dalam segala kengeriannya sampai setelah satu hari saya datang ke Kalvari.

Selama bertahun-tahun saya duduk dibawah gemuruh hukum Taurat, dan itu tidak pernah merubah atau menjamah hati saya, tetapi hanya berbicara tentang takut dan penghukuman dan penghakiman, dan kemudian pada suatu hari, saya berhadapan langsung dengan Kalvari dan kasih Allah, dan dalam satu menit, satu pandangan kepada-Nya meluluhkan kekerasan hati saya yang selama tigapuluh tahun telah melawan ancaman hukum Taurat. Dan oleh sebab itu, saya mendorong anda, berpaling dari Sinai ke Kalvari; dari perbuatan-perbuatan baikmu sendiri ke AnugerahNya, dan menjadi selamat hari ini.

--
Bab Dua
"Kalau demikian apakah maksudnya hukum Taurat? Ia ditambahkan karena pelanggaran-pelanggaran sampai datang keturunan yang dimaksud oleh janji itu.– dan ia disampaikan dengan perantaraan malaikat-malaikat kedalam tangan seorang pengantara. Seorang pengatara bukan hanya mewakili satu orang saja, sedangkan Allah adalah satu. Kalau demikian, bertentangankah hukum Taurat dengan janji-janji Allah? Sekali-kali tidak. Sebab andaikata hukum Taurat diberikan sebagai sesuatu yang dapat menghidupkan, maka memang kebenaran berasal dari hukum Taurat. Tetapi kitab suci telah mengurung segala sesuatu dibawah kekuasaan dosa, supaya oleh karena iman dalam Yesus Kristus janji itu diberikan kepada mereka yang percaya. Sebelum iman itu datang kita berada di bawah pengawalan hukum Taurat, dan dikurung sampai iman itu dinyatakan". (Galatia 3:19-23)

Tidak diragukan lagi, ini adalah bagian-bagian yang terpenting dan yang memberi gambaran jelas dalam Firman Allah tentang kedudukan dari hukum Taurat dan kasih karunia (anugerah) dalam rencana keselamatan Allah. Bagian itu dibuka dengan sebuah pertanyaan dimana Paulus telah mengantisipasi dan mengetahui bahwa pasti akan dipertanyakan, setelah apa yang ia telah tulis dalam pasal-pasal sebelumnya. Ini adalah pertanyaan Paulus:

Pertanyaan
"Kalau demikian apakah maksudnya hukum Taurat?" (Galatia 3:19)

Paulus telah memperlihatkan bahwa seorang manusia tidak dapat dibenarkan oleh hukum Taurat, ia tidak dapat dikuduskan oleh hukum Taurat, dan ia tidak dapat dipelihara oleh hukum Taurat. Jadi tentu saja pertanyaan itu akan segera timbul, "Jadi mengapa pada mulanya Allah telah memberi hukum Taurat kepada umat Israel ? Jika Allah telah mengetahui dari awalnya bahwa hukum Taurat tidak dapat menyelamatkan atau membenarkan atau menguduskan, atau membuat manusia menjadi lebih baik, lalu mengapa Allah tetap memberi hukum Taurat juga? Jika Allah mengetahui bahwa manusia yang penuh dosa tidak dapat memelihara hukumNya yang suci, lalu apakah tujuan dalam pemberian ini? Allah telah mengetahui bila Ia memberikan hukum itu bahwa tidak akan ada orang berdosa akan menurutinya. Ya, Allah tahu bahwa tak ada orang berdosa dapat menurutinya. Di dalam hukum Taurat, Allah menginginkan sesuatu yang tidak dapat dilakukan oleh orang berdosa. Apakah itu tidak fair, tidak masuk akal, dan tidak benar dari Allah untuk menginginkan sesuatu yang Ia telah tahu bahwa tidak akan mungkin manusia dapat melaksanakannya? Ya, saya kira jika Allah hanya memberi hukum Taurat saja, itu akan kelihatan tidak fair, tetapi Allah juga telah menyediakan kasih karunia kepada mereka yang tidak dapat menuruti hukum-Nya, dan yang rela mengakui ketidakmampuannya. Dan itu adalah inti pertanyaan, "Lalu mengapa Allah memberikan hutkum Taurat itu?"

