Segar banget

Segar banget
bangett

Sabtu, 02 Juli 2011

Memenangkan Pertempuran



28Share

memenangkan-pertempuran“Karena itu tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari padamu! ” Yakobus 4:7

Satu hal yang perlu kita sadari dalam menjalani hidup ini adalah bahwa ada satu kekuatan yang senantiasa ingin menghancurkan kehidupan umat manusia. Yang dimaksud disini adalah si jahat yang senantiasa mengincar setiap kelemahan kita dan pada waktu yang tepat dia akan menjatuhkan hidup kita sehingga kita menjauh daripada Allah. Pekerjaan si iblis adalah mencuri, membunuh dan membinasakan. Setiap sukacita, damai sejahtera, kesehatan, kekuatan, kelimpahan dan lain sebagainya yang dimiliki oleh manusia akan dicuri oleh si iblis, untuk membunuh kehidupan kita dan pada akhirnya membinasakan hidup manusia (Yoh 10:10).

Iblis tidak akan senang dengan kehidupan umat Tuhan yang senantiasa penuh dengan kemenangan dan kelimpahan. Dia akan selalu berusaha menjauhkan kita dari kasih karunia Tuhan. Dia akan berusaha memberi ketakutan, kekuatiran, kekecewaan, dendam, rasa pahit, putus asa, dan hal-hal negatif lainnya yang membuat kita tidak percaya akan kuasa firman Tuhan. Ketika hal-hal negatif tersebut datang menghantui kehidupan kita, kita harus dapat melawannya dan memenangkan pertempuran melawan si jahat.
*courtesy of PelitaHidup.com
Bagaimana kita dapat memenangkan pertempuran yang sebenarnya tidak kelihatan secara kasat mata ini?

1. Mengenakan Seluruh Perlengkapan Senjata Allah

“Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis; karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara. ” Ef 6:11-12
*courtesy of PelitaHidup.com
Perlengkapan senjata Allah sangat dibutuhkan agar kita tidak kewalahan bahkan kalah melawan kuasa si jahat. Berikut perlengkapan senjata Allah yang harus kita kenakan (Ef 6:13-18):

*
o Berdiri tegap dan berikatpinggang kebenaran, selalu lekat dengan kebenaran firman Tuhan
o Berbaju zirah keadilan untuk menangkal setiap ketidakbenaran, kecurangan, kebohongan dari si iblis
o Memakai kasut kerelaan memberitakan Injil damai sejahtera agar setiap jiwa dapat diselamatkan di dalam Yesus
o Menggunakan perisai iman untuk memadamkan panah api si jahat
o Mengenakan ketopong keselamatan untuk menangkal serangan pikiran-pikiran negatif
o Menggunakan pedang Roh, yaitu firman Allah untuk menghancurkan kuasa si jahat
o Berdoa setiap waktu di dalam Roh dan senantiasa berjaga-jaga di dalam doa

Dengan menjaga hubungan kita dengan Tuhan dan mempraktekkan setiap kebenaran firman Tuhan dalam setiap langkah hidup kita, kita mengenakan perlengkapan senjata Allah bagi hidup kita. Inilah yang dapat membuat kita bertahan melawan tipu muslihat si iblis.

.
*courtesy of PelitaHidup.com
2. Tunduk kepada Allah dan Lawan si Iblis

“Karena itu tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari padamu! ” Yakobus 4:7
*courtesy of PelitaHidup.com
Hanya ada dua tuan di dunia ini: Allah dan iblis. Kita tidak dapat mengabdi kepada dua tuan. Hanya satu pilihan kita, entah itu terang atau gelap. Jika kita ingin menang atas kuasa si jahat, maka kita harus tunduk kepada Allah. Kita harus menjadikan Tuhan raja atas hidup kita, barulah kita dapat melawan si iblis.

Dan ketika kita melawan si iblis, maka dia akan lari daripada kita. Kuasa si jahat harus kita lawan. Jika kita membiarkan kuasa si jahat dan mengalah kepadanya, maka kita membiarkan hidup kita dihancurkan olehnya. Segala tipu muslihat iblis, kebohongan, ketakutan, kekuatiran, iri hati, dendam, putus asa, keterikatan atas segala macam dosa, penyembahan berhala, dan lain sebagainya harus dihancurkan dengan kuasa darah Yesus.

Darah Yesus sudah dicurahkan di atas kayu salib, dan dengan darahNya itu kita dimenangkan atas segala yang jahat. Oleh darahNya itu kita bisa mengalahkan segala kuasa si jahat, sehingga kita bisa berkata:
*courtesy of PelitaHidup.com
“Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?” 1 Kor 15:55

Kuasa si jahat sudah ditaklukkan di bawah kaki Yesus. Oleh karena itu, dengan tunduk kepada Allah dan melawan si iblis dengan kuasa darah Yesus, kita dapat memenangkan pertempuran.

.

“Sebab itu, hai anakku, jadilah kuat oleh kasih karunia dalam Kristus Yesus. ” 2 Tim 2:1

“Bangkitlah, menjadi teranglah, sebab terangmu datang, dan kemuliaan TUHAN terbit atasmu. Sebab sesungguhnya, kegelapan menutupi bumi, dan kekelaman menutupi bangsa-bangsa; tetapi terang TUHAN terbit atasmu, dan kemuliaan-Nya menjadi nyata atasmu. ” Yes 60:1-2

-

Rahasia Untuk Terlepas Dari Belenggu Masalah
88Share

3-rahasia-untuk-terlepas-dari-belenggu-masalah“Akan tetapi terjadilah gempa bumi yang hebat, sehingga sendi-sendi penjara itu goyah; dan seketika itu juga terbukalah semua pintu dan terlepaslah belenggu mereka semua ” Kisah Para Rasul 16:26

Filipi, suatu kota di daerah Makedonia, merupakan salah satu tujuan Rasul Paulus dan rekannya Silas dalam pelayanan misi mereka. Seperti halnya di tempat lain, di kota ini Paulus juga mendapat tentangan dari orang-orang yang tidak suka akan pemberitaan injil. Bahkan mereka ditangkap dan didera, kemudian dimasukkan ke dalam penjara.