Hukum Taurat itu hanya adalah satu langkah persiapan menuju wahyu anugerah (kasih karunia). Itu diberikan untuk meyakinkan manusia bahwa tidak ada keselamatan oleh perbuatan-perbuatan hukum itu, agar ia berhenti mengusahakan dan mencoba diselamatkan oleh perbuatan-perbuatan dan ketaatannya sendiri, dan berpaling dari hukum Taurat kepada kasih karunia Allah saja. Dan oleh sebab itu Paulus menjawab pertanyaan, "Lalu mengapa hukum Taurat?" dengan berkata: Ia ditambahkan karena pelanggaran-pelanggaran sampai datang keturunan yang dimaksud oleh janji itu." (Galatia 3:19)

Itu telah ditambahkan, oleh karena itu, sifatnya sementara, dan telah ditambahkan untuk mengajar manusia suatu pelajaran yang sangat penting sekali. Kita tahu kapan itu ditambahkan, sebab terjadinya di Sinai. Alasannya untuk menyatakan kondisi manusia yang sama-sekali sia-sia dan hatinya yang jahat dan mengerikan, dengan jalan menegakkan dihadapannya, standar kebenaran Allah yang sempurna, kudus, yang dinyatakan di dalam hukum Taurat, dengan demikian manusia yang jahat itu dapat melihat betapa sungguh jahatnya dia, betapa jauhnya ia jatuh dari standar Allah yang sempurna, betapa sia-sianya untuk berusaha dan diselamatkan oleh perbuatan kita, jadi mempersiapkan manusia untuk menerima keselamatan oleh anugerah Allah melalui iman di dalam Yesus Kristus, daripada oleh perbuatan-perbuatan hukum Taurat. Itu ditambahkan untuk menunjukkan kepada manusia betapa sungguh ia seorang yang berdosa.

Setelah lebih dari seribu lima ratus tahun setelah ini, Yesus Kristus datang dan mengungkapkan jalan satu-satunya dari keselamatan Allah. Pelayanan hukum Taurat sekarang berakhir, hukum itu telah melakukan perbuatannya yang sempurna, ia telah membuktikan bahwa yang mana ia telah ditetapkan untuk membuktikan, yaitu bahwa hukum Taurat tidak dapat membuat manusia menjadi lebih baik, karena setelah seribu lima ratus tahun, orang-orang yang kepadanya hukum Taurat itu diberikan, menyalibkan Anak Allah pada salib di Kalvari.


Akhir dari Hukum Taurat
Bahwa lalu hukum Taurat berakhir, dan karena itu Paulus berkata tentang hukum itu: "itu ditambahkan, SAMPAI DATANG KETURUNAN yang dimaksud"

Kami ingin anda memperhatikan kata-kata, sampai datang keturunan. Kami tahu apa yang Paulus tunjukkan berkenaan dengan "keturunan" Dalam ayat 16 dari pasal yang sama (Gal 3), ia berkata:

"Adapun kepada Abraham diucapkan segala janji itu dan kepada keturunannya. Tidak dikatakan 'kepada keturunan-keturunannya' seolah-olah banyak orang, tetapi hanya satu orang; 'dan kepada keturunanmu', yaitu Kristus" (Gal 3:16)

Maka keturunan dalam hubungan ini, adalah Yesus Kristus, dan oleh sebab itu kita selamat secara sempurna dan dibenarkan dengan membaca ayat 19 sebagai berikut: "Itu ditambahkan sampai Kristus datang"

Setelah ditegakkan, oleh karena itu, faktanya bahwa Taurat, yakni hukum Taurat seutuhnya, sifatnya adalah sementara dari Musa ke Kristus dan kemudian bahwa umur hukum Taurat itu berakhir pada kayu salib Kristus, sekarang Paulus mengantisipasi sebuah pertanyaan lain dalam ayat 21: "Kalau demikian, bertentangankah hukum Taurat dengan janji-janji Allah? Sekali-kali tidak. Sebab andaikata hukum Taurat diberikan sebagai sesuatu yang dapat menghidupkan, maka memang kebenaran berasal dari hukum Taurat." (Gal 3:21)