“Setelah mereka berkali-kali didera, mereka dilemparkan ke dalam penjara. Kepala penjara diperintahkan untuk menjaga mereka dengan sungguh-sungguh. Sesuai dengan perintah itu, kepala penjara memasukkan mereka ke ruang penjara yang paling tengah dan membelenggu kaki mereka dalam pasungan yang kuat.” Kis 16:23-24
*courtesy of PelitaHidup.com
Keadaan ini tidak mempengaruhi semangat Paulus dalam mengikut Yesus ataupun memberitakan injil. Bahkan kita akan melihat bahwa belenggu maupun penjara tidak dapat membungkam dan menghalangi pelayanan mereka.

Dalam kehidupan sehari-hari, banyak sekali belenggu dosa maupun masalah yang mengikat kehidupan kita. Bahkan hidup kita seperti terpenjara, sehingga kita merasa bahwa kita tidak sanggup lagi berbuat apa-apa. Pengharapan hilang ditelan oleh keadaan maupun kondisi yang dialami.

Pekerjaan yang tidak menentu, orang-orang di sekeliling yang membenci kita, keuangan yang selalu berkekurangan, rumah tangga maupun keluarga yang selalu bermasalah, teman pelayanan yang juga selalu bertentangan dengan kita; semuanya itu yang selalu kita hadapi dalam kehidupan sehari-hari. Tetapi keadaan ataupun masalah yang terjadi tidak boleh menghalangi kita untuk tetap setia di dalam Tuhan. Jangan sampai kondisi tersebut justru membelenggu bahkan memenjarakan hidup kita sehingga kita tidak dapat berbuat maksimal bagi kemuliaan nama Tuhan.
*courtesy of PelitaHidup.com
Berikut rahasia dari Rasul Paulus sehingga dia dapat terlepas dari belenggu dan penjara:

1. Doa dan Puji-pujian

*courtesy of PelitaHidup.com
“Tetapi kira-kira tengah malam Paulus dan Silas berdoa dan menyanyikan puji-pujian kepada Allah dan orang-orang hukuman lain mendengarkan mereka.” Kis 16:25

Penjara tidak membuat Paulus dan Silas bersedih, muram, menangis, putus asa ataupun stres.Tetapi mereka justru menaikkan doa dan puji-pujian kepada Allah. Dipenjara ataupun tidak, tidak menjadi alasan bagi Paulus untuk berhenti berdoa atau memuji Tuhan. Dalam segala keadaan dia tetapi bersyukur kepada Allah, baik dalam keadaan senang maupun susah.
*courtesy of PelitaHidup.com
Puji-pujian yang dinaikkan akan membawa kekuatan bagi hidup kita. Terlebih lagi jika kita berada dalam suatu masalah. Ada kuasa di dalam puji-pujian. Tuhan bertahta di atas puji-pujian kita (Maz 22:4).

Bahkan lewat doa dan puji-pujian, kita akan terlepas dari belenggu dan penjara yang mengurung hidup kita.

“Akan tetapi terjadilah gempa bumi yang hebat, sehingga sendi-sendi penjara itu goyah; dan seketika itu juga terbukalah semua pintu dan terlepaslah belenggu mereka semua. ” Kis 16:26
*courtesy of PelitaHidup.com
.

2. Mempererat Hubungan dengan Tuhan

“Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya, supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati.” Fil 3:10-11

Penderitaan yang dialami Paulus tidak membuat dirinya berhenti untuk mengenal Tuhan. Setiap derita dan aniaya yang dialaminya membuat Paulus lebih mengenal Allahnya. Paulus tahu bahwa pengenalan akan Tuhan merupakan suatu hal yang melebihi segalanya. Dan pengenalan akan Tuhan merupakan suatu harta yang begitu berharga yang jauh lebih bernilai dibandingkan segala apapun yang ada di dunia ini.

Oleh sebab itu, penjara tidak membuat Paulus bersedih, karena dia tahu bahwa dia memiliki sesuatu yang sangat berharga dalam dirinya. Dan Paulus tidak mau melepaskan hal itu, bahkan dia ingin lebih lagi mengenal Kristus agar dia dapat memperoleh mahkota yang sudah disiapkan baginya.

Masalah maupun pencobaan diijinkan Tuhan bagi hidup kita agar kita dapat lebih mengenal dan mendekat kepada Tuhan. Sakit penyakit, kebangkrutan, kegagalan dan bahkan pergumulan bertahun-tahun terjadi dalam hidup kita agar kita dapat lebih lagi mempererat hubungan kita dengan Tuhan.

Dan ketika kita semakin intim lagi dengan Dia, maka tidak ada yang dapat menghalangi dan membelenggu semangat hidup kita, oleh karena sesuatu yang berharga telah menjadi bagian dalam hidup kita. Dan kita tahu pasti bahwa setiap janjiNya akan digenapi dalam hidup kita.

“Siapa gerangan ada padaku di sorga selain Engkau? Selain Engkau tidak ada yang kuingini di bumi. Sekalipun dagingku dan hatiku habis lenyap, gunung batuku dan bagianku tetaplah Allah selama-lamanya. ” Maz 73:25-26

.

3. Berpikir Positif

“Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.” Fil 4:8

Aniaya dan penjara bisa saja membuat Paulus merasa putus asa. Dia bisa saja kecewa dan protes kepada Tuhan. Dan sebagai manusia, dia juga bisa saja mengeluh dan bersungut-sungut. Tetapi yang kita lihat justru segala sesuatu yang positif keluar dari mulutnya. Dia tahu bahwa pikiran yang positif akan membawa dia kepada kemenangan.

Ketika bangsa Israel berada di padang gurun untuk menuju ke tanah perjanjian, banyak dari mereka yang bersungut-sungut atas keadaan yang mereka alami. Sebagian dari bangsa Israel yang bersungut-sungut ini tidak dapat masuk ke dalam tanah perjanjian (Bil 14:27-30).

Ketika kita berpikiran negatif, menggerutu, mengomel dan mengeluh, maka kita sedang melepaskan berkat yang sebenarnya sudah menjadi bagian kita. Marilah kita senantiasa berpikiran positif dalam keadaan seburuk apapun yang kita alami. Dengan demikian maka berkat Tuhan akan mengalir bagi kita. Masalah maupun pencobaan apapun tidak dapat membelenggu hidup kita yang senantiasa berpikiran positif. Kita akan terus melangkah maju meraih kemenangan demi kemenangan.

.

.

“Dan apa yang telah kamu pelajari dan apa yang telah kamu terima, dan apa yang telah kamu dengar dan apa yang telah kamu lihat padaku, lakukanlah itu. Maka Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kamu.” Fil 4:9

Rasul Paulus memberikan teladan yang begitu berharga bagi kita semua. Dia melakukan segala kehendak Bapa di surga dalam setiap langkah hidupnya. Penjara dan aniaya tidak dapat membelenggu hidupnya. Bahkan ketika dia tetap menjaga hidupnya murni di hadapan Tuhan, nama Tuhan semakin dimuliakan.

Demikian juga kita sebagai umat Tuhan, kita harus tetap menjaga hati kita di hadapan Tuhan. Ketiga rahasia di atas akan membawa kita untuk terlepas dari masalah apapun yang membelenggu kehidupan kita. Haleluya!

--

3 Rahasia Menjadi Prajurit Yesus Yang Tangguh
48Share

“Ikutlah menderita sebagai seorang prajurit yang baik dari Kristus Yesus.” 2 Timotius 2:3

Menjadi pengikut Kristus merupakan suatu panggilan yang begitu indah, karena kita tidak hanya menjadi jemaatNya yang hadir setiap ibadah hari Minggu saja, tetapi kita juga dipersiapkan untuk menjadi prajurit Yesus yang tangguh untuk menghadapi berbagai macam peperangan rohani dalam kehidupan kita.

Dalam Efesus 6:12 jelas sekali dikatakan bahwa hidup kita tidak hanya hidup secara jasmani saja (darah dan daging) tetapi hidup secara rohani dimana ada roh-roh jahat yang harus dilawan dan dipatahkan pekerjaannya yaitu dengan kuasa darah Yesus. Iblis selalu menjalankan siasat jahatnya melalui berbagai macam masalah dan cobaan bahkan melalui kenikmatan dunia untuk dapat menjatuhkan umat Tuhan. Tanpa ada perlawanan dari umat Tuhan, maka umatNya akan terseret jatuh dalam dosa.
*courtesy of PelitaHidup.com
Oleh karena itu kita harus menjadi prajurit Yesus yang tangguh agar dapat memenangkan pertempuran rohani ini. Tentunya ada harga yang harus dibayar untuk menjadi prajurit yang tangguh. Harus ada usaha yang kuat dan tindakan yang harus kita jalankan agar dapat menjadi prajurit yang baik.

Berikut 3 rahasia untuk menjadi prajurit Yesus yang tangguh:

1. Fokus Kepada Tuhan
*courtesy of PelitaHidup.com
“Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya, supaya dengan demikian ia berkenan kepada komandannya.” 2 Tim 2:4

Prajurit yang berjuang memfokuskan dirinya kepada peperangan yang sedang dihadapinya. Dia tidak boleh kehilangan fokus pada saat peperangan, karena begitu kehilangan fokus sesaat saja, maka dia bisa kehilangan nyawanya dan merugikan seluruh pasukan. Apa yang diperintahkan oleh komandannya akan dijalankannya dengan sepenuh hati tanpa pertanyaan ataupun keraguan sedikitpun. Prajurit akan fokus kepada perintah dan misi yang sedang dijalankan hingga misi itu dapat berhasil.
*courtesy of PelitaHidup.com
Demikian juga dengan kehidupan rohani kita, kita harus bisa memfokuskan diri kita kepada Tuhan dengan menyingkirkan segala keraguan, ketakutan, kekuatiran dan segala pertanyaan yang muncul dalam diri kita. Tuhan kita adalah komandan yang tahu persis tujuan dari perintah yang diberikan kepada kita. Dia tidak akan menjerumuskan kita dengan perintah-perintah yang diberikanNya bagi kita.

Ketika kita fokus untuk melakukan segala perintahNya dan percaya kepadaNya dengan segenap hati kita, maka kita akan dapat menyelesaikan ‘misi’ yang Tuhan sedang berikan bagi kita. Kita dapat menyelesaikan segala masalah yang kita hadapi.
*courtesy of PelitaHidup.com
Ketika kita mulai kuatir dengan kebenaran dari FirmanNya dan segala janji Tuhan bagi kita, maka musuh (si iblis) akan dapat dengan mudah mengalahkan kita dengan berbagai masalah yang menekan kita, sehingga kita tidak bisa mendapat jalan keluar dari masalah yang kita hadapi.

Hiduplah dalam kebenaran dan berkenan kepada Tuhan, maka kita akan menjadi prajurit yang baik di hadapanNya.

“Sebab mataku tertuju pada kasih setia-Mu, dan aku hidup dalam kebenaran-Mu.” Maz 26:3
*courtesy of PelitaHidup.com
.