Nah adalah amat penting bahwa kita perlahan-lahan di sini, kalau tidak kita kehilangan pokok yang sangat penting. Jelas sekali bahwa hukum Taurat tidak di-disain untuk memberi kehidupan. Jika satu saja orang Israel telah dapat menuruti hukum itu, maka Kristus sama-sekali tidak akan diperlukan untuk mati, karena nanti akan dibuktikan bahwa manusia dapat menyelamatkan dirinya sendiri, dan tidak perlu membutuhkan seorang Juru-selamat. Karena itu Paulus berkata, "Sebab sekiranya ada kebenaran oleh hukum Taurat, maka sia-sialah kematian Kristus" (Gal. 2:19). KematianNya akan menjadi suatu yang segala-galanya tidak diperlukan dan pengorbanan yang sia-sia. Fakta-nya bahwa tidak seorangpun di dalam dirinya dapat menuruti atau diselamatkan oleh hukum Taurat ini, adalah hal yang itu juga yang mengharuskan kedatangan Juru-selamat, apabila orang sesungguhnya akan diselamatkan. Dan oleh sebab itu Paulus melanjutkan dalam ayat 22: "Tetapi kitab suci telah mengurung segala sesuatu di bawah kekuasaan dosa, supaya oleh iman dalm Yesus Kristus janji itu diberikan kepada mereka yang percaya." (Gal. 3:22)

Lalu inilah pelayanan dari hukum Taurat, untuk membuktikan bahwa kita semua adalah orang yang berdosa, dan harus berpaling kepada seseorang yang lain untuk keselamatan. Nah fakta ini dibuktikan oleh sejarah umat Israel , bangsa perjanjian Allah sendiri, kepada mereka lah hukum ini diberikan oleh Musa. Taurat ini telah melakukan pekerjaannya yang sempurna, ia telah mendemonstrasikan sama-sekali kebejatan dari hati manusia dan membiarkan manusia terkutuk, dihukum, dan terhilang, dan manusia harus berpaling kepada kasih karunia – kepada Kristus – untuk belas kasihan (rahmat) dan pengampunan.


Kami dan Kamu
Sebelum melanjutkan, saya ingin memberi hanya sebuah kunci yang sederhana untuk interpretasi yang tepat dari surat kiriman Paulus kepada orang-orang Galatia yang kami begitu sering hubungkan. Seperti anda tahu, surat kiriman ini untuk memperbaiki kesalahan yang ada, yaitu bahwa sementara kita telah diselamatkan oleh iman, kita selanjutnya dipelihara oleh hukum Taurat, dan akhirnya kita diselamatkan oleh perbuatan dan tingkah laku kita kita sendiri, apabila kita melanjutkannya sampai ke akhir, daripada hanya oleh kasih karunia saja. Nah Paulus menggunakan dua buah kata ganti orang dalam surat kiriman kepada orang Galatia , yaitu "Kami" dan "Kamu". Ingatlah kata-kata ganti orang itu, "Kami" dan "Kamu". Paulus adalah seorang Israel , seorang Yahudi yang diselamatkan oleh anugerah. Karena itu, bilamana ia menyebutkan "Kami", ia sedang menunjuk kepada orang Kristen Yahudi, termasuk dirinya, tetapi ketika ia memakai kata ganti orang "Kamu", ia menunjuk kepada orang Kristen non Yahudi yang kepada mereka ia menulis surat. Nah bila anda dengan hati-hati mengingat bahwa "Kami" menunjuk kepada orang Yahudi, dan "Kamu" menunjuk kepada orang percaya non Yahudi, anda akan tidak sulit untuk mengerti surati kiriman itu. Perbendaan ini antara KAMI (Yahudi) dan KAMU (Non Yahudi), yang telah menjadi awal seluruh kontroversi (perdebatan). Orang Yahudi yang legal pada zaman Paulus bersikeras bahwa orang percaya non Yahudi harus menjadi Yahudi, karena itu harus disunat, dan memelihara hukum Musa. Ini ditolak dengan keras sekali oleh Paulus, dan berkata bahwa sejak Kristus datang semua hukum Taurat telah dipenuhi, dan sekarang semua, baik Yahudi maupun bukan Yahudi, kedua-duanya KAMI dan KAMU telah selamat, dibenarkan, dituntun, dan dikuduskan oleh kasih karunia. Dengan pembedaan yang jelas dalam pikiran, perhatikan ayat 23: "Sebelum hukum itu datang, kami (orang Yahudi) berada dibawah pengawalan hukum Taurat, dan dikurung smpai iman itu telah dinyatakan." (Gal 3:23)

Nah jangan lepaskan ajaran Paulus ini, karena ia berkata, Kami (Yahudi) sebelum Kristus datang, di bawah pengawalan hukum Taurat, dikurung sampai iman itu telah dinyatakan. Hukum itu mengurung umat Israel. Itu di desain untuk menutupi semua kesempatan untuk keluar oleh pekerjaan-pekerjaan hukum Taurat, agar mempersiapkan mereka untuk diselamatkan oleh iman. Hukum itu menutup setiap mulut, dan membuat seluruh dunia bersalah di depan Allah (Roma 3:19).