2. Disiplin

“Seorang olahragawan hanya dapat memperoleh mahkota sebagai juara, apabila ia bertanding menurut peraturan-peraturan olahraga.” 2 Tim 2:5

Olahragawan tidak akan memperoleh mahkota sebagai juara jika dia tidak berlatih dengan sungguh-sungguh. Jika dia bermalas-malasan dalam berlatih, hari ini berlatih, besok tidak berlatih, kemudian hari berikutnya berlatih dan hari berikutnya lagi tidak berlatih, maka dia tidak akan menjadi juara. Tingkat kompetisi dalam suatu perlombaan/pertandingan/kejuaraan sangatlah tinggi. Semakin bergengsi suatu event pertandingan, maka semakin tinggi pula tingkat kompetisi yang ada. Dan tentunya intensitas latihan yang harus dilakukan juga harus lebih tinggi lagi. Untuk itu diperlukan yang disebut dengan kedisiplinan.

Kedisiplinan dalam berlatih akan memacu keterampilan dan kekuatan sang olahragawan sehingga dapat bersaing dengan ketat pada saat pertandingan. Kedisiplinan dalam berlatih juga akan meningkatkan stamina dalam bertanding.

Hal ini serupa dalam kerohanian. Kedisiplinan secara rohani juga sangat mutlak diperlukan agar kita sanggup melawan si ‘musuh’ yaitu iblis.
Ketika kita bermalas-malasan dalam membaca Firman Tuhan, doa pribadi, mengikuti ibadah/persekutuan dan lainnya, maka kekuatan tubuh rohani kita akan melemah. Kita dapat dengan mudah dikalahkan oleh tipu daya si iblis.
Tetapi ketika kita melatih tubuh rohani kita dengan rutin dan disiplin setiap hari-nya, maka tubuh rohani kita akan semakin kuat, semakin tangguh, semakin besar dan semakin tangkas dalam menghadapi ‘lawan’ kita yaitu iblis dengan siasatnya.

Disiplin dalam beribadah akan memacu kehidupan rohani kita sehingga kita dapat menjadi prajurit Yesus yang tangguh dan kuat.

“Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.” Ibr 10:25

.

3. Ketekunan

“Seorang petani yang bekerja keras haruslah yang pertama menikmati hasil usahanya.” 2 Tim 2:6

Petani selalu menjalani pekerjaannya tanpa jemu-jemu. Mulai dari menyiapkan lahan untuk bertani, kemudian membajaknya, menanami dengan bibit tanaman, mengairi lahan pertaniannya, memberi pupuk, merawat, mengusir hama yang menggangu, hingga pada akhir musim dia akan menuai hasilnya. Sebelum hasil panen dijual, sang petani akan menikmati terlebih dahulu hasil yang dia dapat. Dia layak menikmati hasil kerja kerasnya selama satu musim tersebut.

Pekerjaan yang dia lakukan ini tidak membuat dia bosan, karena dari pekerjaan inilah dia mendapatkan penghidupan bagi dirinya dan keluarganya. Dia senantiasa tekun menjalankan pekerjaannya walau ditempa dengan panas terik tiap harinya, atau bahkan hujan yang tak menentu, mungkin juga gangguan hama yang dapat merusak tanaman dan lain sebagainya. Sang petani yakin bahwa apa yang yang dikerjakannya akan membuahkan hasil pada akhirnya.

Hubungan kita dengan Tuhan yang kita bangun setiap harinya, Firman Tuhan yang kita baca tiap hari dan kita praktekkan, doa yang kita naikkan tiap hari, ibadah yang senantiasa kita ikuti baik pada hari Minggu maupun tengah minggu, semuanya itu adalah sama dengan lahan pertanian yang sedang kita olah dan kita tanami dengan tanaman, yang kemudian kita pelihara hingga akhirnya kita panen hasil buahnya.

Mungkin ada waktunya pembacaan Firman Tuhan menjadi sangat membosankan atau bahkan doa-doa yang kita panjatkan terasa tidak terdengar oleh Tuhan. Mungkin juga kita merasa sia-sia datang ke ibadah atau persekutuan.

Tetapi ketika kita tetap tekun melakukan semuanya itu, tanpa menghiraukan kejenuhan dan kelelahan yang kita rasakan, maka pada akhirnya kita akan menuai hasilnya.

Dengan tekun membina hubungan dengan Tuhan, maka kita sedang membangun kehidupan rohani yang kuat dan bertumbuh terus hingga pada akhirnya hidup kita akan menghasilkan buah pada waktunya. Hidup kita pasti akan menjadi berkat bagi orang lain. Kita akan terbentuk menjadi prajurit Tuhan yang kuat dan handal, yang siap menolong dan membantu setiap orang yang kesusahan atau sedang dalam masalah.

“Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.” 1 Kor 15:58

.

.

Menjadi prajurit Yesus yang tangguh merupakan suatu hal yang luar biasa. Kita akan sanggup mematahkan segala tipu daya si iblis, memenangkan setiap masalah yang kita hadapi dan bahkan menjadi berkat bagi banyak orang.

Dengan memfokuskan kehidupan kita kepada Tuhan, mendisiplinkan diri di hadapanNya dan tekun membina hubungan denganNya, maka kita dapat menjadi prajurit yang tangguh bagi kemuliaan nama Yesus. Haleluya!

“Tetapi TUHAN menyertai aku seperti pahlawan yang gagah, sebab itu orang-orang yang mengejar aku akan tersandung jatuh dan mereka tidak dapat berbuat apa-apa.” Yer 20:11

“Tempalah mata bajakmu menjadi pedang dan pisau-pisau pemangkasmu menjadi tombak; baiklah orang yang tidak berdaya berkata: “Aku ini pahlawan!” ” Yoel 3:10

--
Hidup Yang Memiliki Pikiran Allah
19Share

Hidup Yang Memiliki Pikiran Allah“Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-muridNya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga. Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia, katanya: “Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau”. Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: “Enyahlah iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia.” ” Matius 16 : 21-23

Petrus dapat memberikan jawaban yang benar atas pertanyaan Yesus kepada murid-muridNya mengenai siapakah diriNya, pada perikop sebelumnya dalam pasal yang sama. Roh Kuduslah yang memimpin pikiran Petrus dan berbicara kepada Petrus, sehingga kita dapat melihat bagaimana Yesus memberikan pujian atas jawaban Petrus, dalam Matius 16:17, “Kata Yesus kepadanya: berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang disorga”.