Penuntun Kami
Kemudian Paulus mengajukan suatu gambaran lain. Dalam kupasan sebelumnya, Paulus menggambarkan hukum Taurat itu hanya untuk sementara saja, hanya untuk mengancam kita dengan kutuk penghukuman. Disini dalam pokok ini hukum Taurat di bandingkan dengan pengajar/penuntun dalam Galatia 3:24:

"Jadi hukum Taurat adalah penuntun untuk membawa KAMI kepada Kristus, agar KAMI dibenarkan oleh iman." (Gal 3:24) Catatan: Ayat di atas adalah terjemahan langsung dari KJV: "Wherefore the law WAS OUR schoolmaster to bring us to Christ, that we might be justified by faith".

Inilah satu dari bagian yang paling keliru dipahami dalam Alkitab. Hal ini dikutip berulang-ulang oleh mereka yang mengajar bahwa hukum Taurat sekarang adalah guru dari Allah untuk memimpin kita kepada Kristus, tetapi bila anda mau memperhatikan ayat itu dengan saksama, ayat itu berkata begini:
"The law WAS our schoolmaster." (KJV) " Taurat TELAH menjadi penuntun kami."

Dua kata disini, harus diperhatikan yaitu: kata TELAH (was) dan kami punya (our). Itu tertulis dalam tata bahasa waktu lampau, bukan dalam waktu sekarang. Tertulis hukum Taurat TELAH, bukan SEDANG menjadi penuntun kami. Dan kata kedua adalah KAMI punya, bukan KAMU yang punya penuntun. Paulus sedang menulis sebagai seorang percaya Yahudi kepada orang percaya non Yahudi, dan sebab itu ia berkata bahwa hukum Taurat telah menjadi kepunyaan KAMI, hukum itu adalah penuntun orang Israel , untuk membawa kami kepada Kristus. Perhatikan juga bahwa tiga kata dalam ayat ini tulisannya miring (italics), dan kata-kata ini adalah "untuk membawa kami" (to bring us). Seperti anda ketahui, tulisan miring dalam Alkitab menunjukkan bahwa kata-kata itu tidak terdapat dalam tulisan aslinya, tetapi ditambahkan oleh para penerjemah untuk, untuk memberikan arti dari buah pikiran mereka. Kata-kata ini dimaksudkan untuk memberikan pengertian, tetapi kadangkala kata-kata itu tidak berarti. Karena kata-kata italics ini bukan aslinya, untuk amannya kita boleh saja menghilangkannya, maka kemudian ayat itu akan dibaca sebagai berikut: “Jadi hukum Taurat TELAH (bukan sedang) menjadi penuntun KAMI (Israel) kepada Kristus, agar KAMI (orang Yahudi) dapat dibenarkan oleh iman."

Bahkan Paulus dan kaum sebangsanya Israel tidak dapat dibenarkan oleh hukum Taurat, dan harus mengambil pelajaran bahwa hukun Taurat hanya untuk tujuan dari persiapan mereka untuk kedatangan Kristus dan pekerjaan hukum Taurat dilaksanakan. Kata "schoolmaster" atau "penuntun" adalah "pelatih". Itu menunjuk kepada seorang hamba biasanya seorang budak, yang kepadanya seorang anak kecil dipercayakan untuk pelatihan, pengajaran dan disiplin sampai ia menjadi dewasa. Latihan ini biasanya berat dan keras untuk mengajarkan padanya kepatuhan, ketahanan, dan disiplin. Tetapi ketika anak itu telah menjadi dewasa, ia telah lulus dari pelatih atau guru, yang disini disebut seorang penuntun, ia telah mengambil kedudukan sebagai seorang anak dalam keluarga dari ayahnya. Otoritas dari penuntun hilang seluruhnya pada saat anak kecil itu menjadi seorang anak dewasa, dan oleh sebab itu, Paulus berkata:

"Hukum Taurat TELAH menjadi penuntun (pendidik, pelatih atau guru) KAMI sampai Kristus datang, supaya kami dibenarkan karena iman. Sekarang iman itu telah datang, karena itu kami tidak berada lagi di bawah pengawasan penuntun." (Gal 3:24-25)