Namun dalam ayat 23, kita melihat bagaimana Yesus menegur Petrus dengan sangat keras. Yesus menghardik, “Enyahlah iblis”. Yesus di sini bukan mengusir Petrus tapi mengusir iblis yang telah meracuni pikiran Petrus. Petrus melakukan suatu kesalahan besar, Petrus membiarkan pikirannya dikuasai oleh iblis sehingga ia cenderung memikirkan hal-hal yang duniawi, Petrus tidak memikirkan apa yang Allah pikirkan. Iblis sangat ingin menggagalkan rencana Allah.

Kalau kita lihat sekilas mengenai latar belakang dari pemberitaan Yesus kepada murid-muridNya tentang penderitaan yang harus Dia alami, dalam ayat 21 di atas, adalah suatu misi yang harus dijalani oleh Yesus. Kitab Yesaya juga sudah menubuatkan tentang hal itu, dalam Yesaya 53:5, “Dia tertikam oleh karena pemberontakan kita… ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadaNya”. Yesus harus memikul penderitaan karena kita, dengan sabar dan sukarela, supaya kita diselamatkan. Andai saja Petrus menyadari hal ini, tentu ia tidak akan mengatakan kepada Yesus, seperti dalam ayat 22 di atas “Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau”. Seharusnya Petrus memberikan kekuatan kepada Yesus. Petrus dengan berani menyatakan hal tersebut, karena ia membiarkan iblis bekerja menguasai pikirannya, ia hanya memikirkan penderitaan yang akan Yesus terima.

Seringkali tanpa kita sadari kita telah melakukan kesalahan seperti yang dilakukan Petrus. Apa yang kita pikirkan setiap saat dalam kehidupan kita, tidak seperti yang Allah pikirkan. Kita lebih banyak cenderung memikirkan perkara-perkara duniawi saja. Kita kurang memikirkan perkara-perkara rohani, hal-hal yang sorgawi. Itulah sebabnya banyak orang yang hidup dalam tekanan, kebimbangan, kegelisahan dan putus asa, karena diperdaya oleh pikiran duniawi saja. Berbagai situasi kehidupan yang kita hadapi sehari-hari tidaklah selalu menyenangkan seperti yang kita harapkan. Keadaan yang demikian itu memang cenderung mempengaruhi pikiran kita, akan banyak pertanyaan yang muncul ketika kita sedang berhadapan dengan masalah yang sedang terjadi. Banyak orang memilih lebih baik lelah bekerja daripada lelah berpikir. Mengapa ? Karena kalau lelah bekerja bisa beristirahat, sedangkan lelah berpikir dapat membuat tubuh kita juga menjadi lelah dan bahkan sampai sakit.

Kita boleh saja memikirkan masalah yang sedang kita hadapi, memikirkan hal-hal yang duniawi, tetapi kita harus bertindak hati-hati, sebab kalau tidak maka iblis dapat mengambil kesempatan atasnya, meracuni pikiran kita, membuat kita tiada berdaya, merasa telah gagal, membawa kita pada kekecewaan, sakit hati, kebencian dan sebagainya. Ingatlah bahwa pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan (Yoh 10:10a). Pencuri itu ialah iblis, suka menimbulkan kebimbangan penggenapan janji-janji Allah dalam hidup kita dengan maksud supaya kita gagal dan putus asa.

Apakah yang Allah kehendaki dari kita? Allah mau supaya kita juga memikirkan apa yang dipikirkan Allah, dalam ayat 23. Berpikirlah seperti Allah. “Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi” (Kol. 3:2) Kita harus memikirkan perkara yang di atas dengan membiarkan seluruh sikap dan pikiran kita ditentukan olehNya. Dalam segala hal, kita harus mempertimbangkan dan menilai serta memikirkan segala sesuatu itu dari sudut pandang Allah, yaitu Firman Allah.

Allah selalu berpikir tentang yang baik dalam hidup kita terlepas dari keadaan kita, apapun adanya kita, DIA selalu mengasihi dan memperhatikan kita. Allah merancangkan damai sejahtera, bukan kecelakaan, bahkan memberikan hari depan yang penuh harapan kepada kita. Jangan biarkan iblis merusaknya. Sebab kalau kita ijinkan iblis menguasai pikiran kita, maka kita sering dituduh dan diintimidasi oleh iblis, sehingga kita cenderung memikirkan yang buruk atas hidup kita, membuat kita tidak percaya pada Firman Tuhan.

.

Apakah yang harus kita lakukan agar kita dapat menjalani hidup yang memiliki pikiran Allah?
1. Melawan Iblis

“Lawanlah dia dengan iman yang teguh, sebab kamu tahu, bahwa semua saudaramu di seluruh dunia menanggung penderitaan yang sama.” 1 Pet 5:9

Setiap orang harus berperang melawan iblis. Pikiran adalah medan peperangan. Kita tahu bahwa ketika umat manusia jatuh ke dalam dosa, iblis menjadi penguasa dunia ini, ia meronda di bumi mencari manusia untuk diperbudak. Waspadalah terhadap pikiran kita, kalau terdapat hal-hal yang buruk, jelek, negatif, sengsara dan sebagainya. Kita harus bertindak seperti Yesus lakukan, menghardiknya dan katakan “Enyahlah iblis dari pikiranku, sebab aku percaya pada Firman Allah, Allah memberikan yang terbaik bagiku!“. Jangan biarkan hal-hal yang buruk menguasai pikiran kita.

Sebagai salah satu contoh dalam Alkitab kita lihat bagaimana Ayub hidup dalam kegelisahan, ia tidak memdapatkan ketenangan dan ketentraman dalam hidupnya.

“Karena yang kutakutkan, itulah yang menimpa aku, dan yang kucemaskan , itulah yang mendatangi aku. Aku tidak mendapat ketenangan dan ketentraman; aku tidak mendapat istirahat, tetapi kegelisahanlah yang timbul.” Ayb 3: 25-26

Kalau berpikir yang buruk, akan datang yang buruk, sebaliknya kalau kita berpikir yang baik (Firman Allah), maka kebaikan akan terjadi atas kita. Jangan beri tempat bagi iblis, lawanlah iblis dengan iman, maka ia akan lari.

.
2. Menawan Pikiran

“Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus.” 2 Kor 10:5b

Kita sebagai orang percaya harus setiap saat menyesuaikan segala pikiran kita dengan kehendak Allah. Bawalah seluruh pikiran kita kepada Allah, dan taklukkan di bawah kuasa FirmanNya. Allah mengetahui seluruh pikiran kita, sebab tidak ada yang tersembunyi bagi Allah.

Berhati-hatilah selalu akan apa yang dilihat oleh mata, dan apa yang didengar oleh telinga. Berani mengatakan tidak pada iblis, tidak pada dosa. Tolaklah dengan jelas segala sesuatu yang tidak mendatangkan kebaikan. Serahkanlah pikiran kita pada Allah. Sekalipun masalah itu berat, percayalah Tuhan akan memberikan kelegaan.

.
3. Menyukai Firman Allah

“Tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.” Maz. 1:2

Manusia akan selalu mencari apa yang mereka sukai. Sebagai umat Tuhan, jadikanlah Firman Allah menjadi kesukaan kita. Baca dan renungkanlah Firman Allah secara teratur. Kita harus membangun hidup kita dalam Firman Allah supaya kita menjadi kuat atas segala goncangan, dan masalah. Bila Firman Allah menjadi kesukaan kita serta merenungkannya siang dan malam, maka Firman Allah itu akan membentuk pikiran kita, pikiran kita senantiasa selalu diperbaharui dibawa kepada pikiran-pikiran Allah. Biarkan Allah yang menuntun pikiran kita kepada FirmanNya, sampai kita melihat bagaimana campur tangan Allah atas hidup kita sungguh nyata.

Apakah yang saudara pikirkan saat ini ? Adakah beban yang sangat berat ? Boleh-boleh saja kita memikirkan masalah kita, tentang masa depan, kita sedang dalam pergumulan, dalam kekecewaan, dalam kemarahan, dalam kegagalan, penyesalan, putus asa atau tertekan/tertindas ? Jangan jadikan masalah mengisi pikiran kita, sehingga kita tenggelam dalam masalah kita, membuat kita tidak berdaya atas masalah/pergumulan. Dalam keadaan ini iblis suka membawa kita pada tindakan yang buruk atau yang merugikan diri sendiri. Pikiran duniawi mengarah kepada kebinasaan, tetapi pikiran rohani itu datangnya dari Allah dan menuntun kita kepada hidup yang berkemenangan. Kita ada seperti yang kita pikirkan tentang kita. Sekalipun keadaannya tidak baik, tetapi kita harus berpikir tentang yang baik.

Seperti Mazmur Daud berkata dalam pasal 119 ayat 71 “Bahwa aku tertindas itu baik bagiku, supaya aku belajar ketetapan-ketetapanMu”. Jadikanlah setiap masalah itu untuk belajar tentang Firman Tuhan, karena setiap masalah mempunyai jawaban dalam Firman Tuhan. Relakan FirmanNya membentuk pikiran saudara. Biarlah damai sejahtera Allah memelihara hati dan pikiran saudara dalam Kristus Yesus. Tuhan memberkati saudara sekalian.

.

“Berbahagialah ia yang membacakan dan mereka yang mendengarkan kata-kata nubuat ini, dan yang menuruti apa yang tertulis di dalamnya, sebab waktunya sudah dekat.” Wahyu 1:3

--

Waspadai Siasat Iblis Agar Tidak Terperangkap
46Share

Bacaan: Kejadian 3 : 1-6

“1.Adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh Tuhan Allah. Ular itu berkata kepada perempuan itu: “Tentulah Allah berfirman; semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?

2. Lalu sahut perempuan itu kepada ular itu: ”Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan,
*courtesy of PelitaHidup.com
3. Tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: jangan kamu makan atapun raba buah itu, nanti kamu mati”.

4. Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: “Sekali-kali kamu tidak akan mati,

5. Tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat”.
*courtesy of PelitaHidup.com
6. Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagi pula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminyapun memakannya.“

Iblis, dalam bahasa Ibrani artinya adalah “penuduh atau musuh”. Iblis pada awalnya merupakan penghulu malaikat yang diciptakan oleh Tuhan dengan sempurna dan baik. Ia ditunjuk untuk melayani Tahta Allah. Namun, sebelum dunia dijadikan Ia telah memberontak kepada Allah dan menjadi musuh besar Allah dan manusia.
*courtesy of PelitaHidup.com
Dalam bacaan firman ini, iblis memakai ular untuk menyerang Allah melalui ciptaannya yaitu manusia. Ia hendak menyatakan bahwa apa yang telah dikatakan Allah kepada Adam itu tidak benar. Iblis menguasai ular dan memakainya sebagai sarana dalam mengadakan pencobaan kepada manusia. Iblis berusaha untuk menghancurkan iman manusia terhadap apa yang telah dikatakan Allah sebagai kebenaran.

“Lalu Tuhan Allah memberi perintah ini kepada manusia; “Semua pohon dalam taman ini boleh kau makan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kau makan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati” Kejadian 2:16-17
*courtesy of PelitaHidup.com
Inilah Firman Allah, sebuah kebenaran yang telah dikatakan oleh Allah kepada Adam sebelumnya. Tetapi Iblis berusaha menimbulkan keragu-raguan pada manusia mengenai Firman Allah tersebut. Iblis berusaha menggoda manusia, agar percaya kepada kebohongannya. Tentu saja iblis tidak pernah menpublikasikan dustanya, supaya manusia itu masuk dalam perangkapnya, untuk dihancurkan oleh iblis.