Jadi umat Israel telah dituntun di bawah hukum Taurat sampai Kristus datang, dan berhenti melaksanakan perintahnya, dan ini adalah benar dari orang percaya dalam Kristus. Ia tidak lagi seorang anak kecil di bawah seorang penuntun, pemandu, atau pelatih, tetapi ia adalah seorang anak Allah di bawah kasih karunia. Orang percaya itu telah tamat, sekolah tidak ada lagi. Ia sekarang telah siap untuk bekerja. Anak yang telah dewasa ini sekarang dengan senang hati melakukan apa yang diperintahkan kepada anak kecil yang di bawah hukum Taurat untuk melakukannya. "Setelah iman itu datang", kata Paulus, "kami tidak berada lagi di bawah pengawasan penuntun."

Kemudian Paulus menyambung: "Sebab kamu semua adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus." (Gal 3:26).

Perhatikanlah dengan saksama pergantian kata ganti orang di sini, dari KAMI ke KAMU, dan ia berkata, "kamu (orang percaya bukan Yahudi) semua adalah anak-anak Allah karena melalui iman dalam Yesus Kristus." Hukum Taurat telah untuk kami orang Yahudi, kata Paulus, untuk melayani sebagai contoh untuk semua manusia. Tetapi "kamu" (orang percaya bukan Yahudi) tidak berada di bawah hukum Taurat. Dan apa yang benar dari orang-orang percaya bukan Yahudi ini lanjut Paulus, sekarang juga benar bagi kita sekalian. Dan oleh karena itu ia menambahkan: "Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu dalam Kristus Yesus." (Gal 3:28)

Taurat telah melakukan pekerjaannya yang sempurna. Hukum Taurat telah membuktikan bahwa keselamatan harus oleh kasih karunia (anugerah). Itu sama sekali bukanlah suatu persoalan tentang hukum Taurat lagi, tetapi iman dalam Kristus, dan ketika kita percaya kepada Yesus, kita menerima seorang Guru yang baru, Pribadi yang bukan saja dapat mengajar apa yang kita lakukan, tetapi juga memberikan kita kekuatan untuk melakukannya. Paulus mengatakan pada kita dalam Titus: "Karena kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia sudah nyata. Ia mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil, dan beribadah di dalam dunia sekarang ini." (Titus 2:11-12).

Ini adalah sesuatu yang tidak dapat dilakukan oleh Hukum Taurat. Ia hanya dapat menuntut, tetapi tidak dapat membuat kita sanggup melaksanakan-nya. Dan sebab itu kita temukan bahwa kasih karunia Allah sekarang adalah guru kita. Menurut Perjanjian Lama, Taurat telah menjadi seorang guru yang dapat menunjukkan di mana kita salah, tetapi tidak dapat berbuat sesuatu untuk menolong kita, tetapi sekarang kita memiliki oknum yang memberkati yaitu Roh Kudus, yang tidak saja menuntut kekudusan, tetapi melimpahkan kekudusan, yang tidak saja menunjukkan apa yang benar, tetapi memampukan kita berbuat benar. Dan sebab itu kita dapat berteriak:

"Bebas dari hukum Taurat, Oh nuansa bahagia,
Yesus telah mati dan tersedia pengampunan.
Terkutuk oleh Taurat, dan rusak oleh kejatuhan,
Kristus telah menebus kita, Sekali untuk selamanya."
Haleluyah!
-
Cermin Manusia

Amsal 27:19
“Seperti air mencerminkan wajah, demikianlah hati manusia mencerminkan manusia itu.”

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 101; Lukas 13; Yosua 13-14

Dahulu di sebuah desa kecil jauh, ada tempat yang dikenal sebagai rumah 1000 kaca. Anjing kecil yang bahagia mengetahui tempat ini dan memutuskan untuk mengunjungi. Ketika ia tiba, ia melompat gembira menaiki tangga ke pintu rumah. Ia melihat melalui pintu sambil telinganya mengangkat tinggi dan ekornya bergoyang-goyang.

Sangat mengejutkan, ia melihat ada 1000 anjing kecil lain sedang mengibaskan ekor sepertinya. Ia pun tersenyum dengan hebat, dan ajaibnya yang dilihatnya justru ada 1000 anjing yang tersenyum hangat dan ramah seperti dirinya. Saat ia meninggalkan gedung itu, ia berpikir, "Ini adalah tempat yang indah, aku akan kembali dan sering mengunjunginya."