Kita perlu mewaspadai setiap pekerjaan iblis, karena kalau kita telah dapat diperdaya olehnya maka kita tidak percaya lagi pada Allah, dan ia akan merampas segala kebaikan itu dari kita. Melalui firman di atas ini, kita dapat mengetahui langkah-langkah iblis dalam usahanya untuk memperdaya manusia, supaya terperangkap pada dustanya.

.
*courtesy of PelitaHidup.com
Adapun langkah-langkah yang dilakukan iblis agar manusia masuk dalam perangkapnya, ialah:
1. Menimbulkan Keraguan

Iblis tidak menyangkal bahwa Allah telah berfirman kepada manusia itu, dengan mengatakan kepada Hawa: “Tentulah Allah berfirman: semua pohon dalam taman ini, jangan kamu makan buahnya, bukan?”, dalam ayat 1. Kelihatannya iblis hanya sekedar mengulang saja Firman Allah. Namun iblis itu mengatakan “semua..” pada Hawa. Iblis seakan-akan hanya mempertayakan kembali, apakah Allah sungguh-sungguh telah berfirman. Apakah Hawa sudah mengerti maksud Allah itu baginya? Mungkin engkau salah mengerti tentang tentang perkataan Allah. Ungkapan iblis ini adalah suatu anjuran dari iblis supaya Hawa meragukan kebaikan dan Firman Allah. Jika Allah sungguh-sungguh mengasihi engkau, Ia tidak akan menyembunyikan sesuatu kepadamu.

Iblis juga mempergunakan Firman Allah ketika mencobai Yesus. Setelah berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam, laparlah Yesus. Lalu dicobai oleh iblis agar Ia makan. Iblis menggunakan Firman Allah.

“Jika engkau anak Allah, perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti” Matius 4:3

Tetapi Yesus tidak terpedaya dan tidak mau terperangkap oleh tipuan iblis, dan Yesus tetap kuat dan tegar oleh Firman Allah.

“Tetapi Yesus menjawab: “ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap Firman yang keluar dari mulut Allah” Matius 4:4

Bisa saja orang duniawi akan mempergunakan Firman Allah untuk mencoba membujuk orang percaya supaya melakukan sesuatu yang salah, yang kurang bijaksana dan bahkan perbuatan dosa.

.
2. Menyangkal Firman Allah

Setelah iblis menimbulkan keragu-raguan pada Hawa, iblis terus berusaha untuk membuat Hawa supaya menyangkal Firman Allah. Iblis menegaskan kepada Hawa, “Sekali-kali kamu tidak akan mati..”, ayat 4. “Engkau tidak akan mati!”. Pernyataan ini merupakan langkah lanjutan dari meragukan kepada menyangkal Firman Allah. Tentunya Adam dan Hawa belum pernah melihat kematian yang sebenarnya. Untuk tetap hidup segala sesuatu yang dibutuhkan oleh Adam dan Hawa adalah hanya Firman Allah. Jika saja Hawa tidak mendengarkan iblis tentunya ia tidak akan terperangkap, mulai meragukan dan menyangkal Firman Allah itu.

.
3. Memperdaya Manusia

Manusia diperdaya dengan dustanya si iblis. “Engkau akan menjadi seperti Allah!”. Adam dan Hawa telah diciptakan sesuai dengan citra Allah, tetapi iblis mencobai mereka dengan sesuatu yang lebih besar yaitu: menjadi sama seperti Allah! Ini adalah suatu ambisi yang besar dari si iblis, Lucifer itu.

Iblis adalah mahluk ciptaan. Namun kemudian ia ingin disembah dan dilayani sama seperti Allah. Sikap inilah yang membawanya kepada pemberontakan untuk melawan Allah.

“Aku hendak naik mengatasi ketinggian awan-awan, hendak menyamai yang Yang Maha Tinggi” Yesaya 14:14

“Sebab mereka menggantikan kebenaran Allah dengan dusta dan memuja dan menyembah mahluk dengan melupakan Penciptanya yang harus dipuji selama-lamanya, amin” Roma 1:25

Dusta adalah perkataan iblis, dialah bapa segala dusta. Dusta sering disebut sebagai ciri khas iblis, dialah sumber segala kebohongan itu.

“Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginnan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta.” Yohanes 8:44

Dusta iblis kepada Hawa adalah ”engkau akan menjadi sama seperti Allah” (Kejadian 3:5). Mempercayai dusta iblis berarti menolak kebenaran Allah.

Ketika manusia itu telah diperdaya oleh iblis, maka seluruh pikiran manusia dapat dikuasainya dan segala keinginan yang dikehendakinyapun masuk pada pikiran manusia itu. Kita melihat bagaimanakah respon atau sikap Hawa ketika ia mempercayai dusta iblis. Hawapun memiliki argumentasi dan jawaban sendiri, yang akhirnya membawa dia jatuh ke dalam dosa.

.

Tanggapan Hawa adalah sebagai berikut:

1. Mengurangi Firman Allah

Perhatikan pesan Tuhan yang asli dengan perkataan Hawa. Hawa telah menghilangkan kata “dengan bebas” itu, dalam Kejadian 3:2. Bandingkan dengan Firman Allah yang sebenarnya yang terdapat dalam Kejadian 2:16.

“Lalu Tuhan Allah memberi perintah ini kepada manusia: “Semua pohon dalam taman ini boleh kau makan buahnya dengan bebas,” Kejadian 2:16

Dari peristiwa ini kita bisa memperoleh kesan bahwa Hawa telah mulai menerima anjuran setan yang licik itu, yaitu “Allah merahasiakan sesuatu padamu..”. Berhati-hatilah, bilamana kita mulai meragukan firman Allah. Ketika kita mulai melupakan anugerah Allah dan kebaikan Allah, maka kita akan mudah sekali menjadi tidak taat pada kehendak Allah.

2. Menambahi Firman Allah

Mari kita perhatikan lebih lanjut lagi, bahwa kita tidaklah menemukan kata “ataupun raba buah itu”, dalam perintah Tuhan yang asli, dalam Kejadian 2:16-17. Hawa telah menambahi Firman Allah.

“tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati” Kejadian 3:3

Dengan menghilangkan kata “dengan bebas”, Hawa tidak hanya menjadikan Firman Allah menjadi kurang positif, tetapi menjadikan perintah Allah itu menjadi tambah negatif, dengan perkataan Hawa yang ia telah tambahkan sendiri yaitu “ataupun raba buah itu”. Setan menginginkan supaya kita mempercayai dia, dan bahwa perintah Tuhan itu berat, sehingga ia menawarkan sesuatu yang kelihatannya lebih menarik.

3. Mengubah Firman Tuhan

Mari kita perhatikan kembali Firman Tuhan dalam Kejadian 2:17 b, “ .. janganlah kau makan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati”.

Allah tidak mengatakan, “nanti engkau mati”. Setan terus berusaha untuk mempengaruhi Hawa, bahkan Setan mempersilahkan Hawa untuk menilai sendiri pohon pengetahuan yang baik dan jahat itu, terlepas dari Firman Allah. Perhatikan pohon itu, lihatlah dengan baik. Bukanlah pohon itu kelihatannya baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagi pula pohon itu menarik hati dan memberi pengertian.

Akhirnya, Hawapun harus membuat pilihan, ia harus memilih: Firman Allah atau perkataan iblis? Hawa menolak Firman Allah, ia memilih percaya pada dusta iblis, iapun mengambil buah itu dan memakannya, dan diberikannya juga kepada Adam suaminya. Akibatnya manusia masuk dalam perangkap iblis dan jatuh ke dalam dosa.

.

Mempercayai perkataan iblis akan menuntun orang pada kekalahan dan kehancuran bahkan kebinasaan, tetapi setiap orang yang percaya pada perkataan/Firman Allah akan dituntun kepada kemenangan. Allah menyempurnakan kehendakNya di bumi melalui kebenaran, tetapi iblis selalu berkeinginan untuk mewujudkan maksudnya melalui kebohongan/dustanya. Iblis itu adalah penipu, ia selalu menyamarkan dustanya seolah-olah kebenaran. Tentu saja iblis tidak pernah mau mempublikasikan bahwa ia adalah pendusta. Kita harus mewaspadai tipu muslihat setan dalam segala keadaan.

Sejak kejatuhan manusia di taman Eden, keadaan manusia menjadi merosot. Kelemahan, penyakit dan penderitaan manusia semakin lama semakin menekan dan semakin berat dari generasi ke generasi. Pada mulanya Allah telah menyediakan semua yang terbaik bagi manusia, tetapi iblis berusaha untuk merusaknya. Iblis berinisiatif dalam tipuannya di Taman Eden. Hawa tidak dapat menahan diri dari keinginannya untuk memetik buah pohon yang dilarang oleh Tuhan itu. Hawa melanggar perintah Allah, padahal Allah telah memberikan kepadanya segala sesuatu yang baik, namun ia tidak merasa puas akibat dorongan dan godaan iblis.

Iblis terus melawan untuk berperang terhadap Allah dan umatNya, ia berusaha untuk menjauhkan orang percaya dari kesetiaan kepada Kristus dan membawa mereka ke dalam dosa dan kebinasaan. Iblis terus mengelilingi bumi ini untuk berusaha mempengaruhi manusia, supaya tidak taat kepada Tuhan dan membinasakannya. Semua orang percaya merupakan sasaran khusus dari permusuhan iblis dan maksudnya yang jahat. Oleh karena itu, waspadalah terhadap segala tipu muslihat dan pencobaan iblis. Iblis selalu menciptakan kesempatan hidup dalam dosa, karena itu kita harus selalu menjauh dari kesempatan itu. Orang yang tidak mau memakan buah terlarang, ia harus menjauh dari pohon terlarang! Jangan sekali-kali pergi ke sana, barangkali itu suatu tempat, suatu benda, atau yang lain, yang dapat membuat kita terperangkap.

.
Supaya kita terhindar dari perangkap iblis, kita harus melakukan hal-hal berikut ini:
1. Memperkatakan dan merenungkan Firman Allah

Kita harus menggunakan Firman Allah dalam menanggapi segala keadaan apapun dalam hidup kita. Kita harus setia kepada Firman Allah, dengan rutin membacanya, memperkatakan dan merenungkannya. Orang yang mengetahui Firman Allah akan memiliki hikmat untuk hidup benar dan berhasil dalam setiap usahanya. Jadikanlah Firman Allah itu sebagai penuntun utama dalam kehidupan kita.

“Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung” Yosua 1:8
2. Tetap berdoa dan berjaga-jaga

Kita bisa memohon kepada Tuhan, meminta Tuhan menolong kita menghindari yang jahat.

“Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari yang jahat” Matius 6:13

Seperti seorang Ayah di dekat arus deras sebuah sungai, memperingatkan anaknya: ”sayang.., jangan sekali-kali mendekat ke sana..!”. Tuhan selalu mengawasi kita. Jika kita bertanya kepadaNya, ia akan memberitahukan kita ke mana seharusnya kita pergi dan apa yang harus kita lakukan.

“Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah” Matius 26:41

Jangan percaya pada dusta iblis. Berhati-hatilah menghadapi setiap godaan, siasat/pekerjaan setan ini. Kita harus setiap saat waspada, berjaga-jaga dan tetap berdoa. Sebab lebih baik kita menghindari umpan iblis, dari pada kita meronta-ronta dalam perangkapnya. Tuhan memberkati kita semua.

.

“Berbahagialah ia yang membacakan dan mereka yang mendengarkan kata-kata nubuat ini, dan yang menuruti apa yang ada tertulis di dalamnya, sebab waktunya sudah dekat” Wahyu 1:3

--

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan beri komentar