Di desa yang sama, ada anjing kecil lain yang tidak begitu sesenang dengan yang pertama, namun memutuskan untuk mengunjungi rumah 1000 kaca. Dengan perlahan-lahan, anjing yang kedua ini pun menaiki tangga dan menunduk rendah sambil menatap pintu. Ketika ia melihat ke dalam ternyata ada 1000 anjing yang tampak tidak ramah menatap ke arahnya, ia menggeram pada mereka dan merasa ngeri melihat 1000 anjing kecil menggeram ke arahnya. Saat dia pergi meninggalkan gedung, ia berpikir, "Ini adalah tempat yang mengerikan, dan aku tidak akan pernah kembali ke sana lagi."

Seluruh manusia di dunia ini adalah cermin bagi diri Anda. Refleksi apa yang ingin Anda lihat dari orang-orang yang Anda temui? Orang-orang tersenyum kepada Anda atau justru Anda melihat wajah-wajah yang memperlihatkan bahwa mereka sedang mengalami banyak masalah dan beban?

Untuk memiliki wajah yang selalu memancarkan sukacita, Anda harus memiliki hati yang selalu bersukacita. Hati adalah sumber dari mimik wajah yang akan Anda perlihatkan kepada orang lain. Ketika Kristus tinggal di dalam hati Anda maka Anda akan dapat selalu bersukacita dalam segala situasi dan kondisi.

Orang yang di dalam hatinya ada Tuhan Yesus, wajahnya selalu berseri-seri.





Ane baru tau gan...ternyata Melanie Subono (anaknya bos Ja*a Musikindo, cucu nya salah satu mantan presiden) yang baru2 ini ngeluarin single nyanyi duet ama Anda (salah satu penyanyi cowo favorit ane) itu ternyata punya penyakit yang bener2 dihindarin ama perempuan manapun juga.....tapi kerennya dia cuek2 aja gitu gan...kalo ga percaya denger aja ceritanya......

"I am so lucky....."

Itulah kalimat yang keluar dari mulut Melanie Subono tentang hidupnya. Tentang dia yang punya kista dan miom di umur belasan tahun, gimana dia harus minum obat selama bertahun-tahun lamanya, dan yang terakhir tentang penyakitnya yang malah berkembang menjadi tumor sebesar 24 cm di perutnya.

Suatu hal yang bisa bikin perempuan manapun juga ngerasa kuatir dan takut ama konsekuensinya...dan dia sangat sadar ama hal itu. Dia tau..dia ga bisa punya anak. Hal ini sangat membuat papanya, promotor musik kenamaan , Adrie Subono sangat terpukul. Tapi walopun kaya gitu, perempuan yang lahir di Hamburg, Jerman, pada tanggal 20 Oktober 1976 ini santai-santai aja tuh ama hidupnya, tidak mengurangi semangatnya sedikitpun buat jadi seorang `wanita`.

Kenapa dia bisa sesantai itu? Ngerasa so lucky ama hidupnya? Koq bisa?

Apakah kamu yakin bisa punya semangat yang sama?
-
Di Balik Kebisingan

Filipi 2:5
“Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus”

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 18; Matius 18; Amos 3-5

Sebagai orang Kristen sudah seharusnya kita tidak berpikir seperti dunia ini. Dunia dengan segala iklan, percakapan, dan filosofinya mengandung unsur-unsur pencucian otak besar-besaran. Orang-orang Kristen kadang kala tidak sadar bahwa mereka diserang dari berbagai arah propaganda duniawi, yang mendorong kita untuk hidup bagi diri sendiri dan menempatkan materi serta kesenangan pribadi melebihi Allah. Sistem limbah dunia membawa ancaman kontaminasi pada aliran pikiran orang Kristen.

Namun, di balik kebisingan kita dapat mendengar bunyi firman Tuhan: “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna” (Roma 12:2).

Hitunglah waktu yang Anda luangkan bila nanti membaca Alkitab dan berdoa. Bandingkan dengan jumlah waktu menonton televisi atau bermain internet. Apakah Allah memperoleh bagian dalam waktu dan perhatian Anda? Apakah dunia ini yang membentuk pikiran Anda ataukah Kristus?

Sekuat apapun dunia mencoba meracuni pikiran Anda, itu tidak akan berhasil jika Anda terus mendekat kepada Allah.

Sumber: Hope for Each Day; Billy Graham; Penerbit Metanoia
-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan beri komentar